Anda di halaman 1dari 6

Judul Modul PENDIDIKAN ANAK DENGAN HAMBATAN

INTELEKTUAL & LAMBAT BELAJAR


Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. KONSEP DASAR ANAK HAMBATAN
INTELETUAL dan LAMBAT BELAJAR
2. PROGRAM PENGEMBANGAN DIRI
3. KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN ANAK
DENGAN HAMBATAN INTELEKTUAL
4. MENYUSUN PERANGKAT PEMBELAJARAN
BERBASIS ICT
No Butir Refleksi
1 Garis besar materi yang KB 1. KONSEP DASAR ANAK HAMBATAN
dipelajari INTELETUAL dan LAMBAT BELAJAR
1. Pengertian Hambatan Intelektual dan
Lambat Belajar
Tunagrahita dibentuk dari kata “tuna”
yang berarti kurang dan “grahito” berarti
pikiran. Dengan demikian tunagrahita
berarti kurang atau mengalami hambatan
dalam berpikir.
Pada pesrpektif tunagrahita yang lain,
Lambat Belajar merupakan bagian dari
tunagrahita dalam klasifikasi ringan. Hal
ini berarti bahwa individu yang
teridentifikasi tunagrahita ringan masih
mempunyai kesempatan belajar area
akademik. individu dengan kondisi lambat
belajar bukan merupakan bagian dari
disabilitas intelektual yang disebabkan
karena masih mempunyai kesempatan
menyelesaikan tugas-tugas akademik.
Siswa dengan Mild Intellectual Disability
(MID) dapat menerima kesempatan
pembelajaran dalam kelas regular di dalam
satuan pendidikan umum.
2. Faktor penyebab, Karakteristik,
Klasifikasi, Dampak dari Kondisi
Disabilitas Intelektual dan lambat
belajar
Faktor penyebab
disabilitas intelektual disebabkan oleh
factor internal. Factor internal tersebut
disebabkan oleh faktor biologi yang
spesifik. Hal ini terjadi pada 50% lebih
kasus-kasus disabilitas intelektual
(Polloway, Patton, & Nelson, 2011).
Hasil penelitian yang dikemukakan
oleh Asosiasi Amerika Mental Retardation
tahun 2002 bahwa 2/3 hambatan
intelektual disebabkan factor biomedical
yaitu factor kesehatan, nutrisi, gizi buruk,
toksin, mercuri penyebab utama
terhadap kesehatan janin (Batshaw &
Shapiro, 2002).
Karakteristik
Tiga utama dalam karakteristik
keterbelakangan mental yaitu dalam
fungsi intelektual, keterbatasan dalam
tingkah laku dan sosial.
Klasifikasi
Mild keterbatasan intelektual : IQ
antara 50 sampai 69 Hasilnya : memiliki
kesulitan untuk belajar, mampu bekerja,
mampu berhubungan baik dengan sesama,
memberikan kontribusi kepada
masyarakat.
Moderate keterbatasan intelektual :
IQ antara 35 sampai 49 Hasilnya :
memperlihatkan tanda keterlambatan
perkembangan di usia dini, memiliki
beberapa keahlian dalam melindungi diri
sendiri, cukup mampu berkomunikasi dan
kemampuan akademik, memerlukan
berbagai macam bantuan untuk hidup dan
bekerja di dalam kehidupan
bermasyarakat.
Severe keterbatasan intelektual : IQ
antara 20 sampai 34 11 Hasilnya :
memerlukan bantuan secara terus
menerus.
Profound keterbatasan intelektual :
IQ dibawah 20 Hasilnya :
mengdemostrasikan keterbatasan secara
terus menerus dalam perlindungan diri,
pergerakan, komunikasi, mobilitas;
memerlukan dukungan secara intensif dan
berkelanjutan.
3. Dampak Hambatan Intelektual dan
lambat belajar terhadap perkembangan
motorik, kognitif, bahasa, komunikasi
dan sosial emosi
a. Motorik
Individu dengan hambatan intelektual
mempunyai kondisi gerakan-gerakan
motorik yang lebih kaku.
b. Kognitif
Individu dengan hambatan intelektual
proses hubung-hubungan antar
konsep yang telah dipahami berjalan
lebih lama. Terkadang ada konsep
pemahaman yang tidak tersimpan
dengan baik dalam ingatan jangka
Panjang, seperti warna.
c. Komunikasi dan Bahasa
d. Sisial
e. Emosi
4. Kebutuhan Khusus Hambatan
Intelektual dan Lambat Belajar
a. Psikologis, antara lain kebutuhan akan
: rasa aman, rasa bangga, kebutuhan
dihargai, kepuasaan telah mampu
menyelesaikan tugas, kebutuhan
untuk berteman
b. Terapi wicara, adalah kebutuhan
terkait dengan meningkatkan
kemampuan berbica dan
berkomunikasi
c. Pendidikan vokasional, adalah
kebutuhan terkait dengan
keterampilan atau skill
d. Terapi sensori motor, merupakan
kebutuhan terkait keterampilan
mobilitas akademik
e. Kebutuhan kemampuan
pengembangan diri atau bina diri,
merupakan kemampuan mengurus diri
sendiri
f. Kebutuhan adaptasi perilaku,
merupakan kebutuhan terkait dengan
lingkungan sosial

KB 2. PROGRAM PENGEMBANGAN DIRI


1. Pengertian Pengembangan Diri
Deborah Doucth Smith menjelaskan
ADL (Activity of Daily Living) atau
pengembangan diri adalah skill dan
kekuatan atau kemauan untuk mengurus
sendiri secara independent untuk
menentukan kemampuan apa yang akan
dikembangkan dalam rangka kemamdirian
agar tidak tergantung kepada orang lain.
2. Tujuan Pengembangan Diri
Memotivasi agar mampu menentukan
pilihan keterampilan sendiri, yaitu
memotivasi bahwa mereka memilki
kemampuan untuk menentukan sendiri
aktivitas yang dinginkan atau pekerjaan
yang diminati, bukan berdasarkan pilihan
orang lain.
3. Prinsip Dasar Pengembangan Diri
a. Prinsip fungsional bina diri
b. Prinsip supportif bina diri : latihan
atau pembinaan untuk meningkatkan
motivasi dan percaya diri bahwa
dirinya mempunyai kemampuan yang
dapat dikembangkan
c. Prinsip evaluasi bina diri : Kegiatan
layanan atau pembinaan secara
terstruktur dan dengan standar
perkembangan.
d. Prinsip activity of daily living :
Pembinaan atau latihan yang diberikan
mengacu kepada segala aktivitas
kehidupan sehari- hari baik kegiatan di
sekolah, rumah maupun di
masyarakat lingkungan.
4. Ruang Lingkup Pengembangan Diri
Berikut materi pengembangan diri
yang harus dikuasai dan dimiliki anak
hambatan intelektual sedang dan ringan:
a. Merawat diri
b. Mengurus diri
c. Menolong diri
d. Komunikasi
e. Sosialisasi dan adaptasi
f. Keterampilan hidup
g. Mengisi waktu luang
5. Metode/Teknik Pengembangan Diri
Bloom dan Krathwaohl membagi
pembelajaran keterampilan melalui
tahapan sebagai berikut :
a. Peniruan Peniruan berarti peserta
didik menirukan dengan mengamati
suatu gerakan, masih secara global.
Kemudian memberi respons gerakan
serupa yang diamati. Berusaha
melakukan koordinasi dan kontrol
otot-otot saraf, koordinasi mata dan
tangan yang dilakukan dalam bentuk
global dan tidak sempurna.
b. Manipulasi Setelah peserta didik
mampu melakukan gerakan-gerakan
pokok, maka akan mampu
memanipulasi gerakan inti tadi untuk
melakukan gerakan lain. Pada tingkat
ini siswa menampilkan sesuatu
menurut petunjuk-petunjuk tidak
hanya meniru tingkah laku saja.
c. Ketepatan Kemampuan melakukan
gerakan-gerakan pokok tersebut
haruslah tepat, karena itu memerlukan
kecermatan, proporsi dan kepastian
yang lebih tinggi dalam penampilan.
d. Artikulasi Kemampuan melakukan
gerakan secara teratur dengan cara
yang benar, suatu rangkaian gerakan
dengan membuat urutan yang tepat
pada gerakan-gerakan yang berbeda.
e. Naturalisasi Kemampuan gerakan yang
sudah teratur dan urut, lama
kelamaan akan menjadi terbiasa
menjadi gerakan natural tanp harus
memikirkan gerakan satu atau
kemudia kedua dan gerakan ketiga.
Dapat dikatakan gerakan ini sudah
otomatisasi tanpa dipikirkan dulu yang
mana yang harus dikerjakan lebih
dahulu.

KB 3. KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN


ANAK DENGAN HAMBATAN INTELEKTUAL
1. Teknik Pengembangan Kurikulum bagi
Anak Tunagrahita
Empat cara /Teknik yang dapat digunakan
guru di sekolah yaitu:
a. Duplikasi, artinya mengambil seluruh
materi dan strategi pembelajaran pada
anak ”normal” ke dalam pembelajaran
pada anak berkebutuhan khusus
tanpa melakukan perubahan,
penambahan, dan pengurangan
apapun.
b. Modifikasi, terhadap materi, media dan
strategi pembelajaran yaitu sebagian
atau keseluruhan materi, media,
prosedur dan strategi pembelajaran
yang dipergunakan pada pembelajaran
anak “normal” diadaptasi sedemikian
rupa sehingga baik materi, media, dan
strategi pembelajarannya sesuai
dengan karakteristik anak.
c. Substitusi, yaitu mengganti materi,
media, dan strategi pembelajaran yang
berlaku pada pembelajaran anak
“normal”, bahkan mengganti mata
pelajaran tertentu, misalnya mata
pelajaran menggambar untuk anak
tunanetra diganti dengan apresiasi
seni suara atau sastra. Memberikan
tambahan pembelajaran/kegiatan
ekstra kurikuler yang berkaitan
dengan aktivitas kompensatif yang
tidak ada pada kurikulum reguler.
d. Omisi, yaitu penghilangan yaitu materi
tertentu yang diajarkan pada
pembelajaran anak “normal”.
Dihilangkan dan diganti sesuai dengan
kemampuan anak hambatan
intelektual. pembelajaran.

KB 4. MENYUSUN PERANGKAT
PEMBELAJARAN BERBASIS ICT
1. Panduan Menyusun Silabus
Silabus merupakan seperangkat
rencana yang memuat bagaimana
merancang kegiatan belajar mengajar,
macam- macam strategi dan teknik
pembelajaran, teknik pelaksanaan model
pembelajaran, sumber belajar, penilaian
dan proses, dan hasil belajar peserta didik,
cara meningkatkan motivasi belajar, serta
menyediakan lingkungan belajar yang
efektif.
Pendekatan: Scientific (mengamati,
menanya, mencoba, menalar,
mengkomunikasikan
2 Daftar materi yang sulit 1. Klasifikasi tunagrahita
dipahami di modul ini 2. Identifikasi dan Assesment Hambatan
Intelektual dan Lambat Belajar
3 Daftar materi yang sering 1. Komunikasi dan Bahasa
mengalami miskonsepsi

Anda mungkin juga menyukai