Oleh:
KURNIATI DODA
NIM :02.2018.014
Puji syukur kami panjatkan kehadirat TUHAN YANG MAHA ESA atas berkat
karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah “DETEKSI DINI
MASA PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BAYI BARU LAHIR ,BAYI
BALITA “Penyusun berharap tulisan ini bisa memberikan wawasan luas untuk
memahami tentang “ deteksi dini masa pertumbuhan dan perkembangan bayi baru
lahir,bayi balita.Selain itu penyusun berharap tulisan ini dapat menjadi dasar
pengantar dan pemenuhan materi perkuliahan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tugas makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
yang bersifat sangat membangun, penulis mengharapkan demi kesempurnaan
makalah ini dan semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu
penyusunan tulisan ini. Semoga TUHAN Memberkati kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................................
A. LATAR BELAKANG .............................................................................
B. RUMUSAN MASALAH..........................................................................
C. TUJUAN...................................................................................................
DAFTAR PUSRAKA................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Anak merupakanadambaan setiap keluarga. Setiap keluarga mengharapkan
anaknya tumbuh kembang secaraaoptimal (Soetjiningsih, 2015). Kualitas seorang
anak dapat dinilaiadari proses pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan adalah
suatu proses pertambahan ukuran, baik volume, bobot, dan jumlah sel yang bersifat
irreversible (tidak dapat kembali ke asal) sedangkan perkembangan adalah salah satu
indikator dalamamemantau kesehatan anak. Perkembangan anak mencakup
perkembangan personal sosial, motorikakasar, bahasa, dan motorik halus (Kharisma
& Sri, 2016).
Perkembangan paling pesat terjadi pada usia 1-5 tahun karena masa
perkembangan yang pendek tetapi merupakan masa yang sangat penting. Anak usia 5
tahun atau masa balita disebut juga sebagai masa keemasan (Golden Periode), jendela
kesempatan (Window Opportunity) atau masa kritis (Critical Periode) karena periode
iniamerupakan masa dimana pertumbuhan dan perkembangan mengalami
peningkatan yang pesat pada otak atau masa yang paling peka dalam menerima
masukan darialingkungan sekitarnya (Wijaya, 2009)
Menurut Soetjiningsih (2015), penyebab dari keterlambatan perkembangan
anak salah satunya adalah kurang aktifnya perilaku orangtua dalam 6 memberikan
stimulasi, deteksi, dan intervensi dini tumbuh kembang kepada anak, ketidaktahuan
orangtua terhadap pentingnya SDIDTK. Namun sebagian orangtua belum memahami
hal ini, terutama orangtua yang mempunyai motivasi rendah dalam melakukan
SDIDTK anaknya sesuai dengan usia perkembangan. Perilaku tersebut timbul karena
masih banyak orangtua yang beranggapan bahwa memberikan SDIDTK pada anak
dengan sendirinya akan dimiliki jika waktunya tiba, padahal pengetahuan tentang
SDIDTK harus dipahami dengan benar oleh setiap orangtua. Seorang ibu harus
mengetahui tentang tahapan perkembangan anak dan stimulasi agar perkembangan
anak menjadi optimal. Saat ibu mengetahui ada keterlambatan perkembangan anak
dan penyebabnya karena ibu yang kurang aktif dalam pemberian SDIDTK, maka
faktor utama yang harus dirubah adalah perilaku orangtua (Christi,2013)
Kesadaran orangtua untuk memeriksakan anak balitanya secara rutin di
PuskesmasAmasih terbilang rendah. Padahal, pemeriksaan rutin seperti menimbang
berat dan mengukur tinggi badan di Puskemas sangat diperlukan untuk
memantauamasa pertumbuhan anak. Gangguan pertumbuhan (Growth faltering) pun
bisa terdeteksi dan diatasi lebih dini.
B. RUMUSAN MASALAH
Bagaiamana cara deteksi dini masa pertumbuhan dan perkembangan bayi baru
lahir, bayi balita
C. TUJUAN
Untuk mengetahui Bagaiamana cara deteksi dini masa pertumbuhan dan
perkembangan bayi baru lahir, bayi balita
BAB II
TINJAUAN TEORI
Anak memiliki suatu ciri yang khas yaitu selalu tumbuh dan berkembang
sejak konsepsi sampai berakhirnya masa remaja. Hal ini yang membedakan anak
dengan dewasa. Anak bukan dewasa kecil. Anak menunjukkan ciri-ciri pertumbuhan
dan perkembangan yang sesuai dengan usianya (Kementrian Kesehatan RI tahun
2012).
1. Gerak kasar atau Motorik kasar adalah gerakan yang menggunakan otot-otot besar
atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh, yang dipengaruhi oleh
kematangan anak itu sendiri. Perkembangan motorik beriringan dengan proses
pertumbuhan secara genetis atau kematangan fisik anak, contohnya kemampuan
mengayuh sepeda roda tiga, berdiri satu kaki, dan melompat.
2. Gerak halus atau Motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus
atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk
belajar dan berlatih. Misalnya, kemampuan menggambar lingkaran dan menyusun
balok. Kemampuan tersebut sangat penting agar anak bisa berkembang dengan
optimal (Marmi, 2015).
3. Kemampuan bicara dan bahasa adalah adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, berbicara, berkomunikasi,
mengikuti perintah dan sebagainya
4. Sosialisasi dan kemandirian adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan
mandiri anak (makan sendiri, membereskan mainan selesai bermain), berpisah
dengan ibu/pengasuh anak, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya,
dan sebagainya (Kementrian Kesehatan RI, 2012).
hambatan pertumbuhan otak janin, anemia pada bayi baru lahir , bayi baru
lahir mudah terkena infeksi ,abortus dan sebagainya.(Sutjiningsih, 1995)
2) Mekanis
Trouma dan cairan ketuban yang kurang menyebabkan kelainan pada bayi
yang dilahirkan. Demikian pula dengan Posisi fetus yang abnormal bisa
menyebabkan kelainan kongenital seperti club foot, talipes, dislokasi
panggul, palsi fasialis atau kranio tabes.
3) Toksin atau zat kimia
Beberapa obat-obatan seperti aminopterin, Thalidomid dapat menyebabkan
kelainan kongenital seperti palatoskisis. Demikian pula dengan ibu hamil
yang perokok berat/peminum alcohol kronis sering melahirkan berat badan
lahir rendah,lahir mati, cacat, atau retardasi mental.keracunan logam berat
pada ibu hamil , misalkan karena makan ikan yang terkontaminasi merkuri
dapat menyebabkan mikrosefal dan palsi serevralis.
4) Endokrin
Insulin mulai diproduksi oleh janin pada minggu ke11 meningkat sampai
bulan ke-6 kemudian konstan. Berfungsi untuk pertumbuhan janin melalui
pengaturan keseimbangan grukosa darah, sintesis protein janin, dan
pengaruhnya pada pembesaran sel sesudah minggu ke-30 sedangkan fungsi
IGFs (insulin-like growft factors) pada janin belum diketahui jelas. Cacat
bawaan sering terjadi pada ibu Diabetes melitus dan meyebabkan
makrosomia, kardiomegali, hiperplasia adrenal.
5) Radiasi
6) Paparan radium dan sinar rontgen dapat mengakibatkan kelainan pada janin
seperti mikrosefali, spina bifida, retardasi mental dan deformitas nggota
gerak , kelainan kongenital mata, kelainan jantung.
7) Infeksi
Infeksi pada trimester pertama dan kedua oleh TORCH (toxoplasmosis,
rubella, cytomegalovirus, herpes simplek ) sedangkan infeksi lainnya yang
juga dapat menyebabkan penyakit pada janin adalah varisela, coxsackie,
b. Faktor Persalinan
Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala, asfiksia dapat
menyebabkana kerusakan jaringan otak.
c. Faktor Pascapersalinan
1) Gizi
Untuk tumbuh kembang bayi, diperlukan zat makanan yang adekuat.
2) Penyakit kronis atau kelainan congenital
Tuberkulosis, anemia, kelaianan jantung bawaan mengakibatkan retardasi
pertumbuhan jasmani.
√
42 bln √ √ √ √
√
48 bln √ √ √ √ √
√
54 bln √ √ √ √
√
60 bln √ √ √ √ √
√
66 bln √ √ √ √
√
72 bln √ √ √ √ √
Keterangan :
LK : Lingkar Kepala
Jadwal dan jenis deteksi dini tumbuh kembang dapat berubah sewaktu-
waktu pada keadaan kasus rujukan, ada dicurigai anak mempunyai penyimpangan
pertumbuhan, dan jika ada keluhan anak mempunyai masalah tumbuh kembang.
Meningkatkan kecerdasan motorik anak sangat penting, karena suksesnya
perkembangan tersebut menjadi landasan bagi perkembangan pada aspek yang
lain. Untuk mencapainya, dapat dilakukan dengan cara menstimulasi anak.
Stimulasi dianggap dapat menimbulkan respon yang berefek sebagai latihan
motorik pada usia kanak-kanak yang memang sedang dalam masa pertumbuhan
yang cukup cepat. Beberapa stimulasi dapat diberikan untuk anak sesuai dengan
tingkatan usia masing-masing.
Cara menstimulasi kecerdasan motorik pada bayi
a. Menatap mata
b. Mengajak bicara dengan mimik ekspresi
c. Menyusui
d. Mengelitik tubuh
e. Bernarasai ketika beraktifitas
f. Menyanyi bersama
g. Mengenalkan berbagai tekstur
h. Bermain warna
i. Bermain wajah lucu (Indrijati Herdina: 2017)
b. Gerak Halus
1) Tahapan perkembangan melihat dan menatap wajah
anda Stimulasi:
Melihat, meraih dan menendang mainan gantung. Gantungkan
mainan/benda pada tali diatas bayi dengan jarak 30 cm atau sekitar 2
jengkal tangan orang dewasa. Bayi akan tertarik dan melihat sehingga
menggerakkan tangan dan kakimya sebagai reaksi, pastikan benda tersebut
tidak bisa dimasukkan ke mulut bayi dan tidak akan terlepas dari ikatan
2) Tahapan perkembangan merespon dengan tersenyum Stimulasi:
Meraba dan memegang benda
Letakkan benda atau mainan kecil yang berbunyi dan berwarna cerah di
tangan bayi atau sentuhkan benda tersebut pada punggung jari-jarinya.
Amati cara ia memegang benda tersebut, hal ini berhubungan dengan
suatu gerak reflek, meraba dan merasakan berbagai bentuk. Semakin
bertambah umur bayi, ia akan semakin mampu memegang benda-benda
kecil dengan ujung jarinya (menjepit). Jaga agar benda itu tidak melukai
bayi atau tertelan dan membuatnya tersedak
b). Duduk. Bantu bayi agar bisa duduk sendiri, mula-mula bayi didudukkan
di kursi dengan sandaran agar tidak jatuh ke belakang. Ketika bayi dalam
posisi duduk, beri mainan kecil ditangannya. Jika bayi belum bisa duduk
tegak, pegang badan bayi. Jika bayi bisa duduk tegak, dudukkan bayi di
lantai yang beralaskan selimut, tanpa sandaran atau penyangga.
b. Gerak halus
1). Tahapan perkembangan menggenggam jari orang lain.
Stimulasi yang perlu dilanjutkan:
a). Melihat, meraih dan menendang mainan gantung
b). Memperhatikan benda bergerak
c). Melihat benda-benda kecil
d). Meraba dan merasakan berbagai bentuk permukaan
2). Tahapan perkembangan meraih benda yang ada dalam jangkauannya.
Stimulasi:
Memegang benda dengan kuat. Letakkan sebuah mainan kecil
yang berbunyi atau berwarna cerah di tangan bayi. Setelah bayi
menggenggam mainan tersebut, tarik pelan-pelan untuk melatih bayi
memegang benda dengan kuat.
3). Tahapan perkembangan Memegang tangannya sendiri
Stimulasi:
Memegang benda dengan kedua tangan. Letakkan sebuah benda
atau mainan ditangan bayi dan perhatikan apakah dia akan memindahkan
benda tersebut ketangan lainnya. Usahankan agar tangan bayi, kiri dan
kanan, masing-masing memegang benda pada waktu yang sama Mula-
mula bayi dibantu, letakkan mainan disatu tangan dan kemudian usahakan
agar bayi mau mengambil mainan lainnya dengan tangan yang paling
sering digunakan.
4). Tahapan perkembangan menengok ke kanan dan ke kiri serta ke atas
dan kebawah.
Stimulasi:
Mengambil benda-benda kecil Letakkan benda kecil seperti
potongan-potongan biskuit di hadapan bayi. Ajari bayi mengambil benda-
benda tersebut. Jika bayi telah mampu melakukan hal ini, jauhkan pil/obat
dan benda kecil lainnya dari jangkauan bayi.
5). Tahapan perkembangan
a). Berusaha memperluas pandangannya.
b). Mengarahkan matanya pada benda-benda kecil.
Stimulasi:
Jatuhkan sebuah kancing atau benda kecil lainnya yang
berwarna terang di depan anak ke permukaan putih seperti kertas putih
dengan jarak yang mudah dijangkau oleh anak. Gendong anak dengan
menghadap kedepan dan bawa ke taman atau halaman rumah.
Bila perkembangan anak sesuai umur atau (S), lakukan tindakan sebagai berikut:
1) Berikan pujian kepada ibu karena telah mengasuh anaknya dengan baik.
2) Teruskan pola asuh anak sesuai tahap perkembangan anak.
3) Berikan stimulasi perkembangan anak setiap saat, sesering, sesuai dengan
umur dan kesiapan anak.
4) Libatkan anak pada kegiatan penimbangan dan pelayanan kesehatan di
posyandu secara teratur sebulan sekali dan setiap ada kegiatan Bina
Keluarga Balita, ketika anak sudah memasuki usia prasekolah (36- 72
bulan), anak dapat diikutkan pada kegiatan kelompok bermain dan TK.
5) Lakukan pemeriksaan rutin menggunakan KPSP setap 3 bulan pada
berumur kurang dari umur 24 bulan dan setiap 6 bulan pada umur 24 bulan
sampai 72 bulan.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta
jaringan intraseluler, berarti bertambahnya ukuran fisik dan strukur tubuh
sebagian atau keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang
dan berat. (Kemenkes, 2012:4)
Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang
lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak alus, bicara dan
bahasa serta sosialisasi dan kemandirian. (Kemenkes, 2012:4)
Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) adalah suatu
pertanyaan singkat yang ditujukan kepada para orang tua dan dipergunakan
sebagai alat untuk melakukan skrining pendahuluan perkembangan anak
usia 3-72 bulan. Setelah melakukan asuhan kebidanan Stimulasi deteksi
dini tumbuh kembang anak Didesa Margototo Lampung timur, didapatkan
data An. M umur 49 bulan dengan perkembangan Penyimpangan.
Kemudian melakukan tindakan intervensi sesuai dengan kebutuhan anak.
melaporkan kepada pihak puskesmas bahwa didesa margototo terdapat
anak dengan perkembangan penyimpangan. Pihak Puskesmas memberikan
intervensi dan harus dilakukan evaluasi setalah 1 minggu, An.M
mengalami perubahan, dan harus selalu dipantau setiap minggunya
B. Saran
Diharapkan kepada ibu untuk lebih aktif dalam mencari informasi
mengenai ASI, selain informasi yang didapatkan dari petugas Kesehatan,
ibu bisa membaca dan mencari literatur tentang ASI dari internet sehingga
Ibu dapat memberikan ASI secara Ekslusif kepada bayinya dan dapat
mengerti pentingnya manfaat ASI Ekslusif untuk bayinya dan dapat
memberikannya dengan benar.
DAFTAR PUSRAKA