Anda di halaman 1dari 15

Kwashiorkor

Kelompok 5 :
Dea Yuniarti
Katarina Maria
Yully Maulana
Mega Puspita
Kredityo
Pengertian Kwashiorkor
Kwasiorkor adalah sindrom klinis yang diakibatkan dari
defisiensi protein berat dan asupan kalori yang tidak
adekuat. Dari kekurangan masukan atau dari kehilangan
yang berlebihan atau kenaikan angka metabolik
yangdisebabkan oleh infeksi kronik, akibat defisiensi
vitamin dan mineral dapat turut menimbulkan tanda-tanda
dan gejala-gejala tersebut.

Kwasiorkor berarti “anak tersingkirkan”, yaitu anak yang


tidak lagi menghisap, dapat menjadi jelas sejak masa bayi
awal sampai sekitar usia 5 tahun, biasanya sudah menyapih
dari ASI. Walaupun pertambahan tinggi dan berat
dipercepat dengan pengobatan, ukuran ini tidak pernah
sama dengan tinggi dan berat badan anak yang secara tetap
bergizi baik.
Etiologi
Penyebab terjadinya kwashiorkor adalah inadekuatnya intake
protein yang berlansung kronis. Faktor yang dapat menyebabkan
hal tersebut antara lain :
1. Pola makan
2. Faktor sosial
3. Faktor ekonomi
4. Faktor infeksi dan penyakit lain
Patologi
Pada defisiensi protein murni tidak terjadi katabolisme jaringan
yang sangat berlebihan karena persediaan energi dapat dipenuhi
oleh jumlah kalori dalam dietnya. Kelainan yang mencolok
adalah gangguan metabolik dan perubahan sel yang disebabkan
edema dan perlemakan hati.
Karena kekurangan protein dalam diet akan terjadi kekurangan
berbagai asam amino dalam serum yang jumlahnya yang sudah
kurang tersebut akan disalurkan ke jaringan otot, makin
kurangnya asam amino dalam serum ini akan menyebabkan
kurangnya produksi albumin oleh hepar yang kemudian berakibat
timbulnya edema. Perlemakan hati terjadi karena gangguan
pembentukan beta liprotein, sehingga transport lemak dari hati
terganggu dengan akibat terjadinya penimbunan lemak dalam
hati.
Manifestasi Klinis
Tanda atau gejala yang dapat dilihat pada anak dengan Malnutrisi protein berat
kwashiorkor, antara lain :
1. Wujud Umum
Secara umumnya penderita kwashiorkor tampak pucat, kurus, atrofi
padaekstremitas, adanya edema pedis dan pretibial serta asites. Muka penderita
ada tanda moon face dari akibat terjadinya edema.
2. Retardasi Pertumbuhan
Gejala penting ialah pertumbuhan yang terganggu. Selain berat
badan,tinggi badan juga kurang dibandingkan dengan anak sehat.
3. Perubahan Mental
Biasanya penderita cengeng, hilang nafsu makan dan rewel. Pada
stadium lanjut bisa menjadi apatis. Kesadarannya juga bisa menurun, dananak
menjadi pasif.
4. Edema
Pada sebagian besar penderita ditemukan edema baik ringan maupun
berat. Edemanya bersifat pitting. Edema terjadi bisa disebabkan
hipoalbuminemia, gangguan dinding kapiler, dan hormonal akibat
darigangguan eliminasi ADH.
5. Kelainan Rambut
Perubahan rambut sering dijumpai, baik mengenai bangunnya
(texture),maupun warnanya. Sangat khas untuk penderita kwashiorkor ialah rambut
kepala yang mudah tercabut tanpa rasa sakit. Pada penderita kwashiorkor lanjut,
rambut akan tampak kusam, halus, kering, jarang dan berubah warna menjadi putih.
Sering bulu mata menjadi panjang.
6. Kelainan Kulit
Kulit penderita biasanya kering dengan menunjukkan garis-garis kulit yang
lebih mendalam dan lebar. Sering ditemukan hiper pigmentasi dan persisikan kulit.
Pada sebagian besar penderita dtemukan perubahan kulityang khas untuk penyakit
kwashiorkor, yaitu crazy pavement dermatosis yang merupakan bercak-bercak putih
atau merah muda dengan tepi hitam ditemukan pada bagian tubuh yang sering
mendapat tekana
7. Kelainan Gigi dan Tulang
Pada tulang penderita kwashiorkor didapatkan dekalsifikasi,osteoporosis,
dan hambatan pertumbuhan. Sering juga ditemukan caries pada gigi penderita.
8. Kelainan Hati
Pada biopsi hati ditemukan perlemakan, bisa juga ditemukan biopsi
hatiyang hampir semua sela hati mengandung vakuol lemak besar. Sering juga
ditemukan tanda fibrosis, nekrosis, da infiltrasi sel mononukleus.Perlemakan hati
terjadi akibat defisiensi faktor lipotropik.
9. Kelainan Darah dan Sumsum Tulang
Anemia ringan selalu ditemukan pada penderita kwashiorkor. Bila disertai
penyakit lain, terutama infestasi parasit (ankilostomiasis,amoebiasis) maka dapat
dijumpai anemia berat. Anemia juga terjadi disebabkan kurangnya nutrien yang
penting untuk pembentukan darah seperti Ferum, vitamin B kompleks (B12, folat,
B6). Kelainan dari pembentukan darah dari hipoplasia atau aplasia sumsum tulang
disebabkan defisiensi protein dan infeksi menahun.
10. Kelainan Pankreas dan Kelenjar Lain
Di pankreas dan kebanyakan kelenjar lain seperti parotis, lakrimal, saliva
dan usus halus terjadi perlemakan.
11. Kelainan Jantung
Bisa terjadi miodegenerasi jantung dan gangguan fungsi jantung disebabkan
hipokalemi dan hipmagnesemia.
12. Kelainan Gastrointestinal
Gejala gastrointestinal merupakan gejala yang penting. Anoreksia kadang-
kadang demikian hebatnya, sehingga segala pemberian makanan ditolak dan
makanan hanya dapat diberikan dengan sonde lambung.Diare terdapat pada sebagian
besar penderita. Hal ini terjadi karena 3 masalah utama yaitu berupa infeksi atau
infestasi usus, intoleransi laktosa, dan malabsorbsi lemak. Intoleransi laktosa
disebabkan defisiensi laktase. Malabsorbsi lemak terjadi akibat defisiensi garam
empedu,konyugasi hati, defisiensi lipase pankreas, dan atrofi villi mukosa usus halus.
Komplikasi
Anak dengan kwashiorkor akan lebih mudah untuk
terkena infeksi dikarenakan lemahnya sistem imun. Tinggi
maksimal dan kemampuan potensial untuk tumbuh tidak akan
pernah dapat dicapai oleh anak dengan riwayat kwashiorkor.
Bukti secara statistik mengemukakan bahwa kwashiorkor yang
terjadi pada awal kehidupan (bayi dan anak-anak) dapat
menurunkan IQ secara permanen. Komplikasi lain yang dapat
ditimbulkan dari kwashiorkor adalah:
• Defisiensi zat besi
• Hiperpigmentasi kulit
• Edema anasarka
Pemeriksaan penunjang
• Pada pemeriksaan laboratorium, anemia selalu ditemukan
terutama jenis normositik normokrom karena adanya
gangguan sistem eritropoesis akibat hipoplasia kronis
sumsum tulang di samping karena asupan zat besi yang
kurang dalam makanan, kerusakan hati dan gangguan
absorbsi. Selain itu dapat ditemukan kadar albumin serum
yang menurun.
• Pemeriksaan radiologis juga perlu dilakukan untuk
menemukan adanya klainan pada paru.
Kasus

Seorang anak laki-laki berusia 5 tahun dirawat di ruang


perawatan anak. Terlihat anak laki-laki itu rewel, perut tampak
buncit dan anak mengalami kelemahan fisik. Berat badan anak
tersebut 10 Kg. Rambut tipis dan berwarna kemerahan. Kedua
punggung kaki edema dan terdapat lesi pada kedua kaki. Dari
pemeriksaan lebih lanjut anak dinyatakan kwashiorkor.
Pengkajian
• Nama: An. V
• Usia : 5 tahun
• Jenis kelamin: Laki-laki
• Diagnosa medis: Kwashiorkor
• Kepala: Rambut tipis dan berwarna kemerahan
• Abdomen: Perut tampak buncit
• Ekstremitas: Punggung kaki edema, terdapat lesi di kedua kaki
• Kebutuhan nutrisi: Anoreksia
• Kebutuhan Aktivitas dan latihan: Lemah
Analisa Data
No Data Masalah Etiologi Diagnosa
Keperawatan
1. Do: Perubahan nutrisi Asupan yang tidak Perubahan nutrisi
- Anoreksia kurang dari adekuat, anoreksia kurang dari
- Perut tampak buncit kebutuhan tubuh kebutuhan tubuh
- Diagnosa medis : berhubungan dengan
Kwashiorkor asupan yang tidak
Ds: adekuat, anoreksia
- BB anak 10 kg

2. Do: Gangguan Asupan protein yang Gangguan


- Rambut tipis dan berwarna pertumbuhan dan tidak adekuat pertumbuhan dan
kemerahan perkembangan perkembangan
- Perut buncit berhubungan dengan
Ds: - asupan protein yang
tidak adekuat
3. Do: Gangguan integritas Gangguan nutrisi, Gangguan integritas
- Punggung kaki edema kulit edema kulit berhubungan
- Terdapat lesi dikedua kaki dengan gangguan
- Diagnosa medis: nutrisi, edema
Kwashiorkor
DS: -
Intervensi
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
1. Perubahan nutrisi Setelah dilakukan tindakan 1. Jelaskan kepada 1. Meningkatkan
kurang dari kebutuhan keperawatn selama 3x24 keluarga tentang pemahaman keluarga
tubuh berhubungan jam, pasien akan penyebab tentang penyebab
dengan asupan yang menunjukkan peningkatan malnutrisi, dan kebutuhan
tidak adekuat, anoreksia status gizi dengan kriteria kebutuhan nutrisi nutrisi untuk
hasil: pemulihan, susunan pemulihan klien
Keluarga klien dapat menu dan sehingga dapat
menjelaskan penyebab pengolahan makan meneruskan upaya
gangguan nutrisi yang sehat seimbang, terapi dietetik yang
dialami klien, kebutuhan tunjukan contoh telah diberikan
nutrisi pemulihan, susunan jenis sumber selama hospitalisasi
menu dan pengolahan makanan ekonomis 2. Meningkatkan
makanan sehat seimbang. sesuai status sosial partisipasi keluarga
ekonomi pasien dalam pemenuhan
2. Tunjukan cara kebutuhan nutrisi
pemberian klien, mempertegas
makanan per sonde, peran keluarga
berikan kesempatan dalam upaya
keluarga untuk pemulihan status
melakukannya nutisi klien
sendiri 3. Menilai
3. Timbang berat perkembangan
badan, ukur lingkar masalah klien
lengan atas dan
2. Gangguan Setelah dilakukan 1. Ajarkan kepada 1. Meningkatkan
pertumbuhan dan tindakan keperawatan orang tua tentang pengetahuan
perkembangan selama 2x seminggu , standar keluarga tentang
berhubungan dengan pasien akan mencapai pertumbuhan dan keterlambatan
asupan protein yang pertumbuhan dan perkembangan pertumbuhan dan
tidak adekuat perkembangan sesuai sesuai usia anak perkembangan
standar usia, dengan 2. Lakukan anak.
kriteria hasil: pemberian 2. Diet khusus untuk
a. Pertumbuhan fisik makanan/minuma pemulihan
(ukuran n sesuai program malnutrisi
antropometrik) terapi diet diprogramkan
sesuai standar usia pemulihan secara bertahap
b. Perkembangan 3. Lakukan sesuai dengan
motori, pemukuran kebutuhan anak
bahasa/kognitif dan antropometrik dan kemampuan
personal/social secara berkala toleransi sistem
sesuai standar usia 4. Lakukan stimulasi pencernaan
tingkat 3. Menilai
perkembangan perkembangan
sesuai dengan usia masalah klien
klien 4. Stimulasi
diperlukan untuk
mengejar
keterlambatan
perkembangan
anak dalam aspek
motorik, bahasa
dan personal/sosial
3. Gangguan integritas Setelah dilakukan 1. Anjurkan pada 1. Mencegah ulcus
kulit berhubungan tindakan keperawatan keluarga tentang decubitus
dengan gangguan selama 2x24 jam pentingnya 2. Mencegah iritasi
nutrisi, edema integritas kulit kembali merubah posisi kulit dan
normal dengan kriteria sesering mungkin mengurangi gatal
hasil: 2. Anjurkan 3. Tindakan
Kulit kembali keluarga lebih interdependent
halus,kenyal dan utuh sering mengganti bidan/perawat
pakaian anak bila dengan dokter
basah atau kotor
dan kulit anak
tetap kering
3. Kolaborasi
dengan dokter
kulit untuk
pengobatan lebih
lanjut.

Anda mungkin juga menyukai