Anda di halaman 1dari 43

Pertanyaan

1. Fluida meliputi apa saja? Sebutkan!


Pengertian fluida
Fluida adalah suatu zat yang bisa mengalami perubahan-perubahan bentuknya secara
continue/terus-menerus bila terkena tekanan/gaya geser walaupun relatif kecil atatu bisa juga
dikatakan suatu zat yang mengalir.
Fluida meliputi zat cair dan zat gas.
2. Sebutkan zat cair yang ada pada tubuh manusia!
Zat cair yang ada pada tubuh manusia yaitu
Dalam pembuluh darah
Asam H2SO4
Air
Darah
Dalam bola mata
Pada ibu hamil: dalam uterus
Cairan amnion
Cairan Empedu
Keringat
Urin dll
3. Sebutkan zat gas yang ada pada tubuh manusia dan yang ada di bumi!
1. Zat gas yang ada pada tubuh manusia :
- udara, oksigen, nitrogen,CO2,dan sebagainya.
4. Carilah 3 buah perbedaan zat cair dan zat gas!
1. Zat Cair
Zat Cair adalah zat di mana volumenya mengikuti bentuk wadah. Zat cair
merupakan salah satu jenis fluida. Fluida merupakan zat yang mengalir.
Sifat-sifat zat cair adalah sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.

Jarak antar partikelnya agak renggang


Gaya tarik antar partikelnya agak kuat
Volumenya tetap
Bentuknya berubah
Gaya tarik antar partikel zat cair agak kuat artinya lebih lemah dibanding dengan

gaya tarik pada partikel zat padat. Agak lemahnya gaya tarik ini mengakibatkan bentuk
zat cair dapat berubah-ubah sesuai dengan tempatnya (wadahnya).
2.

Zat Gas

Gas adalah suatu fase benda. Seperti cairan, gas mempunyai kemampuan untuk
mengalir dan dapat berubah bentuk. Namun berbeda dari cairan, gas yang tak tertahan
tidak mengisi suatu volume yang telah ditentukan, sebaliknya gas mengembang dan
mengisi ruang apapun di mana mereka berada. Tenaga gerak/energi kinetis dalam suatu
gas adalah bentuk zat terhebat kedua (setelah plasma). Karena penambahan energi kinetis
ini, atom-atom gas dan molekul sering memantul antara satu sama lain, apalagi jika
energi kinetis ini semakin bertambah.
Sifat-sifat zat gas adalah sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.

Jarak antar partikelnya sangat renggang


Gaya tarik antar partikelnya sangat lemah
Volumenya berubah
Bentuknya berubah
Lemahnya gaya tarik menarik antar partikel pada zat gas menyababkan bentuk

dan volume zat gas selalu berubah sesuai dengan ruang yang ditempatinya. Yang menjadi
ciri khas suatu zat sehingga dapat membedakan dari satu zat dengan zat lain adalah massa
jenis.

3. Sifat-sifat zat cair dan gas


Tidak melawan perubahan bentuk .
Tidak mengadakan reaksi terhadap gaya geser.
4. Perbedaan zat cair dan gas
Zat cair merupakan zat yang tidak termampatkan artinya volume tidak akan berubah jika mendapat
tekanan, sedangkan gas adalah zat yang bisa dimampatkan.
Zat cair bentuknya tidak tetap, tergantung wadahnya. Sedangkan zat gas tidak mempunyai bentuk
dan volume.
Zat cair jarak antarpartikelnya agak renggang. Sedangkan zat gas jarak partikelnya
sangat renggang.
Zat cair molekulnya terikat secara longgar namun tetap berdekatan, sedangkan zat
gas molekulnya bergerak bebas dan saling bertumbukan.
Dalam zat cair tekanan yang terjadi oleh karena ada gaya gravitasi bumi yang bekerja
terhadapnya, sedangkan tekanan gas bersumber pada perubahan momentum yang
disebabkan tumbukan molekul gas pada dinding.

5. Jelaskan tentang aliran zat cair melalui pembuluh. ( Contoh: pembuluh darah
yang dilalui oleh darah). Menurut Hukum Poiseuille.
Apabila sebuah lempengan kaca diletakkan di atas permukaan zat cair, kemudian
digerakkan dengan kecepatan V, maka molekul di bawahnya akan mengikuti kecepatan yang
besarnya sama dengan V. Hal ini disebabkan oleh adhesi lapisan zat cair pada permukaan kaca
bagian bawah. Lapisan zat cair bagian bawah akan berusaha mengerem kecepatan tersebut,
demikian seterusnya sehingga pada akhirnya zat cair yang paling bawah mempunyai kecepatan
sama dengan nol.
Dengan demikian F yang menyebabkan kecepatan kaca tersebut dapat dinyatakan F
V

F=

v
d

= koefisien gesekan dalam ( viskousitas)


A = luas permukaan kaca.
d = jarak dari permukaan ke dasar
v = kecepatan mengalir
Demikian pula aliran darah dalam pembuluh darah dapat digambarkan sebagai berikut :

Makin ke tengah kecepatan mengalir makin besar ; dengan adanya gaya ( F ) yang bekerja pada

penampang A ( P

F
A

) maka kecepatan aliran berbentuk parabola. Apabila volume zat cair

yang mengalir melalui penampang tiap detiknya disebut debit ( V )

V
t

maka menurut

Poiseuille:

Hukum Poiseuille
Hukum Poiseuille menyatakan bahwa cairan yang mengalir melalui suatu pipa akan
berbanding langsung dengan penurunan tekanan sepanjang pipa dan pangkat 4 jari-jari pipa.
Jadi rumus diatas dapat dinyatakan:
Flow rate =

Pressure
Resistance

atau

Volume
Detik

Tekanan
= Ta h anan

Hukum Poiseuille sangat berguna untuk menjelaskan mengapa ada penderita usia lanjut
mengalami pingsan ( akibat tekanan darah meningkat); mengapa daerah akral/ ujung suhunya
dingin. Namun demikian hukum Poiseuille ini hanya bisa berlaku apabila aliran zat cair itu
laminar dan harga Re (Reynold) = 2000.
Apabila hukum Poiseuille ditulis dalam bentuk :

P1 - P2 = V

8L
4
r

Maka tampak ada persamaan dengan hukum Ohm:


E=I.R
E = tegangan = P1 - P2
I = aliran = V
R = tahanan =

8L
r4

= tahanan Poiseuille dalam satuan

N .S
m5

Hukum Poiseuille menyatakan bahwa cairan yang mengalir melalui saluran pipa akan
berbanding langsung dengan penurunan tekanan sepanjang pipa dan pangkat empat jari-jari pipa.

Hukum Poiseuille
V = r4 (P1 P2)
8nL

Debit : Volume zat cair yang mengalir melalui penampang tiap detik. v/t
V

: jumlah zat cair yang mengalir per detik

: jari- jari pembuluh

: panjang pembuluh

P1,P2 : tekanan: viskousitas (kekentalan)


n

: viskousitas

Nilai viskositas:
Air

: 10-3 pas pada 200 C

Darah : 3 x 10-3 tergantung presentase sel darah


merah dalam darah
Penerapan Hukum Poiseuille dalam kesehatan
Dengan Kajian berdasarkan Hukum Poisullle maka didapatkan bahwa tahanan tergantung pada :
Panjang pembuluh

Diameter pembuluh
Kekentalan cairan
Tekanan
Efek panjang dan diameter pembuluh terhadap debit
Makin panjang pembuluh, sedangkan diameter pembuluh sama makin besar tahanan.
Kecepatan aliran zat cair makin cepat pada pembuluh dengan diameter yang lebih besar, dan
aliran ditengah semakin tidak dipengaruhi oleh zat di tepi dekat dinding pembuluh.
Pembuluh darah
Aorta: Pembuluh dari jantung
Vena: pembuluh balik
arteri : pembuluh nadi
Kapiler : ujung pembuluh darah ke jaringan/sel
Debit aorta> arteri/vena> kapiler
Tahanan kapiler> arteri/vena> aorta
V rata2 ; 30cm/dtk, kapiler : 1 mm/detik.
Efek Kekentalan terhadap Debit
Semakin kental zat cair melewati pembuluh, semakin besar gesekan terhadap dinding
pembuluh darah. Tahanan semakin besar . Kekentalan penting untuk mengetahui konsentrasi sel
darah merah. Anemia sel darah merah kurang konsentrasinya rendah aliran lebih cepat.
Polisitemia sel darah merah banyak konsentrasinya tinggi aliran lebih lambat.

Efek tekanan terhadap Debit


Aliran zat cair/ darah berbanding langsung terhadap perbedaan tekanan. Apabila tekanan
zat cair pada salah satu ujung pembuluh lebih tinggi dari ujung lainnya, maka zat cair akan
mengalir dari tekanan yang tinggi ke tekanan yang rendah. Aliran zat cair dalam tubuh
laminer dan turbulensi (putaran). Aliran darah biasanya mengalir secara laminer saja, tetapi pada
beberapa tempat terjadi turbulensi, misalnya pada katup jantung.

Hukum Poiseuille-Hagen, dimana jumlah darah yang akan mengalir melalui suatu
pembuluh dalam suatu periode waktu tertentu dinyatakan dengan persamaan :
Q=4
8l
dengan Q adalah aliran darah, merupakan perbedaan tekanan, r adalah jari-jari, merupakan
viskositas darah dan l adalah panjang (Guyton, 1990).
Aliran zat Cair dalam Tubuh
Aliran Laminar
Bila darah mengalir dalam kecepatan tetap melalui pembuluh darah yang panjang
dan licin, darah mengalir dalam aliran dengan jarak yang sama dari dinding dan darah
berada pada bagian tengah pembuluh darah. Kecepatan aliran di bagian tengah dan
bagian tepi atau perifer yang dekat dengan permukaan bagian dalam dinding arteri adalah
sama. Aliran bersifat sejajar yang konsentris kearah yang sama.
Aliran Turbulen
Suatu aliran darah dalam arteri yang mengalir ke segala arah disebut aliran
turbulen. Keadaan ini terjadi ketika pembuluh darah mengalami sumbatan, vasokontriksi
atau permukaan endotel kasar dan arteri bercabang. Aliran Turbulen terjadi saat darah
mengalir melewati suatu sumbatan/obstruksi, sewaktu darah mengalir berbelok tajam,
melewati permukaan kasar atau akibat kecepatan aliran menjadi terlalu besar. Pada aliran
turbulen darah mengalir secara melintang dengan pembuluh darah disepanjang pembuluh
darah. Aliran turbulen sering membentuk pusaran yang disebut aliran Eddy.
Pada massa jenis dan viskositas yang tetap, perubahan sifat aliran darah dari laminar
menjadi turbulen disebabkan oleh peningkatan tekanan (P) dan kecepatan (v). Perubahan
aliran darah dapat diprediksikan melalui pengukuran bilangan Reynould. Bilangan
Reynould yang melebihi 2000 menujukan potensi aliran turbulensi pada pembuluh darah
tersebut. Hal ini mengindikasikan adanya peningkatan tekanan yang dapat

disebabkan

faktor internal atau eksternal. Salah satu faktor internal yang sering dikaitkan dengan
aliran turbulensi adalah atherosklerosis. Arah aliran laminar sejajar dengan bidang

pembuluh darah yang dilalui dan bersifat tenang. Sedangkan aliran turbulen arahnya
berputar dan tidak terkendali. Aliran darah biasanya mengalir secara Laminer saja, tetapi
pada beberapa tempat terjadi turbulensi, misalnya pada katup jantung. Laminer bisa
diubah jadi turbulensi apabila diameter pembuluh/ tabung dikecilkan/diciutkan
berangsur-angsur, kecepatn ditingkatkan bertahap.
Bunyi jantung
Suara jantung dapat didengar melalui stetoskop oleh karena ada vibrasi pada jantung dan
pembuluh darah besar. Biasanya buka tutupnya valvula / katub jantung akan terdengar suara,
demikian pula dapat didengar aliran turbulensi pada saat-saat tertentu. Pada saat mula-mula
terjadi kontraksi jantung dan valvula membuka saat itu pula tekanan ventrikel dan tekanan aorta
meningkat, bersamaan dengan itu terdengar bunyi suara jantung pertama dan saat tertutupnya
valvula aorta terdengar bunyi jantung kedua.
Tekanan darah
Dalam mempelajari sirkulasi/aliran darah, kita bertolak dari hukum Poiseuille tentang
hubungan antara tekanan, kekuatan aliran dan tahanan (tahanan Poiseuille) yang berlaku dalam
susunan pembuluh darah. Jumlah darah pada orang dewasa 4,5 liter. Setiap kontraksi jantung
akan memompa 80ml darah setiap satu menit dan sel darah merah telah beredar komplit satu
siklus dalam tubuh. Pada setiap saat 80% darah berada dalam sirkulasi sistemik 20% dalam
sistem sirkulasi paru-paru. Darah dalam sirkulasi sistemik ini 20% berada di arteri, 10% dalam
kapiler dan 70% di dalam vena. Pada sirkulasi paru-paru 7% berada di dalam kapiler paru-paru
sedangkan 93% berada antara arteri paru-paru dan pembuluh vena paru-paru.
Tekanan darah berarti tenaga yang digunakan oleh darah terhadap setiap satuan daerah
dinding pembuluh tersebut (Guyton, 1990).
Tekanan darah meningkat saat terjadi pemompaan darah dari ventrikel hingga mencapai
120 mmHg pada arteri. Tekanan darah ini disebut tekanan darah sistolik. Tekanan darah akan
berubah rendah sekitar 80 mmHg pada saat jantung berelaksasi tidak melakukan pemompaan,
pada saat ini tekanan darah disebut tekanan darah diastolik ( Kurniawan, 2006 ).

Tekanan darah rata-rata adalah tekanan rata-rata di sepanjang siklus jantung. Karena
sistol lebih singkat dibandingkan dengan diastol, tekanan rata-rata sedikit kurang dari nilai
tengah antara tekanan sistolik dan diastolik (Ganong, 1999).
Tekanan nadi adalah perbedaan antara tekanan sistolik dan tekanan diastolik, normalnya
sekitar 50 mmHg (Ganong, 1999).

Pengukuran Tekanan darah


Pengukuran tekanan darah menggunakan prinsip yang sama dengan perubahan
aliran laminar menjadi turbulen. Udara yang dipompakan terus ke manset (alat pengukur
tekanan darah) menambah tekanan eksternal pada pembuluh darah. Sesaat aliran
darah berubah dari laminar menjadi turbulen. Bila tekanan terus ditambah, maka aliran
pembuluh darah menjadi total tertutup. Pada saat ini, detakan yang semula kuat
terdengar menghilang karena aliran darah mengalami retensi. Setelah pengunci manset
dibuka perlahan, tekanan mulai berkurang dan obstruksi menjadi parsial. Darah
yang semula mengalami retensi, kembali mengalir turbulen. Detakan mulai terdengar
hingga beberapa saat kemudian kembali menghilang seiring dengan penurunan tekanan
manset.
`

Detakan yang terdengar pertama kali setelah pengunci manset dilepas mewakili

kondisi sistolik sehingga tekanan darah saat detakan itu pertama kali terdengar juga
disebut tekanan sistolik. Detakan itu terdengar beberapa saat lalu menghilang. Detakan
terkahir yang terdengar sebelum menghilang menunjukan perubahan aliran dari turbulen
menjadi laminar dan mewakili kondisi diastolik.Tekanan yang terukur saat detakan
terakhir terdengar sebelum menghilang disebut tekanan diastolik. Rata rata tekanan
darah normal secara umum disepakati sistolik 120 mmHg dan diastolik 80 mmHg.
Nilai tekanan darah dipengaruhi oleh :
Posisi
Emosi

Keadaan pembuluh darah


6. Sebutkan empat hal yang dapat mempengaruhi debit zat cair !
Jawab :
4 hal yang dapat mempengaruhi debit zat cair yaitu :
a. Efek Panjang Pembuluh Terhadap Debit
Makin panjang pembuluh, sedangkan diameter pembuluh sama , zat cair yang
mengalir lewat pembuluh tersebut akan memperoleh tahanan semakin besar dan
konsekwensi terhadap besar tahanan tersebut, debit zat cair akan lebih besar pada
pembuluh yang lebih pendek.
Panjang = 3
1 ml/min
Panjang = 2
Panjang = 1

2 ml/min

3 ml/min

b. Efek Diameter Pembuluh Terhadap Debit


Zat cair yang melewati pembuluh akan dihambat oleh dinding pembuluh. Dengan
alasan ini kecepatan aliran zat cair makin cepat pada pembuluh dengan diameter
semakin besar, dan aliran tengah semakin tidak dipengaruhi oleh zat cair yang
berada di tepi dekat dinding pembuluh.

P = 100 mmHg

c. Efek Kekentalan Terhadap Debit


Dengan semakin kentalnya zat cair yang melewati pembuluh, semakin besar
gesekan terhadap dinding pembuluh dan sebagai konsekwensinya, diperoleh
tahanan semakin besar.Kekentalan ini penting untuk mengetahui konsentrasi sel
darah merah. Pada darah normal, kekentalan menjadi dua kali air dan apabila
konsentrasi daah meningkat mencapai 70 kali diatas normal maka kekentalan darah

mencapai 20 kali air. Dengan alasan demikian, aliran darah pada penderita anmia
adalah cepat oleh karena konsentrasi sel darah merah sangat rendah. Sebaiknya
pada penderita polycythemia (kadar sel darah merah meningkat) aliran darah sangat
lamban.
darah

3,5 cm

d. Efek Tekanan Terhadap Debit


Apabila tekanan zat cair/darah pada salah satu ujung pembuluh lebih tinggi dari
ujung lainnya, maka zat cair/darah akan mengalir dari tekanan yang tinggi dari
tekanan yang rendah. Dengan demikian aliran zat cair/darah berbanding langsung
terhadap perbedaan tekanan.

3 ml/min

7. Apakah panjang pembuluh mempunyai efek terhadap debit ? Jelaskan !


Jawab :
Punya. Makin panjang pembuluh, sedangkan diameter pembuluh sama, zat cair
yang mengalir lewat pembuluh tersebut akan memperoleh tahanan semakin besar dan
konsekwensi terhadap besar tahanan tersebut, debit zat cair akan lebih besar pada
pembuluh yang lebih pendek. Contoh

Panjang = 3
1 ml/min
Panjang = 2
2 ml/min
Panjang = 1
3 ml/min

8. Efek diameter pembuluh terhadap debit


Zat cair yang melewati pembuluh akan dihambat oleh dinding pembuluh. Dengan alas an ini
kecepatan aliran zat cair makin cepat pada pembuluh dengan diameter semakin besar, dan aliran
tengah semakin tidak dipengaruhi oleh zat cair yang beraada di tepi dekat dinding pembuluh.
9. Efek kekentalan terhadap debit
Dengan semakin kentalnya zat cair yang melewati pembuluh, semakin besar gesekan terhadap
dinding pembuluh dan sebagai konsekuensinya, diperoleh tekanan yang semakin besar.
Kekentalan ini penting untuk mengetahui konsentrasi sel darah merah. Pada darah normal,
kekentalan sebesar 3,5 kali air. Apabila konsentrasi darah 1,5 dari darah normal, kekentalan
menjadi 2 kali air dan apabila konsentrasi darah meningkat mencapai 70 kali diatas normal,
maka kekentalan darah mencapai 20 kali air. Dengan alas an demikian, aliran darah pada
penderita anemia adalah cepat oleh karena konsentrasi darah merah sangat rendah. Sebaliknya
pada penderita polycythemia (kadar sel darah merah meningkat) aliran darah sangat lamban.

10. Apakah tekanan mempunyai efek terhadap debit ? Jelaskan !


Efek Tekanan terhadap debit :
Apabila tekanan zat cair/darah pada salah satu ujung pembuluh lebih tinggi dari ujung
lainnya, maka zat cair/darah akan mengalir dari tekanan yang lebih tinggi ke tekanan yang
lebih rendah. Dengan demikian aliran zat cair/darah berbanding langsung terhadap perbedaan
tekanan. Dari hasil percobaan diperoleh :

11. Ada dua tabung reaksi


Tabung 1 diisi air 4 liter.
Tabung 2 diisi minyak,
masing-masing tabung diisi 1 buah krikil dengam massa yang sama amati
percobaab itu apa yang terjadi ? Jelaskan !
Guna : Untuk Menjelaskan LED pada darah.
Laju Endap dan gaya Buoyansi
Pabila dua buah kerikil dengan massa yang sama dimasukkan ke dalan dua buah tabung
yang masing-masing berisi air dan minyak, maka akan terlihat kedua kerikil itu mencapai
dasar tabung dalam waktu yang berbeda. Hal ini disebabkan perbedaan massa air dengan
massa jenis minyak.
Gerak jatuh ini pun dipengaruhi oleh gaya gravitasi maka diperoleh :
3 3
r g
Gaya Jatuh = G = 4

= massa jenis benda


g = gravitasi
r

= jari-jari

Benda yang jatuh kedalam zat cair mendapat gaya keatas (Buoyant force) sebesar :
3 3
Gk e atas= r 0 g
4
0

= massa jenis zat cair.

Dari hasil penelitian stokes 1845sebuah ojek denganjai jari r mendapat gaya hambatan
(retarding forse) sebesar :
GHambat =6 r
v =kecepatan
r = jari-jari
= viakous dalam poise
Gaya hambatan (retarding force ) sama dengan selisih antaragaya gravitasi denagn gaya
keatas, dengan demikian :
6 r

V =

3 3
r g
4

3 3
r 0 g
4

2 r2
g( 0 )
9

r = jari-jari sel darah merah


v = kecepatan endap/sedimentasi
= massa jenis sel darah.
0= massa jenis plasma
g = gravitasi
= viskousitas (koefisien gesekan)

Penentuan kecepatan sedimentasi inisangat penting oleh karena pada beberapa penyakit :
a. Rheumatic
b. Rheumatic fever
c. Rheumatic heart disease
d. Gout
Sel darah merah cenderung berkumpul/bergerombol bersama dan jari-jari efektif
meningkat sehingga pada waktu pegetesan kecepatan sedimentasi akan tampak
meningkat.
Pada penderita dengan hemolytic jaundice (pemecahan hemoglobin berlebihan)
dan sickle sel anemia, sel darah merah berubah menajdi ceper/shape dan pecah sehingga
radius sel darah merah berkurang, rate dari sedimentasi sel darah merah akan menurun
dari normal.
Menentukan kecepatan sedimentasi ini di klinik atau di rumah- rumah sakit
dikenal dengan nama BBS (Bloed Bezinking Sbellheid), BSR (Basal Sedimentasi Rate),
laju endapan darah (LED) atau KPD ( Kecepatan Pengendapan Darah).
Untuk menghitung/mengetahui BBS di rumah sakit/klinik biasa dikerjakan
dengan cara mengambil darah yang sudah dicampurkan dengan Na-Citrat, kemudian

dimasukkan kedalam tabung westergen. Pipet dibiarkan tegak lurus selama

1
2

jam

berikutnya. Kecepatan pengendapan erythrocit kemudian dilihat. Keadaan normal untuk


1
laki-laki 2 7 mm/ 2

1
jam dan wanita 3 10 mm/ 2

jam.

Secara artificial untuk peningkatan/akselerasi gravitasi dikerjakan dengan cara


centrifugir, dimana akan diperoleh :
2 2

GEfektif =4 f r
f = rotasi rate
r = jari-jari tabung yang dipergunakan untuk rotasi.
Dengan cara sentrifugir selama 30 menit pada 3.000 rpm dengan jari-jari ( r ) =
22 cm, diperoleh hematokrit : 40-60 (% sel darah merah di dalam darah) kurang dari 40
menunjukan anemia; sedangkan nilainya lebih dari 60 menunjukan polycythemia vera.
Untuk suatu research (penelitian), biasanya melakukan ultracentrifugir. Tujuan
dari ultracentrifugir adalah untuk menentukan berat molekul dari molekul-molekul yang
besar. Ultracentrifugir dilaksanakan dengan kecepatan 40.000 sampai dengan 100.000
rpm, sehingga diperoleh

GEfektif

sebesar 300.000 g.

12. ALIRAN LAMINAR DAN TURBULEN

Gerakan fluida dapat terbagi ke dalam dua cara yang berbeda. Dalam aliran laminar,
semua molekul-molekul di dalam fluida bergerak saling sejajar terhadap yang lain dalam arah
transportasi. Dalam fluida yang heterogen hampir tidak ada terjadinya pencampuran selama
aliran laminar. Dalam aliran turbulen, molekul-molekul di dalam fluida bergerak pada semua
arah tapi dengan jaring pergerakan dalam arah transportasi. Fluida heterogen sepenuhnya
tercampur dalam aliran turbulen.
Aliran Laminer adalah aliran fluida yang bergerak dengan kondisi lapisan-lapisan
(lanima-lamina) membentuk garis-garis alir yang tidak berpotongan satu sama lain. Hal tersebut
d tunjukkan oleh percobaan Osborne Reynold. Pada laju aliran rendah, aliran laminer tergambar
sebagai filamen panjang yang mengalir sepanjang aliran. Aliran ini mempunyai Bilangan
Reynold lebih kecil dari 2300.
Aliran Turbulen adalah aliran fluida yang partikel-partikelnya bergerak secara acak dan
tidak stabil dengan kecepatan berfluktuasi yang saling interaksi. Akibat dari hal tersebut garis alir
antar partikel fluidanya saling berpotongan. Oleh Osborne Reynold digambarkan sebagai bentuk
yang tidak stabil yang bercampur dalam wamtu yang cepat yang selanjutnya memecah dan
menjadi takterlihat. Aliran turbulen mempunyai bilangan reynold yang lebih besar dari 4000.
Aliran yang mempunyai bilangan reynold antara 2300 4000 ada yang menyebut sebagai aliran
dalam keadaan transisi. Perubahan dari kondisi laminer menuju aliran turbulen.
Perbedaan antara gerakan laminar dan turbulen pertama kali didokumentasikan oleh O.
Reynold diakhir abad ke-19. Dia melaksanakan percobaan pada aliran yang melalui tabung, dan
tercatat bahwa plot tingkat aliran terhadap tekanan menurun antara saluran masuk dan saluran
keluar, tidak menghasilkan grafik garis lurus. Besarnya tekanan yang hilang pada tingkat aliran
tinggi dapat dihubungkan dengan naiknya gesekan antara partikel dalam aliran turbulen.
Percobaan dengan benang (thread) yang dicelupkan di dalam tabung menunjukkan bahwa garis
aliran sejajar pada tingkat aliran rendah, tapi pada kecepatan yang lebih tinggi benang berantakan
karena fluida tercampur akibat gerakan turbulen.
Parameter aliran ini disebut angka Reynold (Re). Nilai (tanpa dimensi atau satuan) yang
menunjukkan aliran laminar atau turbulen. Angka Reynold diperoleh dari hubungan faktor-faktor
sebagai berikut: kecepatan aliran (u), rasio densitas fluida dan viskositas fluida (v, viskositas

kinematik fluida) dan karakter panjang atau jarak (l, diameter pipa atau kedalaman aliran di
dalam channel terbuka). Persamaan angka Reynold tersebut didefinisikan sebagai berikut :
Re = ul / v
Aliran fluida di dalam pipa dan channel ditemukan laminar ketika angka Reynoldnya
rendah (kurang dari 500) dan turbulen pada nilai yang lebih tinggi (lebih besar dari 2000).
Dengan meningkatnya kecepatan, aliran akan menjadi turbulen dan di dalam fluida terdapat
peralihan dari laminar menuju turbulen. Fluida dengan viskositas kinematik yang rendah, seperti
udara, mengalir turbulen pada kecepatan rendah, jadi semua aliran angin alamiah yang dapat
membawa partikel dalam suspensi adalah aliran turbulen. Air hanya mengalir laminar pada
kecepatan yang rendah atau kedalaman air yang sangat dangkal, jadi aliran turbulen sangat
umum pada proses transportasi dan pengendapan sedimen di air (aqueous). Aliran laminasi
terjadi pada beberapa aliran debris, pergerakan es dan aliran lava, dan semua yang memiliki
viskositas kinematik yang lebih besar dari air.

Gambar Aliran fluida turbulen dan laminar

Hampir semua aliran di dalam air dan udara yang membawa volume sedimen dalam
jumlah yang signifikan adalah aliran turbulen.
Aliran darah biasanya mengalir secara laminer ( streamline), tetapi pada beberapa tempat
terjadi turbulensi, misalnya pada valvula jantung ( katup jantung ). Apabila aliran darah hanya
secara laminer saja, tidak mungkin bisa memperoleh informasi tentang keadaan jantung dengan
Stetoskop. Tetapi dengan menggunakan alat pengukur tekanan darah , dan menggunakan
pressure cuff, maka aliran darah akan dibuat turbulensi dan menghasilkan fibrasi sehingga bunyi
jantung dapat di dengar dengan stetoskop. Aliran laminer dapat diubah menjadi aliran turbulensi
apabila pembuluh secara berangsur-angsur diciutkan jari-jarinya dan kecepatan aliran
ditingkatkan sampai kecepatan kritis.

ALIRAN LAMINAR DAN TURBULEN


Aliran Laminar
Aliran laminar adalah aliran fluida yang bergerak dengan kondisi lapisan-lapisan (lanimalamina) membentuk garis-garis alir yang tidak berpotongan satu sama lain. Hal tersebut d
tunjukkan oleh percobaan Osborne Reynold. Pada laju aliran rendah, aliran laminer tergambar
sebagai filamen panjang yang mengalir sepanjang aliran. Aliran ini mempunyai Bilangan
Reynold lebih kecil dari 2300.

Aliran Turbulen
Aliran turbulen adalah aliran fluida yang partikel-partikelnya bergerak secara acak dan tidak
stabil dengan kecepatan berfluktuasi yang saling interaksi. Akibat dari hal tersebut garis alir antar
partikel fluidanya saling berpotongan. Oleh Osborne Reynold digambarkan sebagai bentuk yang
tidak stabil yang bercampur dalam wamtu yang cepat yang selanjutnya memecah dan menjadi
takterlihat. Aliran turbulen mempunyai bilangan reynold yang lebih besar dari 3000.
Aliran darah biasanya mengalir secara laminer ( streamline), tetapi pada beberapa tempat
terjadi turbulensi, misalnya pada valvula jantung ( katup jantung )Apabila aliran darah hanya
secara laminer saja, tidak mungkin bisa memperoleh informasi tentang keadaan jantung dengan
Stetoskop. Tetapi dengan menggunakan alat pengukur tekanan darah , dan menggunakan
pressure cuff, maka aliran darah akan dibuat turbulensi dan menghasilkan fibrasi sehingga bunyi
jantung dapat di dengar dengan stetoskop.
Aliran laminer dapat diubah menjadi aliran turbulensi apabila pembuluh secara
berangsur-angsur diciutkan jari-jarinya dan kecepatan aliran ditingkatkan sampai kecepatan kritis
13. Tonometri
Tonometri adalah tehnik untuk mengukur tekanan intra okuler tekanan intra okuler.
Tonometri Schiozt memakai instrument metal yang dipegang tangan (tonometer) yang diletakan
pada permukaan kornea yang dianestesi. Hasilnya bervariasi namun cukup baik untuk
mengestimasi tekanan intra okuler. Alat pengukur tekanan lain, tonometer aplanasi dari
Goldman, dihubungkan dengan lampu slit untuk megukur tekanan intra okuler. Dianggap
sebagai bentuk alat ukur tekanan intra okuler yang paling akurat.
Pemberian pewarna fluoresen dan anestesi topical diperluakn sebelum tonometri aplanasi.
tekanan intra okuler juga dapat diukur dengan pneumotonometer, yang memberikan semprotan
udara kecil ke mata untuk mengukur tekanannya. Metoda ini terutama berguna bila tidak
diinginkan kontak dengan kornea. Mengkaji tekanan intra okuler merupakan komponen biasa
pada pemeriksaan mata komprehensif dan tekanan harus sering diukur pada pasien yang
menderita glaucoma atau yang mempunyai resiko mengalami hipertensi intra okuler.
Peningkatan tekanan intra okuler merupakan tanda cardinal pada glaucoma , penyakit yang

bertanggung jawab terjadinya kebutaan pada lebih dari seperlima kasus kebutaan di Amerika
Serikat.
Penentuan umum tekanan intra okuler dapat dilakukan dengan memberikan tekanan
ringan jari pada sclera mata yang tertutup. Kedua ujung jari tengah diletakan pada kelopak mata
atas yang tertutup. Salah satu jari menekan dengan lembut kedalam sementara jari satunya lagi
merasakan kerasnya tekanan yang ditimbukan melawannya. Beberapa pemeriksa kemudian
membandingkan tegangan yang dirasakan atau dipersepsi pada mata pasien dengan tekanan
matanya sendiri. BIla dilakukan dengan baik , maneuver ini dapat member perkiraan kasar, dan
memerlukan latihan. Namun, bila memerlukan pengukuran yang akurat, perlu dilakukan
tonometri. Hidrasi pasien dapat dikaji dengan meraba tegangan intraokuler.Bola mata yang lunak
merupakan tanda dehidrasi.

14. Penerapan ilmu fisika di mekanika dalam bidang keperawatan beserta contohnya!
a. Pengertian mekanika
Mekanika adalah salah satu cabang ilmu dari bidang ilmu fisika yang mempelajari
gerakan dan perubahan bentuk suatu materi yang diakibatkan oleh gangguan mekanik
yang disebut gaya. Mekanika adalah cabang ilmu yang tertua dari semua cabang ilmu
dalam fisika. Nama-nama seperti Archimides (287-212 SM), Galileo Galilei (1564-1642),
dan Issac Newton (1642-1727) yang merupakan peletak dasar bidang ilmu ini. Galileo
adalah peletak dasar analisa dan eksperimen dalam ilmu dinamika. Sedangkan Newton
merangkum gejala-gejala dalam dinamika dalam hukum-hukum gerak dan gravitasi.
b. Dasar prinsip-prinsip kerja Biomekanika adalah Hukum Newton yang terdiri dari:
1) Hukum I Newton
Bunyi Hukum I Newton yaitu selama jumlah gaya yang bekerja pada sebuah benda
sama dengan nol (F = 0) maka benda akan berada dalam keadaan diam atau
bergerak secara lurus beraturan (Kecepatannya konstan).
2) Hukum II Newton
Bunyi Hukum II Newton yaitu Jika sebuah benda diberikan gaya maka benda tersebut
akan bergerak dan mengalami Percepatan. Percepatan gerak sebuah benda berbanding
lurus dengan besarnya gaya yang bekerja dan berbanding terbalik dengan besar
masanya. konsep berat sama dengan gaya grafitasi berat merupakan hasil kali antara
masa dengan percepatan grafitasi ( w = mg ).
3) Hukum III Newton

Jika sebuah benda melakukan gaya pada benda lain maka benda tersebut akan
mendapatkan balasan gaya yang besarnya sama tetapi arahnya berlawanan. Hukum
ini dikenal dengan hukum aksi dan reaksi.
c. Penerapan ilmu fisika di mekanika dalam bidang keperawatan
A.

Macam-macam bodi mekanik

1.

Body alignment

a. Membantu pasien berdiri


Suatu tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien yang imobilisasi atau klien lemah
untuk memberikan bantuan berdiri.
b. Membantu pasien duduk
Suatu tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien yang imobilosasi atau klien
lemah untuk memberikan bantuan duduk di tempat tidur. Tujuannya untuk mengurangi resiko
cedera moskuloketal pada semua orang yang terlibat.
d. Mengatur Posisi klien
1. Posisi Fowler

Posisi fowler adalah posisi setengah duduk atau duduk, dimana bagian kepala tempat
tidur lebih tinggi atau dinaikan setinggi 15-900
2. Posisi dorsal recumbent

Adalah dimana posisi kepala dan bahu pasien sedikit mengalami elevasi diatas bantal,
kedua lengan berada di samping sisi tubuh, posisi kaki fleksi dengan telapak kaki datar diatas
tempat tidur. Tujuannya untuk memeriksa daerah genetalia, pasang cateter, serta pada proses
persalinan
3)

Posisi Trendelenburg

Adalah posisi pasien berbaring di tempat tidur dengan bagian kepala lebih rendah
daripada kaki. Tujuannya untuk melancarkan peredaran darah ke otak.

4)

Posisi antitrendelenberg

Adalah posisi posisi pasien berbaring di tempat tidur dengan kaki lebih rendah dari
kepala. Tujuannya untuk menurunkan tekanan intrakarnial pada pasien trauma kapitis.
5)

Posisi pronasi/ tengkurap

Adalah dimana posisi pasien berbaring diatas abdomen dengan kepala menoleh kesalah satu
sisi. Kedua lengan fleksi disamping kepala. Posisi ini memiliki beberapa tujuan diantaranya :

6)

Memberikan ekstensi penuh pada persendian pinggul dan lutut.

Mencegah terjadinya fleksi kontraktur dari pinggul dan sendi.

Membantu drainase dari mulut.


Posisi lateral (side lying)

Yaitu seorang tidur di atas salah satu sisi tubuh, dengan membentuk fleksi pada pinggul
dan lutut bagian atas dan meletakannya lebih diatas dari bagian tubuh yang lain deng\an kepala
menoleh kesamping. Tujuannya untuk mengurango lordosis dan meningkatkan kelurusan
pinggang baik untuk posisi tidur dan istirahat, serta membantu mengilangkan tekanan pada
sakrum
7)

Posisi supine/ terlentang.

Ini biasanya disebut berbaring telentang, datar dengan kepala dan bahu sedikit elevasi
dengan menggunakan bantal. Posisi pasien harus di tengah-tengah tempat tidur, sekitar tiga inci
dibawah kepala tempat tidur. Tujuan : klien pasca operasi dengan anestesi spinal, mengatasi
masalah yang timbul akibat pemberian posisi pronasi yang tidak tepat.
8)

Posisi Sims

Adalah posisi dimana tubuh miring kekiri atau kekanan.


Tujuan posisi ini :
a.
b.
c.
d.
e.
9)

untuk memberikan kenyamanan dan memberikan obat per anus (supositoria)


memfasilitasi drainase dari mulut pada klien tidak sadar
mengurangi penekanan pada sacrum dan trokanter mayor pada klien paralisis
memudahkan pemeriksaan perineal
untuk tindakan pemberian enema
Posisi Genu pectoral/knee chest position

Posisi pasien berbaring dengan kedua kaki ditekuk dan dada menempel pada bagian alas tempat
tidur. Tujuan : memeriksa daerah rectum dan sigmoid

10) Posisi Litoomi

Posisi pasien berbaring terlentang dengan mengangkat kedua kaki dan menariknya keatas bagian
perut. Tujuan : merawat atau memeriksa genetalia pada proses persalinan, memasang alat
kontrasepsi.
11) Posisi Orthopneik

Posisi adaptasi dari fowler tinggi. Klien duduk di tempat tidur atau tepi tempat tidur dengan meja
yang menyilang diatas tempat tidur (900). Tujuan : membantu mengatasi masalah kesulitan
bernafas dengan ekspansi dada maksimum, membantu klien yang mengalami inhalasi.

2.

Ambulasi
1. Memindahkan klien dari tempat tidur (TT) ke kursi/ kursi roda
a. memindahkan klien dari tempat tidur ke kursi
Pengertian : memindahkan klien yang tirah baring ke kursi
b. memindahkan klien dari tempat tidur (TT) ke kursi roda

Pengertian : memindahkan klien dari tempat tidur ke kursi roda


2. Memindahkan klien dari tempat tidur (TT) ke brankard (TT) dan sebaliknya
a. memindahkan klien dari TT ke brankard/ TT dan sebaliknya dengan cara diangkat
b. memindahkan klien dari TT ke brankard/ TT dan sebaliknya dengan easy move
c. memindahkan klien dari TT ke brankard dan sebaliknya dengan scoop stretcher
3. Membantu klien berjalan
Tujuan : memulihkan kembali toleransi aktivitas, mencegah terjadinya kontraktur sendi
dan flaksid otot

4. Membantu klien dengan alat bantu jalan (kruk)


Tujuan : membantu melatih kemampuan gerak klien, melatih dan meningkatkan
mobilisasi. Mencapai kestabilan klien dalam berjalan.
Manfaat : klien mampu berjalan dengan menggunakan alat bantu dan meningkatnya
kemampuan mobilisasi klien.

15. Penerapan ilmu fisika di bioakustik dalam bidang keperawatan beserta contohnya!
a. Pengertian Bioakustik
Bioakustik berasal dari kata bio dan akustika. Bio artinya hidup atau hayat, dan akustika
berarti kajian getaran dan bunyi. Sedangkan menurut istilah akustika berarti bagian pisis
pendengaran yang tercakup dalam suatu bidang. Bioakustik adalah suatu perubahan
mekanik terhadap zat gas, zat cair atau zat padat yang sering menimbulkan bunyi.
b. Contoh penerapan ilmu fisika di bioakustik dalam bidang keperawatan
1) USG (Ultrasonography) : Ultrasonografi medis (sonografi) adalah sebuah teknik
diagnostic pencitraan menggunakan suara ultra yang digunakan untuk mencitrakan
organ internal dan otot, ukuran mereka, struktur, dan luka patologi, membuat teknik
ini berguna untuk memeriksa organ. Sonografi obstetric biasa digunakan ketika masa
kehamilan.

2) Tes Fungsi Pendengaran

Tes pendengaran yang dapat dilakukan secara sederhana adalah:


I.

Tes bisik

II. Tes garpu tala (biasa disingkat TGT)

I.

Tes Bisik

A. Syarat:
- Tempat : ruangan sunyi dan tidak ada echo (dinding dibuat rata atau dilapisi soft board /
gorden) serta ada ajarak sepanjang 6 meter
- Penderita (yang diperiksa)

Mata ditutup atau dihalangi agar tidak membaca gerak bibir

Telinga yang diperiksa dihadapkan ke arah pemeriksa


Telinga yang tidak diperiksa ditutup (bisa ditutupi kapas yang dibasahi gliserin)

Mengulang dengan keras dan jelas kata-kata yang dibisikkan

- Pemeriksa

Kata-kata dibisikkan dengan udara cadangan paru-paru, sesudah ekspirasi biasa


Kata-kata yang dibisikkan terdiri dari 1 atau 2 suku kata yang dikenal penderita, biasanya katakata benda yang ada di sekeliling kita.

B. Teknik Pemeriksaan
- Mula-mula penderita pada jarak 6 m dibisiki beberapa kata. Bila tidak menyahut pemeriksa
maju 1 m (5 m dari penderita) dan tes ini dimulai lagi. Bila masih belum menyahut pemeriksa
maju 1 m, demikian seterusnya sampai penderita dapat mengulangi 8 kata-kata dari 10 kata-kata
yang dibisikkan. Jarak dimana penderita dapat menyahut 8 dari 10 kata disebut sebagai jarak
pendengaran.
- Cara pemeriksaan yang sama dilakukan untuk telinga yang lain sampai ditemukan satu jarak
pendengaran.
C. Hasil tes
Pendengaran dapat dinilai secara kuantitatif (tajam pendengaran) dan secara kualitatif (jenis
ketulian)

KUANTITATIF

II.

KUALITATIF

FUNGSI
PENDENGARAN

SUARA BISIK

Normal

6m

TULI SENSORINEURAL

Dalam batas normal

5m

Tuli ringan

4m

Sukar mendengar huruf desis (frekuensi tinggi),


seperti huruf s sy c

Tuli sedang

3-2m

Tuli berat

1m

TES GARPU TALA (TGT)

Ada 4 jenis tes garpu tala yang sering dilakkukan:


1.

Tes batas atas dan batas bawah

2.

Tes Rinne

3.

Tes Weber

4.

Tes Scwabach

1.

TES BATAS ATAS DAN BATAS BAWAH

TULI KONDUKTIF
Sukar mendengar huruf lunak (frekuensi rendah),
seperti huruf m n w

Tujuan:
Menentukan frekuensi garpu tala yang dapat didengar penderita melalui hantaran udara bila
dibunyikan pada intensitas normal.

Cara:
Semua garpu tala (128 Hz, 256 Hz, 512 Hz, 1024 Hz, 2048 Hz), dapat dimulai dari frekuensi
terendah berurutan sampai frekuensi tertinggi atau sebaliknya, dibunyikan satu persatu, dengan
cara dipegang tangkainya kemudian kedua ujung kakinya dibunyikan dengan lunak (dipetik
dengan jari/kuku, didengarkan lebih dulu oleh pemeriksa sampai bunyi hampir hilang untuk
mencapai intrensitas bunyi yang terendah bagi orang normal / nilai ambang normal), kemudian
diperdengarkan pada penderita dengan meletakkan garpu tala di dekat MAE pada jarak 1 2 cm
dalam posisi tegak dan 2 kaki pada garis yang menghubungkan MAE kanan dan kiri.

Interpretasi:

Normal : mendengar garpu tala pada semua frekuensi

Tuli konduksi : batas bawah naik (frekuensi rendah tak terdengar)

Tuli sensori neural : batas atas turun (frekuensi tinggi tak terdengar)

Kesalahan : garpu tala dibunyikan terlalu keras sehingga tidak dapat mendeteksi pada
frekuensi mana penderita tidak mendengar

2.
-

TES RINNE
Tujuan:
Membandingkan hantaran udara dan hantaran tulang pada satu telinga penderita.

Cara:
Bunyikan garpu tala frekuensi 512 Hz, letakkan tangkainya tegak lurus pada planum mastoid
penderita (posterior dari MAE) sampai penderita tak mendengar, kemudian cepat pindahkan
ke depan MAE penderita. Apabila penderita masih mendengar garpu tala di depan MAE
disebut Rinne positif, bila tidak mendengar disebut Rinne negatif.

- Interpretasi:
Normal : Rinne positif
Tuli konduksi : Rinne negatif

Tuli sendori neural : Rinne positif

3.

TES WEBER
-

Tujuan:
Membandingkan hantaran tulang antara kedua telinga penderita.

Cara:

Garpu tala frekuensi 512 Hz dibunyikan, kemudian tangkainya diletakkan tegak lurus di
garis median, biasanya di dahi (dapat pula pada vertex, dagu, atau pada gigi insisivus) dengan
kedua kaki pada garis horisontal.

Penderita diminta untuk menunjukkan telinga mana yg mendengar atau mendengar lebih
keras.

Bila mendengar pada satu telinga disebut lateralisasi ke sisi tellinga tersebut. Bila kedua
telinga tak mendengar atau sama-sama mendengar berarti tak ada lateralisasi.
-

Interpretasi:

Normal : tidak ada lateralisasi

Tuli konduksi : mendengar lebih keras di telinga yang sakit

Tuli sensori neural : mendengar lebih keras pada telinga yang sehat

Karena menilai kedua telinga sekaligus maka kemungkinannya dapat lebih dari satu.
Contoh lateralisasi ke kanan dapat diinterpretasikan:
o Tuli konduksi kanan, telinga kiri normal
o Tuli konduksi kanan dan kiri, tetapi kanan lebih berat
o Tuli sensori neural kiri, telinga kanan normal
o Tuli sensori neural kanan dan kiri, tetapi kiri lebih berat
o Tuli konduksi kanan dan sensori neural kiri

4.

TES SCHWABACH

Tujuan:

Membandingkan hantaran lewat tulang antara penderita dengan pemeriksa


-

Cara:
Garpu tala frekuensi 512 Hz dibunyikan kemudian tangkainya diletakkan tegak lurus pada
mastoid pemeriksa, bila pemeriksa sudah tidak mendengar, secepatnya garpu tala dipindahkan ke
mastoid penderita. Bila penderita masih mendengar maka Schwabach memanjang, tetapi bila
penderita tidak mendengar, terdapat dua kemungkinan yaitu Scwabach memendek atau normal.
Untuk membedakan kedua kemungkinan ini maka tes dibalik, yaitu tes pada penderita dulu baru
ke pemeriksa. Garpu tala 512 Hz dibunyikan kemudian diletakkan tegak lurus pada mastoid
penderita, bila penderita sudah tidak mendengar maka seceptnya garpu tala dipindahkan pada
mastoid pemeriksa, bila pemeriksa tidak mendengar berarti sama-sama normal, bila pemeriksa
masih mendengar berarti Schwabach penderita memendek.

Interpretasi:

Normal : Schwabach normal

Tuli konduksi : Schwabach memanjang

Tuli sensori neural : Schwabach memendek

16. Penerapan ilmu fisika di Biolistrik dalam bidang keperawatan beserta contohnya !
Biolistrik adalah energi yang dimiliki setiap manusia yang bersumber dari ATP
(Adenosine Tri Posphate) dimana ATP ini di hasilkan oleh salah satu energi yang bernama
mitchondria melalui proses respirasi sel. Biolistrik juga merupakan fenomena sel. Sel-sel
mampu menghasilkan potensial listrik yang merupakan lapisan tipis muatan positif pada
permukaan luar dan lapisan tipis muatan negative pada permukaan dalam bidang
batas/membran. Kemampuan sel syaraf (neurons) menghantarkan isyarat biolistrik sangat
penting.
Transmisi sinyal biolistrik (TSB) mempunyai sebuah alat yang dinamakan Dendries yang
berfungsi mentransmsikan isyarat dari sensor ke neuron. Stimulus untuk mentringer neuron
dapat berupa tekanan, perubahaan temperature, dan isyarat listrik dari neuron lain. Aktifitasi
bolistrik pada suatu otot dapat menyebar ke seluruh tubuh seperti gelombang pada
permukaan air. Pengamatan pulsa listrik tersebut dapat dilakukan dengan memasang
beberapa elektroda pada permukaan kulit. Hasil rekaman isyarat listrik dari jantung
(Electrocardiogran-ECG) diganti untuk diagnosa kesehatan. Seperti halnya pada ECG,

aktivitasi otak dapat dimonitor dengan memasang beberapa elektroda pada posisi tertentu.
Isyarat listrik yang dihasilkan dapat untuk mendiagnosa gejala epilepsy, tumor, geger otak
dan kelainan otak lainya. Untuk mengukur medan magnet dari suatu besaran benda
diperlukan suatu ruang yang terlindung dan sangat peka terhadap detector medan magnet
(magnetometer). Detector yang dipergunakan yaitu SQUID ( Superconding Quantum
Interference Device) yang bekerja pada suhu 5 derajat K, dan dapat mendeteksi medan
magnet yang disebabkan arus searah atau arus bolak-balik. Ada 2 alat untuk mencatat medan
magnet ini antara lain:
a. Magnetokardiografi (MKG)
MKG memberi informasi jantung tanpa mempergunakan elektroda yang
didekatkan/ditempelkan pada badan, tidak seperti halnya pada waktu melakukan EKG.
Pencatatan dilakukan di daerah badan dengan jarak 5 cm. lokasi rekaman diberi kode B,
D, F, H, I, J, L (vertical). Horizontal dilakukan perekaman 5-6 kali dibubuhi huruf I dan
ditandai dengan angka (1, 3, 5, 9). Informasi yang diperlukan pada MKG tidak dapat
dipakai sebagai EKG oleh karena dalam pengukuran medan magnet mempergunakan arus
searah yang mengenai otot dan saraf. Perekaman MCG akan memberi informasi yang
berguna dalam diagnosis apabila dikerjakan pada waktu jantung mengalami serangan
oleh karena pada saat ini dipergunakan arus listrik.
b. Magnetoensefalogram (MEG)
MEG yaitu pencatatan medan magnet sekeliling otak dengan mempergunakan arus
searah. Alat yang adalah SQUID magnetometer. Pada rithme alpha, medan magnet
berkisar 1 x 10 pangkat -13 T.
A. Penggunaan Listrik dan Magnet pada Tubuh
Pada tahun 1890 Jacques A.D. Arsonval telah menggunakan listrik berfrekwensi rendah untuk
menimbulkan efek panas. Tahun 1992 telah pula menggunakan listrik dengan frekwensi 30
MHz untuk memanaskan yang disebut Short Wave Diaththermy. Pada 1950 sudah
diperkenalkan penggunaan gelombang mikro dengan frekwensi 2.450 MHz untuk keperluan
diathermi dan pemakain radar. Sesuai dengan efek yang ditimbulkan oleh listrik, maka arus
listrik di bagi dalam 2 bentuk, yakni :
a) Listrik Berfrekwensi Rendah

Batas frekuensi antara 20 Hz sampai dengan 500.000 z frekuensi rendah ini mempunyai
efek merangsang saraf dan otot sehingga terjadi kontraksi otot. Untuk pemakain dalam
jantung waktu singkat dan bersifat merangsang persarafan otot, maka dipakai arus
faradic. Sedangkan untuk jangka waktu lama dan bertujuan merangsang otot yang telah
kehilangan persarafan maka dipakai arus listrik yang intereptur/terputus-putus atau arus
DC

yang

telah

dimodifikasi.

Selain arus DC ada pula menggunakan arus AC dengan frekuensi 50 Hz arus AC ini
serupa dengan arus DC, mempunyai kemkampuan antara lain: merangsang saraf sensorik,
merangsang saraf motoris, dan berefk kontraksi otot.
b) Listrik Berfrekuensi Tinggi
Yang tergolong berfrekuensi tinggi adalah frekuensi arus listrik diatas 500.000 siklus
perdetik (500.000 Hz). Listrik berfrekuensi tidak mempunyai sifat merangsang saraf
motoris atau saraf sensoris, kecuali dilakukan rangsangan dengan pengulangan yang
lama. Frekuensi sifat ini maka frekuensi tinggi digunakan dalam bidang kedokteran di
bagi menjadi 2 bagian yaitu :
1) Short Wave Diathermy ( Diatermi Gelombang Pendek)
2) Mikro Wave Diathermy ( Diatermi Gelombang Mikro)
B. Syok Listrik
Syok listrik atau kejutan adalah suatu nyeri pada syaraf sensorik yang diakibatkan aliran
listrik yang mengalir secara tiba-tiba melalui tubuh. Kejadian syok listrik merupakan kejadian
yang timbul secara kebetulan. Bahaya syok listrik sangat besar, tubuh penderita akan
mengalami ventricular fibrillon, kemudian diikiuti dengan kematian. Oleh karena itu, perlu
diketahui perubahan-perubahan yang timbul akibat syok listrik, metoda pengamanan sehingga
bahaya syok dapat dihindari. Dalam bidang kedokteran ada 2 macam syok listrik antara lain:

1) Syok Dengan Tujuan Tertentu

Syok listrik ini dilakukan atas dasar indikasi medis. Dalam bidang psiaktri dikenal dengan
nama Electric Convultion Teraphy
2) Syok tanpa tujuan tertentu
Timbul syok ini diakibatkan dari suatu kecelakaan. Faktor-faktor yang menyokong
sehinggga timbulnya syok ini listrik ini :

Peralatan
o Petunjuk penggunaan alat-alat yang kurang jelas
o Prosedur testing secara teratur tidak atau kurang jelas
o Peralatan ECG yang lama tanpa menggunakan transformator

Perorangan
o Petugas-petugas yang kurang latihan
o Kurang pengertian akan kelistrikan maupun bahaya-bahaya yang ditimbulkan
o Kurang pengertian tetang cara-cara proteksi bagi petugas sendiri maupun penderita
Syok yang timbul dari suatu kecelakaan ini dikenal dengan Earth Syok. Berdasarkan

besar kecilnya tegangan Earth Syok dapat di bagi menjadi 2 : Low tension shock ( syok
tegangan

rendah)

dan

high

tension

shock

syok

tegangan

tinggi)

Syok semakin serius, apabila arus yang melewati tubuh semakin besar. Menurut Hukum Ohm
intensias arus listrik tergantung kepada tegangan dan tahanan yang ada. ( I = V/R) berarti
tegangan penting dalam menentukan beberapa arus yang dapat dilewati oleh tahanan yang
diberikan oleh tubuh. Disamping itu ada pula parameter-parameter lain yang turut berperan
mempengaruhi tingkat syok.
1. Dari Sudut Arus

Seseorang akan menderita syok lebih serius pada tegangan 220 Volt dari pada tegangan 80
Volt. Oleh karena, kuat arus pada tegangan 220 Volt lebih besar dari pada tegangan 80 Volt
(R) sama.

Basah atau tidaknya kulit penderita

Basah tidaknya lantai

1. Dari sudut parameter-parameter lainya

Jenis kelamin

Frekuensi AC

Duration

Berat Badan

Jalan yang ditempuh arus

Oleh karena bahaya syok sangat besar, dapat mengakibatkan kematian sehingga dipandang
perlu untuk melakukan tindakan pencegahan yang meliputi alat-alat yang dipergunakan.

17. Penerapan ilmu fisika di Termofisika dalam bidang keperawatan beserta


contohnya !
1. Termometrik
Mengetahui panas dinginnya suatu zat dengan mempergunakan indra peraba
merupakan penilaian yang subjektif serta tidak ilmiah.Pengamatan itu disebut
pengamatan yang kwualitatif yang justru dapat menyesatkan.Misalnya seseorang
mencelupkan tangannya kedalam air suam akan menilai air itu hangat, apabila orang
tersebut sebelumnya mencelupkan tangannya ke air yang dingin.(jhon locke68).
Sebaiknya akan terasa dingin apabila sebelumnya mencelupkan tangan ke air yang
lebih hangat.Untuk menghindari adanya penilaian yang subjekif maka perlu adanya alat
ukur serta satuan dasar.Alat yang dipakai untuk pengukuran suhu adalah
thermometer.Prinsip dasar alai ini ialah fenomena pemuaian yang merupakan indeks
temperature.Contoh :thermometer air raksa dan thermometer alcohol.Air raksa
mampunyai batas muai dan titik uap tertentu yaitu pada 400 C.Air raksa akan membeku
dan titip uap berkisar diatas 3600 C.Sehingga perlu ada metode lain / alat lain untuk
mengukur suhu suatu benda. Macam-macam thermometer :
a. Termometer air raksa / alcohol
Terdiri dari bola gelas A berbanding tipis.Bagian atas bola dihubungkan dengan pipa
kapiler B.Antara pipa kapiler dan bola A terdapat suatu penyempitan. Tujuannya agar
supaya air raksa setelah memuai, tidak mudah kembali kekeadaan semula.Bagian
atas kapiler dihampakan udara kemudian ujung kapiler tersebut ditutup.untuk
mengukur tinggi permukaan air raksa dibuat skala yang digoreskan pada dinding
pipa tersebut.Pada dinding yang berlawanan dengan skala, disebelah luarnya ruangan
terdapat /diberikan lapisan perak agar dapat memberikan gambaran skala yang lebih
tajam.Untuk ;lebih jelasnya dibuat potongan penampungan lintang pipa kapiler dari
sebuah thermometer.
b. Termometer tahanan (termistor termometer).
c. Termometer elemen (thermocouple).
d. Pyrometer Optik.

e. Termometer gas yang bervolume tetap

Adapun alat-alat penunjang termofisika yang dipergunakan dalam bidang keperawatan


adalah sebagai berikut :
1. ELECTRO-CARDIOGRAPH (ECG)
Kelainan fungsi jantung manusia tidak hanya ditemukan dikota-kota besar
yang penuh dengan teknologi maju, tetapi juga terdapat pada masyarakat daerah yang
jauh dari kecukupan dan sentuhan teknologi. ECG merupakan instrument medis yang
dibutuhkan oleh para medis untuk memperoleh informasi tentang kerja fungsi
jantung seseorang.
Karena harganya, ECG tidak tersedia di pusat-pusat pelayanan medis
didaerah atau Puskesmas. Untuk mengatahui kerja fungsi jantung seorang pasen, para
medis didaerah harusmengirim pasennya terlebih dahulu ke rumah sakit atau
laboratorium medis yang hanya terdapat di kota besar. Karenanya, seorang pasen
harus mengeluarkan biaya yang lebih besar lagi untuk mengetahui kesehatan
jantungnya. Personal Computer (PC) merupakan perangkat yang sudah menjadi
kebutuhan masyarakat banyak dari berbagai tingkat strata ekonomi. Selain itu, PC
sudah dipergunakan di kantor-kantor pemerintahan termasuk kecamatan dan
Puskesmas di daerah. Keberadaan PC di Puskesmas-Puskemas didaerah merupakan
peluang baru untuk dimanfaatkan sebesar-besarnya, tidak sekedar hanya
dipergunakan untuk menyimpan data atau kegiatan administrasi lainnya. Selain itu,
para dokter muda yang bekerja di tempat-tempat terpencil, banyak yang telah
mempunyai PC untuk kebutuhan kegiatan pribadinya. Dari kedua keadaan diatas,
tulisan ini menuangkan penelitian pengembangan sebuah alat yang dapat mendeteksi
dan mengirimkan signal gelombang listrik analog yang berasal dari jantung melalui
terminal input komunikasi PC kedalam PC. Dengan kata lain, alat yang diteliti ini
apabila dihubungkan dengan PC menjadi sebuah ECG yang banyak dibutuhkan oleh
para medis.
Alat yang dikembangkan ini terdiri dari sebuah bio-amplifier yang
menguatkan signal-signal gelombang listrik yang berasal dari jantung (biopotential).

Signal tersebut dipengaruhi oleh banyak signal lain yang dikatagorikan sebagai noise
yang berasal dari banyak sumber diluar tubuh manusia yang sedang di amati. Noise
ini diperkecil oleh sebuah filter yang dihubungkan pada output bio-amplifier.
Sebuah pengubah signal analog menjadi signal digital atau ADC (Analog to Digital
Converter) ditambahkan untuk mendapatkan signal biopotential berupa data digital
agar dapat diolah oleh PC.
2. Signal Gelombang Listrik Jantung (ECG) :
Biopotential yang dibangkitkan jantung terlihat pada gambar 1 diatas, dikenal
dengan nama electrocardiogram (ECG). Gelombang ini terdiri dari beberapa bagian
gelombang yang muncul selama proses kerja jantung. Gelombang P menunjukan
depolarisasi pada otot-otot atrial, gelombang komplex QRS merupakan hasil
gabungan repolarisasi otot-otot atria dan depolarisasi ventricules yang terjadi pada
waktu yang hampir bersamaan. Selang waktu dari P Q menunjukan waktu delay
didalam fiber-fiber didekat node AV Signal ECG yang berasal dari jantung merambat
keseluruh tubuh dan mempunyai magnitude dengan arah tertentu (cardiac vector).
Untuk mendeteksi signal ECG, ditentukan titik-titik reference pengukuran untuk
menempatkan elektroda. Pengukuran signal ECG dilakukan dengan pemilihan tiga
titik bipolar yang pertama kali diperkenalkan oleh Einthoven . Signal ECG diukur
dengan bantuan kepingan logam yang dikenal sebagai elektroda. Elektroda
ditempelkan pada permukaan kulit di titik-titik pengukuran diatas. Metoda ini
memberikan impedansi permukaan kulit dimana besarnya tergantung pada frekuensi.
3. FORSEP
Forsep berupa alat logam menyerupai sendok. Bedanya dengan vakum, ektraksi
forsep bisa dilakukan tanpa tergantung tenaga ibu, jadi bisa dilakukan meskipun ibu
tidak mengedan (misalnya saat terjadi keracunan kehamilan, asma atau penyakit
jantung). Persalinan denga forsep relatif lebih berisiko dan lebih sulit dilakukan,
namun kadang terpaksa dilakukan juga apalagi jika kondisi ibu dan anak sangat tidak
baik.
4. VAKUM
Vakum adalah semacam alat pengisap (negative-pressure vacuum extractor) yang
digunakan untuk membantu keluarnya bayi. Persalinan dengan menggunakan vakum

biasanya disebut ekstraksi vakum. Vakum membantu memberi tenaga tambahan


untuk mengeluarkan bayi, dan biasanya digunakan saat persalinan sudah berlangsung
terlalu lama dan ibu sudah terlalu capek serta tidak kuat meneran lagi. Caranya, alat
vakum yang berbentuk seperti pengisap dengan mangkok karet ditempelkan di
kepala bayi yang sudah tampak di jalan lahir. Setelah kepala sudah menempel pada
mangkuk vakum, dilakukan tarikan bersamaan dengan saat his / gerakan mengejan.
Dengan demikian perlahan-lahan bayi bisa dilahirkan. Setelah penggunaan vakum,
biasanya kepala bayi tampak agak benjol, hal ini wajar saja akibat isapan vakum, dan
akan hilang sendiri nantinya. Karena vakum dilakukan dengan bantuan tenaga
mengedan ibu, metode ini biasanya tidak dilakukan saat ibu tidak diperkenankan
mengedan akaibat kondisi medis tertentu (misalnya menderita keracunan kehamilan
atau asma berat).
5. PEMERIKSAAN USG
USG atau Ultrasonografi dalam dunia kedokteran memang bukan barang baru. Toh,
kehadirannya terkadang masih menimbulkan kekhawatiran pada sebagian orangtua
tentang penggunaan dan manfaatnya. Misalnya, kekhawatiran akan radiasi yang
ditimbulkan dari alat tersebut. Beberapa orang bahkan menangsikan manfaat alat ini
mengingat ada satu dua kasus kelainan bayi yang dianggap tak terdeteksi oleh
pemeriksaan USG. Belum lagi soal biaya. Beberapa klinik/rumah sakit memang
sudah memasukkan biaya USG dalam biaya pemeriksaan kehamilan. Namun cukup
banyak juga yang menagih pemeriksaan ini sebagai biaya tersendiri. Kalau pasien
yang meminta, mungkin enggak jadi soal. Tapi jika dokter melakukan pemeriksaan
USG setiap kali pasien kontrol dan ada biaya tambahan untuk itu, tampaknya ini
tidak fair bagi pasien.
6. TAK ADA RADIASI
Pemeriksaan USG merupakan pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada ibu
hamil. Sebelum ada alat ini, denyut jantung janin baru dapat didengar pada usia
kehamilan 16-18 minggu. Sementara dengan USG, pada usia kehamilan 6-7 minggu
sudah dapat dideteksi. USG juga dapat mendeteksi kelainan-kelainan bawaan di usia
kehamilan yang lebih awal. USG bukan merupakan sinar radiasi seperti halnya

rontgen melainkan menggunakan gelombang suara yang dipantulkan pada suatu


permukaan. Pantulan suara itu lantas direkam dan diolah oleh komputer kemudian
tampil dalam bentuk gambar. Sejauh ini penggunaan USG sangat aman dan tidak
membahayakan janin, ibunya maupun dokter yang memeriksanya. Hasil pemeriksaan
USG dapat direkam untuk kelengkapan data medis. Gambarnya pun bisa di-print
sebagai dokumentasi.

DAFTAR PUSTAKA
http://irma-teknikkimia.blogspot.com/2013/02/pengertian-atau-definisi-fluida-serta.html
Gabriel, dr. J. F.1996. Fisika Kedokteran. Jakarta:EGC.

http://igenursing.weebly.com/uploads/1/4/3/9/14390416/biofluida.ppt

Anda mungkin juga menyukai