Anda di halaman 1dari 10

Case Report : Malnutrisi

Malnutrisi
Nama : Ivani Christina K.
NIM
: 07120100015
Puskesmas SEPATAN

Fakultas Kedokteran
Universitas Pelita Harapan
Tahun Ajaran 2012/2013

Laporan Kasus
1. A. Identitas Pasien
Nama
:H
Umur
: 2,6 tahun
Jenis Kelamin
: perempuan
Tinggi badan
: 88 cm
Berat badan
: 8,6 kg
Agama
: Muslim
Alamat
: Sepatan
Pendidikan
: belum sekolah

Puskesmas
: Puskesmas Sepatan
B. Identitas Orang Tua :

Nama
Umur
Pekerjaan
Alamat
Agama
Suku

Ayah
W
27 tahun
Tukang ojek
Sepatan
Muslim
Sunda

Ibu
K
26 tahun
Sepatan
Muslim
Sunda

2. Informasi sosial : pasien tinggal bersama orang tua


3. Anamnesis : diperoleh secara aloanamnesis
A. Keluhan utama
Susah dan cenderung tidak mau makan.
B. Keluhan tambahan
lemas
C. Riwayat gizi
Pasien dibawa ke puskesmas saat usia 26 bulan dengan keluhan tidak
mau makan serta anorexia. Berat pasien saat itu adalah 8,6 kg. Seminggu
kemudian saat kontrol, terdapat bintik-bintik di badan dan tingkat gizinya
kurang, berada di tingkat kurang gizi grade 2. Scara rutin pasien kontrol
tiap minggu dan perkembangan gizinya tetap saja buruk. Pasien dicatat
mengidap penyakit TBC dan sedang menjalani pengobatan, sehingga
gejala anorexia, BB turun, dan nafsu makan yang turun dapat muncul.
D. Riwayat penyakit sekarang
Pasien dibawa oleh ibunya ke puskesmas untuk menjalani kontrol gizi
karena nafsu makan yang buruk dan bayi nampak kurus. Perbandingan
BB/TB pasien berada di abwah standar, yaitu -3.
E. Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengalami gejala seperti tidak mau makan, BB turun, batuk
selama 3 minggu, berkeringat saat malam hari, dan batuk berdahak. Oleh
karena itu, pasien dibawa ke puskesmas dan didiagnosis mengidap TB.
Pengobatan TB pada pasien berlangsung rutin dan sudah membaik.
F. Riwayat penyakit keluarga
Ibunya mengaku bahwa sepertinya ada saudaranya yang
mengidap penyakit TB.
G. Riwayat ekonomi
Keadaan ekonomi keluarga pasien tergolong menengah
kebawah.
H. Riwayat imunisasi : Pasien tidak menerima imunisasi yang lengkap
karena status gizinya yang tidak mencapai status gizi normal.

I. Riwayat alergi : Tidak ada alergi obat.


J. Riwayat tumbuh kembang : pasien nampak kurus dan tidak mau
makan.
K. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum: Pasien terlihat kurus, tulang iga terlihat sangat
jelas, gelisah, kurang bersemangat dan mudah menangis.
Pemeriksaan Sistematis
Kepala
Bentuk dan ukuran
Ubun-ubun besar
Rambut
Mata

Hasil Pemeriksaan
Normosefali, deformitas (-)
Menutup, teraba datar
Warna kemerahan, distribusi tidak merata
Konjungtiva pucat -/-, sklera ikterik -/-, mata
cekung (-), pupil isokor diameter 3mm/3mm,

Telinga
Hidung

refleks cahaya langsung dan tidak langsung +/+


Serumen -/-, sekret -/Sekret -/-, defiasi septum (-), nafas cuping hidung
(-)

Mulut
Bibir
Gigi
Mukosa
Lidah
Tenggorokan
Leher
Toraks
Inspeksi

Basah
Tidak ada karies
Basah
Tidak kotor
T1/T1, faring hiperemis (-)
Tidak teraba permbesaran KGB
Simetris saat inspirasi dan ekspirasi, retraksi
suprasternal (-), retraksi interkostal (+), retraksi

Palpasi

epigastrium (+), ictus cordis tidak terlihat


Gerakan dinding dada teraba simetris saat
inspirasi dan ekspirasi, ictus cordis teraba di sela

Perkusi

iga IV linea midklavikularis sinistra.


Sonor pada kedua lapang paru.
Batas jantung :
- Batas atas : ICS III linea parasternalis dekstra
- Batas kanan : ICS IV linea parasternalis
-

dekstra
Batas kiri : ICS IV linea midklavikula sinistra

Auskultasi
- Bunyi nafas
- Bunyi jantung
Abdomen
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Tulang belakang

Bunyi nafas vesikuler, ronki -/-, wheezing -/Bunyi jantung I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
Datar
Supel, turgor baik, hepar dan lien tidak teraba
Timpani pada keempat kuadran
Bising usus (+) frekuensi 5-6x/menit.
Tulang belakang teraba rata, tidak ada skoliosis,
kifosis, dan lordosis, tidak ada massa sepanjang

Genitalia

vertebra
Kesan anak laki-laki normal

Anus

Lubang intak, tidak ada hiperemis, tidak ada

Ekstremitas

massa yang keluar dari anus


Akral hangat, capillary refill times <2detik, edema

Kulit

(-), sianosis (-)


Turgor normal, sianosis (-), warna kulit kuning
pucat, kering

4. Pemeriksaan penunjang
o Menghitung indeks massa tubuh (BMI, Body Mass Index), yaitu berat badan
(dalam kilogram) dibagi dengan tinggi badan (dalam meter) kuadrat.
BMI range kg/m2
from 18.5 to 22.9
from 23.0 to 24.9
25 and above

Category
Normal
Overweight
Obese
o Mengukur

ketebalan

lipatan

kulit.

Lipatan kulit di lengan atas sebelah belakang (lipatan trisep) ditarik menjauhi
lengan, sehingga lapisan lemak dibawah kulitnya dapat diukur, biasanya
dengan
Lemak

menggunakan
dibawah

kulit

jangka

banyaknya

adalah

lengkung
50%

dari

(kaliper).
lemak

tubuh.

Lipatan lemak normal adalah sekitar 1,25 cm pada laki-laki dan sekitar 2,5 cm
pada wanita.
o Status gizi juga bisa diperoleh dengan mengukur lingkar lengan atas untuk
memperkirakan jumlah otot rangka dalam tubuh (Lean Body Mass, massa
tubuh yang tidak berlemak).
5. Rangkuman
Seorang bayi berjenis kelamin perempuan dibawa oleh ibunya ke puskesmas
karena tubuhnya sangat lemas, tidak mau makan, BB tidak kunjung naik
seperti bayi normal lainnya. Sejak umur sekitar 1 tahun, anak ini didiagnosa
mengidap penyakit TB sehingga harus menjalani pengobatan. Sejak
pengobatan, BB juga tidak kunjung naik, bahkan semuakin malas makan
(anorexia). Asupan gizi tidak adekuat, hanya suka makan kerupuk, permen,
tidak suka makan sayur-sayuran. Dengna pengontrolan tiap bulan, pola

makan terus diperbaiki dan BB sudah mulai menunjukkan perubahan meski


masih belum konstan.
Dengan demikian, pasien diduga terkena penyakit : kurang gizi tipe 2
6. Diagnosis Kerja
Melalui anamnesis, dapat diketahui bahwa anak ini menderita kurang gizi tipe
2, sesuai dengan tabel perkembangan gizi anak.
7. Terapi
Pengobatan TB
Pola makan diatur
8. Diagnosis banding
-

Alasan Diagnosis

9. Rencana Tatalaksana
Pasien diberi asupan gizi berupa vitamin A, minum air gula,
mengonsumsi makanan yang bergizi, hindari makan makanan mengandung
banyak pengawet, minum susu. Selain itu, ibu dari pasien ini harus menjaga
bayinya agar tetap berada di lingkungan yang cukup bersih untuk mengurangi
resiko rekuren kuman TB.
Memenuhi standard kebutuhan gizi :
i. Kalori: 100-120 per kilogram berat badan.
Bila berat badan bayi 8,3kg maka kebutuhannya: 8,3 x 120 = 996 kkal.
ii. Protein: 1,5-2 gram per kilogram berat badan
Bila berat badan bayi 8 kilogram maka kebutuhannya 8 x 2 = 16 : 4 = 4
gram.
iii. Karbohidrat: 50-60 persen dari total kebutuhan kalori sehari
Bila kebutuhan kalori sehari 800 kkal, maka 50%-nya = 400 : 4 = 100
gram.
iv. Lemak: 20 persen dari total kalori
Bila kebutuhan kalori sehari 800 kkal, maka 20%-nya = 160 : 40 = 40
gram.
v. Pemberian vitamin sesuai kebutuhan pasien.
10. Prognosis
Quo ad Vitam
: dubia et bonam
Quo ad functionam : dubia et bonam
Quo at sanam
: dubia et bonam
11. Rekomendasi dan saran
Memberikan pengertian kepada ibu pasien bahwa anaknya tidak mau makan
karena merupakan efek dari pengobatan TB dan itu tudak perlu ditakutkan,
asal ibunya tetap mengajari anaknya untuk mengonsumsi makanan yang
bergizi serta memberi asupan vitamin. Ibu pasien juga diminta untuk
memperhatikan kebersihan lingkungan dan menjaga kesehatan anggota
keluarga yang sering berada didekat pasien untuk mencegah terjadinya
penularan

penyakit

ke

pasien.

Ibu

pasien

dianjurkan

untuk

rutin

memeriksakan keadaan status gizi pasien ke puskesmas setiap satu bulan


sekali untuk mendapatkan perhatian khusus dari puskesmas, apabila
keadaan pasien menjadi semakin buruk ibu pasien diharapkan dapat segera
mencari bantuan medis.
12. Reaksi pasien terhadap penyakit
Feeling
: Ibu pasien merasa khawatir.

Insight

: Ibu pasien menganggap bahwa ini ada

Function

hubungannya dengan pengobatan TB


: Ibu pasien memperhatikan bahwa anaknya

Expectation

lemas dan sangat kurus.


: Ibu pasien berharap anaknya dapat cepat
sembuh dan dapat tumbuh normal.

13. Tinjauan Pustaka


Gizi buruk merupakan keadaan ketika perkembangan tubuh terhambat yang
disebabkan karena asupan gizi yang kurang kedalam tubuh. Secara umum,
asupan makanan yang paling berperan adalah karbohidrat, protein, dan
lemak. Apabila terjadi ketidakseimbangan antara asupan gizi, dan kebutuhan
cell untuk bekerja, maka gejalagejala klinis gizi buruk akan muncul. Gejala
khas yang paling sering adalah, berkurangnya nafsu makan, berat badan
turun drastic, tidak mampu mengejar pertumbuhan anak anak seumurnya,
mudah terjangkit penyakit, dan tampak lemah. Perkembangan sistem imun,
dan organ organ penting : seperti otak, hati, jantung, dan tulang,
berlangsung secara progressif dimulai dari masa kanak kanak. Apabila
muncul masalah pada asupan gizi, maka dapat mengakibatkan pertumbuhan
abnormal, bahkan degenerasi dari sistem. Pada pasien yang mengidap
penyakit TB, biasanya disertai penyakit malnutrisi sebagai komplikasi karena
ada gejala anoreksia. Pemeriksaan fisik, menunjukkan retraksi yang
merupakan hallmark dari gizi buruk. Secara umum, pasien disarankan untuk
mengkonsumsi susu yang tinggi kalori, untuk membantu asupan gizi nya.
Referensi:
Harohalli R Shashidhar . Malnutrition
http://emedicine.medscape.com/article/985140

Anda mungkin juga menyukai