DI RUANG BOUGENVILLE
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH 45 KUNINGAN
Disusun Oleh :
Kelompok 7
1. Sigit Rival Mahesa, S.Kep JNR0220088
2. Lilik Umini, S.Kep JNR0220058
3. Elis Anida Eka Putri, S.Kep JNR0220031
4. Winarni Widya Astuti, S.Kep JNR0220107
5. Pipin Patmawati, S.Kep JNR0220076
6. Noviana Fatmala Maulida, S.Kep JNR0220068
7. Nanda Amalia, S.Kep JNR0220066
8. Iis Istiqomah Nur Pajrin, S.Kep JNR0220047
9. Adinda Nurhaliza, S.Kep JNR0220002
10. Yani Triyani, S.Kep JNR0220109
11. Aisyah Maulani Putri, S.Kep JNR0220005
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
kami panjatkan puja dan puji atas kehaditat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat dan
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas pada Program Profesi Ners Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan dalam Stase Manajemen Keperawatan. Adapun dalam
penyusunan laporan ini, tidak lepas dari bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak.
Untuk itu kami sampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
Terlepas dari itu semua, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu,
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
Bougenville Rumah Sakit Umum Daerah 45 Kuningan” ini dapat memberikan manfaat
Kelompok 7
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
ii
2.5 Discharger Planning..........................................................................................28
iii
4.1 Analisa Data......................................................................................................59
4.3 Perencanaan......................................................................................................67
5.1 Implementasi.....................................................................................................69
5.2 Evaluasi.............................................................................................................69
BAB VI PENUTUP........................................................................................................73
6.1 Simpulan...........................................................................................................73
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................74
DOKUMENTASI..........................................................................................................76
iv
BAB I
PENDAHULUAN
kesehatan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan
gawat darurat yang pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat dan tenaga ahli
kesehatan lainnya. Adapun tugas dan fungsi rumah sakit yaitu memberikan pelayanan
yang berdaya guna dengan mementingkan upaya penyembuhan dan pemulihan klien
yang dilakukan secara serasi dan terpadu dalam upaya peningkatan, pencegahan dan
perbaikan.
kebutuhan klien semakin bervariasi dan laju perubahan pelayanan kesehatan semakin
cepat dan tidak dapat diprediksi. Menghadapi berbagai perubahan dan tetap
berkembang secara ilmu, keterampilan dan atribut personal (Sihombing et al., 2021).
Salah satu atribut mendasar yang harus dimiliki oleh perawat adalah
kemampuan dalam memimpin dan membuat keputusan. Pernyataan ini didukung oleh
Huber, (2018) yang menjelaskan bahwa setiap tatanan pelayanan keperawatan saat
ini, salah satu keterampilan yang harus dimiliki dan tidak terpisahkan dari profesi
1
berlandaskan pada visi misi dan nilai organisasi. Sehingga penting bagi perawat untuk
fungsi manajemen harus dikuasai mulai dari ketua tim, kepala ruangan, kepala
Manajemen adalah suatu proses saat suatu kelompok orang bekerja sama
mengarahkan orang lainnya untuk bekerja untuk mencapai tujuan yang sama (Massie
dan Douglas dalam Hanafi, 2015). Manajemen menginginkan tujuan tercapai dengan
efektif dan efisien. Dua kata tersebut semakin penting pada sekarang ini. Dengan kata
lain, prestasi manajer diukur dari efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan
dengan atributnya yang satu sama yang lain saling berkaitan, saling ketergantungan,
daya secara efektif dan efisien sehingga mempunyai peranan, sasaran, dan tujuan
tertentu. Sistem manajemen yang diterapkan oleh manajer dalam memimpin suatu
organisasi tergantung pada karakter seorang manajer dan keadaan organisasi yang
kesehatan di rumah sakit tidak terlepas dari peran penting profesi keperawatan,
2
proses keperawatan sesuai standar. Indonesia berupaya mengembangkan Model
yang berkualitas dan profesional. Kemajuan jaman menuntut perawat sebagai salah
manajerial keperawatan pun harus ditingkatkan. Dimana salah satu upaya manajerial
manajemen keperawatan adalah fokus pada sumber daya manusia dan materi secara
dengan tuntutan prodesi dan global bahwa setiap perkembangan serta perubahan
yang terjadi.
3
1.2 Tujuan Penulisan
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Manajemen berasal dari kata manus yang artinya tangan, maka diartikan
pada sumber daya organisasi (tenaga kerja, keuangan, fisik dan informasi yang
bertujuan untuk mencapai sasaran organisasi dengan cara yang efisien dan
efektif.
5
keperawatan dengan sebaik-baiknya, maka diperlukan suatu Standar Asuhan
Keperawatan (SAK) yang akan digunakan sebagai target maupun alat kontrol
pelayanan tersebut.
saat masuk ke Rumah Sakit, pengisian dokumen catatan medis dan membuat
bekerja lebih efektif dan efisien, mengurangi waktu kerja yang sia-sia,
6
2.1.3 Fungsi-Fungsi Manajemen
fungsi- fungsi yang jelas mengenai manajemen (Suarli dan Bahtiar, 2009),
diantaranya :
1. Planning
berencana.
2. Organizing
tujuan dari unit bekerja dalam struktur organisasi yang telah ditetapkan
3. Staffing
4. Directing
7
5. Controling
tahap ini harus mampu mempertahankan level yang tinggi bagi efisiensi
2. Perencanaan
8
mengalokasikan anggaran belanja, memutuskan ukuran dan tipe tenaga
dan prosedur operasional untuk mencapai visi dan misi yag telah
ditetapkan.
3. Pelaksanaan
direncanakan.
4. Evaluasi
anggaran
9
e. Kepemimpinan penggunaan kekuatan, pemecah masalah, pengambila
informasi komputer.
diantaranya yaitu :
1. Ruangan
a. Sarana ruangan
perawatan lengkap dengan tempat tidur dan kamar mandi klien, ruang
b. Letak
Jauh dari tempat keramaian seperti kantin, dekat dengan ruang operasi,
10
c. Posisi
d. Kondisi
dengan tempat tidur, jumlah dan ukuran jendela sesuai dengan besar
ruangan, warna cat lembut, tidak berjamur, bersih, pituk fleksibel dapat
dengan klien sesuai, lantai tidak licin, bersih, letak terjangkau oleh
a. Alat tenun
Alat tenun terdiri dari laken, boven laken, sarung bantal, sarung guling,
perlak, stik laken, selimbut, baju klien, waslap, taplak meja, alas baki,
b. Alat kesehatan
Alat instrument terdiri dari bak instrument (besar, sedang, kecil), bak
thermometer.
11
d. Alat-alat pemeriksaan fisik
Alat pemeriksaan fisik yang terdiri dari refleks hammer, tongue spatel,
e. Irrigator, WWZ (Warm Water Zak), panas atau dingin, baskom mandi.
g. Emergency trolley
h. O2 dan manometer
kapas, kasa plester, set infus, kateter, NGT, kondom kateter, urine bag
dan obat-obatan
Alat rumah tangga terdiri dari kasur, bantal, guling, meja, jam dinding,
lemari (besar dan kecil), lampu, alat makan (piring, sendok, gelas),
gayung, ember besar, kaca, jam dinding, lemari, kursi, lemari loker,
kulkas, kipas angin, gantugan baju, rak buku, kalender tempat sampah
(medis < ATK, umum), kapstok pakaian, rak handuk, keset, telepon,
dan whiteboard.
12
3. Hubungan perawat-klien
4. Hubungan perawat-perawat
13
2.2.2 Kekuatan Kerja
Terdapat 6 unsur dasar yang sangat dikenal sekali yaitu “6M” yang
1. Manusia (man)
Manusia atau man merupakan unsur yang pertama, manusia atau setiap
bidangnya, baik itu industri maupun ekonomi. Segala sesuatu yang terkait
perawatan.
1) Pagi : 47%
2) Sore :36%
3) Malam : 17%
55% ; 45%
14
d. Jumlah hari libur dalam setahun
Rumus :
2. Uang (money)
uang yang baik akan berpengaruh sekali pada sukses atau tidaknya
manajemen.
15
3. Bahan (materials)
4. Mesin (mechines)
seperti dapat dilihat yaitu alat dan mesin. Mesin diharapkan dapat
5. Metode (methods)
tertentu yang disebut dengan metode. Metode yang baik dan tepat pasti
akan menjadi sebuah unsur manajemen yang sangat penting agar pada saat
6. Pasar (market)
Pasar atau market tidak bisa dilupakan dan memiliki keterkaitan pada
16
2.3 Konsep Dasar SOP dan SAK
1. Pengertian SOP
SOP merupakan tatacara atau tahapan yang dilakukan dan yang harus
mencapai tujuan.
2. Tujuan SOP
prosedur kerja.
dalam suatu proses kerja. Melindungi perusahaan dan pegawai dari mal
17
f. Menghindari kesalahan, keraguan, duplikasi dan inefisiensi.
agar mudah dipahami oleh seluruh pihak yang terlibat baik internal
maupun eksternal.
kerja.
3. Fungsi SOP
bekerja.
4. Penerapan SOP
c. Uji SOP sebelum dijalankan, lakukan revisi jika ada perubahan langka
a. SOP yang baik akan menjadi pedoman bagi pelaksana, menjadi alat
secara konsisten.
18
b. Para pegawai akan lebih memiliki percaya diri dalam bekerja dan tahu
c. SOP juga bisa dipergunakan sebagai salah satu alat training dan bisa
keperawatan yang telah dilakukan oleh perawat dapat diketahui dari berapa
19
2. Standar II pengkajian primary survery da secondary survery meliputi
Eksposure)
klien sekarang dan masa lalu (Subekti, I., Hadi, S., & Ngesti, 2012).
20
b) Data Psikologis, sosial, spiritual melalui wawancara.
diagnostik.
tanda atau gejala (S), atau terdiri dari masalah dan penyebab (P,E).
data terbaru.
keperawatan.
21
d. Standar IV : Implementasi
keperawatan.
pasien.
e. Standar V : Evaluasi
kriteria prosesnya :
perencanaan keperawatan.
22
5) Mendokumentasikan hasil evaluasi dan memodifikasi hasil
perencanaan.
metode pemberian asuhan keperawatan profesional yang sudah ada dan akan
tim-primer.
efisiensi, pembagian tugas yang jelas, dan pengawasan yang baik. Metode
ini sangat baik untuk rumah sakit yang kekurangan tenaga. Perawat senior
melakukan 1-2 jenis intervensi (misalnya merawat luka). Metode ini tidak
saja.
23
2. Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Tim
Metode ini menggunakan tim yang terdiri atas anggota yang berbeda-beda
Perawat ruangan dibagi menjadi 2-3 tim/grup yang terdiri atas tenaga
pada waktu-waktu sibuk. Hal pokok dalam metode tim adalah ketua tim
kepemimpinan ketua tim, model tim akan berhasil bila didukung oleh
kepala ruang.
24
metode primer adalah ada tanggung jawab dan tanggung gugat, ada
dinas. Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda untuk setiap shift,
dan tidak ada jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh orang yang sama
pasien satu perawat, dan hal ini umumnya dilaksanakan untuk perawat
Pada model MAKP tim digunakan secara kombinasi dari kedua sistem.
atau setara.
25
sebagian besar adalah lulusan SPK, maka akan mendapat bimbingan
Efisiensi ruang rawat merupakan salah satu aspek dalam mutu pelayanan
berdaya guna dan berhasil guna dapat dilihat dari segi ekonomi dan medis,
dimana pasien dirawat dan tinggal di rumah sakit untuk jangka waktu tertentu,
BOR menurut Huffman (1994) dalam Friandi (2019) adalah “the ratio of
tidur rumah sakit. Nilai parameter BOR yang ideal adalah antara 60-85%
pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan yang
lebih lanjut. Secara umum nilai LOS yang ideal antara 6-9 hari (Depkes,
2005). Rumus :
tidur tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini
tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1-3 hari. Rumus :
¿¿
BTO menurut Huffman (1994) adalah “... the net effect of changed in
tempat tidur dipaka dalam satu satuan waktu tertentu. Idealnya dalam satu
bermakna jika dilanjutkan dengan ners di rumah. Namun sampai dengan saat
ini, perencanaan pulang bagi pasien yang dirawat di rumah sakit belum
rutinitas saja yaitu hanya berupa informasi kontrol ulang. Pasien yang
kedaruratan dengan masalah minor, sering kali diterima kembali dalam waktu
2016).
dan pemulihan pasien pasca pulang dari rumah sakit. Menurut Marliany et al.,
berikut :
6. Mendokumentasikan.
1. Bagi pasien
rumah.
29
2. Bagi mahasiswa
penerimaan pelayanan.
penyembuhan pasien.
keperawatan di rumah
30
BAB III
Rumah Sakit Umum Daerah Kuningan yaitu sebuah Rumah Sakit yang
Kuningan, Kabupaten Kuningan dengan Kode Pos 45511. Rumah Sakit 45 ini
merupakan salah satu rumah sakit milik pemerintahan dan juga satu-satunya
kesehatan yang sangat bermutu dengan di dukung oleh layanan Dokter dari
setiap spesialis dan sub spesialis, kemudian dengan fasilitas medis yang sangat
para pegawai sehingga terciptanya kepuasaan pasien. Selain itu Rumah Sakit
rujukan.
d. Ruang VIP
31
2. Instalasi Rawat Jalan
a. Klinik Anak
d. Klinik THT
e. Klinik Mata
g. Klinik Jiwa
i. Klinik Bedah
j. Klinik Jantung
k. Klinik Orthopedi
l. Klinik Bedah
m. Klinik Paru
o. Klinik Urologi
p. Klinik Anastesi
q. Klinik Thalasemia
r. Klinik Edelweiss
5. Instalasi Anastesi
6. Instalasi Intensive
32
9. Instalasi Pemulasaran Jenazah
20. IPSRS
asuhan keperawatan pada individu usia lebih dari 28 hari sampai lansia, baik
fisiologis baik aktual maupun potensial terutama dengan kasus bedah (umum,
orthopedik, urologi, saraf), THT, Mata, Gigi, dan Saraf. Ruang bougenville
terdiri dari 4 kamar dan 32 tempat tidur. Setiap ruangan terdiri dari 8 bad
33
Dalam pelaksanaan kegiatan diruang bougenville diaksanakan oleh
Kepala Ruangan
34
3. Mengembangkan luas lahan, fasilitas pelayanan dan bangunan Rumah
standart
35
b. Melindungi pasien, pengunjung dan tenaga medis dari resiko infeksi
nosocomial.
keperawatan.
a. Fokus Telaah
b. Lingkup Garapan
c. Basis Intervensi
36
dengan masalah gangguan penyakit dalam maupun bedah. Pemberian
4. Model Pelayanan
5. Letak Ruangan
37
6. Kapasitas Unit Ruangan
tidur. Dengan dilengkapi alat medis dan non medis untuk menunjang
kebutuhan pasien.
Keberadaan
Kelayakan Ruangan
Ruangan
No Jenis Ruangan Jumlah
TIDAK
YA TIDAK LAYAK
LAYAK
1 Ruangan perawatan kelas
4 √ √
III Bedah
Deskripsi Ruangan :
Ruang perawatan umum 4 memiliki 32 ruang perawatan yang berisi bed beserta kasur,
kamar mandi, ventilasi udara dalam ruangan cukup baik.
2 Ruang Perawat 1 √ √
3 Tempat Tidur di Ruang
32 √ √
Bougenville
4 Toilet di Ruang
8 √ √
Perawatan
5 Toilet di Ruang Perawat 1 √ √
Sumber : Pengkajian Profesi Ners 2022
1. Karakteristik
38
a. Karakteristik pasien berdasarkan jenis kelamin di Ruang Bougenville
Tahun 2022
Tahun 2022
1) Hernia
2) BPH
3) Fraktur
4) Appendiksitis
5) Batu Ureter
6) Tumor Mamae
7) CA Buli
39
8) Struma
9) Cedera Kepala
10) Hemoroid
1) Nyeri Akut
2) Intoleransi Aktivitas
3) Ansietas
4) Resiko Infeksi
5) Retensi Urin
1) Observasi TTV
6) Cek GDS
7) Mobilisasi
40
e. Data Pasien Meninggal di Ruang Bougenville, sebagai berikut :
Dinas
Katagori
Pagi Sore Malam
Minimal Care 9 x 0,17 = 1,53 9 x 0,14 = 1,26 9 x 0,07 = 0,7
Partial Care 4 x 0,27 = 1,08 4 x 0,15 = 0,6 4 x 0,10 = 0,4
Total Care 9 x 0,36 = 3,24 9 x 0,30 = 2,7 9 x 0,20 = 1,8
Jumlah 5,85 = 6 4,56 = 5 2,9 = 3
41
3.3.3 Analisis Unit Layanan Keperawatan
1. Flow Of Care
b. Operan Jaga
42
dimulai dengan membacakan doa terlebih dahulu, dimana maksud dan
asuhan keperawatan dari yang shift malam ke shift pagi dan setelah itu
diikuti oleh kepala ruangan dan ketua tim serta perawat pelaksana dan
c. Ronde Keperawatan
Kuningan
44
ditandatangani oleh dokter untuk pengambilan obat ke
apotek.
h. Pemerriksaan laboratorium dilakukan pada pagi atau siang
hari. pengambilan sempel darah dilakukan oleh perawat
dan keluarga mengirimkan sempel tersebut ke
laboratorium.
i. Dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi pasien, perawat
bekerja sama dengan ahli gizi, yang sebelumnya perawat
sudah menuliskan identitas dan jenis makanan yang tepat
untuk pasien. Selanjutnya, ahli gizi akan mengantarkan
makanan setiap pagi, siang, dan sore hari.
j. Visit dokter dilakukan sesuai jadwal, jika ada pasien baru
perawat langsung konsultasikan kepada dokter via telepon
dan jika dokter yang bersangkutan tidak sedang berada
dirumah sakit. Advis yang didapatkan didokumentasikan
dalam buku catatan dan buku rekam medis.
Simpulan Masalah :
Perlu dipertahankan dalam pengelolaan pasien di Ruang Rawat Bougenville.
3. Discharge Alur Pasien Pulang
Planning Pasien diperbolehkan pulang setelah dinyatakan sembuh atau
rawat jalan diizinkan oleh dokter yang menanganinya. Bila
pasien paksa pasien atau keluarga harus menandatangani
formal penolakan rawat inap maka pasien diizinkan pulang.
Perawat menjelaskan bagaimana cara penyelesaian
administrasi dan memeriksa kelengkapan administrasi serta
hasil pemeriksaan penunjang pasien, setelah administrasi
dinyatakan lengkap. Perawat memberikan resep obat dan
menjelaskan obat yang harus diminum, serta waktu kontrol
pasien yang telah ditulis secara lengkap dan menjelaskan cara
perawatan dirumah.
Simpulan Masalah :
Perlu dipertahankan dalam Discharge Planning di Ruang Rawat Bougenville, karena
penerapannya cukup baik bagi pasien maupun keluaga yang akan pulang untuk perawatan
dirumah.
4. Pemenuhan Kebutuhan Oksigenasi
Kebutuhan a. Pasien yang mengalami gangguan oksigenasi dibantu
Dasar Manusia dengan pemberian O2 yang sesuai dengan advis dokter.
b. Ventilasi/jendela tiap kamar tidak semua dibuka, namun
perfungsi dengan baik dan disetiap ruangan terdapat kipas
angin.
c. Pada tanggal 5-10 Desember 2022 berdasarkan observasi
terdapat pasien yang menggunakan oksigenasi sebanyak 4
orang pasien.
45
Simpulan Masalah :
Ventilasi ruangan di Ruang Rawat Bougenville sudah memenuhi kebutuhan pasien.
Kebutuhan Cairan dan Elektrolit
a. Pemenuhan kebutuhan cairan pada pasien di Ruang Rawat
Bougenville dilakukan dengan cara oral dan parenatal.
b. Pergantian alat infus dilakukan ketika lengan disekitaran
area infus bengkak dan transfunsi darah. Cairan diganti
berdasarkan kebutuhan pasien dan observasi perawat.
c. Pergantian cairan infus biasanya jenisnya sama dengan
sebelumnya atau disesuaikan dengan kebutuahn dan
keadaan pasien yang merupakan hasil dari konsultasi
dengan dokter.
d. Pada tanggal 5-10 Desember 2022 berdasarkan hasil
obsevasi terdapat 68 orang yang terpasang cairan infus.
Simpulan Masalah :
Perlu dipertahankan dalam kebutuhan cairan dan elektrolit bagi pasien di Ruang Rawat
Bougenville.
Kebutuhan Nutrisi
a. Menu makanan pasien diatur oleh bagian gizi dan
disesuaikan dengan kondisi pasien.
b. Penyajian makanan diberikan sebanyak 3 kali sehari.
c. Penyajian makanan pagi pada jam 06.00, makanan siang
pada jam 11.00, dan makan malam pada jam 17.00.
d. makanan serta minuman disajikan dalam keadaan tertutup.
e. Perubahan diet pada pasien didokumentasikan dibuku
diet/makanan.
f. Dari hasil penyajian makanan, ketepatan waktu pemberian
makanan, kebersihan makanan hampir seluruh pasien
mengatakan baik.
g. kontrol makanan atau diet ditentukan oleh dokter dan
dilakukan oleh ahli gizi.
Simpulan Masalah :
Kebutuhan nutrisi di Ruang Rawat Bougenville sudah cukup baik terpenuhi.
Kebutuhan Eliminasi
a. Pemenuhan kebutuhan eliminasi dilakukan dengan
bantuan keluarga kekamar mandi, menggunakan pempes
atau pasien dipasang kateter.
b. kamar mandi tersedia 1 disetiap kamar dengan kondisi
cukup bersih dengan aliran air yang lancar.
Simpulan Masalah :
Perlu dipertahankan dalm kebutuhan eliminasi bagi pasien di Ruang Rawat Bougenville.
Istirahat dan Tidur
46
a. Dari hasil observasi, pengaturan tentang tata tertib jam
kunjungan dan batasan jumlah pengunjung sudah
terlaksana cukup baik, sehingga tidak mengganggu
kenyamanan dan istirahat pasien.
b. Fasilitas tempat tidur 100% layak pakai, tempat tidur juga
terdapat pengamanan tempat tdiur.
Simpulan Masalah :
Sudah terpenuhinya kebutuhan istirahat dan tidur bagi pasien di Ruang Rawat
Bougenville.
Kebutuhan Aktivitas
a. Pemenuhan kebutuhan aktivitas sehari-hari pasien dibantu
oleh keluarga, bila ada kesulitan biasanya dibantu oleh
perawat.
b. Pendidikan kesehatan dilakukan oleh perawat melalui
lisan.
Simpulan Masalah :
Perlu dipertahankan dalam kebutuhan kebutuhan aktivitas di Ruang Rawat Bougenville.
Kebutuhan Integritas Kulit dan Kebersihan Diri
a. Pemenuhan kebutuhan kebersihan diri dilakukan oleh
keluarga, tetapi bila ada kesulitan dibantu oleh perawat.
b. Pemenuhan personal hygiene dilakukan oleh keluarga dan
dibantu oleh perawat. Untuk pasien dengan kebersihan
total biasanya dibantu oleh keluarga dan perawat.
Simpulan Masalah :
Perlu dipertahankan dalam membantu kebersihan diri.
Pencegahan Terhadap Infeksi di Ruang Rawat
Bougenville
a. Upaya pencegahan infeksi pada pasien :
Perawat melakukan cuci tangan sebelum melakukan
tindakan kepada pasien dan melakukan cuci tangan
kembali setelah melakukan tindakan atau kontak
dengan pasien, cuci tangan dilakukan dengan 6
langkah.
Mengguankan sarung tangan dan memakai
apron/gowm dan masker.
Ganti balutan luka yang steril dan menggunakan teknik
septic dan aseptic.
Petunjuk cuci tangan yang benar terpasang disebelah
tempat cuci tangan diruang rawat, untuk petunjuk cuci
tangan pasien terpasang didalam kamar.
Terdapat handrup didepan setiap kamar pasien.
b. Kamar pasien di pel sebanyak 2x sehari pada shift pagi
dan sore.
47
c. Penampungan sampah medis dan non medis sudah
terpisah.
d. Terdapat 3 tempat sampah, untuk sampah daur ulang
medis (warna putih), medis (warna kuning), non medis
(warna hitam), namun untuk sampah bekas makanan atau
minuman masih disatukan kesanpah non medis dan safety
box yang masing-masing terpisah dari tempat sampah.
Simpulan Masalah :
Harus dipertahankan dalam pencegahan infeksi di Ruang Bougenville.
5. Aplikasi Proses Dokumentsi Asuhan Keperawatan
Keperawatan a. Sistem pendokumentasian yang berlaku di Ruang Rawat
Bougenville adalah system SOR merupakan suatu sitem
pendokumentasian yang berorientasi dari berbagai sumber
tenaga kesehatan, misalnya dari dokter, perawat, dan lain-
lain. Selama ini pendokumentasian asuhan keperawatan
sudah dilakukan dengan cukup optimal. Hal tersebut
berdasarkan dengan observasi dan wawancara.
Pendokumentasian dilakukan oleh perawat yang mengisi
format pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi
dan evaluasi
b. Dari hasil observasi yang dilakukan tanggal 5-10
Desember 2022, dengan melihat status pasien didapatkan
dokumentasi untuk mengisian lembar pengkajian sudah
dilakukan secara optimal, laporan pencatatan
perkembangan pasien yang meliputi SOAP sudah cukup
optimal.
Pengkajian
Dari hasil studi dokumentasi yang dilakukan selama 7 hari
terhadap 22 dokumentasi asuhan keperawatan diisi dengan
lengkap dari mulai pengisian format pengkajian yang ada
yaitu dengan mengecek list pada option yang disediakan.
Diagnosa Keperawatan
Dari 22 dokumentasi asuhan keperawatan yang ada, perawat
beberapa diagnosa prioritas yang disesuaikan berdasarkan
keluhan pasien. Asuhan keperawatan sudah menggunakan 3S.
Perencanaan
Secara keseluruhan perencanaan intervansi keperawatan
sudah sesuai dengan diagnosa keperawatan yang muncul.
Pelaksanaan Keperawatan
a. Sebagian besar dari rencana tindakan yang dibuat oleh
perawat dilakukan dengan melibatkan pasien dan keluarga.
b. Implementasi dilakuakan sesuai dengan jadwal yang telah
ditetapkan, sebagian besar implementasi keperawatan yang
48
dilakukan yaitu sesuai kebutuhan pasien.
c. Berdasarkan observasi yang dilakukan dari 22 dokumentasi
asuhan keperawatan didapatkan hasil seluruh dokumentasi
sudah mencantumkan nama, tanggal, jam dan tanda tangan
perawat dalam melakukan setiap tindakan.
Evaluasi
Evaluasi yang dilakukan sudah mengacu pada tujuan dan
dilakukan evaluasi hasil dari setiap tindakan yang diberikan
pada pasien.
6. Metode Metode ini menggunakan cara tim yaitu terdapat 2 kepala tim
Pengelolaan dengan 6 anggota setiap timnya. setiap tim berhak memegang
Pasien pasien secara menyeluruh.
7. Pendidikan Pendidikan kepada pasien dan keluarga dilakukan cukup aktif
oleh perawat. Pendidikan kesehatan diberikan sesuai dengan
diagnosis, prognosis dan pengobatan pasien ketika pasien dan
keluarga menanyakan tentang penyakitnya atau hal lain yang
barkaitan dengan pasien. Pendidikan kesehatan ini biasanya
dilakukan berbarengan pada saat tindakan.
8. Penelitian Rumah Sakit 45 Kuningan memperbolehkan siapapun yang
ingin melakukan penelitian asalkan dengan surat izin.
49
2. Manajemen Unit
50
32. Kursi roda 3 Baik
33. Baskom 2 Baik
34. Tempat sampah daur ulang, infeksius, 3 Baik
non infeksius
35. Sabun cuci tangan 3 Baik
36. Gunting 1 Baik
37. Glukometer 1 Baik
38. Penlight 1 Baik
39. Sefty box 2 Baik
40. Gunting plester 1 Baik
41. Lemari steril 1 Baik
42. Alcohol swab 2 Baik
43. Kursi 10 Baik
44. Kalender 1 Baik
45. Jam dinding 1 Baik
46. Handsanitaizer 4 Baik
47. Tempat sampah 2 Baik
48. Blankar 3 Baik
Tabel 3.8 Sarana Prasarana Tiap Ruangan Di Ruang Rawat Bougenville Rumah Sakit
45 Kuningan
1. Manusia
perawat pelaksana.
a. Tenaga Keperawatan
Ketenagaan
Lama
No Ruang No Nama Pendidikan
Kerja
Bougenville
1. Kepala 1 Imam Bahtiar, Profesi Ners 23
Ruangan S.Kep.,Ners Tahun
2. Kepala Tim 1 Hj Mimin H, Profesi Ners 22
S.Kep.,Ners Tahun
2 Ritha Andriani, Profesi Ners 10
S.Kep.,Ners Tahun
3. Perawat 1 Ihsan Wangsa, Profesi Ners 15
Pelaksana S.Kep., Ners Tahun
2 Rohmat Nugraha, Profesi Ners 8
S.Kep., Ners Tahun
3 Nina Herni, Profesi Ners 0
S.Kep., Ners Tahun
4 Nia Kurnia, Amd. DIII 5
Kep Diploma Tahun
5 Rendra, Amd. Kep DIII 5
Diploma Tahun
6 Anton Apriatno, Profesi Ners 0
S.Kep., Ners Tahun
52
7 Wingga Handika, Profesi Ners 0
S.Kep., Ners Tahun
8 Dede Purnama, Profesi Ners 1
S.Kep., Ners Tahun
9 Yudi Umbara, Profesi Ners 1
S.Kep., Ners Tahun
11 Herlambang, Profesi Ners 1
S.Kep., Tahun
Ners
12 Iis Isnawati, Amd. DIII 0
Kep Diploma Tahun
13 Sigit Aditya Profesi Ners 0
Pratama, S.Kep., Tahun
Ners
No Kualifikasi Jumlah
1 Mahasiswa Profesi Ners 11 Orang
1. Lingkungan Fisik
Lingkungan fisik
Kapasitas Ruangan Bougenvile RSUD 45
Kuningan
No. Ruangan Jumlah
1. Nurse station 1
2. Ruang perawatan 4
3. Kamar mandi perawat 1
4. Kamar mandi pasien 8
Tabel 3.14 Kapasitas Unit Ruangan
54
Ruang bougenvile memiliki ruang perawatan yang terdiri dari 4 kamar
yaitu kamar 1 dengan 8 bed, kamar 2 dengan 8 bed, kamar 3 dengan 8
bed, dan kamar 4 dengan 8 bed (4 bed perawatan biasa dan 4 bed isolasi)
Deskripsi Keadaan Masing-Masing Ruangan
1. Nurse station Ruang nurse station dalam kondisi baik dengan
penataan cukup rapih, meja tersebut digunakan
untuk menyimpan berkas-berkas pasien. Diruang
nurse station terdapat 9 kursi, 1 meja panjang, 1
meja pendek, terdapat papan tulis untuk data pasien
dan rencana pasien, 1 jam dinding, 1 kipas angin,
1 ac, dan terdapat 1 X-ray viewer, terdapat tempat
alat tulis
2. Ruangan Ruang bougenvile terdapat 4 ruangan yang terdiri
perawatan dari :
Kamar 1 terdapat 8 bed, 8 stand infus, dilengkapi
dengan gorden, dilengkapi dengan kursi sesuai
dengan jumlah bed, 1 tempat sampah, 2 kamar
mandi, Kamar 2 terdapat 8 bed, 8 stand infus, 8
kursi, dilengkapi dengan gorden, 1 tempat sampah,
2 kamar mandi. Kamar 3 terdapat 8 bed, 8 stand
infus, 8 kursi, dilengkapi dengan gorden, 1 tempat
sampah, 2 kamar mandi. Kamar 4 terdapat 8 bed
dengan 4 bed perawatan biasa dan 4 bed isolasi,
terdapat 8 kursi, terdapat 8 stand infus, dilengkapi
dengan gorden, 1 tempat sampah, 2 kamar mandi.
3. Kamar mandi Keadaan kamar mandi perawat cukup bersih,
perawat ada gayung, sabun, penerangan cukup baik,
pintu kamar mandi baik,ventilasi kamar mandi
baik.
4. Kamar mandi Keadaan kamar mandi pasien cukup bersih,
pasien penerangan cukup baik, terdapat handraile kamar
mandi (toilet bar) untuk membantu pasien yang
kekurangan dalam mobilisasi, ventilasi kamar
mandi baik.
55
2. Lingkungan Non Fisik
Tabel 3.16 Laporan Kinerja Rawat Inap Di Ruang Rawat Bougenville pada
57
3.3.7 Pendidikan dan Pelatihan
58
BAB IV
10 Desember 2022. Hasil kajian situasi ruangan, analisa SWOT di Ruang Perawatan
a. Perencanan
rencana.
b. Pengorganisasian
c. Pengarahan
pelaksana.
59
d. Controlling
pelaksana.
perawat terdapat pembagian 3 shift yaitu shift pagi, shift siang, dan
shift malam.
a. Kekuatan
metode tim.
60
memadai.
b. Kelemahan
ruangan.
a. Kekuatan
kinerjanya baik.
b. Kelemahan
61
4.1.2 Analisa SWOT
a) MI (MAN)
FAKTOR INTERNAL
STRENGTH WEAKNESS
Berdasarkan hasil wawancara dan Berdasarkan hasil wawancara
observasi didapatkan : dan observasi didapatkan :
1. Tersedianya dokter spesialis Waktu operan sift perawat
2. Perawat di Ruang Bougenville terkadang melebihi jadwal
berjumlah 15 orang. yang ditentukan yaitu pagi
3. Tersedianya perawat dengan pukul 07.00, siang pukul 14.00
pendidikan DIII Keperawatan dan malam pukul 21.00
sebanyak 3 orang dan SI
Keperawatan Ners sebanyak 12
orang.
4. Usia pegawai relative masih muda
5. Perawat di Ruang Bougenville
minimal telah mengikuti pelatihan
BTCLS.
6. Ruang Bougenville dalam
melakukan perawatan mengunakan
metode tim
7. Struktur organisasi dengan metode
tim terpampang diruangan
FAKTOR EKSTERNAL
OPPORTUNITY THREATS
1. Adanya Mahasiswi/I Profesi Ners 1. Keluarga pasien berharap
yang sedang praktek stase mendapatkan pelayanan
manajemen keperawatan. yang lebih profesional.
2. Adanya kerjasama yang baik antar
Mahasiswa/I Profesi Ners dengan
perawat ruangan.
b) M2 (METHODE)
FAKTOR INTERNAL
STRENGTH WEAKNESS
62
1. Ruang Bougenville menggunakan 1. Di Ruang Bougenville
model asuhan keperawatan model diagnosa dan intervensi
tim, dengan cara pembagian shif masih menggunkana
yang terdiri dari pagi 6-7 orang, NANDA NIC NOC.
siang 2 orang dan untuk malam 2
orang
2. Ruang Bougenville, dimana
seorang perawat dapat melakukan
tindakan keperawatan kepada
pasien sesuai dengan tim yang
telah dibentuk
3. Dengan adanya operan shif
perawat yang berdinas belumnya
dapat menginformasikan mengenai
kondisi pasien kepada perawat
yang akan berdinas. Berikutnya
FAKTOR EKSTERNAL
OPPORTUNITY THREATS
1. Perawat di Ruang Bougenville 1. Mempertahankan dan
memiliki kesempatan untuk meningkatkan mutu
meningkatkan tindakan sesuai pelayanan Rumah Sakit
SOP
c) M3 (MONEY)
FAKTOR INTERNAL
STRENGTH WEAKNESS
1. Pengajuan kebutuhan alat ruangan 1. Di Ruang Bougenville
oleh kepala ruangan banyak pasien dengan
2. Gaji karyawan didapatkan dari menggunakan BPJS dengan
rumah sakit setiap bulan durasi rawat 3 hari.
3. Insentif Karyawan dibagikan
berdasarkan masa kerja, perawat
shift/non shift, jenjang karir, dan
pendidikan
4. Adanya BPJS kesehatan, Jasa
Umum, Jaminan Hari Tua, JKK
untuk Karyawan
FAKTOR EKSTERNAL
OPPORTUNITY THREATS
1. RSUD 45 Kuningan Sudah bekerja 1. Perlunya mempertahankan
sama dengan BPJS manajemen keuangan yang
2. Adanya alokasi dana untuk baik agar pelayanan tetap
pelatihan bagi perawat berjalan baik dan lancar.
d) M4 (MATHERIAL & MACHINE)
FAKTOR INTERNAL
STRENGTH WEAKNESS
63
1. Mempunyai sarana dan prasarana 1. Belum adanya denah
yang memadai untuk pasien dan khusus Ruang Bougenville
tenaga kesehatan, seperti :
- Terdapat alat sterilisator untuk
mensterilkan alat
- Alat alat memadai sesuai SOP
- Tersedianya poster edukasi
sebagai informasi penunjang
untuk pasien
2. Tersedianya Nurse Station
3. Mampu menggunakan dan
memelihara sarana prasarana
dengan baik
FAKTOR EKSTERNAL
OPPORTUNITY THREATS
1. Adanya pengadaan sarana dan 1. Mempertahankan dan
prasarana yang rusak dari bagian menjaga fasilitas yang
pengadaan barang sudah ada
2. Adanya protap untuk SOP dan
SAK
3. Sudah termanfaatkannya sistem
administrasi secara optimal
4. Adanya akreditasi RS mengenai
sarana prasarana
e) M5 (MARKET)
FAKTOR INTERNAL
STRENGTH WEAKNESS
1. Sudah terdapatnya alur masuk 1. Ketidakpuasan pelayanan
ruangan dan petunjuk jalur dapat mempengaruhi
evakuasi jumlah kunjungan pasien
terhadap Rumah Sakit
FAKTOR EKSTERNAL
OPPORTUNITY THREATS
1. Diruang Bougenville bekerjasama 1. Adanya tuntutan
dengan rumah sakit lain untuk masyarakat untuk
rujukan pelayanan yang lebih
profesional
SO :
b. Mengoptimalkan pemanfaatan sarana dan prasarana serta alat alat yang ada
64
c. Dengan adanya SOP dalam tindakan keperawatan diruangan dapat membantu
d. Adanya kerjasama dengan Rumah Sakit lain dapat meningkatkan market dalam
e. Dengan adanya BPJS kesehatan, jasa umum, jaminan hari tua, JKK untuk
WO :
mengikuti pelatihan-pelatihan.
ST:
WT:
mengikuti pelatihan-pelatihan.
65
b. Tingkatkan dalam pemeliharaan alat untuk mencegah terjadinya resiko infeksi
nosocomial.
untuk mengatasi masalah yang ada, maka dalam penyelesaian identifikasi masalah
memperhatikan aspek :
Kriteria Nilai
Penting : Bernilai 4
66
Tabel 4.2 Prioritas Masalah Manajemen Keperawatan
NILAI KRITERIA
NO MASALAH
C A R L TOTAL PRIORITAS
1 Pendokumentasian 4 4 3 4 189 Pertama
dan standar asuhan
keperawatan pada
pasien belum
berbasis SDKI,
SLKI, SIKI.
yang akan diselesaikan, didiskusikan dengan Kepala Bidang Keperawatan serta Kepala
kemampuan maka disepakati untuk menyelesaikan dua masalah yang dilaksanakan oleh
mahasiswa.
Man
Money Belum disetujui secara
Dalam penggunaan keseluruhan dari pihak Rumah
asuhan keperawatan tidak Sakit untuk mengubah standar
dibutuhkan dana. asuhan keperawatan berbasis Pendokumentasian
SDKI, SLKI, SIKI. dan standar asuhan
keperawatan pada
pasien belum
Material Metode berbasis SDKI,
Dokumentasi asuhan Diruang Bougenville dalam
SLKI, SIKI.
keperawatan belum laporan status pasien
menggunakan standar asuhan intervensi dan diagnosanya
keperawatan berbasis SDKI, masih menggunakan NIC,
SIKI, SLKI. NOC dan belum
menggunakan standar
asuhan keperawatan berbasis
SDKI, SIKI, SLKI.
67
4.4 Alternatif Penyelesaian Masalah
Setelah diketahui faktor penyebab dari masalah tersebut, kemudian faktor penyebab di
No Penyebab Penyelesaian
1 Pendokumentasian dan standar a. Melakukan tindakan
asuhan keperawatan pada pasien pendokumentasian Standar Asuhan
belum berbasis SDKI, SLKI, Keperawatan berbasis SDKI, SIKI
SIKI. dan SLKI.
b. Pembuatan SAK 10 diagnosa
keperawatan terbanyak diruangan
dengan berbasis SDKI, SLKI, SIKI.
2 Belum adanya a. Melakukan konsultasi dengan
pendokumentasian berupa denah kepala ruangan mengenai rencana
khusus ruangan dan nomor bed pembuatan denah khusus ruangan
di setiap kamar pasien di Ruang dan nomor bed disetiap kamar
Bougenville. perawatan Ruang Bougenville.
b. Membuat dan memasang denah
khusus ruangan dan nomor bed
disetiap kamar pasien di Ruang
Bougenville.
68
69
BAB V
5.1 Implementasi
1. Pendokumentasian dan standar asuhan keperawatan pada pasien belum berbasis SDKI,
SLKI, SIKI
2. Belum adanya pendokumentasian berupa denah khusus ruangan dan nomor bed di
b. Membuat dan memasang nomor bed dan denah khusus Ruang Bougenville.
5.2 Evaluasi
70
Pada hari Rabu, 21 Desember 2022 mahasiswa melakukan tindakan
menggunakan Standar Asuhan Keperawatan (SAK) SDKI, SLKI dan SIKI. Saat
ini.
Selain itu, pada hari Rabu, 21 Desember 2022 mahasiswa profesi ners juga
menggunakan Standar Asuhan Keperawatan (SAK) SDKI, SLKI dan SIKI. Saat
ini.
(SAK) SDKI, SLKI dan SIKI. Saat implementasi dilakukan, terdapat 2 orang
standar asuhan keperawatan berbasis SDKI, SLKI, dan SIKI diketahui 7 orang
perawat atau 47% perawat sudah paham mengenai cara pendokumentasian berbasis
71
masih berbasis NANDA NIC-NOC. Setelah dilakukan tindakan pendokumentasian
berisi 10 diagnosa keperawatan terbanyak atau tersering yang telah disusun oleh
mahasiswa program profesi ners berbasis SDKI, SLKI, dan SIKI kepada CI klinik
Ruang Bougenville.
SDKI, SLKI, dan SIKI didapatkan bahwa sebagian besar perawat di Ruang
SLKI, dan SIKI belum diterapkan. Hal ini dikarenakan adanya aturan Rumah Sakit
yang belum secara resmi menerapkan standar asuhan keperawatan berbasis SDKI,
72
2. Belum adanya pendokumentasian berupa denah khusus ruangan dan nomor bed di
kembali dengan kepala ruangan dan CI mengenai nomor bed dan denah Ruang
tidak dilaksanakan dikarenakan taku mengecoh pada saat identifikasi pasien dan
b. Membuat dan memasang nomor bed dan denah khusus Ruang Bougenville.
73
BAB VI
PENUTUP
6.1 Simpulan
6.2 Saran
memahami situasi dan kondisi sesuai visi dan misi rumah sakit.
74
DAFTAR PUSTAKA
Ari, A., Rizal, F., Studi, P., Keperawatan, M., Keperawatan, J., Kedokteran, F., &
Datoe, R., Kabupaten, B., & Mongondow, B. (2017). Pengaruh Manajemen Model
Mardian, A. H. (2016). Analisis Efisiensi Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit Daerah
Kesehatan Masyarakat.
Nanda, Mahesa Ferzica. (2014). Manajemen Rumah Sakit Manajemen Pelayanan Rawat
Inap.
75
Pembelajaran, B. M. (2019). Manajemen keperawatan.
Studi, P., Ilmu, M., Masyarakat, K., & Mayasari, A. (2009). Semarang Program
Susanti, S. S., Anggraini, D. D., Perangin-angin, M. A., Girsang, B. M., Ritonga, I. L.,
Tahulending, P. S., Rumerung, C. L., Sihombing, R. M., Hutapea, A. D., & Purba,
Menulis.
76
DOKUMENTASI
77
78