Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat,
tugas ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah
ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi
pembaca.
Tugas ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
kami miliki sangat kurang. Oleh karena itu kami harapkan kepada pembaca untuk
tugas ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
2. Coping Stress....................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................21
ii
BAB I
PENDAHULUAN
memiliki arti tersendiri, salah satunya adalah anak mampu menyatukan dan
menjaga agar suatu keluarga atau pernikahan tetap utuh (Wirawan & Arief,
2004).
anak menjadi gambaran ideal dari sebuah keluarga. Menurut Moeloek (dalam
anak memiliki beberapa fungsi. Pertama, anak sebagai simbol kesuburan dan
sebagai teman dan penghibur bagi kedua orang tuanya. Keempat, anak
merupakan anugerah dan amanat yang diberikan Tuhan. Kelima, anak yang
sholeh dan sholeha akan mendoakan dan menolong orangtuanya di dunia dan
akhirat.
Oleh karena itu, bagi sebagian besar pasangan suami istri kehadiran
anak merupakan suatu hal yang sangat didambakan, mengingat arti dan fungsi
1
anak dalam keluarga sangat memberikan pengaruh bagi kelangsungan hidup
manusia. Hal tersebut tercermin dalam hasil Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia, 2012).
dianugerahi keturunan. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, salah
Dasar, 2013).
Salah satu unsur keluarga sejahtera adalah bila mana dalam sebuah
mereka (Rahmani & Abrar, 1999). Infertilitas yang dialami oleh seorang
satunya ialah stres. Stres ini disebut stres infertilitas, yaitu stres yang
pengobatan yang sudah mereka jalani (Ratna dalam Hidayah, 2007). Pendapat
2
bahwa wanita menikah yang memiliki masalah infertilitas mengalami
kesepian, rendah diri, dan tertekan secara psikologis (Aflakseir & Zarei,
2013).
permasalahan infertilitas akan mengalami stres yang cukup berat (Aisia dalam
wanita yang sudah menikah terhadap masalah tersebut pastinya akan berbeda-
wanita menikah untuk mengatasi atau paling tidak mengurangi stres yang
diri positif. Koping yang dilakukan oleh wanita yang sudah menikah dalam
3
menangani masalah infertilitas pastinya berbeda, seperti yang telah
digolongkan oleh para ahli, terdapat dua strategi koping yang biasanya
menyesuaikan diri dengan dampak yang akan ditimbulkan oleh suatu kondisi
Dalam hal ini supaya kondisi seorang wanita yang sudah menikah
menuntut kita untuk menyesuaikan diri. Perubahan hidup ini dapat berupa
memiliki anak adalah sama.hal ini dikarenakan wanita tersebut harus selalu
4
bertahan dari hari kehari, bulan kebulan, tahun ke tahun bahkan hingga
strategi coping stress yang berbeda dan unik dari masing-masing wanita
kenyataan yang ada bahwa tuntutan untuk memiliki keturunan pada seorang
wanita yang sudah menikah cukup tinggi dan rentan terhadap stres, maka
1. Apa saja stres yang dirasakan oleh wanita menikah yang belum
dikaruniai anak?
1. Manfaat Teoritis
5
psikologi khususnya yaitu psikologi Sosial tentang koping stres wanita
2. Manfaat Praktis
memiliki keturunan.
dengan judul “Gambaran Stress dan Coping pada Ibu Rumah Tangga
bagaimanakah gambaran stress dan coping pada ibu rumah tangga yang
6
3. Penelitian juga dilakukan oleh Siti Mariyah Ulfah penelitian tersebut
tematik.
7
BAB II
PERSPEKTIF TEORITIS
Adanya anak dalam suatu keluarga sudah merupakan salah satu kebutuhan
bagi orang tua, baik sebagai kebutuhan ekonomi, sosial, dan psikologi.
Konsep nilai anak yang dimiliki oleh setiap keluarga umumnya telah
mendasar dan menjadi bagian dari hidup mereka (Hoffman, Thornton &
Manis, 1978).
sayang, hiburan dan jaminan hari tua. Anak sebagai penyambung garis
8
keturunan, kehadiran anak dalam suatu keluarga sangat didambakan, anak
keluarga, anak tidak hanya mewarisi harta peninggalan orang tua (yang
bersifat material), akan tetapi juga mewarisi kewajiban adat yang sudah
dipercayai oleh orang tua yang sudah diatur dalam adat yang ada, dan anak
masyarakat. Dengan kehadiran anak dalam suatu keluarga, orang tua akan
merasa senang karena sudah ada yang akan meneruskan apa yang menjadi
cita-cita dan harapan mereka. Menurut Hoffman dkk (1978) bahwa nilai
anak berkaitan dengan fungsi anak terhadap orang tua atau kebutuhan
orang tua yang akan di penuhinya. Keberadaan anak dalam suatu keluarga
curahan kasih sayang, hiburan dan jaminan hari tua. Kehadiran anak,
pada wanita.
merupakan jaminan bagi orang tua pada saat orang tua tidak dapat bekerja
lagi. Anak dapat memberikan suatu ketentraman bagi orang tua kelak
ketika anak tersebut telah bekerja. Anak harus membalas budi kebaikan
orang tua dalam hal ini adalah bahwa setiap anak harus mau memberikan
bantuan ekonomi, merawat dan membantu pekerjaan orang tua baik orang
tuanya masih mampu bekerja maupun tidak sanggup lagi untuk bekerja
9
bantuan ekonomi maupun bantuan hanya merawat setelah usianya telah
tua.
terpancar dari setiap pasangan suami istri yang telah memiliki anak.
seorang anak ternyata sangat penting karena anak adalah anugrah, amanah
dan titipan dari Tuhan yang harus jaga, rawat dan besarkan dengan baik.
banyak ibu dan ayah atas anak-anak mereka. Akan tetapi tidak semua
pasangan suami istri dengan mudah dikaruniai seorang anak, diluar sana
ketegangan dan kelelahan setelah orang tuanya seharian bekerja. Selain itu
anak juga dapat menimbulkan rasa aman dan hal ini biasanya dialami oleh
orang tua yang memiliki anak laki-laki karena mereka merasa bahwa
jika sudah dewasa. Selain itu anak juga memberikan dorongan untuk lebih
10
2. Coping Stress
11
mengubah kesulitan hubungan dengan lingkungan yang
mengubah situasi.
12
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi coping stress
1) Jenis Kelamin
Prayascitta, 2010).
2) Tingkat Pendidikan
2010)
3) Perkembangan Usia
problem focus coping sedangkan pada usia yang lebih tua akan
13
menggunakan emotion focus coping. Hal ini disebabkan pada
pemecahan masalah.
2010).
14
kemampuan penguasaan dirinya. Sears, Peplau dan Taylor (2006)
laku individu. Hal ini disebabkan oleh naluri tubuh untuk melindungi diri dari
yang berasal dari dalam diri sendiri ataupun dari lingkungan. Apabila
sebagai usaha individu untuk mengatasi tuntutan eksternal dan internal yang
dinilai sebagai beban atau melampaui sumber daya dirinya. Santrock (2003)
15
BAB III
METODE PENELITIAN
dilakukan untuk memberikan gambaran yang lebih detail mengenai suatu gejala
atau fenomena. Penelitian ini mendeskripsikan hasil dari rumusan masalah yakni
stres apa saja yang dirasakan oleh tiga orang wanita dan bagaimana strategi
coping pada tiga orang wanita tersebut, yang sudah dipaparkan secara deskriptif
dan apa adanya oleh tiga orang wanita yang kemudian diolah.
Data dalam penelitian ini adalah semua data informasi yang diperoleh
dari para subyek yang dianggap paling mengetahui secara rinci dan jelas
mengenai fokus penelitian yang diteliti, yaitu apa saja stres yang dirasakan oleh
wanita menikah yang belum dikaruniai anak dan bagaimana strategi koping
yaang dilakukan oleh wanita menikah yang belum dikaruniai anak. Untuk
teknik pengumpulan data berupa observasi dan wawancara yang berujuk pada
kisi-kisi yang telah dibuat berdasarkan bentuk dan faktor coping stress menurut
16
berikut,tiga orang wanita menikah berusia 20-45 tahun, sudah menjalani masa
1. Observasi
2. Wawancara
17
Pada wawancara semi terstruktur, peneliti merancang serangkaian
atau empati, memungkinkan keluwesan yang lebih besar dalam peliputan dan
peneliti atas situasinya, membutuhkan pelaksanaan yang lebih lama dan lebih
Semua dat yang telah diperoleh dalam penelitian ini beri berupa data
18
memadukan data-data khusus menjadi kesatuan-kesatuan informasi. Proses
pengolahan data dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung dan setelah
selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Menurut Miles dan Huberman
interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas sehingga datanya
sudah jenuh. Ada tiga aktivitas analisis data dalam penelitian kualitatif menurut
Miles dan Huberman, yaitu reduksi data, display data, dan penarikan
macam data maka penulis melakukan reduksi atau pemilihan data-dat yang
berikut.
1. Tahap kodifikasi
kesimpulan dari temuan data. Ini adalah interpretasi peneliti atas temuan
19
dari suatu wawancara atau sebuah dokumen. Setelah kesimpulan diambil,
mengecek ulang proses koding dan penyajia data untuk memastikan tidak
ada kesalahan yang telah dilakukan. Setelah tahap tiga ini dilakukan,
data yang telah dilakukan terhadap sutu hasil wawancara mendalam atau
dokumen.
dicari dari sumber-sumber yang berbeda agar tidak bias. Dalam penelitian ini
sebagai cara untuk cross check trhadap kebenaran data yang sudah
yang dekat dan mengenal key informan secara baik dan mengetahui kondisi
20
DAFTAR PUSTAK
Folkman S. & Lazarus R. S. (1984). Personal Control, Stress and Coping Process:
A Theoretical Analysis. Journal of Personality and Social Psychology, 46,
839-852.
Hidayah, N. (2012). Nilai Anak, Stres Infertilitas dan Kepuasan Perkawinan pada
Wanita yang Mengalami Infertilitas. Jurnal Fakultas Psikologi Universitas
Ahmad Dahlan.
21