ASKEP ISOLASI
SOSIAL
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelejari modul ini saudara diharapkan mampu :
Menjelaskan konsep isolasi sosial.
Melakukan pengkajian pada pasien dengan isolasi sosial.
Menetapkan diagnosa keperawatan pasien isolasi sosial.
Melakukan tindakan keperawatan kepada pasien dg isolasi sosial.
Mengevaluasi kemampuan pasien dengan keluarga dlm merawat pasien
isolasi sosial.
Mendokumentasikan hsl askep pasien dengan isolasi social.
Mendokumentasikan hsl askep pasien dg ISOS sesuai SDKI
PENGERTI
AN
Isolasi Sosial adalah keadaan dimana individu mengalami penurunan
atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain di
sekitarnya (Keliat, et al, 2006)
Menarik diri merupakan suatu percobaan untuk menghindari interaksi
dan hubungan dengan orang lain (Rawlins, 1993).
Seseorang dengan perilaku menarik diri akan menghindari interaksi
dengan orang lain. Individu merasa bahwa ia kehilangan hubungan
akrab dan tidak mempunyai kesempatan untuk membagi perasaan,
pikiran dan prestasi atau kegagalan. Ia mempunyai kesulitan untuk
berhubungan secara spontan dengan orang lain, yang manivestasikan
dengan sikap memisahkan diri, tidak ada perhatian dan tidak sanggup
membagi pengalaman dengan orang lain (DepKes, 1998).
FAKTOR PREDISPOSISI
Faktor Biologis
Adanya faktor genetic inheritance : hipotesis dopamin, dmn gejala muncul
terutama krn aktivitas hiperdopaminergik (Crow, 1980)
Studi neuroanatomik, temuan adl pembesaran ventrikular, atropi serebellar,
fungsi premorbid buruk, respons terapi buruk, dan kerusakan kognitif (Black et
al, 1988)
Faktor perkembangan
Gangguan peran, dimana terjadi perpisahan/kehilangan ortu, gangguan hub
dengan ortu pada masa anak-anak.
Pengalaman traumatik yaitu, penganiayaan, adopsi peran ortu yg buruk
Faktor sosiokultural
Budaya keterbatasan b/d org lain antara lain perilaku diskriminasi, migrasi,
hospitalisasi
FAKTOR PRESIPITASI
a. Stresor sosiokultural yaitu perceraian, mobilitas, tradisi,
hospitalisasi
b. Stresor psikologis
Tingkat ansietas berkepanjangan atau intens
Gangguan personalitas borderline
Peningkatan otonomi dan separasi
Konsep diri rentan
Kegagalan dlm berhub mis, ideal tinggi, terlalu mengevaluasi,
kecewa tdk terpenuhi kbthn yg tdk realistic, rasionalisasi dan
devaluasi serta penolakan org lain shg individu mengalami
cedera narsisistik
MEKANISME KOPING
Proyeksi adalah memindahkan tanggung jawab perilaku anti sosial diri
sendiri pada orang lain
Splitting adalah ketidakmampuan mengintegrasi aspek baik dan buruk
diri sendiri dan objek lain
Identifikasi proyektif, yaitu memindahkan tanggung jawab perilaku anti
sosial diri sendiri pd org lain, secara tidak sadar umumnya pada
penderita Borderline Personality
TANDA DAN GEJALA
ISOS
Merasa kesepian atau ditolak oleh orang lain
Merasa tdk aman berada dengan orang lain
Mengatakan hubungan yang tidak berarti dengan orang lain
Merasa bosan dan lambat menghabiskan waktu
Tidak mampu berkonsentrasi dan membuat keputusan
Merasa tidak berguna
Tidak yakin dapat melangsungkan hidup
Posisi janin pada saat tidur
Mondar-mandir (sikap mematung, melakukan gerakan berulang).
Gangguan pola makan : tidak nafsu makan atau makan berlebihan.
TANDA DAN GEJALA YG
DIOBSERVASI
Tdk memiliki tmn dekat
Menarik diri
Tdk komunikatif
Tindakan berulang & tdk bermakna
Asyik dg pikirannya sndri
Tdk ada kontak mata
Tampak sedih, afek tumpul
RENTANG RESPON
Pengkajian
Faktor predisposisi ( faktor pendukung terjadinya gangguan dalam
hubungan sosial).
Faktor tumbang : tugas perkembangan pada fase tumbang tidak
terselesaikan.
Faktor komunikasi dalam keluarga : komunikasi yang tidak jelas (suatu
keadaan dimana seorang anggota keluarga menerimapesan yang saling
bertentangan dalam waktu yg bersamaan), ekpresi emosi yg tinggi dlm
klg yg m’hambat untuk berhub dengan lingkungan diluar keluarga.
LANJUTAN PENGKAJIAN...
Faktor sosial budaya : isolasi sosial/ mengasingkan diri dari lingkungan
sosial. Disebabkan norma2 yang salah dianut keluarga, spt : anggota klg
tdk produktif ( lansia, berpenyakit kronis dan penyandang cacat)
diasingkan dr lingkungan sosialnya
Faktor biologis : gangguan dlm otak, spt pada skizofrenia terdpt struktur
otak yg abnormal ( atropi otak, perubahan ukuran dan bentuk sel2
dlm limbik dan daerah kortikal)
Faktor presipitasi
Faktor eksternal : stressor sosial budaya : stres yg ditimbulkan oleh
faktor sosial budaya ( keluarga)
Faktor Internal : stresor psikologik : stres tjd akibat ansietas
berkepanjangan disertai keterbatasan kemampuan m’atasinya
Mekanisme koping (sangat bervariasi) :
Perilaku curiga : regresi, proyeksi, represi
Perilaku dependen : regresi
Perilaku manipulatif : regresi, represi
Isolasi/ menarik diri : regresi, represi, isolasi
Perilaku
Menarik diri : kurang spontan, apatis, ekspresi wajah kurang berseri,
defisit perawatan diri, komunikasi kurang, isolasi diri, aktivitas
menurun, kurang berenergi, rendah diri, postur tubuh sikap fetus
Curiga : tdk percaya org lain, bermusuhan, isolasi sosial, paranoia
Manipulasi : kurang asertif, isolasi sosial, harga diri rendah, tergantung
pd orang lain, ekspresi perasaan tdk langsung pd tujuan
POHON MASALAH
Sp 3 :
Evaluasi Sp1 & 2
Latih cara berkenalan
dgn 2 org / lebih
Masukan dlm jadwal
Klg mampu : Stlh .. P’temuan klg SP 1
Merawat pasien mampu m’jelaskan Identifikasi
isolasi sosial di ttg : masalah yg
rumah Masalah ISOS dan dihadapi klg dlm
dampak nya pd merawat pasien
pasien Penjelasan isolasi
Penyebab ISOS Cara merawat
Sikap klg u/ pasien ISOS
m’bantu pasien Latih ( simulasi)
m’atasi ISOSnya
Pengobatan yg
b’kelanjutan dan
m’cegah putus
obat
Tempat rujukan RTL klg/ jadwal
dan fasilitas kes klg u/ merawat
yg t’sedia bg pasien
pasien
SP 2
Evaluasi SP 1
Latih (langsung
ke pasien )
RTL klg/ jadwal
klg u/ merawat
pasien
SP 3
Evaluasi SP1 & 2
Latih (langsung ke
pasien )
RTL klg/ jadwal klg
u/ merawat pasien
SP 4
Evaluasi
kemampuan klg
dan pasien
RTL keluarga :
-Follow up
-Rujukan
EVALUASI
DS:
•Merasa ingin sendirian
•Merasa tidak aman di tempat umum
DO:
•Menarik diri
•Tidak berminat/menolak berinteraksi dengan orang
lain atau lingkungan
Penyebab (Etiologi)
Saat merumuskan intervensi apa yang harus diberikan kepada pasien, perawat
harus memastikan bahwa intervensi dapat mengatasi penyebab.
Namun bila penyebabnya tidak dapat secara langsung diatasi, maka perawat
harus memastikan bahwa intervensi yang dipilih dapat mengatasi tanda/gejala.
Selain itu, perawat juga harus memastikan bahwa intervensi dapat mengukur
luaran keperawatan.
Dalam Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), intervensi utama untuk
diagnosis isolasi sosial adalah:
Promosi sosialisasi
Terapi aktivitas
Promosi Sosialisasi (I.13498)
- NEIL ARMSTRONG