Anda di halaman 1dari 5

Nama : Inri Sihombing

Nim : 170204024

Prodi : PSIK 3.2

Dosen : Ns.Rinco Siregar,MNS

Makul : Kep.Keluarga

Tanggal : Rabu, 08 Maret 2020

SKORING ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

1. Nyeri akut pada Tn.A keluarga Ny. R berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga
merawat anggota keluarga dengan masalah rematik.

No Kriteria Bobot Skor Perhitungan Pembahasan


1. Sifat masalah 1 3 3/3 x 1 = 1 Karena Tn. A sekarang sedang
Keadaan mengalami rematik, tetapi Tn. A
Aktual tidak menyadarinya.
2 Kemungkinan 2 1 1/2 x 2 = 1 Informasi tentang Rematik
masalah dapat cukup banyak, tindakan yang
di ubah dapat dilakukan untuk mengatasi
sebagian Rematik dapat dilakukan di
rumah. Keluarga juga bersedia
mengikuti pendidikan kesehatan.
Masalah tidak dapat diatasi
dengan tuntas karena sifatnya
dapat kambuh sewaktu-waktu.
3 Potensi 2 1 2/3 x 1 = 2/3 Masalah tidak dapat dicegah
masalah untuk dengan tindakan perawatan yang
dicegah singkat dan butuh tindakan
Cukup perawatan yang intensif untuk
pencegahan maksimal.
4 Menonjolnya 1 1 0/2 x 1= 0 Klien tidak pergi ke pelayanan
masalah kesehatan untuk memeriksakan
:masalah tidak kesehatan. karena masalah
dirasakan belum dirasakan, klien hanya
memeriksakan ke pelayanan ke
sehatan jika masalah telah
dirasakan seperti nyeri.
TOTAL 2 2/3

2. Resiko bersihan jalan napas tidak efektif pada Ny. X anggota keluarga Tn. A
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan
masalah ISPA.

No Kriteria Bobot Skor Perhitungan Pembahasan


1. Sifat masalah 1 2 2/3 x 1 = 2/3 Keluarga harus ditingkatkan
Resiko pengetahuan untuk mengatasi
masalah.

2 Kemungkinan 2 1 1/2 x 2 = 1 Karena Ny. X tidak terlalu


masalah dapat memperhatikan kesehatannya.
di ubah Masalah dapat diubah sebagian
sebagian jika intervensi yang dilakukan
tepat dan benar, istirahat yang
cukup.
3 Potensi 1 1 2/3 x 1 = 1/3 Karena Ny. X tidak
masalah untuk memanfaatkan fasilitas yang
dicegah : ada, jadi kemungkinan masalah
cukup teratasi kecil.
4 Menonjolnya 1 1 1/2 x 1= 1/2 Klien tidak mengambil tindakan
masalah yang pasti untuk menangani
:masalah tidak masalahnya.
dirasakan

TOTAL 2½

Diagnosis keperawatan keluarga

3. Risiko terjatuh (terpeleset) pada lansia yang tinggal di keluarga Tn.K


yang berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga menyediakan
lingkungan yang aman bagi lansia.

Langkah selanjutnya, yaitu perawat perlu melakukan


pemberian skor dengan menggunakan skala yang dirumuskan oleh
Bailon dan Maglaya. Penilaian dilakukan pada semua diagnosis
keperawatan yang telah dirumuskan oleh perawat. Sesuai dengan
contoh di atas, penilaian adalah sebagai berikut.

No Kriteria Skor Pembenaran


.
1. Sifat masalah 2 2 Bila keadaan tersebut
×1=
3 3 tidak segera diatasi
Skala : Ancaman akan membahayakan
kesehatan lansia yang tinggal
bersama keluarga,
karena lansia setiap
hari di rumah tanpa
pengawasan.

2. Kemungkinan 2 Penyediaan sarana


×2=2
masalah dapat di 2 yang murah dan
ubah mudah didapat oleh
Skala : Mudah keluarga (missal,
sandal karet).
3. Potensial masalah 2 2 Keluarga mempunyai
×1=
untuk dicegah 3 3 kesibukan yang
Skala : Cukup cukup tinggi, tetapi
merawat orang tua
yang telah lansia
merupakan
penghormatan dan
pengabdian anak
yang perlu dilakukan.

4. Menonjolnya 0 Keluarga merasa


× 1=0
masalah 2 keadaan tersebut
Skala : Masalah telah berlangsung
tidak dirasakan lama dan tidak
pernah ada kejadian
yang mengakibatkan
lansia mengalami
suatu cidera
(terjatuh) di rumah
akbiat lantai yang
licin.

Total skor 1
3
3

Setelah penilaian, diagnosis keperawatan (yang lebih dari satu)


disusun prioritasnya berdasarkan total skor yang tertinggi ke
terendah. Kegiatan lain adalah mensosialisasikan prioritas diagnosis
keperawatan kepada keluarga.

Diagnosis Keperawatan Keluarga (NANDA) yang dapat digunakan,


sebagai berikut :
 Gangguan proses keluarga
 Gangguan pemeliharaan kesehatan
 Perubahan kebutuhan nutrisi : kurang atau lebih dari
kebutuhan tubuh
 Gangguan peran menjadi orang tua
 Gangguan pola eliminasi
 Kondisi sanitasi yang tidak memenuhi syarat kesehatan
 Gangguan penampilan peran
 Gangguan pola seksual
 Ketidakmampuan antisipasi duka berkepanjangan
 Konflik pengambilan keputusan
 Adaptasi kedukaan yang tidak fungsional
 Potensial berkembangnya koping keluarga
 Koping keluarga tidak efektif
 Gangguan manajemen pemeliharaan rumah
 Hambatan interaksi sosial
 Defisit pengetahuan tentang …
 Tidak diizinkannya … (contoh : anak remaja keluar rumah) …
 Konflik peran keluarga
 Risiko perubahan peran orang tua
 Risiko terjadi trauma
 Risiko tinggi perilaku kekerasan
 Ketidakberdayaan
 Terjadinya isolasi sosial
 Dan masih banyak lagi

Anda mungkin juga menyukai