Anda di halaman 1dari 11

FISIKA FARMASI

TEKANAN HIDRODINAMIKA DAN PENERAPANNYA


DALAM KESEHATAN

Disusun oleh :
Kelompok 3

ANNI SAPUTRI (220205219)


ESTER AURA E.V SIHOMBING (220205228)
LESTARI GURNING (220205237)
NEVIANA LOI (220205246)
NOEL KRISTIAN PASARIBU (220205465)
SITI NADILLA FIRA PUNISA BR SEBAYANG (220205259)
YOSITA FEBRIYANTI HUTABARAT (220205264)

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
MEDAN
2023
1. Aliran Laminar dan Aliran Turbulen
 Aliran Laminar
aliran laminer adalah aliran fluida yang bergerak dengan kondisi lapisan-lapisan
yang membentuk garis-garis alir dan tidak berpotongan satu sama lain. Alirannya
relatief mempunyai kecepatan rendah dan fluidanya bergerak sejajar (laminae) &
mempunyai batasan-batasan yang berisi aliran fluida. Aliran laminar adalah aliran
fluida tanpa arus turbulent (pusaran air). Partikel fluida mengalir atau bergerak
dengan bentuk garis lurus dan sejajar. Laminar adalah ciri dari arus yang
berkecepatan rendah, dan partikel sedimen dalam zona aliran berpindah dengan
menggelinding (rolling) ataupun terangkat (saltation). Pada laju aliran rendah,
aliran laminer tergambar sebagai filamen panjang yang mengalir sepanjang aliran.
Aliran laminer mempunyai Bilangan Reynold lebih kecil dari 2300.

 Aliran Turbulan
Aliran turbulen adalah aliran fluida yang partikel-partikelnya bergerak secara acak
dan tidak stabil dengan kecepatan berfluktuasi yang saling interaksi. Akibat dari
hal tersebut garis alir antar partikel fluidanya saling berpotongan. Turbulen
mentransport partikel- partikel dengan dua cara; dengan penambahan gaya fluida
dan penurunuan tekanan lokal ketika pusaran turbulen bekerja padanya. Keduanya
adalah penyebab terjadinya transportasi pasir sepanjang bawah permukaan. Di
alam hampir semua mekanisme transport pasir terjadi secara turbulen. Turbulen
terutama terjadi di sungai akibat penggerusan sepanjang batas arus air, dan
meningkat akibat kekasaran bawah permukaan; sepanjang garis pantai dan laut
penyebabnya adalah ombak, tekanan angin permukaan, dan penggerusan arus. Di
udara turbulen yang membawa bekas ledakan volkanis ditransport angin.
Besarnya gerakan turbulen bervariasi dari mikro hingga makro, yang terakhir tadi
sangat mudah dilihat di sungai dengan penampakkan pusaran yang kompleks atau
dengan boil yang berbenturan dengan permukaan sungai, secara terus menerus.
Aliran turbulen mempunyai bilangan reynold yang lebih besar dari 4000.

2. Persamaan Kontinuitas

Persamaan kontinuitas adalah persamaan yang menghubungkan kecepatan fluida dalam


dari satu tempat ke tempat lain. Sebelum menurunkan hubungan, Anda harus memahami
beberapa istilah dalam aliran fluida. Garis aliran (stream line) diartikan sebagai jalur
aliran fluida ideal (aliran lunak). Garis singgung di suatu titik pada garis memberikan kita
arah kecepatan aliran fluida. Garis alir tidak berpotongan satu sama lain. Tabung air
adalah kumpulan dari garis-garis aliran. Dalam aliran tabung, fluida masuk dan keluar
melalui mulut tabung. Untuk itu, semua fluida tidak boleh dimasukkan dari sisi tabung
karena dapat menyebabkan persimpangan/perpotongan garis-garis aliran. Hal ini akan
menyebabkan aliran tidak tunak lagi.

Persamaan di atas adalah persamaan kontinuitas. Karena sifat fluida yang inkonpresibel
atau massa jenisnya tetap, maka persamaa itu menjadi: A1.v1 = A2.v2 Menurut
persamaan kontinuitas, perkalian antara luas penampang dan kecepatan fluida pada setiap
titik sepanjang tabung aliran adalah konstan. Persamaan di atas menunjukkan bahwa
kecepatan fluida berkurang ketika melalui pipa lebar dan bertambah ketika melewati pipa
sempit. Karena itulah ketika kita sedang berperahu disebuah aliran sungai, perahu akan
melaju semakin cepat ketika celah hujan semakin menyempit.
Aliran fluida dalam tabung diatas menggambarkan aliran fluida secara stasioner, sehingga
tlap partikel fluida dalam tabung yang melewati titik A akan menempuh lintasan dari
partikel yang mendahuluinya yang juga melewati titik A tersebut. Lintasan itu dinamakan
garis alir atau garis arus. Misalnya pada gambar di atas terdapat 3 gambaran garis alir
atau garis arus. Jika luas penampang lintang tabung tidak sama, kecepatan partikel fluida
itu juga berubah sepanjang garis arusnya. Akan tetapi pada satu titik tertentu dalam
tabung, kecepatan setiap partikel fluida itu senantiasa sama. Partikel yang pada suatu saat
ada di A kemudian pada saat berikutnya ada di B, bergerak dengan arah dan kecepatan
yang berlainan dan akhirnya sampai di C dengan arah dan kecepatan yang lain lagi.
Fluida yang mengalir melalui kolom dengan luas penampang A1 dalam pembuluh
sepanjang L1, sampai ke kolom dengan luas penampang A2 berkecepatan V2 dalam
pembuluh sepanjang L2 maka berlaku persamaan kontinuitas.
“ Cepat alir (debit aliran) pada setiap detik (kedudukan) dalam suatu pembuluh
dari fluida yang mengalir adalah konstan”
Cepat aliran atau debit aliran adalah banyaknya fluida yang mengalir per satuan waktu.
Untuk memahami hal tersebut, perhatikan gambar di bawah!

Gambar diatas melukiskan suatu fluida yang mengalir melalui suatu pembuluh yang luas
penampangnya sama yaitu sebesar A, dengan kecepatan sebesar v. Jika pada suatu saat
fluida berada pada penampang K dan setelah t detik kemudian berada di penampang L,
maka dalam waktu t tersebut banyaknya fluida yang telah mengalir adalah v. T. A,
Sehingga persamaan kontinuitas dapat dinyatakan secara matematis: v. A konstan atau :

3. Persamaan Bernoulli
Persamaan hukum Bernoulli erat kaitannya dengan tekanan, kecepatan, dan ketinggian
dari dua titik poin dengan aliran fluida yang massa jenis. Munculnya persamaan
Bernoulli didapat dari keseimbangan energi mekanik atau energi kinetik dan energi
potensial bersamaan dengan adanya tekanan yang muncul hingga menghasilkan
implementasi berikut.
Tekanan + Ekinetik + Epotensial = konstan
dimana:
P : tekanan (Pascal)
rho : massa jenis fluida (kg/m3)
v : kecepatan fluida (m/s)
g : percepatan gravitasi (g = 9,8 m/s2)
h : ketinggian (m)
Persamaan Bernoulli yang satu ini bisa dituliskan seperti di bawah ini:

Angka 1 dan angka 2 menunjukkan titik atau lokasi tempat fluida tersebut diamati.
Misalnya seperti pada gambar di bawah ini titik 1 memiliki diameter yang lebih besar
dibanding titik 2. Hukum Bernoulli dapat menyelesaikan untuk setiap dua titik lokasi

pada aliran fluida.

Bagaimana kita tahu di mana lokasi terbaik untuk memilih lokasi titik?
Jika kita ingin mengetahui suatu besaran pada suatu lokasi di aliran fluida, maka lokasi
tersebut wajib kita jadikan salah satu titik lokasi. Titik kedua merupakan satu lokasi
dimana kita telah mengetahui besaran-besaran pada lokasi tersebut, sehingga kita dapat
mencari besaran yang ingin kita cari (pada titik 1) dengan rumus persamaan Bernoulli.

4. Penerapan Prinsip Bernoulli


Prinsip hukum Bernoulli adalah salah satu istilah yang digunakan dalam mekanika fluida
yang menjelaskan terkait adanya peningkata n dalam fluida. Peningkatan fluida ini akan
memunculkan suatu penurunan terhadap tekanan aliran yang terdapat pada aliran fluida.
Prinsip hukum Bernoulli adalah hasil penyederhanaan dari persamaan Bernoulli. Prinsip
ini juga diterangkan kembali oleh para ahli matematika, yang tak lain dan tak bukan
adalah Daniel Bernoulli. Ahli matematika asal Belanda ini membuat bentuk persamaan
yang berlaku untuk aliran fluida terhenti dan aliran tak terhenti. Hukum Bernoulli
menjelaskan tentang pengetahuan dan ilmu yang dapat mengartikan sesuatu yang berada
di sekitar. Contoh penerapannya adalah :
 Mengendarai Sepeda Motor
Siapa yang pernah liat orang naik motor, lalu bagian belakang bajunya terbang
dan menggembung? Hal itu juga membuktikan hukum Bernoulli. Ketika kita
mengendarai sepeda motor dalam keadaan ngebut, maka kecepatan udara di
bagian depan dan samping tubuh kamu besar. Sebaliknya, kecepatan udara di
belakang tubuh kamu lebih kecil. Alhasil, tekanan udara di belakang tubuh kamu
menjadi lebih besar daripada di depan. Nah, perbedaan tekanan udara inilah yang
membuat udara mendorong baju kamu ke belakang, sehingga menjadi
menggembung.
 Prinsip Bernoulli juga dapat anda temukan dalam kedokteran, yaitu penjelasan
mengenai TIA (Transient Ischemic Attack). TIA adalah aliran darah ke otak yang
berhenti sebentar. Hal ini disebabkan oleh adanya sindrome pencurian
subclavian.Orang yang menderita TIA biasanya mengalami pusing, pandangan
berbayang, lemah pada tungkai dan lengan. Ceritanya begini; Ketika sebuah
lengan dilatih dengan giat, aliran darah meneningkat untuk memenuhi kebutuhan
otot lengan. Bagaimanapun jika arteri subclavian pada sisi tubuh terhalang
sebagian maka kecepatan darah harus lebih tinggi pada sisi tersebut untuk
memenuhi kebutuhan darah. Ingat persamaan kontinuitas: luas yang kecil berarti
kecepatan yang lebih besar untuk laju alir sama. kecepatan aliran darah yang
bertambah melalui jlan masuk arteri vertebral mengakibatkan tekanan yang lebih
rendah (prinsip Bernoulli). Dengan demikian, pasokan darah ke otak diperkecil
karena sindrome pencurian subclvian, darah yang mengalir dengan cepat pada
arteri subclavian mencuri darah dari otak. Pusing atau rasa lemas menakibatkan
orang menghentikan pengerahan tenaga, diikuti kembali ke normal.

5. Viskositas
Viskositas merupakan ukuran kekentalan fluida yang menyatakan besar kecilnya gesekan
di dalam fluida. Makin besar viskositas suatu fluida, maka makin sulit suatu fluida
mengalir dan makin sulit suatu benda bergerak di dalam fluida tersebut. Di dalam zat
cair, viskositas dihasilkan oleh gaya kohesi antara molekul zat cair. Sedangkan dalam
gas, viskositas timbul sebagai akibat tumbukan antar molekul gas.
Viskositas atau Kekentalan Zat Cair
Viskositas zat cair dapat ditentukan secara kuantitatif dengan besaran yang disebut
koefisien viskositas ( η ). Satuan SI untuk koefisien viskositas adalah Ns/m2 atau pascal
sekon ( Pa s ). Ketika kita berbicara tentang penolakan kita berbicara tentang fluida sejati.
Fluida ideal tidak mempunyai koefisien viskositas. Apabila suatu benda bergerak dengan
kelajuan v dalam suatu fluida kental yang koefisien viskositasnya η , maka benda tersebut
akan mengalami gaya gesekan fluida sebesar F s = k η v , dengan k adalah konstanta
yang bergantung pada bentuk geometris benda. Berdasarkan perhitungan laboratorium,
pada tahun 1845, Sir George Stokes menunjukkan bahwa untuk benda yang bentuk
geometrisnya berupa nilai bola k = 6 π r . Bila nilai k dimasukkan ke dalam perjanjian,
maka diperoleh perjanjian seperti berikut.

F s = 6 π η rv

Persamaan di atas selanjutnya dikenal sebagai hukum Stokes.


Keterangan:
F s : gaya gesekan stokes (N)
Η : koefisien viskositas fluida (Pa s)
R : jari-jari bola (m)
V : kelajuan bola (m/s)

Perhatikan sebuah bola yang jatuh dalam fluida pada gambar dibawah. Gaya-gaya yang
bekerja pada bola adalah gaya berat w , gaya apung F a , dan gaya lambat akibat
viskositas atau gaya stokes F . Ketika dihentikan, bola bergerak dipercepat. Namun,
ketika kecepatannya bertambah, gaya stokes juga bertambah. Akibatnya, pada suatu saat
bola mencapai keadaan seimbang sehingga bergerak dengan kecepatan konstan yang
disebut kecepatan terminal.
Gaya-gaya yang bekerja pada benda yang bergerak dalam fluida
Pada terminal kecepatan, resultan yang bekerja pada bola sama dengan nol. Misalnya

sumbu vertikal ke atas sebagai sumbu positif, maka pada saat kecepatan terminal tercapai
berlaku persamaan berikut.
Untuk benda berbentuk bola seperti pada gambar diatas, maka persamaannya menjadi
seperti berikut.
Keterangan:
V T : kecepatan terminal (m/s)
Η : koefisien viskositas fluida (Pa s)
R : jari-jari bola (m)
G : percepatan gravitasi (m/s 2 )
Ρ b : massa jenis bola (kg/m 3 )
Ρ f : massa jenis fluida (kg/m 3
Pada tabel dibawah terlihat bahwa air, udara, dan alkohol mempunyai koefisien yang
kecil sekali dibandingkan dengan gliserin. Oleh karena itu, dalam perhitungan sering
diabaikan. Berdasarkan eksperimen juga diperoleh bahwa koefisien viskositas tergantung
suhu. Pada kebanyakan fluida makin tinggi suhu makin rendah koefisien viskositasnya.
Itu sebabnya di musim dingin oli mesin menjadi kental sehingga terkadang mesin sukar
dinyalakan kembali karena terjadi efek viskositas pada oli mesin.

6. Hukum Stokes dan Kecepatan Terminal

Hukum Stokes menyatakan bahwa apabila sebuah benda bergerak dengan kecepatan (v)
dalam suatu fluida dengan nilai koefisien viskositas tertentu, benda tersebut akan
mengalami gaya gesek fluida yang disebut gaya stokes (Fs).Kelajuan terminal dari suatu
objek yang jatuh adalah kelajuan ketika jumlah dari gaya hambat dan gaya apung setara
dengan gaya gravitasi, sehingga percepatan benda menjadi nol. Pada kondisi awal,

kecepatan benda berubah hingga pada suatu ketika gaya hambat akan setara dengan gaya
gravitasi.
7. Aliran darah melalui pembuluh
Pada hukum bernoulli, yang diturunkan dari hukum Newton mengenai teorema kerja-
energi dan diaplikasikan pada fluida, digunakan untuk menjelaskan fisis gerakan zat alir
melalui suatu penampang pipa.

P+pgh+pv²-konstan.
Dengan P adalah tekanan fluida terhadap pipa, dan v adalah kecepatan fluida
mengalir.Batasan yang diletakkan oleh Bernoulli juga berlaku pada aliran darah.
Persamaan itu bisa digunakan untuk menentukan tekanan maupun kecepatan darah
mengalir dalam pembuluh, dengan pembuluh dianggap bersifat seperti pipa yang dilalui
oleh fluida. Di dalam tubuh, pembuluh- pembuluh darah tidak selalu memiliki diameter
yang sama. Apabila digambarkan menurut aliran fluida pada pipa berpenampang berbeda.
Aliran fluida yang melewati dua penampang yang memiliki diameter berbeda. Pada darah
yang mengalir seperti fluida dinamis, telah dijabarkan bahwa aliran fluida tidak kental,
konstan, tak termampatkan, dan tunak. Dengan demikian dapat diketahui bahwa debit
darah (0) ang mengalir dengan kecepatan v dalam sistem peredaran darah manusia
melewati pembuluh darah yang berpenampang A adalah konstan. Maka dalam aliran
darah berlangsung sifat kontinuitas fluida yang bisa dituliskan dalam matematis sebagai
berikut.

Q = A. V Konstan
Pada aliran darah manusia dapat dimanfaatkan untuk mengetahui laju aliran
darah maupun besar penebalan dinding pembuluh darah manusia, misalnya pada
seseorang yang mengalami arterioclorosis (Penebalan dinding pembuluh darah).
Darah juga memiliki sifat viskositas. Darah yang lebih cair akan lebih mudah mengalir,
dengan generalisasi semakin kental maka gaya tarik yang dibutuhkan juga semakin besar.
Dalam hal ini, gaya tarik (F) berbanding lurus dengan koofisien kekentalan (77). Gaya
darik juga bergantung pada luas penampang 4, kecepatan darah mengalir v, dan jarak /.

8. Debit Zat Cair


Apabila sebuah lempengan kaca diletakkan diatas permukaan zat cair kemudian
digerakkan dengan kecepatan v maka lapisan dibawah akan bergerak dengan kecepatan
Gaya F yang menyebabkan kecepatan kaca dapat dinyatakan :

Zat cair dalam pembuluh darah dapat digambarkan makin ketengah kecepatan mengalir
makin besar, denga adanya gaya (F) yang bekerja pada penampang A ( P = F/A), maka
kecepatan alir berbentuk parabola. Apabila volume zat cair yang mengalir melalui
penampang tiap detiknya disebut debit air ( V = Vol /t ), maka menurut Hukum
Poiseuille

Hukum Poiseuille menyatakan bahwa cairan yang mengalir melalui suatu pipa /pembuluh

akan berbanding langsung dengan penurunan tekanan sepanjang pipa/pembuluh dan


pangkat empat diameter pipa/ jari-jari pembuluh
Jadi rumus diatas dapat dinyatakan :
Flow rate = Pressure / Resistance Atau Volume/detik = Tekanan/ tahanan

9. Hambatan Pembuluh Darah


Hambatan terhadap aliran darah sepanjang pembuluh, disebut juga sebagai ”vascular
resistance” atau tahanan pembuluh. Beda tekanan antara dua ujung pembuluh darah
menyebabkan darah mengalir dari daerah bertekanan tinggi kedaerah bertekanan rendah,
sedangkan resistensi/tahanan menghambat aliran darah.
Rumus : Q : DP/R
Q : aliran
DP : perbedaan tekanan
R : resistensi

Resistensi/tahanan adalah hambatan terhadap aliran darah terhadap suatu pembuluh yang
tidak dapat diukur secara langsung. Resistensi dipengaruhi oleh dua faktor yaitu:
diameter pembuluh darah (terutama arteriol) dan viskositas (kekentalan) darah.
Peningkatan diameter pembuluh darah (vasodilatasi) akan menurunkan tahanan,
sedangkan penurunan diameter pembuluh darah (vasokontriksi) dapat meningkatkan
resistensi. Viskositas sebagian besar dipengaruhi oleh kadar Hematokrit (ht), yaitu
prosentase volume darah yang ditempati oleh sel darah merah. Semakin tinggi viskositas
darah, maka semakin meningkat pula resistensi pembuluh darah.

10. Daya Jantung


Daya P yang keluar dari jantung adalah usaha yang dikerjakan oleh jantung dibagi waktu
dalam memompa darah tersebut. Sama dengan besarnya gaya F yang dikerjakan jantung
dikali jarak darah bergerak dalam 1 detik.
P = Fd
Gaya disini hanya lah tekanan yang dikerjakan jantung pada aorta dengan luas
penampang aorta tertentu.
F = PA
Laju aliran darah Qadalah volume darah yang melewati aorta dalam 1 detik. Jadi dalam 1
detik volume darah yang bergerak sejauh :

D = Q/A
Oleh karena itu, daya yang keluar dari jantung sebesar :
P = Fd
=PA Q/A
=pQ
Rata-rata tekanan darah normal orang dewasa adalah 100, mmHg= 1.3 x 10 N/m²,jadi
P= (1.3 x 104 N/m²) (0.83 x 104 m³/s)
= 1.1 Nm/s = 1.1 J/s = 1.1 W
dengan begitu,daya keluaran normal dari jantung sebesar 1 w atau hanya 1% dari daya
yang dikerjakan oleh tubuh.

11. Menentukan Kecepatan Kritis dalam Darah


Kecepatan kritis yang punya arti penting adalah kecepatan di bawah mana semua
turbulensi direndam oleh kekentalan fluidanya. Telah ditemukan bahwa batas atas aliran
laminer yang punya arti penting dinyatakan oleh suatu bilangan Reynolds r kira-kira
2000.
Bilangan Reynolds merupakan bilangan tak berdimensi yang dapat membedakan suatu
aliran itu dinamakan laminar, transisi atau turbulen.
Re = VD× p/µ
Dimana :V kecepatan (rata-rata) fluida yang mengalir (m/s)
D adalah diameter dalam pipa (m)
Ρ adalah masa jenis fluida (kg/m3)
µ adalah viskositas dinamik fluida (kg/m.s) atau (N. Det/ m2)

Anda mungkin juga menyukai