TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hipertensi
2.1.1. Definisi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan elevasi persisten dari tekanan
darah sistolik (TDS) pada level 140 mmHg atau lebih dan tekanan darah diastolik
(TDD) pada level 90 mmHg atau lebih (Black & Hawks, 2014; Baradero dkk, 2008).
Peningkatan tekanan darah sistolik yang tingginya tergantung umur individu yang
terkena, dan berfluktuasi dalam batas-batas tertentu dilihat dari posisi tubuh , umur
darah terus menerus berada di atas nilai normal dan merupakan gangguan
merupakan adanya peningkatan tekanan darah secara konstan yang melebihi batas
normal yaitu diatas 140/90 mmHg dan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor.
2.1.2. Klasifikasi
primer lain atau gangguan sistem lain. Contoh hipertensi sekunder yaitu,
dengan mengubah pola hidup serta perilaku yang tidak sehat. Sedangkan pada
hipertensi sekunder cukup sulit untuk dicegah sehingga diperlukan penanganan yang
2.1.3. Penatalaksanaan
beta kalsium dan penghambat enzim pengubah angiotensin (ACE). Jenis medikasi
Politiazid, dan Bensitiazid yang berfungsi untuk menurunkan tekanan darah dan
betaadregenik di jantung, arteri dan arteriol untuk menyekat respon terhadap nervus
pengobatan medis yang syarat akan efek samping dari penggunaan obat yang dapat
merusak hati dan ginjal jika digunakan dalam jangka panjang, masyarakat kini mulai
modifikasi gaya hidup seperti, mempertahankan gaya hidup sehat dengan berolahraga
dan mengkonsumsi makanan yang sehat untuk mengendalikan tekanan darah agar
konsumsi buah dan sayur, mengurangi asupan garam dan makanan yang
Purwanto, 2013).
Dari beberapa penanganan non medis yang ada, penelitian ini akan
mengkombinasikan antara terapi rendam kaki air jahe hangat dengan metode yang
sedang berkembang saat ini yaitu hipnoterapi. Metode ini dipilih karena kecilnya efek
2.2. Hipnoterapi
2.2.1. Definisi
manfaat sugesti untuk mengatasi masalah pikiran, perasaan dan perilaku (Setiawan,
2010). Menurut Batbual (2010), hipnoterapi adalah salah satu jenis hipnosis sebagai
hipnoterapi dapat juga dikatakan sebagai suatu teknik terapi pikiran menggunakan
Menurut Wong & Andri (2009), hipnosis dapat diartikan sebagai suatu kondisi
relaks, fokus atau konsentrasi. Dengan demikian, hipnoterapi efektif digunakan dalam
hipnoterapi merupakan suatu terapi yang digunakan untuk mengubah pola fikir
Menurut Budi & Ervin (2010), proses hipnosis dapat berlangsung karena
adanya gap duration dalam berlangsungnya perjalanan impuls, penalaran atas suatu
impuls yang diterima dan perjalanan respons sebagai reaksi terhadap suatu impuls
serta terjadi atau muculnya reaksi, yang diakibatkan oleh adanya kelambatan
2. Rangsangan yang timbul memiliki perbedaan dalam kejelasan, jenis, lokasi, dan
kekuatannya.
(penghambatan).
5. Dapat pula sebagai akibat dalam kelambatan alur respons saraf setelah
Saat seseorang telah terfokus kepada suatu hal maka pada saat itulah terjadi
yang disebut afirmasi sehingga obyek akan masuk ke alam pikir bawah sadar dan
akan mengikuti apapun yang diperintahkan subyek pemberi hipnosis (Budi & Ervin,
2010).
Hal tersebut merupakan proses fisiologis yang dapat terjadi dan dialami oleh
siapapun karena pada dasarnya setiap orang dalam kehidupan sehari-harinya akan
mengalami hal fluktuatif dalam tingkatan alam pikir baik dalam gelombang alfa, beta
maupun teta. Hal tersebut terjadi secara otomatis dengan sendirinya atau tanpa
Menurut Wong & Andri (2009) dan Setiawan (2010), kondisi hipnoterapi
dapat dicapai dalam beberapa proses, yaitu tahap Pre Induction, Induction,
1. Pre induction
kondisi yang bersifat kondusif antara terapis dengan orang yang akan dihipnosis
(klien). Agar proses pre induction berlangsung dengan baik maka sebelumnya
terapis harus dapat mengenali aspek-aspek psikologis dari klien, antara lain hal
yang diminati, hal yang tidak diminati, apa yang diketahui klien terhadap proses
hipnoterapi.
hal-hal lain yang bersifat mendekatkan seorang terapis secara mental terhadap
seorang klien. Pre induction merupakan tahapan yang bersifat kritis, seringkali
kegagalan proses hipnoterapi diawali dari proses pre induction yang tidak tepat.
Salah satu yang harus dilakukan pada pre induction adalah suggestivity
test yang harus dilakukan untuk mengetahui tingkat suggestivitas alamiah dari
klien. Tes ini merupakan standar yang harus dilakukan setiap menghipnoterapi
pada saat melakukan hipnoterapi kepada orang yang belum pernah merasakan
hipnosis langsung.
Jadi, pre induction adalah tahap awal dalam hipnoterapi yang dilakukan
2. Induction
dalam kondisi hipnosis. Induksi ini dilakukan dengan memberikan suatu kejutan
kepada subjek sehingga critical area terbuka secara tiba-tiba dan terjadi masa
tegang (blank). Pada masa tegang tersebut, kita berikan perintah sederhana
kepada subjek.
terbukanya pintu area hipnosis dan perintah sederhana dapat diberikan pada saat
itu.
3. Deepening
memasuki kondisi hipnosis yang lebih dalam lagi dengan memberikan suatu
sentuhan imajinasi. Konsep dasar dari deepening ini adalah membimbing subyek
klien untuk berimajinasi melakukan sesuatu kegiatan atau berada di suatu tempat
yang mudah dirasakan oleh subyek. Rasa mengalami secara dalam ini akan
Setelah klien masuk ke dalam area hipnosis, terapis akan membawa klien
hipnosis yang lebih rileks dan fokus. Inilah yang dinamakan tahap deepening.
4. Sugestion
hipnosis ke bawah sadar subyek. Dalam hal ini, sugesti tersebutlah yang menjadi
5. Temination
Jadi, setelah klien diberikan sugesti atau saran-saran, maka klien akan
Mengubah pola pikir negatif menjadi positif tidaklah mudah, perlu adanya
mengendap didalam pikiran bawah sadar membentuk pola pikir negatif. Untuk
membentuk pola pikir positif, terlebih dahulu pola pikir negatif itu harus dihapuskan
dari pikiran bawah sadar, kemudian diganti dengan pola pikir yang baru yang positif
(Sugiarso, 2013).
Menanam pikiran baru kedalam pikiran bawah sadar tidak bisa dilakukan
begitu saja. Kita tidak bisa memaksa suatu pemikiran kedalam pikiran bawah sadar,
ia akan menolak jika kita paksakan. Semakin kuat kita memaksakan semakin kuat
pula dia menolak. Cara paling efektif memasukan pengaruh ke dalam pikiran bawah
sadar adalah dengan memasuki gelombang alpha dimana gelombang akan muncul
saat kondisi rileks dan santai. Otak memancarkan gelombang sesuai kondisi pikiran
Kemampuan pikiran bawah sadar jauh melebihi pikiran sadar dalam soal
persepsi, konsep, emosi, dan respon. Pikiran bawah sadar berisi segala hal yang tidak
diperhatikan, diabaikan, atau ditolak oleh pikiran sadar, ditambah semua hal yang
ada di pikiran sadar. Pikiran bawah sadar dapat mengakses dan menggunakan segala
sesuatu yang ada di pikiran sadar, sedangkan pikiran sadar umumnya tidak dapat
kehormatan diri, melalui sikap terhadap dirinya sendiri menggambarkan sejauh mana
yang adaptif.
retikularis di otak, menyebabkan respon saraf otonom, yaitu penurunan nadi, tekanan
darah dan frekuensi nafas. Perubahan lain yang mungkin terjadi adalah adanya
modulasi atau penguatan impuls, yaitu peningkatan intensitas impuls dari impuls
yang lemah/rangsangan yang lemah kemudian diperkuat agar dapat segera sampai ke
dalam otak dan segera dipersepsikan untuk segera pula terjadi respons atas suatu
rangsangan (Budi & Ervin 2010). Pada kondisi yang rileks terjadi stimulasi
gelombang alfa di otak, paru dan sistem pernafasan dapat memaksimalkan
dan pertukaran gas didalam jaringa tubuh. Peningkatan oksigen dalam lumen
Otak yang telah dipengaruhi sugesti akan memerintahkan sistem saraf pusat
kinerjanya sehingga berdampak pada pelepasan serotonin dari sel-sel spesifik di pons
dan batang otak yaitu Bulbar Synchronizing Regional (BSR) (Tarwoto & Wartonah,
2011). Saat kondisi klien yang rileks, membuat aktivasi RAS selanjutnya menurun
dan BSR akan mengambil alih sehingga menyebabkan klien tertidur (Potter & Perry,
2005).
Dusek & Benson (2009) menambahkan bahwa respon relaksasi erat kaitannya
relaksasi, axis HPA akan menurunkan kadar kortisol, epineprin dan norepineprin
yang dapat menyebabkan penurunan tekanan darah dan nadi. Kadar kortisol dalam
darah berefek dalam vasokontriksi pembuluh darah. Penurunan kadar epineprin dan
pembuluh darah yang disebabkan oleh penurunan kadar epineprin dan norepineprin
ini dapat menurunkan tekanan perifer total yang akan menurunkan tekanan darah.
Hal ini sesuai dengan penelitian Winarto dkk (2011) yang mengatakan dalam 6
(enam) bulan, rerata penurunan tekanan darah pada kelompok hipertensi dengan
hipnosis 13,3 mmHg untuk tekanan darah sistolik dan 8,5 mmHg untuk tekanan
darah diastolik. Dalam keadaan relaksasi, penekanan aktivitas saraf simpatis akan
memasuki hypnosis state. Hypnosis state merupakan suatu kondisi dimana seseorang
cenderung lebih sugestif sehingga dapat menerima saransaran yang dapat berubah
menjadi nilai-nilai baru. Dalam pengertian praktis, seseorang hanya dapat dihipnosis
karena itu, jika seorang subyek tidak nyaman atau menolak, secara otomatis filter
2. Memahami komunikasi
pendengaran maka sulit untuk menerima proses hipnosis. Demikian juga jika
kata-kata atau kalimat dari terapis tidak dipahami oleh subyek maka subyek akan
pikiran bawah sadar adalah fokus. Oleh karena itu bagi subyek yang memiliki
2.3.1. Definisi
temu-temuan. Tanaman jahe memiliki batang semu, berwarna hijau, pangkal batang
berwarna putih hingga kemerah-merahan yang berbentuk silindris dan berdiri tegak
dengan tinngi sekitar 30-75 cm. Tanaman jahe -23 cm, lebar 1-2,5 cm dan tumbuh
permukaan tanah, berbentuk tongkat, mahkota bunga bebentuk tabung dan berwana
berbentuk bulat telur, tidak berbulu, dan berwarna hijau (Murniati, 2006).
Rimpang atau akar tinggal merupakan batang yang tumbuh di bawah permukaan
tanah secara mendatar yang memiliki buku-buku, ruas serta daun sisik pada
Jahe dibedakan menjadi tiga jenis berdasarkan ukuran, bentuk dan warna
rimpangnya, yaitu jahe merah, jahe emprit dan jahe gajah. Fokus pada
penelitian ini yaitu jahe merah. Jahe merah dikenal juga dengan sebutan jahe sunti,
ukuran rimpangnya paling kecil di antara jahe lainnya. Warnanya merah, berserat
kasar, dan rasanya sangat pedas. Kandungan minyak atsirinya 2,58-2,72%. Jahe
merah memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan jahe lainnya, terutama jika
merah lebih banyak digunakan sebagai bahan baku obat. Jahe merah memiliki aroma
yang tajam dan rasanya sangat pedas. Kandungan minyak atsiri pada jahe merah
lebih tinggi dibanding dengan jahe lainnya (Setyaningrum & Saparinto, 2013).
Manfaat jahe merah memberikan rasa pedas dan hangat jahe berasal dari
senyawa gingerol (oleoresin). Rasa hangat jahe dapat merangsang pelepasan hormon
mencegah gumpalan darah karena kandungan gingerol yang dapat menurunkan kadar
kolestrol dengan cara mencegah sumbatan pembuluh darah yang menjadi penyebab
utama stroke, mengatasi mual muntah, mencegah kerusakan sel (Kurniawati, 2010).
Menurut Herlina dkk dalam Fathona (2011), jahe merah merupakan jenis
jahe yang banyak digunakan sebagai obat karena memiliki kandungan minyak
atsiri dan oleoresin yang paling tinggi dibandingkan dengan jenis jahe lainnya .
Jahe yang biasa digunakan dalam pembuatan jamu adalah jahe merah (Kurniawan,
2016).
2.3.3. Kandungan
Jahe mengandung protein 8,6%, lemak 6,4%, serat 6,9%, karbohidrat 66,5%,
abu 5,7%, kalsium 0,1%, fosfor 0.15%, natrium 0,03%, kalium (potassium) 1,4%,
Komponen utama dari jahe segar adalah gingerol. Saat adanya panas atau pada
suhu tinggi, gingerol akan berubah menjadi shogaol yang memiliki rasa yang lebih
pedas. Pada jahe kering, konsentrasi gingerol lebih rendah dan shogaol lebih
tinggi. Sebaliknya, pada jahe segar konsentrasi gingerol lebih tinggi dan shogaol
(6)-, (8)-, (10)-gingerol dan (6)-shogaol pada jahe gajah sebesar 9,56 mg/gr, 1,49
mg/gr, 2,96 mg/gr dan 0,92 mg/gr; pada jahe emprit sebesar 18,03 mg/gr, 4,73
mg/gr, 6,68 mg/gr, 2,24 mg/gr; serta pada jahe merah 22,57 mg/gr, 4,09 mg/gr, 4,61
mg/gr, 1,36 mg/gr. JenisJenis jahe yang mengandung gingerol dan shogaol yang
terbesar adalah jahe empriit, jahe merah, dan jahe gajah. Selain (6)-gingerol, flavonoid
& fenol asid merupakan molekul bioaktif dalam jahe dan flavonoid merupakan
molekul yang sangat penting berperan dalam anti oksidan adan inhibitor enzim
Dalam penelitian ini menggunakan jahe merah, karena jahe merah ini memiliki
2.3.4. Manfaat
metabolisme sel sehingga dapat mengurangi keram. Jahe memilki efek antioksidan.
tromboksan sehingga mampu mengurangi risiko pembekuan darah (Zadeh & Kor,
2014).
Jadi, jahe tidak boleh digunakan bersamaan dengan obat terapi pengencer
darah seperti heparin, wafarin, dan aspirin karena dapat memperlama waktu
menurunkan tekanan darah melalui blokade saluran kalsium voltage dependen (Ghayur
ACE (Al-Azzawie, Aziz, & Ruaa, 2014). Jahe memiliki potensi sebagai obat
otot polos pada organ & dinding arteri. Hal tersebut mengurangi kontraksi sehingga
Rao, & Priyadarshini, 2013). Selain mengurangi resiko penyakit jantung (Al-
Dalam 100 gr jahe segar, mengandung potasium sebanyak 415 mg. Potasium
konsumsi potasium dapat menurunkan tekanan darah pada orang dewasa (Aburto,
et al., 2013).
darah karena mengurangi efek dari sodium. Potasium juga mengurangi tekanan
Konsumsi potasium yang disarankan untuk orang dewasa adalah 4.700 mg per
Secara ilmiah air hangat mempunyai dampak fisiologis bagi tubuh sehingga
rendam kakı air hangat dapat digunakan sebagai salah satu terapi yang dapat
memulihkan otot sendi yang kaku serta menyembuhkan stroke apabila dilakukan
melalui kesadaran dan kedisiplinan. Hangatnya air membuat sirkulasi darah menjadi
lancar. Oleh karena itu, penderita hipertensi dalam pengobatannya tidak hanya
dengan menggunakan metode yang lebih mudah dan murah yaitu dengan
menggunakan terapi rendam kaki air hangat yang bisa dilakukan di rumah
(Kusumaastuti, 2008).
Manfaat terapi rendam kaki air hangat ini adalah efek fisik panas/hangat yang
dapat menyebabkan zat cair, padat, dan gas mengalami pemuaian ke segala arah dan
dengan peningkatan pertukaran antara zat kimia tubuh dengan cairan tubuh. Efek
inilah yang dipergunakan untuk keperluan terapi ada berbagai kondisi dan keadaan
rendam kaki air hangat dengan mempergunakan air hangat yaitu secara konduksi
dimana terjadi perpindahan panas/hangat dari air hangat ke dalam tubuli akan
dapat melancarkan peredaran darah yang akan mempengaruhi tekanan arteri oleh
baroreseptor pada sinus kortikus dan arkus aorta yang akan menyampaikan impuls
yang dibawa serabut saraf yang membawa isyarat dari semua bagian tubuh untuk
menginformasikan kepada otak perihal tekanan darah, volume darah dan kebutuhan
khusus semua organ ke pusat saraf simpatis ke medulla sehingga akan merangsang
Pada awal kontraksi, katup aorta, dan katup semilunar blum terbuka. Untuk
membuka katup aorta, tekanan di dalm ventrikel harus melebihi tekanan katup aorta.
Keadaan dimana kontraksi ventrikel mulai terjadi sehingga dengan adanya pelebaran
pembuluh darah, aliran darah akan lancar sehingga akan mudah mendorong darah
ventrikel turun drastis, aliran darah lancar dengan adanya pelebaran pembuluh daralh
sehingga akan menurunkan tekanan diastolik, Maka dinyatakan ada hubungan yang
signifikan antara terapi rendam kaki air hangat dengan penurunan tekanan darah
sistolik dan diastolik (Perry & Potter, 2010 dalam Santoso dkk 2015).
mangkuk bisa cukup menampung dua telapak kaki. Gunakan wadah dari kayu jika
memungkinkan dan bukan dari logam. Masukkan air sebanyak 2 liter dengan jahe
merah 100 gram yang digeprek sampai bisa merendam setidaknya semata kaki.
2. Air hangat yang digunakan untuk merendam kaki bersuhu sekitar 40˚C selama 15-
3. Termometer
Prosedur tindakan
4. Siapakan air hangat dalam baskom hingga menutupi mata kaki dengan suhu 40˚C
5. Siapkan jahe merah yang dicampur air hangat dengan takaran 100 gram yang
6. Lakukan rendam kaki air hangat dengan jahe merah selama 15-20 menit
9. Catat hasil
2.6. Kerangka Konsep Penelitian
Hipnoterapi
Keterangan :
: Variabel
: Pengaruh
Gambar : Kerangka Konseptual Pengaruh Terapi Rendam Kaki dengan Air Jahe
Hipertensi.
Gambar di atas menunjukkan bahwa penelitian ini terdiri dari dua variabel
yang meliputi variabel bebas dan terikat. Variabel bebas pada penelitian ini yaitu
rendam kaki dengan air jahe hangat dan hipnoterapi dan variabel terikatnya yaitu
penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi. Gambar di atas juga menunjukkan
bahwa pengaruh antar variabel tersebut yang dijelaskan secara rinci pada hipotesis
penelitian.
2.7. Hipotesis
yaitu hipotesis nol (Ho) dan hipotesis altenatif (Ha), sebagai berikut :
Ho : Tidak ada pengaruh terapi rendam kaki air jahe hangat terhadap penurunan
hipertensi.
Ha : Ada pengaruh terapi rendam kaki air jahe hangat terhadap penurunan tekanan
hipertensi.
DAFTAR PUSTAKA
Aburto, N. J., Hanson, S., Gutierrez, H., Hooper, L., Elliott, P., & Cappuccio, F. P. (2013).
Effect of Increased Pottasium Intake on Cardiovascular Risk Factors and Disease:
Systematic Review and Meta-analyses. BMJ.
Al-Azzawie, H. F., Aziz, G. M., & Ruaa,A. (2014). Ginger Attunuates Blood
Pressure, Oxidant-Antioxidant Status and Lipid Profile in The Hypertensive
Patients. International Journal of Advance Research.
American Heart Association. (2014). How potassium can help control high blood pressure.
Dipetik Oktober 25, 2018, dari American Heart Association:
http://www.heart.org/HEARTORG/Conditions/HighBloodPressure/MakeChangesT
hatMatter/How-Potassium-Can-Help-Control-High-Blood
Aspiani, R. Y. (2015). Buku ajar Askep Klien Gangguan Kardoivaskuler: Aplikasi NIC &
NOC. Jakarta: EGC.
Budi, P & Ervin, R. (2010). Cara cepat menguasai hypno healing. Yogyakarta: Leutika.
Destia, D.,Umi, A., Priyanto. (2014). Perbedaan Tekanan Darah Sebelum Dan Sesudah
Dilakukan Hidoterapi Rendam Hangat Pada Penderita Hipertensi di Desa
Kebondalem Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang.
Dusek, J. & Beson, H. (2009). ‘A Model of the Comparative Clinical Impact of the Acute
Stress and Relaxation Responses. Mind Body Madicine.
Ghasemzadeh, A., Jaafar, H. Z., & Rahmat, A. (2010). Synthesis of Phenolics and
Flavonoids in Ginger (Zingiber officinale Roscoe) and Their Effects on
Photosynthesis Rate. International Journal of Molecular Sciences.
Gyuton, A. C., & Hall, J. E. (2008). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11.
Jakarta: EGC.
Hernani, & Winarti, C. (2011). Kandungan Bahan Aktif Jahe dan Pemanfaatannya dalam
Bidang Kesehatan. Balai Besar Benelitian dan Pengembangan Pascapanen
Pertanian.
Sanghal, A., Pant, K. K., Natu, S. M., Nischal, A., Khattri, S., & Nath, R. (2012). An
Experimental Study to Evaluate The Preventive Effect of Zingiber officinale
(GInger) on Hypertension and Hyperlipidaemia and Its Comparison with
Allium sativum (Garlic) in Rats. Journal of Medicine Plant Research Vol 6,
4231-4238.
Satyanand, V., Krishnan, T. V., Ramalingam, K., Rao, P. S., & Priyadarshini, S.
(2013). Blockade of Voltage Dependent Calcium Channels Lower The High Blood
Pressure Through Ginger. InternationalJournal of Analytical, Pharmaceutical
and Biomedical Sciences, 64-66.
Sherwood, L. (2013). Fisiologi Manusia Dari Sel Ke Sistem Edisi 6. Jakarta: EGC.
Smeltzer & Bare. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Volume 2. Jilid
Pertama. Edisi Kedelapan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Sugiarso, B. (2013). Pengaruh Hipnoterapi terhadap Peningkatan Harga Diri pada Pasien
Gagal Ginjal Kronik di Instalasi Hemodialisa Rumah Sakit Prof. Dr. Margono
Soekarjo Purwokerto. Program Studi Sarjana Keperawatan, Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
Tarwoto & Wartonah. (2011). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan.
Jakarta: Salemba medika.
Yolandari, R. (2018). Pengaruh Rendam Kaki Air Hangat Dengan Jahe Terhadap
Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Penderita Hipertensi Di Posyandu Lansia
Sehat Sejahtera. Surakarta: Program Studi Sarjana Keperawatan Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah.
Zadeh, J. B., & Kor, N. M. (2014). Physicological and Pharmaceutical Effects of Ginger
(Zingiber officinale Roscoe) as A Valueable Medicinal Plant. European
Journal of Experimental Biology, 87-90.