Anda di halaman 1dari 92

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA TN.

N DENGAN

GASTRITIS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN

KENYAMANAN DI DESA LALOWIU KEC.

KONDA KAB. KONAWE SELATAN

KARYA TULIS ILMIAH

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III

Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari

Jurusan Keperawatan 2022

OLEH :

Widya Az-zahra Reski

P003200190146

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI

JURUSAN DIII KEPERAWATAN

TAHUN 2022
ii
iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Widya Az-zahra Reski

NIM : P003200190146

Institusi Pendidikan : Poltekkes Kemenkes Kendari

Judul KTI : ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA TN. N

DENGAN GASTRITIS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN

KENYAMANAN DI DESA LALOWIU KEC. KONDA KAB. KONAWE

SELATAN

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini adalah benar-

benar hasil karya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran

orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa tugas akhir ini adalah hasil

ciplakan maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Kendari,

Yang Membuat Pernyataan

Widya Az-zahra Reski

iv
RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS

1. Nama Lengkap : Widya Az-zahra Reski

2. Tempat/Tanggal Lahir : Makassar, 06-11-2001

3. Jenis Kelamin : Perempuan

4. Agama : Islam

5. Suku/Bangsa : Bugis Makassar/Indonesia

6. Alamat : Kel. Tobeu, Kec.Unaaha, Kab, Konawe

7. No.Telp/Hp : 082349533796

II. RIWAYAT PENDIDIKAN

1. SDN 1 Unaaha , Tamat Tahun 2013

2. MTsN 1 Konawe, Tamat Tahun 2016

3. SMAN 1 Unaaha, Tamat Tahun 2019

4. Poltekkes kemenkes Kendari Jurusan Keperawatan Periode 2019-2022

v
MOTTO

Tidak ada kenikmatan dan penderitaan

yang akan terus berlanjut karena

semuanya akan berlalu pergi, tetap usaha

mengejar nasib baik karena tidak ada

hal yang akan berubah dengan sendirinya

tanpa adanya usaha yang gigih.

Sebuah tantangan yang akan dilalui hanya Akan

Menjadi beban, Jika hanya terus Dibayangkan

tanpa adanya tindakan.

Dan cita-cita hanya akan menjadi

Angan-angan jika tidak ada keinginan

Untuk kerja keras.

Widya Az-zahra Reski

vi
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatu

Alhamdulillah puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah Subahanahu

Wata’ala yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga saya sebagai

penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini yang berjudul “Asuhan

Keperawatan Gerontik Pada Tn.N Dengan Gastitis Dalam Pemenuhan

Kebutuhan Kenyamanan di desa Lalowiu kec. Konda kab. Konawe selatan”

Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi

Muhammad SAW.

Penulisan karya tulis ilmiah ini dilaksanakan dalam rangka memenuhi tugas

akhir di Program Studi Ilmu Keperawatan Di Poltekkes Kemenkes Kendari

diharapkan dapat bermanfaat sebagai sumber referensi untuk peneliti selanjunya.

Akhirnya sebagai manusia biasa penulis menyadari masih banyak

kekurangan, baik yang disengaja ataupun tidak, sehingga karya tulis ilmiah ini

masih jauh dari sempurna. Semoga karya tulis ilmiah ini bermanfaat dan

mendapatkan ridho dari Allah Subhanahu Wata’ala. Aamiin.

Pembuatan karya tulis ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan

dari berbagai pihak sehingga dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu

terkhusus kepada kedua orang tua saya yang tercinta, bapak saya Salahudin dan

ibu saya Hajra Djamil yang telah memberikan doa, dukungan serta motivasi.

Sekali lagi saya ucapkan banyak terimakasih kepada keluarga besar saya yang telah

memberi perhatian yang lebih selama saya menempuh bangku pendidikan, dan

segala pengorbanannya selama ini sampai saya dapat menyelesaikan karya tulis

ilmiah saya , Terkhusus juga dosen pembimbing I dan pembimbing II yang telah

vii
ikhlas dan sabar dalam meluangkan waktunya untuk membimbing selama ini. Oleh

karena itu, dalam kesempatan ini saya ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Teguh Fathurrahman, SKM., MPPM, selaku Direktur Politeknik

kesehatan kendari.

2. Bapak Abd. Syukur Bau, S.Kep, Ns, MM, selaku Ketua Jurusan

Keperawatan Politeknik kesehatan kendari.

3. Ibu Dian Yuniar Syanti Rahayu, SKM., M.Kep dan ibu Dwi Yanthi,

S.Kep. Ns, M.Sc selaku pembimbing I dan pembimbing II yang telah

membimbing saya dengan sebaik-baiknya demi tercapainya karya tulis

ilmiah ini.

4. Kepada Seluruh Dosen dan Staf Politeknik kesehatan kendari Jurusan

Keperawatan yang membantu penulis dalam menempuh pendidikan.

5. Kakak kandung saya Wahyu Syahputra dan Wardi Al-Qadri yang telah

memberikan doa, dukungan serta motivasi. Sekali lagi saya ucapkan banyak

terimakasih kepada keluarga besar saya yang telah memberi perhatian yang

lebih selama saya menempuh bangku pendidikan.

6. Kepada kepala UPTD Puskesmas Konda bapak Sampurno, SKM yang

telah memberi izin untuk pengambilan data awal di puskesmas Konda.

7. Saya mengucapkan banyak terimakasih juga kepada sahabat-sahabat saya

atau orang terdekat saya selama penyusunan karya tulis ilmiah ini yaitu

Ahmad, Sri Ramdina, Niken Astuti, Wilda Hardianti, Elfi Rahmi Aulia,

Ummu aiman , Muh. Arif, Siti Fadillah dan Irham yang selalu

memberikan semangat, support dan selalu menemani baik senang maupun

susah dalam menyusun karya tulis ilmiah ini.

viii
8. Kepada senior-senior karena dengan karya tulis ilmiah yang disusun dapat

menjadi reverensi.

9. Dan seluruh teman-teman jurusan Keperawatan “Angkatan 2019” Poltekkes

Kemenkes Kendari khususnya 3C Keperawatan, Terimakasih atas

kebersamaannya selama ini.

Akhirnya sebagai manusia biasa penulis menyadari masih banyak

kekurangan, sehingga karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu,

penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif demi perbaikan di

masa yang akan datang. Semoga karya tulis ilmiah ini bermanfaat dan mendapatkan

ridho dari Allah Subhanahu Wata’ala. Aamiin.

Kendari, April 2022

Penulis

(Widya Az-zahra Reski)

ix
ABSTRAK

Widya az-zahra reski : P003200190146 “Asuhan Keperawatan Gerontik Pada


Tn.N Dengan Gastritis Dalam Pemenuhan Kebutuhan Kenyamanan Di Desa
Lalowiu Kec.Konda Kab. Konawe Selatan” Dibimbing oleh Ibu Dian Yuniar
Syanti Rahayu, SKM., M.Kep dan dan ibu Dwi Yanthi, S.Kep. Ns, M.Sc
Lansia atau menua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan
manusia. Menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai
dari suatu waktu tertentu, tetapi di mulai sejak permulaan kehidupan yang
berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya . Tujuan : Untuk
mengetahui asuhan keperawatan gerontik pada TN. N dengan Gastritis dalam
pemenuhan kebutuhan kenyamanan di Desa Lalowiu kec. Konda kab.
Konawe Selatan. Metode : Penelitian ini adalah penelitian studi kasus
deskriptif. Studi kasus deskriptif merupakan metode penelitian untuk
mendeskripsikan secara sistematis dan akurat suatu situasi individu yang
bersifat aktual. Hasil : Data yang didapat pada tahap pengkajian yaitu : Pasien
mengatakan tidak nyaman didaerah perutnya , Pasien mengatakan sering
merasa nyeri didaerah perutnya dan terasa kembung. Diagnosa yang diangkat
berdasarkan data yang diperoleh yaitu Nyeri akut berhubungan dengan agen
pencedera fisiologis, Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gejala
penyakit, Nausea berhubungan dengan iritasi lambung.Intervensi yang
dilakukan untuk diagnosa keperawatan yang pertama yaitu manajemen
nyeri,yang kedua yaitu Edukasi Manajemen Nyeri, yang Ketiga yaitu
Manajemen Mual. Kesimpulan : setelah dilakukan tindakan asuhan
keperawatan selama 4 hari dan kemudian dievaluasi akhir pada tanggal 26
Juni 2022 dengan Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis,
Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gejala penyakit, Nausea
berhubungan dengan iritasi lambung yang dialami Tn. N teratasi dan
intervensi dihentikan
Kata Kunci : Lansia, Kebutuhan Kenyamanan, Gastritis, Asuhan
Keperawatan.

x
ABSTRACT

Widya az-zahra reski : P003200190146 "Gerontic Nursing Care in Mr.N With

Gastritis In Fulfilling Comfort Needs In Lalowiu Village Kec.Konda Kab.

Konawe Selatan" Guided by Mrs. Dian Yuniar Syanti Rahayu, SKM., M.Kep

and and Dwi Yanthi, S.Kep. Ns, M.Sc

Elderly or aging is a condition that occurs in human life. Aging is a process

throughout life, not only starting from a certain time, but starting from the beginning

of life which means that a person has gone through three stages of his life . Purpose:

To find out gerontic nursing care in TN. N with Gastritis in the fulfillment of

comfort needs in Lalowiu Village kec. Konda district South Konawe. Method :

This research is a descriptive case study research. Descriptive case studies are

research methods to systematically and accurately describe an actual individual

situation. The results : obtained at the assessment stage are: The patient said that

he was uncomfortable in his abdominal area, the patient said he often felt pain in

his abdominal area and felt bloated. The diagnosis is appointed based on the data

obtained, namely Acute pain is associated with physiological injury agents,

Discomfort disorders are related to disease symptoms, Nausea is associated with

stomach irritation. The intervention carried out for the first nursing diagnosis is pain

management, the second is Pain Management Education, the third is Nausea

Management Management. Conclusion: After nursing care for 4 days and then

evaluated at the end on June 26, 2022 with Acute pain associated with physiological

injury agents, Disturbance of comfort related to symptoms of the disease, Nausea

related to stomach irritation experienced by Mr. N resolved and intervention

stopped Keywords: Elderly, Comfort Needs, Gastritis, Nursing Care.

xi
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN ................................ Error! Bookmark not defined.

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................ iv

RIWAYAT HIDUP ............................................................................................... v

MOTTO ................................................................................................................ vi

KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii

ABSTRAK ............................................................................................................. x

ABSTRACT .......................................................................................................... xi

DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar belakang .............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 5

C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 8

A. Konsep dasar lanjut usia............................................................................... 8

B. Kebutuhan Rasa Nyaman (Nyeri) .............................................................. 12

C. Konsep Gastritis ......................................................................................... 14

D. Asuhan Keperawatan Gerontik .................................................................. 16

E. Relaksasi Napas Dalam ............................................................................. 22

BAB III METODE STUDI KASUS .................................................................. 24

A. Desain Penelitian ........................................................................................ 24

xii
B. Subyek Studi Kasus ................................................................................... 24

C. Fokus Studi ................................................................................................ 24

D. Definisi Operasional................................................................................... 24

E. Instrumen Studi Kasus ............................................................................... 25

F. Variabel Penelitian ..................................................................................... 25

G. Tempat dan Waktu ..................................................................................... 26

H. Pengumpulan Data ..................................................................................... 26

I. Penyajian Data ........................................................................................... 27

J. Etika Studi Kasus ....................................................................................... 27

BAB IV HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN ................................. 29

A. HASIL STUDI KASUS ............................................................................. 29

B. PEMBAHASAN ........................................................................................ 49

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 47

A. Kesimpulan ................................................................................................ 49

B. Saran........................................................................................................... 49

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 51

DAFTAR TABEL ............................................................................................... 55

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... 56

DOKUMENTASI ................................................................................................ 78

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Lansia atau menua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan

manusia. Menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu

waktu tertentu, tetapi di mulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan

proses alamiah, yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya yaitu

anak, dewasa, dan tua. Tiga tahap berbeda baik secara biologis, maupun psikologis.

Memasuki usia tua berarti mengalami kemunduran, misalnya kemunduran fisik,

yang di tandai dengan kulit yang mengendur, rambut memutih, gigi mulai ompong,

pendengaran kurang jelas, penglihatan semakin memburuk, gerakan lambat dan

figur tubuh yang tidak proporsional (Rofifah, 2020).

Mengutip data WHO (World Health Organization) jumlah penduduk dunia

yang berusia lanjut semakin melonjak. Di kawasan Asia Tenggara, penduduk yang

berusia diatas 60 tahun berjumlah 142 juta orang dan diperkirakan akan terus

meningkat hingga tiga kali lipat di tahun 2050 (Karlina & Kora, 2020)

Berdasarkan data dari Department of Economic and Social Affair tentang

World Population Ageing 2019, memperlihatkan pertumbuhan cepat pada populasi

lansia seperti yang terjadi di Asia Timur dan Tenggara serta Amerika Latin dan

Karibia. Persentase penduduk usia 65 tahun atau lebih meningkat hampir dua kali

lipat dari 6% pada tahun 1990 menjadi 11% pada tahun 2019 di Asia Timur dan

Tenggara. Sedangkan di Amerika Latin dan Karibia meningkat dari 5% pada tahun

1990 menjadi 9 persen pada 2019. (Kaitan Antara Dukungan Keluarga Dengan

Stress Pada Lansia, 2019)

1
Berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2016

jumlah penduduk lansia di Indonesia sebesar 8,69% dari populasi penduduk., pada

tahun 2017 berdasarkan data proyeksi penduduk di perkirakan jumlah lansia

sebesar 23,66 juta jiwa atau 9, 03% dari jumlah penduduk, dan pada tahun 2018

jumlah penduduk lansia sebesar 24 atau 9,5% juta jiwa. (Prio et al., 2019)

Berdasarkan data Statistik Penduduk Lanjut Usia (2016), jumlah penduduk

lansia di Sulawesi Tenggara pada tahun 2016 sebanyak 14.552 jiwa (5,83%) dari

jumlah penduduk sebanyak 2.494.711 jiwa. Sedangkan untuk Kota Kendari dengan

jumlah penduduk sebanyak 304.862 jiwa, terdapat penduduk usia lanjut sebanyak

12.015 jiwa (3,94%).

Data lansia di Kab. Konawe Selatan sebanyak 21,65% , sedangkan jumlah

lansia di Kec.Konda sebanyak 17,5%. Dan di Desa Lalowiu jumlah lansia sebanyak

63 orang, diantaranya laki-laki sebanyak 35 orang dan perempuan sebanyak 28

orang. (Rekam medik Puskesmas Konda & Kader Desa Lalowiu)

Setelah melakukan survey data awal di desa Lalowiu Kec.Konda

Kab.Konawe Selatan pada 19 orang lansia didapatkan mengalami 7 orang

hipertensi, 2 orang gastritis , 4 orang mengatakan tidak mengalami masalah

kesehatan, 3 orang yang mengalami reomatoid, asam urat sebanyak 3 orang. (Data

Primer Hasil Pkk)

Kebutuhan dasar manusia adalah unsur-unsur yang dibutuhan oleh semua

manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis, yang

bertujuan untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatan Kebutuhan dasar

manusia memiliki beberapa teori, salah satunya kebutuhan dasar manusia menurut

Virginia Henderson yang mencakup seluruh kebutuhan dasar manusia. Virginia

2
membagi menjadikan 14 komponen yaitu dimana manusia dapat bernafas secara

normal, makan dan minum secara adekuat, defekasi setiap harinya (eliminasi)secara

lancar, dapat memposisikan yang diinginkan untuk berjalan, tidur dan istirahat

dengan tenang, memilih pakaian yang nyaman untuk dipakai, menjaga suhu tubuh

dalam rentang normal, menjaga kebersihan diri, menghindari bahaya dari

lingkungan, berkomunikasi dengan orang lain dalam mengekspresikan sesuai

kebutuhan, beribadah sesuai dengan keyakinan, membantu pasien untuk bekerja

atau aktifitas produktif, bermain dalam bentuk rekreasi, dan belajar untuk keinginan

yang mengarahkan pada perkembangan. (Mapping, 2016)

Gangguan rasa nyaman adalah perasaan kurang senang, lega dan sempurna

dalam dimensi fisik, psiko spiritual, lingkungan dan social (Alfina Imanissa S,

2016)

Kenyamanan/rasa nyaman adalah suatu keadaan telah terpenuhinya

kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman (suatu kepuasan yang

meningkatkan penampilan sehari-hari), kelegaan (kebutuhan telah terpenuhi) dan

transenden (keadaan tentang sesuatu yang melebihi masalah atau nyeri).

Kenyamanan harus dipandang secara holistik mencakup empat aspek yaitu fisik,

sosial, psikososial dan lingkungan. (Yoko, 2019)

Rasa nyaman dibutuhkan setiap individu dalam konteks keperawatan,

perawat harus memperlihatkan dan memenuhi rasa nyaman pada pasien. Dampak

bagi lansia dalam pemenuhan kebutuhan rasa kenyamanan yaitu mengatasi

Gangguan rasa nyaman yang dialami oleh pasien dengan cara perawat dapat

melakukan intervensi keperawatan baik mandiri maupun kolaborasi. Salah satu

kebutuhan pasien. (Abarca, 2021)

3
Selain itu mengingat dari banyaknya kasus gangguan rasa nyaman (nyeri)

gastritis pada lansia,tentunya sangat dibutuhkan peran perawat dalam perawatan

klien lansia dengan pemenuhan gangguan kenyamanan yaitu dalam pemberian

asuhan keperawatan seperti penerapan intervensi diantaranya yaitu Relaksasi

Nafas Dalam untuk suatu bentuk asuhan keperawatan, yang dalam hal ini perawat

mengajarkan kepada klien bagaimana cara melakukan nafas dalam, nafas

dalam(menahan inspirasi secara maksimal)dan bagaimana menghembuskan nafas

secara perlahan, selain dapat menurunkan intensitas nyeri, tehnik relaksasi nafas

dalam juga dapat meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi

darah.(Waluyo dkk, 2019)

Sebagai pemberi layanan, perawat memberikan pelayanan secara langsung

kepada lansia dalam berbagai situasi. Peran perawat dalam melakukan asuhan

keperawatan gerontik dengan pemenuhan kebutuhan kenyamanan yaitu Perawat

harus mampu memahami proses penyakit yang umum terjadi pada lansia termasuk

pengetahuan tentang latar belakang penyakit, resiko, faktor resiko, tanda dan gejala,

terapi medikasi, asuhan keperawatan, dan rehabilitasi yang dapat diberikan pada

lansia tersebut. Sedangkan terkait perawat sebagai pengajar, perawat. gerontik

fokus untuk memberikan pelayanan dan pengajaran pada lansia dan faktor-faktor

resiko yang dimodifikasi melalui promosi kesehatan dan pelayanan kesehatan.

(Permana & Tarigan, 2019).

Perbedaan asuhan keperawatan pada lansia yaitu perawat dalam melakukan

pengkajian perlu mengingat kekhasan perkembangan lansia sehingga mampu

mengidentifikasi mana perubahan yang fisiologis dan patologis guna menilai

4
apakah memang lansia memiliki masalah kesehatan atau data yang didapat

merupakan perubahan yang wajar dialami oleh lansia. (Yenni Ferawati Sitanggang,

2021)

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan

judul “asuhan keperawatan gerontik pada Tn. N dengan Gastritis dalam pemenuhan

kebutuhan kenyamanan di Desa Lalowiu kec. Konda kab. Konawe Selatan”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah bagaimana asuhan keperawatan gerontik pada Tn. N dengan Gastritis

dalam pemenuhan kebutuhan kenyamanan di Desa Lalowiu kec. Konda kab.

Konawe Selatan ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum,

Untuk mengetahui asuhan keperawatan gerontik pada TN. N dengan Gastritis

dalam pemenuhan kebutuhan kenyamanan di Desa Lalowiu kec. Konda kab.

Konawe Selatan ?

2. Tujuan khusus

a. Menyusun pengkajian keperawatan pada TN. N dengan Gastritis dalam

pemenuhan kebutuhan rasa kenyamanan di Desa Lalowiu kec. Konda kab.

Konawe Selatan.

b. Merumuskan diagnosa keperawatan pada TN. N dengan Gastritis dalam

pemenuhan kebutuhan rasa kenyamanan di Desa Lalowiu kec. Konda kab.

Konawe Selatan.

5
c. Menyusun intervensi keperawatan pada TN. N dengan Gastritis dalam

pemenuhan kebutuhan rasa kenyamanan di Desa Lalowiu kec. Konda kab.

Konawe Selatan.

d. Melakukan tindakan asuhan keperawatan pada TN. N dengan Gastritis

dalam pemenuhan kebutuhan rasa kenyamanan di Desa Lalowiu kec.

Konda kab. Konawe Selatan.

e. Melakukan evaluasi asuhan keperawatan pada TN. N dengan Gastritis

dalam pemenuhan kebutuhan rasa kenyamanan di Desa Lalowiu kec.

Konda kab. Konawe Selatan.

f. Melakukan pendokumentasian asuhan keperawatan pada TN. N dengan

Gastritis dalam pemenuhan kebutuhan rasa kenyamanan di Desa Lalowiu

kec. Konda kab. Konawe Selatan.

g. Melakukukan Tehnik Relaksasi Napas Dalam pada TN. Dengan Gastritis

dalam pemenuhan kebutuhan rasa kenyamanan di Desa Lalowiu kec.

Konda kab. Konawe Selatan.

D. Manfaat Penelitian

a) Bagi institusi penelitian

Sebagai bahan informasi dan masukkan dalam rangka meningkatkan mutu

Pendidikan khususnya jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan

Kemenkes Kendari

b) Bagi ilmu pengetahuan

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu sumber informasi

atau bahan masukan terkait asuhan keperawatan gerontik dalam

pemenuhan kebutuhan kenyamanan

6
c) Bagi peneliti

Dapat menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman terkait

penelitian yang diadakan.

d) Bagi lansia/keluarga

Sebagai salah satu informasi kepada lansia dan keluarga tentang asuhan

keperawatan gerontik dalam pemenuhan kebutuhan kenyamanan.

7
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep dasar lanjut usia

1) Definisi lanjut usia

Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Menua

bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan proses yang berangsur-angsur

mengakibatkan perubahan kumulatif, merupakan proses menurunnya daya tahan

tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh. (Kholifah, 2018)

Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi didalam kehidupan

manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai

pada satu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan(Yanti, 2021)

2) Klasifikasi lanjut usia

Klasifikasi lanjut usia adalah :

1. Pralansia (Prasenilis) yaitu orang yang berusia diantara 45-59 tahun.

2. Lanjut usia yaitu orang yang berusia 60 tahun atau lebih.

3. Lanjut usia resiko tinggi yaitu orang yang berusia 70 tahun keatas / orang

yang berusia 60 tahun keatas dengan masalah kesehatan.

4. Lanjut usia potensial yaitu lanjut usia yang masih bisa melakukan

pekerjaan atau kegiatan yang menghasilkan barang atau jasa.

5. Lanjut usia tidak potensial yaitu lanjut usia yang tidak berdaya mencari

nafkah, sehingga hidupnya bergantung pada orang lain. (Di & Wreda,

2018)

8
3) Proses menua pada lansia

Proses menua ialah suatu bentuk keadaan yang terjalin pada kehidupan

semua manusia. Proses menua juga dapat diartikan sebagai proses biologis pada

manusia, ditandai dengan perubahan kemajuan dan bisa diprediksi serta tidak bisa

dielak kan oleh semua manusia, diiringi dengan maturasi sampai mencapai puncak

fase akhir kehidupan yaitu kematian. (Belakang, 2016)

4) Perubahan yang Terjadi pada Lansia

Penuaan adalah proses biologis yang tidak dapat dihindarkan, tidak dapat

diubah, dan kompleks yang dapat berdampak negatif pada berbagai sistem organ

dam kemampuannya untuk berfungsi. Seiring waktu, penuaan menyebabkan

penurunan cadangan fisiologis sehingga meskipun fungsi dasar dipertahankan,

sistem organ menjadi semakin kurang mampu mempertahankan homeostasis dalam

menghadapi tekanan yang ditimbulkan oleh lingkungan , penyakit, atau terapi

medis. (Dian Yuniar Syanti Rahayu, 2021)

Perubahan utama terkait usia adalah berkurangnya kapasitas cadangan

fisiologis. Semua sistem organ tubuh memiliki kapasitas cadangan substansial yang

terjadi untuk menangani kebutuhan yang tinggi atau kondisi stres. (Dian Yuniar

Syanti Rahayu, 2021)

Banyak kemampuan berkurang pada saat orang bertambah tua. Dari ujung

rambut sampai ujung kaki mengalami perubahan dengan makin bertambahnya

umur. Perubahan yang terjadi pada lansia sebagai berikut:

9
1. Perubahan fisik

a. Sel: Jumlahnya menjadi sedikit, ukurannya lebih besar, berkurangnya

cairan intra seluler, menurunnya proporsi protein di otak, otot, ginjal, dan

hati, jumlah sel otak menurun, terganggunya mekanisme perbaikan sel.

b. Sistem persyarafan: Respon menjadi lambat dan hubungan antara

persyarafan menurun, berat otak menurun 10-20%, mengecilnya syaraf

panca indra sehingga mengakibatkan berkurangnya respon penglihatan

dan pendengaran, mengecilnya syaraf penciuman dan perasa, lebih

sensitive terhadap suhu, ketahanan tubuh terhadap dingin rendah, kurang

sensitive terhadap sentuhan.

c. Sistem penglihatan: Menurun lapang pandang , lensa lebih suram

(kekeruhan pada lensa) menjadi katarak, pupil timbul sklerosis, daya

membedakan warna menurun.

d. Sistem pendengaran: Hilangnya atau turunnya daya pendengaran,

terutama pada bunyi suara atau nada yang tinggi, suara tidak jelas, sulit

mengerti kata- kata, 50% terjadi pada usia diatas umur 65 tahun.

e. Sistem kardiovaskuler: Katup jantung menebal dan menjadi kaku,

kemampuan jantung menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun,

kehilangan sensitivitas dan elastisitas pembuluh darah: kurang efektifitas

pembuluh darah perifer untuk oksigenasi perubahan posisi dari tidur ke

duduk (duduk ke berdiri)bisa menyebabkan tekanan darah menurun

menjadi 65mmHg dan tekanan darah meninggi akibat meningkatnya

resistensi dari pembuluh darah perifer.

10
f. Sistem pengaturan temperatur tubuh: Pengaturan suhu hipotalamus

dianggap bekerja sebagai suatu thermostat yaitu menetapkan suatu suhu

tertentu, kemunduran terjadi beberapa faktor yang mempengaruhinya yang

sering ditemukan antara lain: temperatur tubuh menurun, keterbatasan

reflek menggigildan tidak dapat memproduksi panas yang banyak

sehingga terjadi rendahnya aktifitas otot.

g. Sistem respirasi: Paru-paru kehilangan elastisitas, kapasitas residu

meningkat, menarik nafas lebih berat, kapasitas pernafasan maksimum

menurun dan kedalaman nafas turun. Kemampuan batuk menurun

(menurunnya aktifitas silia).

h. Sistem gastrointestinal: Banyak gigi yang tanggal, sensitifitas indra

pengecap menurun, pelebaran esophagus, rasa lapar menurun, asam

lambung menurun, waktu pengosongan menurun, peristaltik lemah, dan

sering timbul konstipasi, fungsi absorbsi menurun.

i. Sistem genitourinaria: Otot-otot pada vesika urinaria melemah dan

kapasitasnya menurun sampai 200 mg, frekuensi BAK meningkat, pada

wanita sering terjadi atrofi vulva, selaput lendir mongering, elastisitas

jaringan menurun.

j. Sistem endokrin: Produksi hampir semua hormon menurun (ACTH, TSH,

FSH, LH), penurunan sekresi hormone kelamin misalnya: estrogen,

progesterone, dan testoteron.

k. Sistem kulit: Kulit menjadi keriput dan mengkerut karena kehilangan

proses keratinisasi dan kehilangan jaringan lemak, berkurangnya

11
elastisitas akibat penurunan cairan dan vaskularisasi, kuku jari menjadi

keras dan rapuh, kelenjar keringat berkurang jumlah dan fungsinya.

l. Sistem muskuloskeletal: Tulang kehilangan cairan dan rapuh, kifosis,

penipisan dan pemendekan tulang, persendian membesar dan kaku, tendon

mengkerut dan mengalami sklerosis, atropi serabut otot sehingga gerakan

menjadi lamban, otot mudah kram dan tremor.

m. Perubahan psikososial: Perubahan lain adalah adanya perubahan

psikososial yang menyebabkan rasa tidak aman, takut, merasa penyakit

selalu mengancam sering bingung panik dan depresi. (Astutik, 2019)

B. Kebutuhan Rasa Nyaman (Nyeri)

1. Pengertian Kenyamanan

Kenyamanan merupakan suatu keadaan seseorang merasa sejahtera atau

nyaman baik secara mental, fisik maupun social (Herdiana, 2017)

Menurut Nursalam (2017) dimodifikasi berdasarkan Standar Diagnosis

Keperawatan Indonesia. Indikator 1 pasien dinyatakan nyaman apabila pasien

tampak tenang, tidak ada keluhan nyeri, tidak ada keluhan sulit tidur, bersikap

tenang, tidak mengeluh gelisah, frekuensi nadi normal, tekanan darah membaik,

mampu untuk rileks. Indikator 2 pasien dinyatakan cukup nyaman apabila pasien

tampak berfokus pada daerah nyeri, tampak meringis tidak sampai menangis, tidak

mampu untuk rileks. Indikator 3 pasien dinyatakan kurang nyaman apabila pasien

mengeluh nyeri, tampak meringis, tampak gelisah, tampak bersikap protektif

(waspada posisi menghindari nyeri), frekuensi nadi meningkat, mengeluh sulit tidur.

(Sciences, 2016)

12
2. Definisi Nyeri

Nyeri merupakan keluhan yang sering terjadi pada pasien saat sedang sakit.

Banyak ditemukan pasien yang sedang dirawat mengeluhan gangguan rasa nyaman

nyeri, baik nyeri akut maupun nyeri kronis. Nyeri merupakan perasaan tidak

nyaman atau sensasi ketidaknyamanan yang dirasakan oleh tubuh. Gangguan rasa

nyaman nyeri merupakan suatu fenomena fisiologi yang sering terjadi dan

mengganggu aktivitas dari individu yang mengalami nyeri. Nyeri dapat

menghambat proses penyembuhan pada penyakit. Nyeri juga merupakan sebagai

tanda atau sinyal untuk individu, bahwa ditubuhnya sedang ada masalah. Nyeri

memiliki sisi yang positif bagi pasien, karena dapat memberikan tanda adanya

masalah dan merupakan suatu mekanisme untuk mencegah keruskan yang lebih

jauh dan menjadi pendorong pada proses penyembuhan. (Latifin, 2021)

Nyeri dapat difenisikan sebagai suatu sensasi yang disebabkan karena

rusaknya jaringan, bisa di kulit sampai jaringan yang paling dalam. Beberapa

penelitian menunjukkan bahwa, nyeri yang sering dijumpai pada penderita lansia

biasanya sering diterapi secara paliatif, bahkan dengan manajemen yang sering

tidak adekuat. Nyeri yang kronis biasanya berpengaruh pada fungsi fisiologis

berupa bertambahnya penderitaan dan menurunnya kualitas hidup. Nyeri dapat

diartikan sebagai suatu sensasi yang tidak menyenangkan baik secara sensori

maupun emosional yang berhubungan dengan adanya suatu kerusakan jaringan atau

faktor lain, sehingga individu merasa tersiksa, menderita yang akhirnya akan

mengganggu aktivitas sehari – hari, psikis, dan lain – lain. (Sibarani, 2017)

Nyeri juga sensasi yang rumit, unik, universal, dan bersifat individual.

Dikatakan bersifat individual karena respon individu terhadap sensasi nyeri

13
beragam dan tidak bisa disamakan satu dengan lainnya. Hal tersebut menjadi dasar

bagi perawat dalam mengatasi nyeri pada klien. (Sibarani, 2017)

C. Konsep Gastritis

1. Definisi Gastritis

Gastritis adalah suatu peradangan atau perdarahan pada mukosa lambung yang

disebabkan oleh iritasi, infeksi, dan ketidakteraturan dari segi pola makan, misalnya

terlambat untuk makan, makan terlalu banyak, makan terlalu cepat,makan –

makanan yg terlalu banyak bumbu dan makanan pedas (Dhita, 2021)

2. Etiologi Gastritis

a. Gastritis akut

1. Pola makan tidak teratur Pola makan yang tidak teratur mengakbiatkan

lambung menjadi sensitif bila asam lambung meningkat

2. Penggunaan obat anti inflamasi non steroid (OAINS) Obat analgesik seperti

aspirin dan ibuprofen dengan dosis tinggi dapat menyebabkan peradangan

pada lambung dengan cara mengurangi prostaglandin yang berfungsi

melindungi lambung

3. Mengkonsumsi alkohol berlebih Alkohol dapat mengiritasi dan mengikis

mukosa pada dinding lambung dan membuat dinding lambung lebih rentan

terhadap asam lambung

4. Mengkonsumsi kafein seperti kopi dan teh Kandungan kafein pada kopi dan

teh bisa menstimulasi produksi asam lambung sehingga menyebabkan

terjadinya gastritis

14
5. Mengkonsumsi makanan yang pedas dan asam Mengkonsumsi makanan

yang pedas dan asam dapat memicu nyeri uluh hati yang terasa perih seperti

terbakar

6. Merokok Rokok dapat menigkatkan sekresi asam lambung sehingga dapat

menimbulkan terjadinya iritasi mukosa lambung (Ningrum, 2020)

b. Gastritis Kronis

Gastritis kronik disebabkan karena infeksi bakteri Helicobacter Pylori.

Organisme ini menyerang sel permukaan gaster, memperberat timbulnya kematian

sel sehingga terjadi respon kronis pada gaster yaitu disfungsi kelenjar (Ningrum,

2020)

3. Tanda Dan Gejala Gastritis

a. Gastritis Akut: nyeri epigastrium, mual, muntah, dan perdarahan

terselubung maupun nyata. Dengan endoskopi terlihat mukosa lambung

hyperemia dan udem, mungkin juga ditemukan erosi dan perdarahan aktif.

b. Gastritis Kronik: kebanyakan gastritis asimptomatik, keluhan lebih

berkaitan dengan komplikasi gastritis atrofik, seperti tukak lambung,

defisiensi zat besi, anemia pernisiosa, dan karsinoma lambung.(Dhita, 2021)

4. Manisfestasi Klinis

a. Mengeluh nyeri ulu hati

b. Anoreksia

c. Nausea (Mual) (Dhita, 2021)

5. Penatalaksanaan Gastritis

Pengobatan pada gastritis meliputi :

1) Antikoagulan : Bila ada perdarahan pada lambung.

15
2) Antasida : Pada gastritis yang parah, cairan dan elektrolit diberikan intravena

untuk mempertahankan keseimbagan cairan sampai gejala- gejala mereda,

untuk gastritis yang tidak parah diobati dengan antasida dan istirahat.

3) Histonin : Ranitidin dapat diberikan untuk menghambat pembentukan asam

lambung dan kemudian menurunkan iritasi lambung.

4) Sulcralfate : Diberikan untuk melindungi mukosa lambung dengan cara

menyeliputinya, untuk mencegah difusi kembali asam dan pepsin yang

menyebabkan iritasi.

5) Pembedahan : Untuk mengangkat gangrene dan perforasi.

6) Gastrojejunuskopi/ reseksi lambung : Mengatasi obstruksi pilorus. (Dhita,

2021)

D. Asuhan Keperawatan Gerontik

➢ Konsep Asuhan Keperawatan Lansia

Asuhan keperawatan Lansia adalah asuhan keperawatan yang dilakukan

pada lansia yang bertujuan untuk untuk memberikan bantuan, bimbingan,

pengawasan, perlindungan dan pertolongan kepada lanjut usia secara individu

maupun kelompok dengan menggunakan pendekatan yang digunakan adalah proses

keperawatan yang meliputi pengkajian (Assesment), merumuskan diagnosa

keperawatan (Nursing diagnosis), merencanakan tindakan keperawatan

(Intervention), melaksanakan tindakan keperawatan (Implementation), dan

melakukan evaluasi (Evaluation). (Kronis et al., 2019)

Fokus asuhan keperawatan yang dilakukan pada lanjut usia adalah

peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, serta pengoptimalan fungsi fisik dan

mental lansia. Asuhan keperawatan yang dilakukan ditujukan pada aspek

16
biologis,psikologis, sosialisasi, dan spiritual dengan menggunakan pendekatan

proses keperwatan yang meliputi pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan

(intervensi), pelaksanaan (implementasi ), dan evaluasi. (Sunaryo, 2016)

Pelayanan kesehatan pada lanjut usia berbeda dengan pelayanan kesehatan

pada golongan populasi lain karena pada lanjut usia penyakit yang diderita berbeda

perjalanan dan penampilannya dengan yang terdapat pada populasi lain. (Gerontik,

2016)

1. Pengkajian keperawatan

Pengkajian merupakan tahap awal dari sebuah proses keperawatan. Pada

tahap pengkajian terjadi proses pengumpulan data. Berbagai data yang dibutuhkan

baik wawancara, observasi, atau hasil laboratorium dikumpulkan oleh petugas

keperawatan. (Maria Febry Melani, 2021)

Tujuan dari pengkajian ini adalah untuk mengetahui status pemenuhan rasa

nyaman lansia , pada lansia pengkajian yang dilakukan meliputi Pengkajian Fisik

dan Pengkajian pemenuhan kebutuhan rasa nyaman dengan melibatkan

penanggung jawab kelompok lansia , keluarga , tokoh masyarakat, serta petugas

kesehatan . Untuk itu, format pengkajian yang digunakan adalah format pengkajian

pada lansia yang dikembangkan minimal terdiri atas : Data dasar (identitas,alamat,

usia, pendidikan, pekerjaan , agama, dan suku bangsa) , data biopsikososial spritual

kultural, lingkungan, status fungsional, fasilitas penunjang kesehatan yang ada,

serta pemeriksaan fisik.

2. Analisa Data

Analisa data merupakan kemampuan berpikir kritis perawat dan alar yang

dibarengi dengan pengetahuan dan pengalaman yang rasional. (Bulan & Nim, 2019)

17
• Klasifikasi Data

Terdapat dua sumber data yang utama, data subjektif dan objektif.

1. Data Subjektif

Data subjektif merupakan persepsi klien mengenai masalah

kesehatannya. Hanya klien yang dapat memberikan informasi pada data

subjektif. Hanya klien yang dapat memberikan informasi mengenai

frekuensi, durasi, lokasi dan intensitas nyerinya. Data subjektif biasanya

mencakup perasaan, persepsi, ketidaknyamanan fisik, keluhan gejala,

ataupun stres mental.

2. Data Objektif

Data objektif merupakan observasi atau pengukuran status kesehatan

klien yang dibuat oleh pengumpulan data. Pengkajian terhadap tekanan

darah klien, inspeksi kondisi luka, dan deskripsi mengenai perilaku klien

merupakan contoh dari data objektif yang dapat diamati. (Ramadani, 2019)

3. Merumuskan Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah suatu kesimpulan yang dihasilkan dari analisa

data .Diagnosa keperawatan adalah langkah kedua dari proses keperawatan yang

menggambarkan penilaian klinis tentang respon individu, keluarga, kelompok

maupun masyarakat terhadap permasalahan kesehatan baik aktual maupun

potensial. Dimana perawat mempunyai lisensi dan kompetensi untuk mengtasinya.

(Baringbing, 2020).

Menurut SDKI 2018 Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul dalam

gangguan kebutuhan rasa nyaman pada lansia adalah :

a. Gangguan Rasa Nyaman berhubungan dengan gejala penyakit

18
b. Nyeri Akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis

c. Nausea berhubungan dengan gangguan biokimiawi

Penegakan diagnosis dalam keperawatan memegang peranan penting

terhadap segala macam tuntutan masyarakat yang semakin kritis dan

mempengaruhi kesadaran masyarakat akanhak-haknya dari suatu unit kesehatan.

Akuntabilitas perawat sebagai profesi diantaranya adalah kompetensinya dalam

mendokumentasikan diagnosa keperawatan sesuai standar diagnosa keperawatan

Indonesia (SDKI). (Nurhaliza, 2019)

4. Merencanakan Tindakan Keperawatan (intervensi)

Perencanaan Keperawatan adalah sebuah proses penyusunan berbagai

intervensi keperawatan yang dibutuhkan untuk mencegah, menurunkan, serta

mengurangi masalahmasalah klien. Perencanaan ini adalah langkah ketiga dalam

membuat suatu proses keperawatan. Perencanaan adalah merupakan bagian dari

fase pengorganisasian dalam proses keperawatan sebagai pedoman untuk

mengarahkan tindakan keperawatan dalam usaha membantu, meringankan,

memecahkan masalah atau untuk memenuhi kebutuhan klien. (Syafridayani, 2019)

➢ Tujuan Tindakan Keperawatan (Intervensi)

Tujuan intervensi keperawatan adakah memedomani pelaksanaan setiap

tindakan dalam asuhan keperawatan agar berlangsung dengan baik dan efektif

sesuai dengan diagnosa yang ditetapkan untuk segera memenuhi kebutuhan pasien

dalam meningkatkan status kesehatannya. Atau dengan kata lain, menyatakan dan

menjalankan langkah-langkah yang harus dilakukan oleh dan pada pasien untuk

mencapai kriteria hasil.(Yeni & Ukur, 2019)

➢ Diagnosa Keperawatan, Luaran Keperawatan, Intervensi Keperawatan

19
• Diagnosa Keperawatan

Menurut SDKI 2018 Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul dalam

gangguan kebutuhan rasa nyaman pada lansia adalah :

a. Gangguan Rasa Nyaman berhubungan dengan gejala penyakit

b. Nyeri Akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis

c. Nausea berhubungan dengan gangguan biokimiawi

d. Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan nyeri

• Intervensi Keperawatan

Menurut SLKI dan SIKI , Luaran keperawatan dan intervensi keperawatan

yang mungkin muncul dalam gangguan kebutuhan rasa nyaman pada lansia adalah :

NO Diagnosa Luaran Keperawatan Intervensi Keperawatan


keperawatan (SLKI) (SIKI)
(SDKI)
1. Gangguan Setelah dilakukan tindakan Edukasi Manajemen
Rasa keperawatan selama 4x24 Nyeri
Nyaman jam maka status Observasi
berhubungan kenyamanan meningkat - Identifikasi kesiapan
dengan dengan kriteria hasil : dan kemampuan
gejala - Kesejahtraan fisik dari menerima informasi
penyakit menurun menjadi cukup Terapeutik
meningkat - Sediakan materi dan
- Keluhan tidak nyaman media pendidikan
dari dari meningkat kesehatan
menjadi cukup menurun - Jadwalkan pendidikan
- Gelisah dari meningkat kesehatan sesuai
menjadi cukup menurun kesepakatan
- Keluhan sulit tidur dari Edukasi
meningkat menjadi - Jelaskan penyebab ,
cukup menurun periode, dan strategi
- Pola tidur dari memburuk meredakan nyeri
menjadi cukup membaik - Ajarkan teknik non
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
2. Nyeri Akut Setelah dilakukan Manajemen Nyeri
intervensi keperawatan Observasi
selama 4x24 jam, maka - Identifikasi lokasi,
tingkat nyeri menurun karakteristik, durasi,
dengan kriteria hasil:

20
- Keluhan nyeri dari frekuensi, kualitas,
meningkat menjadi intensitas nyeri
cukup menurun - Identifikasi skala nyeri
- Gelisah dari meningkat Edukasi
menjadi cukup menurun - Jelaskan penyebab ,
- Kesulitan tidur dari periode , dan pemicu
meningkat menjadi nyeri
cukup menurun - Jelaskan strategi
- Mual dari meningkat meredakan
menjadi cukup menurun - Anjurkan memonitor
- Pola tidur dari memburuk nyeri secara mandiri
menjadi cukup membaik
3. Nausea Setelah dilakukan Manajemen mual
intervensi keperawatan Observasi
selama 4x24 jam, maka - Identifikasi
tingkat nausea menurun pengalaman mual
dengan kriteria hasil : - Identifikasi dampak
- Keluhan mual dari mual terhadap kualitas
meningkat menjadi hidup (mis. Nafsu
cukup menurun makan, aktivitas ,
- Perasaan ingin muntah kinerja, tanggung
dari meningkat menjadi jawab peran , dan tidur)
cukup menurun - Identifikasi faktor
- Sensasi panas dari penyebab mual
meningkat menjadi Edukasi
cukup menurun - Anjurkan istirahat dan
- Pucat dari memburuk tidur yang cukup
menjadi cukup membaik - Anjurkan sering
membersihkan mulut ,
kecuali jika
merangsang mual
- Anjurkan makanan
tinggi karbohidrat dan
rendah lemak

5. Melaksanakan Tindakan Keperawatan (Implementasi)

Implementasi adalah pelaksanaan dari rencana intervensi untuk mencapai

tujuan yang spesifik. Tujuan dari implementasi adalah membantu klien dalam

mencapai tujuan yang telah ditetapkan yang mencakup peningkatan kesehatan,

pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan, dan memfasilitasi koping. (Purba,

2016)

21
Perawat melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana perawatan

yang telah dibuat. Perawat memberikan pelayanan kesehatan yang memelihara

kemampuan fungsional lansia dan mencegah komplikasi serta meningkatkan

ketidakmampuan. Tindakan keperawatan berdasarkan rencana keperawatan dari

setiap diagnosis keperawatan yang telah dibuat dengan didasarkan pada konsep

asuhan keperawatan gerontik.

6. Melakukan Evaluasi (evaluation)

Kegiatan evaluasi meliputi mengkaji kemajuan status kesehatan klien,

membandingkan respons klien dengan kriteria hasil dan menyimpulkan hasil

kemajuan masalah dan kemajuan pencapaian tujuan keperawatan klien dalam

asuhan keperawatan gerontik. Perawat bertanggung jawab untuk mengevaluasi

status dan kemajuan klien terhadap pencapaian hasil dari tujuan keperawatan yang

telah ditetapkan sebelumnya.

Evaluasi keperawatan juga dilakukan dengan metode SOAP yaitu S) Subjek

(klien mengatakan), O) Objektif (klien terlihat/hasil temuan perawat) A) Assesment

(Apakah masalah teratasi atau belum teratasi), P) Planning (Intervensi di lanjutkan

atau dipertahankan). Adapun hasil evaluasi keperawatan setelah pasien diberikan

Tindakan keperawatan (Nur et al., 2021)

E. Relaksasi Napas Dalam

Tehnik relaksasi merupakan metode efektif untuk mengurangi rasa nyeri

pada klien yang mengalami nyeri kronis. Relaksasi sempurna dapat mengurai

ketegangan otot, rasa jenuh dan kecemasan sehingga mencegah menghebatnya

stimulus nyeri. (Waluyo dkk, 2019)

22
Tehnik relaksasi nafas dalam merupakan suatu bentuk asuhan keperawatan,

yang dalam hal ini perawat mengajarkan kepada klien bagaimana cara melakukan

nafas dalam (menahan inspirasi secara maksimal),dan bagaimana menghembuskan

nafas secara perlahan, dan dapat menurunkan intensitas nyeri,.(Waluyo dkk, 2019)

23
BAB III

METODE STUDI KASUS

A. Desain Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian studi kasus deskriptif. Studi kasus deskriptif

merupakan metode penelitian untuk mendeskripsikan secara sistematis dan akurat

suatu situasi individu yang bersifat aktual.

B. Subyek Studi Kasus

1. Kriteria Insklusi

a. Responden yang mengalami gangguan pemenuhan rasa nyaman nyeri

b. Responden yang mengalami gastritis

c. Responden Lanjut usia (60 tahun keatas)

d. Lansia yang bersedia menjadi Responden

2. Kriteria Eksklusi

a. Responden lansia yang tidak memiliki masalah pemenuhan rasa nyaman

b. Responden lansia yang tidak bersedia menjadi responden

C. Fokus Studi

Fokus studi pada kasus ini yaitu:

Asuhan keperawatan gerontik pada Tn.N dengan Gastritis dalam

pemenuhan kebutuhan Rasa Nyaman di Desa Lalowiu Kec. Konda kab. Konawe

Selatan.

D. Definisi Operasional

1. Asuhan keperawatan gerontik yang mengalami gangguan rasa nyaman

(Nyeri Gastritis) dan telah berusia 60 tahun keatas.

24
2. Kenyamanan merupakan suatu keadaan seseorang merasa sejahtera atau

nyaman baik secara mental, fisik maupun social.

3. Gangguan rasa nyaman nyeri merupakan suatu fenomena fisiologi yang

sering terjadi dan mengganggu aktivitas dari individu yang mengalami nyeri.

Nyeri dapat menghambat proses penyembuhan pada penyakit. Nyeri juga

merupakan sebagai tanda atau sinyal untuk individu, bahwa ditubuhnya

sedang ada masalah.

4. Menurut SDKI 2018 Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul dalam

gangguan kebutuhan rasa nyaman pada lansia adalah : Gangguan Rasa

Nyaman berhubungan dengan gejala penyakit, Nyeri Akut berhubungan

dengan agen pencedera fisiologis, Nausea berhubungan dengan gangguan

biokimiawi.

5. Asuhan keperawatan Lansia adalah asuhan keperawatan yang dilakukan

pada lansia yang bertujuan untuk untuk memberikan bantuan, bimbingan,

pengawasan, perlindungan dan pertolongan kepada lanjut usia secara

individu maupun kelompok.

E. Instrumen Studi Kasus

Instrumen pada studi kasus ini lembar persetujuan responden (informed

consent) dan juga format pengkajian asuhan keperawatan gerontik.

F. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah variabel independen (variabel bebas),

variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain atau menjadi sebab

atau berubahnya variabel lain.

25
G. Tempat dan Waktu

1. Penelitian Tempat

Tempat yang akan digunakan dalam penelitian studi kasus ini yaitu di

Desa Lalowiu Kec. Konda Kab. Konawe Selatan.

2. Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama 1 minggu tanggal 22-26 Juni 2022.

H. Pengumpulan Data

1. Observasi

Melakukan penilaian langsung dengan cara melakukan pemeriksaan

yang berkaitan dengan perkembangan keadaan pasien lansia. Data observasi

adalah hasil observasi lapangan, data-data mengenai informan . Data

catatan hasil observasi dari penelitian ini adalah lansia yang mengalami

gangguan pemenuhan rasa nyaman nyeri Gastritis.

2. Wawancara

Sumber data wawancara ini diperoleh atau dikumpulkan langsung oleh

orang yang melakukan penelitian dengan mengadakan wawancara pada

lansia dan keluarga, dengan mengadakan pengamatan langsung.

3. Pemeriksaan fisik

Melakukan pemeriksaan fisik langsung terhadap klien melalui Inspeksi,

Palpasi, Perkusi, dan Auskultasi.

4. Pengkajian kebutuhan dasar

Melakukan pengkajian kebutuhan rasa nyaman pada lansia terkait

jumlah , jenis klien yang terganggu pemenuhan kebutuhan rasa nyaman

5. Studi dokumentasi

26
Penulis dapat memperoleh data dari medical record dan hasil

pengkajian kebutuhan dasar pada klien lansia.

6. Metode diskusi

Diskusi dengan keluarga pasien dan tenaga kesehatan dan kader-kader

yang ada di Posyandu Lansia Di Desa Lalowiu kec. Konda kab. Konawe

Selatan ?

I. Penyajian Data

Analisis data dan penyajian data pada studi kasus disajikan secara tekstual

dengan fakta-fakta dijadikan didalam teks dan bersifat naratif.

J. Etika Studi Kasus

Untuk melakukan studi kasus, perlunya peneliti melihat adanya

rekomendasi dari pihak institusi atas pihak lain dengan melakukan pengajuan

permohonan izin kepada instansi penelitian. Setelah peneliti mendapat persetujuan

barulah dilakukan penelitian dengan menekan masalah etika penelitian yang terdiri

dari:

1. Informent consent (lembar persetujuan menjadi responden)

Informent consent diberikan kepada responden dengan tujuan agar

responden mengetahui maksud dan tujuan peneliti. Jika responden tidak

bersedia untuk diteliti maka peneliti tidak memaksa dan menerima

keputusan responden.

2. Animity (tanpa nama)

Penelitian dilakukan tanpa memberikan atau mencantumkan nama

responden Untuk menjaga kerahasiaan, maka peneliti tidak akan

menyebutkan nama responden tetapi hanya menuliskan inisialnya saja.

27
3. Confidentiality (kerahasiaan informasi)

Hasil penelitian, baik informasi ataupun masalah yang dialami

responden dijamin kerahasiaannya oleh peeneliti, hanya kelompok data

tertentu saja yang dilaporkan pada hasil riset.

4. Beneficience

Peneliti menjaga dan melindungi responden agar terhindar dari bahaya

yang mungkin terjadi serta ketidaknyamanan fisik.

28
BAB IV

HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN

A. HASIL STUDI KASUS

1. Pengkajian

Pengkajian pada kasus ini diperoleh melalui observasi langsung,

pemeriksaan fisik , menelaah hasil wawancara dikeluarga pasien yang dilakukan

pada tanggal 22-06-2022 yang bertempat di Desa Lalowiu, Kec.Konda Kab.

Konawe selatan, dan dari pengkajian tersebut didapatkan data melalui penjelasan

berikut ini :

Nama klien Tn. N berumur 65 Tahun, suku bangsa jawa ,agama islam dan

sudah menikah, pekerjaan klien berkebun namun semenjak sakit klien sudah tidak

bekerja lagi, pendidikan terakhir klien SMP , klien bertempat tinggal di Desa

Lalowiu, Kec.Konda Kab. Konawe selatan .

a. Riwayat Kesehatan

Keluarga klien mengatakan klien sakit hampir setahun dan rutin

memeriksakan perkembangan kesehatannya di Rumah Sakit Kota Kendari , dan

keluhan utama yaitu klien mengatakan tidak nyaman didaerah perutnya yang terasa

kembung , sering terasa nyeri didaerah perutnya, kualitas nyeri seperti ditusuk-

tusuk , gambaran skala nyeri (sedang), waktu terjadinya nyeri tidak menentu , faktor

pencetus awal sakit karena merokok dan minum kopi dalam jangka panjang &

berlebih dimasa lalu , keluhan lainnya klien mengatakan pusing , mual setiap kali

makan.

Keluarga klien mengatakan ada riwayat maag dan keluarga klien juga

mengatakan dari hasil pemeriksaan di Rumah Sakit didapatkan ada lipoma didaerah

29
dinding lambung , dan klien juga mengatakan pernah dirawat di Rumah Sakit

selama 2 minggu dan diberikan dua kantong darah karena rendahnya kadar Hb klien,

dan klien juga mengatakan tidak alergi terhadap makanan apapun , tapi setelah

mengonsumsi obat dari dokter klien merasa sesak dan obat tersebut dihentikan

untuk klien konsumsi dan akan dikonsultasikan kedokter pada saat jadwal kontrol.

b. Pemeriksaan Fisik

Hasil obsevasi dan pemeriksaan fisik yaitu keadaan umum (KU) klien

nampak lemah , tingkat kesadaran composmentis, dan tekanan darah (TD) : 120/80

mmHg , Nadi (N) : 95x/menit , suhu (S) : 36,5C , pernapasan (P) : 24x/menit.

Pada pengkajian sistem pernafasan didapatkan data bentuk dada simetris

kiri dan kanan , tidak ada deviasi septum hidung, hasil auskultasi suara nafas

bronkhi dan ditemukan suara nafas tambahan weezing .

Pengkajian sistem kardiovaskuler yaitu saat dilakukan palpasi didaerah

abdomen klien terasa kembung , tidak ada nyeri tekan di daerah dada, peneliti

melakukan auskultasi suara jantung normal, akral teraba dingin, CRT <3 detik.

Pengkajian sistem persyarafan nilai Glasgow coma skale (GCS): 15

keadaan kepala dan wajah simetris, ekspresi wajah tampak lemah, sclera ikterus,

pupil isokor kanan kiri, konjungtiva anemis, kelopak mata membuka dan menutup,

keadaan telinga simetris, pendengaran kiri dan kanan normal, bibir tampak kering,

tidak terdapat pembesaran tiroid pada leher,penciuman normal, Penglihatan kanan

dan kiri agak rabun, perabaan panas, dingin, abdomen: bentuk simetris, datar,

adanya nyeri tekan pada abdomen (ulu hati), terdapat suara timpani, bising usus

8x/menit.

30
Pengkajian system perkemihan produksi urin berwarna kekuningan dengan

bau yang khas (amoniak), frekuensi berkemih 5-6 kali/hari, produksi urine setiap

hari ± 1500 cc.

Pengkajian system pencernaan hasil inspeksi pada mulut tidak ditemukan

adanya tanda-tanda radang, tidak ada halositosis, tidak ada stomatitis, dan tidak

terdapat nyeri tekan pada tenggorokan, rektum normal, BAB 2-3x/hari (tidak

menentu) dengan konsistensi feses kadang cair/padat, keluhan yang berhubungan

dengan keluhan pasien mengatakan setiap setelah selesai makan selalu BAB.

Pengkajian sistem muskuloskeletal Pada ekstremitas atas dan bawah normal.

Sedangkan pada pola makan klien mengatakan pola makan sebelum sakit

dengan porsi makan 1-2x/hari dengan porsi dihabiskan, jenis menu makan nasi,

buah-buahan dan sayur, klien tidak mempunyai pantangan makanan, klien tidak

mempunyai alergi terhadap makanan. Sedangkan pola makan saat sakit klien

mengatakan pagi hanya makan nasi habis 1/4 porsi karena klien merasa mual setiap

kali mau makan dan pasien mengatakan jika makan banyak perut klien terasa penuh.

Untuk pola minum klien sebelum sakit frekuensi klien minum 6-8 gelas/hari

dihabiskan, jenis minuman klien air putih , minuman yang disukai air putih,

minuman yang tidak disukai yaitu minuman beralkohol. Sedangkan pola minum

saat sakit frekuensi minum klien 3-5 gelas/hari dihabiskan, jenis minuman air

putih. Dan selama sakit klien mengatakan jarang mandi.

Pola eliminasi BAK sebelum sakit frekuensi berkemih 4-5 x/hari, berwarna

kekuningan, dan tidak ada kesulitan dalam berkemih. Sedangkan, pola eliminasi

BAK selama sakit frekuensi berkemih 5-6 kali/hari, berwarna kekuningan dengan

31
bau amoniak, dan tidak ada kesulitan dalam berkemih, namun sering terbangun

pada malam hari untuk BAK.

Pola eliminasi BAB sebelum sakit frekuensi BAB 1 kali/hari, konsistensi

lunak, berwarna kuning, tidak ada masalah dalam BAB.Sedangkan, pola eliminasi

BAB selama sakit frekuensi BAB 2-3kali/hari (tidak menentu), konsistensi cair,

berwarna kuning, pasien mengatakan setelah selesai makan selalu ingin BAB.

Pola istirahat dan aktivitas klien sebelum sakit untuk tidur siang dan tidur

malam baik, sedangkan saat sakit, tidur siang dan tidur malam terganggu (± 3 - 4

jam)karena klien sering terbangun.

Pada interaksi sosial, klien sering dijaga oleh anak dan istrinya.Beberapa

kali klien sering mengungkapkan keinginan untuk sembuh, dan sering bertanya

mengenai penyakit yang dialaminya.Kliennampak cemas dan berharap agar cepat

sembuh dari penyakitnya, dan selama dirawat kegiatan beribadah tidak terlaksana.

32
2. Diagnosa Keperawatan

Tabel 1.1 Analisa Data

No Data Etiologi Masalah

1. Ds : Agen Nyeri Akut


Pencedera
- Pasien mengeluhkan nyeri didaerah Fisiologis
perut ulu hatinya dengan skala
4(nyeri sedang,mengganggu
aktivitas)
- Pasien mengatakan mudah merasa
lelah jika jalan lebih dari 3meter
- Pasien mengatakan sering merasa
mual jika setelah makan
- Keluarga klien mengatakan porsi
makan berubah dan pola makan
berubah
- Pasien tidak bisa makan banyak.
DO :
- Keluarga klien mengatakan klien
sering nampak meringis
- Klien nampak bersikap protektif
(posisi menghindari nyeri)
- Klien nampak gelisah
- Keluarga klien mengatakan nafsu
makan klien berubah
- Hasil pemeriksaan TTV : TD :
120/80, N : 95X/m,
- S : 36,5C, RR : 24X/m.

Berdasarkan penulisan data diatas maka peneliti merumuskan masalah

keperawatan yaitu Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis.

3. Intervensi Keperawatan

Perencanaan dari masalah keperawatan pada tanggal 22 juni 2022 peneliti

menyusun suatu intervensi sebagai tindak lanjut pelaksanaan asuhan keperawatan

Tn. N dengan diagnosa keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan agen

pencedera fisiologis.

33
Tabel 2.1 Intervensi keperawatan Tn.N dengan diagnosa keperawatan Nyeri

Akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis

Diagnosa Luaran Intervensi


Keperawatan
Nyeri Akut Setelah dilakukan intervensi Manajemen Nyeri
berhubungan keperawatan selama 4x24 jam, Observasi
dengan agen maka tingkat nyeri menurun - Identifikasi lokasi,
pencedera dengan kriteria hasil: karakteristik, durasi,
fisiologis - Keluhan nyeri dari meningkat frekuensi, kualitas,
menjadi cukup menurun intensitas nyeri
- Meringis dari meningkat - Identifikasi skala nyeri
menjadi menjadi cukup - Identifikasi faktor yang
menurun memperberat dan
- Sikap protektif dari meningkat memperingan nyeri.
menjadi cukup menurun - Monitor keberhasilan
- Gelisah dari meningkat terapi komplementer
menjadi cukup menurun yang sudah diberikan.
- Kesulitan tidur dari meningkat Terapeutik
menjadi cukup menurun - Berikan tehnik
- Mual dari meningkat menjadi nonfarmakologis untuk
cukup menurun mengurangi rasa nyeri.
- Nafsu makan dari memburuk Edukasi
menjadi cukup membaik. - Jelaskan penyebab ,
- Pola tidur dari memburuk periode , dan pemicu
menjadi cukup membaik nyeri.
- Jelaskan strategi
meredakan nyeri.
- Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri .
- Ajarkan tehnik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri.

4. Implementasi Keperawatan

Implementasi dilakukan oleh peneliti pada hari Kamis, 22-06-2022.

Adapun uraian implementasi diantaranya.

34
Tabel 2.2 Implementasi keperawatan Tn.N dengan diagnosa keperawatan

Nyeri Akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis

Diagnosa Hari/ Implementasi Evaluasi


Keperawatan Jam
Nyeri Akut Kamis, Manajemen Nyeri S:
berhubungan 22 Juni 1. Mengidentifikasi - Pasien mengeluhkan
dengan agen 2022 lokasi, karakteristik, nyeri didaerah perut
pencedera 09.00- durasi, frekuensi, ulu hatinya
fisiologis 09.15 kualitas, intensitas - Pasien mengatakan
nyeri mudah merasa lelah
Hasil : Lokasi nyeri jika jalan lebih dari
didaerah abdomen 3meter
(Uluhati) - Pasien mengatakan
2. Mengidentifikasi sering merasa mual
skala nyeri jika setelah makan
Hasil : 4-6 (nyeri - Keluarga klien
sedang,menggangu mengatakan porsi
aktivitas) makan berubah
3. Mengindentifikasi - Klien mengatakan
faktor yang klien sudah tidak
memperberat dan bisa makan banyak.
memperingan nyeri. O:
Hasil : diperberat jika - Keluarga klien
saat berjalan dan saat mengatakan klien
setelah makan., sering nampak
diperingan saat istirahat meringis.
09.15- 4. Memonitor - Klien nampak
09.25 keberhasilan terapi bersikap protektif
komplementer yang (posisi menghindari
sudah diberikan. nyeri).
Hasil : Klien dianjurkan - Klien nampak
minum air hangat manis gelisah.
sebelum makan jika - Keluarga klien
mual mengatakan nafsu
09.25- 5. Memberikan tehnik makan klien
09.35 nonfarmakologis berubah.
untuk mengurangi - Hasil pemeriksaan
rasa nyeri. TTV :
Hasil : Memberikan TD : 120/80 mmHg
tehnik relaksasi napas N : 95X/m
dalam. S : 36,5C
09.35- 6. Menjelaskan RR : 24X/m.
09.45 penyebab , periode , A:
dan pemicu nyeri. Masalah belum
teratasi
P:

35
Hasil : Memberikan Intervensi
informasi terkait nyeri Dilanjutkan
09.45- yang dirasakan pasien.
09.50 7. Menjelaskan strategi
meredakan nyeri.
Hasil : Menjelaskan
denga cara
mengkompres air
hangat di daerah uluhati
09.50- (botol air dilapisi
handuk)
09.55
8. Menganjurkan
memonitor nyeri
secara mandiri .
Hasil : Klien diedukasi
dan dianjurkan
memonitor nyeri secara
09.55- mandiri.
10.00 9. Mengajarkn tehnik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri.
Hasil : Tehnik relaksasi
napas dalam , dan terapi
kompres hangat.
Jumat, 1. Mengidentifikasi S:
23 Juni lokasi, karakteristik, - Pasien
2022 durasi, frekuensi, mengeluhkan nyeri
09.05- kualitas, intensitas didaerah perut ulu
09.15 nyeri hatinya
Hasil : Lokasi nyeri - Pasien mengatakan
didaerah abdomen mudah merasa
(Uluhati) lelah jika jalan
2. Mengidentifikasi lebih dari 3meter
skala nyeri - Pasien mengatakan
Hasil : 4-6 (nyeri masih merasa mual
sedang,menggangu jika setelah makan,
aktivitas) namun sudah
3. Mengindentifikasi mengikuti anjuran
faktor yang mnum air hangat
memperberat dan manis.
memperingan nyeri. - Keluarga klien
Hasil : diperberat jika mengatakan porsi
saat berjalan dan saat makan berubah
setelah makan., - Klien mengatakan
diperingan saat istirahat klien sudah tidak
09.15- 4. Memonitor bisa makan banyak.
09.25 keberhasilan terapi O :

36
komplementer yang - Keluarga klien
sudah diberikan. mengatakan klien
Hasil : Klien dianjurkan sering nampak
minum air hangat manis meringis.
sebelum makan jika - Klien nampak
mual bersikap protektif
5. Memberikan tehnik (posisi
09.25- nonfarmakologis untuk menghindari
09.35 mengurangi rasa nyeri. nyeri).
Hasil : Memberikan - Klien nampak
tehnik relaksasi napas gelisah.
dalam. - Keluarga klien
6. Menjelaskan mengatakan nafsu
09.35- penyebab , periode , dan makan klien
09.40 pemicu nyeri. berubah.
Hasil : Memberikan - Hasil pemeriksaan
informasi terkait nyeri TTV :
yang dirasakan pasien. TD : 120/70 mmHg
7. Menjelaskan N : 97X/m
09.40- strategi meredakan S : 36,5C
09.45 nyeri. RR : 25X/m.
Hasil : Menjelaskan A:
denga cara Masalah belum
mengkompres air teratasi
hangat di daerah uluhati P:
(botol air dilapisi Intervensi
handuk) Dilanjutkan
8. Menganjurkan
09.45- memonitor nyeri
09.50 secara mandiri .
Hasil : Klien diedukasi
dan dianjurkan
memonitor nyeri secara
mandiri.

9. Mengajarkn tehnik
09.50- nonfarmakologis
10.00 untuk mengurangi
rasa nyeri.
Hasil : Tehnik relaksasi
napas dalam , dan terapi
kompres hangat.

37
Sabtu, 24 1. Mengindentifikasi S:
Juni faktor yang - Pasien
2022 memperberat dan mengeluhkan nyeri
09.15- memperingan nyeri. didaerah perut ulu
09.20 Hasil : Diperberat jika hatinya, namun
saat berjalan dan saat berkurang jika
setelah makan., dilakukan tehnik
diperingan saat istirahat relaksasi napas
09.20- 2. Memonitor dalam dari skala 4
09.25 keberhasilan terapi ke skala 3.
komplementer yang - Pasien mengatakan
sudah diberikan. mudah merasa
Hasil : Klien lelah jika jalan
mengikuti yang lebih dari 3meter
dianjurkan minum air - Pasien mengatakan
hangat manis sebelum masih merasa mual
makan jika mual jika setelah makan,
09.25- 3. Memberikan tehnik namun sudah
09.35 nonfarmakologis mengikuti anjuran
untuk mengurangi mnum air hangat
rasa nyeri. manis.
Hasil : Klien mampu - Keluarga klien
Mengikuti tehnik mengatakan porsi
relaksasi napas dalam. makan berubah
09.35- 4. Menjelaskan - Klien mengatakan
09.40 penyebab , periode , klien sudah tidak
dan pemicu nyeri. bisa makan banyak
Hasil : Memberikan namun mengikuti
informasi terkait nyeri saran untuk
yang dirasakan pasien. mengurangi mual
5. Menjelaskan strategi dengan cara minum
09.40- meredakan nyeri. air hangat manis
09.45 Hasil : Klien mampu sebelum makan
Mengikuti strategi agar tidak mual dan
dengan cara nafsu makan
mengkompres air membaik.
hangat di daerah
uluhati (botol air O :
dilapisi handuk) - Keluarga klien
6. Menganjurkan mengatakan klien
09.45- memonitor nyeri dianjurkan
09.50 secara mandiri . melakukan tehnik
Hasil : Klien mampu relaksasi napas
memonitor nyeri dalam jika klien
secara mandiri. nampak meringis.
7. Mengajarkan tehnik - Klien nampak
09.50- nonfarmakologis bersikap protektif
10.00 (posisi

38
untuk mengurangi menghindari
rasa nyeri. nyeri).
Hasil : Klien mampu - Klien nampak
mengikuti Tehnik gelisah.
relaksasi napas - Keluarga klien
dalam , dan terapi mengatakan nafsu
kompres hangat. makan klien
berubah.
- Hasil pemeriksaan
TTV :
TD : 120/80 mmHg
N : 95X/m
S : 36,3C
RR : 25X/m.
A:
Masalah belum
teratasi
P:
Intervensi
Dilanjutkan

Minggu, 1. Memonitor S:
25 Juni keberhasilan terapi - Pasien
2022 komplementer yang mengeluhkan nyeri
09.00- sudah diberikan. didaerah perut ulu
09.10 Hasil : Klien hatinya, namun
mengatakan mual berkurang jika
berkurang jika minum dilakukan tehnik
air hangat manis relaksasi napas
sebelum makan jika dalam dari skala 4
mual ke skala 3.
09.10- 2. Memberikan tehnik - Pasien mengatakan
09.20 nonfarmakologis mudah merasa
untuk mengurangi lelah jika jalan
rasa nyeri. lebih dari 3meter

39
Hasil : Klien mampu - Pasien mengatakan
Mengikuti tehnik masih merasa mual
relaksasi napas dalam. jika setelah makan,
09.20- 3. Menjelaskan strategi namun sudah
09.25 meredakan nyeri. mengikuti anjuran
Hasil : Klien mampu minum air hangat
Mengikuti strategi manis.
dengan cara - Keluarga klien
mengkompres air mengatakan porsi
hangat di daerah uluhati makan berubah
(botol air dilapisi - Klien mengatakan
handuk) klien sudah tidak
09.25- 4. Menganjurkan bisa makan banyak
09.30 memonitor nyeri namun mengikuti
secara mandiri . saran untuk
Hasil : Klien mampu mengurangi mual
memonitor nyeri secara dengan cara minum
mandiri. air hangat manis
09.30- 5. Mengajarkan tehnik sebelum makan
09.40 nonfarmakologis agar tidak mual dan
untuk mengurangi nafsu makan
rasa nyeri. membaik.
Hasil : Klien mampu O :
mengikuti Tehnik - Keluarga klien
relaksasi napas dalam , mengatakan klien
dan terapi kompres dianjurkan
hangat. melakukan tehnik
relaksasi napas
dalam jika klien
nampak meringis.
- Klien nampak
bersikap protektif
(posisi
menghindari
nyeri).
- Klien sudah tidak
nampak gelisah.
- Keluarga klien
mengatakan nafsu
makan klien
berubah.
- Hasil pemeriksaan
TTV :
TD : 120/80 mmHg
N : 95X/m
S : 36,4C
RR : 25X/m.
A:

40
Masalah belum
teratasi
P:
Intervensi
Dilanjutkan
B. PEMBAHASAN

Berdasarkan tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini dan hasil studi kasus

yang penulis lakukan dari tanggal 22-26 Juni 2022, maka pada bagian ini penulis

akan membahas tentang perbandingan antara teori dan praktek atau kasus yang

ditemukan selama melaksanakan asuhan keperawatan pada klien TN.N , berumur

65 tahun dengan Gastritis dalam pemenuhan kebutuhan rasa nyaman di Desa

Lalowiu Kec.Konda Kab.Konawe Selatan yang akan dibahas berdasarkan tahapan

proses keperawatan yaitu tahap pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi.

1. Tahap Pengkajian

Berdasarkan teori pengkajian merupakan tahap awal dari sebuah proses

keperawatan.Pada tahap pengkajian terjadi proses pengumpulan data. Berbagai data

yang dibutuhkan baik wawancara, observasi, atau hasil laboratorium dikumpulkan

oleh petugas keperawatan. Pada tahap ini penulis menggunakan metode observasi ,

dan wawancara kepada pasien dan keluarga pasien dimana didapatkan informasi

tentang riwayat kesehatan pasien, dan data penunjang lainnya yang berhubungan

dengan perkembangan kesehatan pasien.

Adapun data yang didapat pada tahap pengkajian yaitu : Pasien

mengeluhkan nyeri didaerah perut ulu hatinya, Pasien mengatakan mudah merasa

lelah jika jalan lebih dari 3meter, Pasien mengatakan sering merasa mual jika

setelah makan, Keluarga klien mengatakan porsi makan berubah , pasien tidak bisa

makan banyak. Data Objektif : Keluarga klien mengatakan klien sering nampak

41
meringis, Klien nampak bersikap protektif (posisi menghindari nyeri), Klien

nampak gelisah,Keluarga klien mengatakan nafsu makan klien berubah, Hasil

pemeriksaan TTV : TD : 120/80, N : 95X/m, S : 36,5C, RR : 24X/m.

Jika dibandingkan teori dengan studi kasus ini sudah pasti adanya

kesenjangan antara teori dan studi kasus, adanya kesenjangan ini disebabkan karena

setiap manusia dalam memberikan respon baik bio, psiko, social dan spiritual

terhadap stimulus berbeda-beda sehingga gejala dan karakteristik yang didapatkan

berbeda pula serta kemungkinan data-data yang ada dalam kasus masih merupakan

gejala awal dari penyakit sehingga data-data yang ada pada teori tidak semua

terdapat di studi kasus.

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan diangkat disesuaikan dengan kondisi klien pada saat

pengkajian, interprestasi data, dan hasil analisa data serta tidak adanya data-data

pendukung untuk mengangkat diagnosa tersebut, Manusia adalah makhluk unik,

dalam hal ini respon individu terhadap stress atau penyakit berbeda-beda dan

karakteristik masalah yang ditemukan berbeda pula.

Penulis mencantumkan diagnosis Nyeri Akut berhubungan dengan agen

pencedera fisiologis dengan alasan mengacu pada pengkajian yaitu data yang

dilakukan pada tanggal 22 Juni 2022 yang sudah didapatkan yaitu data subjektif :

Pasien mengeluhkan nyeri didaerah perut ulu hatinya, Pasien mengatakan mudah

merasa lelah jika jalan lebih dari 3meter, Pasien mengatakan sering merasa mual

jika setelah makan, Keluarga klien mengatakan porsi makan berubah , pasien tidak

bisa makan banyak. Data Objektif : Keluarga klien mengatakan klien sering

nampak meringis, Klien nampak bersikap protektif (posisi menghindari nyeri),

42
Klien nampak gelisah,Keluarga klien mengatakan nafsu makan klien berubah,

Hasil pemeriksaan TTV : TD : 120/80, N : 95X/m, S : 36,5C, RR : 24X/m. Penulis

mengangkat diagnosa keperawatan hipertermia berhubungan dengan proses

penyakit karena teori dan data pengkajian yang ditemukan penulis telah sesuai,

sehingga dignosa tersebut sudah tepat untuk diangkat sebagai diagnosa

keperawatan.

3. Intervensi Keperawatan

Perencanaan Keperawatan adalah sebuah proses penyusunan berbagai

intervensi keperawatan yang dibutuhkan untuk mencegah, menurunkan, serta

mengurangi masalah masalah klien. Perencanaan ini adalah langkah ketiga dalam

membuat suatu proses keperawatan. Perencanaan adalah merupakan bagian dari

fase pengorganisasian dalam proses keperawatan sebagai pedoman untuk

mengarahkan tindakan keperawatan dalam usaha membantu, meringankan,

memecahkan masalah atau untuk memenuhi kebutuhan klien.

Intervensi yang dilakukan yaitu Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama

4x24 jam, maka tingkat nyeri menurun dengan kriteria hasil: Keluhan nyeri dari

meningkat menjadi cukup menurun,Meringis dari meningkat menjadi menjadi

cukup menurun,Sikap protektif dari meningkat menjadi cukup menurun,Gelisah

dari meningkat menjadi cukup menurun, Kesulitan tidur dari meningkat menjadi

cukup menurun,Mual dari meningkat menjadi cukup menurun,Nafsu makan dari

memburuk menjadi cukup membaik,Pola tidur dari memburuk menjadi cukup

membaik.

Berdasarkan tujuan dari kriteria hasil tersebut kemudian penulis menyusun

intervensi keperawatan berdasarkan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan

43
Indonesia) Manajemen Nyeri Observasi : Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,

frekuensi, kualitas, intensitas nyeri, Identifikasi skala nyeri, Identifikasi faktor yang

memperberat dan memperingan nyeri, Monitor keberhasilan terapi komplementer

yang sudah diberikan. Terapeutik : Berikan tehnik nonfarmakologis untuk

mengurangi rasa nyeri. Edukasi : Jelaskan penyebab , periode , dan pemicu nyeri,

Jelaskan strategi meredakan nyeri, Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri,

Ajarkan tehnik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri. (Tim Pokja SDKI

DPP PPNI,2017)

4. Implementasi keperawatan

Implementasi adalah pelaksanaan dari rencana intervensi untuk mencapai

tujuan yang spesifik. Tujuan dari implementasi adalah membantu klien dalam

mencapai tujuan yang telah ditetapkan yang mencakup peningkatan kesehatan,

pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan, dan memfasilitasi koping.

Tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu Tehnik relaksasi merupakan

metode efektif untuk mengurangi rasa nyeri pada klien yang mengalami nyeri

kronis. Relaksasi sempurna dapat mengurai ketegangan otot, rasa jenuh dan

kecemasan sehingga mencegah menghebatnya stimulus nyeri. (Waluyo dkk, 2019)

Tehnik relaksasi nafas dalam merupakan suatu bentuk asuhan keperawatan,

yang dalam hal ini perawat mengajarkan kepada klien bagaimana cara melakukan

nafas dalam (menahan inspirasi secara maksimal),dan bagaimana menghembuskan

nafas secara perlahan, dan dapat menurunkan intensitas nyeri.(Waluyo dkk, 2019)

Tindakan keperawatan yang dilakukan penulis selama melakukan asuhan

keperawatan gerontik kepada Tn.N , Klien melanjutkan implementasi selanjutnya

yaitu melakukan tehnik relaksasi napas dalam untuk mengurangi rasa nyeri. Dari

44
implementasi ini klien koperatif saat dilakukan tindakan keperawatan sehingga

tindakan ini dapat dilakukan dengan lancar.

5. Evaluasi Keperawatan

Kegiatan evaluasi meliputi mengkaji kemajuan status kesehatan klien,

membandingkan respons klien dengan kriteria hasil dan menyimpulkan hasil

kemajuan masalah dan kemajuan pencapaian tujuan keperawatan klien dalam

asuhan keperawatan gerontik.

Evaluasi keperawatan untuk diagnosa keperawatan nyeri akut berhubungan

dengan agen pencedera fisiologis pada hari keempat tanggal 25-06-2022 pukul

10.00 WITA yaitu data subjektif : Keluhan nyeri dari meningkat menjadi cukup

menurun, Kesulitan tidur dari meningkat menjadi cukup menurun, Mual dari

meningkat menjadi cukup menurun, Nafsu makan dari memburuk menjadi cukup

membaik, pola tidur dari memburuk menjadi cukup membaik, Pasien mengeluhkan

nyeri didaerah perut ulu hatinya, namun berkurang jika dilakukan tehnik relaksasi

napas dalam, Pasien mengatakan mudah merasa lelah jika jalan lebih dari 3meter,

Pasien mengatakan masih merasa mual jika setelah makan, namun sudah mengikuti

anjuran minum air hangat manis, Keluarga klien mengatakan porsi makan berubah,

Klien mengatakan klien sudah tidak bisa makan banyak namun mengikuti saran

untuk mengurangi mual dengan cara minum air hangat manis sebelum makan agar

tidak mual dan nafsu makan membaik. Data Objektif : Meringis dari meningkat

menjadi menjadi cukup menurun, Sikap protektif dari meningkat menjadi cukup

menurun,keluarga klien mengatakan klien dianjurkan melakukan tehnik relaksasi

napas dalam jika klien nampak meringis,Klien nampak bersikap protektif (posisi

menghindari nyeri),Klien sudah tidak nampak gelisah,Keluarga klien mengatakan

45
nafsu makan klien berubah,Hasil pemeriksaan,TTV : TD : 120/80 mmHg,N :

95X/m,S : 36,4C, RR : 25X/m.A : Masalah belum teratasi,P : Intervensi Dilanjutkan.

46
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah melakukan studi kasus ini yaitu : Asuhan keperawatan gerontik dalam

pemenuhan kebutuhan kenyamanan di Desa Lalowiu Kec.Konda Kab.Konawe

Selatan melalui pendekatan proses keperawatan di Desa Lalowiu Kec.Konda

Kab.Konawe Selatan dari tanggal 22-26 Juni 2022 dengan mengacu pada tujuan

yang dicapai, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Pengkajian

Dalam pengkajian keperawatan Tn. N semua aspek harus dikaji dan

melibatkan kerjasama dengan keluarga pasien untuk mendapatkan data

yang lengkap dan akurat tujuan dari pengkajian ini adalah untuk mengetahui

status pemenuhan rasa nyaman lansia , pada lansia pengkajian yang

didapatkan yaitu Data Subjektif : Pasien mengeluhkan nyeri didaerah perut

ulu hatinya, Pasien mengatakan mudah merasa lelah jika jalan lebih dari

3meter, Pasien mengatakan sering merasa mual jika setelah makan,

Keluarga klien mengatakan porsi makan berubah , pasien tidak bisa makan

banyak. Data Objektif : Keluarga klien mengatakan klien sering nampak

meringis, Klien nampak bersikap protektif (posisi menghindari nyeri), Klien

nampak gelisah,Keluarga klien mengatakan nafsu makan klien berubah,

Hasil pemeriksaan TTV : TD : 120/80, N : 95X/m, S : 36,5C, RR : 24X/m.

47
2. Diagnosa Keperawatan

Pada tahap diagnosa keperawatan penulis menegakkan diagnosa

keperawatan berdasarkan data-data yang didapatkan pada klien sesuai

dengan kondisi yang dirasakan klien pada saat itu dan juga berdasarkan teori

yang telah ada. Diagnosa yang diangkat berdasarkan data yang diperoleh

yaitu Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis.

3. Intervensi keperawatan

Pada tahap intervensi atau perencanaan, penulis membuat dan

menyusun rencana tindakan yang disusun berdasarkan teori buku SDKI, dan

disesuaikan dengan kebutuhan serta masalah yang dialami klien untuk

mengatasi masalah pada klien. Maka intervensi yang saya tegakkan yaitu :

Manajemen Nyeri.

4. Implementasi Keperawatan

Implementasi yang dilakukan pada nyeri akut berhubungan denga

agen pencedera fisiologis adalah tehnik relaksasi napas dalam dengan

mengikuti Standar Oprasional Prosedur tehnik relaksasi napas dalam yang

sudah di edukasikan.

5. Evaluasi Keperawatan

Hasil evaluasi pada hari terakhir, pada diagnosa nyeri akut

berhubungan dengan agen pencedera fisiologis adalah klien sudah mampu

melakukan tehnik relaksasi napas dalan secara mandiri namun rasa nyeriny

masih sering hilang timbul sehingga masalah belum teratasi dan intervensi

dilanjutkan pada keluarga klien.

48
B. Saran

A. Bagi Lansia/Keluarga

Untuk klien agar berhati-hati terhadap makanan maupun faktor lain

yang dapat menyebabkan resiko infeksi pada lapisan lambung, menjaga

pola makan dengan makan makanan tinggi karbohidrat dan rendah

lemak,buah-buahan seta makanan lainnya yang disarankan, rutin minum

obat secara teratur sesuai indikasi yang sudah dianjurkan serta rutin chek up

kerumah sakit/puskesmas terdekat serta menjalankan program perawatan

lebih lanjut seperti istirahat untuk pemulihan dan proses penyembuhan pada

klien dengan kasus gastritis.

B. Bagi Posyandu

Posyandu lansia yang terdapat di Desa Lalowiu diharapkan mampu

memberikan pelayanan yang komprehensif yaitu bio,psiko,sosial, spritual,

kultural kepada klien. . Petugas kesehatan baik itu perawat agar selalu

menerapkan konsep asuhan keperawatan yang komprehensif dan

meningkatkan frekuensi kontak dengan klien dalam melaksanakan asuhan

keperawatan serta adanya pendokumentasian yang lengkap dan akurat

pada status kesehatan klien. Juga diperlukan adanya kerja sama yang baik

dengan tim kesehatan lainnya untuk mempercepat proses kesembuhan

klien.

C. Bagi peneliti

Semoga Karya Tulis Ilmiah yang sederhana ini dapat menjadi

bacaan dan acuan untuk meningkatkan pengetahuan serta kreativitas dan

dapat dijadikan sebagai referensi pembelajaran untuk menambah

49
pengalaman serta wawasan peneliti dalam melakukan asu (Yenni Ferawati,

2021)han keperawatan pada pasien gastritis dalam pemenuhan kebutuhan

rasa nyaman, sehingga dapat membandingkan kesenjangan antara teori dan

kasus nyata tentang prosedur yang akan dilakukan pada pasien Gastritis

dengan berpedoman pada teori. (Yenni Ferawati, 2021)

50
DAFTAR PUSTAKA

Abarca, R. M. (2021). Asuhan keperawatan pada keluarga yang memiliki

gangguan pemenuhan masalah rasa nyaman nyeri pada anak remaja dengan

gastritis di Desa Marga Agung Lampung Selatan Tahun 2021. Nuevos

Sistemas de Comunicación e Información, 2013–2015.

Alfina Imanissa S. (2016). Bab I Pendahuluan 1. In Journal of Chemical

Information and Modeling (pp. 1–7).

Astutik, D. (2019). Hubungan Kesepian Dengan Pychological Well-Being Pada

Lansia di Kelurahan Sananwetan Kota Blitar.

Baringbing, J. O. (2020). Diagnosa Keperawatan sebagai Bagian Penting Dalam

Asuhan Keperawatan. OSF Preprints, 1–9.

Belakang, A. L. (2016). Aplikasi asuhan keperawatan gerontik pada lansia

dengan hipertensi dipuskesmas silo 2 kabupaten jember.

Bulan, S., & Nim, S. (2019). Pengkajian keperawatan dan tahapannya dalam

proses keperawatan. Seri Bulan Sinulingga.

Dhita, N. (2021). Asuhan Keperawatan Pada Lansia Tn.S Dengan Masalah Nyeri

Akut Pada Diagnosa Medis Gastritis Di Desa Sugihwaras Kecamatan Candi

Sidoarjo.

Di, K., & Wreda, P. (2018). Hubungan antara pengetahuan dan perilaku

pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut dengan status kesehatan peridontal

pada lanjut usia (kajian di panti Wreda Abiyoso0. 14(2), 33–39.

Gerontik, A. K. (2016). Drs.Sunaryo,M.Kes.Dkk. Yogyakarta: CV.ANDI OFFSET .

51
Herdiana. (2017). Pemenuhan Kebutuhan Rasa Nyaman. Repository.Poltekkes-

Denpasar.Ac.Id, 53(9), 1689–1699.

Kaitan antara dukungan keluarga dengan stress pada lansia. (2019). 10–13.

Karlina, L., & Kora, F. T. (2020). Hubungan peran perawat sebagai care giver

dengan tingkat kecemasan pada lansia correlation between the role of nurse

as a care giver with level of anxiety in the elderly. Jurnal Kesehatan

Samodra Ilmu, 11(1), 104–113.

Kholifah, S. N. 2016. (2018). Keperawatan Gerontik. Journal of Materials

Processing Technology, 1(1), 1–8.

Kronis, N., Upt, D. I., & Sosial, P. (2019). Asuhan keperawatan gerontik gout

artritis pada Ny.T dan Tn.K dengan masalah keperawatan nyeri kronis di upt

pelayanan sosial tresna werdha jember tahun 2019.

Latifin, K. (2021). a Literature Review : the Effectiveness of Cupping To Reduce

the.

Mapping, science of surverying and. (2016). gambaran gambaran masalah

kebutuhan dasar fisiologis manusia berdasarkan teori Virginia Henderson.

Science of Surverying and Mapping, 41, 1–6.

Maria Febry Melani. (2021). Asuhan keperawatan Tn.K dengan penyakit paru

obstruktif kronis (PPOK) pada lanjut usia di ruang cempaka RSUD

panembahan senopati bantul. 6–62.

Ningrum, R. S. (2020). Asuhan Keperawatan Lansia Ny. L pada Diagnosa Medis

Gastritis di Desa Candi Negoro Wonoayu Sidoarjo. Program DIII

Keperawatan Politeknik Kesehatan Kerta Cendekia Sidoarjo, 113.

Nur, M. P., Kedokteran, F., Makassar, U. M., Sultan, J., No, A., & Makassar, K.

52
(2021). Gastritis Dalam Pemenuhan Kebutuhan Rasa Nyaman. 2(2), 75–83.

Nurhaliza, S. (2019). Pelaksanaan Proses Diagnosa dalam asuhan keperawatan

di Rumah Sakit. http://dx.doi.org/10.31219/osf.io/thd9w

Permana, A., & Tarigan, S. (2019). Proses Keperawatan dalam Meningkatkan

Kesehatan Lansia Abstrak.

Prio, A. Z., Misbah, S. R., & Wijayat, F. (2019). Pengaruh Latihan Gerak Aktif

Kaki Dengan Teknik Open Kinetik Chain Exercise Terhadap Kekakuan

Sendi Dan Aktivitas Fungsional Pada Lansia Dengan. Jurnal Keperawatan,

03.

Purba, C. F. (2016). Penerapan Implementasi dalam Asuhan Keperawatan. Jurnal

Keperawatan Indonesia.

Ramadani, T. (2019). Pentingnya Mengoptimalkan Pengkajian Proses

Keperawatan Untuk Mengidentifikasi Askep Yang Tepat Sasaran. Ners

Jurnal Keperawatan.

Rofifah, D. (2020). Asuhan Keperawatan Gangguan Kebutuhan Rasa Nyaman

Nyeri Pada Lansia Dengan Dermatitis Di Unit Pelaksana Teknis Daerah

Panti Sosial Lanjut Usia Tresna Werdha Natar Lampung Selatan. Paper

Knowledge . Toward a Media History of Documents, 12–26.

Sciences, H. (2016). Karya tulis ilmiah gambaran asuhan keperawatan pada

pasien low back pain dengan pemberian terapi akupresur dalam pemenuhan

kebutuhan rasa nyaman. 4(1), 1–23.

Sibarani, D. R. (2017). Asuhan Keperawatan pada Ny . M dengan Prioritas

Masalah Kebutuhan Dasar : Istirahat & Tidur Pasien Hipertensi di

Kelurahan Sari Rejo Medan Polonia. 1–57.

53
Sunaryo, oleh D. (2016). konsep asuhan keperawatan gerontik.

Syafridayani, F. (2019). pentingnya perencanaan asuhan keperawatan. 1–6.

Waluyo dkk. (2019). Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap

Perubahan Sala Nyeri Sedang Pada Pasien Gastritis. Hilos Tensados, 1, 1–

476.

Yanti. (2021). Jurnal Keperawatan & Kebidanan Jurnal Keperawatan &

Kebidanan. Jurnal Keperawatan, 13(1), 213–226.

https://doi.org/10.32583/keperawatan.v13i1.1087

Yeni, B., & Ukur, S. (2019). Latar belakang tujuan metode hasil pembahasan.

Komponen Dn Jenis-Jenis Evaluasi Dalam Asuhan Keperawatan, 1995, 1–5.

Yenni Ferawati Sitanggang, d. (2021). Keperawatan Gerontik. Yayasan Kita Menulis.

Yoko. (2019). Asuhan keperawatan gangguan kebutuhan rasa nyaman (nyeri

kronis) pada Lansia Ibu N keluarga Bapak S denga Gout Arthritis di Desa

Kagungan Ratu, Tulang Bawang Barat Provinsi Lampung Tahun 2021. 1, 105–

112.

54
DAFTAR TABEL

NOMOR TABEL NAMA TABEL

Tabel 1.1 Analisa Data

Tabel 2.1 Intervensi keperawatan Tn.N dengan diagnosa


keperawatan nyeri akut berhubungan dengan
agen pencedera fisiologis , gangguan rasa
nyaman berhubungan dengan gejala penyakit,
Nausea berhubungan dengan iritasi lambung.
Tabel 2.2 Implementasi Keperawatan Tn.N dengan
diagnosa keperawatan nyeri akut berhubungan
dengan agen pencedera fisiologis , gangguan
rasa nyaman berhubungan dengan gejala
penyakit, Nausea berhubungan dengan iritasi
lambung.

55
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN GERONTIK

I. PENGKAJIAN

A. Karakteristik Demografi

1. Identitas diri klien

Nama lengkap :

Tempat/tgl lahir :

Jenis kelamin :

Status :

Agama :

Suku bangsa :

Pendidikan :

Diagnosa medis :

Tanggal pengkajian :

Alamat :

2. Identitas keluarga yang dapat dihubungi

Nama :

Alamat :

No. Telp :

Hubungan dgn klien :

3. Riwayat pekerjaan dan status ekonomi

Pekerjaan saat ini :

Pekerjaan sebelumnya :

56
Sumber pendapatan :

Kecukupan pendapatan :

4. Aktivitas rekreasi

Hobi :

Bepergian/wisata :

Keanggotaan organisasi :

Lain-lain :

5. Riwayat keluarga

a. Saudara kandung :

b. Riwayat kematian ( 1thn terakhir ) :

c. Kunjungan keluarga :

B. Pola kebiasaan sehari-hari

1. Nutrisi

Frekuensi makan :

Nafsu makan :

Jenis makanan :

Kebiasaan makan :

Makanan yang tidak disukai :

Alergi makanan :

Pantangan makan :

Keluhan yang berhubungan dgn makanan :

2. Eliminasi

a. BAK

Frekuensi dan waktu :

57
Kebiasaan BAK pada malam hari :

Keluhan yang berhubungan dengan BAK :

b. BAB

Frekuensi dan waktu :

Konsistensi :

Keluhan yang behubungan dgn keluhan :

Pengalaman memakai laxantif/pencahar :

3. Personal higiene

c. Mandi :

d. Oral hygiene :

e. Cuci rambut :

f. Gunting kuku :

4. Istirahat tidur

Lama tidur malam :

Tidur siang :

Keluhan yang behubungan dengan tidur :

5. Kebiasaan mengisi waktu luang

Olah raga :

Nonton TV :

Berkebun dan memasak :

Lain-lain :

6. Kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan (jenis/frekuensi/jumlah/lama pakai)

Merokok :

58
Minuman keras :

Ketergantungan obat :

7. ADL ( Activity Daily Living )Uraikan hasil KATZ INDEX

C. Status kesehatan

1. Status kesehatan saat ini

a. Keluhan utama :

b. Gejala yang dirasakan klien :

c. Faktor pencetus :

d. Upaya mengatasi keluhan :

2. Riwayat kesehatan masa lalu

e. Penyakit yang pernah di derita :

f. Riwayat alergi :

g. Riwayat kecelakaan :

h. Riwayat dirawat di rumah sakit :

i. Riwayat pemakaian obat :

3. Pengkajian/pemeriksaan fisik Head To Toe (observasi,pengukuran,

auskultasi, perkusi, dan palpasi)

a. Keadaan umum :

b. BB/TB :

c. Rambut :

d. Mata :

e. Telinga :

f. Mulut,gigi dan bibir :

59
g. Dada :

h. Abdomen :

i. Kulit :

j. Ekstremitas atas :

k. Ekstremitas bawah :

l. TD/N/S/RR :

D. Spritual

a. Keyakinan yang berhubungan terhadap perilaku kesehatan :

b. Nilai yang diyakini yang berhubungan dengan kesehatan :

c. Kebiasaan beribadah :

E. Hasil pengkajian khusus (format terlampir)

1. Masalah kesehatan kronis :

2. Masalah emosional :

3. Status fungsional :

a. Katz indeks:

b. Barthel indeks :

c. SPSMQ :

d. MMSE :

e. Pengkajian Keseimbangan :

f. Pengkajian Lingkungan :

4. Dukungan keluarga :

5. Resiko injuri :

PENGKAJIAN KATZ INDEKS

Indeks Kemandirian Pada Aktivitas Kehidupan Sehari-hari

60
Nama Klien :

Jenis Kelamin :

Agama :

Pendidikan :

Alamat :

SKORE KRITERIA

A Kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah, ke kamar kecil,


berpak aian dan mandi

B Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali satu dari


fungsi tersebut

C Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi,


dan satu fungsi tambahan

D Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi,


berpakaian dan satu fungsi tambahan

E Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi,


berpakaian, kekamar kecil dan satu fungsi tambahan

F Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi,


berpakaian, kekamar kecil, berpindah dan satu fungsi tambahan

G Ketergantungan pada ke enam fungsi tersebut

LAIN- Tergantung pada sedikitnya dua fungsi, tetapi tidak dapat di


klasifikasikan sebagai C, D, E atau F
LAIN

Hasil :

61
BARTHEL INDEKS

MODIFIKASI INDEKS KEMANDIRIAN KATZ

NO Aktivitas Mandiri Ketergant


(NILAI ungan
1) (NILAI

1 Mandi dikamar mandi (menggosok, membersihkan, 0)


mengeringkan badan)
2 Menyiapkan pakaian, membuka dan mengenakan

3 Memakan makanan yang telah disiapkan

4 Memelihara kebersihan diri untuk penampilan diri


(menyisir rambut, mencuci rambut, menggosok gigi,
mencukur kumis)
5 Membuang air besar di WC(membersihkan
dan
6 mengeringkan daerah
Dapat mengontrol bokong) feaces (tinja)
pengeluaran

7 Buang air kecil dikamar mandi (membersihkan dan


mengeringkan daerah kemaluan)
8 Dapat mengontrol pengeluaran air kemih

9 Berjalan dilingkungan tempat tinggal atau keluar


ruangan tampa alat bantu, spt tongkat
10 Menjalankan ibadah sesuai agama dan kepercayaan
yang dianutnya
11 Melakukan pekerjaan rumah. Spt merapihkan tempat
tidur, mencuci pakaian, memasak dan membersihkan
12 ruangan
Berbelanja untuk kekebutuhan sendiri atau kebutuhan
keluarga
13 Mengelola keuangan (menyimpan dan menggunakan
uang sendiri)
14 Menggunakan saran transportasi umum untuk
bepergian
15 Menyiapkan obat dan minum obat sesuai dengan
aturan (takaran obat dan waktu minum obat tepat)
16 Merencanakan dan mengambil keputusan untuk
kepentingan keluarga dalam hal penggunaan uang,
aktivitas sosial yang dilakukan dan kebutuhan akan
pelayanan kesehatan

62
17
Melakukan aktivitas diwaktu luang (kegiatan
keagamaan, sosial, rekreasi, olah raga dan
menyalurkan hobi)

Jumlah nilai

ANALISIS HASIL:

NILAI 13 - 17 : MANDIRI

NILAI 0 - 12 : KETERGANTUNGAN

63
Lampiran 2

SURAT KETERANGAN SELESAI MELAKUKAN STUDI KASUS

64
Lampiran 3

SATUAN ACARA PENYULUHAN MAAG (GASTRITIS) DI DESA

LALOWIU KEC. KONDA KAB.KONAWE SELATAN

A. Latar Belakang

Gastritis merupakan kondisi ketika lapisan lambung mengalami iritasi,

peradangan atau pengikisan. Pada lapisan lambung terdapat kelenjar yang

fungsinya untuk menghasilkan asam lambung dan juga enzim pencernaan. Lapisan

lambung dilindungi oleh lendir yang tebal sehingga tidak terjadi iritasi pada lapisan

tersebut.

Penyebab gastritis dpat dibedakan atas faktor internal dan eksternal . faktor

internal disebabkan oleh adanya kondisi yang memicu keluarnya asam lambung

yang berlebihan yang membuat tidak nyaman. Faktor eksternal disebabkan oleh

iritasi dan infeksi pada lambung. Faktor resiko yang menyebabkn gastritis adalah

penggunaan obat aspirin atau anti radang non steroid yang tidak sesuai aturan pakai,

infeksi kuman, kebiasaan yang kurang baik seperti merokok dan minum-minuman

beralkohol, kebiasaan makan tidak teratur, suka mengkonsumsi makanan yang

pedas dan asam, serta mengalami stres. Pengaruh penyakit ini akan mempengaruhi

kualitas hidup seseorang oleh karena itu perlu adanya penanganan dan perawatan

yang baik setelah terkena penyakit gastritis.

B. Tujuan

1. Tujuan umum

Setelah mengikuti penyuluhan ini, diharapkan masyarakat mengetahui dan

memahami kondisi pola hidup dan kebiasaan sehari-hari agar mengurangi atau

65
menanggulangi sakit Maag atau Gastritis agar dapat membuat keluarga sehat

sejahtera.

2. Tujuan khusus

a. Mampu menyebutkan pengertian dari maag atau gastritis

b. Mengetahui dan memahami penyebab dari maag atau gastritis

c. Mengetahui dan memahami tanda dan gejala dari seseorang yang

mengalami maag atau gastritis

d. Mengetahui apa-apa saja makanan yang tidak dianjurkan untuk penderita

maag atau gastritis

C. Waktu dan Tempat

a. Waktu

23 April 2022 Pukul 10.00-11.00 WITA

b. Tempat

Kediaman Tn. N Desa Lalowiu Kec.Konda Kab. Konawe

D. Sasaran

Klien lansia Tn.N

E. Metode

Penyuluhan dan tanya jawab

F. Media/Alat Bantu

Leaflet

66
II. Kegiatan

Tahap Kegiatan Pemateri Kegiatan Peserta Waktu


Pembukaan 1. Menyampaikan salam 1. Membalas salam 15
2. Menjelaskan tujuan 2. Mendengarkan menit
3. Kontrak waktu 3. Memberi respon
4. Tes awal menjawab
Inti 1. Menjelaskan apa 1. Mendengarkan 20
itu maag, jenis- dan menyimak menit
jenis maag, bahaya 2. Mengajukan
jika maag tidak pertanyaan
ditangani,cara 3. Mendengarkan
merawat mag,
proses terjadinya
maag, tanda dan
gejala,cara
membuat obat
tradisional untuk
mengatasi maag,
makanan yang
tidak dianjurkan,
cara mencegah
maag, dan
penyebab sakit
maag.
2. Memberikan
kesempatan
bertanya
3. Menjawab
pertanyaan
Terminasi 1. Tes akhir 1. Menjawab 20
2. Menyimpulkan 2. Aktif bersama menit
hasil penyuluhan menyimpulkan
3. Memberi salam 3. Membalas salam
penutup

III. Evaluasi

1. Evaluasi Persiapan

a. Materi sudah siap dan dipelajari 1 hari sebelum penyuluhan

b. Materi leaflet sudah siap 1 hari sebelum penyuluhan

c. Tempat sudah siap 30 menit sebelum dilakukan penyuluhan

d. SAP sudah siap 1 hari sebelum penyuluhan

67
2. Evaluasi hasil

a. Menyebutkan kembali pengertian maag

b. Menyebutkan kembali jenis-jenis maag

c. Menyebutkan kembali tanda dan gejala maag

d. Menyebutkan kembali makanan yang tidak dianjurkan

e. Menyebutkan kembali cara pencegahan dan penyebab sakit maag.

68
Lampiran 4

STANDAR OPRASIONAL PROSEDUR

TEKNIK RELAKSASI NAPAS DALAM

Pengertia Teknik relaksasi napas dalam merupakan


n suatu tindakan untuk “membebaskan” mental dan fisik dari
ketegangan dan stres, sehinggga dapat meningkatkan toleransi
terhadap nyeri.
Tujuan Menurunkan kecemasan dan ketegangan
otot sehingga di dapatkan penurunan denyut jantung,
penurunan respirasi serta penurunan ketegangan otot
Petugas Mahasiswa Keperawatan
Peralatan Tidak ada
Prosedur 1. Tahap pra interaksi
pelaksan a. Memperkenalkan diri b. Mencuci tangan
aan 2. Tahap orientasi
a. Memberi salam
b. Menjelaskan maksud dan tujuan
c. Menanyakan persetujuan dan kesiapa pasien
3. Tahap kerja
a. Teknik relaksasi napas dalam (posisi berbaring)
1) Ciptakan suasana lingkungan yang nyaman
2) Usahakan tetap rileks dan tenang
3) Menarik napas dalam dari hdung dan mengisi paru-
paru dengan udara menggunakan hitungan 1,2,3
4) Perlahan-lahan udara dihembuskan melalui mulut sambil
merasakan ekstremitas atas dan bawah rileks
5) Anjurkan bernafas dengan irama normal 3 kali
6) Menarik napas lagi melalui hidung dan
menghembuskan melalui mulut secara perlahan-lahan
7) Membiarkan telapak tangan dan kaki rileks
8) Usahakan agar tetap konsentrasi sambil mata terpejam
9) Pada saat konsentrasi pusatkan pada daerah yang nyeri
10) Anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga nyeri
terasa berkurang
11) Ulangi sampai 15 kali, dengan diselingi istirahat singkat
setiap 5 kali
12) Bila nyeri menjadi hebat, seseorang dapat bernafas
secara dangkal dan cepat
4. Tahap terminasi
a. Melakukan evaluasi tindakan yang dilakukan dengan
mengukur kembali skala nyeri setelah dilakukan
intervensi.
b. Merapikan pasien
c. Mencuci tangan
d. Dokumentasi

69
Lampiran 5

70
Lampiran 6

71
Lampiran 7

72
Lampiran 8

73
Lampiran 9

74
Lampiran 10

75
Lampiran 11

Leaflet

1. Depan

76
2. Belakang

77
Lampiran 12

DOKUMENTASI

78
79

Anda mungkin juga menyukai