SKRIPSI
Disusun untuk Memenuhi Tugas Akhir
Dalam Rangka Menyelesaikan Pendidikan
Program Studi S1 Gizi
Disusun Oleh:
TIYA WAHYUNINGSIH
2018.030209
Skripsi dengan judul „‟Hubungan Asupan Zink, Lemak dan Lingkar Perut dengan
Kadar Gula Darah Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe II di RSUD Dr. Moewardi
Surakarta‟‟ telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan dihadapan
Tim Penguji Skripsi Program Studi S1 Gizi
Institut Teknologi Sains dan Kesehatan
PKU Muhammadiyah Surakarta
Disusun Oleh :
TIYA WAHYUNINGSIH
2018.030209
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun Oleh :
TIYA WAHYUNINGSIH
2018.030209
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Ka. Prodi S1 Gizi
Cemy Nur Fitria, S. Kep, Ns., M. Kep Dewi Pertiwi DK, S.Gz., M.Gizi
NIDN. 0623087703 NIDN. 0611018602
iii
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN
Merupakan karya saya sendiri (ASLI). Dan isi dalam skripsi ini tidak terdapat
karya yang pernah diajukan oleh orang lain atau kelompok lain untuk memperoleh
gelar akademis di suatu Institusi Pendidikan, dan sepanjang pengetahuan saya
juga tidak terdapat karya atau pendapat pernah ditulis dan / atau diterbitkan oleh
orang lain atau kelompok lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini
dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Tiya Wahyuningsih
iv
MOTTO
“Janganlah kamu bersikap lemah dan janganlah kamu bersedih hati, padahal
kamulah orang-orang yang paling tinggi derajatnya jika kamu beriman”
(Q.S Ali Imran : 139)
“Kamu tidak harus memaksakan kehendak untuk menjadi hebat dan terlihat kuat,
tapi kamu harus bertindak untuk menjadi orang hebat dan layak” (Penulis)
“If life isn‟t luck, then make a choice to start a change” (Penulis)
v
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan sebagai ungkapan terima kasih yang tak
terhingga kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah–Nya sehingga saya
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan dalam keadaan sehat.
2. Rasulullah SAW sebagai idola, suri tauladan dan panutan bagi saya dalam
menjalani kehidupan yang fana.
3. Kedua orang tua saya, terutama Ibu saya Nur Pujianingsih dan bapak
Ngadiyo yang telah memberikan kasih sayang, dukungan moril maupun non
moril, motivasi, semangat, pengorbanan dan do‟anya selama ini.
4. Adik saya, Saka Palwa Guna yang telah memberikan dukungan dan semangat
kepada saya.
5. Dewiyanti Fitria, Salsabila Nur Azizah Harinda Putri, Winda Tri Lestari yang
telah menemani saya selama 4 tahun ini dan memberikan dukungan,
semangat, motivasi dan bantuan dalam menyelesaikan studi ini.
6. Teman-teman seperjuangan S1 Gizi angkatan 2018 yang telah memberikan
dukungan dan semangat selama perjalanan menyelesaikan skripsi.
7. Almamater tercinta ITS PKU Muhammadiyah Surakarta yang telah
memberikan ilmu, pengalaman dan menjadi saksi perjuangan saya selama
menempuh pendidikan S1 Gizi.
vi
KATA PENGANTAR
vii
penulis ini, semoga skripsi ini bermanfaat dalam pengembangan ilmu
pengetahuan.
Tiya Wahyuningsih
viii
ABSTRAK
Latar Belakang : Diabetes Mellitus (DM) merupakan suatu kondisi dimana kadar gula di
dalam darah lebih tinggi daripada biasa atau normalnya. Penderita DM memiliki kadar
zink yang lebih rendah secara signifikan dibandingkan dengan orang normal. Peningkatan
kasus DM terjadi karena pola konsumsi tinggi lemak dan mempunyai kebiasaan aktivitas
fisik yang rendah sehingga meningkatnya kasus overweight dan obesitas. Tujuan : untuk
mengetahui hubungan asupan zink, lemak dan lingkar perut dengan kadar gula darah
pada pasien Diabetes Mellitus tipe II di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Metode
penelitian : penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Teknik
pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dan diperoleh 33 pasien Diabetes
Mellitus Tipe II. Pengumpulan data asupan zink dan lemak dengan wawancara dengan
metode Semi Quantitatif Food Frequency Questionnaire (FFQ), pengukuran lingkar
perut dengan pita ukur dan kadar gula darah dengan melihat catatan rekam medik.
Analisis data menggunakan Pearson Product Moment dan Rank Spearman. Hasil :
sebagian besar sampel memiliki asupan zink kurang (90,91%), asupan lemak sedang
(64,63%), lingkar perut obesitas abdominal (69,70%), dan kadar gula darah pradiabetes
(64,63%). Hasil analisis hubungan asupan zink dengan kadar gula darah (p = 0,056),
hubungan asupan lemak dengan kadar gula darah (p = 0,171) dan hubungan lingkar perut
dengan kadar gula darah (p = 0,070). Simpulan : tidak ada hubungan asupan zink, lemak
dan lingkar perut dengan kadar gula darah pada pasien Diabetes Mellitus Tipe II di
RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
Kata kunci : asupan zink, lemak, lingkar perut, kadar gula darah, diabetes mellitus
1. Mahasiswa program S1 Gizi ITS PKU Muhammadiyah Surakarta
2. Dosen Pembimbing I S1 Gizi ITS PKU Muhammadiyah Surakarta
3. Dosen Pembimbing II S1 Gizi ITS PKU Muhammadiyah Surakarta
ix
ABSTRACT
Background : Diabetes Mellitus (DM) is a condition in which blood sugar levels are
higher than normal or normal. DM patients have significantly lower levels of anyang
compared to normal people. The increase in DM cases occurs because of hight fat
comsumption patterns and low physical activity habits, so that overweight and obesity
cases increase. The purpose of this : study was to determine the relationship between zinc
intake, fat and abdominal circumference with blood sugar levels in type II Diabetes
Mellitus patients in RSUD Dr. Moewardi Surakarta. The method is analytic :
observational with a cross sectional approach. The sampling technique used purposive
sampling and obtained 33 patients with Type II Diabetes Mellitus. Collecting data on zinc
and fat intake by interviewing the Semi Quantitative Food Frequency Questionnaire
(FFQ) method, measuring abdominal circumference with a measuring tape and blood
sugar levels by looking at medical records. Data analysis using Pearson Product Moment
and Rank Spearman. The results of most of : the samples had low zinc intake (90.91%),
moderate fat intake (64.63%), abdominal obesity abdominal circumference (69.70%),
and prediabetic blood sugar levels (64.63%). The results of the analysis of the
relationship between zinc intake and blood sugar levels (p = 0.056), the relationship
between fat intake and blood sugar levels (p = 0.171) and the relationship between
abdominal circumference and blood sugar levels (p = 0.070). Conclusions : there is no
relationship between zinc intake, fat and abdominal circumference with blood sugar
levels in Type II Diabetes Mellitus patients in RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
Keywords: zinc intake, fat, abdominal circumference, blood sugar levels, diabetes
mellitus
1. The students of Nutrition Program of ITS PKU Muhammadiyah Surakarta
2. First advisor of Nutrition Departement of ITS PKU Muhammadiyah Surakarta
3. Second advisor of Nutrition Departement of ITS PKU Muhammadiyah Surakarta
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN .............................. iv
MOTTO............................................................................................................... v
PERSEMBAHAN .............................................................................................. vi
KATA PENGANTAR ...................................................................................... vii
ABSTRAK ......................................................................................................... ix
ABSTRACT .......................................................................................................... x
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................xiii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................ 3
C. Tujuan Penelitian.............................................................................. 4
D. Manfaat Penelitian............................................................................ 5
E. Keaslian Penelitian ........................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 9
A. Tinjauan Teori .................................................................................. 9
1. Diabetes Mellitus........................................................................ 9
2. Asupan Zink ............................................................................. 23
3. Asupan Lemak.......................................................................... 25
4. Lingkar Perut ............................................................................ 29
B. Kerangka Teori ............................................................................... 32
C. Kerangka Konsep ........................................................................... 32
D. Hipotesis ......................................................................................... 33
BAB III METODE PENELITIAN.................................................................... 34
xi
A. Jenis dan Desain Penelitian ............................................................ 34
B. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 34
C. Populasi, Sampel dan teknik Sampling .......................................... 34
D. Variabel Penelitian ......................................................................... 36
E. Definisi Operasional ....................................................................... 36
F. Instrumen Penelitian....................................................................... 37
G. Jenis dan Cara Pengumpulan.......................................................... 38
H. Teknis Analisis Data ...................................................................... 39
I. Jalannya Penelitian ......................................................................... 41
J. Etika Penelitian .............................................................................. 42
K. Jadwal Penelitian ............................................................................ 43
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 44
A. Profil Tempat Penelitian................................................................. 44
B. Hasil ............................................................................................... 45
1. Karakteristik Sampel ................................................................ 45
2. Hubungan Asupan Zink Dengan Kadar Gula Darah ................ 48
3. Hubungan Asupan Lemak Dengan Kadar Gula Darah ............ 48
4. Hubungan Lingkar Perut Dengan Kadar Gula Darah .............. 48
C. Pembahasan .................................................................................... 49
1. Karakteristik Sampel ................................................................ 49
2. Hubungan Asupan Zink dengan Kadar Gula Darah................. 54
3. Hubungan Asupan Lemak dengan Kadar Kadar Gula Darah .. 54
4. Hubungan Lingkar Perut dengan Kadar Gula Darah ............... 55
D. Keterbatasan Penelitian .................................................................. 56
BAB V PENUTUP ............................................................................................ 57
A. Kesimpulan..................................................................................... 57
B. Saran ............................................................................................... 57
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 58
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diabetes Mellitus (DM) merupakan suatu kondisi dimana kadar gula
di dalam darah lebih tinggi daripada biasa atau normalnya. Tingginya kadar
gula darah pada penderita DM karena gula tidak dapat memasuki sel-sel di
dalam tubuh akibat tidak terdapat resisten terhadap insulin, penyakit ini bisa
berkomplikasi dengan penyakit lain seperti stroke, ginjal, gangguan mata
(Kumala, 2018). Diabetes Mellitus adalah suatu penyakit yang disebabkan
oleh adanya gangguan menahun terutama pada sistem metabolisme
karbohidrat, lemak dan juga protein dalam tubuh, gangguan metabolisme
tersebut disebabkan kurangnya produksi hormon insulin yang diperlukan
dalam proses pengubahan gula menjadi tenaga serta sintesis lemak, kondisi
tersebut mengakibatkan terjadinya hiperglikemia atau meningkatnya kadar
glukosa darah (Arolyumna dan Mintarsih, 2015).
Prevalensi penyakit Diabetes Mellitus (DM) di Indonesia berdasarkan
diagnosis dokter pada penduduk umur ≥ 15 tahun meningkat dari 1,5% pada
tahun 2013 menjadi 2,0% pada tahun 2018. Provinsi dengan prevalensi
tertinggi yaitu DKI Jakarta. Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta menempati
posisi ke tiga tertinggi di Indonesia (Riskesdas, 2018). Berdasarkan kategori
usia, penderita DM terbesar berada pada rentang usia 55-64 tahun dan 65-74
tahun. Selain itu, penderita DM di Indonesia lebih banyak berjenis kelamin
perempuan (1,8%) daripada laki-laki (1,2%). Kemudian untuk daerah
domisili lebih banyak penderita Diabetes Melitus yang berada di perkotaan
(1,9%) dibandingkan dengan di perdesaan (1,0%) (Kemenkes RI, 2018).
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Surakarta menyatakan kota
Surakarta memiliki prevalensi DM Tipe II yang mengalami perubahan dalam
5 tahun terakhir dari 3,9% tahun 2012, kemudian 4,5% tahun 2013 dan 6,1%
tahun 2014. Prevalensi DM mengalami penurunan 5,8% pada tahun 2015 dan
meningkat menjadi 7,1% pada tahun 2016. Kota Surakarta secara
1
2
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan asupan zink, lemak dan lingkar perut
dengan kadar gula darah pasien Diabetes Mellitus Tipe II di RSUD Dr.
Moewardi.
2. Tujuan Khusus
a. Mendeskripsikan asupan zink pasien Diabetes Mellitus Tipe II di
RSUD Dr. Moewardi.
b. Mendeskripsikan asupan lemak pasien Diabetes Mellitus Tipe II di
RSUD Dr. Moewardi.
c. Mendeskripsikan lingkar perut pasien Diabetes Mellitus Tipe II di
RSUD Dr. Moewardi.
d. Mendeskripsikan kadar gula darah pasien Diabetes Mellitus Tipe II di
RSUD Dr. Moewardi.
e. Menganalisis hubungan asupan zink dengan kadar gula darah pasien
Diabetes Mellitus Tipe II di RSUD Dr. Moewardi.
f. Menganalisis hubungan asupan lemak dengan kadar gula darah pasien
Diabetes Mellitus Tipe II di RSUD Dr. Moewardi.
g. Menganalisis hubungan lingkar perut dengan kadar gula darah pasien
Diabetes Mellitus Tipe II di RSUD Dr. Moewardi.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat memberikan wawasan dan menambah
referensi mengenai ilmu gizi tentang asupan zink, lemak, dan lingkar
perut dengan kadar gula darah pada pasien penyakit diabetes mellitus di
RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Pasien
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu
pengetahuan tentang pentingnya mengkonsumsi asupan zink, lemak
5
E. Keaslian Penelitian
Tabel 1. Keaslian Penelitian
No Penelitian Relevan
1. Nama Peneliti/Tahun : Adwinda dan Srimiati/2019
Judul : Hubungan Lingkar Perut, Konsumsi Gula
Dan Lemak Dengan Kadar Glukosa Darah
Pegawai Direktorat Poltekes Kemenkes
Jakarta II
Desain dan Variabel : Desain penelitian : Observasional dengan
pendekatan cross sectional
Variabel Bebas : Lingkar perut, konsumsi
gula dan lemak
Variabel Terikat : Kadar glukosa darah
Hasil : a. Tidak terdapat hubungan yang
signifikan antara konsumsi lemak
dengan kadar glukosa darah.
b. Dapat dikatakan bahwa konsumsi gula
dan lingkar perut berhubungan dengan
glukosa darah puasa.
Persamaan : a. Meneliti lingkar perut
b. Meneliti asupan lemak
c. Meneliti kadar glukosa
d. Menggunakan desain penelitian cross
sectional
Perbedaan : a. Meneliti konsumsi gula
b. Tidak meneliti asupan zink
c. Sampel bukan pasien DM
2. Nama Peneliti/Tahun : Amanda dan Bening/ 2019
Judul : Hubungan Asupan Zink, Magnesium, dan
Serat dengan Kadar Gula Darah Puasa
Pasien Diabetes Mellitus Tipe II di RS
PKU Muhammadiyah Temanggung
Desain penelitian : Analitik dengan
Desain dan Variabel : pendekatan cross sectional
Variabel Bebas : Asupan zink, magnesium,
dan serat
Variabel Terikat : Kadar gula darah puasa
Ada hubungan Hubungan Asupan Zink,
Hasil : Magnesium, dan Serat dengan Kadar Gula
Darah Puasa Pasien Diabetes Mellitus Tipe
II di RS PKU Muhammadiyah
Temanggung
a. Meneliti asupan zink
Persamaan : b. Meneliti kadar gula
c. Menggunakan desain penelitian cross
sectional
7
No Penelitian Relevan
Perbedaan : a. Meneliti asupan magnesium dan
serat
b. Tidak meneliti asupan lemak
c. Tidak meneliti lingkar perut
3. Nama Peneliti/Tahun : Ridwanto, dkk/2020
Judul : Hubungan Asupan Zink Dan Stres
Psikologis Dengan Kadar Glukosa Darah
2 Jam Pasca Puasa Pada Pasien Diabetes
Mellitus Tipe II
Desain dan Variabel : Desain penelitian : cross sectional
Variabel Bebas : Asupan Zink dan stress
psikologis
Variabel Terikat : Kadar glukosa darah 2
jam pasca puasa
Hasil : Terdapat hubungan asupan Zink Dan
Stres Psikologis Dengan Kadar Glukosa
Darah 2 Jam Pasca Puasa Pada Pasien
Diabetes Melitus Tipe II
Persamaan : a. Meneliti asupan zink
b. Meneliti kadar glukosa
c. Menggunakan desain penelitian
cross sectional
d. Sampel pasien Diabetes Mellitus
Tipe II
Perbedaan : a. Meneliti stress psikologis
b. Tidak meneliti asupan lemak
c. Tidak meneliti lingkar perut
4. Nama Peneliti/Tahun : Adnyana, dkk/2020
Judul : Hubungan Lingkar Perut Terhadap Kadar
Gula Darah Menggunakan Tes Toleransi
Glukosa Oral Pada Remaja Akhir
Desain dan Variabel : Desain penelitian : cross sectional
Variabel Bebas : Lingkar perut
Variabel Terikat : Kadar gula darah
Hasil : Terdapat Hubungan Lingkar Perut
Terhadap Kadar Gula Darah
Menggunakan Tes Toleransi Glukosa
Oral Pada Remaja Akhir
Persamaan : a. Meneliti lingkar perut
b. Meneliti kadar gula darah
c. Menggunakan desain penelitian
cross sectional
Perbedaan : a. Sampel bukan pasien DM
b. Tidak meneliti asupan lemak
c. Tidak meneliti asupan zink
8
No Penelitian Relevan
5. Nama Peneliti/Tahun : Fauzi / 2018
Judul : Hubungan Asupan Karbohidrat, Lemak
Dan Protein Dengan Kadar Gula Darah
Pada Pasien Diabetes Mellitus Rawat
Jalan Rsud Dr. M. Ashari Kabupaten
Pemalang
Desain dan Variabel : Desain penelitian : Observasional
dengan pendekatan cross sectional
Variabel Bebas : Asupan karbohidrat,
lemak dan protein
Variabel Terikat : Kadar gula darah
Hasil : a. Ada hubungan asupan Karbohidrat,
Lemak dengan kadar gula darah
b. Tidak ada hubungan asupan protein
dengan kadar gula darah
Persamaan : a. Meneliti asupan lemak
b. Meneliti kadar gula darah
c. Menggunakan desain penelitian
cross sectional
d. Sampel pasien Diabetes Mellitus
Perbedaan : a. Meneliti asupan karbohidrat
b. Meneliti asupan protein
c. Tidak meneliti asupan zink
d. Tidak meneliti lingkar perut
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Diabetes Mellitus
a. Definisi Diabetes Mellitus
Diabetes Mellitus merupakan gangguan metabolik menahun
yang diakibatkan oleh pankreas tidak dapat memproduksi cukup
insulin atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang diproduksi
secara efektif sehingga dapat mengakibatkan terjadi peningkatan
konsentrasi glukosa di dalam darah (hiperglikemia) (Kemenkes RI,
2014). Keadaan hiperglikemia yang kronik ini disertai berbagai
kelainan metabolik yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik
pada mata, ginjal, saraf, pembuluh darah, disertai lesi pada membran
basialis dalam pemeriksaan dengan mikroskop elektron (Kusumastuti,
2017).
Diabetes Mellitus merupakan suatu kelompok penyakit
metabolik dengan karakteristik peningkatan kadar gula darah
(hiperglikemia) yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja
insulin, atau keduanya. Insulin berfungsi untuk mengatur
keseimbangan kadar gula dalam darah, akan tetapi apabila asupan
glukosa/karbohidrat terlalu banyak, maka insulin tidak mampu
menyeimbangkan kadar gula darah sehingga terjadi hiperglikemia
(ADA, 2017).
b. Klasifikasi Diabetes Mellitus
Klasifikasi diabetes melitus berdasarkan etiologi menurut
PERKENI (2015) dibagi menjadi:
1) Diabetes Melitus Tipe I
Diabetes Mellitus yang terjadi karena kerusakan atau destruksi
sel beta di pankreas. Kerusakan ini berakibat pada keadaan
defisiensi insulin yang terjadi secara absolut. Penyebab dari
9
10
bekerja optimal pada sel-sel targetnya seperti sel otot, sel lemak dan
sel hepar. Keadaan resistensi terhadap efek insulin menyebabkan sel
β-pankreas mensekresi insulin dalam kuantitas yang lebih besar untuk
mempertahankan homeostasis glukosa darah, sehingga terjadi
hiperinsulinemia kompensatorik untuk mempertahankan keadaan
euglikemia (Azizah, 2020).
Pasien-pasien yang termasuk dalam kelompok ini biasanya
memiliki berat badan yang lebih dan memiliki riwayat adanya anggota
keluarga lain yang juga menderita penyakit diabetes mellitus. Pada
pasien Diabetes Mellitus Tipe II yang tidak gemuk, kadar glukosa di
dalam darahnya tinggi karena sel beta pankreasnya terlalu sedikit
membentuk insulin sehingga tidak dapat mempertahankan kadar
glukosa darah tetap dalam batas-batas normal (Kusumastuti, 2017).
Menurut PERKENI (2015) kecurigaan adanya DM perlu
dipikirkan apabila terdapat keluhan seperti :
1) Keluhan klasik DM: poliuria, polidipsia, polifagia dan penurunan
berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya.
2) Keluhan lain: lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur, dan
disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus vulva pada wanita.
Kriteria Diabetes Mellitus ditunjukkan pada tabel di bawah ini.
Tabel 2. Kriteria Diagnosis Diabetes Mellitus
Kriteria Diagnosis Diabetes Mellitus
1. Pemeriksaan glukosa plasma puasa ≥126 mg/dl. Puasa adalah
kondisi tidak ada asupan kalori minimal 8 jam
2. Pemeriksaan glukosa plasma ≥200 mg/dl 2 jam setelah Tes
Toleransi Glukosa Oral (TTGO) dengan beban glukosa 75 gram.
3. Pemeriksaan glukosa plasma sewaktu ≥200 mg/dl.
4. Pemeriksaan HbA1c ≥6,5% dengan menggunakan metode yang
terstandarisasi oleh National Glycohaemoglobin Standarization
Program (NGSP).
Sumber : PERKENI (2015)
Pasien Diabetes Mellitus Tipe II yang gemuk masih
menghasilkan relatif cukup banyak insulin, tetapi masih tetap tidak
mencukupi kebutuhan untuk mempertahankan kadar glukosa darahnya
12
b) Aktivitas Fisik
Diabetes melitus adalah penyakit yang terikat oleh gen
dan gaya hidup. Reduksi sekresi dan daya kerja (kepekaan)
insulin dilatarbelakangi oleh gen, sementara resistensi insulin
dipengaruhi oleh berbagai gaya hidup. Aktivitas fisik bukan
hanya berperan menipiskan tumpukan lemak di sekitar perut
dan mengikis berat badan, tetapi juga bermanfaat memperbaiki
kepekaan insulin serta pengendalian gula darah. Perbaikan
kepekaan insulin adalah dampak dari pertambahan afinitas
reseptor insulin dan penurunan kebutuhan akan insulin itu
sendiri, sementara perbaikan pengendalian glukosa mengarah
pada penundaan penebalan membran basal pembuluh darah,
penambahan massa tubuh tak berlemak, serta peningkatan
kapasitas kerja (Azizah, 2020).
c) Lingkar Perut
Obesitas telah menjadi salah satu faktor utama terhadap
kenaikan penyakit tidak menular secara global. Obesitas
terjadi ketika terdapat kelebihan akumulasi lemak yang
meningkatkan risiko kesehatan. Salah satu metode pengukuran
dari lemak tubuh yaitu menggunakan metode IMT (Indeks
Masa Tubuh) dan lingkar perut (Shetty, et al., 2011).
Seseorang diklasifikasikan sebagai obesitas apabila lingkar
perutnya lebih besar dari 90 cm pada laki-laki dan lebih besar
dari 80 cm pada perempuan (Kemenkes RI, 2013).
Obesitas dapat meningkatkan risiko dari morbiditas dan
mortalitas seseorang. Peningkatan lemak visceral berkaitan
dengan terjadinya metabolik yang abnormal, seperti penurunan
toleransi glukosa dan penurunan sensitivitas insulin, yang
mana merupakan faktor risiko dari terjadinya diabetes.
Diketahui bahwa lingkar perut merupakan suatu prediktor
21
dalam sel, Zn++ berikatan dengan Zur protein yang mengatur jumlah
masuknya Zn ke dalam sel. Jika terjadi kelebihan Zink maka protein
Zur dengan cepat memindahkan dan mengeluarkannya dari sel.
Sekitar 60 – 80% zink intraseluler terdapat dalam sitosol, 10% dalam
inti, dan hanya sebagian kecil yang ditemukan dalam mitokondria dan
ribosom. Sebagian besar zink dalam sitosol berikatan dengan protein,
dan zink yang berlebih berikatan dengan metalotionein di bawah
kondisi normal. Zink tidak disimpan permanen dan mudah hilang
dalam tubuh. Zink juga dibawa ke dalam pankreas dan digunakan
untuk membuat enzim pencernaan, yang akan dikeluarkan ke dalam
saluran pencernaan pada waktunya jika diperlukan. Dengan demikian
saluran cerna memiliki dua sumber zink, yaitu dari makanan dan
cairan pencernaan pankreas (Widhyari, 2012).
Zink diekskresikan melalui empedu, keringat dan urin. Pada
awal laktasi zink dikeluarkan melalui kolostrum dan selama
kebuntingan, zink dibutuhkan untuk perkembangan fetus. Selama
laktasi, Zn diekskresikan sebanyak 2 – 3 μg/ml melalui susu, 1 – 5 mg
melalui keringat, 0,3 - 0,6 mg melalui urin, dari pankreas 4 – 5 mg
melalui feses (Widhyari, 2012).
c. Hubungan Asupan Zink dengan Kadar Gula Darah
Keterkaitan zink dengan Diabetes Mellitus dikemukakan oleh
Scott dan fisher orang pertama yang melaporkan hubungan langsung
antara zink dan diabetes melitus pada pasien ditahun 1930-an. Scott
dan Fisher melakukan sebuah penelitian untuk menilai kandungan
hormon insulin di organ pankreas pasien yang menderita diabetes
dengan non diabetes, didapatkan hasil bahwa kelompok tersebut
terdapat kandungan zink sebesar 75% (Basaki, et al., 2012).
Hasil penelitian Ridwanto, dkk (2020) bahwa asupan zink
berhubungan signifikan dengan kadar GD2JPP pada subjek DMT2.
Penelitian tersebut didapatkan hasil organ pankreas yang sehat
memiliki kandungan mineral zink yang sangat tinggi, namun pada
25
maka akan cepat pula timbulnya rasa lapar, bahan penyusun membran
sel, bahan penyusun hormon dan vitamin (khususnya untuk sterol),
bahan penyusun empedu, asam kholat (di dalam hati), dan hormon
seks (khususnya untuk kolesterol), pembawa zat-zat makanan esensial
(Supariasa, 2014).
b. Klasifikasi Lemak
Lemak terdapat dalam bahan pangan dan dapat digunakan oleh
tubuh manusia. Ada 2 jenis lemak yaitu lemak jenuh dan lemak tak
jenuh.
1) Lemak jenuh adalah asam lemak yang tidak memiliki ikatan
rangkap pada atom karbon. Kebiasaan mengkonsumsi lemak
jenuh secara berlebihan akan meningkatkan kadar kolesterol dan
trigliserida yang merupakan komponen lemak dalam darah yang
membahayakan kesehatan. Lemak jenuh banyak terkandung
dalam bahan makanan seperti lemak hewan, lemak susu, lemak
mentega, keju, krim, santan, minyak kelapa, margarin serta kue-
kue yang terbuat dari bahan tersebut (Fitri, 2019).
2) Lemak tak jenuh adalah lemak yang dapat berada dalam dua
bentuk yaitu isomer cis dan trans serta memiliki ikatan rangkap
dalam minyak (lemak cair) (Fitri, 2019). Jenis lemak tak jenuh
yaitu :
a) Lemak tak jenuh tunggal tidak banyak berpengaruh terhadap
peningkatan kadar kolesterol dalam darah. Lemak tak jenuh
tunggal ini banyak terkandung dalam makanan seperti minyak
zaitun, minyak biji wijen, minyak biji kapas dan minyak
kelapa sawit.
b) Lemak tak jenuh ganda banyak terkandung dalam minyak ikan,
minyak kedelai dan minyak zaitun. Tidak semua lemak
berbahaya bagi kesehatan, hal ini disebabkan oleh asam lemak
tak jenuh dapat menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida
sehingga dapat melindungi jantung dan pembuluh darah.
27
c. Metabolisme Lemak
Lipid yang penting dalam kehidupan adalah lemak-lemak
netral (trigliserida), fosfolipid, atau senyawa sejenis, dan sterol.
Trigliserida terdiri dari 3 asam lemak yang berikatan dengan gliserol.
Asam lemak merupakan bagian struktur membrana biologik yang
penting sebagai sumber energi bagi jaringan otot bahkan pada keadaan
tersedianya glukosa. Metabolisme mencakup proses anabolisme dan
katabolisme. Hati merupakan pusat metabolisme lipid yang
bertanggung jawab dalam pengaturan kadar lipid dalam tubuh.
Metabolisme lipid yang akan dibahas meliputi: metabolisme
trigliserid, metabolisme kolesterol, dan metabolisme lipoprotein.
Penggunaan lemak oleh tubuh untuk energi sama pentingnya seperti
penggunaan karbohidrat. Trigliserida merupakan bentuk lemak yang
disimpan untuk energi dan merupakan bentuk paling banyak dalam
bahan makanan dan jaringan. Sejumlah karbohidrat yang dimakan
diubah mejadi trigliserida kemudian disimpan dan digunakan sebagai
trigliserida untuk energi. Jadi lebih dari setengah keseluruhan energi
yang digunakan oleh sel disuplai asam lemak yang berasal dari
trigliseerida atau secara tidak langsung dari karbohidrat (Fazidah dan
Makmur, 2020).
Trigliserida yang digunakan untuk energi berasal dari makanan
atau lemak yang disimpan dalam jaringan lemak. Tahap pertama
dalam penggunaan triglycerida untuk energi adalah hidrolisis dari
trigliserida menjadi asam lemak dan gliserol. Trigliserida dari
makanan di katabolisme oleh enzim lipoprotein lipase yang terletak
dalam endotel kapiler yang memecah trigliserida yang ada dalam
darah menjadi asam lemak dan gliserol yang akan disusun kembali
menjadi lemak baru dalam sel lemak. Trigliserida yang disimpan
dalam jaringan lemak dikatabolisme oleh hormon sensitif lipase yang
terdapat dalam jaringan lemak dan mengkatalisis cadangan trigliseride
menjadi asam lemak dan gliserol. Kemudian asam lemak dan gliserol
28
4. Lingkar Perut
a. Definisi Lingkar Perut
Lingkar perut merupakan ukuran antropometri yang dapat
digunakan untuk mengukur status gizi terutama obesitas sentral
(Rahmawati, 2015). Lingkar perut juga merupakan indikator dari
masalah kegemukan, terutama kegemukan sentral atau dikenal dengan
istilah obesitas sentral. Dengan mengukur lingkar, dapat diketahui
apakah ada penumpukan lemak visceral atau disebut dengan
visceral fat, yaitu lemak yang terdapat di dalam rongga perut yang
menempel pada organ-organ vital di dalam rongga perut contohnya
seperti ginjal, usus, dan hati (Ramayulis, 2014). Lingkar perut yang
lebih dari normal dapat mengarah kepada diabetes mellitus karena
penumpukkan lemak di perut menyebabkan penurunan sensitivitas
insulin (Rasad, et al., 2014).
Meningkatnya lingkar perut dapat berdampak terhadap
peningkatan gula darah karena terjadi glukogenesis yang dapat
menghambat kerja insulin. Lemak pada abdomen memiliki produk
metabolik berupa asam lemak yang dilepaskan ke vena porta hepatika.
Asam lemak bebas yang beredar berlebihan ke hati akan
menyebabkan oksidasi dan menghasilkan Acetyl CoA. Acetyl CoA ini
akan mengaktifkan enzim piruvat karboksilase di hati, yang
mengubah asam piruvat menjadi glukosa di dalam hati, proses ini
disebut glukoneogenesis (Rahmadinia, 2018). Selain itu,
meningkatnya kadar asam lemak bebas yang beredar di hati dapat
menyebabkan berkurangnya sensitivitas dari sel otot terhadap insulin,
sehingga menyebabkan terjadinya keadaan resistensi insulin. Oleh
karena itu, sel otot memerlukan lebih banyak insulin untuk ambilan
glukosa darah ke dalam otot (Adnyana, dkk., 2020).
b. Pengukuran Lingkar Perut
Pengukuran lingkar perut dilakukan untuk mengetahui ada
tidaknya obesitas abdominal/sentral. Jenis obesitas ini sangat
30
B. Kerangka Teori
Faktor risiko yang dapat
Faktor yang
dikendalikan
mempengaruhi asupan
1. Asupan zat gizi : zat gizi :
a. Karbohidrat
1. Sosial ekonomi
b. Lemak
c. Kolesterol 2. Pengetahuan
3. Ketersediaan dan
d. Zink
e. Magnesium keanegaragaman
f. Vitamin C makanan
2. Aktivitas fisik
3. Lingkar perut
4. Tekanan darah Kadar gula darah
5. Pola makan
6. Kebiasaan merokok
1. Usia
2. Genetik
3. Jenis kelamin
C. Kerangka Konsep
Asupan zink
Asupan lemak
Kadar gula darah
Lingkar perut
D. Hipotesis
Ha : 1. Ada hubungan asupan zink dengan kadar gula darah pasien Diabetes
Mellitus Tipe II di RSUD Dr. Moewardi.
2. Ada hubungan asupan lemak dengan kadar gula darah pasien
Diabetes Mellitus Tipe II di RSUD Dr. Moewardi.
3. Ada hubungan lingkar perut dengan kadar gula darah pasien Diabetes
Mellitus Tipe II di RSUD Dr. Moewardi.
BAB III
METODE PENELITIAN
34
35
Keterangan :
n = besar sampel
N= besar sampel populasi sasaran
Z1-α/2= Level of significance
p= perkiraan proporsi prevalensi kejadian/variabel terikat (dependen)
pada populasi.
q= 1- p
d = delta, (presisi absolute atau margin of error yang diinginkan dikedua
sisi proporsi)
( ⁄ )
n=
( ) ( ⁄ )
( ) ( )
n=( ) ( ) ( ) ( )
n=
n=
n=
36
n = 32,44 33 sampel
Berdasarkan rumus tersebut, maka besar sampel yang dibutuhkan
sebesar 33 orang, ditambah kemungkinan drop out sebesar 10%, maka
besar sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini sebesar 33+3,3 =36,6
menjadi sebesar 37 sampel.
4. Teknik Sampling
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan
teknik purposive sampling. Teknik purposive sampling yaitu penentuan
sampel berdasarkan pertimbangan kriteria inklusi dan eksklusi.
D. Variabel Penelitian
Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau
ukuran yang dimiliki yang didapatkan oleh penelitian tentang suatu konsep
pengertian tertentu (Notoatmodjo, 2012). Dalam penelitian ini terdapat 2 jenis
variabel yang digunakan yaitu:
1. Variabel bebas (Independent variable) adalah suatu variabel yang
mempengaruhi atau nilainya menentukan ada tidaknya hubungan atau
yang menentukan variabel lain. Variabel bebas dalam penelitian ini
adalah asupan zink, lemak dan lingkar perut.
2. Variabel terikat (Dependent variable) adalah variabel yang diamati atau
diukur untuk menentukan ada tidaknya hubungan atau pengaruh dari
variabel bebas (Nursalam, 2017). Variabel terikat dalam penelitian ini
adalah kadar gula.
E. Definisi Operasional
Tabel 3. Definisi Operasional
Variabel Definisi Alat Skala Hasil
Operasional Ukur Pengukuran Ukur
Asupan Zink Jumlah rata-rata asupan SQFFQ Rasio %
zink yang berasal dari
asupan bahan makanan
dalam satuan gram yang
diperoleh dari formulir
Semi Quantitatif Food
37
F. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Informed Consent
Formulir yang digunakan untuk menjelaskan penelitian yang
dilakukan kepada sampel penelitian. Formulir permohonan menjadi
sampel penelitian dan formulir untuk menyatakan kesediaan menjadi
sampel penelitian.
2. Formulir pengumpulan data
Digunakan untuk mengetahui data sampel yang meliputi nama,
jenis kelamin, tempat/tanggal lahir, alamat, pekerjaan, berat badan, tinggi
badan, lingkar perut, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit
keluarga, obat yang dikonsumsi dan kadar gula darah.
38
1) Asupan Zink
1 = Kurang (<77% AKG)
2 = Cukup (≥77% AKG)
(Gibson, 2005)
2) Asupan Lemak
1 = Lebih (>110%)
2 = Baik (80-110%)
3 = Sedang (60-79%)
4 = Kurang (≤59%)
(Depkes RI, 2005)
3) Lingkar Perut
1 = Obesitas Abdominal (Laki-laki ≥90 cm dan Perempuan ≥80
cm)
2 = Bukan Obesitas Abdominal ((Laki-laki <90 cm dan
Perempuan <80 cm)
(WHO, 2014)
4) Kadar Gula Darah
1 = Normal (<100 mg/dl)
2 = Pradiabetes (100-125 mg/dl)
3 = Diabetes Mellitus (≥126 mg/dl)
(Kemenkes RI, 2020)
c. Tabulating
Menyusun data dengan mengorganisir data sedemikian rupa
sehingga mudah untuk dijumlah, disusun, disajikan dalam bentuk
tabel atau grafik.
d. Entry Data
Proses pemasukan data berupa asupan zink, lemak, lingkar
perut dan kadar gula darah sampel dalam program komputer pada
program SPSS versi 20. Sedangkan untuk mengolah asupan zink dan
lemak menggunakan nutrisurvey.
41
2. Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan program SPSS
versi 20 meliputi :
a. Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan untuk mendekskripsikan
karakteristik dari setiap variabel. Analisis univariat dalam penelitian
ini menghasilkan distribusi frekuensi meliputi usia sampel, asupan
zink, asupan lemak, lingkar perut, dan kadar gula darah pada sampel
yang menderita Diabetes Mellitus Tipe II.
b. Analisis Bivariat
Analisis bivariat yang digunakan dalam penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis hubungan variabel bebas dan variabel
terikat yaitu hubungan asupan zink, lemak, lingkar perut dengan kadar
gula darah sampel Diabetes Mellitus Tipe II di RSUD Dr. Moewardi.
Penelitian ini menggunakan uji korelasi atau uji hubungan,
sebelum dilakukan uji hubungan terlebih dahulu dilakukan uji
kenormalan data dengan menggunakan uji Kolmogorov smirnov. Data
asupan zink, lemak dan kadar gula darah berdistribusi normal
sehingga uji hubungan asupan zink dengan kadar gula darah dan
hubungan asupan lemak dengan kadar gula darah menggunakan
Pearson Product Moment dan data lingkar perut berdistribusi tidak
normal sehingga uji hubungan lingkar perut dengan kadar gula darah
menggunakan Rank Spearman.
I. Jalannya Penelitian
1. Tahap Persiapan
a. Menyusun proposal skripsi.
b. Melakukan studi pendahuluan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta
untuk mengetahui jumlah populasi sampel penelitian.
c. Mengajukan surat izin melakukan penelitian di RSUD Dr. Moewardi
Surakarta.
42
2. Tahap Pelaksanaan
a. Melakukan koordinasi dengan pihak RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
b. Menentukan sampel yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi.
c. Memberikan penjelasan kepada sampel mengenai jalannya penelitian
yang akan dilaksanakan.
d. Melakukan wawancara langsung meliputi data identitas sampel,
asupan zink dan lemak dengan menggunakan formulir Semi
Quantitatif Food Frequency Questionnaire (SQFFQ).
e. Melakukan pengukuran lingkar perut secara langsung pada sampel
penelitian.
3. Tahap Akhir
a. Melakukan pengecekan kelengkapan data baik isi maupun jumlah
lembar data.
b. Pengolahan data asupan zink dan asupan lemak dengan nutrisurvey.
c. Pengolahan data dengan menggunakan SPSS versi 20.
d. Hasil penelitian yang telah diolah kemudian dibahas melalui analisis
data.
J. Etika Penelitian
Etika penelitian berguna sebagai pelindung terhadap institusi tempat
penelitian dan peneliti itu sendiri. Penelitian ini dilaksanakan setelah peneliti
memperoleh rekomendasi dari pembimbing, penguji dan Kaprodi di S1 Gizi
serta mendapat izin dari Rektor ITS PKU Muhammadiyah Surakarta.
Selanjutnya, peneliti mengajukan permohonan izin kepada Direktur RSUD
DR. Moewardi Surakarta untuk mendapat persetujuan, kemudian melakukan
negoisasi dengan sampel dan meminta persetujuannya untuk menjadi sampel
dengan masalah etika yang dilakukan :
1. Informed Consent (lembar persetujuan menjadi sampel penelitian)
Tujuannya agar sampel mengetahui maksud dan tujuan penelitian
serta dampak yang diteliti selama pengumpulan data. Jika sampel
bersedia menjadi sampel maka harus menandatangani lembar persetujuan
43
menjadi sampel. Jika sampel menolak, maka peneliti tidak akan memaksa
dan tetap menghormati haknya.
2. Anonymity (tanpa nama)
Untuk menjaga kerahasiaan identitas sampel, peneliti tidak
mencantukan nama sampel pada hasil pembahasan penelitian nantinya,
peneliti menggunakan nomor atau kode sampel.
3. Confidentially (kerahasiaan)
Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh sampel dijamin oleh
peneliti. Informasi yang diberikan oleh sampel serta semua yang
dikumpulkan tanpa nama yang dijamin kerahasiaannya oleh peneliti. Hal
ini tidak dipublikasikan atau diberikan kepada orang lain tanpa seizin
sampel.
K. Jadwal Penelitian
(Terlampir)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
44
45
jenis kasus penyakit yang emergensif, dengan pelayanan secara cepat dan
tepat, didukung sumber daya manusia yang professional dan fasilitas yang
memadai dan perlatan yang canggih. Adapun fasilitas sebagai berikut :
1. 15 unit penunjang pelayanan : Ruang triage (ruang untuk menyeleksi
pasien sebelum dipastikan penyakitnya), ruang untuk resusitasi jantung
paru (ruangan untuk mengembalikan fungsi jantung dan paru), ruang
pasien infeksi dan non infeksi, ruang PPKBGA, kamar operasi, ruang
tunggu yang luas dan nyaman, ambulance 24 jam, pacu jantung (DC
Shock/Defibrilator), incubator transport, nebulizer, pneumatic,
Pelayanan Obstetri Neonatal Komprehensif (PONEK), ruang tindakan
bedah dan observasi bedah, ruang observasi anak, ruang laboratorium.
2. 21 Klinik rawat jalan yaitu : klinik penyakit dalam, klinik kandungan dan
kebidanan, klinik anak, klinik mata, klinik bedah, klinik THT, klinik kulit
dan kelamin, klinik gigi dan mulut, klinik VCT, klinik neurologi, klinik
jantung, klinik anestesi, klinik nyeri, klinik penyakit jiwa, klinik paru,
klinik akupuntur, klinik neurobehaviour, klinik metadon, klinik
PMDT/TB.MDR, klinik gizi dan klinik psikologi (Profil RSUD Dr.
Moewardi, 2022).
B. Hasil
1. Karakteristik Sampel
Penelitian dilakukan pada pasien Diabetes Mellitus di poli
penyakit dalam RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Sampel yang digunakan
sejumlah 33 orang.
a. Usia
Distribusi frekuensi sampel berdasarkan usia dapat dilihat
berdasarkan tabel 4 berikut :
Tabel 4. Distribusi Sampel Berdasarkan Usia
Karakteristik n % ̅ ± SD (Tahun)
40-46 7 21,2
47-53 10 30,3 51,6±5,75
54-60 16 48,5
Total 33 100
Sumber :Data Primer Diolah 2022
46
C. Pembahasan
1. Karakteristik Sampel
a. Usia
Proses menua merupakan proses terus-menurus atau
berkelanjutan secara alami dan umumnya dialami oleh semua
mahluk hidup. Kecepatan proses menua setiap individu pada organ
tubuh tidak akan sama. Ada kalanya seseorang tergolong lanjut usia
atau masih muda, tetapi telah menunjukan kekurangan yang
mencolok (deskripansi). Ada pula orang telah tergolong lanjut usia,
penampilan masih sehat, segar bugar, dan badan tegak. Walaupun
demikian, harus diakui bahwa ada berbagai penyakit yang sering
dialami lanjut usia (Kusumastuti, 2017).
Berdasarkan tabel 4, hasil penelitian menunjukkan rata-rata
sampel berusia 51,6 ± 5,75 tahun. Sampel paling banyak berusia 54-
60 tahun (48,5%) dan paling sedikit berusia 40-46 tahun (21,2%).
Hal ini berkaitan dengan munculnya tanda-tanda penuaan yang
berpotensi memperlambat proses metabolisme tubuh dan berbagai
penyakit degeneratif, diantaranya adalah risiko intoleransi glukosa,
50
c. Asupan Zink
Hasil penelitian menunjukkan rata-rata asupan zink sampel
yaitu 56,1±14,4% dengan kategori kurang sejumlah 30 sampel
(90,9%). Sampel penelitian sebagian besar memiliki asupan zink
kategori kurang. Hal ini disebabkan sebagian besar sampel yaitu
lansia sehingga mengalami kesulitan dalam mengonsumsi sumber
bahan makanan tinggi zink seperti daging merah, ayam, ikan,
kerang, kacang polong dan biji-bijian sudah kesulitan.
Zink memiliki peranan sebagai antioksidan yang dapat
menurunkan akumulasi radikal bebas yang menumpuk didalam sel
akibat adanya mekanisme stress oksidatif pada keadaan
hiperglikemia. Defisiensi zink berkaitan dengan timbulnya
komplikasi pada pasien DM. Keadaan defisiensi zink pada pasien
DM berhubungan erat dengan durasi pasien menderita DM dalam
jangka waktu yang lebih lama dan kadar HbA1C meningkat.
Makanan merupakan sumber utama masuknya zink ke dalam tubuh,
kemampuan tubuh menyimpan sediaan zink juga terbatas.
Penyerapan zink dipengaruhi oleh kalsium, fosfor, tembaga,
magnesium dan besi dengan menginhibisi absorbsi zink, karena
sebaiknya makanan yang mengandung unsur-unsur tersebut
diberikan sekurangnya empat jam setelah pemberian makanan atau
suplemen yang mengandung zink (Akmala, dkk., 2019).
d. Asupan Lemak
Hasil penelitian menunjukkan rata-rata asupan lemak sampel
yaitu 93±47,03% dengan kategori lebih sejumlah 11 sampel (33,3%).
Sampel penelitian sebagian besar memiliki asupan lemak kategori
lebih. Hal ini disebabkan sebagian besar sampel memiliki kebiasaan
makan gorengan dan beberapa sampel suka memasak makanan
menggunakan santan. Selain itu sumber makanan yang dikonsumsi
sampel juga masih memiliki indeks glikemik tinggi.
52
insulin dan kelebihan berat badan. Oleh karena itu, hindari makanan yang
digoreng atau banyak mengggunakan minyak (Suprapti, 2017).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
Adwinda dan Srimiati (2019) bahwa tidak terdapat hubungan yang
signifikan antara konsumsi lemak dengan glukosa darah puasa
didapatkan kekuatan korelasi negatif. Konsumsi makanan tinggi lemak
dapat mempengaruhi nilai glukosa post-prandial melalui penurunan
sensitivitas insulin sebanyak 28%. Lemak tersebut menurunkan
efektivitas dari sinyal reseptor insulin, sehingga terlambatnya
pengambilan glukosa oleh sel tubuh. Dari hal ini dapat dikatakan bahwa
semakin banyak lemak dalam tubuh akan menurunkan kepekaan insulin
untuk menggunakan atau mengambil glukosa dari dalam darah
(Manungkalit dan Purbosari, 2015). Adapun faktor-faktor lain yang
langsung mempengaruhi kadar glukosa darah puasa pasien Diabetes
Melitus Tipe 2 seperti asupan karbohidrat, aktifitas fisik, faktor genetik,
obat, dan lain-lain (Ridho,2021).
4. Hubungan Lingkar Perut dengan Kadar Gula Darah
Hasil penelitian dengan menggunakan uji Rank Spearman
diperoleh nilai p = 0,070 (p>0,05) dengan nilai r = 0,319 yang artinya H0
diterima sehingga tidak ada hubungan lingkar perut dengan kadar gula
darah pada pasien Diabetes Mellitus Tipe II di RSUD Dr. Moewardi
Surakarta. Meskipun secara statistik tidak ada hubungan, namun secara
data ada keterkaitan. Hasil penelitian ini sebagian besar dalam kategori
obesitas abdominal diikuti dengan kadar gula darah sebagian besar tinggi
dalam kategori pradiabetes. Secara teori dapat dijelaskan penimbunan
lemak viseral dapat meningkatkan kadar gula darah melalui proses
resistensi insulin.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
Hairuni dan Nugroho (2019) bahwa tidak ada hubungan antara lingkar
perut dengan kejadian diabetes melitus diwilayah kerja Puskesmas
Palaran Kota Samarinda tahun 2019. Peningkatan lemak tubuh yang
56
D. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan penelitian ini tidak meneliti faktor-faktor lain yang
dapat mempengaruhi kadar gula darah seperti asupan karbohidrat, kolesterol,
magnesium, vitamin C, aktivitas fisik, pola makan, obat-obatan, kebiasaan
merokok, genetik dan faktor stres.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Sampel penelitian sebagian besar memiliki tingkat asupan zink kategori
kurang sebesar 90,9% dengan nilai rata-rata 56,1±14,4%.
2. Sampel penelitian sebagian besar memiliki tingkat asupan lemak kategori
sedang sebesar 33,3% dengan nilai rata-rata 93±47,03%.
3. Sampel penelitian sebagian besar memiliki lingkar perut kategori
obesitas abdominal sebesar 69,7% dengan nilai rata-rata 87,9±10,24 cm.
4. Sampel penelitian sebagian besar memiliki kadar gula darah kategori
pradiabetes sebesar 63,6% dengan nilai rata-rata 116,2±17,12 mg/dl.
5. Tidak ada hubungan asupan zink dengan kadar gula darah pada pasien
Diabetes Mellitus Tipe II (p = 0,056)
6. Tidak ada hubungan asupan lemak dengan kadar gula darah pada pasien
Diabetes Mellitus Tipe II (p = 0,171)
7. Tidak ada hubungan lingkar perut dengan kadar gula darah pada pasien
Diabetes Mellitus Tipe II (p = 0,070)
B. Saran
1. Bagi Pasien
Diharapkan pasien dapat mengontrol gula darah, diet, pola
makan, menjaga kesehatan terutama keadaan luka dan tetap semangat
melakukan pengobatan agar tidak semakin parah sehingga memiliki
kualitas hidup yang tinggi.
2. Bagi RSUD Dr. Moewardi
Bagi RSUD Dr. Moewardi Surakarta diharapkan setiap pasien
Diabetes Mellitus Tipe II rawat jalan dirujuk ke Poli Gizi untuk
mendapatkan konseling gizi dalam upaya meningkatkan pengetahuan gizi
dan kepatuhan diet.
57
58
Adwinda, MD., dan Srimiati, M. 2019. Hubungan Lingkar Perut, Konsumsi Gula
Dan Lemak Dengan Kadar Glukosa Darah Pegawai Direktorat Poltekes
Kemenkes Jakarta II. Nutrire Diaita. 11 (1): 7-17.
Akmala, RT., Purwanti, S., dan Triliana, R. 2019. Pengaruh Kendali Glukosa
Terhadap Kadar Zink Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe II Di Malang.
Artikel Penelitian. Fakultas Kedokteran Universitas Islam Malang.
Aly, HF., dan Mantawy, MM. 2012. Comparative Effects of Zinc, Selenium and
Vitamin E or Their Combination on Carbohydrate Metabolizing Enzymes
and Oxidative Stress in Streptozotocin Induced-Diabetic Rats. Eur Rev
Med Pharmacol Sci. 16:66-78.
Amanda, E., dan Bening, S. 2019. Hubungan Asupan Zink, Magnesium, Dan
Serat Dengan Kadar Gula Darah Puasa Pasien Diabetes Mellitus Tipe II Di
RS PKU Muhammadiyah Temanggung. Jurnal Gizi. 8(2): 87-94.
Arifin, AY., Ernawati, F., dan Prihatini, M. 2019. Hubungan Kadar Glukosa
Darah Terhadap Peningkatan Kadar Lemak Darah Pada Populasi Studi
Kohor Kecamatan Bogor Tengah 2018. Jurnal Biotek Medisian Indonesia.
8(2): 87-93.
Arisman, D. 2018. Buku Ajar Ilmu Gizi. Obesitas, Diabetes Mellitus &
Dislipidemia. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran. EGC.
Arolyumna, A. dan Mintarsih, SN. 2015. Hubungan Pola Makan Dan Asupan
Karbohidrat Dengan Kadar Glukosa Darah Peserta Prolanis Di Wilayah
Kerja Puskesmas Kedungmundu Kota Semarang. Jurnal Riset Gizi. 3 (1):
1-6.
Aryati, NB., Hanim, D., dan Sulaeman, ES. 2018. Hubungan Ketersediaan Pangan
Keluarga Miskin, Asupan Protein, Dan Zink Dengan Pertumbuhan Anak
58
59
Umur 12-24 Bulan Pada Siklus 1000 Hari Pertama Kehidupan. Jurnal
MGMI. 9 (2): 99-112.
Astuti, A., dan Maulani. 2017. Pangan Indeks Glikemik Tinggi Dan Glukosa
Darah Pasien Diabetes Mellitus Tipe II. Journal Endurance. 2 (2): 225-
231.
Azizah, N. 2020. Hubungan Indeks Massa Tubuh Dengan Kadar Gula Darah
Puasa Pasien Rawat Jalan Diabetes Mellitus Tipe II Di RSUP Dr. Wahidin
Sudirohusodo Makassar Periode Januari-Desember 2018. Skripsi. Program
Studi Pendidikan Dokter. Universitas Hasanuddin Makassar.
Basaki, M., Saeb, M., Nazifi, S., Shamsaei, HA. 2012. Zinc, Copper, Iron, and
Chromium Concentration in Young Patients with Type 2 Diabetes
Mellitus. Biol Trace Elem Res. 148: 161-164.
Cruz, K., Oliveira, A., Marreiro, D. 2015. Antioxidant Role of Zinc in Diabetes
Mellitus. World J Diabetes. 6: 333-337.
Depkes RI. 2005. Pedoman Praktis Pemantauan Gizi Orang Dewasa. Jakarta:
Depkes RI.
Enolvriza, D., Bachtiar, H., Yenrina. 2010. Hubungan Pengetahuan Dan Asupan
Zat Gizi Dengan Status Gizi Mahasiswa Di Asrama Universitas Andalas.
Jurnal Kesehatan Masyarakat. 4 (1):21-26.
Fatimah, RN. 2015. Diabetes Mellitus Tipe II. Jurnal Majority. 4 (5): 93-101.
Fauzi, A. 2018. Hubungan Asupan Karbohidrat, Lemak dan Protein dengan Kadar
Gula Darah pada Pasien Diabetes Mellitus Rawat Jalan RSUD Dr. M.
Ashari Kabupaten Pemalang. Thesis. Fakultas Keperawatan dan
Kesehatan. Universitas Muhammadiyah Semarang.
Fazidah, AS., dan Makmur, T. 2020. Metabolisme Lipid Dalam Tubuh. Jurnal
Inovasi Kesehatan Masyarakat. 1 (2): 60-66.
60
Fitri, R., dan Yenti, W. 2012. Asupan Energi, Karbohidrat Serat, Beban Glikemik
Latihan Jasmani dan Kadar Gula Darah Pada Pasien DM Tipe II. Jakarta
Media Medika Indonesia.
Fitri, RM. 2019. Hubungan Asupan Lemak, Kolesterol Dan Status Gizi Dengan
Kadar Kolesterol Pasien Hiperkolesterolemia Rawat Jalan Di Rsud Dr.
Moewardi Surakarta. Skripsi. Institut Teknologi Sains dan Kesehatan PKU
Muhammadiyah Surakarta.
Hairuni, N., dan Nugroho, PS. 2019. Hubungan Indeks Masa Tubuh (Imt)dan
Lingkar Perut dengan Kejadian Diabetes Melitus di Wilayah Kerja
Puskesmas Palaran Kota Samarinda Tahun 2019. Borneo Student
Research. 561-565.
Huang, LH., Liao, YL., and Hsu CH. 2012. Waist circumference is a better PI
predictor than body mass index of insulin resistance in type 2 diabetes.
Obesity research & clinical practice. 6(4):314-320.
Hukama, R. 2014. Hubungan Pola Konsumsi Makanan Sumber Zink (Zn) Dengan
Kadar Gula Darah Puasa Pasien Diabetes Mellitus Tipe II Di Poliklinik
Penyakit Dalam RSU Dr. Saiful Anwar Malang. Thesis. Universitas
Brawijaya.
Julianti, IMD. 2021. Hubungan Antara Kadar Gula Darah Dengan Tekanan Darah
Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe II. Jurnal Penelitian Kedokteran.
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.
Juwita, E., Susilowati., Mauliku., NE., dan Nugrahaeni, DK. 2020. Faktor Yang
Berhubungan Dengan Kadar Gula Darah Pada Penderita Diabetes Mellitus
Tipe II Di Prolanis Puskesmas Kecamatan Cimahi Tengah. Journal Of
Nutrition College. 9(2): 87-93.
Lemeshow, S., Hosmer, DW., Klar, J., dan Lwanga, SK. 1997. Besar Sampel
Dalam Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Gadjah Mada University.
Manungkalit, M., dan Purbosari, AD. 2015. Hubungan Lingkar Pinggang Dengan
Faktor Risiko Diabetes Mellitus (Tekanan Darah, Kadar Gula Darah Dan
Indeks Massa Tubuh) Pada Usia Dewasa Awal Di Wilayah Kecamatan
Gerih Kabupaten Ngawi (Correlation Between Waist Circumference and
Diabetes Mellitus Ris. Jurnal Ners LENTERA. 3(1) :21-30.
Mardiah, A. 2018. Hubungan Antara Depresi, Dukungan Keluarga dan Status Gizi
Dengan Kadar Gula Darah Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe II Di
RSUD Surakarta. Skripsi. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) PKU
Muhammadiyah Surakarta.
62
Marsedi, S., Gotri., Widajanti, L., Aruben, R. 2017. Hubungan Sosial Ekonomi
Dan Asupan Zat Gizi Dengan Kejadian Kurang Energi Kronik (KEK)
Pada Ibu Hamil Di Wilayah Puskesmas Sei Jang Kecamatan Bukit Bestari
Kota Tanjung Pinang Tahun 2016. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 5
(3):138-147.
Pradini, RN. 2016. Hubungan Antara Lingkar Perut Dan Fungsi Kognitif Pada
Penderita Diabetes Mellitus Tipe II Di Wilayah Kerja Puskesmas Purnama
Kota Pontianak. Naskah Publikasi. Program Studi Pendidikan Dokter
Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura Pontianak.
Putri, FR. 2016. Hubungan Asupan Seng Dengan Kadar Glukosa Darah Pada
Lansia Di Posyandu Lansia “Ngudi Waras” Di Desa Blulukan, Kecamatan
Colomadu, Karanganyar, Jawa Tengah. Skripsi. Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Putri, NMDA. 2020. Tingkat Penerimaan Diet Dan Lama Rawat Inap Pasien
Diabetes Melitus Di RSUD Wangaya Denpasar. Tugas Akhir. Politeknik
63
Rahmadinia, L. 2018. Hubungan Lingkar Perut dan Rasio Lingkar Perut Panggul
dengan Kadar Gula Darah Puasa Pada Anggota TNI Kodim 0735
Surakarta. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Rasad, HDA., Khansari, M., Chaboksavar, F., Pahlavani, N., Maghsoudi, Z.,
Entezari MH. 2014. The effect of honey consumption compared with
sucrose on blood pressure and fasting blood glucose in healthy young
subjects. Global Journal of Medicine Research and Studies. 1(4): 21.
Ridho, MR. 2021. Hubungan Asupan Lemak Dengan Kadar Glukosa Darah Pada
Penderita Diabetes Mellitus Tipe II Di Puskesmas Tawangsari Sukoharjo.
Skripsi. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Ridwanto, M., Kusumawati, D., dan Sari, FYK. 2020. Hubungan Asupan Zinc
Dan Stres Psikologis Dengan Kadar Glukosa Darah 2 Jam Pasca Puasa
Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe II . Jurnal Medika Indonesia, 1 (2):
10-16.
Sales, CH., Lucia FCP., Josivan, GL., Telma, MAML, Celia, C. 2011. Influence
Of Magnesium Status And Magnesium Intake On The Blood Glucose
Control In Patient Withttype 2 Diabetes. Elsevier Ltd Eur Soc Clin Nutr
Metab.
Shetty, P., Kumanyika, S., Tin-Choi, KG., Lear, S., Sørensen, T., and Zimment, P.
2011. Waist circumference and waist-hip ratio: report of WHO expert
consultation, Geneva. 8-11 December 2008.. h.12.
Song, Yiqing, Qi Dai dan Ka He. 2013. Magnesium Intake, Insulin Resistance,
And Type 2 Diabetes. North Am J Med Sci. Jan; 6: 9-15.
Supariasa, H. 2014. Buku Ilmu Gizi Teori dan Aplikasi. Penerbit buku kedokteran.
Jakarta.
Susanti dan Bistara, DN. 2018. Hubungan Pola Makan Dengan Kadar Gula Darah
Pada Penderita Diabetes Mellitus. Jurnal Kesehatan Vokasional. 3(1): 29-
34.
Ujiani dan Azizah. 2014. Hubungan Asupan Energi Dengan Jenis Kelamin Pada
Lansia Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Kediri. Jurnal Skripsi.
Jember: Universitas Jember.
WHO. 2014. Health for the World’s Adolescents: A Second Chance in the Second
Decade. Geneva, World Health Organization Departemen of
Noncommunicable disease surveillance.
Widardo, Wiboworini, B., Damayanti, KE., Wulandari, S., dan Hastuti, H. 2018.
Buku Manual Keterampilan Klinik. Kementerian Riset, Teknologi, Dan
Pendidikan Tinggi. Universitas Sebelas Maret.
65
Widhyari, SD. 2012. Peran Dan Dampak Defisiensi Zinc (Zn) Terhadap Sistem
Tanggap Kebal. Wartazoa. 22(3): 141-148.
Zhang, M., Wang, M., Zhao, ZT. 2014. Uncoupling Protein 2 Gene
Polymorphisms in Association with Overweight and Obesity
Susceptibility: A Meta-Analysis. Elsivier. 143-159.
Lampiran 1
JADWAL PENELITIAN
BULAN
NO KEGIATAN Bulan I Bulan II Bulan III Bulan IV Bulan V
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pembuatan
proposal
2 Ujian
Proposal
3 Revisi
proposal dan
pengurusan
perizinan
4 Pengambilan
data
penelitian
5 Analisa data
6 Penyusunan
laporan hasil
penelitian
7 Ujian hasil
penelitian
8 Revisi hasil
penelitian
dan
pengumpulan
skripsi
Lampiran 2
PERMOHONAN MENJADI SAMPEL
(Tiya Wahyuningsih)
Lampiran 3
LEMBAR PENJELASAN KEPADA SAMPEL PENELITIAN
DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA
(…………………….)
Lampiran 5
FORMULIR PENGUMPULAN DATA
Tanggal wawancara :
A. Identitas Sampel
1. Nama :
2. Jenis kelamin :
3. Alamat :
4. Pekerjaan : PNS
Wiraswasta
TNI
POLRI
Lain-lain, sebutkan …
B. Pengukuran Antropometri
Berat Badan (BB) : kg
Lingkar Perut : cm
C. Hasil Pemeriksaan
1. Riwayat Penyakit Sekarang : Diabetes Mellitus
Ginjal
Jantung
Hipertensi
Lain-lain, sebutkan …
2. Riwayat Penyakit Keluarga : Ada/Tidak, sebutkan …
3. Kadar Gula Darah Puasa : mg/dl
Lampiran 6
FORMULIR FOOD FREQUENCY QUESTIONNAIRE (FFQ)
Nama Bahan Frekuensi Konsumsi
Makanan >1x/hr 1x/hr 1-3x/mg 4-6x/mg 1x/bln 2-3x/bln 1x/thn Keterangan
Karbohidrat
1. Nasi putih
2. Roti
3. Mi basah
4. Mi kering
5. Bihun
6. Ubi jalar
7. Singkong
8. Talas
9. Kentang
10. Jagung
11. Biskuit
12. Makaroni
13. Tepung beras
14. Tepung terigu
15. Tepung tapioka
16. Maizena
17...................
Lauk Hewani
1. Daging ayam
2. Daging sapi
3. Telur ayam
4. Telur bebek
5. Telur puyuh
6. Ikan
7. Hati ayam
8. Hati sapi
9. Jeroan
10. Bakso
11. Sosis ayam
12. Sosis sapi
13. Udang
14. Kerang
15. Kepiting
16. Teri
17................
Lauk Nabati
1. Tahu
2. Tempe
3. Tempe gembus
4. Oncom
5. Kacang hijau
6. Kacang tanah
7. Kacang tolo
8. Kacang mede
9. Kacang merah
10............
Sayuran
1. Bayam
2. Kangkung
3. Brokoli
4. Wortel
5. Sawi hijau
6. Sawi putih
7. Daun pepaya
8. Daun singkong
9. Daun melinjo
10. Kacang panjang
11. Labu siam
12. Tomat
13. Kubis
14. Buncis
15. Ketimun
16. Tauge
17. Pepaya muda
18. Terong
19. Pare
20. Lobak
21....................
Buah-Buahan
1. Pisang
2. Pepaya
3. Semangka
4. Jambu biji
5. Jeruk
6. Melon
7. Nanas
8. Mangga
9. Anggur
10. Alpukat
11. Apel
12. Pear
13. Rambutan
14. Belimbing
15....................
Snack
1. Pudding
2. Lapis legit
3. Cireng
4. Cake
5. Kerupuk
6. Molen
7. Klepon
8. Gorengan
9. Pempek
10. Kue putu ayu
11. Keripik pisang
12. Serabi
13...................
Sumber Lemak
1. Minyak goreng
2. Margarin
3. Mentega
4. Santan
5. Kelapa parut
6..............
Susu & Olahannya
1. Susu kental manis
2. Susu bubuk
3. Susu sapi
4. Susu kambing
5. Susu kedelai
6. Yogurt
7. Keju
8.................
Output Nutrisurvey
Lampiran 7
Master Tabel
No Nama Jk Umur BB Lp Kategori GDP Kategori Asupan Asupan % Kategori Asupan % Kategori
(Tahun) (K (Cm) (mg/dl) Lemak Kebutuhan Lemak Zink Zink
g)
1. Ny. Na P 55 61 81 Obess Ab 109 Pradiabetes 13.5 29.7 45.5 Kurang 4.7 42.7 Kurang
2. Tn. Hs L 50 68 94 Obess Ab 108 Pradiabetes 18.3 45.3 40.4 Kurang 8.3 75.5 Kurang
3. Ny. Pk P 46 54 78 Bukan obess 101 Pradiabetes 12.8 37.5 34.1 Kurang 4.3 39.1 Kurang
4. Ny. Km P 49 60 81 Obess Ab 112 Pradiabetes 15.5 41.7 37.2 Kurang 4.8 43.6 Kurang
5. Ny. Sw P 59 60 83 Obess Ab 115 Pradiabetes 14.8 29.2 50.7 Kurang 6.3 57.3 Kurang
6. Ny. A P 42 78 112 Obess Ab 117 Pradiabetes 35.8 37.9 94.5 Baik 5.2 47.3 Kurang
7. Ny. E P 56 61 88 Obess Ab 124 Pradiabetes 25.7 29.7 86.5 Baik 4.7 42.7 Kurang
8. Ny. V P 47 56 73 Bukan obess 140 Diabetes 17.5 31.1 56.3 Kurang 5.8 52.7 Kurang
9. Tn. S L 49 77 104 Obess Ab 117 Pradiabetes 20.2 49.9 40.5 Kurang 7.3 66.4 Kurang
10. Ny. S P 60 58 76 Bukan obess 94 Normal 60.7 27.1 223.9 Lebih 5.7 51.8 Kurang
11. Ny. F P 45 63 79 Bukan Obes 98 Normal 41.2 35 117.7 Lebih 5.3 48.2 Kurang
12. Ny. Swd P 54 78 98 Obess Ab 101 Pradiabetes 42.7 37.9 112.7 Lebih 5.8 52.7 Kurang
13. Ny. Sh P 56 66 81 Obess Ab 120 Pradiabetes 55.5 32.1 172.9 Lebih 6.8 61.8 Kurang
14. Ny. Nr P 46 58 79 Bukan obess 108 Pradiabetes 60.6 40.3 150.4 Lebih 7.5 68.2 Kurang
15. Tn. An L 54 78 111 Obess Ab 132 Diabetes 47 45.5 103.3 Baik 7.7 70 Kurang
16. Ny. Srt P 58 60 82 Obess Ab 116 Pradiabetes 36.9 29.2 126.4 Lebih 5 45.5 Kurang
17. Tn. Kr L 59 65 90 Obess Ab 147 Diabetes 47.3 54.2 87.3 Baik 8.6 78.2 Cukup
18. Tn. Hn L 60 64 83 Bukan obess 89 Normal 21.4 40.9 52.3 Kurang 4 36.4 Kurang
19. Ny. Sy P 41 69 107 Obess Ab 118 Pradiabetes 54.8 33.5 163.6 Lebih 8 72.7 Kurang
20. Ny. Shy P 42 62 88 Obess Ab 123 Pradiabetes 19.1 27 70.7 Sedang 4 36.4 Kurang
21. Tn. G L 56 73 99 Obess Ab 170 Diabetes 25.3 53.2 47.6 Kurang 7.3 66.4 Kurang
22. Ny. P P 49 59 86 Obess Ab 92 Normal 21.2 32.8 64.6 Sedang 4.1 37.3 Kurang
23. Ny. Mr P 49 58 79 Bukan obess 137 Diabetes 27.8 40.3 69 Sedang 4.6 41.8 Kurang
24. Ny. Kw P 47 56 76 Bukan obess 98 Normal 22.5 30.9 72.8 Sedang 4 36.4 Kurang
25. Tn. D L 45 68 87 Bukan obess 121 Pradiabetes 21.6 45.3 47.7 Kurang 4.9 44.5 Kurang
26. Tn. Aw L 48 68 90 Obess Ab 112 Pradiabetes 31.7 45.3 70 Sedang 6.8 61.8 Kurang
27. Tn. In L 57 72 96 Obess Ab 110 Pradiabetes 51.5 48 107.3 Baik 7.8 70.9 Kurang
28. Ny. M P 54 61 84 Obess Ab 100 Pradiabetes 39.2 29.7 132 Lebih 7.2 65.5 Kurang
29. Tn. A L 56 71 98 Obess Ab 126 Diabetes 53.2 41.4 128.5 Lebih 9.1 82.7 Cukup
30. Ny. W P 51 61 83 Obess Ab 125 Pradiabetes 49.8 29.7 167.7 Lebih 7.1 64.5 Kurang
31. Tn. R L 47 59 82 Bukan obess 123 Pradiabetes 33.2 49.2 67.5 Sedang 4.7 42.7 Kurang
32. Tn. J L 54 67 91 Obess Ab 130 Diabetes 66.8 51.4 130 Lebih 8.5 77.3 Cukup
33. Ny. I P 60 60 83 Obess Ab 100 Pradiabetes 48.7 50 97.4 Baik 7.8 70.9 Kurang
Lampiran 8
Outpus SPSS
Valid N (listwise) 33
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Correlations
N 33 33
N 33 33
Uji Kenormalan Data Asupan Lemak
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Correlations
N 33 33
N 33 33
Uji Kenormalan Data Lingkar Perut
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Correlations
N 33 33
Spearman's rho
Correlation Coefficient .319 1.000
N 33 33
Lampiran 9
Lembar Konsultasi
Lampiran 14
Dokumentasi