Anda di halaman 1dari 82

ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN PADA NY.

L G2P1A0
UK 38 MINGGU UMUR 26 TAHUN DENGAN HEPATITIS
DI RSI NU DEMAK TAHUN 2021

Karya Tulis Ilmiah


Diajukan sebagai salah satu syarat untuk
Mencapai gelar Ahli Madya Kebidanan

Oleh
SELVIA LINA HIDAYAH
NIM:1520182013

Pembimbing :
1. Islami, S. SiT., M. Keb
2. Fania Nurul K, S. SiT., M. Keb

PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
2020/2021

i
HALAMAN PERSETUJUAN

Karya tulis ilmiah dengan judul “ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL


DENGAN HEPATITIS PADA NY. L G2P1A0 UK 38 MINGGU UMUR 26
TAHUN DI RSI NU Demak” telah mendapatkan persetujuan oleh pembimbing
untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah Universitas
Muhammadiyah Kudus, pada:
Hari :
Tanggal :
Nama : Selvia Lina Hidayah
NIM : 1520182013

Menyetujui,
Pembimbing I

Islami, S. SiT., M. Keb


NIDN.0630088102

Pembimbing II

Fania Nurul K, S. SiT., M. Keb


NIDN.0601038002

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Karya tulis ilmiah dengan judul: “ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. L


G2P1A0 UK 38 MINGGU UMUR 26 TAHUN DENGAN HEPATITIS DI RSI
NU DEMAK” telah mendapatkan persetujuan oleh pembimbing untuk
dipertahankan dihadapan Tim Penguji Karya Ilmiah Universitas Muhammadiyah
Kudus, pada:
Hari/Tanggal :
Nama : Selvia Lina Hidayah
NIM : 1520182013

Tim Penguji
Ketua Penguji Anggota Penguji

Nasriyah, M. Keb Fania Nurul K, S. SiT., M. Keb


NIDN. 0609117901 NIDN. 0621088801

Mengetahui,
Rektor Universitas Muhammadiyah Kudus

Rusnoto, SKM. M.Kes. (Epid)


NIDN. 0621087401

iii
PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama : Selvia Lina Hidayah
NIM : 1520182013
Menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah dengan judul “ASUHAN KEBIDANAN
PADA NY. L G2P1A0 UK 38 MINGGU UMUR 26 TAHUN DENGAN
HEPATITIS DI RSI NU DEMAK”, merupakan:
1. Hasil karya yang dipersiapkan dan disusun sendiri.
2. Belum pernah disampaikan untuk mendapatkan gelar Ahli Madya
Kebidanan.
3. Oleh karena itu pertanggung jawaban karya tulis ilmiah ini sepenuhnya
berada pada dirisaya.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Kudus, September 2021


Penyusun

Selvia Lina Hidayah


NIM: 1520182013

iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Selvia Lina Hidayah


TTL : Pati,04 Maret 2000
JenisKelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Trangkil RT 02/RW 02, Trangkil, Pati
Email : selvialinahidayah@gmail.com
No. Hp :085728522631
Riwayat Pendidikan :
1. TK. Tunas Harapan Bangsa 2006
2. SDN 04 Trangkil 2012
3. SMP NEGERI 02 JUWANA 2015
4. SMA NEGERI 1 JUWANA 2018
5. Universitas Muhammadiyah Kudus 2021

Judul Karya Tulis Ilmiah (KTI): ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU

HAMIL NY. L G2P1A0 UK 38 MINGGU UMUR 26 TAHUN


DENGAN HEPATITIS DIRSI NU DEMAK

v
MOTTO

“Meskipun dunia tak pernah tahu bahwa kau telah berusaha


melakukan sesuatu kebaikan, jangan pernah berpikir untuk berhenti
berbuat baik. karena Allah melihatmu allah itu adil dan allah-lah yang akan
memberi balasan kebaikanmu”
“Tetaplah tersenyum. Karna tanpa sadar ada seseorang yang
menjadiakanmu alasan untuk senyum”

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga atas izin-Nya penulis dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Asuhan Kebidanan Pada Ibu
Hamil dengan Penyakit Penyerta Hepatitis di RSI NU Demak”. Laporan ini
disusun sebagai syarat memperoleh gelar ahli madya kebidanan. Penyusunan
laporan ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya bantuan, dari semua pihak.
Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih pada:
1. Rusnoto, S.KM, M. Kes (Epid), selaku Ketua Universitas Muhammadiyah
Kudus yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melaksanakan
penyusunan proposal karya tulis ilmiah ini.
2. Bu Fania Nurul K, S. SiT., M. Keb selaku Ketua Jurusan D3 Kebidanan
Universitas Muhammadiyah Kudus
3. Bu Islami, S. SiT., M. Keb selaku dosen pembimbing I yang telah meluangkan
waktu untuk memberikan pengarahan demi terselesainya karya tulis ilmiahini.
4. Bu Fania Nurul K, S. SiT., M. Keb selaku dosen pembimbing II yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan demi terselesainya karya
tulis ilmiah ini.
5. Bu Zahrotul Wafiroh, S.Tr., Keb selaku Clinical Instructor (CI) RSI NU
Demak yang telah memberikan pengarahan pemilihan responden sesuai
dengan kasus yang diambil penulis untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah
ini.
6. Ny. L yang telah bersedia menjadi subyek dalam studi kasus yang telah
diselesaikan oleh penulis.
7. Kedua orang tua, adik, keponakan, keluarga tercinta yang telah memberikan
dukungan baik material maupun moril, dorongan, semangat dan do’a yang
tiada henti.
8. Seluruh dosen dan staf Universitas Muhammadiyah Kudus atas segala bantuan
yang diberikan.

vii
9. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam proses penyusunan karya
tulis ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih banyak kekurangan,
oleh karena itu penulis membuka kritik dan saran demi kemajuan dan
kesempurnaan karya tulis ilmiah ini. Penulis berharap semoga karya tulis ilmiah
ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi tenagakesehatan pada
khususnya.

Kudus, September 2021


Penulis

viii
ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN PADA NY. L G2P1A0 UK 38
MINGGU UMUR 26 TAHUN DENGAN HEPATITIS
DI RSI NU DEMAK
Selvia Lina Hidayah1
Islami, S. SiT., M. Keb 2
Fania Nurul K, S. SiT., M. Keb 3
ABSTRAK

Latar Belakang: Hepatitis B adalah infeksi virus yang disebabkan oleh virus
hepatitis B (HBV) yang menyerang hati dan dapat menyebabkan penyakit akut
maupun kronik dan secara potensial merupakan infeksi hati yang mengancam
nyawa disebabkan oleh infeksi virus hepatitis B (WHO, 2012). Berdasarkan data
yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota/ Kabupaten seluruh Jawa Tengah
pada tahun 2014 jumlah penderita hepatitis B di Jawa Tengah sebanyak 66 kasus
(Dinkes Prov, 2014).
Tujuan: Melaksanakan asuhan kebidanan pada Ny. L umur 26 tahun G2P1A0
hamil 38 minggu penyakit penyerta Hepatitis di RSI NU DEMAK menggunakan 7
langkah Varney yang dilanjutkan dengan manajemen SOAP, mengetahui
kesenjangan antara teori dan kasus dilahan praktik.
Metode: penulisan karya tulis ilmiah ini merupakan studi kasus yang
menggunakan beberapa metode untuk memperoleh data meliputi wawancara dan
observasi, dan dokumentasi.
Hasil: pada kasus Ny. L klien menyatakan bahwa keluhan yang dirasakan berupa
kenceng-kenceng karena kontraksi, namun penulis menemukan adanya masalah
yaitu pada hasil laboratorium berupa HBsAG positif. Asuhan kehamilan
terlaksana dengan baik.
Kesimpulan: Dari kasus Ny. L UMUR 26 tahun G2P1A0 hamil 38 minggu
dengan penyakit penyerta hepatitis di RSI NU DEMAK ditemukan adanya
kesenjangan yaitu diberikannya obat stesolid dan proster dilahan yang berfungsi
sebagai pematangan serviks. Di dalam teori induksi persalinan tidak mengubah
jalannya penyakit hepatitis.
Kata Kunci: Asuhan kebidanan, kehamilan, hepatitis.

MEDICAL CARE OF PREGNANCY IN NY. L G2P1A0

ix
38 WEEK 26 YEARS
WITH HEPATITIS MORBIDITIES
in RSI NU Demak
Selvia Lina Hidayah1
Islami, S. SiT., M. Keb 2
Fania Nurul K, S. SiT., M. Keb 3
ABSTRACT
Background: Hepatitis B is a viral infection caused by the hepatitis B virus (HBV) which
attacks the liver and can cause acute and chronic disease and is a potentially life-
threatening liver infection caused by hepatitis B virus infection (WHO, 2012). Based on
data obtained from the City/Regency Health Offices throughout Central Java, in 2014 the
number of hepatitis B sufferers in Central Java was 66 cases (Prov Health Office, 2014).
Objective: in implement midwifery care in Mrs. L 26 years old G2P1A0 38 weeks
pregnant with hepatitis in RSI NU DEMAK hospital using 7 step Varney followed by
SOAP management, know the gap between theory and practice cases in the field.
Methods: writing of scientific paper is a case study which uses several methods to obtain
data include interviews, observations, and documentation.
Results: in the case of Mrs. L the client states that the perceived complaints for
contraction, but the authors found an issue that is in the from HbsAG-positive laboratory
results. Pregnancy care is done well.
Clonclusion: Case of Mrs. L 26 years G2P1A0 38 weeks pregnant concomitant diseases
hepatitis in RSI NU DEMAK Hospital found gaps are given drugs and proster stesolid on
land that serves as cervical ripening. In the theory of induction of labor did not change
the course of hepatitis.
Keyword: Midwifery care, pregnancy, hepatitis.

x
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN......................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iii
PERNYATAAN .............................................................................................. iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP......................................................................... v
MOTTO............................................................................................................ vi
KATA PENGANTAR...................................................................................... vii
ABSTRAK.....................................................................................................ix
DAFTAR ISI.................................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
A. Latar Belakang........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................... 3
C. Tujuan Penulisan........................................................................ 4
D. Ruang Lingkup........................................................................... 4
E. Manfaat Penulisan...................................................................... 5
F. Metode Penulisan Data.............................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................... 8
A. Kehamilan.................................................................................. 8
B. Hepatitis..................................................................................... 19
C. Teori Manajemen Kebidanan..................................................... 30
BAB III TINJAUAN KASUS........................................................................ 44
A. Tinjauan Kasus........................................................................... 44
B. Data Perkembangan I................................................................. 52
C. Data Perkembangan II................................................................ 54
D. Data Perkembangan III.............................................................. 55
BAB IV PEMBAHASAN.............................................................................. 58
BAB V PENUTUP........................................................................................ 63
A. Kesimpulan................................................................................ 63
B. Saran........................................................................................... 65

xi
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 67
LAMPIRAN.................................................................................................... 68

xii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Virus Hepatitis B (VHB) merupakan penyakit infeksi utama dunia
yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Pola transmisi hepatitis
B bervariasi menurut prevalensikarier. Pada daerah endemis seperti Asia
Tenggara, Asia Timur dan Sub sahara Afrika, metode transmisi yang paling
umum ditemukan adalah transmisi dari ibu ke bayi. Pada daerah endemis ini,
transmisi ibu ke bayi mencapai 25-30% dengan risiko infeksi mencapai 60%
selama kehidupan (Patton H, TranTT 2013). Hepatitis B adalah infeksi virus
yang disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV) yang menyerang hati dan
dapat menyebabkan penyakit akut maupun kronik dan secara potensial
merupakan infeksi hati yang mengancam nyawa disebabkan oleh infeksi
virus hepatitis B (WHO, 2012).
World Health Organization (WHO) memperkirakan 800 perempuan
meninggal setiap harinya akibat komplikasi kehamilan dan proses kelahiran.
Sekitar 99% dari seluruh kematian ibu terjadi di Negara berkembang. Sekitar
80% kematian maternal merupakan akibat meningkatnya komplikasi selama
kehamilan, persalinan dan setelah persalinan. Angka Kematian Ibu (AKI) di
dunia pada tahun 2014 yaitu 289.000 jiwa (WHO, 2014).
Maraknya hepatitis B menjadi pembunuh nomor 10 didunia, endemis
di China dan bagian lain di Asia termasuk Indonesia. Dua milyar penduduk
dunia pernah terinfeksi oleh virus Hepatitis B, 400 juta jiwa pengidap
Hepatitis kronik dan 250.000 orang setiap tahun meninggal akibat siros
(WHO, 2010). Data Riskesdas (2014) mengatakan Indonesia menjadi Negara
dengan penderita Hepatitis B ketiga terbanyak di dunia setelah China dan
India dengan jumlah penderita 28 juta orang. Sementara terdapat 5,3 juta ibu
hamil dengan Hepatitis B (HBsAg) reaktif dengan rata-rata 2,7%, maka
setiap tahun diperkirakan terdapat 150 ribu bayi yang 95% berpotensi
mengalami hepatitis kronis (sirosis atau kanker hati) pada 30 tahun kedepan

xiii
(Depkes RI, 2017).
Dampak dari penyakit Hepatitis B sangat besar terhadap masalah
kesehatan masyarakat, produktifitas, umur harapan hidup, dan dampak social
ekonomi lainnya. Setiap tahun terdapat 5,3 juta ibu hamil hepatitis B pada
ibu hamil rata-rata 2,7%, maka setiap tahun diperkirakan terdapat 150 ribu
bayi yang 95% berpotensi mengalami hepatitis kronis (sirosis atau kanker
hati) pada usia 30 tahun.
Penyakit Hepatitis B dapat menyerang semua umur, gender dan ras
di seluruh dunia. Hepatitis B dapat menyerang dengan atau tanpa gejala
Hepatitis. Ibu hamil termasuk salah satu kelompok yang mudah terinfeksi
Hepatitis. Survei data pasien. Hepatitis B adalah bentuk hepatitis yang
paling sering ditularkan dari ibu ke bayi diseluruh dunia. Hepatitis B
menyebar melalui darah dan cairan tubuh yang terinfeksi misal cairan vagina
atau air mani. Bayi dalam kandungan pada umumnya tidak terpengaruh oleh
virus hepatitis milik ibunya selama kehamilan.
Akibat dari penyakit hepatitis B adanya peningkatan risiko saat
persalinan, seperti bayi lahir prematur, bayi lahir dengan berat rendah
(BBLR), atau kelainan anatomi dan fungsi tubuh bayi (terutama pada infeksi
hepatitis B kronis). Risiko lainnya adalah bayi dapat terinfeksi saat lahir.
Bayi mungkin terinfeksi hepatitis B saat lahir jika ibu positif sudah terinfeksi
sebelumnya. Penyakit ini diteruskan ke anak yang terkena paparan darah dan
cairan vagina ibu selama proses persalinan. Infeksi virus hepatitis B bisa
sangat parah pada bayi. Hal itu bisa mengancam nyawa mereka. Apabila
anak terinfeksi virus hepatitis B semasa kecil, sebagian besar kasusnya akan
berlanjut menjadi kronis. Hepatitis kronis inilah yang bisa berakibat buruk
pada kesehatan anak dikemudian hari, yaitu berupa kerusakan hati (sirosis)
dan kadang kanker hati (terutama jika disertai infeksi virus hepatitis B).
Setidaknya di Indonesia ada 3,9% ibu hamil yang merupakan
pengidap hepatitis. Ibu hamil yang mengidap hepatitis memiliki risiko
penularan maternal kurang lebih 45% (Dinkes, 2014)

xiv
4

Angka kematian ibu Provinsi Jawa Tengah tahun 2015 berdasarkan


laporan dari kabupaten/kota sebesar 619 kasus. Penyebab kematian ibu di
Jawa Tengah antara lain 21,14% perdarahan, 24,22% hipertensi, 2,76%
infeksi, 8,25% gangguan system peredaran darah, dan 40,49 % lain-lain
(Dinkes Prov, 2015).
Yang dimaksud dengan penyebab lain-lain adalah penyebab kematian
ibu secara tidak langsung, seperti kondisi penyakit kanker, ginjal, jantung,
tuberculosis, hepatitis atau penyakit lain yang diderita ibu. Tingginya
kematian ibu akibat penyebab lain-lain menuntut peran besar rumah
sakitdalam menangani penyebab tersebut (Infodatin, 2014).
Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota/
Kabupaten seluruh Jawa Tengah pada tahun 2014 jumlah penderita hepatitis
B di Jawa Tengah sebanyak 66 kasus (Dinkes Prov, 2014).
Upaya pencegahan transmisi hepatitis B dari ibu ke bayi adalah
imunoprofilaksis menggunakan immunoglobulin hepatitis B (HBIg) dan
vaksinasi hepatitis B. Keberhasilan dari protocol imunoprofilaksis ini sangat
baik, yaitu mencapai 95%. Namun, sekitar lima persen sisanya akan
mengalami kegagalan imunoprofilaksis dan akan menambah populasi
Hepatitis B kronik di Asia. Dengan demikian, usaha-usaha yang bertujuan
menurunkan jumlah virus hepatitis B ibu sebelum melahirkan perlu
dilakukan untuk mencegah transmisivertikal hepatitis B terutama pada
populasi yang rentan terhadap kegagalan imunoprofilaksis (Depkes RI,
2017).
Sebagai seorang bidan dalam memberikan asuhan kebidanan harus
berdasarkan pada aturan atau hukum yang berlaku, sehingga penyimpangan
terhadap hukum (mal praktik) dapat dihindarkan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah dalam karya tulis
ilmiah ini sebagai berikut “Bagaimana penatalaksanaan asuhan kebidanan
4

pada ibu hamil dengan HbsAg positif di RSI NU Demak?”

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui manajemen asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan
HbsAg positif.
2. Tujuan khusus
a. Melakukan manajemen kebidanan sesuai 7 langkah Varney.
1) Melakukan pengkajian guna menegakkan diagnose nomenklatur.
2) Mengidentifikasi diagnose nomenklatur atau masalah serta
kebutuhan.
3) Mengidentifikasi diagnose potensial pada kasus ibu hamil HbsAg
positif.
4) Menerapkan antisipasi segera terhadap masalah pada ibu hamil
dengan HbsAg positif.
5) Menyusun rencana asuhan secara menyeluruh dengan tepat dan
rasional.
6) Dapat melaksanakan asuhan secara efisiensi dan aman pada ibu
hamil.
7) Mengevaluasi kondisi ibu hamil setelah dilakukan tindakan.
b. Melakukan asuhan kebidanan yang diberikan pada ibu hamil dengan
HbsAg positif menggunakan metode SOAP.
c. Menganalisis kesenjangan antara teori dengan asuhan yang diberikan di
RSI NU Demak.

D. Ruang Lingkup
1. Sasaran
Sasaran dalam studi kasus ini adalah Ny. L umur 26 tahun G2P1A0
usia kehamilan 38 minggu dengan HbSAg positif.
2. Tempat
Tempat yang digunakan dalam studi kasus ini adalah RSI NU Demak.
4

3. Waktu
Waktu pelaksanaan studi kasus ini adalah 21 Desember 2020-30
Januari 2021

E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Bagi Peneliti
a. Sebagai bahan informasi untuk memperluas atau memperkaya wawasan
bagi peneliti maupun pembaca/pemerhati Kesehatan masyarakat
khususnya dalam kasus ibu hamil dengan Hepatitis B.
b. Dapat memahami dan mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah
diperoleh selama perkuliahan khususnya tentang asuhankebidanan pada
ibu hamil dengan penyakit penyerta hepatitis.
2. Manfaat Bagi Partisipan
Diharapkan dengan adanya penelitian ini bisa menjadi ilmu
tambahan dan menjadi pelajaran untuk mengantisipasi kegagalan
pemberian ASI eksklusif selanjutnya.
3. Manfaat Bagi Universitas Muhammadiyah Kudus
Hasil studi kasus ini diharapkan dapat memberikan informasi
kepada bidan sebagai bahan untuk mengedukasi ibu hamil dengan
Hepatitis B.
4. Manfaat Bagi Profesi
Menambah ilmu pengetahuan dan edukasi tentang pengalaman
bidan dalam menghadapi pengalaman kegagalan ibu menyusui dalam
memberikan ASI Eksklusif

F. Metode Penelitian
Metode dan teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis
adalah metode analisa deskriptif yaitu menggambarkan obyek peristiwa
yang sedang berlangsung, pelaksanaan kegiatan,pengumpulan data dan
menarik dari kesimpulan data-data berikut:
4

1. Wawancara
Wawancara adalah suatu metode yang dipergunakan untuk
mengumpulkan data,dimana peneliti mendapatkan keterangan atau
informasi secara lisan dari seseorang sasaran penelitian (responden),
atau bercakap-cakap terhadap muka dengan orang tersebut (face to face)
(Notoatmodjo, 2010).
Dalam penulisan ini,penulis menggunakan metode auto atau
allow anamneses dengan cara wawancara langsung dengan klien dan
keluarga klien.
2. Observasi
Observasi adalah suatu prosedur yang berencana, yang antara lai
meliputi melihat,mendengar,dan mencatat sejumlah dan taraf aktifitas
tertentu atau situasi tertentu yang ada hubungannya dengan masalah
yang diteliti (Notoatmodjo, 2010).
3. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan secara head to toe meliputi
inspeksi,palpasi, auskultasi, dan perkusi dalam upaya membantu
menegakkan diagnosa (Notoatmodjo, 2010).
4. Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu mencari data/mengenai hal-hal atau
variabel berupa dokumentasi (baik dokumen-dokumen resmi atau tidak
resmi) transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,notulen rapat,
lengger, agenda,dan sebagainya.
5. Studi Kepustakaan
Upaya mendapatkan data tentang ibu hamil dengan hepatitis inidari
buku literature, dan internet yang berhubungan dengan pemberian
asuhan kebidanan (Notoatmodjo, 2010).
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kehamilan
1. Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah sebuah proses yang dimulai dari tahap konsepsi
sampai lahirnya janin. Lamanya kehamilan normal adalah 280 hari (40
minggu) dihitung dari hari pertama haid terakhir (Widatiningsih & Dewi,
2017). Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum dan di lanjutkan dengan nidasi atau implantasi.
Kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu bila
dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi (Walyani, 2015).
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kehamilan adalah
suatu proses yang diawali dengan penyatuan spermatozoa dan ovum
(fertilisasi) dan dilanjutkan dengan implantasi hingga lahirnya bayi yang
lamanya berkisar 40 minggu.
2. Tanda Kehamilan Sesuai Umur Kehamilan
Menurut Widatiningsih dan Dewi (2017) tanda – tanda kehamilan
dibagi menjadi tiga yaitu tanda dugaan hamil (presumtif sign), tanda tidak
pasti hamil (probable sign), dan tanda pasti hamil (positive sign).
a. Tanda−tanda dugaan hamil (presumtif sign)
Tanda dugaan (presumtif) yaitu perubahan fisiologis yang dialami
pada wanita namun sedikit sekali mengarah pada kehamilan karena
dapat ditemukan juga pada kondisi lain serta sebagian besar bersifat
subyektif dan hanya dirasakan oeh ibu hamil. Yang temasuk presumtif
sign adalah:
1) Amenorea
Haid dapat berhenti karena konsepsi namun dapat pula
terjadi pada wanita dengan stres atau emosi, faktor hormonal,
gangguan metabolisme, serta kehamilan yang terjadi pada

7
16

wanita yang tidak haid karena menyusui ataupun sesudah kuretase.


Amenorea penting dikenali untuk mengetahui hari pertama haid
terakhir (HPHT) dan hari perkiraan lahir (HPL).
2) Nausea dan vomitus (mual dan muntah)
Keluhan yang sering dirasakan wanita hamil sering disebut
dengan morning sickness yang dapat timbul karena bau rokok,
keringat, masakan, atau sesuatu yang tidak disenangi. Keluhan ini
umumnya terjadi hingga usia 8 minggu hingga 12 minggu
kehamilan.
3) Mengidam
Ibu hamil ingin makanan atau minuman atau meginginkan
sesuatu. Penyebab mengidam ini belum pasti dan biasanya terjadi
pada awal kehamilan.
4) Fatique (Kelelahan) dan sinkope (pingsan)
Sebagian ibu hamil dapat mengalami kelelahan hingga
pingsan terlebih lagi apabila berada di tempat ramai. Keluhan ini
akan meghilang setelah 16 minggu.
5) Mastodynia
Pada awal kehamilan mamae dirasakan membesar dan
sakit. Ini karena pengaruh tingginya kadar hormon esterogen dan
progesteron. Keluhan nyeri payudara ini dapat terjadi pada kasus
mastitis, ketegangan prahaid, penggunaan pil KB.
6) Gangguan saluran kencing
Keluhan rasa sakit saat kencing, atau kencing berulang–
ulang namun hanya sedikit keluarnya dapat dialami ibu hamil.
Penyebabnya selain karena progesteron yang meningkat juga
karena pembesaran uterus. Keluhan semacam ini dapat terjadi
pada kasus infeksi saluran kencing, diabetes militus, tumor pevis,
atau keadaan stress mental.
7) Konstipasi
Konstipasi mungkin timbul pada kehamilan awal dan sering
16

menetap selama kehamilan dikarenakan relaksasi otot polos akibat


pengaruh progesteron. Penyebab lainnya yaitu perubahan pola
makan selama hamil, dan pembesaran uterus yang mendesak usus
serta penurunan motilitas usus.
8) Perubahan Berat Badan
Berat badan meningkat pada awal kehamilan karena
perubahan pola makan dan adanya timbunan cairan berebihan
selama hamil.
9) Quickening
Ibu merasakan adanya gerakan janin untuk yang pertama
kali. Sensasi ini bisa juga karena peningkatan peristaltik usus,
kontraksi otot perut, atau pergerakan isi perut yang dirasakan
seperti janin bergerak.
b. Tanda tidak pasti kehamilan (probable sign)
1) Peningkatan suhu basal tubuh
Kenaikan suhu basal lebih dari 3 minggu, kemungkinan
adanya kehamilan. Kenaikan ini berkisar antara 37,2 C sampai
dengan 37,8 C.
2) Perubahan warna kulit
Cloasma Gravidarum/topeng kehamilan berupa berwarna
kehitaman sekitar mata, hidung, dan pelipis yang umumnya terjadi
pada kehamilan mulai 16 minggu. Warna akan semakin gelap jika
terpapar sinar matahari. Perubahan kulit lainnya bisa berupa
hiperpigmentasi di sekitar aerola dan putting mamae, munculnya
linea nigra yaitu pigmentasi pada linea medialis perut yang tampak
jelas mulai dari pubis sampai umbilikus. Perubahan pada kulit
terjadi karena rangsangan Melanotropin Stimulating Hormone/
MSH.
Striae gravidarum berupa garis−garis tidak teratur sekitar
perut berwarna kecoklatan, dapat juga berwarna hitam atau ungu
tua (striae livide) atau putih (striae albicans) yang tejadi dari
16

jaringan koagen yang retak diduga karena pengaruh


adrenocortikosteroid. Seringkali terjadi bercak−bercak kemerahan
(spider) karena kadar esterogen yang tinggi.
3) Perubahan Payudara
Pembesaran dan hipervaskularisasi mamae terjadi sekitar
kehamilan 6 sampai 8 minggu. Pelebaran aeroa dan menonjolnya
kalenjer montgomery, karena rangsangan hormon steroid.
Pengeluaran kolostrum biasanya kehamilan 16 minggu karena
pengaruh prolaktin dan progesteron.
4) Pembesaran Perut
Biasanya tampak setelah 16 minggu karena pembesaran
uterus. Ini bukan tanda diagnostik pasti tapi harus dihubungkan
degan tanda kehamilan lain. Perubahan kurang dirasakan
primigravida, karena kondisi otot−otot masih baik. Pembesaran
perut mungkin dapat ditemui pada obesitas, kelemahan otot perut,
tumor pelvik dan perut, ascites, hernia perut bagian depan.
5) Epulis
Hipertropi pada gusi belum diketahui penyebabnya secara
jelas. Dapat tejadi juga pada infeksi lokal, pengapuran gigi atau
kekurangan vitamin C.
6) Ballotmen
Pada kehamilan 16 sampai 20 minggu pemeriksaan palpasi
kesan seperti ada masa yang keras, mengapung dan memantul di
uterus. Dapat terjadi pada tumor uterus, mioma, acites, dan kista
ovarium.
7) Kontraksi Uterus
Kontraksi uterus yang dirasakan seperti tertekan dan
kencang, disebut kontraksi brackston Hics. Uterus mudah
terangsang oleh peninggian hormon oksitosin gejala ini biasanya
mulai usia kehamilan 28 minggu pada primi dan semakin lanjut
kehamilannya semakin sering dan kuat.
16

8) Tanda Chadwick dan Goodel


Terjadi perubahan warna pada vagina atau porsio mejadi
kebiruan atau ungu yang disebut tanda chadwick. Perubahan
konsistensi serviks menjadi lunak disebut tanda goodell.
c. Tanda pasti hamil (positive sign)
1) Teraba bagian−bagian janin
Umumnya pada kehamilan 22 minggu janin dapat diraba
pada wanita kurus dan otot perut relaksasi. Kehamilan 28 minggu
3jelas bagian janin dapat diraba demikian pula gerakan janin dapat
dirasakan oleh ibu.
2) Gerakan Janin
Pada kehamilan 20 minggu gerakan janin dapat dirasakan
oleh pemeriksa.
3) Terdengar Denyut Jantung Janin
Dengan menggunakan ultrasound denyut jantung janin
dapat terdengar pada usia 6 sampai 7 minggu. Jika menggunakan
dopler pada usia 12 minggu sedangkan jika menggunakan
stetoskop leannec 18 minggu. Frekuensi deyut jantung janin antara
120 sampai dengan 160 kali permenit yang akan jelas terdengar
bila ibu tidur terlentang atau miring dengan punggung bayi di
depan.
4) Pemeriksaan rontgen
Gambaran tulang mulai terlihat degan sinar X pada usia
kehamilan 6 minggu namun masih belum dapat dipastikan bahawa
itu adalah gambaran janin. Pada kehamilan 12 sampai 14 minggu
baru dapat dipastikan gambaran tulang janin.
5) Ultrasonografi
USG dapat digunakan umur kehamilan 4 sampai 5 minggu
untuk memastikan kehamilan dengan melihat adanya kantong
gestasi, gerakan janin dan deyut jantung janin.
16

6) Electrocardiography
ECG jantung janin mulai terihat pada kehamilan 12
minggu.

3. Keluhan Pada Kehamilan Trimester III


a. Sering berkemih
Sering berkemih selama kehamilan diakibatkan oleh meningkatnya
laju Filtrasi Glimerolus. Asuhan kebidanan untuk menangani keluhan
ini yaitu dengan menjelaskan pada ibu bahwa dering berkemih
merupakan hal normal akibat dari perubahan yang terjadi selama
kehamilan, menganjurkan ibu mengurangi asupan cairan 2 jam
sebelum tidur agar istirahat ibu tidak akan terganggu (Husin, Farid,
2014).
b. Varises dan Wasir
Varises adalah pelebaran pada pembuluh darah balik vena sehingga
katup vena melemah dan menyebabkan hambatan pada aliran
pembuluh darah balik dan biasa terjadi pada pembuluh balik
supervisial. Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Catano, cara untuk
mengatasi varises dan kram diantaranya yaitu dengan melakukan
exercise selama kehamilan dengan teratur, menjaga sikap tubuh yang
baik, tidur dengan posisi kaki sedikit lebih tinggi selama 10-15 menit
dan dalam keadaan miring, hindari duduk dengan posisi kaki
menggantung, dan gunakan stoking, serta mengkonsumsi suplemen
kalsium (Husin, Farid, 2014).
Wasir dipengaruhi oleh hormone progesteron dan tekanan yang
disebabkan oleh uterus menyebabkan vena-vena pada rectum
mengalami tekanan yang lebih dari biasanya akibatnya ketika massa
dari rectum akan dikeluarkan tekanan lebih besar sehingga terjadinya
haemoroid. Menurut penelitian Juan C Vazquez 2010, belum diketahui
secara pasti bahwa mengkonsumsi serat dan cairan dapat mengurangi
hemoroid. Asuhan yang dapat dilakukan bidan untuk mencegah
16

terjadinya haemoroid, dengan cara:


1) Hindari memaksakan mengejan saat defekasi jika tidak ada
rangsangan untuk mengedan.
2) Mandi berendam (hangatnya air tidak hanya member kenyamanan
tetapi juga meningkatkan sirkulasi peredaran darah).
3) Anjurankan ibu untuk memasukan kembali hemoroid ke dalam
rectum (menggunakan lubrikasi).
4) Lakukan latihan mengencangkan perineum (kegel).
c. Sesak nafas
Sesak nafas disebabkan oleh meningkatnya usaha bernafas yang
meningkat dikarenakan oleh rahim yang membesar sesuai dengan
kehamilan sehingga menyebabkan peningkatan kerja pernafasan.
Keluhan sesak nafas juga dapat terjadi karena adanya perubahan pada
volume paru yang terjadi akibat perubahan anatomi toraks selama
kehamilan. Berdasarkan penelitian ditemukan bahwa volume darah
pada saat kehamilan telah cukup bulan rata-rata berkisar antara 40-
45% diatas volume darah wanita dalam keadaan tidak hamil.
Peningkatan volume darah selama kehamilan dapat terkait dengan
usaha pemenuhan kebutuhan kadar O2 ke uterus, dimana system
vaskular yang juga mengalami peningkatan volume organ (hipertrofi)
mengakibatkan kerja jantung untuk memompa darah menjadi lebih
berat dan secara tidak langsung akan berpengaruh pada frekuensi
pernafasan ibu hamil. Mekanisme yang paling penting adalah
hiperventilasi yang disebabkan oleh peningkatan kadar progesteron.
Yoga merupakan salah satu aktivitas atau latihan yang dapat
dilakukan oleh semua orang termasuk ibu hamil. Yoga dalam
kehamilan atau sering disebut dengan prenatal yoga mampu
mengurangi ketidaknyamanan fisik ibu hamil dan mampu membuat
mood ibu menjadi lebih baik.
Yoga adalah salah satu bentuk praktik pikiran tubuh yang berasal
dari India, dikenal dan dikembangkan di beberapa negara berkembang
16

sebagai bentuk praktik kesehatan untuk berbagai macam imunologi,


neuromuscular, psikologis dan kondisi nyeri.
Yoga dianggap mengubah regulasi system saraf dan fungsi system
fisiologis dan memperbaiki kesehatan psikologis serta kebugaran fisik.
(Islami, 2019). Yoga efektif sebagai relaksasi dalam menurunkan
stress, kecemasan dan meningkatkan status kesehatan berdasarkan
tujuh domain SF-36. Yoga juga dikenal lebih efektif daripada relaksasi
dalam meningkatkan kesehatan mental. Vitalitas, fungsi sosial dan
kesehatan mental berdasarkan skor pada SF-36 lebih tinggi untuk
kelompok relaksasi selama periode pemantauan (Islami, 2019). Asuhan
yang dapat dilakukan oleh bidan yaitu:
1) Menganjurkan ibu untuk mengurangi aktivitas yang berat dan
berlebihan.
2) Menganjurkan ibu untuk memperhatikan posisi pada saat duduk
dan berbaring, mengatur posisi duduk dengan punggung tegak,
jika perlu disangga dengan bantal pada bagian punggung,
menghindari posisi tidur terlentang karena dapat mengakibatkan
terjadinya ketidak seimbangan ventilasi pervusi akibat tertekannya
vena.
d. Bengkak dan Kram pada kaki
Bengkak atau oedem adalah penumpukan atau retensi cairan pada
daerah luar sel akibat dari berpindahnya cairan intraseluler ke
ekstraseluler. Hal ini dikarenakan tekanan uterus yang semakin
meningkat dan mempengaruhi sirkulasi cairan.
Dengan bertambahnya tekanan uterus dan tarikan gravitasi
menyebabkan retensi cairan semakin besar. Asuhan yang dapat
dilakukan bidan yaitu:
1) Menganjurkan ibu untuk memperbaiki sikap tubuhnya, terutama
pada saat duduk dan tidur.
2) Hindari menggunakan pakaian ketat dan berdiri lama dan duduk
tanpa sandaran.
16

3) Lakukan latihan ringan dan berjalan secara teratur untuk


memfasilitasi peningkatan sirkulasi.
4) Kenakan penyokong abdomen maternal atau korset untuk
menghilangkan tekanan pada vena panggul.
5) Menganjurkan ibu untuk menggunakan stoking untuk
meringankan tekanan yang memperberat kerja dari pembuluh
vena.
6) Lakukan senam kegel.
7) Gunakan kompres es didaerah vulva.
8) Lakukan mandi air hangat.
9) Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung
kalsium dan vitamin B.
Kram pada kaki biasanya berlangsung pada malam hari atau
menjelang pagi hari. Keadaan ini diperkirakan terjadi karena adanya
gangguan aliran atau sirkulasi darah pada pembuluh darah panggul
yang disebabkan oleh tertekannya pembuluh tersebut oleh uterus yang
semakin membesar pada kehamilan lanjut, kram juga disebabkan oleh
meningkatnya kadar fosfat dan penurunan kadar kalsium terionisasi
dalam serum. Asuhan yang dapat dilakukan oleh bidan untuk
mengurangi keluhan yang dirasakan adalah:
1) Menyarankan ibu hamil untuk melaksanakan latihan ringan seperti
memposisikan kaki lebih tinggi dari tempat tidur sekitar 20-25 cm,
berjalan untuk melancarkan sirkulasi.
2) Menyarankan ibu hamil untuk mengkonsumsi vitamin B, C, D,
Kalsium dan fosfor (Husin, Farid, 2014).
e. Gangguan tidur dan mudah Lelah
Dalam penelitian oleh National Sleep Foundation, lebih dari 79%
wanita hamil mengalami ketidaknyamanan dalam tidurnya. Cepat lelah
pada kehamilan disebabkan oleh nokturia (sering beremih dimalam
hari), terbangun dimalam hari dan menggangu tidur yang nyenyak.
Wanita hamil yang mengalami insomnia disebabkan ketidaknyamanan
16

akibat uterus yang membesar. Asuhan yang dapat dilakukan bidan


yaitu:
1) Menganjurkan untuk mandi air hangat.
2) Menganjurkan untuk minum air hangat.
3) Lakukan aktivitas yang tidak menimbulkan stimulus sebelum
tidur.
f. Nyeri perut bawah
Secara normal nyeri perut bawah disebabkan oleh muntah yang
berlebihan dan konstipasi yang dialami ibu dalam kehamilan. Nyeri
liga mentum, torsi uterus yang parah juga akan mempengaruhi keluhan
nyeri perut bawah. Torsi uterus yang parah biasanya dapat diatasi
dengan tirah baring, mengubah posisi ibu agar uterus mengalami torsi
dapat kembali keadaan semula tanpa harus diberikan manipulasi
(Husin, Farid, 2014).
g. Heartburn
Heartburn disebabkan oleh peningkatan kadar progesterone atau
meningkatnya metabolisme yang menyebabkan relaksasi dari otot
polos, sehingga terjadi penurunan pada irama dan pergerakan lambung
dan penurunan tekanan pada spinkteresofagus bawah. Asuhan yang
dapat dilakukan oleh bidan yaitu:
1) Menganjurkan untuk mengubah gaya hidup, yaitu dengan
menghindari berbaring dalam waktu 3 jam setelah makan.
2) Menganjurkan untuk mengubah pola nutrisi dengan menghindari
dan mengurangi asupan makanan yang dapat merangsang
terjadinya refluks seperti makanan pedas dan berminyak, tomat,
jeruk yang sangat asam, minuman bersoda dan zat-zat seperti
kafein (Husin, Farid, 2014).
h. Kontraksi
Sejak awal kehamilan uterus sudah mengalami kontraksi ireguler
yang secara normal tidak menyebabkan nyeri. Selama trimester II
kontraksi dapat dideteksi dengan pemeriksaan bilingual. Pada trimester
16

akhir kontraksi sering terjadi setiap 10-20 menit. Pada akhir


kehamilan, kontraksi-kontraksi dapat menyebabkan rasa tidak nyaman
dan menjadi penyebab persalinan palsu (false labour).
i. Pusing
Pusing juga sering terjadi pada ibu hamil trimester 3, bisa disebabkan
oleh kelelahan atau aktivitas yang berlebih, tekanan darah yang tinggi
dan rendah, kurangnya istirahat, dan kebutuhan nutrisi serta oksigen
yang tidak mencukupi. Pusing juga merupakan tanda dari pre eklamsi
yang di sertai dengan penglihatan berkunang-kunang dan tekanan
darah tinggi, maka dari itu harus segera priksa apabila ibu hamil
merasakan hal tersebut agar dapat segera tertangani.

B. Hepatitis B
1. Etiologi
Hepatitis B adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus
hepatitis B (HBV). HBV merupakan family Hepanadviridae yang
dapat menginfeksi manusia. Virus ini mengandung DNA yang
mempunyai empat open reading frame: core (C), surface (S),
polymerase (P), dan X. Gen C mengkode protein nukleokapsid yang
penting dalam membungkus virus dan HBeAg. Gen S mengkode
protein envelope. Gen X penting dalam proses karsiogenesis. Genotip
virus hepatitis B: genotip A, B, C, D, E, F, G, H. Genotip B dan C
paling banyakditemukan di Asia.
HBV mempunyai 3 bentuk morfologi, yaitu sferikalpleomorfik,
tubular/filament, dan partikel virion lengkap/ partikel Dane.
Sferikalpleomorfik berdiameter 17-25 nm, terdiri dari komponen
selubung saja, dan lebih banyak di jumpai dari partikel lainnya.
Tubular/ filament, diameter 22-200 nm, memiliki komponen selubung.
Partikel Dane, diameter 42 nm terdiri dari genom HBV dan selubung.
Virionsferis yang berdiameter 42nm menyelubungi inti
nukleokapsid yang berukuran 27 nm. Inti nukleokapsid berisi genom
16

DNA dan selubung virus berisi HBsAg.Genom HBV terdiri atas


sebagian DNA sirkular untai ganda dan 3200 nukleotida. Komponen
lain dari inti adalah HBcAg dan HBeAg, yang merupakan molekul
glikoprotein. DNA hepatitis B dapat terdeteksi dari serum, hal ini
menunjukkan terjadi infeksi virus. Pada jaringan hati yang terinfeksi,
ditemukan HbcAg, HBeAg, dan DNA hepatitis B di nucleus
selhepatosit, dan HBsAg di sitoplasma.
Selhepatosit manusia merupakan host untuk virus hepatitis
B.Genom HBV mempunyai empat promotor: pre-S1, pre-S2, X, dan
pre-C. Belum diketahui reseptor HBV pada sel hepatosit.Replikasi
diawali dengan menempelnya virion pada permukaan sel hat imelalui
unknown hepatocyte specific pre-S1 reseptor.Ada 2 teori masuknya
virus kedalam sel hati,yaitu melalui proses endositosis yang diikuti
pelepasan nukleocapsid dari vesikelendositik,dan melalui Prosesfusi
antara viral envelope dengan membran plasma sel.Nukleokapsid
bergerak dan masuk kedalam inti sel melalui nuclear pore complex dan
melepaskan genom virus.Genom virus yang dilepaskan dari kapsid
akan diubah menjadi covalently closed circular DNA (cccDNA).
CccDNA berfungsi sebagai cetakan untuk transkripsi untuk pembuatan
pre-genom RNA dan beberapa sub genom RNA.
Transkripsi dilakukan oleh RNA polimerase II dan empatkelas
RNA sintesis. RNA hasil transkripsi akan dikeluarkan dari inti sel
menuju sitoplasma untuk proses translasi. Translasi pre-genom RNA,
HBeAg, dan enzim polymerase. Subgenom RNA akan menghasilkan
protein X dan 3 jenis protein envelope. Polimerase menyintesis salinan
DNA untai negative melalui reversed transkripsi dan untai DNA
positif membentuk nukleokapsid dengan inti untai ganda DNA. Inti-
inti berkembang dari pre-Golgi dan mempunyai selubung yang
mengandung HBsAg atau bisa masuk kembali ke inti sel untuk
menambah molekul cccDNA. Kemudian partikel dan HBeAg di
16

ekskresi dengan cara budding atau lisis langsung ke sirkulasi darah


melalui apparatus golgi.

Gambar 1. Struktur Genome HBV


2. Pencegahan Hepatitis
1) Pencegahan Hepatitis menurut (Sulaiman, 2012)
Langkah efektif dalam pencegahan hepatitis A, B, dan C adalah
dengan vaksin. Pemberian vaksin ini juga dianjurkan untuk mereka
yang beresiko tinggi tertular hepatitis seperti ibu hamil dan bayi.
a) Memberikan immunoglobulin sebanyak 0,1 cc/kg untukwanita
hamil yang sedang mengalami kontak langsung dengan si
penderita penyakit hepatitis.
b) Memastikan bahwa asupan dari kebtuhan gizi untuk wanita
hamil, bersalin, dan nifas yang paling utama adalah dengan
mencukupi kebutuhan dari asupan proteinnya.
c) Untuk proses kehamilan yang selanjutnya, makasebaiknya
diberikan jarak paling tidak adalah 6 bulan dari proses
persalinan yang pertama.
d) Menjaga kesehatan perorangan, kebersihan lingkngan dan
sanitasi yang baik.
16

e) Penampisan darah pada bank darah oleh PMI, sterilisasi alat,


penanganan infeksi oleh tenaga medis.
f) Perilaku seksual yang aman.
g) Skrining populasi risiko tinggi tertular hepatitis yaitu ibu hamil
dan bayi.

2) Pencegahan VHB pada Kehamilan dan Bayi


Vaksin Hepatitis B harus segera diberikan setelah bayi lahir,
mengingat vaksinasi Hepatitis B merupakan upaya pencegahan
yang efektif untuk memutuskan rantai penularan melalui transmisi
maternal dari ibu kepada bayinya. Ada dua tipe vaksin Hepatitis B
yang mengandung HBsAg yaitu, vaksin yang berasal dari plasma
dan vaksin rekombinan. Kedua vaksin ini aman dan imunogenik
walaupun diberikan pada saat lahir karena antibody anti HBsAg
tidak mengganggu respon terhadap vaksin (WHO,2017). Menurut
pedoman Nasional di Indonesia dan WHO merekomendasikan
sebainya HBIg dan vaksin Hepatitis B diberikan secara
intramuscular dengan dosis 0,5ml, paling lambat 24 jam setelah
persalinan untuk mendapatkan efektifitas yang lebih tinggi.
(Depkes, 2016, Hariyono S, 2014).
Pemberiaan profilaksis HBIG memberikan manfaat tambahan
terutama pada bayi baru lahir dengan ibu HBsAg positif dan HBeAg
positif (WHO, 2017). Pemberian imunisasi Hepatitis B berdasarkan
status HBsAg ibu pada saat melahirkan adalah:
a) Bayi yang lahir dari ibu yang tidak diketahui status HBsAgnya
mendapatkan 5mcg (0,5ml) vaksin rekombinan atau 10 mcg
(0,5ml) vaksin asal plasma dalam waktu 12 jam setelah lahir.
Dosis kedua diberikan kepada umur 1-2 bulan dan dosis ketiga
pada umur 6 bulan. Ibu dengan HBsAg positif maka segera
diberikan 0,5ml HBIG (sebelum anak berusia 1 minggu).
16

b) Bayi yang lahir dari ibu HBsAg positif mendapatkan 0,5ml


HBIG dalam waktu 12 jam setelah lahir dan 5 mcg (0,5ml)
vaksin rekombinan. Dosis kedua diberikan kepada umur1-2
bulan dan dosis ketiga pada umur 6 bulan.
c) Bayi yang lahir dari ibu dengan HBsAg negative diberikan
dosis minimal 2,5mcg (0,25ml) vaksin rekombinan, sedangkan
jika digunakan vaksin berasal dari plasma, diberikan dosis 10
mcg (0,5ml) intramuscular pada saat lahir pada usia 12 bulan.
Dosis kedua diberikan pada umur1-4 bulan, sedangkan dosis
ketiga diberikan pada umur 6-12 bulan.
d) Ulangan imunisasi hepatitis B diberikan pada umur 10-12 tahun
(Hariyono S, 2014).
16

3. Pathway Hepatitis (Nur Arif, 2015)

Pengaruh alcohol, virus Inflamasi pada hepar


hepatitis, toksis

Gangguan suplai darah Hipertermi Peregangan kapsula hati


normal pada sel-sel
hepar Perasaan tidak Hepatomegali
Kerusakan sel Paremkim, nyaman di kwardan
sel hati dan ductuli kanan atas Anoreksi
empedu Nyeri akut Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dr
Gangguan metabolism Obstruksi kebutuhan
karbohidrat, protein, lemak Kerusakan konjugasi

Gangguan ekskresi
empedu Bilirubin tidak
sempurna
dikeluarkan melalui
Retensi Bilirubin
Glikogenesis menurun ductus hepatitis
Regurgitasi pada ductuli Bilirubin direk
empedu intra hepatik meningkat
Glukogenesis menurun
Bilirubin direk meningkat Ikterus
Glukosa dalam darah
berkurang Larut dalam air
Peningkatan garam
empedu dalam darah Ekskresi kedalam
Resiko ketidakstabilan kemih
Pruritus
gula darah
Perubahan
Cepat lelah Kenyamanan
Bilirubin dan kemih
berwarna gelap
Intoleransi aktifitas
Resiko gangguan
fungsi hati

4. Gejala–Gejala Hepatitis
Semua hepatitis Virus mempunyai gejala yang hampir sama,
sehingga secara klinis hampir tidak mungkin dibedakan satu sama lain.
Dokter hanya dapat memperkirakan saja jenis hepatitis apa yang di
derita pasiennya dan untuk membedakannya secara pasti masih
diperlukan bantuan melalui pemeriksaan darah penderita. Gejala
16

penderita hepatitis virus mula-mula badannya terasa panas, mualdan


kadang-kadang muntah, setelah beberapa hari air seninya berwarna
seperti teh tua, kemudian matanya terlihat kuning, dan akhirnya
seluruh kulit tubuh menjadi kuning. Pasien hepatitis virus biasanya
dapat sembuh setelah satu bulan. Hampir semua penderita hepatitis A
dapat sembuh dengan sempurna, sedangkan penderita hepatitis C dapat
menjadi kronis. Mengenai hepatitis delta dan E belum dapat diketahui
secara pasti bagaimana perjalanan penyakitnya.
Sebagian besar penderita hepatitis B akan sembuh sempurna, tetapi
sebagian kecil (kira-kira10%) akan mengalami kronis (menahun) atau
meninggal. Penderita hepatitis B yang menahun setelah 20-40
tahun kemudian ada kemungkinan hatinya mengeras (sirosis), dan
ada pula yang berubah menjadi kanker hati. Terdapat 3 stadium pada
semua jenis hepatitis yaitu:
a. Stadium Prodromal
Disebut periode praikterus, dimulai setelah periode masa
tunas virus selesai dan pasien mulai memperlihatkan tanda-tanda
penyakit. Stadium ini disebut praikterus karena ikterus belum
muncul. Antibodi terhadap virus biasanya belum dijumpai, stdium
ini berlangsung 1-2 minggu dan ditandai oleh:
1) Malese umum.
2) Anoreksia.
3) Sakit kepala.
4) Rasa malas.
5) Rasa lelah.
6) Gejala-gejala infeksi saluran nafas atas.
7) Mialgia (nyeri otot).
b. Stadium Ikhterus
Dapat berlangsung 2-3 minggu atau lebih, pada sebagian besar
orang stadium ini ditandai oleh timbulnya ikterus, manifestasi
lainnya adalah:
16

1) Memburuknya semua gejala yang ada pada stadium


prodromal.
2) Pembesaran dan nyeri hati c. Splenomegali.
3) Mungkin gatal (pruritus) dikulit.
c. Stadium Pemulihan
Biasanya timbul dalam 2-4 bulan, selama periode ini:
1) Gejala-gejala mereda termasuk ikhterus.
2) Nafsu makan pulih.
3) Apabila tedapat splenomegali, akan segera mengecil.
5. Pengobatan

Seorang penderita hepatitis B perlu mendapat obat. Disamping itu


perlu diberikan interferon selama 6 sampai 12 bulan. Kepada penderita
hepatitis B perlu juga diberikan obat suntikan interferon, dan obat ini
akan semakin baik hasilnya jika diobati itu digabung dengan lamifudine
atau dengan famciclovit.
Penyakit hepatitis bisa sembuh kembali asal penderita selalu
berkonsultasi dengan dokter dan ahlinya. Namun hepatitis ini umumnya
merusak sel hati. Karena itu obat-obat yang paling banyak ditujukan
untuk memperbaiki faal hati dan menjaga agar aliran darah tetap stabil.
Mengingat berbahayanya penyakit ini, hendaknya bekas penderita harus
selalu berhati-hati untuk segara berkonsultasi dengan dokter dan bila ada
sesuatu yang mencurigakan (Saydam, 2011).
6. Penatalaksanaan hepatitis pada kehamilan, persalinan dan nifas
Penatalaksanaan hepatitis pada kehamilan, persalinan dan nifas
menurut (Maryunani dan Puspita,2010).
a. Setiap orang dengan riwayat ikterik atau berasal dari kelompok resiko
tinggi (ibu hamil) harus dilakukan skrining.
b. Pengobatan hepatitis dalam kehamilan sama dengan keadaan tidak
hamil: harus bekerja dengan ahli patologi klinik dan penyakit dalam.
c. Penderita harus dirawat, istirahat, dan diet hepatitis. Diet berupa
makanan tinggi kalori, kandungan karbohidrat tinggi, lemak sedang
16

dan protein. Diet diberikan secara berangsur, disesuaikan dengan


nafsu makan dan toleransi penderita.
d. Diberikan infuse cairan (dekstrosa dan glukosa) dan elektrolit yang
cukup.
e. Obat-obat: antibiotika, kortikosteroid, dan obat protein lainnya.
f. Persalinan sebaiknya jangan dibiarkan berlangsung lama, khususnya
pada ibu dengan HbsAg positif.
g. Pada bayi yang baru dilahirkan segera diberisuntikan HBIg 0,5 ml
dalam 1x24 jam, bila HBIg tidakadaatau orang tua tidak mampu
membeli maka diberikan vaksinasi hepatitis B dengandosis 1 ml IM.
Vaksinasi hepatitis B 0,5 ml IM dalam 7 hari dan vaksinasi ulang
umur 1 bulan dan 6 bulan.
7. Penularan hepatitis

a. Sumberi nfeksi: darah, semen, secret vagina, air liur, urine, tinja.
b. Factor yang mempengaruhi penularan: konsentrasi VHB, volume
inokulum, lama paparan, cara masuk VHB kedalam tubuh, dan status
imunitas tubuh individu yang terpapar.
c. Penularan hepatitis dapat terjadi dengan dua cara:
1) Penularan horizontal
a) Penularan perkutan: melalui tusukan jarum dan benda lain yang
tercemar oleh bahan infeksius.
b) Penularan melalui selaput lendir dan mukosa yaitu melalui
mulut misalnya sikat gigi dan hubungan seksual.
2) Penularan vertical
Penularan vertical adalah penularan yang terjadi seseorang ibu
hamil yang menderita hepatitis B akut atau pengidap persiten vhb
kepada bayi yang dikandungnya atau dilahirkannya.
a) Penularan VHB in-utero yaitu penularan yang terjadi ketika
bayi masihdalam uterus. Mekanisme penularannya sampai
sekarang belum diketahui.
b) Penularan perinatal yaitu penularan yang terjadi pada masa
16

persalinan. Dapat terjadi melalui lesi kulit bayi pada saat


pesalinan, air ketuban yang tertelan bayi, darah ibu yang
tertelan bayi, melalui konjungtiva mata bayi dan selaput lendir
yang lain.
c) Penularan post natal yaitu penularan yang terjadi setelah bayi
lahir misalnya ASI yang diduga tercemar oleh VHB lewat luka
kecil dalam mulut bayi.

8. Komplikasi hepatitis dalam kehamilan, persalinan dan nifas


a. Pengaruh dalam kehamilan
Pengaruh dalam kehamilan (Marynani dan Puspita,2010:39).
1) Terjadi abortus, partus prematurus, dan BBLR dan kematian
janin dalam kandungan. Hal ini terjadi terutama bila terjadi
dehidrasi atau efek sistemik yang berat. Kelahiran premature
meningkat 15-35%, yang kemungkinan disebabkan karena
keadaan penyakit yang berat, pengaruh virus pada janin atau
plasenta. Diperkirakan bahwa kenaikan asam empedu dan asam
lemak bebas bersama dengan timbulnya ikhterus dapat
meningkatkan tonus otot uterus dan melalui persalinan.
2) Belum dapat dipastikan virus ibu dapat masuk ketubuh janin
atau tidak sehingga dianggap out come bayi yang dilahirkaan
dari ibu yang terinfeksi VHB sama dengan ibu yang tidak
terinfeksi. Penularan ke bayi jika ibu terinfeksi pada TM III
adalah sebesar 60-90% sedangkan pada TM I hanya 10 %.

b. Pengaruh dalam persalinan dan nifas


Pengaruh dalam persalinan dan nifas menurut (Maryunani dan
Puspita,2010).
1) Hepatitis pada kehamilan bukan merupakan indikasi untuk
melakukan abortus, atau terminasi kehamilan, dengan
pengobatan konservatif kehamilan dipertahankan se-aterm
16

mungkin.
2) Bila tidak ada indikasi penyelesaian persalinan, kelahiran
pervaginam diawasi dengan baik. Sampai saat ini peran bedah
Caesar untuk mencegah penularan perinatal masih dalam
kontrovesi. Tindakan Caesar dilakukan bila ada indikasi obstetric
saja. Pada kala II bayi hendaknya dilahirkan dengan peringan
kala II agar trauma seminimal mungkin pada jalan lahir maupun
pada bayinya.
3) Bahaya yang paling mengancam ibu adalah pada saat pasca
persalinan, karena sering terjadi pendarahan yang hebat dan sulit
dikontrol atau hipofibrogenemia yang disebabkan oleh gangguan
pembekuan darah akibat gangguan fungsi hati. Dikarenakan
adanya gangguan pada fungsi hati maka terjadi perpanjangan
waktu protombin dan waktu aktivasi parsial tromboplastin yang
dapat menyebabkan perdarahan, terutama perdarahan post
partum.
4) Bayinya yang lahir jarang didapatkan HbsAg positif pada saat
lahir maka mereka tidak dianggap menular sehingga tidak perlu
diisolasi. Darah ibu adalah sangat menular sehingga penting
sekali untuk memandikan bayinya segera setelah lahir. Selain itu
lendir yang ada dijalan nafas perlu disedot.
5) Ibu tetap boleh menyusui asalkan payudara tidak luka atau lecet.
Penularan melalui jalur pencernaan sangat rendah dan
dibutuhkan titer VHB yang tinggi.

C. Teori Manajemen Kebidanan


1. Pengertian
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang
digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan
tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, ketrampilan
dalam rangkaian tahapan logis untuk pengambilan keputusan yang
16

berfokus pada klien (Mansyur, 2014).


Dalam langkah ini semua informasi yang akurat dan lengkap dari
semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien dikumpulkan.
Pengkajian atau pengumpulan data dasar adalah mengumpulkan semua
data yang dibutuhkan untuk mengevaluasi keadaan pasien yang
merupakan langkah pertama untuk mengumpulkan semua informasi yang
akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi pasien
(Varney,2007).
2. Proses manajemen varney terdiri dari 7 langkah yaitu:
a. Langkah I: Pengumpulan Data Dasar
Pada langkah ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dan
lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.
Untuk memperoleh data dilakukan dengan cara:
1) Anamnesis
Dilakukan untuk mendapatkan biodata, riwayat menstruasi,
riwayat kesehatan, riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas bio-
psiko-sosial-spiritual serta pengetahuan klien.
a) Keluhan utama penderita hepatitis mengeluh terasa mual,
muntah, sakit kepala.
b) Riwayat Kesehatan:
Sekarang : ibu mengatakan baru sekarang menderita
penyakit menular yaitu HbsAg positif.
Dahulu : ibu mengatakan dahulu ada keluarga menderita
penyakit menular yaitu HbsAg positif.
Keluarga : ibu mengatakan keluarga ada yang menderita
penyakit menurun dari ayahnya.
c) Pola aktivitas sehari-hari
(1) Pola nutrisi
Pada penderita hepatitis pasien tersebut adalah anoreksia.
(2) Pola eliminasi
Gejala hepatitis menurut Akbar 2012, yaitu gejala hepatitis
16

B, kencing berwarna gelap, diare, nyeri otot, hilangnya


nafsu makan.
2) Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan
tanda-tanda vital, meliputi:
a) Keadaan umum ibu hamil dengan hepatitis adalah lemah.
b) Kesadaran ibu hamil dengan hepatitis adalah apatis.
c) Vital Sign:
TD : 90/60 mmhg sampai 120/80 mmhg
RR : 12-20x/menit N: 60-100 x/mnt S: 36,4 C
d) Pemeriksaan Fisik
Wajah : tampak kuning.
Mata : sklera merah muda.
Abdomen : pembesaran nyeri hati.
Ekstremitas : nyeri otot.
e) Palpasi abdomen menggunakan manuver Leopold I-IV:
Leopold I : menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin
yang terletak difundus uteri ( dilakukan sejak awal
trimester I).
Leopold II : menentukan bagian pada sisi kiri dan kanan ibu
( dilakukan mulai akhir trimester II).
Leopold III : menentukan bagian terletak di bagian bawah
uterus (dilakukan mulai akhir trimester III).
Leopold IV:menentukan berapa jauh masuknya janin ke pintu
atas panggul (dilakukan bila usia kehamilan >36
minggu).
f) Pemeriksaan Laboratorium
(1) Urin
Kelainan pertamayang terlihat yaitu adanya
bilirubin dalam urin bahkan dapat terlihat sebelum ikterus
timbul. Juga bilirubin uria timbul sebelum kenaikan
bilirubin dalam serum dan kemudian menghilang dalam
16

urin,walaupun bilirubin serum masih positif. Urobilinogen


dalam urin dapat timbul pada akhir fase preikterus.Pada
waktu ikterus sedang menaik,terdapat sangat sedikit
bilirubin dalam intestin, sehingga urobilinogen
menghilang dalam urin.

(2) Tinja
Pada waktu permulaan timbulnya ikterus, warna
tinja sangat pucat. Analisis tinja menunjukkan kembali
normal, berarti ada proses ke arah penyembuhan.
(3) Darah
Yang penting ialah perlu diamati serum bilirubin,
SGOT, SGPT, dan asam empedu, seminggu sekali selama
dirawat di RS. Pada masa preikterik hanya ditemukan
kenaikan dari bilirubin terkonjugasi (bilirubin direk),
walaupun bilirubin total masih dalam batas normal.
Pada minggu pertama dari fase ikterik, terdapat
kenaikan kadar serum bilirubin total (baik yang
terkonjugasi maupun yang tidak terkonjugasi). Kenaikan
kadar bilirubin bervariasi antara 6-12 mg%, tergantung
dari berat ringannya penyakit. Kenaikan bilirubin total
terus meningkat selama 7-10 hari. Umumnya kadar
bilirubin mulai menurun setelah minggu kedua dan fase
ikterik, dan mencapai batas normal pada masa
16

penyembuhan.
Serum transaminase yang perlu diamati adalah
SGOT dan SGPT. Pada fase akut yaitu pada permulaan
fase ikterik terdapat kenaikan yang menyolok dari SGOT
dan SGPT, kenaikannya sampai sepuluh kali nilai normal,
dan pada keadaan berat dapat seratus kalinya. Pada
minggu kedua dari fase ikterik mulai terdapat penurunan
50% dari serum transaminase tetapi pada fase
penyembuhan nilainya belum mencapai nilai normal. Nilai
normal baru dicapai sekitar 2-3 bulan setelah timbulnya
penyakit. Oleh karena itu serum transaminase digunakan
untuk memantau perkembangan penyakit penderita, dan
sebaiknya diperiksa 1-2 bulan sekali selama berobat jalan.
Bila hasilnya setelah 6 bulan tetap meninggi maka perlu
dipikirkan kemungkinan menjadi kronis. Pemeriksaan
enzim menggunakan rasio dari De Ritis amat bermanfaat
untuk membedakan jenis kerusakan hati. Pada hepatitis
akut rasio SGOT/SGPT adalah 0,4-0,8, sedangkan pada
hepatitis kronis rasio SGOT/SGPT adalah sekitar 1 atau
lebih.
Kadar laboratoris lainnya yaitu terdapat sedikit
kenaikan fosfatase alkali, yang bersifat sementara yaitu
pada fase akut, untuk selanjutnya kembali pada batas
normal. Bila ditemukan tetap meninggi, maka perlu
dipikirkan adanya kolestasis. Pada umumnya kadar serum
protein masih dalam batas-batas normal. Bila terjadi
perubahan serum protein yaitu mulai tampak menurunnya
albumin dan menaiknya globulin berarti penyakitnya
menjadi kronis. Selain daripada itu waktu protrombin
dapat digunakan untuk memantau perkembangan hepatitis
virus akut, yang biasanya memiliki nilai normal atau
16

sedikit menaik. Bila hasil waktu protrombin tetap sangat


memanjang walaupun telah diberikan suntikan vitamin K
tidak akan kembali normal berarti telah menjadi hepatitis
fulminan.
Kelainan darah perifer yang ditemuakan pada fase
preikterik yaitu terlihat leukopeni, limfopeni, dan
netropeni, merupakan gambaran umum infeksi virus.
Disamping itu terlihat LED menaik, kemudian pada
faseikterik kembali normal, dan terdapat kenaikan lagi
bilamana ikterusnya berkurang, yang kembali normal lagi
pada fase penyembuhan yang sempurna.
Untuk menentukan penyebab hepatitis virus akut
tidak dapat dilihat gejala klinis dan kelainan laboratorium
tersebut diatas. Dan satu-satunya ialah perlu sekali
ditentukan pertanda serologis.
b. Langkah II: Interpretasi Data
Data dasar yang telah dikumpulkan, kemudian diinterpretasikan
sehingga dapat merumuskan diagnosis dan masalah yang spesifik.
Diagnosisnya: Ny…umur…. tahun G…P…A… hamil … mgg, janin
tunggal hidup intrauteri, puki, preskep, sudah masuk PAP dengan
Hepatitis.
Diagnosis kebidanan yang disimpulkan oleh bidan antara lain sebagai
berikut: paritas, usia kehamilan, keadaan janin, normal atau tidak
normalnya kondisi kehamilan ini.
Masalah yang sering berkaitan dengan hal-hal yang sedang dialami
wanita yang diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan hasil pengkajian.
Masalah sering pula menyertai diagnosa. Masalah adalah hal-hal yang
berkaitan dengan pengalaman klien yang ditemukan dari hasil
pengkajian atau yang menyertai diagnosis.
c. Langkah III: Merumuskan diagnose/masalah potensial yang
membutuhkan antisipasi masalah potensial.
16

Diagnosa potensial pada ibu hamil dengan hepatitis adalah abortus,


dan BBLR.
d. Langkah IV: Tindakan Segera
1) Tindakan Abortus
a) Tatalaksaan Umum
(1) Lakukan penilaian secara cepat mengenali keadaan umum
ibu termasuk tanda-tanda vital (nadi, tekanan darah,
pernapasan, suhu).
(2) Periksa tanda-tanda syok (akral dingin, pucat, takikardi,
tekanan sistolik <90 mmHg). Jika terdapat syok, lakukan
tatalaksanaan awal syok. Jika tidak terlihat tanda-tanda
syok, tetap pikirkan kemungkinan tersebut saat penolong
melakukan evaluasi mengenai kondisi ibu karena
kondisinya dapat memburuk dengan cepat.
(3) Bila terdapat tanda-tanda sepsis atau dugaan abortus
dengan komplikasi, berikan kombinasi antibiotika sampai
ibu bebas demam untuk 48 jam:
(a) Ampicillin 2 g IV/IM kemudian 1 g diberikan setiap 6
jam.
(b) Gentamicin 5 mg/kgBB IV setiap 24 jam.
(c) Metronidazol 500 mg IV setiap 8 jam.
(4) Segera rujuk ibu ke rumah sakit.
(5) Semua ibu yang mengalami abortus perlu mendapat
dukungan emosional dan konseling kontrasepsi pasca
keguguran.
(6) Lakukan tatalaksana selanjutnya sesuai jenis abortus.
b) Tatalaksanaan Khusus
(1) Abortus Iminens
(a) Pertahankan kehamilan.
(b) Tidak perlu pengobatan khusus.
(c) Jangan melakukan akktivitas fisik berlebihan atau
16

hubungan seksual.
(d) Jika perdarahan berhenti, pantau kondisi ibu
selanjutnya pada pemeriksaan antenatal termasuk
pemantauan kadar Hb dan USG panggul serial setiap 4
jam. Lakukan penilaian ulang bila perdarahan terjadi
lagi.
(e) Jika perdarahan tidak berhenti, nilai kondisi janin
dengan USG. Nilai kemungkinan adanya penyebab
lain.
(2) Abortus Insipinens
(a) Lakukan konseling untuk menjelaskan kemungkinan
risiko dan rasa tidak nyaman selama evakuasi, serta
memberikan informasi mengenai kontrasepsi pasca
keguguran.
(b) Jika usia kehamilan kurang dari 16 minggu: lakukan
evakuasi isi uterus. Jika evakuasi tidak dapat
dilakukan segera:
(i) Berikan ergometrin 0,2 mg IM (dapat
diulang 15 menit kemudian bila perlu).
(ii) Rencanakan evakuasi segera.
(c) Jika usia kehamilan lebih dari 16 minggu:
(i) Tunggu pengeluaran hasil konsepsi secara
spontan dan evakuasi sisa hasil konsepsi dari
dalam uterus.
(ii) Bila perlu, berikan infuse 40 IU oksitosin
dalam 1 liter NaCl 0,9% atau Ringer Laktat
dengan kecepatan 40 tetes per menit untuk
membantu pengeluaran hasil konsepsi.
(d) Lakukan evaluasi tanda vital pasca tindakan setiap 30
menit selama 2 jam. Bila kondisi ibu baik, pindahkan
ibu ke ruang gawat.
16

(e) Lakukan pemeriksaan jaringan secara makroskopik


dan kirimkan untuk pemeriksaan patologi ke
laboratorium.
(f) Lakukan evaluasi tanda vital, perdarahan pervaginam,
tanda akut abdomen, dan produksi urin setiap 6 jam
selama 24 jam. Periksa kadar hemoglobin setelah 24
jam. Bila hasil pemantauan baik dan kadar Hb >8g/dl,
ibu dapat diperbolehkan pulang.
(3) Abortus Inkomplit
(a) Lakukan konseling.
(b) Jika perdarahan ringan atau sedang dan kehamilan usia
kurang dari 16 minggu, gunakan jari atau forsep cincin
untuk mengeluarkan hasil konsepsi yang mencuat dari
serviks.
(c) Jika perdarahan berat dan usia kehamilan kurang dari
16 minggu, lakukan evakuasi isi uterus. Aspirasi
vakum manual (AVM) adalah metode yang
dianjurkan. Kuret tajam sebaiknya hanya dilakukan
bila AVM tidak tersedia. Jika evakuasi tidak dapat
segera dilakukan, berikan ergometrin 0,2 mg IM
(dapat diulang 15 menit kemudian bila perlu).
(d) Jika usia kehamilan lebih dari 16 minggu, berikan
infus 40 IU oksitosin dalam 1 liter NaCL 0,9% atau
Ringer Laktat dengan kecepatan 40 tetes per menit
untuk membant pengeluaran hasil konsepsi.
(e) Lakukan evaluasi tanda vital pasca tindakan setiap 30
menit selama 2 jam. Bila kondisi ibu baik, pindahkan
ibu ke ruang gawat.
(f) Lakukan pemeriksaan jaringan secara makroskopik
dan kirimkan untuk pemeriksaan patologi ke
laboratorium.
16

(g) Lakukan evaluasi tanda vital, perdarahan pervaginam,


tanda akut abdomen, dan produksi urin setiap 6 jam
selama 24 jam. Periksa kadar hemoglobin setelah 24
jam. Bila hasil pemantauan baik dan kadar Hb >8g/dl,
ibu dapat diperbolehkan pulang.

Waspada bila tidak ditemukan adanya


jaringan hasil konsepsi pada sampel kuretase!
Lakukan evaluasi ulang atau rujuk untuk
memeriksa kemungkinan adanya kehamilan
ektropak.

(4) Abortus Komplit


(a) Tidak diperlukan evakuasi lagi.
(b) Lakukan konseling untuk memberikan dukungan
emosional dan menawarkan kontrasepsi pasca
keguguran.
(c) Obsevasi keadaan ibu.
(d) Apabila terdapat anemia sedang, berikat tablet sulfas
ferosus 600 mg/hari selama 2 minggu, jika anemia
berat berikan transfuse darah.
(e) Evaluasi keadaan ibu setelah 2 minggu.
(5) Missed Abortion
(a) Lakukan konseling.
(b) Jika usia kehamilan < 12 minggu: evakuasi dengan
AVM atau sendok kuret.
(c) Jika usia kehamilan > 12 minggu namun <16 minggu:
pastikan serviks terbuka, bila perlu lakukan
pematangan serviks sebelum dilakukan dilatasi dan
kuretase. Lakukan evakuasi deng tang abortus dan
sendok kuret.
(d) Jika usia kehamilan 16-22 minggu: lakukan
16

pematangan serviks. Lakukan evakuasi dengan infuse


oksitosin 20 unit dalam 500 ml NaCL 0,9%/Ringer
laktat dengan kecepatan 40 tetes/menit hingga terjadi
ekspulsi hasil konsepsi. Bila 24 jam evakuasi tidak
terjadi, evaluasi kembali sebelum merencanakan
evaluasi lebih lanjut.
(e) Lakukan evaluasi tanda vital pasca tindakan setiap 30
menit selama 2 jam. Bila kondisi ibu baik, pindahkan
ibu ke ruang gawat.
(f) Lakukan pemeriksaan jaringan secara makroskopik
dan kirimkan untuk pemeriksaan patologi ke
laboratorium.
(g) Lakukan evaluasi tanda vital, perdarahan pervaginam,
tanda akut abdomen dan produksi urin stiap 6 jam
selama 24 jam. Periksa kadar hemoglobin setelah 24
jam. Bila hasil pemantauan baik dan kadar Hb >8g/dl,
ibu bisa dapat diperbolehkan pulang.

2) Perawatan BBLR
Perawatan BBLR Menurut Rustam Mochtar
Yang pelu diperhatikan adalah pengaturan suhu
lingkungan, pemberian makanan dan siap sedia dengan tabung
oksigen. Pada bayi premature makin pendek masa kehamilan,
makin sulit dan banyak persoalan yang akan dihadapi, dan makin
tinggi angka kematian perinatal. Biasanya kematian disebabkan
oleh gangguan pernapasan, infeksi, cacat bawaan, dan trauma pada
otak.
a) Pengaturan suhu lingkungan
Bayi dimasukkan dalam incubator dengan suhu yang diatur:
Bayi berat badan dibawah 2 kg 35 ℃
Bayi berat badan 2 kg sampai 2,5 kg 34 ℃
16

Suhu incubator diturunkan 1 ℃ setiap minggu sampai bayi


dapat ditempatkan pada suhu lingkungan sekitar 24-27 ℃ .
b) Makanan bayi berat badan lahir rendah
Umumnya bayi premature belum sempurna reflex mengisap
dan batuknya, kapasitas lambung masih kecil dan daya
enzim pencernaan terutama lipase, masih kurang. Maka
makanan diberikan dengan pipet sediki-sedikit namun lebih
sering. Sedangkan pada bayi small for date sebaliknya
kelihatan seperti orang kelaparan, rakus minum dan makan.
Yang harus diperhatikan adalah terhadap kemungkinan
terjadinya paru-paru.

e. Langkah V: Merencanakan Asuhan yang menyuluh


Pada langkah ini, direncanakan asuhan yang menyeluruh
berdasarkan langkah sebelumnya, yaitu:
1) Setiap orang dengan riwayat ikterik atau berasal dari kelompok
resiko tinggi (ibu hamil) harus dilakukan skrining.
2) Pengobatan hepatitis dalam kehamilan sama dengan keadaan tidak
hamil: harus bekerja dengan ahli patologi klinik dan penyakit
dalam.
3) Penderita harus dirawat, istirahat, dan diet hepatitis. Diet berupa
makanan tinggi kalori, kandungan karbohidrat tinggi, lemak
sedang dan protein. Diet diberikan secara berangsur, disesuaikan
dengan nafsu makan dan toleransi penderita.
4) Diberikan infuse cairan (dekstrosa dan glukosa) dan elektrolit
yang cukup.
5) Pada bayi yang baru dilahirkan segera diberi suntikan HBIg 0,5 ml
dalam 1x24 jam, bila HBIg tidak ada atau orang tua tidak mampu
membeli maka diberikan vaksinasi hepatitis B dengan dosis 1 ml
IM. Vaksinasi hepatitis B 0,5 ml IM dalam 7 hari dan vaksinasi
ulang umur 1 bulan dan 6 bulan.
16

6) Suntikan interferon ini biasanya digunakan sebagai terapi


tanbahan obat antivirus untuk mengobati penyakit hepatitis B
kronis.
7) Lamifudine dosisnya: 100 mg 1xsehari. Khusus pasien yang
menderita hepatitis B bersamaan dengan HIV, diberikan dosis 150
mg 2 x sehari, atau 300 mg 1x sehari. Manfaatnya mengatasi
infeksi virus hepatitis B dan HIV.
f. Langkah VI: Pelaksanaan Asuhan
Pada langkah ini, direncanakan asuhan yang ditentukan oleh
langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen
terhadap masalah yang diidentifikasi (Saminen,2010).
1) Melakukan skrining.
2) Pengobatan hepatitis dalam hamil sama tidak hamil: harus bekerja
dengan ahli patologi klinik dan penyakit dalam.
3) Memberitahu diet hepatitis berupa makanan tinggi kalori,
kandungan karbohidrat tinggi, lemak sedang dan protein.
4) Memberikan infuse cairan dan elektrolit yang cukup.
5) Memberikan informasi tentang vaksin HbIg kepada anak supaya
tidak menular dari ibunya.
6) Lamifudine dosisnya: 100 mg 1xsehari. Khusus pasien yang
menderita hepatitis B bersamaan dengan HIV, diberikan dosis 150
mg 2 x sehari, atau 300 mg 1x sehari.Manfaatnya mengatasi
infeksi virus hepatitis B dan HIV.
g. Langkah VII: Evaluasi
Merupakan langkah pengecekan apakah rencana asuhan benar-
benar telah terpenuhi kebutuhan sebagaimana dengan telah
diidentifikasi dalam masalah diagnose. Hasil akhir ibu hamil dengan
hepatitis B yaitu keadaan umum, ibu tidak merasa cemas.
Metode pendokumentasiaan yang digunakan dalam asuhan kebidanan
adalah SOAP yang merupakansalah satu metode pendokumentasian
yang ada antaranya. Adapun konsep SOAP (Varney,2007).
16

1) Subyektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan
data melalui anamnesa.
2) Obyektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik
klien, hasil lab dan test diagnostic lain dirumuskan dalam data
focus untuk mendukung assasment.
3) Assasment
Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan
interpretasi data subyektif dalam suatu identifikasi.
4) Planning
Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan dan
evaluasi berdasarkan assasment.
16
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN PADA NY. L G2P1A0 UK 38
MINGGU UMUR 26 TAHUN DENGAN HEPATITIS DIRSI NU
DEMAK
TAHUN 2021

Pengkajian secara autoanamnesa


Hari/Tanggal : Minggu,10 Januari 2021
Jam : 21.10 WIB
A. Pengkajian Data
1. DATA SUBYEKTIF
a. Identitas pasien
Nama ibu : Ny. L Pekerjaan : Swasta
Umur : 26 tahun Pendidikan : SMA
Agama : Islam Suku bangsa : Jawa
Alamat : Donorejo RT 07/RW 02, Demak
b. IdentitasPenanggung Jawab
Nama suami : Tn. S Pekerjaan : Buruh
Umur : 34 tahun Pendidikan : SMP
Agama : Islam Suku bangsa : Jawa
Alamat : Donorejo RT 07/RW 02, Demak
Hubungan dengan pasien: Suami
c. Alasan Datang
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya dan sudah
merasakan tanda-tanda melahirkan.
d. Keluhan Pasien
Ibu merasakan sakit pada pinggang dan cepat kelelahan dan sering
kencing.
e. Riwayat Perkawinan
Usia menikah : 20 tahun.

42
16

Lama menikah : 5 tahun.


Banyak menikah : 1x.
f. Riwayat Menstruasi
Usia menarche: 13 tahun.
Lama haid : 7 hari.
Keluhan : nyeri pada punggung.
Warna : merah kecoklatan.
g. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang lalu
Table 3.1 Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Hamil UK Jenis Penolong Jenis BB Keteran
ke Persalinan Persalina Kela Lahir gan
n min
hidup/m
ati
1 5 SC Dokter Perem 3400 Hidup
tahun puan gr
Hamil
ini

Riwayat Kehamilan Sekarang


HPHT : 17-04- 2020
HPL : 24-01-2021 Umur kehamilan: 38 mgg
ANC berapa kali : TM I: 2x TM II: 2x TM III: 2x
Imunisasi TT : TT3
Rencana melahirkan : Rumah Sakit Islam NU Demak.
Riwayat penyakit :
Sekarang :Ibu mengatakan baru sekarang menderita penyakit
HBsAg positif.
Dahulu :Ibu mengatakan dahulu ada keluarga menderita
penyakit menular yaitu HBsAg positif.
Keluarga :Ibu mengatakan keluarga ada yang menderita
penyakit menurun dari ayahnya.
16

h. Pola kebiasaan sehari-hari


Table 3.2 Pola Kebiasaan Sehari-hari
Pola Sebelum Hamil Selama Hamil
Makan : 4x /sehari
Makan: 3x/sehari
Jenis:Nasi,ikan,buah,tahu
Jenis: nasi ikan, buah,
dan sayur.
dan sayur
Nutrisi
Minum : 7-8 gelas / sehari
Minum : 4-6 gelas /
Jenis : air putih,teh dan
sehari
susu
Jenis : Air putih
BAK : 6-7x / sehari
BAK : 4-5x / sehari
Konsistensi : warna kuning
Konsistensi : warna
keruh, bau khas
kuning jernih,bau khas
Eliminasi
BAB : 1x /sehari
BAB : 1x / sehari
Konsistensi : konstipasi,
Konsistensi : lembek,
warna coklat kehitaman,
warna kuning, bau khas
bau khas.

Tidur siang : 1 jam


Tidur siang : 2 jam dengan
dengan nyenyak tanpa
nyenyak tanpa ada
ada halangan
halangan.
Istirahat dan
Tidur Tidur malam : 8 jam
Tidur malam : 8 jam
dengan nyenyak tanpa
dengan nyenyak tanpa ada
ada halangan.
halangan.

Ibu mengatakan aktivitas


Ibu mengatakan
Aktifitas sehari-hari melakukan
aktivitas sehari-hari
sehari – hari semua kegiatan rumah
melakukan semua
tangga
kegiatan rumah tangga.

Hubungan
2-3 x / seminggu 2x / seminggu
Seksual

i. Riwayat KB
Metode: KB alami
Sudah berapa lama: 1 th
Keluhan: tidak ada.
j. Tingkat pengetahuan pasien: ibu sudah sedikit paham tentang
tanda-tanda persalinan.
16

k. Riwayat psikologi pasien


1) Kehamilan yang diinginkan
2) Alasan : ibu ingin mempunyai anak laki-laki

2. DATA OBYEKTIF
a. Pemeriksaan umum
KU : baik Kesadaran : composmentis
BB : 61 kg TB: 155 cm LILA : 28 cm
TD : 90/60 mmhg RR: 24 x/mnt
N : 94 x/mnt S: 36,4 C
b. Pemeriksaan fisik Head to toe
Kepala : bentuk simetris, mesochepal, kulit kepala bersih,
tidak ada benjolan
Rambut : kulit kepala bersih, rambut hitam, tidak rontok.
Muka : tidak pucat dan tidak ada oedema.
Mata :seclera kuning, konjungtiva merah muda,tidak
anemis.
Hidung : normal, bersih, tidak ada pembesaran polip.
Mulut : bersih,mukosa lembab, bibir tidak pucat, lidah
bersih, tidak ada caries gigi.
Leher :tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada
pembesaran limfe dan tidak ada pembesaran vena
jugularis.
Dada :simetris, payudara membesar,putting menonjol,
tidak ada retraksi dinding dada.
Abdomen       : terdapat linea nigra,adabekas luka operasi.
Genetalia : bersih, tidakberbau,adabekaslukaoperasi.
Ekstremitas : Atas : tidak ada oedem, Turgor kulit baik.
Bawah : ada oedem di tungkai (+/+), reflek pattela
(+/+), turgor kulit baik.
16

c. Palpasi
Leopold I :TFU berada dipertengahan pusat, teraba bagian
bulat,lunak,tidak melenting
Leopold II :pada dinding perut sebelah kanan teraba bagian
yang keras,dan memanjang seperti ada tahanan.
Pada dinding perut sebelah kiri teraba bagian kecil
janin
Leopold III :pada perut bagian bawah teraba bagian yang
bundar,keras (kepala sudah masuk PAP)
Leopold IV : kedua tangan divergen(kepala sudah masuk PAP)
TFU : 33 cm
TBJ : 3.410 gram
Auskultasi :
DJJ :145/mnt
VT : pembukaan 4 cm, patio tebal, penipisan 25%, KK (+),
penyusupan 0, penurunan 4/5, kepala penurunan Hodge 1.

d. Pemeriksaan Penunjang
Darah : Goldar:O, HbsAg positif
Diagnostik :- Urin :-
USG : dilakukan Rontgen : dilakukan

B. Interprestasi Data
1. Diagnosa Nomenklatur
Ny. L umur 26 tahun G2P1 A0 hamil 38 minggu, janin tunggal
hidup, intra uteri, puka, preskep (kepala sudah masuk PAP) dengan
hepatitis B.
2. Kebutuhan
a. Pengamatan hasil pemeriksaan.
b. Dukungan emosional dan pelaksanaan persalinan bagi ibu.
16

C. Diagnosa Potensial
Pada kasus Ny. L umur 26 tahun G2P1A0 dengan hepatitis
diagnose potensialnya adalah mengalami perdarahan yang hebat paska
persalinan. Akan tetapi pada kasus ini tidak ditemukan adanya diagnosa
potensial karena tepatnya penanganan yang dilakukakan sehingga dalam
langkah ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan praktik lapangan.
D. Antisipasi
Pada langkah ini antisipasi ini dilakukan pengidentifikasian
tindakan segera dari bidan untuk dikonsulkan kepada dokter SpOG.
Antisipasi yang pertama yang diperlukan pada pasien dengan penyakit
penyerta hepatitis adalah penderita harus dirawat, istirahat, dan diet
hepatitis. Selain itu diberikan infus cairan (dekstrosa dan glukosa) dan
elektrolit yang cukup (Maryunani dan Puspita,2010).

E. Planning
Tanggal : 10 Januari 2021
Jam : 21.15 WIB
1. Beritahu hasil pemeriksaannya .
2. Beritahu ibu tanda bahaya TM III.
3. Beritahu ibu tentang ketidaknyamanan pada kehamilan TM III.
4. Beritahu ibu tentang keadaan sering kencing pada ibu hamil TM III.
5. Beri motivasi dan support mental pada ibu untuk mengurangi rasa
cemas.
6. Berikan KIE pencegahan hepatitis B pada bayi dengan pemberian
imunisasi Imunoglobulin Hepatitis HBIG.
7. Jelaskan tentang persiapan persalinan.
8. Beritahu ibu tentang tanda persalinan.

F. Implementasi
Hari/Tanggal : 10 Januari 2021
Jam : 21.30 WIB
16

1. Memberitahu pada ibu dan keluarga hasil pemeriksaan yang telah


dilakukan
TD=90/60 mmHg RR=24x/mnt
DJJ=145x/mnt S=36,4 C
N=94x/mnt UK=38 mgg
2. Menjelaskan pada ibu bahwa ibu harus waspada jika terjadi tanda-
tanda seperti dibawah ini: pusing hebat,kejang perut, demam tinggi,
perdarahan banyak,bengkak pada wajah,kaki,tangan
3. Memberitahu ibu bahwa nyeri pinggang tersebut adalah fisiologis dan
sering terjadi pada ibu hamil trimester III. Penyebabnya adalah spasme
otot-otot pinggang yang berlebihan dan pembesaran uterus dan nyeri
pinggang ini bisa dikurangi dengan upaya antara lain: tidak memakai
sandal/hak yang tinggi, dan memberikan kompres hangat pada
pinggang bila nyeri timbul.
4. Menjelaskan pada ibu bahwa sering kencing pada kehamilan trimester
III: fisisiologis yang disebabkan penekanan vasikaurinaria/kandung
kemih oleh bagian terendah janin.
5. Memberikan support dan motivasi ibu dengan memberikan kata-kata
penyemangat, memuji ibu dan meyakinkan ibu bahwa keluarga
terdekat untuk tetap mendampingi dan memotivasi ibu agar rasa cemas
berkurang.
6. Memberikan KIE pencegahan penularan hepatitis pada bayiyaitu
dengan pemberian imunisasi HB0 yang disuntikan pada bayi, selain itu
persalinan yang aman juga dapat mencegah penularan pada bayi
caranya proses pengeluaran bayi saat pembukaan lengkap tidak boleh
terlalu lama dan menghindari perlukaan pada bayi.
7. Menjelaskan kepada ibu tentang persiapan-persiapan yang harus
dilakukan:
a. Ibu sudah memutuskan untuk bersalin dimana.
b. Ibu menanyakan pada bidan kapan persalinannya.
c. Mempersiapkan tabungan untuk biaya persalinan.
16

d. Mempersiapkan pakaian ibu meliputi baju ganti, pampers, jarik dan


pakaian bayi meliputi bedong bayi, pakaian bayi, sarung tangan
dan kaki, popok.
e. Mempersiapkan kendaraan jika sewaktu-waktu dibutuhkan.
f. Mempersiapkan pendonor jika sewaktu-waktu dibutuhkan.
8. Memberitahu ibu tentang tanda persalinan:
a. Perut mulas-mulas yang teratur, timbulnya semakin sering dan
semakin lama.
b. Keluarnya lendir bercampur darah dari jalan lahir/keluar cairan
ketuban pecah dari jalan lahir.

G. EVALUASI
Hari/Tanggal : Minggu, 10 Januari 2021
Jam : 21.35 WIB
1. Ibu mengetahui dan mengerti hasil pemeriksaan yang telahdilakukan.
2. Ibu mengetahui tentang tanda bahaya kehamilan TM III.
3. Ibu telah mendapatkan kie tentang ketidaknyamanan kehamilan pada
trimester III serta akan melaksanakan anjuran yang diberikan.
4. Ibu mengetahui bahwa keadaan sering kencing merupakan keadaan
fisiologis.
5. Ibu sudah tidak lagi cemas.
6. Ibu sudah mengerti pencegahan penularan hepatitis B pada bayi.
7. Ibu mengetahui tentang persiapan-persiapan dan akan
5mempersiapkannya.
8. Ibu sudah mengetahui tentang tanda-tanda persalinan.
16

DATA PERKEMBANGAN I
Hari/Tanggal: Senin,11 Januari 2021
Jam: 06.35 WIB
S: Data Subyektif
1. Ibu mengatakan kenceng-kenceng semakin sering.
2. Ibu mengatakan keluar cairan dari jalan lahir.

O: Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum:
a. Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
b. Tanda vital
TD :120/80 mmHg
N : 80x/menit
Respirasi : 20x/menit
Suhu : 37 C
a. Palpasi
Leopold I: bagian fundus teraba bulat, lunak, tidak melenting
(bokong)
Leopold II: bagian kanan teraba bagian kecil janin yang berarti
ekstremitas, bagian kiri teraba keras memanjang ada
tekanan berarti punggung.
Leopold III: bagian terbawah janin teraba bulat, keras, melenting
berarti kepala dan tidak bisa digoyangkan
Leopold IV: divergen
b. TFU: 33 cm
c. TBJ:(33-11) x155=3.410 gram
d. DJJ:145x/menit.
e. VT: pembukaan 8 cm, portio tipis lunak, penipisan 75%, KK (-), warna
jernih, penyusupan 0, penurunan 2/5, kepala turun ke Hodge III +
16

A: Assasement
Ny. L umur 26 tahun G2P1A0 hamil 38 mgg, janin tunggal hidup intrauteri, puki,
preskep, sudah masuk PAP inpartu kala I fase aktif dengan Hepatitis.

P: Pelaksanaan
1. Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan bahwa ibu dan janin
keadaan baik.
2. Melakukan pengawasan 10 (keadaan umum, tekanan darah, nadi, suhu,
pernapasan, DJJ, his).
3. Menganjurkan ibu berpuasa selama 8 jam sebelum operasi dimulai.
4. Memberitahu ibu apa aja yang tidak boleh digunakan selama operasi.

Evaluasi
1. Ibu dan keluarga sudah mengetahui keadaan ibu dan janin baik, ditandai
dengan:
a. Tanda vital
Tekanan Darah : 120/80 mmHg Nadi :84x/menit
Respirasi : 20x/menit Suhu : 37 C
b. DJJ:145x/menit.
2. Pengawasan 10
Tabel 3.3 Pengawasan 10
Jam KU TD N RR DJJ S HIS V V
T U
07.00 80x/ 21x/ 148x/ 36 4x10’4 -
WIB menit menit menit C 5”
07.30 86x/ 21x/ 151x/ 5x10’4 -
WIB menit menit menit 0”
08.00 Bai 120/8 84x/ 21x/ 150x/ 36, 5x10’5 -
WIB k 0 menit menit menit 9C 0”
mmH
g

3. Ibu bersedia untuk berpuasa selama 8 jam sebelum operasi.


4. Ibu sudah melepaskan semua baju dan perhiasan.
16

DATA PERKEMBANGAN II
Hari/Tanggal: Senin,11 Januari 2021
Jam: 08.45 WIB

S: Data Subyektif
1. Ibu merasa senang karena bayi lahir sehat.
2. Ibu mengatakan perut masih terasa mules.

O: Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum:
Keadaan Umum : Baik Kesadaran : Composmentis
2. Pada jam 08.30 WIB bayi lahir menangis kuat, gerak aktif, warna
kemerahan, dengan jenis kelamin Laki-Laki, BB:3200 gram, PB: 48 cm,
LK:32 cm, LD:30 cm.
3. TFU: setinggi pusat.
4. PPV: 100 cc.
5. His: Keras

A: Assasement
Ny. L umur 26 tahun P1A0 dengan hepatitis diakukan tindakan SC.

P: Pelaksanaan
1. Memberitahu ibu dan keluarga bahwa keadaan sehat.
2. Dilakukan tindakan SC dengan dokter dan plasenta lahir dan dipotong oleh
dokter tersebut dan bayi di IMD.
3. Pada jam 08.30 WIB bayi lahir menangis kuat, gerak aktif, warna
kemerahan, dengan jenis kelamin Laki-Laki, BB:3200 gram, PB: 48 cm,
LK:32 cm, LD:30 cm, memberikan injeksi vitamin K pada 1/3 introlateral
kaki kiri atas dengan dosis 0,5 cc secara IM dan beri salep mata dan
memberikan injeksi HbIg pada 1/3 introlateral kaki kanan atas dengan
dosis 0,5 cc secara IM.
16

4. Melakukan penjahitan diperut oleh dokter.


5. Sehabis dipakai alat direndam dengan larutan klorin.

Evaluasi
1. Ibu dan keluarga sudah tahu hasil pemeriksaan.
2. Plasenta lahir lengkap dan bayi dilakukan IMD sebentar.
3. Bayi telah diberi injeksi vitamin K dan HbIg dan salep mata.
4. Dilakukan penjahitan di perut oleh dokter.
5. Merendam alat dalam larutan klorin 0,5%.

DATA PERKEMBANGAN III


Hari/Tanggal: Senin, 11 Januari 2021
Jam: 08.55 WIB
S: Data Subyektif
1. Ibu merasa senang dan lega karena bayi lahir sehat.
2. Ibu mengatakan perut masih terasa mules.
3. Ibu mengatakan terasa lemas.

O: Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum:
a. Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
b. Tanda-Tanda Vital
TD: 120/80 mmHg
N : 84x/menit.
S : 36,7 C.
RR: 22x/menit.
2. Perdarahan: 40 cc warna merah tua.
3. Pemeriksaan Obstetrik
a. Inspeksi
Payudara: putting menonjol
16

Genetalia: bersih, tidak oedema.


b. Palpasi
Payudara: ASI belum keluar.
Abdomen: uterus teraba keras,TFU teraba 2 jari dibawah
pusat,kontraksi baik,kandung kemih kosong.

A: Assasement
Ny. L umur 26 tahun P1A0 inpartu kala IV dengan hepatitis.

P: Pelaksanaan
1. Menilai ulang uterus dan memastikannya berkontraksi baik.
2. Mengajarkan ibu cara masase uterus yaitu melakukan masase dengan
telapak tangan pada perut dilakukan searah dengan jarum jam selama
kurang lebih 15 detik.
3. Melakukan pemantauan kala IV berupa tekanan darah, nadi, suhu, tfu,
kontraksi, vesika urinaria, ppv.
4. Memberitahu ibu obat yang diberikan:
a. Cefadroxil 2x1 sehari
b. Methyl prednisolon 1x1 sehari
c. Levofloxamin 1x1 sehari
d. Asam mefenamat 3x1 sehari

Evaluasi
1. Uterus berkontraksi dengan baik.
2. Ibu sudah mengerti cara melakukan massase uterus.
3. Hasil pemantauan kala IV.
Tabel 3.5 pemantauan kala IV
Waktu TD Nadi Suhu TFU HIS VU PPV

09.15 120/80 82x/ 36,8 C 2 jari Keras Kosong 15CC


WIB mmHg menit dibawah
16

pusat
09.30 120/80 82x/ - 2 jari Keras Kosong 15CC
WIB mmHg menit dibawah
pusat
09.45 120/80 82x/ - 2 jari Keras Kosong 20CC
WIB mmHg menit dibawah
pusat
10.00 125/90 82x/ 36,5 C 2 jari Keras Kosong 15CC
WIB mmHg menit dibawah
pusat
10.15 125/90 82x/ 36,5 C 2 jari Keras Kosong 20CC
WIB mmHg menit dibawah
pusat
10.45 125/90 82x/ 36,5 C 2 jari Keras Kosong 20CC
WIB mmHg menit dibawah
pusat

4. Ibu sudah mengetahui obat yang diberikan.


BAB IV
PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum
Hepatitis adalah suatu peradangan jaringan hati dengan gejala
klinis yang berbeda. Gejala yang didapat bisa ringan sampai dengan berat
(fulminan). Penyebab hepatitis adalah virus, bakteri, protozoa, autoimun,
obat-obatan, racun, serta alcohol (Sulaiman, 2012).
Dalam bab pembahasan ini penulis akan membahas kenyataan
yang diperoleh dalam melaksanakan study kasus yang berkaitan dengan
teori guna memperoleh gambaran yang nyata dan sejauh mana asuhan
kebidanan pada ibu hamil dengan penyakit penyerta hepatitis yang
diberikan. Selain itu, untuk membandingkan adanya kesenjangan antara
aplikasi dengan teori, baik tentang kehamilan dengan penyakit penyerta
hepatitis maupun tentang manajemen kebidanan.

B. Pembahasan
Pada bab ini penulis akan menguraikan mengenai proses asuhan pada
ibu hamil Ny. L dengan hepatitis menggunakan pendekatan manajemen
kebidanan menurut Varney yang terdiri dari 7 langkah, mulai dari
pengkajian sampai evaluasi dengan ada tidaknya kesenjangan antara teori
dan praktek yang penulis alami dilapangan.
1. Pengkajian
Dalam langkah ini tahap pengumpulan data dengan wawancara,
observasi, dan studi dokumentasi. Untuk data penunjang dilakukan
pemeriksaan laboratorium.
Berdasarkan pengkajian yang penulis peroleh Ny. L umur 26 tahun
G2P1A0 kehamilan 38 minggu. Keluhan pada saat masuk RS ibu
mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya dan sudah merasakan
tanda-tanda melahirkan. Data subyektif adalah ibu merasakan sakit
pada pinggang dan cepat kelelahan dan sering kencing. Sedangkan

56
16

data obyektif yang diperoleh dari pemeriksaan fisik keadaan umum:


baik, kesadaran: composmentis, tekanan darah: 120/90 mmhg,
respirasi: 24 x/mnt, nadi: 94 x/mnt, S: 36,4 C. Pada pemeriksaan dalam
pembukaan 2 cm, patio tebal, penipisan 25%, air ketuban utuh,
penyusupan 0, penurunan 4/5. Hasil pemeriksaan penunjang
didapatkan HBsAg positif.
Karakteristik umum yang terjadi pada penderita hepatitis adalah
keletihan, ikhterus, demam, mual, kehilangan selera makan dan nyeri
tekan abdomen (Williams dan Wilkins, 2011).
Pemeriksaan HbsAg menggambarkan adanya hepatitis virus B,
IgM anti HAV menilai adanya hepatitis virus A, dan anti-HCV meniali
adanya hepatitis virus C (Cahyono, 2010).
Pada langkah pertama ini penulis tidak menemukan adanya
kesenjangan antara teori dan kasus yang terjadi dilapangan.

2. Interpretasi Data
Data yang telah dikumpulkan diinterpretasi menurut diagnosa
kebidanan, masalah dan kebutuhan ibu hamil dengan penyakit
penyerta hepatitis.
Pada kasus ini diagnosa kebidanannya adalah Ny. L umur 26 tahun
G2P1A0 umur kehamilan 38 minggu, janin tunggal hidup, intra uteri,
puka, preskep inpartu kala 1 fase aktif dengan hepatitis. Kebutuhan
yang diberikan pada Ny. L adalah support mental ibu dalam melewati
persalinannya dan KIE pencegahan hepatitis B pada bayi dengan
pemberian imunisasi.
Menurut Kuswandi (2014) masalah yang sering timbul dari kasus
ini adalah merasa takut, cemas dan gelisah menghadapi persalinannya.
Rasa takut terhadap persalinan dapat memberikan dampak tidak baik
terhadap ibu dan janinnya.
Penularan virus hepatitis dapat terjadi secara vertical (perinatal)
maupun horizontal. Penularan secara vertical virus hepatitis B dari ibu
16

ke bayi terjadi selama proses kehamilan, saat melahirkan atau setelah


melahirkan. Pada saat proses persalinan, penularan VHB dari ibu ke
bayi terjadi karena adanya factor perlukaan yang dialami janin saat
melalui vagina. Virus yang berada di tubuh ibu dengan mudah
berpindah tempat melalui perlukaan yang diderita (Cahyono, 2010).

3. Diagnosa Potensial
Pada langkah ini, bidan mengidentifikasikan masalah atau
diagnosis potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosis
yang sudah diidentifikasi. Langkah-langkah ini membutuhkan
antisipasi sambil mengamati pasien, bila kemungkinan dilakukan
pencegahan infeksi. Bidan diharapkan dapat bersiap-siap mencegah
diagnose atau masalah potensial ini benar-benar (Saminen, 2009).
Pada kasus ibu hamil dengan penyakit penyerta hepatitis diagnose
potensial yang mungkin terjadi adalah saat paska persalinan, karena
sering terjadi perdarahan yang hebat dan sulit
dikontrol/hipofibrogenemia (Maryunani dan Puspita, 2010).
Pada kasus Ny. L umur 26 tahun G2P1A0 dengan hepatitis
diagnose potensialnya adalah mengalami perdarahan yang hebat paska
persalinan. Akan tetapi pada kasus ini tidak ditemukan adanya diagnosa
potensial karena tepatnya penanganan yang dilakukakan sehingga dalam
langkah ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan praktik
lapangan.
4. Antisipasi
Pada langkah ini antisipasi ini dilakukan pengidentifikasian
tindakan segera dari bidan untuk dikonsulkan kepada dokter SpOG.
Antisipasi yang pertama yang diperlukan pada pasien dengan penyakit
penyerta hepatitis adalah penderita harus dirawat, istirahat, dan diet
hepatitis. Selain itu diberikan infus cairan (dekstrosa dan glukosa) dan
elektrolit yang cukup (Maryunani dan Puspita, 2010).
16

Pada langkah ini tidak terjadi kesenjangan anatara teori dan praktek
karena dalam kasus Ny. L penulis melakukan kolaborasi dengan dokter
SpOG untuk pemberian terapi.

5. Rencana Tindakan
Pada kasus Ny. L penanganan ibu hamil dengan penyakit penyerta
hepatitis yaitu observasi keadaan umum dan vital sign ibu, observasi
kemajuan persalinan, beri informasi pada ibu dan keluarga mengenai
keadaan ibu dan janin serta tindakan yang akan dilakukan, beri
motivasi dan support mental pada ibu untuk mengurasi rasa cemas,
lakukan pencegahan infeksi dengan menggunakan APD (celemek,
masker, sarung tangan, dan sepatu tertutup) dan kolaborasi dengan dr.
SpOg untuk pemberian infuse D5% 20 TPM, injeksi stesolid secara
IM, pemberian injeksi HB0 0,5 ml pada bayi untuk mencegah
penularan secara vertical.
Pada langkah ini terjadi kesenjangan antara teori dan kasus.
Menurut JNPK-KR (2008) pencegahan infeksi dapat dilakukan dengan
cuci tangan, memakai sarung tangan (gunakan sarung tangan steril atau
desinfeksi tingkat tinggi untuk prosedur yang mengakibatkan kontak
dengan jaringan dibawah kulit seperti persalinan dan penjahitan) dan
perlengkapan lainnya berupa kacamata pelindung, masker wajah,
sepatu boot atau sepatu tertutup, dan celemek.
Secara teori untuk penanganan pada ibu hamil dengan penyakit
penyerta hepatitis dengan diberikan infus cairan (dekstrosa dan
glukosa) dan elektrolit yang cukup (Maryunani dan Puspita, 2010).
Pencegahan dengan vaksinasi individu yang kemungkinan
beresiko, seperti bayi yang lahir dari ibu yang menderita hepatitis. Kini
lahir yang belum mempunyai kekebalan untuk menolak infeksi
hepatitis (Manuaba, 2007).
Kenyataan dilapangan ibu juga diberikan injeksi stesolid 5 mg
secara IM. Sedangkan secara teori menurut Maryunani dan Puspita
16

(2010) penghentian kehamilan dengan cara melakukan induksi tidak


mengubah jalannya penyakit.

6. Pelaksanaan
Langkah ini adalah pelaksanaan rencana asuhan menyeluruh
seperti apa yang diuraikan pada perencanaan yang bisa dilakukan
seluruhnya oleh bidan, pasien dan tim kesehatan lainnya. Jika bidan
tidak melakukan sendiri ia tetap memikul tanggung jawab
terlaksananya asuhan (Varney, 2007).
Di dalam praktek lapangan melaksanakan asuhan kebidanan sesuai
apa yang direncanakan kepada klien tanpa ada tindakan yang
menyimpang dari rencana yang telah disusun. Jadi pada kasus ini,
tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus.

7. Evaluasi
Setelah dilakukan pengawasan pelaksanaan rencana tindakan pada
ibu hamil dengan penyakit penyerta hepatitis, serta adanya kerjasama
yang baik dari pasien, keluarga, dokter SpOG dan tenaga medis yang
lain dan dalam praktek keadaan janin dan ibu baik, tidak terjadi hal-hal
yang menjadi komplikasi dari tindakan yang dilakukan selama ibu
dirawat di RSI NU Demak.
Keberhasilan dari evaluasi ini dapat dilihat dari perkembangan
kesehatan ibu yang tertulis dalam catatan medis dan hasil wawancara
pada pasien maupun keluarganya. Hasil asuhannya keadaan umum ibu
baik, kesadaran composmentis, TD 120/80 mmHg, suhu 36,5 C, nadi
80x/menit, RR 20x/menit, perdarahan 200 cc. Bayi lahir selamat dan
sehat menangis kuat, gerakan aktif, warna kulit kemerahan.
16
BAB V
PENUTUP

A. Simpulan
Berdasarkan asuhan kebidanan yang telah dilakukan pembahasan
“Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil dengan Hepatitis di RSI NU Demak”
yang menggunakan 7 langkah Varney mulai dari pengumpulan data sampai
dengan evaluasi, maka penulis dapat mengambil kesimpulan.
1. Pengkajian dilaksanakan dengan mengumpulkan semua data menurut
lembar format yang tersedia melalui tehnik wawancara dan observasi
sistemik. Pengkajian adalah pengumpulan data dasar untuk
mengevaluasi keadaan pasien. Berdasarkan pengkajian yang penulis
peroleh pada kasus Ny. L umur 26 tahun G2P1A0 kehamilan 38
minggu. Data subyektif adalah ibu merasakan sakit pada pinggang dan
cepat kelelahan dan sering kencing. Sedangkan data obyektif yang
diperoleh dari pemeriksaan fisik keadaan umum: baik, kesadaran:
composmentis, tekanan darah: 90/60 mmhg, respirasi: 24 x/mnt, nadi:
94 x/mnt, S: 36,4 C. Pada pemeriksaan dalam pembukaan 2 cm, patio
tebal, penipisan 25%, air ketuban utuh, penyusupan 0, penurunan 4/5.
Hasil pemeriksaan penunjang didapatkan HbsAg positif. Pada langkah
ini tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik.
2. Interpretasi data adalah data dasar yang sudah dikumpulkan di
interpretasikan sehingga dapat merumuskan diagnose dan masalah
yang spesifik. Dari hasil pengkajian diperoleh Ny. L umur 26 tahun
G2P1AO hamil 38 minggu janin tunggal hidup intra uteri puka
preskep. Masalah yang dialami Ny. L adalah merasa cemas dengan
kondisinya, takut jika nanti bayinya tertular hepatitis. Kebutuhan yang
diberikan Ny. L adalah support mental ibu dalam melewati
persalinannya dan KIE pencegahan hepatitis B pada bayi dengan
pemberian imunisasi. Pada langkah ini tidak ditemukan antara
kesenjangan antara teori dan praktik.

62
63

3. Diagnosa potensial adalah suatu pertanyaan yang timbul berdasarkan


masalah yang diidentifikasi. Diagnosa potensial pada kasus ini adalah
mengalami perdarahan yang hebat pasca persalinan tetapi tidak terjadi
karena telah dilakukan penanganan dengan baik. Dalam langkah ini
tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan praktek.
4. Antisipasi mencermikan kesinambungan dari proses manajemen
kebidanan, di dalam teori antisipasi yaitu mengidentifikasi situasi
gawat dimana bidan bertindak segera untuk kepentingan dan
keselamatan jiwa. Dalam Langkah ini tidak ditemukan kesenjangan
antara teori dan praktek.
5. Rencana tindakan disusun berdasarkan diagnose kebidanan,
merencanakan asuhan yang menyeluruh. Pada kasus Ny. L penanganan
pada ibu bersalin dengan hepatitis yaitu observasi dan KU dan TTV,
observasi kemajuan persalinan, beri informasi pada ibu dan keluarga
mengenai keadaan ibu dan janin serta tindakan yang dilakukan,
anjurkan ibu miring kiri, beri motivasi dan support mental pada ibu,
lakukan pencegahan infeksi, dan kolaborasi dengan dr SpOG untuk
pemberian infuse D5%, injeksi stesolid, pemberian proster dan
pemberian injeksi Hb0 pada bayi untuk mencegah penularan secara
vertical. Pada langkah ini terjadi kesenjangan antara teori dan kasus
yaitu pemberian injeksi stesolid dan proster.
6. Pada langkah ini pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan
penyakit penyerta hepatitis merupakan pelaksanaan dari rencana
tindakan asuhan menyeluruh. Pelaksanan dalam pemberian asuhan
pada ibu hamil Ny. L G2P1AO dengan penyakit penyerta hepatitis
sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan sehingga diperoleh
hasil yang maksimal.
7. Evaluasi adalah tahap penilaian terhadap keberhasilan asuhan yang
diberikan dalam mengatasi masalah pasien dari kala 1 fase laten sampe
tindakan SC observasi dengan keadaan umum ibu baik, kesadaran
composmentis, TD 120/80 mmHg, suhu 36,5 C, nadi 80x/menit, RR
64

20x/menit, perdarahan 200 cc. Bayi lahir selamat dan sehat menangis
kuat, gerakan aktif, warna kulit kemerahan. Dalam kasus ini tidak
ditemukan kesenjangan antara teori dan klinik.

B. Saran
1. Penulis
Setelah memberikan asuhan kebidanan diatas diharapkan agar
mahasiswa dapat memberikan dan melaksanakan asuhan kebidanan
sesuai dengan teori dan praktik karena teori mendasari setiap praktik
sehingga antara teori dan praktik tidak ada kesenjangan dan dapat
dijadikan sebagai acuan.
2. Bagi Universitas Muhammadiyah Kudus
Diharapkan instusi menambahkan literatur yang berkaitan dengan
ilmu kebidanan khususnya tentang hepatitis dalam hamil sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa.
3. Bagi Profesi
a. Dapat meningkatkan pelayanan kebidanan pada ibu hamil dengan
penyakit penyerta hepatitis dengan penggunaan APD yang baik
sehingga dapat mencegah terjadinya penularan baik secara vertikal
dan horizontal.
b. Dapat melakukan pemeriksaan laboratorium secara lengkap pada
pemeriksaan hematologi serupa SGPT, SGOT, bilirubin, LDH dan
antigen hepatitis spesifik. Bukan hanya melakukan pemeriksaan
HbsAg saja, karena hanya menunjukkan hepatitis B. Sedangkan
hepatitis bukan hanya disebabkan oleh virus dan hepatitis virus
memiliki banyak macam dengan pemeriksaan antigen yang
berbeda.
c. Dapat melakukan skrining hepatitis pada ibu hamil baik yang
menunjukkan gejala atau tidak. Skrining tidak hanya dilakukan saat
persalinan saja, agar ibu hamil dapat diberikan penanganan segera.
65

4. Bagi Pasien
a. Ibu perlu memahami tentang tanda gejala, penularan dan
pencegahan penyakit hepatitis.
b. Ibu diharapkan segera memeriksakan diri ke tempat pelayanan
kesehatan setempat dan jika ibu mengalami tanda dan gejala
penyakit hepatitis.
DAFTAR PUSTAKA

Akbar, H. Nurul. 2012. Buku Ajar Ilmu Penyakit Hati. Jakarta

Cahyono, Suharjo B. 2010 Hepatitis B Cegah Kanker Hati. Yogyakarta: Kanisius.


Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. 2014.Buku Saku Kesehatan Indonesia
Triwulan 3 Tahun 2014. [di akses darihttp://www.dinkesjatengprov.go.id
pada tanggal 20 Januari 2016]

Islami;Titik Ariyanti.Prenatal Yoga dan Kondisi Kesehatan Ibu Hamil. Jurnal


Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 10 No. 1 (2019) 49-50.

JNPK-KR 2008. Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal. Jakarta:USAID.

Kemenkes RI. 2013. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu Di Fasilitas Kesehatan
Dasar Dan Rujukan. Jakarta.KemenkesRI

Kuswandi, Lany. 2014 Gentle Hypnobirthing a Gentle Way To Give Birth.


Jakarta: Pustaka Bunda

Mochtar,Rustam.2011 Sinopsis Obstreti. Jakarta:EGC

Manuaba, I. B. G. 2007. Pengantar Kuliah Obstreti. Jakarta:EGC.

Mone, Mi. 2019 Konsep Dasar Kehamilan diakses 8 Maret 2021 dari
http://repository.poltekesku=pang.ac.id/1340/3/03.BAB%20II%20silver.pdf

Notoatmodjo,2010.Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: EGC.

Nur arif, Amin H., Kusuma H. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis dan NandaNic-Noc. Jilid 3. Jogjakarta: Medication.

Patton H, Tran TT. 2013. Hepatitis. Diakses 5 Maret 2013.


http://eprints.umm.ac.id/43254/2/BAB%201.pdf

Saminen,2009. Seri Asuhan Kebidanan Kehamilan Normal. Jakarta:EGC.

Saminen. 2009. Seri Asuhan Kebidanan Kehamilan Normal. Jakarta: EGC.

Varney, H. 2007.Asuhan Kebidanan Edisi Keempat.Jakarta: EGC.

Williams dan Wilkins,2011. Kapita Selekta Penyakit. Jakarta:EGC.

65
WHO.2014. Health for the World’s Adolescents: A Second Chance in the Second
Decade. Geneva, World Health Organization Departemen of
Noncommunicable disease surveillance. (2014)

65
LAMPIRAN

DOKUMENTASI

65
65

Anda mungkin juga menyukai