STRATEGIS
2015 - 2020
RUMAH SAKIT
“ RAUDAH“
Bangko – Sarolangun – Jambi
1
DAFTAR ISI
2
Bab 4 TINJAUAN UMUM RSIA “Pondok Tjandra” .................................................. 35
4.1 Pendahuluan ................................................................................................ 35
4.2 Sejarah ......................................................................................................... 36
4.3 Visi, Misi, Motto dan Tujuan ...................................................................... 37
4.4 Struktur Organisasi ..................................................................................... 38
4.5 Diskripsi Tugas ........................................................................................... 38
4.6 Gambaran Umum RSIA “Pondok Tjandra” ................................................ 51
4.7 Kompetensi Pesonil...................................................................................... 53
4.8 Fasilitas Pelayanan ...................................................................................... 56
4.9 Hasil Pelayanan ........................................................................................... 60
3
Surat Keputusan Direktur
RENCANA STRATEGIS
2015 - 2020
4
RUMAH SAKIT IBU & ANAK
“ PONDOK TJANDRA “
Jln. Mangga I E-225 Pondok Tjandra Indah, Waru – Sidoarjo
Telp. (031) 8662206, 8664488 Fax. (031) 8664345
E-mail: rsb_tjandra@yahoo.co.id
KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK “PONDOK TJANDRA”
NOMOR: 001/SK/RSIA-PT/I/2015
TENTANG
Menimbang :
a. bahwa dalam rencana strategis 2015 – 2020 di Rumah Sakit Ibu dan Anak “Pondok
Tjandra”, maka perlu disusun rencana strategis tahunan terkait pelayanan kesehatan
Rumah Sakit;
b. bahwa agar rencana strategis 2015 – 2020 terlaksana dengan baik, perlu kebijakan
Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak “Pondok Tjandra”;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b,perlu
ditetapkan dengan Keputusan Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak “Pondok Tjandra”.
Mengingat :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
4. Pedoman Uapaya Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit, 1994
5. Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit (Patient Safety), 2008
6. Keputusan Nomor: SK 002/RSBPT/IX/2013, Tahun 2013 tentang Struktur Organisasi
Rumah Rumah Sakit Ibu dan Anak “Pondok Tjandra”.
5
7. Keputusan Nomor: SK 001/YHB/VIII/2012 tentang Penetapan Direktur Rumah Sakit
Ibu dan Anak “Pondok Tjandra”.
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
Kedua : Kebijakan rencana strategis 2015 – 2020 di Rumah Sakit Ibu dan Anak
“Pondok Tjandra” sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.
Keempat : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila di kemudian
hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan
perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Sidoarjo
Pada tanggal : 01Januari2015
Direktur,
Rumah Sakit Ibu dan Anak “Pondok Tjandra”,
6
Lampiran
Keputusan Direktur RSIA “Pondok Tjandra”
Nomor : 001/SK/RSIA-PT/I/2015
Tanggal : 01 Januari 2015
RINGKASAN EKSEKUTIF
(Excecutive Summary)
Dengan Visi : “Menjadi Rumah Sakit Ibu dan Anak berkualitas, berkompeten, yang
mengutamakan pelayanan pasien” dalam 5 (lima) tahun ke depan RSIA “Pondok Tjandra”
menerapkan strategi bisnis dengan mengoptimalkan kualitas pelayanan, mengembangkan
produk jasa layanan, meningkatan kompetensi sumber daya, serta efisiensi dan efektifitas
sistem pelayanan, maka optimisme mencapai peningkatan kinerja pelayanan antara lain :
peningkatan BOR, market share kunjungan rawat jalan dan rawat inap meningkat.
Kunjungan rawat jalan dan rawat inap diharapkan meningkat per tahun, dengan
kerjasama dengan BPJS Kesehatan dan penetapan sebagai Rumah Sakit Rujukan tingkat II
(PPK II), dan semakin dilengkapi sarana prasarana pelayanan sesuai kebutuhan pelayanan
pada pasien. Sebagai konsekuensi riil diharapkan cost benefit ratio semakin besar, sehingga
manajemen RSIA “Pondok Tjandra” lebih leluasa dan dilaksanakan secara bertanggung
jawab dalam mengelola profit share-nya.
Sebagai upaya memenuhi harapan tersebut, maka disusun rencana memenuhi
kebutuhan sumber daya secara proporsional dan profesional, meliputi sumber daya manusia
maupun sumber daya fasilitas. Karenanya dibutuhkan dukungan dana yang cukup dari
sumber internal maupun eksternal.
Rencana strategi pemasaran, management by objective, dan kesesuain rencana dengan
realisasi program yang diproyeksikan selama 5 (lima) tahun mendatang , diharapkan berhasil
dan dapat dicapai. Hal utama yang harus diperhatikan adalah syarat adanya perubahan pola
pikir (mindset changes) dan komitmen penuh dari semua komponen organisasi (stakeholders)
dalam mewujudkan Visi, Misi, Motto, dan TujuanRSIA “Pondok Tjandra”.
7
Akhirnya Rencana Strategi Bisnis RSIA “Pondok Tjandra” ini perlu di evaluasi
setiap tahun dan dapat di revisi sesuai dinamika perkembangan/perubahan yang terjadi,
sehingga dapat di implementasikan dalam Rencana Kerja Anggaran.
8
KATA PENGANTAR
9
Bab 1
PENDAHULUAN
10
1.2 Tugas
1.3 Fungsi
11
16. Pembinaan dan pelaksanaan kerjasama dengan masyarakat, lembaga pemerintah
dan lembaga lainnya.
1.4 Sasaran
1. Terpenuhinya standar ketenagaan, sarana, prasarana dan peralatan sesuai
dengan standar pelayanan Rumah Sakit Tipe C;
2. Tersedianya sumber daya manusia, sarana, prasarana, peralatan dan kebijakan
untuk pengembangan jenis layanan.
12
Bab 2
13
peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit(preventif), penyembuhan penyakit
(kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang diselenggarakan secara menyeluruh,
terpadu dan berkesinambungan (Siregar,2004).
Munurut perawat legendaris Florence Nightingale mengatakan bahwa “Hospital
Should Not Harm The Patient”, rumah sakit adalah suatu organisasi melalui tenaga medis
profesional yang berorganisasi serta sarana kedokteran yang permanen menyelenggarakan
pelayanan kesehatan asuhan keperawatan yang berkemampuan diagnosis serta pengobatan
penyakit yang diderita oleh pasien (American Hospital Association,1974)
Menurut Permenkes No 56 Tahun 2014, (Pasal 1), yang dimaksud dengan:
1. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yangmenyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurnayang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
jalan, dan gawat darurat.
2. Rumah Sakit Umum adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan pada
semua bidang dan jenis penyakit.
3. Rumah Sakit Khusus adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan utama pada satu
bidang atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ,
jenis penyakit atau kekhususan lainnya.
14
Karena pada akhirnya ciri ini menurunkan keunikan lain yang menyangkut aspek
peri kemanusiaan (humanitarian) dan etika.
b. Asymetry of information, bahwa konsumen pelayanan rumah sakit berada pada
posisi yang lebih lemah sedangkan rumah sakit mengetahui jauh lebih banyak
tentang manfaat dan kualitas pelayanan yang “dijualnya”. misalnya kasus ekstrim
pembedahan, pasien hampir tidak memiliki kemampuan untuk mengetahui apakah
ia membutuhkannya. Kondisi ini sering dikenal dengan consumer ignorance atau
konsumen yang bodoh.
c. Externality,bahwa konsumsi pelayanan kesehatan/rumah sakit tidak saja
mempengaruhi “pembeli” tetapi juga bukan pembeli. Demikian juga risiko
kebutuhan pelayanan kesehatan tidak saja mengenai pasien melainkan juga publik.
15
terjadi sehubungan dengan turunnya kinerja rumah sakit yang ditetapkan oleh menteri
kesehatan Indonesia melalui keputusan Dirjen Pelayanan Medik.
Pasal 37
16
(1) Pelayanan medik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 huruf a, paling sedikit
terdiri dari:
a. pelayanan gawat darurat;
b. pelayanan medik umum;
c. pelayanan medik spesialis dasar;
d. pelayanan medik spesialis penunjang;
e. pelayanan medik spesialis lain; dan
f. pelayanan medik spesialis gigi dan mulut.
(2) Pelayanan gawat darurat, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, harus
diselenggarakan 24 (dua puluh empat) jam sehari secara terus menerus.
(3) Pelayanan medik umum, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi
pelayanan medik dasar, medik gigi mulut, kesehatan ibu dan anak, dan keluarga
berencana.
(4) Pelayanan medik spesialis dasar, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c,
meliputi pelayanan penyakit dalam, kesehatan anak, bedah, dan obstetri dan
ginekologi.
(5) Pelayanan medik spesialis penunjang, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
d, meliputi pelayanan anestesiologi, radiologi, dan patologi klinik.
(6) Pelayanan medik spesialis gigi dan mulut, sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf g, paling sedikit berjumlah 1 (satu) pelayanan.
Pasal 38
Pelayanan kefarmasian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 huruf b meliputi
pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai, dan pelayanan
farmasi klinik.
Pasal 39
Pelayanan keperawatan dan kebidanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 huruf c
meliputi asuhan keperawatan dan asuhan kebidanan.
Pasal 40
Pelayanan penunjang klinik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 huruf d meliputi
pelayanan bank darah, perawatan intensif untuk semua golongan umur dan jenis penyakit,
gizi, sterilisasi instrumen dan rekam medik.
17
Pasal 41
Pelayanan penunjang nonklinik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 huruf e
meliputi pelayanan laundry/linen, jasa boga/dapur, teknik dan pemeliharaan fasilitas,
pengelolaan limbah, gudang, ambulans, sistem informasi dan komunikasi, pemulasaraan
jenazah, sistem penanggulangan kebakaran, pengelolaan gas medik, dan pengelolaan air
bersih.
Pasal 42
Pelayanan rawat inap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 huruf f harus dilengkapi
dengan fasilitas sebagai berikut:
a. jumlah tempat tidur perawatan kelas III paling sedikit 30% (tiga puluh persen)
dari seluruh tempat tidur untuk Rumah Sakit milikPemerintah;
b. jumlah tempat tidur perawatan kelas III paling sedikit 20% (dua puluh persen)
dari seluruh tempat tidur untuk Rumah Sakit milik swasta;
c. jumlah tempat tidur perawatan intensif sebanyak 5% (lima persen) dari seluruh
tempat tidur untuk Rumah Sakit milik Pemerintah danRumah Sakit milik swasta.
Pasal 43
(1) Sumber daya manusia Rumah Sakit Umum kelas C terdiri atas:
a. tenaga medis;
b. tenaga kefarmasian;
c. tenaga keperawatan;
d. tenaga kesehatan lain;
e. tenaga nonkesehatan.
(2) Tenaga medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a paling sedikit terdiri
atas:
a. 9 (sembilan) dokter umum untuk pelayanan medik dasar;
b. 2 (dua) dokter gigi umum untuk pelayanan medik gigi mulut;
c. 2 (dua) dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik
spesialis dasar;
d. 1 (satu) dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis
penunjang; dan
e. 1 (satu) dokter gigi spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis gigi
mulut.
18
(3) Tenaga kefarmasian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b paling sedikit
terdiri atas:
a. 1 (satu) orang apoteker sebagai kepala instalasi farmasi Rumah Sakit;
b. 2 (dua) apoteker yang bertugas di rawat inap yang dibantu oleh paling sedikit
4 (empat) orang tenaga teknis kefarmasian;
c. 4 (empat) orang apoteker di rawat inap yang dibantu oleh paling sedikit 8
(delapan) orang tenaga teknis kefarmasian;
d. 1 (satu) orang apoteker sebagai koordinator penerimaan, distribusi dan
produksi yang dapat merangkap melakukan pelayanan farmasiklinik di rawat
inap atau rawat jalan dan dibantu oleh tenaga tekniskefarmasian yang
jumlahnya disesuaikan dengan beban kerja pelayanan kefarmasian Rumah
Sakit.
Pasal 44
(1) Jumlah kebutuhan tenaga keperawatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43
ayat (1) huruf c dihitung dengan perbandingan 2(dua) perawat untuk 3 (tiga)
tempat tidur.
(2) Kualifikasi dan kompetensi tenaga keperawatan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) disesuaikan dengan kebutuhan pelayananRumah Sakit.
Pasal 45
Jumlah dan kualifikasi tenaga kesehatan lain dan tenaga nonkesehatan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 43 ayat (1) huruf d dan huruf e disesuaikan dengan kebutuhan
pelayanan Rumah Sakit.
Pasal 46
(1) Peralatan Rumah Sakit Umum kelas C harus memenuhi standar sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Peralatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit terdiri dari peralatan
medis untuk instalasi gawat darurat, rawat jalan, rawat inap, rawat intensif, rawat
operasi, persalinan, radiologi, laboratorium klinik, pelayanan darah, rehabilitasi
medik, farmasi, instalasi gizi, dan kamar jenazah.
(3) Peralatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sebagaimana tercantum dalam
Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
19
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 56 tahun 2014
tentang Klasifikasi dan Perijinan Rumah Sakit (Pasal 59), RSIA “Pondok Tjandra” termasuk
dalam Rumah Sakit Khusus, maka setidaknya meliputi:
(1) Rumah Sakit Khusus meliputi rumah sakit khusus:
a. ibu dan anak;
b. mata;
c. otak;
d. gigi dan mulut;
e. kanker;
f. jantung dan pembuluh darah;
g. jiwa;
h. infeksi;
i. paru;
j. telinga-hidung-tenggorokan;
k. bedah;
l. ketergantungan obat; dan
m. ginjal.
(2) Selain jenis Rumah Sakit Khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Menteri
dapat menetapkan jenis Rumah Sakit Khusus lainnya.
(3) Jenis Rumah Sakit Khusus lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat
berupa penggabungan jenis kekhususan atau jenis kekhususan baru.
(4) Penetapan jenis Rumah Sakit Khusus baru sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dilakukan berdasarkan hasil kajian dan mendapatkan rekomendasi asosiasi
perumahsakitan serta organisasi profesi terkait.
Pasal 60
(1) Rumah Sakit Khusus hanya dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan sesuai
bidang kekhususannya dan bidang lain yang menunjang kekhususan tersebut.
(2) Penyelenggaraan pelayanan kesehatan di luar bidang kekhususannya hanya dapat
dilakukan pada pelayanan gawat darurat.
Pasal 61
Rumah Sakit Khusus harus mempunyai fasilitas dan kemampuan, paling sedikit
meliputi:
20
a. pelayanan, yang diselenggarakan meliputi:
1. pelayanan medik, paling sedikit terdiri dari:
a) pelayanan gawat darurat, tersedia 24 (dua puluh empat) jam sehari terus
menerus sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
b) pelayanan medik umum;
c) pelayanan medik spesialis dasar sesuai dengan kekhususan;
d) pelayanan medik spesialis dan/atau subspesialis sesuai
e) pelayanan medik spesialis penunjang;
2. pelayanan kefarmasian;
3. pelayanan keperawatan;
4. pelayanan penunjang klinik; dan
5. pelayanan penunjang nonklinik;
b. sumber daya manusia, paling sedikit terdiri dari:
1. tenaga medis, yang memiliki kewenangan menjalankan praktik kedokteran di
Rumah Sakit yang bersangkutan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan; kekhususan;
2. tenaga kefarmasian, dengan kualifikasi apoteker dan tenaga teknis
kefarmasian dengan jumlah yang sesuai dengan kebutuhanpelayanan
kefarmasian Rumah Sakit.
3. tenaga keperawatan, dengan kualifikasi dan kompetensi yang sesuai dengan
kebutuhan pelayanan Rumah Sakit;
4. tenaga kesehatan lain dan tenaga nonkesehatan, sesuai dengan kebutuhan
pelayanan Rumah Sakit;
c. peralatan, yang memenuhi standar sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
Pasal 62
Ketentuan lebih lanjut mengenai kriteria klasifikasi dan standar peralatan untuk
masing-masing jenis Rumah Sakit Khusus diatur dengan Peraturan Menteri.
21
secepatnya dan memberikan pertolongan pertama. Rumah sakit umum biasanya
merupakan fasilitas yang mudah ditemui di suatu negara, dengan kapasitas rawat inap
sangat besar untuk perawatan intensif ataupun jangka panjang. Rumah sakit jenis ini
juga dilengkapi dengan fasilitas bedah, bedah plastik, ruang bersalin, laboratorium,
dan sebagainya. Tetapi kelengkapan fasilitas ini bisa saja bervariasi sesuai
kemampuan penyelenggaranya. Rumah sakit yang sangat besar sering disebut Medical
Center(pusat kesehatan), biasanya melayani seluruh pengobatan modern. Sebagian
besar rumah sakit di Indonesia juga membuka pelayanan kesehatan tanpa menginap
(rawat jalan) bagi masyarakat umum (klinik). Biasanya terdapat beberapa
klinik/poliklinik di dalam suatu rumah sakit.
22
e. Klinik
Fasilitas medis yang lebih kecil yang hanya melayani keluhan tertentu. Biasanya
dijalankan oleh Lembaga Swadaya Masyarakat atau dokter-dokter yang ingin
menjalankan praktek pribadi. Klinik biasanya hanya menerima rawat jalan. Bentuknya
bisa pula berupa kumpulan klinik yang disebut poliklinik.
23
Bab 3
3.1 Pengertian
Secara harfiah, pengertian Rumah sakit (hospital) adalah sebuah institusi perawatan
kesehatan profesional yang pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli
kesehatan lainnya. Ini menuntut kemampuan dan profesionalisme kalangan medis untuk
mengatasinya. Layanan medis yang tepat, cepat, dan akurat, sangat diharapkan masyarakat.
Sebab kesehatan menjadi salah satu hal terpenting yang tengah menjadi sorotan sekaligus
kebutuhan masyarakat.
Diharapkan dengan adanya sebuah Rumah Sakit “RAUDHAH” dengan fasilitas yang
cukup lengkap dan disertai tenaga medis handal akan menjawab sebagian tuntutan
masyarakat untuk mendapatkan penanganan kesehatan terbaik. Dalam upaya menjawab
permintaan tersebut maka Rumah Sakit “RAUDHAH” mencoba memberikan pelayanan
fasilitas terbaik dan selalu menjaga kualitas rumah sakit.
Keberadaan Rumah Sakit “RAUDAH” ini ditujukan untuk masyarakat kota
Merangin dan sekitarnya. Hal ini berkaitan dengan tingkat perekonomian masyarakat
Merangin dan sekitarnya yang pada umumnya merupakan masyarakat dengan tingkat
pendapatan yang cukup tinggi sehingga menginginkan tingkat pelayanan dan kenyamanan
yang lebih untuk berbagai hal. Namun, selain itu, tidak menutup kemungkinan masyarakat
ekonomi menengah ke bawah untuk berobat ke Rumah Sakit “RAUDHAH”, khususnya bagi
peserta BPJS.
Akhirnya diharapkan Rumah Sakit “RAUDHAH” dapat memberikan pelayanan yang
maksimal kepada seluruh masyarakat dengan memanfaatkan teknologi yang tersedia
sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
24
mempengaruhi kehidupan seorang anak, terutama pada tahap awal maupun tahap-tahap
kritisnya, dan yang paling berperan sebagai pendidik anak-anaknya adalah ibu. Peran seorang
ibu dalam keluarga terutama anak adalah mendidik dan menjaga anak-anaknya dari usia bayi
sehingga dewasa, karena anak tidak jauh dari pengamatan orang tua terutama ibunya.
(Asfryati, 2003).
Peranan ibu terhadap anak adalah sebagai pembimbing kehidupan di dunia ini. Ibu
sangat berperan dalam kehidupan buah hatinya di saat anaknya masih bayi hingga dewasa,
bahkan sampai anak yang sudah dilepas tanggung jawabnya atau menikah dengan orang lain
seorang ibu tetap berperan dalam kehidupan anaknya.
3.3 Tujuan
Tujuan umum Program Kesehatan Ibu dan anak (KIA) adalah tercapainya
kemampuan hidup sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal, bagi ibu dan
keluarganya untuk menuju Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) serta
meningkatnya derajat kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal yang
merupakan landasan bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya.
Sedangkan tujuan khusus program KIA adalah :
1. Meningkatnya kemampuan ibu (pengetahuan, sikap dan perilaku), dalam
mengatasi kesehatan diri dan keluarganya dengan menggunakan teknologi tepat
guna dalam upaya pembinaan kesehatan keluarga,paguyuban 10 keluarga,
Posyandu dan sebagainya.
2. Meningkatnya upaya pembinaan kesehatan balita dan anak prasekolah secara
mandiri di dalam lingkungan keluarga, paguyuban 10 keluarga, Posyandu, dan
Karang Balita serta di sekolah Taman Kanak-Kanak atau TK.
3. Meningkatnya jangkauan pelayanan kesehatan bayi, anak balita, ibu hamil, ibu
bersalin, ibu nifas, dan ibu meneteki.
4. Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, nifas, ibu
meneteki, bayi dan anak balita.
5. Meningkatnya kemampuan dan peran serta masyarakat , keluarga dan
seluruh anggotanya untuk mengatasi masalah kesehatan ibu, balita, anak
prasekolah, terutama melalui peningkatan peran ibu dan keluarganya.
25
3.4 Prinsip Pengelolaan
Prinsip pengelolaan Program KIA adalah memantapkan dan peningkatan jangkauan
serta mutu pelayanan KIA secara efektif dan efisien. Pelayanan KIA diutamakan pada
kegiatan pokok :
1. Peningkatan pelayanan antenatal di semua fasilitas pelayanan dengan mutu yang
baik serta jangkauan yang setinggi-tingginya.
2. Peningkatan pertolongan persalinan yang lebih ditujukan kepada peningkatan
pertolongan oleh tenaga professional secara berangsur.
3. Peningkatan deteksi dini resiko tinggi ibu hamil, baik oleh tenaga kesehatan
maupun di masyarakat oleh kader dan dukun bayi serta penanganan dan
pengamatannya secara terus menerus.
4. Peningkatan pelayanan neonatal (bayi berumur kurang dari 1bulan) dengan mutu
yang baik dan jangkauan yang setinggi tingginya.
Pelayanan antenatal :
Adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu selama masa kehamilan sesuai
dengan standar pelayanan antenatal.
Standar minimal “5 T “ untuk pelayanan antenatal terdiri dari :
Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
Ukur Tekanan darah
Pemberian Imunisasi TT lengkap
Ukur Tinggi fundus uteri
Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan.
Frekuensi pelayanan antenatal adalah minimal 4 kali selama kehamilan dengan
ketentuan waktu minimal 1 kali pada triwulan pertama, minimal 1 kali pada triwulan kedua,
dan minimal 2 kali pada triwulan ketiga.
26
4) Tinggi badan kurang dari 145 cm
5) Berat badan kurang dari 38 kg atau lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm
6) Riwayat keluarga mendeita kencing manis, hipertensi dan riwayat cacat
kengenital.
7) Kelainan bentuk tubuh, misalnya kelainan tulang belakang atau panggul.
Risiko tinggi kehamilan merupakan keadaan penyimpangan dan normal yang secara
langsung menyebabkan kesakitan dan kematian ibu maupun bayi .
Risiko tinggi pada kehamilan meliputi :
1) Hb kurang dari 8 gram %
2) Tekanan darah tinggi: sistole > 140 mmHg dan diastole > 90 mmHg
3) Oedema yang nyata
4) Eklampsia
5) Perdarahan pervaginam
6) Ketuban pecah dini
7) Letak lintang pada usia kehamilan lebih dari 32 minggu.
8) Letak sungsang pada primigravida
9) Infeksi berat atau sepsis
10) Persalinan prematur
11) Kehamilan ganda
12) Janin yang besar
13) Penyakit kronis pada ibu antara lain Jantung,paru, ginjal.
14) Riwayat obstetri buruk, riwayat bedah sesar dan komplikasi kehamilan.
27
3.5 Alasan Pendirian Rumah Sakit Ibu dan Anak
a. Rumah sakit cenderung memberikan kesan yang menakutkan terutama bagi anak
kecil, oleh sebab itu lewat pengadaan Rumah Sakit Ibu dan Anak ini bertujuan
memberikan rasa ceria dan tidak takut bagi pasiennya terutaman anak kecil.
Sehingga rasa ketidak takutan tersebut akan ikut membantu dalam proses
penyembuhan pasien.
b. Terkadang rumah sakit juga kurang memperhatikan faktor keamanan serta
kenyamanan khususnya bagi ibu dan anak yang memiliki karakter khusus
dibanding orang dewasa pada umumnya. Sehingga pengadaan Rumah Sakit
khusus Ibu dan Anak ditujukan agar para pasien (ibu dan anak) lebih merasa
aman dan nyaman berada di rumah sakit, dan secara tidak langsung membantu
proses penyembuhan pasien.
c. Sering pasien yang datang di rumah sakit umum mendapatkan perlakuan yang
sama, tetapi tidak disadari seandainya diantara pasien tersebut ada ibu yang
sedang hamil atau anak kecil yang membutuhkan perlakuan khusus, mengingat
karakter mereka yang tidak bisa disamakan dengan kareakter orang dewasa pada
umumnya. Sehingga lewat pengadaan Rumah Sakit Ibu dan Anak ini diharapkan
pasien ibu dan anak mendapatkan perlakuan yang khusus.
d. Bagi keluarga yang mendapatkan masalah dalam memperoleh keturunan, sering
mereka merasa rendah diri dan bingung kemana mereka harus mengatasi masalah
tersebut, begitu pula sebaliknya pada keluarga yang malah sulit mengontrol
keturunan, meraka terkadang bingung harus pergi kemana untuk memperoleh
solusi dari masalah keluarga tersebut. Maka lewat pengadaan Rumah Sakit Ibu
dan Anak diharapkan keluarga yang membutuhkan solusi atas permasalahan
seputar kehamilan dapat mengatasi masalahnya tersebut tanpa merasa rendah diri.
a. Preventif
Merupakan pelayanan untuk mencegah pasien terjangkit dari penyakit, hal ini
dapat dilakukan dengan cara :
Pemeriksaan rutin terhadap perkembangan bayi dan ibu hamil
Konsultasi kesehatan
28
Penyuluhan tentang gizi ibu dan anak
Imunisasi dan KB
b. Kuratif
Merupakan usaha penyembuhan pada pasien dengan cara pengobatan dan
perawatan berupa :
Persalinan
Pembedahan
Pengobatan
c. Rehabilitasi
Merupakan tindakan penyembuhan kondisi fisik pasien setelah melampaui
masa pengobatan berupa :
Perawatan atau pemulihan kesehatan
Perawatan bayi
29
Merupakan bagian pertolongan pertama kepada pasien. Unit ini bekerja tiap hari
selama 24 jam dan bersifat sementara, bisa juga merupakan unit pengganti
poliklinik ketika sudah tutup. Kegiatan pelayanan di UGD meliputi :
Pasien diterima di UGD
Pemeriksaan dan pengobatan oleh dokter
Jika kondisi pasien membaik maka diperbolehkan untuk pulang, namun jika tidak
maka akan di bawa ke ruang perawatan.
c. Farmasi
Penyediaan fasilitas berupa apotik serta penyediaan obat-obatan. Sasarannya
adalah pasien poloklinik dan umum. Pendistribusian obat dilakukan ke bagian
perawatan, pelayanan dan penunjang secara medis.
d. Terapi
Merupakan kegiatan-kegiatan fisik yang berguna untuk memulihkan kondisi
pasien. Pelayanan ini berupa penggunaan otot-otot motorik pada tingkat sederhana
baik pada pasien rawat jalan maupun rawat inap.
e. Bedah
Terdiri dari bagian operasi atau pembedahan yang digunakan untuk menolong
kelahiran secara operasi dan bagian persalinan normal.
f. Perawatan
Perawatannya dibrdakan antara perawatan normal dengan perawatan isolasi.
Bagian ini dibedakan atas perawatan ibu dan bayi, masing-masing bagian
perawatan mendapat pengawasan dari stasiun perawat.beberapa macam perawatan
antara lain: 1. Perawatan umum
Perawatan kepada pasien yang bersifat umum, dalam arti tidak memiliki
penyakit khusus yang harus dirujuk ke unit lain.
2. Perawatan isolasi
Merawat pasien yang memiliki penyakit khusus, biasanya jenis penyakit
menular. Memiliki ruangan yang serba tertutup guna menghindari persebaran
penyakit.
3. ICU
Merawat pasien yang memerlukan perawatan dan pengawasan secara intensif
karena kondisi tubuhnya tergolong kritis.
30
Pelayanan Non-Medis di Rumah Sakit Ibu dan Anak
a. Kegiatan Administratif
Meliputi kegiatan pendaftaran pasien, mendata keluhan da penyakit pasien, serta
laporan perkembangan pasien
b. Kegiatan Perawatan Inap
Unit perawatan inap beserta seluruh pendukungnya
d. Unit-unit pendukung pelayanan medis
Fungsi-fungsi yang terkait seperti : laboratorium, farmasi, radiologi, UGD, ICU,
d. Instalasi bedah dan ruang bersalin.
Kegiatan Pendukung Nond Medis
e. Terdiri dari unit gizi, unit sterilisasi, kantor, dll.
f. Kelompok kegiatan Komersial dan Sosial
g. Fungsinya sebagai salah satu pemasukan, meliputi : area parkir, kantin,
wartel, dll.
h. Service penunjang
Unit penunjang pada bagian servis antara lain dapur, pos keamanan,
janitor, dll.
Organisasi Ruang
Dalam organisasi ruang pada rumah sakit ibu dan anak semua bagian bangunan
disusun dan ditentukan satu sama lain, karena menurut D.K. Ching ruang-ruang tersebut
31
berkaitan satu sama lain menurut fungsi, kedekatan atau alur sirkulasi. Sistem bangunan yang
ada pada dasarnya harus menyesuakan standar ketentuan yang ada.
WC pasien
WC pasien harus dapat dicapai langsungtanpa koridor penyebrangan. Pada
perancangan untuk setiap dua tempat tidur harus dibangun 1 buah WC, hingga kini sebuah
WC untuk 4 tempat tidur masih sesuai dengan standar. Lebar ruang harus mencapai 1,00m,
32
panjangnya tergantung pada bukaan pintu, namun minimal 1,50m. WC harus dipasang
pegangan penopang dan penahan
Ruang dokter, ruang pengobatan, ruang kerja perawat, ruang dinas dalam satu kesatuan.
Ruang-ruang ini dikombinasikan antara yang satu dengan yang lain karena terdapat
kegiatan dan hubungan yang sibuk antara ruang-ruang tersebut
Ruang Periksa
Ruangan ini disesuaikan besarnya berdasarkan kondisi pasien saat duduk ataupun
berbaring. Alat-alat minimal adalah kursi pasien, tempat berbaring pasien, bangku putar,
meja instrumen, meja instrumen. Diperhatikan juga kebebasan pasien dan dokter dalam
pergerakannya. Ruang pemeriksaan sering membutuhkan kamar-kamar ganti pakaian.
Ruang Pengobatan
Obat-obatan, alat-alat dan jarum suntik yang asangat diperlukan oleh bagian
pemeliharaan medis disimpan di ruangan ini. Luas minimal ruang pengobatan 15m2.
Laboratorium
Fungsi pada laboratorium digolongkan dengan contoh pengambilan, pembagian
percobaan, pengerjaan percobaan, dan fungsi-fungsi lainnya. Sebagai fungsi sampingan dan
diperhatikan adalah ruang pembersihan, ruang bebas hama, persiapan yang baik untuk
sterilisasi, gudang, ruang pendinginan, ruang konsultasi, dan ruang tunggu pasien
Unit Administrasi
Unit administrasi sebaiknua terletak di lorong penghubung ke ruang masuk dan ke
jalur jalan utama. Untuk unit administrasi diperhitungkan 7m-12m setiap tenaga kerja. Unit
administrasi terdiri dari beberapa bagian antara lain : ruang pertemuan pasien dengan
keluarganya, tempat pendaftaran dan unit keuangan, kantor direksi administrasi dan
sekretaris, kantor para perawat serat pegawai dan juga ruang arsip.
33
Dapur
Dapur ini merupakan pelengkap dari ruang istirahat, disini petugas sedapat mungkin
diberikan kesempatan untuk menyiapkan mkanan atau minuman dalam wakltu istirahat.
Dapur sebaiknya berada di bagian tengah sehingga dapat menjangkau semua ruang perawatan
dengan jalan singkat.
3.10 Elemen Bangunan Yang Penting Pada Rumah Sakit Ibu dan Anak
Koridor
Lebar koridor pada umumnya minimal 1,50m, yang harus juga disesuaikan dengan
lalu lintas yang ada. Untuk lorong yang sekaligus dapat menjadi tempat pasien yang
terbaring, lebarnya minimal 2,25m, dengan tinggi langit-langit sampai 2,40m. Lebar lorong
tersebut tidak
34
boleh dipersempit dengan penyangga-penyangga gedung atau bagian bangunan lainnnnya.
Pintu
Pada konstruksi pintu harus diperhatikan faktor-faktor higienis. Bagian permukaan
pintu harus dari bahan yang steril. Pintu-pintu juga harus diberikan bahan peredam bunyi
seperti dinding, minimal dapat meredam 25dB. Tinggi pintu yang idela adalah 2,10m-2,20m.
Tangga
Tangga harus dibuat sedemikan rupa untuk keamanan, jika perlu dapat menampung
beban yang kuat. Tangga harus mempunyai pegangan untuk kedua tangan dari awal hingga
akhir tangga yang tidak terputus. Lebar tangga dan bagian datar antara dua anak tangga dari
tangga darurat sebaiknya1,50m dan tidak melebihi 2,50m. Lebar bagian datar antara dua anak
tangga tidak mempersempit daun pintu. Tinggi tingkatan sebaiknya17cm, lebar anak tangga
yang datar 28cm. Lebih baik bila perbandingan tinggi dan tapakan adalah 15/30cm
Lift
Fungsi lift untuk pengangkutan orang,obat-obatan, cucian, makanan dana tempat tidur
pasien. Di dalam gedung ruamh sakit pada unit perawatan, pemeriksaan atau pengobatan
terletak di8 lantai atas, lift untuk mengangkat tempat tidur sangat berguna, minimal rangkap.
Kamar lift untuk mengatur tempat tidur harus diukur sehinggadapat menampung satu atau
dua tempat tidur. Ukuran standar kotak lift adalah 0,90x1,20m, sedangkan ukuran standar
cerobong lift adalah 1,25x1,50m
35
Bab 4
4.1 Pendahuluan
Rumah sakit merupakan fasilitas layanan kesehatan bagi masyarakat, dimana
kesehatan merupakan kebutuhan pokok bagi semua lapisan masyarakat. Didalam
perkembangan teknologi dan persaingan usaha jasa yang semakin pesat dan ketat, maka
rumah sakit dituntut melakukan peningkatan kualitas layanan secara berkelanjutan dari waktu
kewaktu. Sebagai upaya meningkatkan kualitas layanan, maka rumah sakit diharapkan
meningkatkan kinerjanya didalam kerangka strategis memenuhi kebutuhan dan harapan
pasien..
Seiring kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, peningkatan taraf hidup
masyarakat, peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat, menyebabkan
peningkatan tuntutan masyarakat terhadap layanan kesehatan berkualitas. Sejalan dengan
kondisi tersebut, maka Rumah Sakit Ibu dan Anak “Pondok Tjandra” berupaya memberikan
layanan yang bermutu sesuai dengan standar pelayanan yang ditetapkan dan mampu
melayani kebutuhan kesehatan masyarakat, khususnya kesehatan Ibu dan Anak.
Kualitas jasa pelayanan yang baik, menimbulkan loyalitas pasien, dan kemungkinan
besar menarik pasien baru. Dalam proses loyalitas tersebut, kemungkinan besar terjadi
promosi gratis yang dilakukan oleh pasien yang loyal dalam bentuk penyampaian informasi
positif (positiveword of mouth) kepada pasien atau calon pasien lainnya.
Sesuai dengan Visi, Misi, Motto, dan Tujuan yang menjadi spirit pelayanan Rumah
Sakit Ibu dan Anak “Pondok Tjandra”, maka Pimpinan fokus melakukan upaya pemenuhan
kebutuhan pasien dengan memberikan layanan cepat dan akurat, sabar dan sopan,
menjamin keamanan pasien, empati, komunikasi efektif, pemenuhan sarana dan prasarana,
dan pemanfaatan sumber daya yang dimiliki. Intinya layanan dilakukan sesuai dengan apa
yang seharusnya diberikan kepada pasien.
Sebagai komitmen seluruh anggota di Rumah Sakit Ibu dan Anak “Pondok Tjandra”,
bertekat bulat mensukseskan akreditasi rumah sakit versi 2012 pada tahun 2016 dengan
36
predikat LULUS sehingga pelayanan kepada pasien dilakukan dengan lebih baik, dan lebih
baik lagi sesuai standar Akreditasi yang ditetapkan.
4.2 Sejarah
Direktur RSIA “Pondok Tjandra”
Berawal dari praktek Dokter spesialis Kebidanan dan penyakit Kandungan di
JL.Mangga IE/225 Pondok Tjandra Indah Waru Sidoarjo atas Nama
Dr. Supriyono,
dr.Supriyono,Sp.OG(K)Onk pada Januari 1993 setelah beliau selesai menjalani Sp OG (K) Onk
pendidikan
Dokter Spesialis Obsetri Ginekologi di FK UNAIR Surabaya Tahun 1992. Kemudian atas
prakarsa dr.Supriyono,Sp.OG(K)Onk dan atas permintaan banyak pasien beliau mendirikan
Rumah Sakit Bersalin Pondok Tjandra yang di Resmikan oleh Kepala Dinas Kesehatan
Sidoarjo pada awal Tahun 2002 yang berlokasi di JL. Mangga IE/225 Pondok Tjandra Indah
Waru Sidoarjo.
Berdasar keinginan mengembangkan Rumah Bersalin Pondok Tjandra untuk
melayani pasien yang memerlukan tindakan operasi agar lebih cepat pelayanannya, maka
beliau mendapat ijin perubahan Rumah Bersalin Pondok Tjandra menjadi Rumah Sakit
Bersalin Pondok Tjandra dibawah Yayasan Bhaskara Husada.
Pada 24 Maret Tahun 2004 keluar ijin Operasional RSB Pondok Tjandra dari Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo. Atas Rekomendasi Kepala Dinas Kesehatan Provinsi
Jawa Timur pada tanggal 24 Oktober 2007 keluar Ijin Operasional RSB Pondok Tjandra dari
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Seiring perkembangan, maka manajamen RSB Pondok Tjandra berupaya
meningkatkan pelayanannya kepada pasien dengan menambah beberapa fasilitas antara lain:
Kamar Pasien dan Kamar Bersalin yang nyaman, 2 Kamar Operasi yang memadai, Kamar
RR (Recovery Room) dan ICU , Kamar Bayi Neonatus, IGD, Kamar Rekam Medis, fasilitas
penunjang klinik laboratorium dan USG 2D-4D, peralatan Rontgen serta lahan parkir.
Pada Agustus 2012 pihak manajamen RSB Pondok Tjandra dibawah pimpinan
Direktur RSB Pondok Tjandra dr.Supriyono,Sp.OG(K)Onk. Bergiat mengajukan
perpanjangan ijin Operasional RSB Pondok Tjandra kepada Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten Sidoarjo dan mempersiapkan pelaksanaan Akreditasi versi tahun 2012.
Dan pada tanggal 19 Maret 2014, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur
mengeluarkan Rekomendasi Penetapan Kelas RSB Pondok Tjandra menjadi penetapan Kelas
tipe C, pada 10 April 2014 pihak manajemen RSB Pondok Tjandra memperoleh ijin
operasional dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo untuk RS Ibu dan Anak
Pondok Tjandra.
37
Rencana tahun 2016 pihak manajamen RSIA Pondok Tjandra siap mengadakan kerja
sama dengan dimulainya pelaksanaan layanan BPJS, untuk pelayanan masyarakat di wilayah
Sidoarjo dan sekitarnya. Sehingga diharapkan RSIA Pondok Tjandra dapat membantu
program MDG’s dimana sasaran akhirnya menurunkan angka kematian Ibu dan Anak serta
meningkatkan kesehatan Ibu dan Anak masyarakat Jawa Timur khususnya dan Indonesia
pada umumnya.
Misi:
Moto:
Tujuan:
38
e. Mewujudkan tingkat kepuasan konsumer internal (petugas pelayanan rumah
sakit), maupun konsumer eksternal (pasien) secara optimal
f. Memberdayakan seluruh potensi sumber daya dan dimiliki rumah sakit
2. Menjadi rumah sakit ibu dan anak yang mampu mewujudkan fungsinya sebagai
pelayanan kesehatan ibu dan anak, serta mampu memberikan manfaat untuk
masyarakat
Direktur
dr. Supriyono, Sp OG (K) Onk Ketua Komite Medik
dr. Andra Kusuma Putra, Sp OG
Merupakan uraian tugas dan tanggung jawab harian, tanggung jawab khusus dan
tugas pokok strategi serta wewenang yang akan menjadi pedoman dalam menjalankan tugas
seluruh karyawan.
Bagian Pelayanan
Medis
dr. Rizki Widya
I. DIREKTUR RUMAH SAKIT
A. Tugas dan Tanggung Jawab Khusus
a. Bertanggung jawab langsung pada pemilik RSIA “Pondok Tjandra”;
b. Diangkat dan dipekerjakan langsung oleh Yayasan RSIA “Pondok Tjandra”;
c. Bersama pemilik Rumah Sakit, Direktur mengangkat kepala bagian;
39
d. Direktur merupakan penanggung jawab penuh terhadap kemajuan atau
kemunduran manajemen RSIA “Pondok Tjandra”;
e. Membuat RPK ( Rencana Pelaksanaan Kegiatan);
f. Pelayanan, administrasi, keuangan, evaluasi, dan pelaporan meliputi pelaksanaan
visi, misi, dan strategi kepada seluruh jajaran manajemen;
g. Membawahi langsung dan memiliki wewenang penuh untuk memerintah dan
mengarahkan wakil direktur dan Bagian-bagian yang ada di RSIA “Pondok
Tjandra”;
h. Bertanggung jawab terhadap pembuatan rencana kegiatan semesteran dan
tahunan dan pengawasan terhadap pelaksanaannya;
i. Menetapkan bersama wakil direktur dalam usulan strategis untuk pengembangan
RSIA “Pondok Tjandra” sesuai dengan ilmu pengetahuan, merancang sumber
pendapatan dan belanja RSIA “Pondok Tjandra” dibantu jajaran manajemen;
j. Bertanggung jawab terhadap kinerja, laporan-laporan pertanggung jawaban kerja
terhadap bagian-bagian pelayanan di RSIA “Pondok Tjandra”.
k. Bertanggung jawab terhadap kemajuan, kelangsungan, keuangan, dan operasional
RSIA “Pondok Tjandra”secara menyeluruh.
l. Bertanggung jawab sebagai pengambil keputusan-keputusan strategis dalam
RSIA “Pondok Tjandra” (Decission Maker)
m. Siap dan mampu menghadapi dan menyelesaikan masalah-masalah besar yang
timbul dalam manajemen RSIA “Pondok Tjandra” (Problem Solving)
n. Mampu memimpin, memerintah, memberi wewenang, teguran dengan tugas dan
procedural serta mendelegasikan dan membagi tugas-tugas pokok dan penting
pada wakil Direktur.
o. Bertanggung jawab terhadap evaluasi kerja wakil Direktur, mampu membuat
inovasi dan perubahan-perubahan serta ide-ide baru yang mampu membawa
RSIA “Pondok Tjandra” ke arah yang lebih baik.
p. Mampu menjalankan, menterjemahkan keinginan dan perintah dari pemilik RSIA
“Pondok Tjandra” serta mampu memadukan ide-ide pribadi yang akan menjadi
operasional RSIA “Pondok Tjandra” ke depan.
q. Membuat laporan-laporan rutin pada pemilik dan membuat laporan pertanggung
jawaban setiap periode, yang periodenya ditentukan oleh RSIA “Pondok
Tjandra”.
40
B. Tugas dan Tanggung Jawab Umum dan Harian
a. Menjalin komunikasi dan informasi dengan wakil Direktur dan komite, tentang
perkembangan operasional RSIA “Pondok Tjandra” setiap hari/minggu/bulan
b. Memantau kondisi operasional RSIA “Pondok Tjandra” setiap hari berdasarkan
laporan harian Wakil Direktur
c. Bertanggung Jawab sebagai pengambil keputusan strategis harian atau
mendelegasikan wewenang tersebut pada wakil Direktur saat tidak ada di tempat.
d. Memimpin briefing, meeting dan rapat-rapat penting rutin jajaran direksi
e. Direktur juga bertugas sebagai dokter, dan melaksanakan tugas dan tanggung
jawab sebagai dokter.
41
k. Bertanggung jawab bersama terhadap kemajuan, kelangsungan, keuangan, dan
operasional RSIA “Pondok Tjandra” secara menyeluruh.
l. Bertanggung jawab bersama direktur sebagai pengambil keputusan strategis
dalam RSIA “Pondok Tjandra” (Decission Maker)
m. Mampu menjalankan bersama direktur, menterjemahkan keinginan dan perintah
dari pemilik RSIA “Pondok Tjandra” serta mampu memadukan ide-ide pribadi
yang akan menjadi operasional RSIA “Pondok Tjandra” ke depan.
n. Membuat laporan-laporan bersama direktur rutin pada pemilik dan membuat
laporan pertanggung jawaban setiap periode, yang periodenya ditentukan oleh
RSIA “Pondok Tjandra”.
42
6. Memberikan laporan setiap bulannya tentang urusan pelayanan medis disertai
hasil analisisnya, (dihubungkan dengan laporan keuangan dan pencatatan medik)
kepada Kepala Bagian Medik
7. Menyusun rencana kerja tahunan dan anggaran tahunan di urusan medis sebagai
usulan kepada Kepala Bagian Medis.
43
8. Memberikan bantuan jasa informasi medis RSIA “Pondok Tjandra”
9. Menyusun sistem dan prosedur klaim (Asuransi dan Perusahaan yang menjalin
kerjasama) untuk pasien RSIA “Pondok Tjandra”
10. Menyiapkan semua kebutuhan dan perangkat yang diperlukan untuk menunjang
kelancaran kerja urusan pencatatan medis
11. Menyusun rencana kerja tahunan dan anggaran tahunan di urusan pencatatan data
medis sebagai usulan kepada Kepala Bagian Medik.
12. Menyelenggarakan serta melaksanakan kebijakan dan ketentuan perusahaan dan
peraturan pemerintah serta system dan prosedur di bidang keperawatan
(Pelayanan dan Etika Keperawatan), Medik (medis, penunjang dan rekam medis)
13. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan SDM di bidang keperawatan, medis.
14. Meningkatkan pendapatan dan pengendalian biaya di RSIA “Pondok Tjandra”.
15. Bertanggung jawab dalam pembuatan SOP dan system yang menggerakan semua
bagian medis di RSIA “Pondok Tjandra” dibantu oleh Ka.Bag administrasi dan
pengembangan.
16. Memiliki wewenang penuh dalam mengendalikan dan memerintah coordinator
divisi-divisi yang menjadi bawahannya, agar bekerja sesuai aturan dan SPO
17. Bertanggung jawab terhadap kualitas produk dan pelayanan baik terhadap Ka.Bag
pelayanan maupun terhadap konsumen langsung.
18. Bertanggung jawab terhadap kinerja, hasil kerja dan kualitas kerja yang menjadi
bawahannya.
19. Melakukan fungsi pengawasan (supervise) terhadap system, kebijakan dan SPO
yang ada pada wilayah kerjanya sehingga dapat tetap berjalan dengan baik atau
melakukan perombakan dan perubahan (fungsi inovasi) jika kebijakan, SPO
system yang ada sudah tidak berfungsi maksimal melalui rapat direksi.
20. Membuat laporan periodik.
44
4. Bertanggung jawab terhadap pengambilan keputusan dan mampu menyelesaikan
masalah yang timbul tiap hari dalam wilayah kerjanya.
5. Bertanggung jawab terhadap keutuhan dan kelayakan inventaris perusahaan yang
ada dalam wilayah kerjanya dengan melakukan perintah stock opname secara
periodic pada coordinator-koordinator yang menjadi bawahannya.
6. Bertanggung jawab memantau kebersihan, kenyamanan dan kerapihan seluruh
area Rumah Sakit dengan menggerakkan semua staff bawahannya agar bekerja
dengan maksimal.
7. Membuat catatan dan laporan harian.
8. Diangkat dan diberi wewenang sebagai Kepala bagian oleh Direktur dan Pemilik
Perusahaan
9. Bertanggung jawab langsung terhadap Wakil Direktur atau Direktur RS
10. Memiliki kewenangan untuk mengatur dan mendelegasikan system pada
koordinator pelaksana yang ada dibawahnya .
11. Bertanggung jawab terhadap pengambilan keputusan pada skala sedang yang
berkaitan pada wilayah kerjanya masing-masing.
12. Bertanggung jawab terhadap kinerja bawahannya masing-masing serta
bertanggung jawab terhadap total quality control pada hasil kinerja bawahannya
13. Mampu memerintah, memiliki jiwa kepemimpinan, berani menegur dan
mengarahkan bawahannya.
14. Bertanggung jawab membuat SOP dan peraturan-peraturan standar pada
Koordinator-koordinator yang menjadi bawahannya, mensosialisasikannya dengan
baik dengan persetujuan direktur.
15. Membuat program –program baru setiap periode dan diajukan dalam rapat direksi.
16. Membuat catatan dan laporan personal staff, kedisiplinan, kepatuhan terhadap
peraturan dan tata tertib semua staff yang menjadi bawahannya, untuk kemudian
dilaporkan pada divisi HRD (personalia)
17. Membuat laporan-laporan rutin tentang perkembangan operasional Rumah Sakit
sesuai dengan yang diminta oleh Direktur
18. Membuat laporan pertanggungjawaban kerja pada Direktur setiap periode, yang
periodenya ditetapkan oleh Direktur
f. Bagian Keperawatan
1. Bertanggung jawab kepada Ka.Bag pely Medik dan Keperawatan.
45
2. Menyelenggarakan ketentuan jasa keperawatan sesuai dengan etik keperawatan di
RSIA “Pondok Tjandra”.
3. Melaksanakan prosedur keuangan yang telah ditetapkan Direktur dan Ka.Bag
Administrasi dan Keuangan di bagian Keperawatan.
4. Mengoperasionalkan investasi secara efisien dan efektif didalam penyelenggaraan
pelayanan keperawatan.
5. Memberikan kontribusi pendapatan bagi rumah sakit.
6. Menyusun system dan prosedur penerimaan dan pemulangan pasien, sisdur,
penampungan keluhan pasien yang dirawat di Rumah Sakit.
7. Memimpin penyusunan rencana kerja tahunan dan anggaran tahunan di
keperawatan sebagai usulan kepada Wakil Direktur Medik dan Keperawatan.
8. Memberikan penilaian dan saran alternative yang tepat mengenai kelayakan suatu
investasi di bagian perawatan.
9. Memberikan laporan setiap bulannya tentang urusan keperawatan disertai hasil
analisisnya, yang kemudian dihubungkan dengan laporan keuangan dan
pencatatan medis, kepada Ka.Bag Medik dan Keperawatan.
10. Membantu dan membimbing bawahannya memecahkan kesulitan dalam
menjalankan tugas.
11. Mengembangkan kerjasama antar bawahannya.
12. Memberikan penilaian atas karya bawahannya.
13. Mengusulkan promosi, demosi, mutasi, penerimaan, peringatan dan pemutusan
hubungan kerja karyawan di bagian keperawatan.
14. Memberikan izin pasien perawatan yang meninggal atau pulang paksa untuk
meninggalkan rumah sakit setelah memenuhi ketentuan yang berlaku.
15. Menetapkan, mencabut dan merubah system dan prosedur yang hanya berlaku di
keperawatan setelah mendapat persetujuan dari Ka.Bag Medik dan Keperawatan.
46
4. Memberikan laporan setiap bulannya tentang urusan keperawatan disertai hasil
analisisnya, yang kemudian dihubungkan dengan laporan keuangan dan
pencatatan medis
5. Menyusun rencan kerja tahunan dan anggaran tahunan di Rawat Inap sebagai
usulan kepada Kepala Bagian Kepegawaian
47
7. Bertanggung jawab membuat SOP dan peraturan-peraturan standar pada divisi-
divisi yang menjadi bawahannya, mensosialisasikannya dengan baik dengan
persetujuan direktur.
8. Membuat program-program baru setiap periode dan diajukan dalam rapat direksi.
9. Membuat catatan dan laporan personal staff, kedisiplinan, kepatuhan terhadap
peraturan dan tata tertib semua staff yang menjadi bawahannya, untuk kemudian
dilaporkan pada divisi HRD (personalia).
10. Membuat laporan-laporan rutin tentang perkembangan operasional Rumah Sakit
sesuai dengan yang diminta oleh Direktur.
11. Membuat laporan pertanggungjawaban kerja pada Direktur setiap periode, yang
periodenya ditetapkan oleh Direktur.
12. Bertanggung jawab kepada Direktur Rumah Sakit.
13. Membawahi langsung :
48
2. Menyusun laporan keuangan beserta hasil analisisnya tentang realisasi anggaran di
RSIA “Pondok Tjandra”.
3. Menelaah, hasil pelaksanaan dan mengendalikan system anggaran di RSIA
“Pondok Tjandra”
4. Membuat anggaran pembayaran atas penggantian/pembelian peralatan medis dan
obat-obatan yang sesuai dengan kebutuhan RSIA “Pondok Tjandra”.
5. Menyusun rencana kerja tahunan dan anggaran tahunan urusan akuntansi dan
keuangan sebagai usulan kepada Ka.Bag administrasi dan keuangan.
6. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Ka.Bag Adminidtrasi dan
Keuangan.
49
3. Mempersiapkan dan mengajukan keperluan-keperluan atau kebutuhan barang
inventaris di rumah sakit.
4. Menyimpan dengan tertib dan mengamankan arsip surat-surat keluar dan masuk
serta dokumen-dokumen milik surat rumah sakit dan dapat merahasiakan surat-
surat yang perlu dirahasiakan.
5. Membantu administrasi, surat menyurat dan kesekretariatan RSIA “Pondok
Tjandra”
6. Menerima surat – surat masuk rumah sakit diagendakan dan diserahkan kepada
Direksi dan selanjutnya diteruskan sesuai Disposisi Direktur.
50
10. Memberikan penilaian atau evaluasi terhadap seluruh Karyawan di seluruh
Bagian dibantu oleh Kepala Bagian masing-massing.
13. Membuat laporan rutin tentang hasil evaluasi kepegawaian untuk dilaporkan
kepada atasan langsung.
14. Bertanggung jawab terhadap kondisi kepegawaian tiap hari, mencakup :
a. Kontrol terhadap absensi dan disiplin karyawan harian.
b. Membuat data harian kepegawaian
c. Melakukan fungsi supervise harian secara menyeluruh untuk
mengetahui kondisi dilapangan, sehingga kelancaran pelayanan RSIA
“Pondok Tjandra”.tetap tertaga.
d. Mampu bertindak sebagai mediator dan penyelesaian masalah jika
terjadi masalah internak baik antar individu karyawan maupun
karyawan dengan manajemen, dalam lingkup dan kapasitas
kepegawaian dan pekerjaan.
e. Membuat catatan dan laporan harian.
1. Menyusun laporan kinerja dan inventaris sarana dan prasarana, termasuk dalam
mengatur penyimpanan (gudang) barang habis pakai maupun tidak habis pakai.
2. Memenuhi pembelian peralatan dan bahan kebutuhan medis maupun kebutuhan
perawatan dan kebutuhan lainnya
3. Memimpin pelaksanaan Tata Usaha, HRD dan Umum di RSIA “Pondok Tjandra”.
4. Mengetahui hal-hal yang menyangkut bagian Tata Usaha, HRD dan Umum
diantaranya tentang :
a. Posisi dan kinerjanya seluruh karyawan di RSIA “Pondok Tjandra”.
b. Realisasi anggaran untuk bagian Tata Usaha dan Umum
c. Menyampaikan laporan bulanan.
d. Memantau secara langsung bagian umum diantaranya di bagian cleaning
service (bagian kebersihan), security (bagian keamanan), driver (supir),
gardener (tukang taman), dan di bagian kurir.
51
a. Bertanggung jawab dalam penataan manajemen dan penempatan SDM yang
tepat.
b. Bertanggung jawab dalam pembuatan SOP di bagian keuangan.
c. Mengumpulkan dan mengolah bahan penyusunan rencana anggaran pengadaan /
belanja (RAB)
d. Melaksanakan kebijakan dalam menyelenggarakan program dalam meningkatkan
pendapatan dan pengendalian biaya di RSIA “Pondok Tjandra”.
e. Bertanggung jawab terhadap laporan keuangan, cash flow dan kelancaran system
akuntansi yang diterapkan dalam RSIA “Pondok Tjandra”..
f. Bertindak sebagai pengambil keputusan strategis dalam hal keuangan melalui
koordinasi dengan Direktur RSIA “Pondok Tjandra”..
g. Bertanggung jawab mengendalikan sumber-sumber kebocoran, inefektif dalam
pengelolaan keuangan RSIA “Pondok Tjandra”..
h. Memberikan penilaian terhadap kinerja, hassil kerja dan kualitas kerja
bawahannya.
i. Memimpin briefing coordinator yang diadakan rutin dan melaporkan hasil
briefing pada Direktur RSIA “Pondok Tjandra”..
j. Memantau dan mengawasi kinerja bawahannya sesuai wilayah kerjanya. (fungsi
controling).
k. Bertanggung jawab terhadap masalah-masalah harian yang timbul dan mapu
menyelesaikannya dengan baik.
l. Melakukan evaluasi kerja yang dilakukan rutin berdasarkan laporan – laporan
masing-masing coordinator bawahannya. (fungsi evaluating).
m. Bertanggung jawab terhadap kelancaran operasional harian pada RSIA “Pondok
Tjandra”.
Tabel 4.1 Gambaran Umum RSIA “Pondok Tjandra” Sidoarjo, Tahun 2015
1 Nomor Kode RS : 3515137
2 Tanggal Registrasi : 23 Januari 2013
3 Nama Rumah Sakit (Huruf Kapital) : RSIA PONDOK TJANDRA
4 Jenis Rumah Sakit* : Rumah Sakit Khusus Ibu dan
Anak
5 Kelas Rumah Sakit* :C
52
6 Nama Direktur RS : dr. Supriyono, Sp OG (K) Onk
7 Nama Penyelenggara RS : Yayasan Bhaskara Husada
8 Status Penyelenggara : Rumah Sakit Privat
9 Alamat/Lokasi RS : Jl. Mangga I E/225
Pondok Tjandra Indah
9.1 Kabupaten : Sidoarjo
9.2 Kode Pos : 862156
9.3 Telepon : (031)8664488, 8662206
9.4 Fax : (031)8664345
9.5 E_mail : rsb_tjandra@yahoo.co.id
9.6 Nomor Telp Bag, Umum/Evapor :-
9.7 Website :-
10 Luas Rumah Sakit
10.1 Tanah : 1070 M2
10.2 Bangunan : 882 M2
11 Surat Ijin Operasional
11.1 Nomor : 551.4.1/004/404.3.2/2014
11.2 Tanggal : 10 April 2014
11.3 Oleh : Ka Diknes Kab. Sidoarjo
11.4 Sifat : Resmi
11.5 Masa Berlaku s/d thn : 14 September 2017
12 Surat Penetapan Kelas
12.1 Nomor : 445/3164/101/2014
12.2 Tanggal : 05 Maret 2014
12.3 Oleh : KA Dinas Kesehatan Prov. Jatim
12.4 Sifat : Resmi
12.5 Masa Berlaku : 05 Maret 2015
13 Akreditasi RS*
13.1 Pentahapan* : Akreditasi JCI Versi 2012
13.2 Status* :-
13.3 Tanggal Akreditasi : 27 - 28 Mei 2016 (jadual KARS)
14 Jumlah Tempat Tidur (14.1-14.6)
14.1 Perinatologi :5
14.2 Kelas VVIP :-
14.3 Kelas VIP : 4 (dua tempat tidur penunggu)
14.4 Kelas I :6
14.5 Kelas II :7
14.6 Kelas III :8
15 Sebaran Tempat Tidur
15.1 ICU :-
15.2 PICU :-
15.3 NICU :1
15.4 ICCU :-
15.5 HCU :1
15.6 Ruang Isolasi :1
15.7 Ruang IGD :3
15.8 Ruang Bersalin :4
15.9 Ruang Operasi :2
15.11 Ruang Pulih Sadar (RR) :4
53
Tbel 4.2 Kompetensi PersonilRSIA “Pondok Tjandra” Sidoarjo, Tahun 2015
Status Ketenagaan
No Jenis Ketenagaan Jumlah
Tetap Tidak Tetap
A Tenaga Medik Dasar
1 Dokter Umum 2 Tetap
2 Dokter Gigi - -
B Tenaga Medis Spesialis Dasar
1 Dokter Spesialis Bedah
Dokter Sub Spesialis Bedah Digestif 1 - Tidak Tetap
Dokter Sub Spesialis Bedah Onkologi 1 Tetap
2 Dokter Spesialis Penyakit Dalam
Dokter Sub Spesialis Ginjal Hipertensi (Sp.PD
1 Tidak Tetap
KGH)
Dokter Sub Spesialis Endokrinologi-Metabolik
1 Tidak Tetap
Diabetes (Sp.PD KEMD)
3 Dokter Spesialis Anak
Dokter Sub Spesialis Perinatologi 2 2
4 Dokter Spesialis Obgyn 3 Tetap
Dokter Sub Spesialis Onkologin (Sp.OG K Onk) 1 Tetap
c Tenaga Spesialis Penunjang Medik
1 Dokter Spesialis Anestesiologi 3 1 2
2 Dokter Spesialis Radiologi 1 1
4 Dokter Spesialis Patologi Klinik
5 Dokter Spesialis Patologi Anatomi 1 1
D Tenaga Medik Spesialis Lain
4 Dokter Spesialis Jantung & Pembuluh Darah 1 1
E Tenaga Medik Spesialis Gigi Mulut
F Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan Lain
1 SPK
D1 Perawat 1 Tetap
D3 Perawat 3 Tetap
S1 Perawat
S2 Perawat
2 D3 Bidan
S1 Bidan 2 Tetap
Apoteker 1 Tetap
3 S1 Farmasi 1 Tetap
D3 Gizi
S1 Gizi 1 Tetap
4 D3 Anesthesi
5 D3 Rekam Medik 1 Tetap
6 D3 Teknik Lingkungan
7 D3 Teknik Medik
8 D3 Farmasi
9 D3 Analis Kesehatan 2 Tetap
10 D3 Radiologi 2 Tetap
11 D3 Fisioterapi 1 Tetap
H Tenaga Non Medis Lainnya
1 Sarjana 1 Tetap
2 Sarjana Ekonomi Akuntansi 2 tetap
54
3 SLA Sederajat 2 Tetap
Total Keseluruhan
Tabel 4.3 Susunan kepegawaian RSIA “Pondok Tjandra” Sidoarjo, Tahun 2015
STATUS KETERANGAN
NO NAMA KUALIFIKASI
FT PT (No. SIP/SIK/SIB)
1. dr. Supriyono, Sp. OG (K) Onk √ 551.41/746/IP.05/XI/404.32/2011
2. dr. Ali Mahmud Sp. OG (K) √ 551.41/609/IP.DS/VII/404.3.2/2012
3. dr. Budi Harjanto Sp. OG √ 551.41/115/IP/.DS/XII/404.3.2/201
4. dr. Mudji Hardjanto, Sp. A √ 3
5. dr. Bagus Damar R.W. MSI, Med. Sp An √ 551.41/107/IP.DS/II/404.3.2/2013
6. dr.SubagdjaNata’atmadja Sp. An √ Dalam proses
7. dr. Nur Abdullah Sp. PD √ √ 551.41/082/IP.DS/IX/404.3.2/2013
8. dr. Heru Sp. BU √ Dalam proses
9. dr. Hertanto Sp. B √ Konsultan
10. dr. Eka Raharjo Sp. B. (K) Onk √ Dalam proses
11. dr. Zaenal Sp. KK √ Konsultan
12. dr. Rukma Sp. JP √ Dalam proses
13. dr. Siti Chotimah Sp. Rad (K)Onk √ Konsultan
14. dr. Wayan Sp. B √ Dalam proses
15. dr. Frans OHP Sp. OG (K) √ Dalam proses
16. dr. Deni Chrismono Umum √ Konsultan
17. RaswitaDiniya. Apoteker √ 551.41/176/IP.DU/IX/404.3.2/2013
18. Indri Christiani Astikarina SE. Ak/Keuangan √ 551.41/221/SIA/404.32/2009
19. Samsun Hadi Analis, S1 √ Sertifikat Perpajakan
20. Emmy Oentari Rekam medis √ Sertifikat
21. Niketut Sumaryani Bidan √ Sertifikat RM
22. Hamid Samiaji Humas, S1 √ Sertifikat
23. Sri Kusbandiyah Keuangan, S1 √ Sertifikat
24. Sutjiati Bidan √ Sertifikat
25. Anis Arianti Bidan √ P2T/5793/03.01/02/VIII/2012
26. Sonya Lisdianawati Bidan √ 101.5/13/SIB/224/00965/II/09
27. Sutrami Penata Anestesi √ 101.5/13/SIB/224/02890/VIII/09
55
28. Parjono Penata Anestesi √ Sertifikat
29. Pudji Widi Astutik Farmasi √ Sertifikat
30. Elok Nawasti Bidan √ Sertifikat
31. Ita Kurniawati Perawat √ III.6/13/SIB/224/00747/II/09
32. Rina Eko Ariani Bidan √ 551.41/143/PRW/404.3.2/2008
33. Titik Kusdarwati Bidan √ P2T/1480/03.01/02/II/2012
34. Ani Yuni A Bidan √ P2T/7812/03.01/01/XII/2011
35. Kartika Putri Kumalasari Bidan √ P2T/8104/03.01/01/01/XII/2011
36. Sumi Supartiningrum Bidan √ P2T/5795/03.01/01/VII/2012
37. Linda Bidan √ P2T/3072/03.01/01/II/2013
38. Lusi Bidan √ P2T/7227/03.01/01/XII/2010
39. Fida Bidan √ P2T/5795/03.01/01/VIII/2012
40. Ruroh Bidan √ Dalam proses
41. Nurul Huda Prasetyo Perawat √ Sertifikat
42. Reni Laborat √ P2t/7857/03.01/01/VIII/2012
43. Arif Laborat √ Ijazah
44. Hidayat Pemeliharaan √ Ijazah
45. Anik Marisulisiani Perawat √ Ijazah
46. Ima Administrasi √ Ijazah, III.6/13/SIP/231/01048/I/06
47. Tri Hedy Indrayana Medis √ Ijazah
48. Agus Administrasi √ Ijazah
49. M. Sohebul Maulidi Medis √ Ijazah
50. Sumaiyah Security √ Ijazah
51. Lilik Suwarni Security √ Ijazah
52. Sukarji Dapur (Gizi) √ Ijazah
53. Wasis Triana Putra Pencucian √ Ijazah
55. Andik Riswanto Clining Service √ Ijazah
Clining Service Ijazah
Clining Service
Keterangan :
FT : Full Time
PT : Part Time
Tabel 4.4 Fasilitas pelayanan RSIA “Pondok Tjandra” Sidoarjo, Tahun 2015
56
No Pelayanan Ada Tidak Ada Keterangan
A Pelayanan Medik Umum
1 Pelayanan medik dasar Ada
2 Pelayanan medik gigi mulut Tidak Ada
3 Pelayanan KIA / KB Ada
B Pelayanan Gawat Darurat
1 24 Jam & 7 hari seminggu Ada
C Pelayanan Medik Dasar
1 Penyakit Dalam Ada
2 Kesehatan Anak Ada
3 Bedah Ada
4 Obstetri & Ginekologi Ada
D Pelayanan Spesialis Penunjang Medik
1 Radiologi Ada
2 Patologi Klinik Ada
3 Anestesiologi Ada
4 Rehabilitasi Medik Tidak ada
5 Patologi Anatomi Ada
E Pelayan Medik Spesialis Lain
1 Mata Tidak ada
2 Telinga Hidung Tenggorokan Tidak ada
3 Syaraf Tidak ada
4 Jantung dan Pembuluh Darah Ada
5 Kulit dan Kelamin Tidak ada
6 Kedokteran Jiwa Tidak ada
7 Paru Tidak ada
8 Orthopedi Tidak ada
9 Urologi Ada
10 Bedah Syaraf Tidak ada
11 Bedah Plastik Tidak ada
12 Kedokteran Forensik Tidak ada
F Pelayanan Medik Spesialis Gigi Mulut
1 Bedah Mulut Tidak ada
2 Konservasi / Endodonsi Tidak ada
3 Orthodoni Tidak ada
4 Periodonti Tidak ada
5 Prosthodonti Tidak ada
6 Pedodonsi Tidak ada
7 Penyakit Mulut Tidak ada
G Pelayanan Medik Subspesialis
1 Bedah Ada
2 Penyakit Dalam Ada
3 Kesehatan Anak Ada
4 Obstetri & Ginekologi Ada
5 Mata Tidak ada
6 Telinga Hidung Tenggorokan Tidak ada
7 Syaraf Tidak ada
8 Jantung dan Pembuluh Darah Ada
9 Kulit dan kelamin Tidak ada
10 Jiwa Tidak ada
11 Paru Tidak ada
12 Orthopedi Tidak ada
13 Gigi Mulut Tidak ada
57
H Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan
1 Asuhan keperawatan Ada
2 Asuhan Kebidanan Ada
I Pelayanan Penunjang Klinik
1 Perawatan intensif Ada
2 Pelayan Darah Tidak ada
3 Gizi Ada
4 Farmasi Ada
5 Sterilisasi Instrumen Ada
6 Rekam Medik Ada
J Pelayanan Penunjang Non Klinik
1 Laundry / Linen Ada
2 Jasa Boga / Dapur Ada
3 Teknik dan pemeliharaan fasilitas Ada
4 Pengelolaan Limbah Ada
5 Gudang Ada
6 Ambulance Ada
7 Komunikasi Ada
8 Kamar Jenazah Ada
9 Pemadam kebakaran Ada
10 Pengelolaan Gas Medik Ada
11 Penampungan Air Bersih Ada
K Pelayanan Khusus
1 Akupuntur Tidak ada
2 Hiperbarik Tidak ada
3 Herbal / Jamu Tidak ada
Tabel 4.5 Sepuluh Penyakit Utama Berdasarkan ICD X Pasien Rawat Jalan Di RSIA.
“Pondok Tjandra”, Tahun 2015
58
Tabel 4.6 Sepuluh Penyakit Utama Berdasarkan ICD X Pasien Rawat Inap Di RSIA
“Pondok Tjandra”, Tahun 2015
No Kode ICD 10 10 Besar Penyakit Jumlah % dari Total
Penyakit Kasus Kasus
1 O82.9 Persalinan SC dengan indikasi 144 26,5%
2 O80.9 Persalinan Spontan 56 10,3%
3 D47.0 Partus Prematur Immatur 17 3,1%
4 D25.9 Myoma Uteri 15 2,7%
5 N38.0 Kistoma Uteri 13 2,3%
6 K29.1 Gastritis 10 1,8%
7 C53.9 Ca Cx 9 1,6%
8 O06 Abortus Imminens 9 1,6%
9 Z30.2 MOW 8 1,4%
10 C56 Ca Ovarium 7 1,3%
Tabel 4.7 Jumlah Kunjungan Pasien IGD Di RSIA “Pondok Tjandra”, Tahun 2015
Tabel 4.8 Jumlah Kunjungan Pasien Rawat Jalan Di RSIA “Pondok Tjandra”, Tahun
2015
2 Jumlah Pasien
Lama - 2449 2442 - 4039 4039 - 3570 3570
Tabel 4.9 Jumlah Kunjungan Pasien Rawat Inap Di RSIA “Pondok Tjandra”, Tahun 2015
No Uraian Jumlah
2013 2014 2015
1 Jumlah TT 36 46 46
Jumlah pasien masuk 680 543 379
a. Laki 122 114 88
59
2 b. Perempuan 558 429 291
Jumlah pasien keluar hidup 680 543 379
a. Laki 122 114 88
3
b. Perempuan 558 429 291
Jumlah pasien keluar mati - - -
a. Laki - - -
4
b. Perempuan - - -
Pasien mati < 48 jam - - -
a. Laki - - -
5
b. Perempuan - - -
Pasien mati ≥ 48 jam - - -
a. Laki - - -
6
b. Perempuan - - -
7 Jumlah lama dirawat 2748 1930 1050
8 Jumlah hari perawatan 2748 1930 1415
Tabel 4.10 Tingkat Efisiensi dan Mutu Pengelolaan Di RSIA “Pondok Tjandra”, Tahun 2015
60
Bab 5
ANALISIS SWOT
5.1 Pengertian
Analisis SWOT adalah suatu bentuk analisis di dalam manajemen perusahaan atau di
dalam organisasi yang secara sistematis dapat membantu dalam usaha penyusunan suatu
rencana yang matang untuk mencapai tujuan, baik itu tujuan jangka pendek maupun tujuan
jangkan panjang.
Atau definisi analisis SWOT yang lainnya yaitu sebuah bentuk analisa situasi dan
juga kondisi yang bersifat deskriptif (memberi suatu gambaran). Analisa ini menempatkan
situasi dan juga kondisi sebagai sebagai faktor masukan, lalu kemudian dikelompokkan
menurut kontribusinya masing-masing. Satu hal yang perlu diingat baik-baik oleh para
pengguna analisa ini, bahwa analisa SWOT ini semata-mata sebagai suatu sebuah analisa
yang ditujukan untuk menggambarkan situasi yang sedang dihadapi, dan bukan sebuah alat
analisa ajaib yang mampu memberikan jalan keluar yang bagi permasalahan yang sedang
dihadapi.
SWOT adalah singkatan dari: S = Strength (kekuatan); W = Weaknesses (kelemahan);
O = Opportunities (Peluang) dan T = Threats (hambatan). Keempat faktor itulah yang
membentuk akronim SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, dan threats). Proses ini
melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan
mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam
mencapai tujuan tersebut. Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan
memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya
dalam gambar matrik SWOT, di mana aplikasinya adalah bagaimana kekuatan (strengths)
mampu mengambil keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada,
bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mencegah keuntungan (advantage)
dari peluang (opportunities) yang ada, selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths) mampu
menghadapi ancaman (threats) yang ada, dan terakhir adalah bagaimana cara mengatasi
61
kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat ancaman (threats) menjadi nyata atau
menciptakan sebuah ancaman baru.
1. Strenght (S) yaitu analisis kekuatan, situasi ataupun kondisi yang merupakan
kekuatan dari suatu organisasi atau perusahaan pada saat ini. Yang perlu di
lakukan di dalam analisis ini adalah setiap perusahaan atau organisasi perlu
menilai kekuatan-kekuatan dan kelemahan di bandingkan dengan para
pesaingnya. Misalnya jika kekuatan perusahaan tersebut unggul di dalam
62
teknologinya, maka keunggulan itu dapat di manfaatkan untuk mengisi segmen
pasar yang membutuhkan tingkat teknologi dan juga kualitas yang lebih maju.
2. Weaknesses (W) yaitu analisi kelemahan, situasi ataupun kondisi yang merupakan
kelemahan dari suatu organisasi atau perusahaan pada saat ini. Merupakan cara
menganalisis kelemahan di dalam sebuah perusahaan ataupun organisasi yang
menjadi kendala yang serius dalam kemajuan suatu perusahaan atau organisasi.
3. Opportunity (O) yaitu analisis peluang, situasi atau kondisi yang merupakan
peluang diluar suatu organisasi atau perusahaan dan memberikan peluang
berkembang bagi organisasi dimasa depan. Cara ini adalah untuk mencari
peluang ataupun terobosan yang memungkinkan suatu perusahaan ataupun
organisasi bisa berkembang di masa yang akan depan atau masa yang akan
datang.
4. Threats (T) yaitu analisis ancaman, cara menganalisis tantangan atau ancaman
yang harus dihadapi oleh suatu perusahaan ataupun organisasi untuk menghadapi
berbagai macam faktor lingkungan yang tidak menguntungkan pada suatu
perusahaan atau organisasi yang menyebabkan kemunduran. Jika tidak segera di
atasi, ancaman tersebut akan menjadi penghalang bagi suatu usaha yang
bersangkutan baik di masa sekarang maupun masa yang akan datang.
Manfaat
Metode analisis SWOT bisa dianggap sebagai metode analisis yangg paling dasar,
yang bermanfaat untuk melihat suatu topik ataupun suatu permasalahan dari 4 empat sisi
yang berbeda. Hasil dari analisa biasanya berupa arahan ataupun rekomendasi untuk
mempertahankan kekuatan dan untuk menambah keuntungan dari segi peluang yang ada,
sambil mengurangi kekurangan dan juga menghindari ancaman. Jika digunakan dengan
benar, analisis ini akan membantu untuk melihat sisi-sisi yang terlupakan atau tidak terlihat
selama ini. Dari pembahasan diatas tadi, analisis SWOT merupakan instrumen yang
bermanfaat dalam melakukan analisis strategi. Analisis ini berperan sebagai alat untuk
meminimalisasi kelemahan yang terdapat dalam suatu perusahaan atau organisasi serta
menekan dampak ancaman yang timbul dan harus dihadapi.
Analisis SWOT bermanfaat apabila telah secara jelas ditentukan dalam bisnis apa
perusahaan beroprasi, dan arah mana perusahaan menuju ke masa depan serta ukuran apa saja
63
yang digunakan untuk menilai keberhasilan manajemen dalam menjalankan misinya dan
mewujudkan visinya. Manfaat dari analisis SWOT adalah merupakan strategi bagi para
stakeholder untuk menetapkan sarana-sarana saat ini atau kedepan terhadap kualitas internal
maupun eksternal
Tujuan
Analisis SWOT mengarahkan analisis strategi dengan cara memfokuskan perhatian
pada kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities) dan ancaman
(threats) yang merupakan hal yang kritis bagi keberhasilan perusahaan. Maka perlunya
identifikasi terhadap peluang dan ancaman yang dihadapi serta kekutan dan kelemahan yang
dimiliki perusahaan melalui telaah terhadap lingkungan usaha dan potensi sumber daya
perusahaan dalam menetapkan sasaran dan merumuskan strategi perusahaan yang realistis
dalam mewujudkan misi dan visinya.
Maka tujuan analisis SWOT pada perusahaan adalah untuk membenarkan faktor-faktor
internal dan eksternalperusahaan yang telah dianalisis. Apabila terdapat kesalahan, agar
perusahaan itu berjalan dengan baik maka perusahan itu harus mengolah untuk
mempertahankan serta memanfaatkan peluang yang ada secara baik begitu juga pihak
perusahaan harus mengetahui kelemahan yang dihadapi agar menjadi kekuatan serta
mengatasi ancaman menjadi peluang.
Fungsi
Ketika suatu perusahan mengorbitkan suatu produk tentunya pasti telah mengalami
proses penganalisaan terlebih dahulu oleh tim teknis corporate plan. Sebagian dari pekerjaan
perencanaan strategi terfokus kepada apakah perusahaan mempunyai sumber daya dan
kapabilitas memadai untuk menjalankan misinya dan mewujudkan visinya. Pengenalan akan
kekuatan yang dimiliki akan membantu perusahaan untuk tetap menaruh perhatian dan
melihat peluang-peluang baru. Sedangkan penilaian yang jujur terhadap kelemahan-
kelemahan yang ada akan memberikan bobot realisme pada rencana-rencana yang akan
dibuat perusahaan.
Maka, fungsi dari analisis SWOT adalah untuk menganalisa mengenai kekuatan dan
kelemahan yang dimiliki perusahaan yang dilakukan melalui telaah terhadap kondisi internal
perusahaan, serta analisa mengenai peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan yang
dilakukan melalui telaah terhadap kondisi eksternal perusahaan.
64
5.4 Strategi Penggunaan Analisis SWOT
Analisa SWOT adalah suatu metoda penyusunan strategi perusahaan atau organisasi
yang bersifat satu unit bisnis tunggal. Ruang lingkup bisnis tunggal tersebut dapat berupa
domestik maupun multinasional. SWOT itu sendiri merupakan singkatan dari Strength (S),
Weakness (W), Opportunities (O), dan Threats (T) yang artinya kekuatan, kelemahan,
peluang dan ancaman atau kendala, dimana yang secara sistematis dapat membantu dalam
mengidentifikasi faktor-faktor luar (O dan T) dan faktor didalam perusahaan (S dan W).
Kata-kata tersebut dipakai dalam usaha penyusunan suatu rencana matang untuk mencapai
tujuan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang.
Petunjuk umum yang sering diberikan untuk perumusan adalah :
1. Memanfaatkan kesempatan dan kekuatan (O dan S). Analisis ini diharapkan
membuahkan rencana jangka panjang.
2. Atasi atau kurangi ancaman dan kelemahan (T dan W). Analisa ini lebih condong
menghasilkan rencana jangka pendek, yaitu rencana perbaikan (short-term
improvement plan).
Tahap awal proses penetapan strategi adalah menaksir kekuatan, kelemahan,
kesempatan, dan ancaman yang dimiliki organisasi. Analisa SWOT memungkinkan
organisasi memformulasikan dan mengimplementasikan strategi utama sebagai tahap lanjut
pelaksanaan dan tujuan organiasasi, dalam analisa SWOT informasi dikumpulkan dan
dianalisa. Hasil analisa dapat menyebabkan dilakukan perubahan pada misi, tujuan,
kebijaksanaan, atau strategi yang sedang berjalan.
Dalam penyusunan suatu rencana yang baik, perlu diketahui daya dan dana yang
dimiliki pada saat akan memulai usaha, mengetahui segala unsur kekuatan yang dimiliki,
maupun segala kelemahan yang ada. Data yang terkumpul mengenai faktor-faktor internal
tersebut merupakan potensi di dalam melaksanakan usaha yang direncanakan. Dilain pihak
perlu diperhatikan faktor-faktor eksternal yang akan dihadapi yaitu peluang-peluang atau
kesempatan yang ada atau yang diperhatikan akan timbul dan ancaman atau hambatan yang
diperkirakan akan muncul dan mempengaruhi usaha yang dilakaukan.
Bahwa analisis SWOT adalah perkembangan hubungan atau interaksi antar unsur-
unsur internal, yaitu kekuatan dan kelemahan terhadap unsur-unsur eksternal yaitu peluang
dan ancaman. Didalam penelitian analisis SWOT kita ingin memproleh hasil berupa
kesimpulan-kesimpulan berdasarkan ke-4 faktor dimuka yang sebelumnya telah dianalisa:
65
Strategi yang dihasilkan pada kombinasi ini adalah memanfaatkan kekuatan atas
peluang yang telah diidentifikasi. Atau menggunaan kekuatan-kekuatan yang ada untuk
menciptakan kesempatan-kesempatanMisalnya bila kekuatan perusahaan adalah pada
keunggulan teknologinya, maka keunggulan ini dapat dimanfaatkan untuk mengisi segmen
pasar yang membutuhkan tingkat teknologi dan kualitas yang lebih maju, yang keberadaanya
dan kebutuhannya telah diidentifikasi pada analisis kesempatan.
66
5.5 Cara Perhitungan Analisis SWOT dengan Tow’s Matrix
67
Nilai Score diperoleh berdasarkan hasil nilai bobot dikali nilai rating. Total nilai score
untuk internal factor menunjukkan bahwa semakin nilainya mendekati 1, semakin banyak
kelemahan internal dibandingkan kekuatannya. Sedangkan semakin nilainya mendekati 4,
semakin banyak kekuatannya dibandingkan kelemahannya.
Begitu juga dengan total nilai score untuk faktor eksternal. Semakin total nilai score
mendekati 1, semakin banyak ancamannya dibandingkan dengan peluang. Sedangkan apabila
total nilai score mendekati 4, artinya semakin banyak peluang dibandingkan ancaman.
Gabungan kedua kondisi internal dan eksternal ini selanjutnya kita masukkan dalam Internal
External Matrix, sehingga kita mengetahui posisi persaingan yang akan terjadi pada korporat,
unit bisnis, maupun produk yang kita analisis. Berdasarkan posisi ini kita dapat menentukan
strategi yang tepat untuk memenangkan persaingan tahun depan.
68
Cara perhitungan bobot, rating, dan total rating adalah sebagai berikut:
Setelah manajer strategis menyelesaikan analisis faktor-faktor strategis eksternal
(peluang dan ancaman), ia juga harus menganalisis faktor-faktor strategis internal (kekuatan
dan kelemahan). Keunggulan perusahaan yang tidak dimiliki oleh perusahaan pesaing,
(distinctive competencies) harus diintegrasikan ke dalam budaya organisasi sedemikian rupa
sehingga perusahaan lain tidak mudah menirunya. Misalnya, faktor kunci sukses Walt Disney
adalah memaksa setiap individu bekerja secara spesifik dan sempurna. Ini sudah merupakan
budaya perusahaan. Meskipun Walt Disney memperluas usahanya dari pembuatan film kartun
menjadi taman hiburan dan perhotelan, perusahaan itu selalu mengacu kepada animasi
Mickey Mouse (hasil kreasi spesifik).
Selanjutnya, sebelum suatu perencanaan strategis dikembangkan, manajemen puncak
perlu menganalisis hubungan antarfungsi manajemen perusahaan dengan mempelajari
struktur perusahaan (corporate’s structure), budaya perusahaan (corporate’s culture), dan
sumber daya perusahaan (corporate’s resources).
Struktur Perusahaan Pada umumnya dapat diketahui dari struktur organisasi
perusahaan. Desain struktur organisasi perusahaan tersebut menggambarkan kelebihan
maupun kekurangan serta potensi yang dimiliki. Struktur organisasi ini merupakan kekuatan
internal perusahaan yang bersangkutan.
Budaya Perusahaan Budaya perusahaan merupakan kumpulan nilai, harapan serta
kebiasaan masing-masing orang yang ada di perusahaan tersebut, yang pada umumnya tetap
dipertahankan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Manajemen puncak harus ekstra hati-hati dalam mempertimbangkan budaya
perusahaan ini saat menganalisis faktor strategis internal karena kadang-kadang faktor
strategis internal tersebut bertentangan dengan budaya perusahaan yang ada sehingga kurang
mendapat dorongan dan dukungan dari para karyawan.
Budaya perusahaan atau disebut dengan budaya organisasi harus diukur dan
dievaluasi, sehingga pada waktu penerapan strategi dari hasil Analisis SWOT dapat
ditentukan karakteristik budaya organisasi yang sesuai dengan kebutuhan rencana strategis
perusahaan.
69
Bab 6
70
Berikut data yang dapat disimpulkan berdasarkan pendapat petugas RSIA “Pondok
Tjandra”Sidoarjo dimana menjadi Data Internal untuk perencanaan strategik
Beberapa alasan yang membuat RSIA “Pondok Tjandra” lebih baik dari lainnya
a. Memiliki tenaga medis yang cukup dan kompeten dibidangnya
b. Memiliki tenaga keperawatan dengan berpendidikan Diploma dan Sarjana
c. Memiliki fasilitas peralatan medis dan penunjang medis yang representatif
d. Memiliki sarana dan prasarana pelayanan yang baik dan bersih
e. Memiliki akses yang mudah dijangkau oleh pasien dari berbagai arah dan ada
fasilitas jalan tol
71
dikembangkan ruang operasi untuk memfasilitasi pasien dengan indikasi
tindakan bedah.
d. Berdasarkan Permenkes No 56 tahun 2014 tentang klasifikasi rumah sakit,
maka yang semula Rumah Sakit Bersalin diubah namanya menjadi Rumah
Sakit Ibu dan Anak “Pondok Tjandra”
e. Mengikuti perkembangan dan dinamika rumah sakit dan upaya memenuhi
persyaratan bahwa setiap rumah sakit harus terakreditasi, maka RSIA “Pondok
Tjandra” pada bulan Mei 2016 akan dilakukan penilaian Akreditasi Versi 2012
untuk kategori Rumah Sakit Khusus Tipe C.
72
a. Penampilan tampak depan Rumah Sakit yang menghadap jalan raya (jalan tol)
perlu direnovasi, sehingga kesan rumah sakit lebih mudah dikenal dilihat dari
jalan raya.
b. Proporsi antara jumlah tenaga pelayanan dengan fasilitas ruang dan jumlah
pasien diupayakan mendekati ideal
c. Kepatuhan petugas dalam menjalankan pelayanan ke pasien disesuaikan
dengan standar prosedur operasional
d. Ketaatan petugas dalam kehadiran kerja di rumah sakit disesuaikan dengan
jam kerja yang telah ditentukan
e. Belum melayani pasien peserta BPJS, sehingga berpengaruh dengan jumlah
kunjungan pasien.
73
e. Banyaknya rumah sakit pesaing yang kemungkinan memberikan penawaran
pelayanan dan pengobatan yang lebih menarik sehingga pasien berhasrat
“mencoba” pelayanan tersebut.
Kegiatan pesaing sebagai usaha lebih baik dari RSIA “Pondok Tjandra”
a. Melakukan promosi melalui berbagai media dan aktifitas sosial di masyarakat
agar lebih dikenal di masyarakat
b. Melakukan aktifitas kegiatan di rumah sakit yang berkaitan dengan kesehatan
ibu hamil (msal: senam ibu hamil)
c. Melakukan praktek bersama dengan berbagai bidang spesialis diluar spesialis
anak dan spesialis obsetri dan ginekologi, sehingga terkesan rumah sakit rame
pengunjung
d. Personal branding dari dokter yang praktek di rumah sakit tersebut, sehingga
pasien yang loyal dengan dokter tersebut akan berobat meskipun tanpa
dilakukan promosi
e. Menyelenggarakan pelayanan BPJS, sehingga pasien peserta BPJS dapat
dilayani.
74
2) Data Eksternal, terdiri dari:
75
e. Rumah Sakit Ibu dan Anak diwilayah Kabupaten Sidoarjo khususnya relatif
belum banyak, sehingga sangat mungkin keberadaan RSIA “Pondok Tjandra”
berkembang lebih baik dan lebih baik lagi.
76
a. Perkembangan sistem informasi manajemen rumah sakit berdampak pada
efektifitas pelayanan karena banyak memberikan kemudahan dalam
mengoperasikannya.
b. Bagi rumah sakit yang belum mempunyai fasilitas sistem informasi
manajemen semacam ini tentunya akan ketinggalan dalam persaingan
pelayanan perumahsakitan.
c. Rumah sakit yang mempunyai teknologi berbasis internet akan mempunyai
banyak nilai keuntungan (advantage) dalam memberikan pelayanan ke pasien
dan keluarga.
d. Model pembayaran dengan tidak menggunakan cara tunai (cash), melainkan
menggunakan pembayaran berbasis kartu (card) dengan cara kredit atau debet,
memberikan banyak kemudahan bagi pasien dalam melakukan transaksi.
e. Rumah sakit yang berkeinginan memenangkan persaingan, maka mau tidak
mau harus memanfaatkan fasilitas teknologi semacam ini dalam menajalankan
opersionalnya.
Perubahan peraturan pemerintah yang berpengaruh pada perkembangan rumah sakit
a. Kebijakan pemerintah khususnya Permenkes No 56 tahun 2014, yang
mewajibkan rumah sakit yang akan melayani pasien BPJS harus
“terakreditasi".
b. Hal ini sangat berpengaruh terhadap kunjungan pasien ke RSIA “Pondok
Tjandra” karena rumah sakit sedang proses penilaian akreditasi JCI versi
2012.
c. Demikian pula dalam Permenkes tersebut mewajibkan rumah sakit dapat
memenuhi jumlah tenaga medis dan keperawatan sesuai syarat yang telah
ditentukan.
d. Hal ini mengakibatkan rumah sakit relatif belum bisa memenuhi jumlah
personil secara proporsional sesuai syarat yang ditentukan.
e. Ketidakberdayaan organisasi profesi perumahsakitan dalam melakukan
kompromi terhadap kebijakan Pemerintah, agar memberikan “fleksibilitas”
pelaksanaan peraturan pemerintah tersebut sehingga rumah sakit diberi
kesempatan memenuhi kebutuhan personil disesuaikan dengan memperhatikan
kondisi riil rumah sakit saat sekarang.
77
Langkah selanjutnya, data yang telah terkumpul tersebut diatas dapat dianalisis
dengan perhitungan bobot dan score tabel matriks dari Tow’s untuk mengukur IFAS (internal
Faktor Strategik) dan EFAS (Eksternal Faktor Strategik), sebagai berikut:
a) Strength
b) Weakness
78
FAKTOR STRATEGIS
NO BOBOT RATING SCORE
INTERNAL
Kekuatan (Strength)
Kelemahan (Weaknesses)
1 Jumlah dokter dan keperawatan 0,09 3 0,27
belum proporsional
2 Kepatuhan petugas pelayanan 0,09 3 0,27
terhadap SPO
3 Belum melayani pasien BPJS 0,12 4 0,48
4 Kedisiplinan terhadap jam/waktu 0,12 3 0,36
kerja
5 Pelayanan IGD belum maksimal 0,09 3 0,27
6 Pelayanan penunjang medis belum 0,09 3 0,27
maksimal
7 Akses informasi belum tersedia 0,12 3 0,36
secara maksimal, sebaiknya
memanfaatkan fasilitas teknologi
informasi
8 Kemampuan komunikasi perlu 0,09 3 0,27
ditingkatkan
9 Sikap empati terhadap pasien perlu 0,09 4 0,36
79
ditingkatkan
10 Promosi rumah sakit relatif kurang 0,12 4 0,48
Jumlah 6,84
a) Opportunity
b) Threads
1. Rumah Sakit Ibu dan Anak pesaing yang telah terakreditasi, sehingga bisa
memberikan pelayanan pasien BPJS
2. Praktek dokter swasta perseorangan atau praktek dokter bersama yang juga
melaksanakan pemeriksaan ibu hamil dan anak
3. Rumah sakit pesaing yang memberikan fasilitas praktek terhadap dokter yang
cukup terkenal di masyarakat (personal branding)
4. Hal tersebut kemungkinan akan berpengaruh terhadap kunjungan pasien yang
telah fanatik/loyal terhadap dokter tersebut
5. Rumah sakit pesaing yang telah menggunakan fasilitas pelayanan berbasis
sistem informasi manajemen rumah sakit
80
6. Rumah sakit pesaing yang telah menggunakan media informasi dan promosi
menggunakan fasilitas pelayanan berbasis internet
7. Ratio tenaga medis dan tenaga keperawatan yang belum tercapai secara
proporsional, berdampak pelayanan kurang maksimal
8. Sistem pembayaran (billing system) yang efisien dengan pembayaran non
tunai, melalui kartu kredit atau kartu debet
9. Perubahan peraturan pemerintah bidang pelayanan rumah sakit memberikan
kendala bagi rumah sakit untuk melaksanakan aturan secara cepat
10. Peran perhimpunan organisasi rumah sakit (PERSI) agar lebih pro aktif
dalam memberikan edukasi, informasi, dan perlindungan terhadap
anggotanya
81
Ancaman (Thread)
1 Rumah Sakit Ibu dan Anak pesaing 0,04 2 0,08
yang telah terakreditasi, sehingga bisa
memberikan pelayanan pasien BPJS
2 Praktek dokter swasta perseorangan 0,04 3 0,12
atau praktek dokter bersama yang juga
melaksanakan pemeriksaan ibu hamil
dan anak
3 Rumah sakit pesaing yang memberikan 0,12 3 0,36
fasilitas praktek terhadap dokter yang
cukup terkenal di masyarakat (personal
branding)
4 Hal tersebut kemungkinan akan 0,12 3 0,36
berpengaruh terhadap kunjungan pasien
yang telah fanatik/loyal terhadap dokter
tersebut
5 Rumah sakit pesaing yang telah 0,04 3 0,12
menggunakan fasilitas pelayanan
berbasis sistem informasi manajemen
rumah sakit
6 Rumah sakit pesaing yang telah 0,12 3 0,36
menggunakan media informasi dan
promosi menggunakan fasilitas
pelayanan berbasis internet
7 Ratio tenaga medis dan tenaga 0,04 2 0,08
keperawatan yang belum tercapai secara
proporsional, berdampak pelayanan
kurang maksimal
8 Sistem pembayaran (billing system) 0,04 2 0,08
yang efisien dengan pembayaran non
tunai, melalui kartu kredit atau kartu
debet
9 Perubahan peraturan pemerintah bidang 0,12 3 0,36
pelayanan rumah sakit memberikan
kendala bagi rumah sakit untuk
melaksanakan aturan secara cepat
10 Peran perhimpunan organisasi rumah 0,04 2 0,08
sakit (PERSI) agar lebih pro aktif dalam
memberikan edukasi, informasi, dan
perlindungan terhadap anggotanya
Jumlah 4,66
Berdasarkan hasil penilaian Matrik IFAS dan EFAS dapat dijelaskan sebagai berikut :
82
1) Hasil penilaian pada Matriks IFAS adalah 6,84 yang berarti kekuatan RSIA
“Pondok Tjandra” (Strength) lebih besar dibandingkan dengan kelemahan
(Weakness) RSIA “Pondok Tjandra”, dan sesuai analisa tersebut dapat
disimpulkan bahwa Strength lebih besar dari Weakness .
2) Hasil penilaian pada Matriks EFAS adalah 4,66 yang berarti peluang RSIA
“Pondok Tjandra” (Opportunity) lebih besar dibandingkan dengan Ancaman
(Threats) untuk RSIA “Pondok Tjandra”, dan sesuai analisa tersebut dapat
disimpulkan bahwa Opportunity lebih besar dari Threats.
Sesuai hasil analisis diatas, maka didapatkan perencanaan strategik untuk RSIA
“Pondok Tjandra” adalah perencanaan strategik ekspansi. Dimana pihak RSIA “Pondok
Tjandra” dapat merebut peluang dari RSIA pesaing dan dapat melakukan rencana perluasan
rumah sakit baik berupa fisik RSIA maupun pelayanan.
83
h. Marketing mix tersebut meliputi unsur-unsur: produk (product), harga (price),
promosi (promotion), tempat (place), orang (people), proses (process), dan bukti
fisik (physical evidence), sehingga pihak manajemen harus memperhatikan ke-
empat hal tersebut dalam pengembangan RSIA “Pondok Tjandra”.
i. Merubah tampilan rumah sakit dengan melakukan renovasi pada sisi yang
menghadap jalan tol, sehingga kesan rumah sakit mudah dikenal oleh masyarakat
khususnya yang melewati jalan tol.
j. Sebagai Rumah Sakit Rujukan tingkat kedua membutuhkan
manajemen perawatan yang cepat dengan kualitas yang baik agar dapat
memberikan pelayanan layaknya sebagai rumah sakit rujukan.
k. Melakukan kegiatan dengan masyarakat sekitar komplek rumah sakit melalui
aktifitas senam bersama, senam ibu hamil dan sejenisnya.
l. Sebagai rumah sakit rujukan, maka selayaknya rencana strategis ke depan RSIA
“Pondok Tjandra” melaksanakan 10 langkah Perlindungan Ibu dan Bayi secara
terpadu dan paripurna menuju Rumah sakit sayang ibu dan bayi, sebagai berikut:
1. Kebijakan manajemen yang mendukung pelayanan kesehatan ibu dan bayi
termasuk Inisiasi Menyusu Dini, pemberian ASI Eksklusif dan indikasi yang
tepat untuk pemberian susu Formula serta perawatan metode kanguru untuk
Bayi dengan berat badan lahir rendah
2. Menyelenggarakan pelayanan ante natal termasuk edukasi dan konseling
kesehatan maternal dan neonatal serta konseling pemberian ASI
3. Menyelenggarakan persalinan bersih dan aman serta penanganan pada bayi
baru lahir dengan inisiasi menyusu dini dan kontak kulit dengan kulit
4. Menyelenggarakan PONEK 24 jam sesuai standar minimal berdasarkan tipe
RS masing- masing
5. Menyelenggarakan pelayanan adekuat untuk nifas, rawat gabung, membantu
ibu menyusui yang benar dengan cara mengajarkan cara, posisi dan
perlekatan yang benar. Mengajarkan cara memerah ASI bagi bayi yang tidak
bisa menyusu langsung dari ibu dan tidak memberikan ASI perah melalui
botol serta pelayanan neonatus sakit
6. Menyelenggarakan pelayanan rujukan dua arah dan membina jejaring
rujukan pelayanan ibu dan bayi dengan sarana kesehatan yang lain
7. Menyelenggarakan pelayanan imunisasi dan tumbuh kembang
84
8. Menyelenggarakan pelayanan KB termasuk pencegahan dan penanganan
kehamilan yang tidak diinginkan serta kesehatan reproduksi lainnya
9. Menyelenggarakan audit medik dan audit maternal dan perinatal
10. Memberdayakan kelompok pendukung ASI dalam menindak lanjuti
pemberian ASI Eksklusif dan PMK
Bab 7
PENUTUP
Pada sistem JKN layanan kuratif sudah mulai mendapatkan jaminan, maka upaya dan
layanan promotif dan preventif harus ditingkatkan pula agar masyarakat berpola pikir
paradigma sehat. Upaya preventif yang penting pada program adalah screening pemeriksaan
darah dan urin ibu hamil tidak hanya wajib pada trimester 1, tapi wajib juga dilakukan pada
trimester ke 3. Persalinan dilakukan di fasilitas kesehatan khususnya di RSIA “Pondok
Tjandra” oleh tenaga kesehatan yang profesional dan kompeten, karena didalam persalinan
juga bisa terjadi komplikasi tidak terduga sebelumnya (15%).
Kualitas layanan kesehatan di RSIA “Pondok Tjandra” juga harus diperbaiki dengan
meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan terutama tenaga keperawatan (bidan dan
perawat) terutama PONED dan PONEK. Ketersediaan alat, sarana dan tenaga yang
terdistribusi secara merata.
Dibutuhkan komitmen pimpinan daerah wilayah Kabupaten Sidoarjo khususnya,
sebagai pengendali dan pemegang kekuasaan otonomi untuk meningkatkan kemampuan
SDM nya sehingga kebijakan dan pembangunan yang dilakukan harus memberikan
kontribusi yang positif terhadap pelayanan kesehatan. Seperti berbagai kemudahan dalam
pengembangan rumah sakit, sehingga dapat melakukan improving collaboration, dalam
membangun jejaring layanan kesehatan ibu dan anak.
Selain itu diperlukan upaya memperbaiki tingkat pendidikan, ekonomi dan
pendekatan budaya. Sektor pendidikan berperan terhadap pemenuhan kompetensi tenaga
kesehatan terutama tenaga keperawatan.
Peran ibu sangat strategis dalam pembangunan suatu bangsa. Sosok ibu-lah yang
melahirkan dan mengantarkan generasi penerus menjadi manusia yang kelak berguna bagi
85
negara. Karena itu, kesehatan ibu menjadi penting seperti pepatah ‘dalam tubuh yang sehat
terdapat jiwa yang kuat’. Ibu yang sehat lebih bisa menjalankan fitrahnya untuk
menghasilkan cikal bakal yang berkualitas. Indikator kesehatan ibu yang utama bisa dilihat
dari angka kematian ibu (AKI) di suatu negara. Oleh karena itu AKI masuk sebagai gol ke-5
dalam Millenium Development Goal (MDGs).
Sebagai strategi paling penting yang harus dilakukan RSIA “Pondok Tjandra”adalah
dengan mengenal dengan baik karakteristik produk jasa yang di tawarkan, terutama
tingkatan jasa, sebagai berikut :
1) Core services;
Strategi utama yang dilakukan adalah mengidentifikasi bentuk fisik (tangible)
dan non fisik (intangible) dalam produk pelayanan RSIA “Pondok Tjandra”.
Semakin tinggi tingkat tangibilitas, maka semakin tinggi pula dibutuhkan
phisycal evidence yang berfungsi sebagai petunjuk kualifikasi dan kualitas jasa
tersebut.
2) Facilitating services;
Merupakan benefit atau value tambahan yang dihantarkan oleh jasa kepada pasien
sebagai konsumen agar lebih mudah dalam mengkonsumsi jasa tersebut, dan
merupakan beberapa bentuk umum dari facilitating services:
a) Information; pasien memperoleh seluruh nilai dan informasi yangditawarkan
oleh RSIA “Pondok Tjandra”.
b) Order taking ; saatpasien mendaftar di bagian admisi RSIA “Pondok
Tjandra”,maka proses pendaftaran harus dilakukan semudah mungkin
sehingga tidak menyulitkan pasien.
c) Payment; ketika pasien hendak membayar di RSIA “Pondok Tjandra”, sistem
pembayaran yang memudahkan pasien hendaknya perlu diciptakan.
3) Enhacing services;
Adalah benefit yang dapat membantu RSIA “Pondok Tjandra”mencapai
positioning dan diferentiating. Melalui strategi enhancing, RSIA “Pondok
Tjandra” dapat menambah atribut yang dapat benar- benar membedakan
pelayanan yang ditawarkan dengan pelayanan kepunyaan pesaing.
a) Consultation; merupakan nasehat, masukan atau keterangan yang diberikan
oleh pihak RSIA “Pondok Tjandra”kepada pasien yang membutuhkannya.
b) Hospitality : menyangkut aspek keramahan seluruh personal diRSIA
“Pondok Tjandra”dalam memberikan pelayanan ke pasien.
86
c) Exeption ( pelayanan ekstra) ; meliputi pelayanan yang berada di luar
rutinitas pelayanan normal. Misalnya bidan bersedia datang ke rumah untuk
memeriksa pasien yang emergency.
DAFTAR PUSTAKA
Arianto, E., 2007, Pengertian Strategi, diakses pada tanggal 8 Maret 2015 dari http : //
strategika.wordpress.com /2007/06/24/pengertian-strategi/.
David, F., 2006, Strategic Management Konsep Edisi 10, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Firmansyah, H., 2010, Analisis Strategis (SWOT) Usaha Garment. Maju Bersama UKM
diakses pada tanggal 01 Juni 2015 dari http://binaukm.com.
Nasution, N., 2010, Manajemen Perubahan, Ghalia Indonesia, Bogor.
Ollivia & Jony, O, H,. 2009, “Pengaruh Faktor Pelayanan Rumah Sakit, Tenaga Medis,
Kualitas Pelayanan Rumah Sakit Terhadap Intensi Pasien Indonesia Untuk Berobat di
Singapura”, Jurnal Bisnis ekonomi, (online), No. 2 Vol. 14, Agustus 2009 diakses tanggal 15
Juni 2015 pada dari http://ejournal.gunadarma.ac.id/index.php/ekbis/article/viewFile/315/254
Puskom, 2011,Mengupas Kebijakan Jaminan Persalinan, diakses pada tanggal 5 Mei 2015
dari http://sehatnegeriku.com/mengupas-kebijakan-jaminan-persalinan/.
Sabarguna, B., 2007, Knowledge Management untuk Rumah Sakit, Sagung Seto, Jakarta.
Solihin, I., 2009, Pengantar Manajemen, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Winarsih, A, S,. & Ratmintiko., 2005, Manajemen Pelayanan, Penerbit Pustaka Pelajar,
Yogyakarta.
Direktur,
Rumah Sakit Ibu dan Anak “Pondok Tjandra”,
87
88