STRATEGIS
2015 - 2020
RUMAH SAKIT
“ RAUDAH“
Bangko – Sarolangun – Jambi
1
DAFTAR ISI
2
4.1 Pendahuluan ................................................................................................ 35
4.2 Sejarah ......................................................................................................... 36
4.3 Visi, Misi, Motto dan Tujuan ...................................................................... 37
4.4 Struktur Organisasi ..................................................................................... 38
4.5 Diskripsi Tugas ........................................................................................... 38
4.6 Gambaran Umum RSIA “Pondok Tjandra” ................................................ 51
4.7 Kompetensi Pesonil...................................................................................... 53
4.8 Fasilitas Pelayanan ...................................................................................... 56
4.9 Hasil Pelayanan ........................................................................................... 60
3
Surat Keputusan Direktur
RENCANA STRATEGIS
2015 - 2020
4
RUMAH SAKIT IBU & ANAK
“ PONDOK TJANDRA “
Jln. Mangga I E-225 Pondok Tjandra Indah, Waru – Sidoarjo
Telp. (031) 8662206, 8664488 Fax. (031) 8664345
E-mail: rsb_tjandra@yahoo.co.id
KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK “PONDOK TJANDRA”
NOMOR: 001/SK/RSIA-PT/I/2015
TENTANG
Menimbang :
a. bahwa dalam rencana strategis 2015 – 2020 di Rumah Sakit Ibu dan Anak “Pondok
Tjandra”, maka perlu disusun rencana strategis tahunan terkait pelayanan kesehatan
Rumah Sakit;
b. bahwa agar rencana strategis 2015 – 2020 terlaksana dengan baik, perlu kebijakan
Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak “Pondok Tjandra”;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b,perlu
ditetapkan dengan Keputusan Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak “Pondok Tjandra”.
Mengingat :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
4. Pedoman Uapaya Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit, 1994
5. Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit (Patient Safety), 2008
6. Keputusan Nomor: SK 002/RSBPT/IX/2013, Tahun 2013 tentang Struktur Organisasi
Rumah Rumah Sakit Ibu dan Anak “Pondok Tjandra”.
5
7. Keputusan Nomor: SK 001/YHB/VIII/2012 tentang Penetapan Direktur Rumah Sakit
Ibu dan Anak “Pondok Tjandra”.
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
Kedua : Kebijakan rencana strategis 2015 – 2020 di Rumah Sakit Ibu dan Anak
“Pondok Tjandra” sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.
Keempat : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila di kemudian
hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan
perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Sidoarjo
Pada tanggal : 01Januari2015
Direktur,
Rumah Sakit Ibu dan Anak “Pondok Tjandra”,
6
Lampiran
Keputusan Direktur RSIA “Pondok Tjandra”
Nomor : 001/SK/RSIA-PT/I/2015
Tanggal : 01 Januari 2015
RINGKASAN EKSEKUTIF
(Excecutive Summary)
Dengan Visi : “Menjadi Rumah Sakit Ibu dan Anak berkualitas, berkompeten, yang
mengutamakan pelayanan pasien” dalam 5 (lima) tahun ke depan RSIA “Pondok Tjandra”
menerapkan strategi bisnis dengan mengoptimalkan kualitas pelayanan, mengembangkan
produk jasa layanan, meningkatan kompetensi sumber daya, serta efisiensi dan efektifitas
sistem pelayanan, maka optimisme mencapai peningkatan kinerja pelayanan antara lain :
peningkatan BOR, market share kunjungan rawat jalan dan rawat inap meningkat.
Kunjungan rawat jalan dan rawat inap diharapkan meningkat per tahun, dengan
kerjasama dengan BPJS Kesehatan dan penetapan sebagai Rumah Sakit Rujukan tingkat II
(PPK II), dan semakin dilengkapi sarana prasarana pelayanan sesuai kebutuhan pelayanan
pada pasien. Sebagai konsekuensi riil diharapkan cost benefit ratio semakin besar, sehingga
manajemen RSIA “Pondok Tjandra” lebih leluasa dan dilaksanakan secara bertanggung
jawab dalam mengelola profit share-nya.
Sebagai upaya memenuhi harapan tersebut, maka disusun rencana memenuhi
kebutuhan sumber daya secara proporsional dan profesional, meliputi sumber daya manusia
maupun sumber daya fasilitas. Karenanya dibutuhkan dukungan dana yang cukup dari
sumber internal maupun eksternal.
Rencana strategi pemasaran, management by objective, dan kesesuain rencana dengan
realisasi program yang diproyeksikan selama 5 (lima) tahun mendatang , diharapkan berhasil
dan dapat dicapai. Hal utama yang harus diperhatikan adalah syarat adanya perubahan pola
pikir (mindset changes) dan komitmen penuh dari semua komponen organisasi (stakeholders)
dalam mewujudkan Visi, Misi, Motto, dan TujuanRSIA “Pondok Tjandra”.
7
Akhirnya Rencana Strategi Bisnis RSIA “Pondok Tjandra” ini perlu di evaluasi setiap
tahun dan dapat di revisi sesuai dinamika perkembangan/perubahan yang terjadi, sehingga
dapat di implementasikan dalam Rencana Kerja Anggaran.
8
KATA PENGANTAR
9
Bab 1
PENDAHULUAN
10
1.2 Tugas
1.3 Fungsi
11
16. Pembinaan dan pelaksanaan kerjasama dengan masyarakat, lembaga pemerintah
dan lembaga lainnya.
1.4 Sasaran
1. Terpenuhinya standar ketenagaan, sarana, prasarana dan peralatan sesuai
dengan standar pelayanan Rumah Sakit Tipe C;
2. Tersedianya sumber daya manusia, sarana, prasarana, peralatan dan kebijakan
untuk pengembangan jenis layanan.
12
Bab 2
13
(kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang diselenggarakan secara menyeluruh,
terpadu dan berkesinambungan (Siregar,2004).
Munurut perawat legendaris Florence Nightingale mengatakan bahwa “Hospital
Should Not Harm The Patient”, rumah sakit adalah suatu organisasi melalui tenaga medis
profesional yang berorganisasi serta sarana kedokteran yang permanen menyelenggarakan
pelayanan kesehatan asuhan keperawatan yang berkemampuan diagnosis serta pengobatan
penyakit yang diderita oleh pasien (American Hospital Association,1974)
Menurut Permenkes No 56 Tahun 2014, (Pasal 1), yang dimaksud dengan:
1. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yangmenyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurnayang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
jalan, dan gawat darurat.
2. Rumah Sakit Umum adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan pada
semua bidang dan jenis penyakit.
3. Rumah Sakit Khusus adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan utama pada satu
bidang atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ,
jenis penyakit atau kekhususan lainnya.
14
Karena pada akhirnya ciri ini menurunkan keunikan lain yang menyangkut aspek
peri kemanusiaan (humanitarian) dan etika.
b. Asymetry of information, bahwa konsumen pelayanan rumah sakit berada pada
posisi yang lebih lemah sedangkan rumah sakit mengetahui jauh lebih banyak
tentang manfaat dan kualitas pelayanan yang “dijualnya”. misalnya kasus ekstrim
pembedahan, pasien hampir tidak memiliki kemampuan untuk mengetahui apakah
ia membutuhkannya. Kondisi ini sering dikenal dengan consumer ignorance atau
konsumen yang bodoh.
c. Externality,bahwa konsumsi pelayanan kesehatan/rumah sakit tidak saja
mempengaruhi “pembeli” tetapi juga bukan pembeli. Demikian juga risiko
kebutuhan pelayanan kesehatan tidak saja mengenai pasien melainkan juga publik.
15
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 56 tahun 2014
tentang Klasifikasi dan Perijinan Rumah Sakit (Pasal 12) di Indonesia dibedakan atas jenis
pelayanan yang diberikan, Rumah Sakit dikategorikan:
(1) Rumah Sakit Umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 diklasifikasikan menjadi:
a. Rumah Sakit Umum Kelas A;
b. Rumah Sakit Umum Kelas B;
c. Rumah Sakit Umum Kelas C; dan
d. Rumah Sakit Umum Kelas D.
(2) Rumah Sakit Umum Kelas D sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d
diklasifikasikan menjadi:
a. Rumah Sakit Umum Kelas D; dan
b. Rumah Sakit Umum Kelas D pratama.
(3) Rumah Sakit Khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 diklasifikasikan menjadi:
a. Rumah Sakit Khusus Kelas A;
b. Rumah Sakit Khusus Kelas B; dan
c. Rumah Sakit Khusus Kelas C.
Pasal 37
(1) Pelayanan medik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 huruf a, paling sedikit
terdiri dari:
a. pelayanan gawat darurat;
b. pelayanan medik umum;
c. pelayanan medik spesialis dasar;
d. pelayanan medik spesialis penunjang;
16
e. pelayanan medik spesialis lain; dan
f. pelayanan medik spesialis gigi dan mulut.
(2) Pelayanan gawat darurat, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, harus
diselenggarakan 24 (dua puluh empat) jam sehari secara terus menerus.
(3) Pelayanan medik umum, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi
pelayanan medik dasar, medik gigi mulut, kesehatan ibu dan anak, dan keluarga
berencana.
(4) Pelayanan medik spesialis dasar, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c,
meliputi pelayanan penyakit dalam, kesehatan anak, bedah, dan obstetri dan
ginekologi.
(5) Pelayanan medik spesialis penunjang, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
d, meliputi pelayanan anestesiologi, radiologi, dan patologi klinik.
(6) Pelayanan medik spesialis gigi dan mulut, sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf g, paling sedikit berjumlah 1 (satu) pelayanan.
Pasal 38
Pelayanan kefarmasian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 huruf b meliputi
pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai, dan pelayanan
farmasi klinik.
Pasal 39
Pelayanan keperawatan dan kebidanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 huruf c
meliputi asuhan keperawatan dan asuhan kebidanan.
Pasal 40
Pelayanan penunjang klinik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 huruf d meliputi
pelayanan bank darah, perawatan intensif untuk semua golongan umur dan jenis penyakit,
gizi, sterilisasi instrumen dan rekam medik.
Pasal 41
Pelayanan penunjang nonklinik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 huruf e
meliputi pelayanan laundry/linen, jasa boga/dapur, teknik dan pemeliharaan fasilitas,
pengelolaan limbah, gudang, ambulans, sistem informasi dan komunikasi, pemulasaraan
jenazah, sistem penanggulangan kebakaran, pengelolaan gas medik, dan pengelolaan air
bersih.
17
Pasal 42
Pelayanan rawat inap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 huruf f harus dilengkapi
dengan fasilitas sebagai berikut:
a. jumlah tempat tidur perawatan kelas III paling sedikit 30% (tiga puluh persen)
dari seluruh tempat tidur untuk Rumah Sakit milikPemerintah;
b. jumlah tempat tidur perawatan kelas III paling sedikit 20% (dua puluh persen)
dari seluruh tempat tidur untuk Rumah Sakit milik swasta;
c. jumlah tempat tidur perawatan intensif sebanyak 5% (lima persen) dari seluruh
tempat tidur untuk Rumah Sakit milik Pemerintah danRumah Sakit milik swasta.
Pasal 43
(1) Sumber daya manusia Rumah Sakit Umum kelas C terdiri atas:
a. tenaga medis;
b. tenaga kefarmasian;
c. tenaga keperawatan;
d. tenaga kesehatan lain;
e. tenaga nonkesehatan.
(2) Tenaga medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a paling sedikit terdiri
atas:
a. 9 (sembilan) dokter umum untuk pelayanan medik dasar;
b. 2 (dua) dokter gigi umum untuk pelayanan medik gigi mulut;
c. 2 (dua) dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik
spesialis dasar;
d. 1 (satu) dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis
penunjang; dan
e. 1 (satu) dokter gigi spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis gigi
mulut.
(3) Tenaga kefarmasian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b paling sedikit
terdiri atas:
a. 1 (satu) orang apoteker sebagai kepala instalasi farmasi Rumah Sakit;
b. 2 (dua) apoteker yang bertugas di rawat inap yang dibantu oleh paling sedikit
4 (empat) orang tenaga teknis kefarmasian;
c. 4 (empat) orang apoteker di rawat inap yang dibantu oleh paling sedikit 8
(delapan) orang tenaga teknis kefarmasian;
18
d. 1 (satu) orang apoteker sebagai koordinator penerimaan, distribusi dan
produksi yang dapat merangkap melakukan pelayanan farmasiklinik di rawat
inap atau rawat jalan dan dibantu oleh tenaga tekniskefarmasian yang
jumlahnya disesuaikan dengan beban kerja pelayanan kefarmasian Rumah
Sakit.
Pasal 44
(1) Jumlah kebutuhan tenaga keperawatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43
ayat (1) huruf c dihitung dengan perbandingan 2(dua) perawat untuk 3 (tiga)
tempat tidur.
(2) Kualifikasi dan kompetensi tenaga keperawatan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) disesuaikan dengan kebutuhan pelayananRumah Sakit.
Pasal 45
Jumlah dan kualifikasi tenaga kesehatan lain dan tenaga nonkesehatan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 43 ayat (1) huruf d dan huruf e disesuaikan dengan kebutuhan
pelayanan Rumah Sakit.
Pasal 46
(1) Peralatan Rumah Sakit Umum kelas C harus memenuhi standar sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Peralatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit terdiri dari peralatan
medis untuk instalasi gawat darurat, rawat jalan, rawat inap, rawat intensif, rawat
operasi, persalinan, radiologi, laboratorium klinik, pelayanan darah, rehabilitasi
medik, farmasi, instalasi gizi, dan kamar jenazah.
(3) Peralatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sebagaimana tercantum dalam
Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
19
d. gigi dan mulut;
e. kanker;
f. jantung dan pembuluh darah;
g. jiwa;
h. infeksi;
i. paru;
j. telinga-hidung-tenggorokan;
k. bedah;
l. ketergantungan obat; dan
m. ginjal.
(2) Selain jenis Rumah Sakit Khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Menteri
dapat menetapkan jenis Rumah Sakit Khusus lainnya.
(3) Jenis Rumah Sakit Khusus lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat
berupa penggabungan jenis kekhususan atau jenis kekhususan baru.
(4) Penetapan jenis Rumah Sakit Khusus baru sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dilakukan berdasarkan hasil kajian dan mendapatkan rekomendasi asosiasi
perumahsakitan serta organisasi profesi terkait.
Pasal 60
(1) Rumah Sakit Khusus hanya dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan sesuai
bidang kekhususannya dan bidang lain yang menunjang kekhususan tersebut.
(2) Penyelenggaraan pelayanan kesehatan di luar bidang kekhususannya hanya dapat
dilakukan pada pelayanan gawat darurat.
Pasal 61
Rumah Sakit Khusus harus mempunyai fasilitas dan kemampuan, paling sedikit
meliputi:
a. pelayanan, yang diselenggarakan meliputi:
1. pelayanan medik, paling sedikit terdiri dari:
a) pelayanan gawat darurat, tersedia 24 (dua puluh empat) jam sehari terus
menerus sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
b) pelayanan medik umum;
c) pelayanan medik spesialis dasar sesuai dengan kekhususan;
d) pelayanan medik spesialis dan/atau subspesialis sesuai
20
e) pelayanan medik spesialis penunjang;
2. pelayanan kefarmasian;
3. pelayanan keperawatan;
4. pelayanan penunjang klinik; dan
5. pelayanan penunjang nonklinik;
b. sumber daya manusia, paling sedikit terdiri dari:
1. tenaga medis, yang memiliki kewenangan menjalankan praktik kedokteran di
Rumah Sakit yang bersangkutan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan; kekhususan;
2. tenaga kefarmasian, dengan kualifikasi apoteker dan tenaga teknis
kefarmasian dengan jumlah yang sesuai dengan kebutuhanpelayanan
kefarmasian Rumah Sakit.
3. tenaga keperawatan, dengan kualifikasi dan kompetensi yang sesuai dengan
kebutuhan pelayanan Rumah Sakit;
4. tenaga kesehatan lain dan tenaga nonkesehatan, sesuai dengan kebutuhan
pelayanan Rumah Sakit;
c. peralatan, yang memenuhi standar sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
Pasal 62
Ketentuan lebih lanjut mengenai kriteria klasifikasi dan standar peralatan untuk
masing-masing jenis Rumah Sakit Khusus diatur dengan Peraturan Menteri.
21
besar rumah sakit di Indonesia juga membuka pelayanan kesehatan tanpa menginap
(rawat jalan) bagi masyarakat umum (klinik). Biasanya terdapat beberapa
klinik/poliklinik di dalam suatu rumah sakit.
e. Klinik
Fasilitas medis yang lebih kecil yang hanya melayani keluhan tertentu. Biasanya
dijalankan oleh Lembaga Swadaya Masyarakat atau dokter-dokter yang ingin
menjalankan praktek pribadi. Klinik biasanya hanya menerima rawat jalan. Bentuknya
bisa pula berupa kumpulan klinik yang disebut poliklinik.
22
Bab 3
3.1 Pengertian
Secara harfiah, pengertian Rumah sakit (hospital) adalah sebuah institusi perawatan
kesehatan profesional yang pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli
kesehatan lainnya. Ini menuntut kemampuan dan profesionalisme kalangan medis untuk
23
mengatasinya. Layanan medis yang tepat, cepat, dan akurat, sangat diharapkan masyarakat.
Sebab kesehatan menjadi salah satu hal terpenting yang tengah menjadi sorotan sekaligus
kebutuhan masyarakat.
Diharapkan dengan adanya sebuah Rumah Sakit “RAUDHAH” dengan fasilitas yang
cukup lengkap dan disertai tenaga medis handal akan menjawab sebagian tuntutan
masyarakat untuk mendapatkan penanganan kesehatan terbaik. Dalam upaya menjawab
permintaan tersebut maka Rumah Sakit “RAUDHAH” mencoba memberikan pelayanan
fasilitas terbaik dan selalu menjaga kualitas rumah sakit.
Keberadaan Rumah Sakit “RAUDAH” ini ditujukan untuk masyarakat kota
Merangin dan sekitarnya. Hal ini berkaitan dengan tingkat perekonomian masyarakat
Merangin dan sekitarnya yang pada umumnya merupakan masyarakat dengan tingkat
pendapatan yang cukup tinggi sehingga menginginkan tingkat pelayanan dan kenyamanan
yang lebih untuk berbagai hal. Namun, selain itu, tidak menutup kemungkinan masyarakat
ekonomi menengah ke bawah untuk berobat ke Rumah Sakit “RAUDHAH”, khususnya bagi
peserta BPJS.
Akhirnya diharapkan Rumah Sakit “RAUDHAH” dapat memberikan pelayanan yang
maksimal kepada seluruh masyarakat dengan memanfaatkan teknologi yang tersedia
sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
24
bahkan sampai anak yang sudah dilepas tanggung jawabnya atau menikah dengan orang lain
seorang ibu tetap berperan dalam kehidupan anaknya.
3.3 Tujuan
Tujuan umum Program Kesehatan Ibu dan anak (KIA) adalah tercapainya
kemampuan hidup sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal, bagi ibu dan
keluarganya untuk menuju Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) serta
meningkatnya derajat kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal yang
merupakan landasan bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya.
Sedangkan tujuan khusus program KIA adalah :
1. Meningkatnya kemampuan ibu (pengetahuan, sikap dan perilaku), dalam
mengatasi kesehatan diri dan keluarganya dengan menggunakan teknologi tepat
guna dalam upaya pembinaan kesehatan keluarga,paguyuban 10 keluarga,
Posyandu dan sebagainya.
2. Meningkatnya upaya pembinaan kesehatan balita dan anak prasekolah secara
mandiri di dalam lingkungan keluarga, paguyuban 10 keluarga, Posyandu, dan
Karang Balita serta di sekolah Taman Kanak-Kanak atau TK.
3. Meningkatnya jangkauan pelayanan kesehatan bayi, anak balita, ibu hamil, ibu
bersalin, ibu nifas, dan ibu meneteki.
4. Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, nifas, ibu
meneteki, bayi dan anak balita.
5. Meningkatnya kemampuan dan peran serta masyarakat , keluarga dan
seluruh anggotanya untuk mengatasi masalah kesehatan ibu, balita, anak
prasekolah, terutama melalui peningkatan peran ibu dan keluarganya.
25
3. Peningkatan deteksi dini resiko tinggi ibu hamil, baik oleh tenaga kesehatan
maupun di masyarakat oleh kader dan dukun bayi serta penanganan dan
pengamatannya secara terus menerus.
4. Peningkatan pelayanan neonatal (bayi berumur kurang dari 1bulan) dengan mutu
yang baik dan jangkauan yang setinggi tingginya.
Pelayanan antenatal :
Adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu selama masa kehamilan sesuai
dengan standar pelayanan antenatal.
Standar minimal “5 T “ untuk pelayanan antenatal terdiri dari :
Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
Ukur Tekanan darah
Pemberian Imunisasi TT lengkap
Ukur Tinggi fundus uteri
Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan.
Frekuensi pelayanan antenatal adalah minimal 4 kali selama kehamilan dengan
ketentuan waktu minimal 1 kali pada triwulan pertama, minimal 1 kali pada triwulan kedua,
dan minimal 2 kali pada triwulan ketiga.
2. Pertolongan Persalinan
Tenaga yang memberikan pertolongan persalinan adalah profesional : dokter spesialis
kebidanan, bidan, pembantu bidan dan perawat.
Faktor risiko pada ibu hamil diantaranya adalah :
1) Primigravida kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun .
2) Anak lebih dari 4
3) Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang kurang 2 tahun atau lebih dari
10 tahun
4) Tinggi badan kurang dari 145 cm
5) Berat badan kurang dari 38 kg atau lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm
6) Riwayat keluarga mendeita kencing manis, hipertensi dan riwayat cacat
kengenital.
7) Kelainan bentuk tubuh, misalnya kelainan tulang belakang atau panggul.
Risiko tinggi kehamilan merupakan keadaan penyimpangan dan normal yang secara
langsung menyebabkan kesakitan dan kematian ibu maupun bayi .
Risiko tinggi pada kehamilan meliputi :
1) Hb kurang dari 8 gram %
2) Tekanan darah tinggi: sistole > 140 mmHg dan diastole > 90 mmHg
3) Oedema yang nyata
4) Eklampsia
26
5) Perdarahan pervaginam
6) Ketuban pecah dini
7) Letak lintang pada usia kehamilan lebih dari 32 minggu.
8) Letak sungsang pada primigravida
9) Infeksi berat atau sepsis
10) Persalinan prematur
11) Kehamilan ganda
12) Janin yang besar
13) Penyakit kronis pada ibu antara lain Jantung,paru, ginjal.
14) Riwayat obstetri buruk, riwayat bedah sesar dan komplikasi kehamilan.
27
umumnya. Sehingga lewat pengadaan Rumah Sakit Ibu dan Anak ini diharapkan
pasien ibu dan anak mendapatkan perlakuan yang khusus.
d. Bagi keluarga yang mendapatkan masalah dalam memperoleh keturunan, sering
mereka merasa rendah diri dan bingung kemana mereka harus mengatasi masalah
tersebut, begitu pula sebaliknya pada keluarga yang malah sulit mengontrol
keturunan, meraka terkadang bingung harus pergi kemana untuk memperoleh
solusi dari masalah keluarga tersebut. Maka lewat pengadaan Rumah Sakit Ibu
dan Anak diharapkan keluarga yang membutuhkan solusi atas permasalahan
seputar kehamilan dapat mengatasi masalahnya tersebut tanpa merasa rendah diri.
a. Preventif
Merupakan pelayanan untuk mencegah pasien terjangkit dari penyakit, hal ini
dapat dilakukan dengan cara :
Pemeriksaan rutin terhadap perkembangan bayi dan ibu hamil
Konsultasi kesehatan
Penyuluhan tentang gizi ibu dan anak
Imunisasi dan KB
b. Kuratif
Merupakan usaha penyembuhan pada pasien dengan cara pengobatan dan
perawatan berupa :
Persalinan
Pembedahan
Pengobatan
c. Rehabilitasi
Merupakan tindakan penyembuhan kondisi fisik pasien setelah melampaui
masa pengobatan berupa :
Perawatan atau pemulihan kesehatan
Perawatan bayi
28
1. Poli Anak
Merupakan unit yang melayani anak usia 0-12 tahun, pelayanan berupa
imunisasi, konsultasi kesehatan, perkembangan kesehatan anak dan
pengobatan penyakit anak.
2. Poli Kandungan dan Kebidanan
Berdasarkan ketentuan dari Departemen Kesehatan RI, setiap rumah sakit
harus dilengkapi dengan spesialisasi lainnya, salah satunya adalah unit
kandungan ini.
3. Poli Gizi
Merupakan unit yang mengontrol segala nutrisi dan gizi dari pasiennya,
khususnya ibu dan anak, karena diketahui baik ibu dan anak membutuhkan
asupan gizi yang cukup.
c. Farmasi
Penyediaan fasilitas berupa apotik serta penyediaan obat-obatan. Sasarannya
adalah pasien poloklinik dan umum. Pendistribusian obat dilakukan ke bagian
perawatan, pelayanan dan penunjang secara medis.
d. Terapi
Merupakan kegiatan-kegiatan fisik yang berguna untuk memulihkan kondisi
pasien. Pelayanan ini berupa penggunaan otot-otot motorik pada tingkat sederhana
baik pada pasien rawat jalan maupun rawat inap.
e. Bedah
Terdiri dari bagian operasi atau pembedahan yang digunakan untuk menolong
kelahiran secara operasi dan bagian persalinan normal.
f. Perawatan
29
Perawatannya dibrdakan antara perawatan normal dengan perawatan isolasi.
Bagian ini dibedakan atas perawatan ibu dan bayi, masing-masing bagian
perawatan mendapat pengawasan dari stasiun perawat.beberapa macam perawatan
antara lain: 1. Perawatan umum
Perawatan kepada pasien yang bersifat umum, dalam arti tidak memiliki
penyakit khusus yang harus dirujuk ke unit lain.
2. Perawatan isolasi
Merawat pasien yang memiliki penyakit khusus, biasanya jenis penyakit
menular. Memiliki ruangan yang serba tertutup guna menghindari persebaran
penyakit.
3. ICU
Merawat pasien yang memerlukan perawatan dan pengawasan secara intensif
karena kondisi tubuhnya tergolong kritis.
30
Untuk penyusunan rancangan dasar sebuah bangunan rumah sakit ibu dan anak,
progam ruang harus diselesaikan secara terperinci yang timbul dari pembagian dan tuntutan
dari sebuah rumah sakit ibu dan anak. Untuk itu tidak semua progam ruang yang menyeluruh
memenuhi setiap jenis rumah sakit.melainkan hanya memenuhi sebagian saja.
Progam ruang harus dirundingkan dengan para pengguna secara pasti. Pembentukan
titik berat suatu rumah sakit berakibat pada jenis dan besar tempat bekerja itu sendiri.
Hubungan yang erat antara perancang dan para pengguna menghindarkan problem yang
muncul nantinya. Bantuan ukuran standar area menghasilkan gambaranyang menyeluryh
tentang besar tempat bekerja ini. Oleh sebab itu ukuran standar ini merupakan saran dan
tergantungdari pelaksanaan bidangdan hasil dari objek-objek yang berlaku.
Organisasi Ruang
Dalam organisasi ruang pada rumah sakit ibu dan anak semua bagian bangunan
disusun dan ditentukan satu sama lain, karena menurut D.K. Ching ruang-ruang tersebut
berkaitan satu sama lain menurut fungsi, kedekatan atau alur sirkulasi. Sistem bangunan yang
ada pada dasarnya harus menyesuakan standar ketentuan yang ada.
31
tenang, tidak ada gangguan yang muncul karena angin, debu, asap, kabut, dll. Juga harus
memiliki area yang bebas untuk perluasan bangunan nantinya
WC pasien
WC pasien harus dapat dicapai langsungtanpa koridor penyebrangan. Pada
perancangan untuk setiap dua tempat tidur harus dibangun 1 buah WC, hingga kini sebuah
WC untuk 4 tempat tidur masih sesuai dengan standar. Lebar ruang harus mencapai 1,00m,
panjangnya tergantung pada bukaan pintu, namun minimal 1,50m. WC harus dipasang
pegangan penopang dan penahan
Ruang dokter, ruang pengobatan, ruang kerja perawat, ruang dinas dalam satu kesatuan.
Ruang-ruang ini dikombinasikan antara yang satu dengan yang lain karena terdapat
kegiatan dan hubungan yang sibuk antara ruang-ruang tersebut
Ruang Periksa
Ruangan ini disesuaikan besarnya berdasarkan kondisi pasien saat duduk ataupun
berbaring. Alat-alat minimal adalah kursi pasien, tempat berbaring pasien, bangku putar, meja
instrumen, meja instrumen. Diperhatikan juga kebebasan pasien dan dokter dalam
pergerakannya. Ruang pemeriksaan sering membutuhkan kamar-kamar ganti pakaian.
Ruang Pengobatan
Obat-obatan, alat-alat dan jarum suntik yang asangat diperlukan oleh bagian
pemeliharaan medis disimpan di ruangan ini. Luas minimal ruang pengobatan 15m2.
32
ruang perawatan
Laboratorium
Fungsi pada laboratorium digolongkan dengan contoh pengambilan, pembagian
percobaan, pengerjaan percobaan, dan fungsi-fungsi lainnya. Sebagai fungsi sampingan dan
diperhatikan adalah ruang pembersihan, ruang bebas hama, persiapan yang baik untuk
sterilisasi, gudang, ruang pendinginan, ruang konsultasi, dan ruang tunggu pasien
Unit Administrasi
Unit administrasi sebaiknua terletak di lorong penghubung ke ruang masuk dan ke
jalur jalan utama. Untuk unit administrasi diperhitungkan 7m-12m setiap tenaga kerja. Unit
administrasi terdiri dari beberapa bagian antara lain : ruang pertemuan pasien dengan
keluarganya, tempat pendaftaran dan unit keuangan, kantor direksi administrasi dan
sekretaris, kantor para perawat serat pegawai dan juga ruang arsip.
Dapur
Dapur ini merupakan pelengkap dari ruang istirahat, disini petugas sedapat mungkin
diberikan kesempatan untuk menyiapkan mkanan atau minuman dalam wakltu istirahat.
Dapur sebaiknya berada di bagian tengah sehingga dapat menjangkau semua ruang perawatan
dengan jalan singkat.
33
Sedangkan untuk bayi prematur atau lahir tidak normal membutuhkan tempat
pelayanan yang khusus, memngingat kondisi mereka yang masih sangat
rentan, seperti misalnya di masukkan ke dalam ruang inkubator.
Untuk memperkecil kemungkinan menyebarnya kuman melalui udara maka
lubang angin pada tiap-tiap ruangan harus berukuran 8mm dan temperatur
ruangan harus sekitar 24’C sampai 26’C.
3.10 Elemen Bangunan Yang Penting Pada Rumah Sakit Ibu dan Anak
Koridor
Lebar koridor pada umumnya minimal 1,50m, yang harus juga disesuaikan dengan
lalu lintas yang ada. Untuk lorong yang sekaligus dapat menjadi tempat pasien yang
terbaring, lebarnya minimal 2,25m, dengan tinggi langit-langit sampai 2,40m. Lebar lorong
tersebut tidak
boleh dipersempit dengan penyangga-penyangga gedung atau bagian bangunan lainnnnya.
Pintu
Pada konstruksi pintu harus diperhatikan faktor-faktor higienis. Bagian permukaan
pintu harus dari bahan yang steril. Pintu-pintu juga harus diberikan bahan peredam bunyi
seperti dinding, minimal dapat meredam 25dB. Tinggi pintu yang idela adalah 2,10m-2,20m.
Tangga
Tangga harus dibuat sedemikan rupa untuk keamanan, jika perlu dapat menampung
beban yang kuat. Tangga harus mempunyai pegangan untuk kedua tangan dari awal hingga
akhir tangga yang tidak terputus. Lebar tangga dan bagian datar antara dua anak tangga dari
tangga darurat sebaiknya1,50m dan tidak melebihi 2,50m. Lebar bagian datar antara dua anak
tangga tidak mempersempit daun pintu. Tinggi tingkatan sebaiknya17cm, lebar anak tangga
yang datar 28cm. Lebih baik bila perbandingan tinggi dan tapakan adalah 15/30cm
Lift
Fungsi lift untuk pengangkutan orang,obat-obatan, cucian, makanan dana tempat tidur
pasien. Di dalam gedung ruamh sakit pada unit perawatan, pemeriksaan atau pengobatan
terletak di8 lantai atas, lift untuk mengangkat tempat tidur sangat berguna, minimal rangkap.
Kamar lift untuk mengatur tempat tidur harus diukur sehinggadapat menampung satu atau
dua tempat tidur. Ukuran standar kotak lift adalah 0,90x1,20m, sedangkan ukuran standar
cerobong lift adalah 1,25x1,50m
34
Bab 4
4.1 Pendahuluan
Rumah sakit merupakan fasilitas layanan kesehatan bagi masyarakat, dimana
kesehatan merupakan kebutuhan pokok bagi semua lapisan masyarakat. Didalam
perkembangan teknologi dan persaingan usaha jasa yang semakin pesat dan ketat, maka
rumah sakit dituntut melakukan peningkatan kualitas layanan secara berkelanjutan dari waktu
kewaktu. Sebagai upaya meningkatkan kualitas layanan, maka rumah sakit diharapkan
meningkatkan kinerjanya didalam kerangka strategis memenuhi kebutuhan dan harapan
pasien..
Seiring kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, peningkatan taraf hidup
masyarakat, peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat, menyebabkan
peningkatan tuntutan masyarakat terhadap layanan kesehatan berkualitas. Sejalan dengan
kondisi tersebut, maka Rumah Sakit Ibu dan Anak “Pondok Tjandra” berupaya memberikan
layanan yang bermutu sesuai dengan standar pelayanan yang ditetapkan dan mampu
melayani kebutuhan kesehatan masyarakat, khususnya kesehatan Ibu dan Anak.
35
Kualitas jasa pelayanan yang baik, menimbulkan loyalitas pasien, dan kemungkinan
besar menarik pasien baru. Dalam proses loyalitas tersebut, kemungkinan besar terjadi
promosi gratis yang dilakukan oleh pasien yang loyal dalam bentuk penyampaian informasi
positif (positiveword of mouth) kepada pasien atau calon pasien lainnya.
Sesuai dengan Visi, Misi, Motto, dan Tujuan yang menjadi spirit pelayanan Rumah
Sakit Ibu dan Anak “Pondok Tjandra”, maka Pimpinan fokus melakukan upaya pemenuhan
kebutuhan pasien dengan memberikan layanan cepat dan akurat, sabar dan sopan,
menjamin keamanan pasien, empati, komunikasi efektif, pemenuhan sarana dan prasarana,
dan pemanfaatan sumber daya yang dimiliki. Intinya layanan dilakukan sesuai dengan apa
yang seharusnya diberikan kepada pasien.
Sebagai komitmen seluruh anggota di Rumah Sakit Ibu dan Anak “Pondok Tjandra”,
bertekat bulat mensukseskan akreditasi rumah sakit versi 2012 pada tahun 2016 dengan
predikat LULUS sehingga pelayanan kepada pasien dilakukan dengan lebih baik, dan lebih
baik lagi sesuai standar Akreditasi yang ditetapkan.
4.2 Sejarah
Direktur RSIA “Pondok Tjandra”
Berawal dari praktek Dokter spesialis Kebidanan dan penyakit Kandungan di
JL.Mangga IE/225 Pondok Tjandra Indah Waru Sidoarjo atas Nama
Dr. Supriyono,
dr.Supriyono,Sp.OG(K)Onk pada Januari 1993 setelah beliau selesai menjalani Sp OG (K) Onk
pendidikan
Dokter Spesialis Obsetri Ginekologi di FK UNAIR Surabaya Tahun 1992. Kemudian atas
prakarsa dr.Supriyono,Sp.OG(K)Onk dan atas permintaan banyak pasien beliau mendirikan
Rumah Sakit Bersalin Pondok Tjandra yang di Resmikan oleh Kepala Dinas Kesehatan
Sidoarjo pada awal Tahun 2002 yang berlokasi di JL. Mangga IE/225 Pondok Tjandra Indah
Waru Sidoarjo.
Berdasar keinginan mengembangkan Rumah Bersalin Pondok Tjandra untuk
melayani pasien yang memerlukan tindakan operasi agar lebih cepat pelayanannya, maka
beliau mendapat ijin perubahan Rumah Bersalin Pondok Tjandra menjadi Rumah Sakit
Bersalin Pondok Tjandra dibawah Yayasan Bhaskara Husada.
Pada 24 Maret Tahun 2004 keluar ijin Operasional RSB Pondok Tjandra dari Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo. Atas Rekomendasi Kepala Dinas Kesehatan Provinsi
Jawa Timur pada tanggal 24 Oktober 2007 keluar Ijin Operasional RSB Pondok Tjandra dari
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Seiring perkembangan, maka manajamen RSB Pondok Tjandra berupaya
meningkatkan pelayanannya kepada pasien dengan menambah beberapa fasilitas antara lain:
36
Kamar Pasien dan Kamar Bersalin yang nyaman, 2 Kamar Operasi yang memadai, Kamar
RR (Recovery Room) dan ICU , Kamar Bayi Neonatus, IGD, Kamar Rekam Medis, fasilitas
penunjang klinik laboratorium dan USG 2D-4D, peralatan Rontgen serta lahan parkir.
Pada Agustus 2012 pihak manajamen RSB Pondok Tjandra dibawah pimpinan
Direktur RSB Pondok Tjandra dr.Supriyono,Sp.OG(K)Onk. Bergiat mengajukan
perpanjangan ijin Operasional RSB Pondok Tjandra kepada Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten Sidoarjo dan mempersiapkan pelaksanaan Akreditasi versi tahun 2012.
Dan pada tanggal 19 Maret 2014, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur
mengeluarkan Rekomendasi Penetapan Kelas RSB Pondok Tjandra menjadi penetapan Kelas
tipe C, pada 10 April 2014 pihak manajemen RSB Pondok Tjandra memperoleh ijin
operasional dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo untuk RS Ibu dan Anak
Pondok Tjandra.
Rencana tahun 2016 pihak manajamen RSIA Pondok Tjandra siap mengadakan kerja
sama dengan dimulainya pelaksanaan layanan BPJS, untuk pelayanan masyarakat di wilayah
Sidoarjo dan sekitarnya. Sehingga diharapkan RSIA Pondok Tjandra dapat membantu
program MDG’s dimana sasaran akhirnya menurunkan angka kematian Ibu dan Anak serta
meningkatkan kesehatan Ibu dan Anak masyarakat Jawa Timur khususnya dan Indonesia
pada umumnya.
Misi:
Moto:
37
Tujuan:
Direktur
dr. Supriyono, Sp OG (K) Onk Ketua Komite Medik
dr. Andra Kusuma Putra, Sp OG
38
Bagian Pelayanan
Medis
dr. Rizki Widya Ridhani
Merupakan uraian tugas dan tanggung jawab harian, tanggung jawab khusus dan
tugas pokok strategi serta wewenang yang akan menjadi pedoman dalam menjalankan tugas
seluruh karyawan.
39
q. Membuat laporan-laporan rutin pada pemilik dan membuat laporan pertanggung
jawaban setiap periode, yang periodenya ditentukan oleh RSIA “Pondok
Tjandra”.
40
l. Bertanggung jawab bersama direktur sebagai pengambil keputusan strategis
dalam RSIA “Pondok Tjandra” (Decission Maker)
m. Mampu menjalankan bersama direktur, menterjemahkan keinginan dan perintah
dari pemilik RSIA “Pondok Tjandra” serta mampu memadukan ide-ide pribadi
yang akan menjadi operasional RSIA “Pondok Tjandra” ke depan.
n. Membuat laporan-laporan bersama direktur rutin pada pemilik dan membuat
laporan pertanggung jawaban setiap periode, yang periodenya ditentukan oleh
RSIA “Pondok Tjandra”.
41
3. Menetapkan standar penyimpanan obat-obatan dan bahan medis di instalasi
Farmasi, Laboratorium, Rontgen dan penunjang lainnya.
4. Memberikan penilaiandan saran alternative yang tepat mengenai kelayakan suatu
investasi di bagian sarana penunjang medis
5. Memberikan laporan kegiatan setiap bulannnya di bagian sarana penunjang medis
disertai hasil analisisnya (dihubungkan dengan laporan keuangan dan pencatatan
medis) kepada Kepala Bagian Medik
6. Menyusun rencana kerja tahunan dan anggaran tahunan di urusan sarana
penunjang medis sebagai usulan kepada Kepala Bagian Medik
42
16. Memiliki wewenang penuh dalam mengendalikan dan memerintah coordinator
divisi-divisi yang menjadi bawahannya, agar bekerja sesuai aturan dan SPO
17. Bertanggung jawab terhadap kualitas produk dan pelayanan baik terhadap Ka.Bag
pelayanan maupun terhadap konsumen langsung.
18. Bertanggung jawab terhadap kinerja, hasil kerja dan kualitas kerja yang menjadi
bawahannya.
19. Melakukan fungsi pengawasan (supervise) terhadap system, kebijakan dan SPO
yang ada pada wilayah kerjanya sehingga dapat tetap berjalan dengan baik atau
melakukan perombakan dan perubahan (fungsi inovasi) jika kebijakan, SPO
system yang ada sudah tidak berfungsi maksimal melalui rapat direksi.
20. Membuat laporan periodik.
43
14. Bertanggung jawab membuat SOP dan peraturan-peraturan standar pada
Koordinator-koordinator yang menjadi bawahannya, mensosialisasikannya dengan
baik dengan persetujuan direktur.
15. Membuat program –program baru setiap periode dan diajukan dalam rapat direksi.
16. Membuat catatan dan laporan personal staff, kedisiplinan, kepatuhan terhadap
peraturan dan tata tertib semua staff yang menjadi bawahannya, untuk kemudian
dilaporkan pada divisi HRD (personalia)
17. Membuat laporan-laporan rutin tentang perkembangan operasional Rumah Sakit
sesuai dengan yang diminta oleh Direktur
18. Membuat laporan pertanggungjawaban kerja pada Direktur setiap periode, yang
periodenya ditetapkan oleh Direktur
f. Bagian Keperawatan
1. Bertanggung jawab kepada Ka.Bag pely Medik dan Keperawatan.
2. Menyelenggarakan ketentuan jasa keperawatan sesuai dengan etik keperawatan di
RSIA “Pondok Tjandra”.
3. Melaksanakan prosedur keuangan yang telah ditetapkan Direktur dan Ka.Bag
Administrasi dan Keuangan di bagian Keperawatan.
4. Mengoperasionalkan investasi secara efisien dan efektif didalam penyelenggaraan
pelayanan keperawatan.
5. Memberikan kontribusi pendapatan bagi rumah sakit.
6. Menyusun system dan prosedur penerimaan dan pemulangan pasien, sisdur,
penampungan keluhan pasien yang dirawat di Rumah Sakit.
7. Memimpin penyusunan rencana kerja tahunan dan anggaran tahunan di
keperawatan sebagai usulan kepada Wakil Direktur Medik dan Keperawatan.
8. Memberikan penilaian dan saran alternative yang tepat mengenai kelayakan suatu
investasi di bagian perawatan.
9. Memberikan laporan setiap bulannya tentang urusan keperawatan disertai hasil
analisisnya, yang kemudian dihubungkan dengan laporan keuangan dan
pencatatan medis, kepada Ka.Bag Medik dan Keperawatan.
10. Membantu dan membimbing bawahannya memecahkan kesulitan dalam
menjalankan tugas.
11. Mengembangkan kerjasama antar bawahannya.
12. Memberikan penilaian atas karya bawahannya.
13. Mengusulkan promosi, demosi, mutasi, penerimaan, peringatan dan pemutusan
hubungan kerja karyawan di bagian keperawatan.
14. Memberikan izin pasien perawatan yang meninggal atau pulang paksa untuk
meninggalkan rumah sakit setelah memenuhi ketentuan yang berlaku.
15. Menetapkan, mencabut dan merubah system dan prosedur yang hanya berlaku di
keperawatan setelah mendapat persetujuan dari Ka.Bag Medik dan Keperawatan.
44
g. Urusan Pelayanan Keperawatan
1. Bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Kepegawaian
2. Menyelenggarakan ketentuan-ketentuan dan standar SOP di bidang pelayanan
keperawatan yang berlaku.
3. Memberikan penilaian dan saran alternative yang tepat mengenai kelayakan suatu
investasi di bagian keperawatan
4. Memberikan laporan setiap bulannya tentang urusan keperawatan disertai hasil
analisisnya, yang kemudian dihubungkan dengan laporan keuangan dan
pencatatan medis
5. Menyusun rencan kerja tahunan dan anggaran tahunan di Rawat Inap sebagai
usulan kepada Kepala Bagian Kepegawaian
45
7. Bertanggung jawab membuat SOP dan peraturan-peraturan standar pada divisi-
divisi yang menjadi bawahannya, mensosialisasikannya dengan baik dengan
persetujuan direktur.
8. Membuat program-program baru setiap periode dan diajukan dalam rapat direksi.
9. Membuat catatan dan laporan personal staff, kedisiplinan, kepatuhan terhadap
peraturan dan tata tertib semua staff yang menjadi bawahannya, untuk kemudian
dilaporkan pada divisi HRD (personalia).
10. Membuat laporan-laporan rutin tentang perkembangan operasional Rumah Sakit
sesuai dengan yang diminta oleh Direktur.
11. Membuat laporan pertanggungjawaban kerja pada Direktur setiap periode, yang
periodenya ditetapkan oleh Direktur.
12. Bertanggung jawab kepada Direktur Rumah Sakit.
13. Membawahi langsung :
46
5. Menyusun rencana kerja tahunan dan anggaran tahunan urusan akuntansi dan
keuangan sebagai usulan kepada Ka.Bag administrasi dan keuangan.
6. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Ka.Bag Adminidtrasi dan
Keuangan.
b. Bidang Administrasi
- Bertanggung jawab langsung kepada Ka.Bag Administrasi dan Keuangan
- Membawahi :
iv. Urusan Tata Usaha
v. Urusan kepegawaian
47
2. Bertanggung jawab membuat system di kepegawaian, mencakup :
a. Sistem kontrak yang akan diberlakukan
b. Pembuatan dan penyusunan tata tertib dan peraturan umum
c. Sistem penggajian
d. Sistem absensi dan pengawasan peraturan, pencatatan pelanggaran,
penerapan sangsi-sangsi, dll.
3. Bertanggung jawab terhadap proses rekruitmen pegawai, mengusulkan promosi,
demosi, mutasi karyawan.
4. Memiliki kemampuan dalam menjalankan manajemen SDM, menempatkan SDM
pada posisi dan komposisi tepat disesuaikan dengan beban kerja yang ada.
5. Memiliki power dalam penerapan dan pengawasan terhadap pelaksanaan tata
tertib dan peraturan yang berlaku dalam RSIA “Pondok Tjandra”..
6. Mengenali dan mengerti Ketentuan Pemerintah tentang aturan – aturan
kepegawaian, standar upah dan kebijakan-kebijakan dalam kepegawaian dan
tenaga kerja.
8. Membuat planning kepegawaian, mencakup :
a. Agenda pelatihan dan studi banding
b. Refreshing karyawan
c. Agenda-agenda kepegawaian (penetapan aturan libur hari besar keagamaan
dan libur nasional, pembagian shift kerja, aturan tukar shift, cuti bersama, dll)
10. Memberikan penilaian atau evaluasi terhadap seluruh Karyawan di seluruh
Bagian dibantu oleh Kepala Bagian masing-massing.
13. Membuat laporan rutin tentang hasil evaluasi kepegawaian untuk dilaporkan
kepada atasan langsung.
14. Bertanggung jawab terhadap kondisi kepegawaian tiap hari, mencakup :
a. Kontrol terhadap absensi dan disiplin karyawan harian.
b. Membuat data harian kepegawaian
c. Melakukan fungsi supervise harian secara menyeluruh untuk
mengetahui kondisi dilapangan, sehingga kelancaran pelayanan RSIA
“Pondok Tjandra”.tetap tertaga.
d. Mampu bertindak sebagai mediator dan penyelesaian masalah jika
terjadi masalah internak baik antar individu karyawan maupun
karyawan dengan manajemen, dalam lingkup dan kapasitas
kepegawaian dan pekerjaan.
e. Membuat catatan dan laporan harian.
1. Menyusun laporan kinerja dan inventaris sarana dan prasarana, termasuk dalam
mengatur penyimpanan (gudang) barang habis pakai maupun tidak habis pakai.
2. Memenuhi pembelian peralatan dan bahan kebutuhan medis maupun kebutuhan
perawatan dan kebutuhan lainnya
48
3. Memimpin pelaksanaan Tata Usaha, HRD dan Umum di RSIA “Pondok Tjandra”.
4. Mengetahui hal-hal yang menyangkut bagian Tata Usaha, HRD dan Umum
diantaranya tentang :
a. Posisi dan kinerjanya seluruh karyawan di RSIA “Pondok Tjandra”.
b. Realisasi anggaran untuk bagian Tata Usaha dan Umum
c. Menyampaikan laporan bulanan.
d. Memantau secara langsung bagian umum diantaranya di bagian cleaning
service (bagian kebersihan), security (bagian keamanan), driver (supir),
gardener (tukang taman), dan di bagian kurir.
49
Tabel 4.1 Gambaran Umum RSIA “Pondok Tjandra” Sidoarjo, Tahun 2015
1 Nomor Kode RS : 3515137
2 Tanggal Registrasi : 23 Januari 2013
3 Nama Rumah Sakit (Huruf Kapital) : RSIA PONDOK TJANDRA
4 Jenis Rumah Sakit* : Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak
5 Kelas Rumah Sakit* :C
6 Nama Direktur RS : dr. Supriyono, Sp OG (K) Onk
7 Nama Penyelenggara RS : Yayasan Bhaskara Husada
8 Status Penyelenggara : Rumah Sakit Privat
9 Alamat/Lokasi RS : Jl. Mangga I E/225
Pondok Tjandra Indah
9.1 Kabupaten : Sidoarjo
9.2 Kode Pos : 862156
9.3 Telepon : (031)8664488, 8662206
9.4 Fax : (031)8664345
9.5 E_mail : rsb_tjandra@yahoo.co.id
9.6 Nomor Telp Bag, Umum/Evapor :-
9.7 Website :-
10 Luas Rumah Sakit
10.1 Tanah : 1070 M2
10.2 Bangunan : 882 M2
11 Surat Ijin Operasional
11.1 Nomor : 551.4.1/004/404.3.2/2014
11.2 Tanggal : 10 April 2014
11.3 Oleh : Ka Diknes Kab. Sidoarjo
11.4 Sifat : Resmi
11.5 Masa Berlaku s/d thn : 14 September 2017
12 Surat Penetapan Kelas
12.1 Nomor : 445/3164/101/2014
12.2 Tanggal : 05 Maret 2014
12.3 Oleh : KA Dinas Kesehatan Prov. Jatim
12.4 Sifat : Resmi
12.5 Masa Berlaku : 05 Maret 2015
13 Akreditasi RS*
13.1 Pentahapan* : Akreditasi JCI Versi 2012
13.2 Status* :-
13.3 Tanggal Akreditasi : 27 - 28 Mei 2016 (jadual KARS)
14 Jumlah Tempat Tidur (14.1-14.6)
14.1 Perinatologi :5
14.2 Kelas VVIP :-
14.3 Kelas VIP : 4 (dua tempat tidur penunggu)
14.4 Kelas I :6
14.5 Kelas II :7
14.6 Kelas III :8
15 Sebaran Tempat Tidur
15.1 ICU :-
15.2 PICU :-
15.3 NICU :1
15.4 ICCU :-
15.5 HCU :1
15.6 Ruang Isolasi :1
15.7 Ruang IGD :3
50
15.8 Ruang Bersalin :4
15.9 Ruang Operasi :2
15.11 Ruang Pulih Sadar (RR) :4
Status Ketenagaan
No Jenis Ketenagaan Jumlah
Tetap Tidak Tetap
A Tenaga Medik Dasar
1 Dokter Umum 2 Tetap
2 Dokter Gigi - -
B Tenaga Medis Spesialis Dasar
1 Dokter Spesialis Bedah
Dokter Sub Spesialis Bedah Digestif 1 - Tidak Tetap
Dokter Sub Spesialis Bedah Onkologi 1 Tetap
2 Dokter Spesialis Penyakit Dalam
Dokter Sub Spesialis Ginjal Hipertensi (Sp.PD
1 Tidak Tetap
KGH)
Dokter Sub Spesialis Endokrinologi-Metabolik
1 Tidak Tetap
Diabetes (Sp.PD KEMD)
3 Dokter Spesialis Anak
Dokter Sub Spesialis Perinatologi 2 2
4 Dokter Spesialis Obgyn 3 Tetap
Dokter Sub Spesialis Onkologin (Sp.OG K Onk) 1 Tetap
c Tenaga Spesialis Penunjang Medik
1 Dokter Spesialis Anestesiologi 3 1 2
2 Dokter Spesialis Radiologi 1 1
4 Dokter Spesialis Patologi Klinik
5 Dokter Spesialis Patologi Anatomi 1 1
D Tenaga Medik Spesialis Lain
4 Dokter Spesialis Jantung & Pembuluh Darah 1 1
E Tenaga Medik Spesialis Gigi Mulut
F Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan Lain
1 SPK
D1 Perawat 1 Tetap
D3 Perawat 3 Tetap
S1 Perawat
S2 Perawat
2 D3 Bidan
S1 Bidan 2 Tetap
Apoteker 1 Tetap
3 S1 Farmasi 1 Tetap
D3 Gizi
S1 Gizi 1 Tetap
4 D3 Anesthesi
5 D3 Rekam Medik 1 Tetap
6 D3 Teknik Lingkungan
7 D3 Teknik Medik
51
8 D3 Farmasi
9 D3 Analis Kesehatan 2 Tetap
10 D3 Radiologi 2 Tetap
11 D3 Fisioterapi 1 Tetap
H Tenaga Non Medis Lainnya
1 Sarjana 1 Tetap
2 Sarjana Ekonomi Akuntansi 2 tetap
3 SLA Sederajat 2 Tetap
Total Keseluruhan
Tabel 4.3 Susunan kepegawaian RSIA “Pondok Tjandra” Sidoarjo, Tahun 2015
STATUS KETERANGAN
NO NAMA KUALIFIKASI
FT PT (No. SIP/SIK/SIB)
1. dr. Supriyono, Sp. OG (K) Onk √ 551.41/746/IP.05/XI/404.32/2011
dr. Ali Mahmud Sp. OG (K) 551.41/609/IP.DS/VII/404.3.2/2012
2. √
dr. Budi Harjanto Sp. OG 551.41/115/IP/.DS/XII/404.3.2/201
3. dr. Mudji Hardjanto, Sp. A √
3
dr. Bagus Damar R.W. MSI, Med. Sp An
4. √ 551.41/107/IP.DS/II/404.3.2/2013
Sp. An
dr.SubagdjaNata’atmadja Dalam proses
5. Sp. PD √
dr. Nur Abdullah √ 551.41/082/IP.DS/IX/404.3.2/2013
Sp. BU
6. dr. Heru √ Dalam proses
Sp. B √
dr. Hertanto Konsultan
7. Sp. B. (K) Onk √
dr. Eka Raharjo √ Dalam proses
Sp. KK
8. dr. Zaenal Konsultan
Sp. JP √
dr. Rukma Dalam proses
9. Sp. Rad (K)Onk
dr. Siti Chotimah √ Konsultan
Sp. B
10. dr. Wayan Dalam proses
Sp. OG (K) √
dr. Frans OHP Dalam proses
11. Umum
dr. Deni Chrismono √ Konsultan
Apoteker
12. RaswitaDiniya. 551.41/176/IP.DU/IX/404.3.2/2013
SE. Ak/Keuangan √
Indri Christiani Astikarina 551.41/221/SIA/404.32/2009
13. Analis, S1
√ Sertifikat Perpajakan
Samsun Hadi Rekam medis
14. Sertifikat
Emmy Oentari Bidan
Sertifikat RM
15. Niketut Sumaryani Humas, S1
Sertifikat
Hamid Samiaji Keuangan, S1
16. √ Sertifikat
Sri Kusbandiyah Bidan
Sertifikat
17. Sutjiati Bidan √
P2T/5793/03.01/02/VIII/2012
Anis Arianti Bidan
18. √ 101.5/13/SIB/224/00965/II/09
Sonya Lisdianawati Penata Anestesi
101.5/13/SIB/224/02890/VIII/09
19. Sutrami Penata Anestesi √
Sertifikat
Parjono Farmasi
20. √ Sertifikat
Pudji Widi Astutik Bidan
Sertifikat
21. Elok Nawasti Perawat √
III.6/13/SIB/224/00747/II/09
Ita Kurniawati Bidan
22. √ 551.41/143/PRW/404.3.2/2008
Rina Eko Ariani Bidan
P2T/1480/03.01/02/II/2012
52
23. Titik Kusdarwati Bidan √ P2T/7812/03.01/01/XII/2011
Ani Yuni A Bidan P2T/8104/03.01/01/01/XII/2011
24. √
Kartika Putri Kumalasari Bidan P2T/5795/03.01/01/VII/2012
25. Sumi Supartiningrum Bidan √ P2T/3072/03.01/01/II/2013
Linda Bidan P2T/7227/03.01/01/XII/2010
26. √
Lusi Bidan P2T/5795/03.01/01/VIII/2012
27. Fida Bidan √ Dalam proses
Ruroh Perawat Sertifikat
28. √
Nurul Huda Prasetyo Laborat P2t/7857/03.01/01/VIII/2012
29. Reni Laborat √ Ijazah
Arif Pemeliharaan Ijazah
30. √
Hidayat Perawat Ijazah
31. Anik Marisulisiani Administrasi √ Ijazah, III.6/13/SIP/231/01048/I/06
Ima Ijazah
32. Medis √
Tri Hedy Indrayana Ijazah
Administrasi
33. Agus √ Ijazah
M. Sohebul Maulidi Medis Ijazah
34. √
Sumaiyah Security Ijazah
35. Lilik Suwarni Security √ Ijazah
Sukarji Dapur (Gizi) Ijazah
36. √
Wasis Triana Putra Pencucian Ijazah
37. Andik Riswanto Clining Service √ Ijazah
Clining Service
38. √
Clining Service
39. √
40. √
41. √
42. √
43. √
44. √
45. √
46. √
47. √
48. √
49. √
50. √
51. √
52. √
53. √
55. √
Keterangan :
FT : Full Time
PT : Part Time
53
4.8 Fasilitas pelayanan
Tabel 4.4 Fasilitas pelayanan RSIA “Pondok Tjandra” Sidoarjo, Tahun 2015
No Pelayanan Ada Tidak Ada Keterangan
A Pelayanan Medik Umum
1 Pelayanan medik dasar Ada
2 Pelayanan medik gigi mulut Tidak Ada
3 Pelayanan KIA / KB Ada
B Pelayanan Gawat Darurat
1 24 Jam & 7 hari seminggu Ada
C Pelayanan Medik Dasar
1 Penyakit Dalam Ada
2 Kesehatan Anak Ada
3 Bedah Ada
4 Obstetri & Ginekologi Ada
D Pelayanan Spesialis Penunjang Medik
1 Radiologi Ada
2 Patologi Klinik Ada
3 Anestesiologi Ada
4 Rehabilitasi Medik Tidak ada
5 Patologi Anatomi Ada
E Pelayan Medik Spesialis Lain
1 Mata Tidak ada
2 Telinga Hidung Tenggorokan Tidak ada
3 Syaraf Tidak ada
4 Jantung dan Pembuluh Darah Ada
5 Kulit dan Kelamin Tidak ada
6 Kedokteran Jiwa Tidak ada
7 Paru Tidak ada
8 Orthopedi Tidak ada
9 Urologi Ada
10 Bedah Syaraf Tidak ada
11 Bedah Plastik Tidak ada
12 Kedokteran Forensik Tidak ada
F Pelayanan Medik Spesialis Gigi Mulut
1 Bedah Mulut Tidak ada
2 Konservasi / Endodonsi Tidak ada
3 Orthodoni Tidak ada
4 Periodonti Tidak ada
5 Prosthodonti Tidak ada
6 Pedodonsi Tidak ada
7 Penyakit Mulut Tidak ada
G Pelayanan Medik Subspesialis
1 Bedah Ada
2 Penyakit Dalam Ada
3 Kesehatan Anak Ada
4 Obstetri & Ginekologi Ada
5 Mata Tidak ada
6 Telinga Hidung Tenggorokan Tidak ada
7 Syaraf Tidak ada
8 Jantung dan Pembuluh Darah Ada
54
9 Kulit dan kelamin Tidak ada
10 Jiwa Tidak ada
11 Paru Tidak ada
12 Orthopedi Tidak ada
13 Gigi Mulut Tidak ada
H Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan
1 Asuhan keperawatan Ada
2 Asuhan Kebidanan Ada
I Pelayanan Penunjang Klinik
1 Perawatan intensif Ada
2 Pelayan Darah Tidak ada
3 Gizi Ada
4 Farmasi Ada
5 Sterilisasi Instrumen Ada
6 Rekam Medik Ada
J Pelayanan Penunjang Non Klinik
1 Laundry / Linen Ada
2 Jasa Boga / Dapur Ada
3 Teknik dan pemeliharaan fasilitas Ada
4 Pengelolaan Limbah Ada
5 Gudang Ada
6 Ambulance Ada
7 Komunikasi Ada
8 Kamar Jenazah Ada
9 Pemadam kebakaran Ada
10 Pengelolaan Gas Medik Ada
11 Penampungan Air Bersih Ada
K Pelayanan Khusus
1 Akupuntur Tidak ada
2 Hiperbarik Tidak ada
3 Herbal / Jamu Tidak ada
Tabel 4.5 Sepuluh Penyakit Utama Berdasarkan ICD X Pasien Rawat Jalan Di RSIA.
“Pondok Tjandra”, Tahun 2015
55
9 N80.0 Endometriosis 119 2%
10 N97.9 Infertility 94 1,6%
Tabel 4.6 Sepuluh Penyakit Utama Berdasarkan ICD X Pasien Rawat Inap Di
RSIA “Pondok Tjandra”, Tahun 2015
No Kode ICD 10 10 Besar Penyakit Jumlah % dari Total
Penyakit Kasus Kasus
1 O82.9 Persalinan SC dengan indikasi 144 26,5%
2 O80.9 Persalinan Spontan 56 10,3%
3 D47.0 Partus Prematur Immatur 17 3,1%
4 D25.9 Myoma Uteri 15 2,7%
5 N38.0 Kistoma Uteri 13 2,3%
6 K29.1 Gastritis 10 1,8%
7 C53.9 Ca Cx 9 1,6%
8 O06 Abortus Imminens 9 1,6%
9 Z30.2 MOW 8 1,4%
10 C56 Ca Ovarium 7 1,3%
Tabel 4.7 Jumlah Kunjungan Pasien IGD Di RSIA “Pondok Tjandra”, Tahun 2015
Tabel 4.8 Jumlah Kunjungan Pasien Rawat Jalan Di RSIA “Pondok Tjandra”,
Tahun 2015
2 Jumlah Pasien
Lama - 2449 2442 - 4039 4039 - 3570 3570
Tabel 4.9 Jumlah Kunjungan Pasien Rawat Inap Di RSIA “Pondok Tjandra”,
Tahun 2015
56
No Uraian Jumlah
2013 2014 2015
1 Jumlah TT 36 46 46
Jumlah pasien masuk 680 543 379
a. Laki 122 114 88
2
b. Perempuan 558 429 291
Jumlah pasien keluar hidup 680 543 379
a. Laki 122 114 88
3
b. Perempuan 558 429 291
Jumlah pasien keluar mati - - -
a. Laki - - -
4
b. Perempuan - - -
Pasien mati < 48 jam - - -
a. Laki - - -
5
b. Perempuan - - -
Pasien mati ≥ 48 jam - - -
a. Laki - - -
6
b. Perempuan - - -
7 Jumlah lama dirawat 2748 1930 1050
8 Jumlah hari perawatan 2748 1930 1415
Tabel 4.10 Tingkat Efisiensi dan Mutu Pengelolaan Di RSIA “Pondok Tjandra”, Tahun 2015
57
Bab 5
ANALISIS SWOT
5.1 Pengertian
Analisis SWOT adalah suatu bentuk analisis di dalam manajemen perusahaan atau di
dalam organisasi yang secara sistematis dapat membantu dalam usaha penyusunan suatu
rencana yang matang untuk mencapai tujuan, baik itu tujuan jangka pendek maupun tujuan
jangkan panjang.
Atau definisi analisis SWOT yang lainnya yaitu sebuah bentuk analisa situasi dan juga
kondisi yang bersifat deskriptif (memberi suatu gambaran). Analisa ini menempatkan situasi
dan juga kondisi sebagai sebagai faktor masukan, lalu kemudian dikelompokkan menurut
kontribusinya masing-masing. Satu hal yang perlu diingat baik-baik oleh para pengguna
analisa ini, bahwa analisa SWOT ini semata-mata sebagai suatu sebuah analisa yang
ditujukan untuk menggambarkan situasi yang sedang dihadapi, dan bukan sebuah alat analisa
ajaib yang mampu memberikan jalan keluar yang bagi permasalahan yang sedang dihadapi.
SWOT adalah singkatan dari: S = Strength (kekuatan); W = Weaknesses (kelemahan);
O = Opportunities (Peluang) dan T = Threats (hambatan). Keempat faktor itulah yang
membentuk akronim SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, dan threats). Proses ini
melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan
mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam
mencapai tujuan tersebut. Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan
memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya
dalam gambar matrik SWOT, di mana aplikasinya adalah bagaimana kekuatan (strengths)
mampu mengambil keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada,
bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mencegah keuntungan (advantage)
58
dari peluang (opportunities) yang ada, selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths) mampu
menghadapi ancaman (threats) yang ada, dan terakhir adalah bagaimana cara mengatasi
kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat ancaman (threats) menjadi nyata atau
menciptakan sebuah ancaman baru.
1. Strenght (S) yaitu analisis kekuatan, situasi ataupun kondisi yang merupakan
kekuatan dari suatu organisasi atau perusahaan pada saat ini. Yang perlu di
lakukan di dalam analisis ini adalah setiap perusahaan atau organisasi perlu
menilai kekuatan-kekuatan dan kelemahan di bandingkan dengan para
59
pesaingnya. Misalnya jika kekuatan perusahaan tersebut unggul di dalam
teknologinya, maka keunggulan itu dapat di manfaatkan untuk mengisi segmen
pasar yang membutuhkan tingkat teknologi dan juga kualitas yang lebih maju.
2. Weaknesses (W) yaitu analisi kelemahan, situasi ataupun kondisi yang merupakan
kelemahan dari suatu organisasi atau perusahaan pada saat ini. Merupakan cara
menganalisis kelemahan di dalam sebuah perusahaan ataupun organisasi yang
menjadi kendala yang serius dalam kemajuan suatu perusahaan atau organisasi.
3. Opportunity (O) yaitu analisis peluang, situasi atau kondisi yang merupakan
peluang diluar suatu organisasi atau perusahaan dan memberikan peluang
berkembang bagi organisasi dimasa depan. Cara ini adalah untuk mencari
peluang ataupun terobosan yang memungkinkan suatu perusahaan ataupun
organisasi bisa berkembang di masa yang akan depan atau masa yang akan
datang.
4. Threats (T) yaitu analisis ancaman, cara menganalisis tantangan atau ancaman
yang harus dihadapi oleh suatu perusahaan ataupun organisasi untuk menghadapi
berbagai macam faktor lingkungan yang tidak menguntungkan pada suatu
perusahaan atau organisasi yang menyebabkan kemunduran. Jika tidak segera di
atasi, ancaman tersebut akan menjadi penghalang bagi suatu usaha yang
bersangkutan baik di masa sekarang maupun masa yang akan datang.
Manfaat
Metode analisis SWOT bisa dianggap sebagai metode analisis yangg paling dasar,
yang bermanfaat untuk melihat suatu topik ataupun suatu permasalahan dari 4 empat sisi
yang berbeda. Hasil dari analisa biasanya berupa arahan ataupun rekomendasi untuk
mempertahankan kekuatan dan untuk menambah keuntungan dari segi peluang yang ada,
sambil mengurangi kekurangan dan juga menghindari ancaman. Jika digunakan dengan
benar, analisis ini akan membantu untuk melihat sisi-sisi yang terlupakan atau tidak terlihat
selama ini. Dari pembahasan diatas tadi, analisis SWOT merupakan instrumen yang
bermanfaat dalam melakukan analisis strategi. Analisis ini berperan sebagai alat untuk
meminimalisasi kelemahan yang terdapat dalam suatu perusahaan atau organisasi serta
menekan dampak ancaman yang timbul dan harus dihadapi.
60
Analisis SWOT bermanfaat apabila telah secara jelas ditentukan dalam bisnis apa
perusahaan beroprasi, dan arah mana perusahaan menuju ke masa depan serta ukuran apa saja
yang digunakan untuk menilai keberhasilan manajemen dalam menjalankan misinya dan
mewujudkan visinya. Manfaat dari analisis SWOT adalah merupakan strategi bagi para
stakeholder untuk menetapkan sarana-sarana saat ini atau kedepan terhadap kualitas internal
maupun eksternal
Tujuan
Analisis SWOT mengarahkan analisis strategi dengan cara memfokuskan perhatian
pada kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities) dan ancaman
(threats) yang merupakan hal yang kritis bagi keberhasilan perusahaan. Maka perlunya
identifikasi terhadap peluang dan ancaman yang dihadapi serta kekutan dan kelemahan yang
dimiliki perusahaan melalui telaah terhadap lingkungan usaha dan potensi sumber daya
perusahaan dalam menetapkan sasaran dan merumuskan strategi perusahaan yang realistis
dalam mewujudkan misi dan visinya.
Maka tujuan analisis SWOT pada perusahaan adalah untuk membenarkan faktor-faktor
internal dan eksternalperusahaan yang telah dianalisis. Apabila terdapat kesalahan, agar
perusahaan itu berjalan dengan baik maka perusahan itu harus mengolah untuk
mempertahankan serta memanfaatkan peluang yang ada secara baik begitu juga pihak
perusahaan harus mengetahui kelemahan yang dihadapi agar menjadi kekuatan serta
mengatasi ancaman menjadi peluang.
Fungsi
Ketika suatu perusahan mengorbitkan suatu produk tentunya pasti telah mengalami
proses penganalisaan terlebih dahulu oleh tim teknis corporate plan. Sebagian dari pekerjaan
perencanaan strategi terfokus kepada apakah perusahaan mempunyai sumber daya dan
kapabilitas memadai untuk menjalankan misinya dan mewujudkan visinya. Pengenalan akan
kekuatan yang dimiliki akan membantu perusahaan untuk tetap menaruh perhatian dan
melihat peluang-peluang baru. Sedangkan penilaian yang jujur terhadap kelemahan-
kelemahan yang ada akan memberikan bobot realisme pada rencana-rencana yang akan
dibuat perusahaan.
Maka, fungsi dari analisis SWOT adalah untuk menganalisa mengenai kekuatan dan
kelemahan yang dimiliki perusahaan yang dilakukan melalui telaah terhadap kondisi internal
perusahaan, serta analisa mengenai peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan yang
dilakukan melalui telaah terhadap kondisi eksternal perusahaan.
61
Analisa SWOT adalah suatu metoda penyusunan strategi perusahaan atau organisasi
yang bersifat satu unit bisnis tunggal. Ruang lingkup bisnis tunggal tersebut dapat berupa
domestik maupun multinasional. SWOT itu sendiri merupakan singkatan dari Strength (S),
Weakness (W), Opportunities (O), dan Threats (T) yang artinya kekuatan, kelemahan,
peluang dan ancaman atau kendala, dimana yang secara sistematis dapat membantu dalam
mengidentifikasi faktor-faktor luar (O dan T) dan faktor didalam perusahaan (S dan W).
Kata-kata tersebut dipakai dalam usaha penyusunan suatu rencana matang untuk mencapai
tujuan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang.
Petunjuk umum yang sering diberikan untuk perumusan adalah :
1. Memanfaatkan kesempatan dan kekuatan (O dan S). Analisis ini diharapkan
membuahkan rencana jangka panjang.
2. Atasi atau kurangi ancaman dan kelemahan (T dan W). Analisa ini lebih condong
menghasilkan rencana jangka pendek, yaitu rencana perbaikan (short-term
improvement plan).
Tahap awal proses penetapan strategi adalah menaksir kekuatan, kelemahan,
kesempatan, dan ancaman yang dimiliki organisasi. Analisa SWOT memungkinkan
organisasi memformulasikan dan mengimplementasikan strategi utama sebagai tahap lanjut
pelaksanaan dan tujuan organiasasi, dalam analisa SWOT informasi dikumpulkan dan
dianalisa. Hasil analisa dapat menyebabkan dilakukan perubahan pada misi, tujuan,
kebijaksanaan, atau strategi yang sedang berjalan.
Dalam penyusunan suatu rencana yang baik, perlu diketahui daya dan dana yang
dimiliki pada saat akan memulai usaha, mengetahui segala unsur kekuatan yang dimiliki,
maupun segala kelemahan yang ada. Data yang terkumpul mengenai faktor-faktor internal
tersebut merupakan potensi di dalam melaksanakan usaha yang direncanakan. Dilain pihak
perlu diperhatikan faktor-faktor eksternal yang akan dihadapi yaitu peluang-peluang atau
kesempatan yang ada atau yang diperhatikan akan timbul dan ancaman atau hambatan yang
diperkirakan akan muncul dan mempengaruhi usaha yang dilakaukan.
Bahwa analisis SWOT adalah perkembangan hubungan atau interaksi antar unsur-
unsur internal, yaitu kekuatan dan kelemahan terhadap unsur-unsur eksternal yaitu peluang
dan ancaman. Didalam penelitian analisis SWOT kita ingin memproleh hasil berupa
kesimpulan-kesimpulan berdasarkan ke-4 faktor dimuka yang sebelumnya telah dianalisa:
62
Strategi yang dihasilkan pada kombinasi ini adalah memanfaatkan kekuatan atas
peluang yang telah diidentifikasi. Atau menggunaan kekuatan-kekuatan yang ada untuk
menciptakan kesempatan-kesempatanMisalnya bila kekuatan perusahaan adalah pada
keunggulan teknologinya, maka keunggulan ini dapat dimanfaatkan untuk mengisi segmen
pasar yang membutuhkan tingkat teknologi dan kualitas yang lebih maju, yang keberadaanya
dan kebutuhannya telah diidentifikasi pada analisis kesempatan.
63
5.5 Cara Perhitungan Analisis SWOT dengan Tow’s Matrix
64
kelemahan internal dibandingkan kekuatannya. Sedangkan semakin nilainya mendekati 4,
semakin banyak kekuatannya dibandingkan kelemahannya.
Begitu juga dengan total nilai score untuk faktor eksternal. Semakin total nilai score
mendekati 1, semakin banyak ancamannya dibandingkan dengan peluang. Sedangkan apabila
total nilai score mendekati 4, artinya semakin banyak peluang dibandingkan ancaman.
Gabungan kedua kondisi internal dan eksternal ini selanjutnya kita masukkan dalam Internal
External Matrix, sehingga kita mengetahui posisi persaingan yang akan terjadi pada korporat,
unit bisnis, maupun produk yang kita analisis. Berdasarkan posisi ini kita dapat menentukan
strategi yang tepat untuk memenangkan persaingan tahun depan.
65
Cara perhitungan bobot, rating, dan total rating adalah sebagai berikut:
Setelah manajer strategis menyelesaikan analisis faktor-faktor strategis eksternal
(peluang dan ancaman), ia juga harus menganalisis faktor-faktor strategis internal (kekuatan
dan kelemahan). Keunggulan perusahaan yang tidak dimiliki oleh perusahaan pesaing,
(distinctive competencies) harus diintegrasikan ke dalam budaya organisasi sedemikian rupa
sehingga perusahaan lain tidak mudah menirunya. Misalnya, faktor kunci sukses Walt Disney
adalah memaksa setiap individu bekerja secara spesifik dan sempurna. Ini sudah merupakan
budaya perusahaan. Meskipun Walt Disney memperluas usahanya dari pembuatan film kartun
menjadi taman hiburan dan perhotelan, perusahaan itu selalu mengacu kepada animasi
Mickey Mouse (hasil kreasi spesifik).
Selanjutnya, sebelum suatu perencanaan strategis dikembangkan, manajemen puncak
perlu menganalisis hubungan antarfungsi manajemen perusahaan dengan mempelajari
struktur perusahaan (corporate’s structure), budaya perusahaan (corporate’s culture), dan
sumber daya perusahaan (corporate’s resources).
Struktur Perusahaan Pada umumnya dapat diketahui dari struktur organisasi
perusahaan. Desain struktur organisasi perusahaan tersebut menggambarkan kelebihan
maupun kekurangan serta potensi yang dimiliki. Struktur organisasi ini merupakan kekuatan
internal perusahaan yang bersangkutan.
Budaya Perusahaan Budaya perusahaan merupakan kumpulan nilai, harapan serta
kebiasaan masing-masing orang yang ada di perusahaan tersebut, yang pada umumnya tetap
dipertahankan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Manajemen puncak harus ekstra hati-hati dalam mempertimbangkan budaya
perusahaan ini saat menganalisis faktor strategis internal karena kadang-kadang faktor
strategis internal tersebut bertentangan dengan budaya perusahaan yang ada sehingga kurang
mendapat dorongan dan dukungan dari para karyawan.
Budaya perusahaan atau disebut dengan budaya organisasi harus diukur dan
dievaluasi, sehingga pada waktu penerapan strategi dari hasil Analisis SWOT dapat
ditentukan karakteristik budaya organisasi yang sesuai dengan kebutuhan rencana strategis
perusahaan.
66
Bab 6
67
Berikut data yang dapat disimpulkan berdasarkan pendapat petugas RSIA “Pondok
Tjandra”Sidoarjo dimana menjadi Data Internal untuk perencanaan strategik
Beberapa alasan yang membuat RSIA “Pondok Tjandra” lebih baik dari lainnya
a. Pada awalnya RSIA “Pondok Tjandra” berasal dari praktek pribadi dr.
Supriyono, Sp OG., (K) Onk
b. Karena banyaknya permintaan pasien yang ingin melakukan persalinan di
tempat praktek, selanjutnya oleh dr. Supriyono, Sp OG., (K) Onk
dikembangkan menjadi Rumah Sakit Bersalin
c. Berkenaan dengan dr. Supriyono, Sp OG., (K) Onk mempunyai kompetensi
bidang onkologi dan setiap persalinan tidak selalu normal, maka
dikembangkan ruang operasi untuk memfasilitasi pasien dengan indikasi
tindakan bedah.
68
d. Berdasarkan Permenkes No 56 tahun 2014 tentang klasifikasi rumah sakit,
maka yang semula Rumah Sakit Bersalin diubah namanya menjadi Rumah
Sakit Ibu dan Anak “Pondok Tjandra”
e. Mengikuti perkembangan dan dinamika rumah sakit dan upaya memenuhi
persyaratan bahwa setiap rumah sakit harus terakreditasi, maka RSIA “Pondok
Tjandra” pada bulan Mei 2016 akan dilakukan penilaian Akreditasi Versi 2012
untuk kategori Rumah Sakit Khusus Tipe C.
69
c. Kepatuhan petugas dalam menjalankan pelayanan ke pasien disesuaikan
dengan standar prosedur operasional
d. Ketaatan petugas dalam kehadiran kerja di rumah sakit disesuaikan dengan
jam kerja yang telah ditentukan
e. Belum melayani pasien peserta BPJS, sehingga berpengaruh dengan jumlah
kunjungan pasien.
a. Bersikap acuh dan tidak peduli dengan lingkungan kerja, karena hakikatnya
rumah sakit seharusnya menjadi rumah kedua bagi karyawan’
b. Memberikan respons yang lambat / tidak cepat dalam memenuhi permintaan
pasien terkait pelayanan di rumah sakit
c. Kehadiran dan kepulangan kerja yang “tidak tepat waktu” dari waktu kerja
yang telah ditentukan
d. Bergerombol dan bersenda gurau pada saat pelayanan pasien, sehingga
memberi kesan tidak serius dalam pelayanan.
e. Tidak menggunakan identitas dan seragam yang telah ditentukan saat waktu
pelayanan pasien.
a. IGD belum dapat melayani pasien secara maksimal setiap hari dalam waktu 24
jam terus menerus
b. Demikian pula pelayanan farmasi, laboratorium, dan radiologi belum bisa
melayani secara terus menerus dalam waktu 24 jam.
70
c. Jika ada permintaan telepon dari pihak luar/pasien dalam waktu 24 jam belum
bisa terlayani secara maksimal, karena petugas customer service masih bekerja
paruh waktu
d. Petugas pelayanan, khususnya dibagian admisi sebaiknya ditingkatkan
kemampuan komunikasinya, sehingga pasien merasakan puas dalam
memperoleh informasi yang dibutuhkan berkaitan dengan pelayanan rumah
sakit
e. Sikap empati petugas saat memberikan pelayanan ke pasien “perlu
ditingkatkan”, karena dengan lebih memahami dan merasakan kondisi pasien
saat berobat akan berpengaruh terhadap kepercayaan pasien dalam menjalani
pengobatan.
Kegiatan pesaing sebagai usaha lebih baik dari RSIA “Pondok Tjandra”
71
c. Kebanyakan pasien yang datang berobat adalah pasien yang loyal terhadap
dokter, sehingga dengan pelayanan yang istimewa dan memuaskan diharapkan
pasien dapat menjadi agen pemasaran dengan merekomendasikan hal positif
kepada pihak lain (positive word of mouth)
d. Fasilitas pelayanan yang sangat memadai dalam memberikan pertolongan
persalinan dan pemeriksaan kehamilan dan didukung tenaga medis yang
kompeten sangat memungkinkan pasien puas atas pelayanan.
e. Tarif pelayanan dengan harga yang kompetitif memberikan kemungkinan
sebagai alternatif pilihan pasien untuk berobat.
72
d. Keberadaan praktek dokter perseorangan yang realtif banyak dilingkungan
komplek Pondok Tjandra yang pada umumnya juga menerima pasien hamil,
sehingga setidaknya berpengaruh pada kunjungan pasien ke RSIA “Pondok
Tjandra”
73
Perubahan peraturan pemerintah yang berpengaruh pada perkembangan rumah sakit
Langkah selanjutnya, data yang telah terkumpul tersebut diatas dapat dianalisis
dengan perhitungan bobot dan score tabel matriks dari Tow’s untuk mengukur IFAS (internal
Faktor Strategik) dan EFAS (Eksternal Faktor Strategik), sebagai berikut:
a) Strength
74
8. Akses ke rumah sakit mudah dijangkau dengan lingkungan rumah sakit yang
bersih, aman, dan nyaman
9. Personal branding dengan dokter berpengalaman dan ahli
10. Tarif pelayanan dan pengobatan kompetitif
b) Weakness
MATRIKS IFAS
Kekuatan (Strength)
75
sampai VIP
6 Tenaga keperawatan kompeten dengan0,12 3 0,36
ijasah diploma dan sarjana
7 Fasilitas kamar operasi telah0,12 3 0,36
terstandarisasi
8 Akses ke rumah sakit mudah0,09 4 0,36
dijangkau dengan lingkungan rumah
sakit yang bersih, aman, dan nyaman
9 Personal branding dengan dokter0,09 4 0,36
berpengalaman dan ahli
10 Tarif pelayanan dan pengobatan0,09 3 0,27
kompetitif
Kelemahan (Weaknesses)
1 Jumlah dokter dan keperawatan belum0,09 3 0,27
proporsional
2 Kepatuhan petugas pelayanan terhadap0,09 3 0,27
SPO
3 Belum melayani pasien BPJS 0,12 4 0,48
4 Kedisiplinan terhadap jam/waktu kerja 0,12 3 0,36
5 Pelayanan IGD belum maksimal 0,09 3 0,27
6 Pelayanan penunjang medis belum0,09 3 0,27
maksimal
7 Akses informasi belum tersedia secara0,12 3 0,36
maksimal, sebaiknya memanfaatkan
fasilitas teknologi informasi
8 Kemampuan komunikasi perlu0,09 3 0,27
ditingkatkan
9 Sikap empati terhadap pasien perlu0,09 4 0,36
ditingkatkan
10 Promosi rumah sakit relatif kurang 0,12 4 0,48
Jumlah 6,84
a) Opportunity
76
1. Kecenderungan pemeriksaaan ibu hamil dan persalinan di rumah sakit
2. Lokasi rumah sakit di komplek pemukiman sebagai pasar potensial
3. Kebanyakan pasien loyal terhadap dokter karena sudah jadi pelanggan lama
7. Program pemerintah penurunan AKI dan AKB, peluang rumah sakit berperan
10. Kompetisi rumah sakit ibu dan anak di wilayah kerja realtif kecil, memberi
peluang RSIA “Pondok Tjandra” berkembang
b) Threads
1. Rumah Sakit Ibu dan Anak pesaing yang telah terakreditasi, sehingga bisa
memberikan pelayanan pasien BPJS
2. Praktek dokter swasta perseorangan atau praktek dokter bersama yang juga
melaksanakan pemeriksaan ibu hamil dan anak
3. Rumah sakit pesaing yang memberikan fasilitas praktek terhadap dokter yang
cukup terkenal di masyarakat (personal branding)
6. Rumah sakit pesaing yang telah menggunakan media informasi dan promosi
menggunakan fasilitas pelayanan berbasis internet
7. Ratio tenaga medis dan tenaga keperawatan yang belum tercapai secara
proporsional, berdampak pelayanan kurang maksimal
77
8. Sistem pembayaran (billing system) yang efisien dengan pembayaran non
tunai, melalui kartu kredit atau kartu debet
10. Peran perhimpunan organisasi rumah sakit (PERSI) agar lebih pro aktif
dalam memberikan edukasi, informasi, dan perlindungan terhadap
anggotanya
MATRIKS EFAS
Ancaman (Thread)
1 Rumah Sakit Ibu dan Anak pesaing yang 0,04 2 0,08
telah terakreditasi, sehingga bisa
memberikan pelayanan pasien BPJS
2 Praktek dokter swasta perseorangan atau0,04 3 0,12
praktek dokter bersama yang juga
melaksanakan pemeriksaan ibu hamil dan
78
anak
3 Rumah sakit pesaing yang memberikan0,12 3 0,36
fasilitas praktek terhadap dokter yang
cukup terkenal di masyarakat (personal
branding)
4 Hal tersebut kemungkinan akan0,12 3 0,36
berpengaruh terhadap kunjungan pasien
yang telah fanatik/loyal terhadap dokter
tersebut
5 Rumah sakit pesaing yang telah0,04 3 0,12
menggunakan fasilitas pelayanan berbasis
sistem informasi manajemen rumah sakit
6 Rumah sakit pesaing yang telah0,12 3 0,36
menggunakan media informasi dan
promosi menggunakan fasilitas pelayanan
berbasis internet
7 Ratio tenaga medis dan tenaga0,04 2 0,08
keperawatan yang belum tercapai secara
proporsional, berdampak pelayanan kurang
maksimal
8 Sistem pembayaran (billing system) yang0,04 2 0,08
efisien dengan pembayaran non tunai,
melalui kartu kredit atau kartu debet
9 Perubahan peraturan pemerintah bidang0,12 3 0,36
pelayanan rumah sakit memberikan
kendala bagi rumah sakit untuk
melaksanakan aturan secara cepat
10 Peran perhimpunan organisasi rumah sakit0,04 2 0,08
(PERSI) agar lebih pro aktif dalam
memberikan edukasi, informasi, dan
perlindungan terhadap anggotanya
Jumlah 4,66
Berdasarkan hasil penilaian Matrik IFAS dan EFAS dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Hasil penilaian pada Matriks IFAS adalah 6,84 yang berarti kekuatan RSIA
“Pondok Tjandra” (Strength) lebih besar dibandingkan dengan kelemahan
(Weakness) RSIA “Pondok Tjandra”, dan sesuai analisa tersebut dapat
disimpulkan bahwa Strength lebih besar dari Weakness .
2) Hasil penilaian pada Matriks EFAS adalah 4,66 yang berarti peluang RSIA
“Pondok Tjandra” (Opportunity) lebih besar dibandingkan dengan Ancaman
79
(Threats) untuk RSIA “Pondok Tjandra”, dan sesuai analisa tersebut dapat
disimpulkan bahwa Opportunity lebih besar dari Threats.
Sesuai hasil analisis diatas, maka didapatkan perencanaan strategik untuk RSIA
“Pondok Tjandra” adalah perencanaan strategik ekspansi. Dimana pihak RSIA “Pondok
Tjandra” dapat merebut peluang dari RSIA pesaing dan dapat melakukan rencana perluasan
rumah sakit baik berupa fisik RSIA maupun pelayanan.
80
j. Sebagai Rumah Sakit Rujukan tingkat kedua membutuhkan
manajemen perawatan yang cepat dengan kualitas yang baik agar dapat
memberikan pelayanan layaknya sebagai rumah sakit rujukan.
k. Melakukan kegiatan dengan masyarakat sekitar komplek rumah sakit melalui
aktifitas senam bersama, senam ibu hamil dan sejenisnya.
l. Sebagai rumah sakit rujukan, maka selayaknya rencana strategis ke depan RSIA
“Pondok Tjandra” melaksanakan 10 langkah Perlindungan Ibu dan Bayi secara
terpadu dan paripurna menuju Rumah sakit sayang ibu dan bayi, sebagai berikut:
1. Kebijakan manajemen yang mendukung pelayanan kesehatan ibu dan bayi
termasuk Inisiasi Menyusu Dini, pemberian ASI Eksklusif dan indikasi yang
tepat untuk pemberian susu Formula serta perawatan metode kanguru untuk
Bayi dengan berat badan lahir rendah
2. Menyelenggarakan pelayanan ante natal termasuk edukasi dan konseling
kesehatan maternal dan neonatal serta konseling pemberian ASI
3. Menyelenggarakan persalinan bersih dan aman serta penanganan pada bayi
baru lahir dengan inisiasi menyusu dini dan kontak kulit dengan kulit
4. Menyelenggarakan PONEK 24 jam sesuai standar minimal berdasarkan tipe
RS masing- masing
5. Menyelenggarakan pelayanan adekuat untuk nifas, rawat gabung, membantu
ibu menyusui yang benar dengan cara mengajarkan cara, posisi dan
perlekatan yang benar. Mengajarkan cara memerah ASI bagi bayi yang tidak
bisa menyusu langsung dari ibu dan tidak memberikan ASI perah melalui
botol serta pelayanan neonatus sakit
6. Menyelenggarakan pelayanan rujukan dua arah dan membina jejaring
rujukan pelayanan ibu dan bayi dengan sarana kesehatan yang lain
7. Menyelenggarakan pelayanan imunisasi dan tumbuh kembang
8. Menyelenggarakan pelayanan KB termasuk pencegahan dan penanganan
kehamilan yang tidak diinginkan serta kesehatan reproduksi lainnya
9. Menyelenggarakan audit medik dan audit maternal dan perinatal
10. Memberdayakan kelompok pendukung ASI dalam menindak lanjuti
pemberian ASI Eksklusif dan PMK
Bab 7
PENUTUP
81
Pada sistem JKN layanan kuratif sudah mulai mendapatkan jaminan, maka upaya dan
layanan promotif dan preventif harus ditingkatkan pula agar masyarakat berpola pikir
paradigma sehat. Upaya preventif yang penting pada program adalah screening pemeriksaan
darah dan urin ibu hamil tidak hanya wajib pada trimester 1, tapi wajib juga dilakukan pada
trimester ke 3. Persalinan dilakukan di fasilitas kesehatan khususnya di RSIA “Pondok
Tjandra” oleh tenaga kesehatan yang profesional dan kompeten, karena didalam persalinan
juga bisa terjadi komplikasi tidak terduga sebelumnya (15%).
Kualitas layanan kesehatan di RSIA “Pondok Tjandra” juga harus diperbaiki dengan
meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan terutama tenaga keperawatan (bidan dan
perawat) terutama PONED dan PONEK. Ketersediaan alat, sarana dan tenaga yang
terdistribusi secara merata.
Dibutuhkan komitmen pimpinan daerah wilayah Kabupaten Sidoarjo khususnya,
sebagai pengendali dan pemegang kekuasaan otonomi untuk meningkatkan kemampuan
SDM nya sehingga kebijakan dan pembangunan yang dilakukan harus memberikan
kontribusi yang positif terhadap pelayanan kesehatan. Seperti berbagai kemudahan dalam
pengembangan rumah sakit, sehingga dapat melakukan improving collaboration, dalam
membangun jejaring layanan kesehatan ibu dan anak.
Selain itu diperlukan upaya memperbaiki tingkat pendidikan, ekonomi dan
pendekatan budaya. Sektor pendidikan berperan terhadap pemenuhan kompetensi tenaga
kesehatan terutama tenaga keperawatan.
Peran ibu sangat strategis dalam pembangunan suatu bangsa. Sosok ibu-lah yang
melahirkan dan mengantarkan generasi penerus menjadi manusia yang kelak berguna bagi
negara. Karena itu, kesehatan ibu menjadi penting seperti pepatah ‘dalam tubuh yang sehat
terdapat jiwa yang kuat’. Ibu yang sehat lebih bisa menjalankan fitrahnya untuk
menghasilkan cikal bakal yang berkualitas. Indikator kesehatan ibu yang utama bisa dilihat
dari angka kematian ibu (AKI) di suatu negara. Oleh karena itu AKI masuk sebagai gol ke-5
dalam Millenium Development Goal (MDGs).
Sebagai strategi paling penting yang harus dilakukan RSIA “Pondok Tjandra”adalah
dengan mengenal dengan baik karakteristik produk jasa yang di tawarkan, terutama
tingkatan jasa, sebagai berikut :
1) Core services;
Strategi utama yang dilakukan adalah mengidentifikasi bentuk fisik (tangible)
dan non fisik (intangible) dalam produk pelayanan RSIA “Pondok Tjandra”.
Semakin tinggi tingkat tangibilitas, maka semakin tinggi pula dibutuhkan
82
phisycal evidence yang berfungsi sebagai petunjuk kualifikasi dan kualitas jasa
tersebut.
2) Facilitating services;
Merupakan benefit atau value tambahan yang dihantarkan oleh jasa kepada pasien
sebagai konsumen agar lebih mudah dalam mengkonsumsi jasa tersebut, dan
merupakan beberapa bentuk umum dari facilitating services:
a) Information; pasien memperoleh seluruh nilai dan informasi yangditawarkan
oleh RSIA “Pondok Tjandra”.
b) Order taking ; saatpasien mendaftar di bagian admisi RSIA “Pondok
Tjandra”,maka proses pendaftaran harus dilakukan semudah mungkin
sehingga tidak menyulitkan pasien.
c) Payment; ketika pasien hendak membayar di RSIA “Pondok Tjandra”, sistem
pembayaran yang memudahkan pasien hendaknya perlu diciptakan.
3) Enhacing services;
Adalah benefit yang dapat membantu RSIA “Pondok Tjandra”mencapai
positioning dan diferentiating. Melalui strategi enhancing, RSIA “Pondok
Tjandra” dapat menambah atribut yang dapat benar- benar membedakan
pelayanan yang ditawarkan dengan pelayanan kepunyaan pesaing.
a) Consultation; merupakan nasehat, masukan atau keterangan yang diberikan
oleh pihak RSIA “Pondok Tjandra”kepada pasien yang membutuhkannya.
b) Hospitality : menyangkut aspek keramahan seluruh personal diRSIA
“Pondok Tjandra”dalam memberikan pelayanan ke pasien.
c) Exeption ( pelayanan ekstra) ; meliputi pelayanan yang berada di luar
rutinitas pelayanan normal. Misalnya bidan bersedia datang ke rumah untuk
memeriksa pasien yang emergency.
DAFTAR PUSTAKA
Arianto, E., 2007, Pengertian Strategi, diakses pada tanggal 8 Maret 2015 dari http : //
strategika.wordpress.com /2007/06/24/pengertian-strategi/.
David, F., 2006, Strategic Management Konsep Edisi 10, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Firmansyah, H., 2010, Analisis Strategis (SWOT) Usaha Garment. Maju Bersama UKM
diakses pada tanggal 01 Juni 2015 dari http://binaukm.com.
Nasution, N., 2010, Manajemen Perubahan, Ghalia Indonesia, Bogor.
83
Ollivia & Jony, O, H,. 2009, “Pengaruh Faktor Pelayanan Rumah Sakit, Tenaga Medis,
Kualitas Pelayanan Rumah Sakit Terhadap Intensi Pasien Indonesia Untuk Berobat di
Singapura”, Jurnal Bisnis ekonomi, (online), No. 2 Vol. 14, Agustus 2009 diakses tanggal 15
Juni 2015 pada dari http://ejournal.gunadarma.ac.id/index.php/ekbis/article/viewFile/315/254
Puskom, 2011,Mengupas Kebijakan Jaminan Persalinan, diakses pada tanggal 5 Mei 2015
dari http://sehatnegeriku.com/mengupas-kebijakan-jaminan-persalinan/.
Sabarguna, B., 2007, Knowledge Management untuk Rumah Sakit, Sagung Seto, Jakarta.
Solihin, I., 2009, Pengantar Manajemen, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Winarsih, A, S,. & Ratmintiko., 2005, Manajemen Pelayanan, Penerbit Pustaka Pelajar,
Yogyakarta.
Direktur,
Rumah Sakit Ibu dan Anak “Pondok Tjandra”,
84
85