SINGKAWANG
Disusun Oleh
VERONIKA YESSY, AMd.Kep
NIP. 19810120 200604 2 020
SINGKAWANG
Disusun Oleh
VERONIKA YESSY, AMd.Kep
NIP. 19810120 200604 2 020
i
LEMBAR PENGESAHAN
Makalah ini dibuat untuk memenuhi persyaratan kenaikan pangkat Ahli Madya
Keperawatan.
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti ucapkan pada Tuhan Yang Maha Esa atas Kuasa-Nya
yang telah memberikan segala nikmat dan kesempatan sehingga penyusunan
makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Hipertensi di
Ruang Perawatan Dalam RSUD dr. Abdul Aziz Singkawang” dapat terselesaikan.
Adapun makalah ini dibuat sebagai syarat untuk kenaikan pangkat.
Pada kesempatan ini, perkenankan pula saya untuk mengucapkan terima
kasih kepada :
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………..……………………………………… i
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................... ii
KATA PENGANTAR………………………………………………….... iii
DAFTAR ISI…………..…………………………………………………. iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah....................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian........................................................................ 2
D. Manfaat Penelitian....................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Penyakit
1. Pengertian………………………….………………………… 4
2. Etiologi …………………………………………….............. 4
3. Klasifikasi……………………….…………………………... 6
4. Patofisiologi …………..……….……………………………. 7
5. Pathway……………………………………..…………..…… 8
6. Tanda dan Gejala………………………………………......... 9
7. Komplikasi ………………………………………………..… 9
8. Pemeriksaan Diagnostik …………………………………….. 10
9. Penatalaksanaan Medis………………………………………. 11
B. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian…………………………………………………….. 13
2. Diagnosa Keperawatan………………..………………….…… 17
3. Rencana Keperawatan……………………………………...…. 17
4. Implementasi Keperawatan…………………………..……….. 21
5. Evaluasi Keperawatan ……………….…………….…………. 22
6. Aplikasi pemikiran kritis asuhan keperawatan………………...24
iv
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian…………………………………………….……….. 25
B. Analisa Data…………………………………………………… 32
C. Diagnosa Keperawatan………………..………………….…… 33
D. Rencana Keperawatan……………………………………...…. 33
E. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan……………………... 37
BAB IV PEMBAHASAN........................................................................ 44
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………… 51
B. Saran……………………………………………………………. 52
DAFTAR PUSTAKA
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi merupakan salah satu
penyakit kardiovaskuler yang paling umum dan paling banyak disandang
masyarakat. Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi merupakan suatu
gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan penurunan suplai oksigen
dan nutrisi (Pudiastuti, 2013). Penyakit hipertensi juga dikenal dengan istilah
silent killer karena gejalanya hanya sedikit, bahkan terkadang tanpa gejala
(Palmer, 2007). Hal ini yang menyebabkan penyakit tekanan darah tinggi
menjadi penyakit paling umum dan paling banyak disandang masyarakat
Data World Health Organization (WHO) tahun 2017 menunjukkan sekitar
1,13 miliar orang di dunia menyandang hipertensi, artinya 1 dari 3 orang di
dunia terdiagnosis hipertensi. Jumlah penyandang hipertensi terus meningkat
setiap tahunnya, diperkirakan pada tahun 2025 akan ada 1,5 miliar orang yang
terkena hipertensi dan diperkirakan setiap tahunnya 10,44 juta orang meninggal
akibat hipertensi dan komplikasinya (WHO, 2019). Riskesdas Kalimantan
Barat 2018 menyatakan prevalensi hipertensi berdasarkan hasil pengukuran
tekanan darah pada penduduk usia ≥ 18 tahun sebesar 34,1%. Jumlah pasien
Hipertensi yang melakukan kunjungan pelayanan Kesehatan di wilayah
Puskesmas Jelimpo pada tahun 2021 Rawat Jalan dengan Hipertensi sebanyak
780 pasien. (Rekam Medis Puskesmas Jelimpo, 2021).
Gejala yang sering dikeluhkan penderita hipertensi adalah sakit kepala,
pusing, lemas, kelelahan, sesak nafas, gelisah, mual, muntah, epitaksis, dan
kesadaran menurun (Nurarif A.H. & Kusuma H., 2016). Hipertensi terjadi
karena dipengaruhi oleh faktor-faktor risiko. Faktor-faktor risiko yang
menyebabkan hipertensi adalah umur, jenis kelamin, obesitas, alkohol, genetik,
stres, asupan garam, merokok, pola aktivitas fisik, penyakit ginjal dan diabetes
melitus (Sinubu R.B., 2015). Menurut data yang telah dikeluarkan oleh
Departemen Kesehatan, hipertensi dan penyakit jantung lain meliputi lebih dari
1
2
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Makalah ini dapat menambah wawasan dan pengembangan ilmu
pengetahuan tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan Hipertensi
secara komprehensif mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Pasien
Pasien dapat menerima asuhan keperawatan yang komprehensif selama
asuhan keperawatan ini berlangsung.
b. Bagi Penulis
Sebagai sarana untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan sebagai
tambahan pengalaman untuk meningkatkan pengetahuan tentang asuhan
keperawatan Hipertensi.
c. Bagi Rumah Sakit
Sebagai bahan masukan dan evaluasi yang diperlukan dalam pelaksanaan
asuhan keperawatan secara komprehensif khususnya tindakan dalam
penanganan Hipertensi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Penyakit
1. Pengertian
Hipertensi adalah keadaan seseorang yang mengalami peningkatan
tekanan darah diatas normal sehingga mengakibatkan peningkatan angka
morbiditas maupun mortalitas, tekanan darah fase sistolik 140 mmHg
menunjukkan fase darah yang sedang dipompa oleh jantung dan fase
diastolik 90 mmHg menunjukkan fase darah yang kembali ke jantung
(Triyanto,2014).
Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya
140 mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg. Hipertensi tidak
hanya beresiko tinggi menderita penyakit jantung, tetapi juga menderita
penyakit lain seperti penyakit saraf, ginjal dan pembuluh darah dan makin
tinggi tekanan darah, makin besar resikonya (Sylvia A. Price, 2015).
Hipertensi adalah suatu keadaan ketika seseorang mengalami
peningkatan tekanan darah diatas normal atau peningkatan abnormal secara
terus menerus lebih dari suatu periode, dengan tekanan sistolik diatas 140
mmHg dan tekanan diastolik diatas 90mmHg. (Aspiani, 2014).
2. Etiologi
Aspiani (2014) menyatakan bahwa penyebab hipertensi terbagi menjadi dua
golongan yaitu :
a. Hipertensi primer atau hipertensi esensial
Hipertensi primer atau hipertensi esensial disebut juga hipertensi
idiopatik karena tidak diketahui penyebabnya.
Faktor yang memengaruhi yaitu : (Aspiani, 2014)
1) Genetik
25
5
tekanan darah pasien sebaiknya jika memiliki tekanan darah tinggi pasien
diminta untuk menghindari alkohol agar tekanan darah pasien dalam
batas stabil dan pelihara gaya hidup sehat penting agar terhindar dari
komplikasi yang bisa terjadi.
b. Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder terjadi akibat penyebab yang jelas.salah satu contoh
hipertensi sekunder adalah hipertensi vaskular rena, yang terjadi akibat
stenosi arteri renalis. Kelainan ini dapat bersifat kongenital atau akibat
aterosklerosis.stenosis arteri renalis menurunkan aliran darah ke ginjal
sehingga terjadi pengaktifan baroreseptor ginjal, perangsangan pelepasn
renin, dan pembentukan angiostenin II. Angiostenin II secara langsung
meningkatkan tekanan darahdan secara tidak langsung meningkatkan
sintesis andosteron danreabsorbsi natrium. Apabiladapat dilakukan
perbaikan pada stenosis,atau apabila ginjal yang terkena diangkat,tekanan
darah akan kembali ke normal (Aspiani, 2014).
3. Klasifikasi
Menurut Martha (2012), Penyakit darah tinggi atau hipertensi dikenal
dengan 2 tipe klasifikasi, di antaranya Hipertensi Primary dan Hipertensi
Secondary.
a. Hipertensi primary adalah suatu kondisi dimana terjadinya tekanan
darah tinggi sebagai akibat dampak dari gaya hidup seseorang dan faktor
lingkungan. Seseorang yang pola makannya tidak terkontrol dan
mengakibatkan kelebihan berat badan atau bahkan obesitas, merupakan
pencetus awal untuk terkena penyakit hipertensi. Begitu pula seseorang
yang berada dalam lingkungan atau kondisi stressor tinggi sangat mungkin
terkena penyakit tekanan darah tinggi, termasuk orangorang yang kurang
olahraga pun bisa mengalami tekanan darah tinggi.
b. Hipertensi secondary adalah suatu kondisi dimana terjadi penigkatan
tekanan darah tinggi sebagai akibat seseorang mengalami atau menderita
penyakit lainnya seperti gagal jantung, gagal ginjal, atau kerusakan sistem
hormon tubuh. Sedangkan pada ibu hamil, tekanan secara umum meningkat
7
5. Pathway
Umur, Jenis Kelamin, Gaya hidup, Obesitas
Hipertensi
Perubahan struktur
Vasokonstriksi
Gangguan sirkulasi
Kelebihan
volume cairan
7. Komplikasi
Tekanan darah tinggi bila tidak segera diobati atau ditanggulangi, dalam
jangka panjang akan menyebabkan kerusakan ateri didalam tubuh sampai
organ yang mendapat suplai darah dari arteri tersebut.
j. Steroid urin
Kenaiakn dapat mengindikasikan hiperadrenalisme
k. IVP
Dapat mengidentifikasi penyebab hieprtensiseperti penyakit parenkim
ginjal, batu ginjal / ureter
l. Foto dada
Menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub, perbesaran jantung
m. CT scan
Untuk mengkaji tumor serebral, ensefalopati
n. EKG
Dapat menunjukkan pembesaran jantung, pola regangan, gangguan
konduksi, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit
jantung hipertensi (Smeltzer, 2010).
Pemeriksaan Penunjang yang memungkinkan untuk direkomendasikan
kepada pasien sesuai kondisi saat ini yaitu EKG dan Pemantauan
pengukuran Tanda Vital terutama Tekanan Darah dan Nadi.
9. Penatalaksaan Medis
a. Penatalaksanaan nonfarmakologis dengan modifikasi gaya hidup sangat
penting dalam mencegah tekanan darah tinggi dan merupakan bagian
yang tidak dapat dipisahkan mengobati tekanan darah tinggi , berbagai
macam cara memodifikasi gaya hidup untuk menurunkan tekanan darah
yaitu : (Aspiani, 2014).
b. Pengaturan diet
1) Rendah garam, diet rendah garam dapat menurunkan tekanan darah
pada klien hipertensi. Dengan pengurangan konsumsi garam dapat
mengurangi stimulasi sistem renin- angiostensin sehingga sangata
berpotensi sebagai anti hipertensi. Jumlah asupan natrium yang
dianjurkan 50-100 mmol atau setara dengan 3-6 gram garam per hari.
2) Diet tinggi kalium, dapat menurunkan tekanan darah tetapi
mekanismenya belum jelas. Pemberian kalium secara intravena dapat
menyebabkan vasodilatasi, yang dipercaya dimediasi oleh oksidanitat
12
3) Pemantauan jantung
4) Obat-obatan :
(a) Diuretik : Chlorthalidon, Hydromax, Lasix, Aldactone,
Dyrenium Diuretic bekerja melalui berbagai mekanisme untuk
mengurangi curah jantung dengan mendorong ginjal
meningkatkan ekskresi garam dan airnya. Sebagai diuretik
(tiazid) juga dapat menurunkan TPR. Penghambat enzim
mengubah angiostensin II atau inhibitor ACE berfungsi untuk
menurunkan angiostenin II dengan menghambat enzim yang
diperlukan untuk mengubah angiostenin I menjadi angiostenin
II. Kondisi ini menurunkan darah secara langsung dengan
menurunkan TPR, dan secara tidak langsung dengan
menurunakan sekresi aldosterne, yang akhirnya meningkatkan
pengeluaran natrium.
Penatalaksanaan yang pernah dijalankan oleh pasien yaitu mengubah gaya
hidup dan Pengaturan diet rendah garam tetapi pasien merasakan sedikit
perubahan saja yang dialaminya. Sehingga pasien ingin melakukan terapi
apapun untuk membantu menurunkan tekanan darahnya.
B. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Identitas Pasien meliputi : Nama, Umur, Agama, Jenis Kelamin, Alamat,
suku bangsa.
a. Riwayat Keperawatan :
Pada pemeriksaan riwayat kesehatan pasien, biasanya didapat adanya
riwayat peningkatan tekanan darah, adanya riwayat keluarga dengan
penyakit yang sama, dan riwayat meminum obat antihipertensi. Status
kesehatan umum selama setahun yang lalu, keluhan-keluhan kesehatan
utama, serta pengetahuan tentang penatalaksanaan masalah kesehatan.
b. Dasar Pengkajian
1) Aktivitas/Istirahat
14
2) Sirkulasi
Gejala : riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner,
dan penyakit serebrovaskuler. Dijumpai pula episode palpitasi serta
perspirasi.
Tanda : kenaikan tekanan darah (pengukuran serial dan kenaikan
tekanan darah) diperlukan untuk menegakkan diagnosis. Hipotensi
postural mengkin berhubungan dengan regimen obat.
Nadi : denyutan jelas dari karotis, jugularis, radialis, perbedaaan
denyut seperti denyut femoral melambat sebagai kompensasi denyutan
radialis/brakhialis, denyut (popliteal, tibialis posterior, dan pedialis)
tidak teraba atau lemah.
Ekstremitas : perubahan warna kulit, suhu dingin (vasokonstriksi
primer)
Kulit pucat, sianosis, dan diaphoresis (kongesti, hipoksemia).Bisa juga
kulit berwarna kemerahan (feokromositoma).
3) Integritas Ego
Gejala : riwayat kepribadian, ansietas, depresi, euporia, atau
marakronik (dapat mengindikasikan kerusakan serebral). Selain ini
juga ada faktor-faktor multiple, seperti hubungan, keuangan, atau hal-
hal yang berkaitan dengan pekerjaan.
Tanda : letupan suasana hati, gelisah, penyempitan kontinu perhatian,
tangisan yang meledak, gerak tangan empati, otot muka tegang
(khususnya sekitar mata)., gerakan fisik cepat, pernapasan menghela,
dan peningkatan pola bicara.
4) Eliminasi
Gejala : adanya gangguan ginjal saat ini atau yang telah lalu, seperti
infeksi/obstruksi atau riwayat penyakit ginjal masa lalu.
5) Makanan atau cairan
Gejala : Makanan yang disukai dapat mencakup makaan tinggi garam,
15
Tanda:
9) Keamanan
1) Gangguan koordinasi/cara berjalan.
2) Episode parestesia unilateral transient.
3) Hipotensi postural.
10) Pembelajaran/Penyuluhan
Gejala : faktor risiko keluarga; hipertensi, aterosklerosis, penyakit
jantung, DM, penyakit ginjal, factor risiko etnik, penggunaan pil KB atau
hormon (Padila, 2012).
c. Pemeriksaan Diagnostik
1) Hemoglobin/hematokrit, bukan pemeriksaan diagnostik tetapi
mengkaji hubungan sel-sel terhadap volume cairan (viskositas) dan
mengindikasikan factor-faktor risiko, seperti hiperkoakuliginiras.
2) BUN/kreatinin; memberikan informasi tentang perfusi/fungsi ginjal.
3) Glukosa; hiperglikema (diabetes mellitus adalah pencetus hipertensi)
dapat diakibatkan oleh peningkatan kadar katekolamin (meningkatkan
hipertensi).
4) Kalium serum; hipokalemia dapat mengindikasikan adanya aldosteron
utama (penyebab)atau menjadi efek samping terapi diuretik.
5) Kalsium serum; peningkatan kadar kalsium serum dapat
meningkatkan hipertensi.
6) Kolesterol dan trigeliserida serum; peningkatan kadar dapat
mengindikasikan adanya pembentukan plak ateromatosa (efek
kardiovaskuler).
7) Pemeriksaan tiroid; hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokontriksi
dan hipertensi.
8) Urinalisa; darah, protein, glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal
dan/atau adanya diabetes.
9) VMA urine (metabolit katekolamin); kenaikan dapat mengindikasikan
adanya feokromositoma (penyebab). VMA urine 24 jam dapat
dilakukan untuk pengkajian feokromositoma bila hipertensi hilang
timbul.
17
d. Anjurkan melakukan
kegiatan yang tidak
kompetitif, sesuai
kebutuhan
e. Anjurkan mengungkapkan
perasaan dan persepsi
f. Latih kegiatan pengalihan
untuk mengurangi
ketegangan
g. Latih penggunaan
mekanisme pertahanan diri
yang tepat
h. Latih teknik relaksasi
Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian obat
anti ansietas, jika perlu
A. PENGKAJIAN
Tanggal/Hari Pengkajian : Senin / 06 Juni 2022 Jam : 10.00 WIB
I. IDENTITAS PASIEN
Inisial Pasien : Ny. T
Umur : 45 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku/Bangsa : Melayu
Agama : Islam
Pekerjaan : IRT
Pendidikan : SD
Alamat : Jalan Pramuka no. 55 kelurahan condong
Asuransi : BPJS/UMUM
No. Reg : 00202
Diagnosa Medis : Hipertensi
Keluhan Utama:
Pasien mengatakan rasa tidak nyaman dikepala sedikit pusing, pasien
mengatakan tengkuk leher tegang.
Riwayat Keluhan Utama:
Pasien masuk RS pada tanggal 5 Juni 2022, pada saat dikaji Tanggal 6
Juni Pasien mengatakan rasa tidak nyaman dikepala sedikit pusing,
pasien mengatakan nyeri tengkuk leher terasa tegang. Pasien
mengatakan cemas dengan penyakitnya. Pasien mengeluh sulit tidur
dan lelah. Pasien tampak merintih. Pasien tampak gelisah dan sulit
tidur. Pasien tampak lelah.
P : Nyeri Q : tertusuk R : Kepala leher S : 4 T : Hilang timbul.
Upaya yang Telah Dilakukan:
Pasien mengatakan biasa berobat dipuskesmas.
Terapi/operasi yang pernah dilakukan:
Pasien mengatakan tidak pernah dilakukan operasi dan obat-obatan
yang biasa diminum yaitu paracetamol saja. Pasien mengatakan sudah 4
25
26
Keterangan:
27
Kekuatan Otot: ( ki ) ( ka )
5555 5555
5555 5555
4) Mulut : Mulut bersih, mukosa bibir lembab, bentuk bibir normal, gigi
bersih, kebiasaan gosok gigi 2xsehari, tidak ada kesulitan menelan,
tidak ada kemerahan, tidak ada pembesaran tonsil
5) Telinga : bentuk telinga sedang, simetris kanan dan kiri. Lubang
telinga bersih, tidak ada serumen berlebih, pendengaran berfungsi
dengan baik
6) Leher : Tidak ada benjolan, dan tidak ada pembengkakan kelenjar
getih bening
7) Pemeriksaan Thoraks
Bentuk dada : normal chest, susunan ruas tulang belakang : normal,
pola nafas : irama teratur, tidak ada gangguan irama pernafasan, tidak
ada otot bantu nafas, perkusi thorak : resonan, tidak ada alat bantu
nafas, vokal fremitus : getaran pada punggung sisi kanan dan kiri
sama, suara nafas : vesikuler, Tidak ada suara nafas tambahan
8) Abdomen
Inspeksi : Bentuk perut datar, tidak ada bekas operasi, tidak ada
benjolan, warna kulit sawo matang
Auskultasi : Bising usus 12x/menit
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, massa, Hepar Lien tidak ada
kelainan Ginjal tidak ada nyeri tekan, tidak ada asietas.
Perkusi : Tympani
9) Ekstremitas : Ekstremitas atas kiri dan kanan tampak simetris dan
ekstremitas bagian bawah kiri dan kanan tampak simetris tidak ada
masalah.
10) Persyarafan
Memory panjang, perhatian dapat mengulang, bahasa baik, kongnisi
baik, orientasi orang, saraf sensori nyeri tusuk. Tingkat kesadaran
compos mentis. tidak ada kelainan nervus cranialis
29
11) Kulit
Warna sawo matang, Tidak ada fraktur, tidak ada dislokasi, akral
hangat, turgor kulit elastis, CRT < 3 dtk, tidak ada oedema, kebersihan
kulit bersih, Kemampuan melakukan ADL mandiri
12) Genetalia : Kebersihan genitalia bersih, tidak ada keluhan
kencing, kemampuan berkemih spontan, produksi urin warna kuning
pekat, tidak ada nyeri tekan.
IV. Pola Aktivitas
1. Nutrisi, cairan & metabolic BB: 60 kg, TB: 155 cm
BAB 2 hari sekali konsistensi keras, diet lunak, jenis diet : Diet rendah
garam, tidak ada penurunan nafsu makan, porsi makan habis, klien
mengatakan tidak ada masalah mengunyah atau menelan, tidak ada
alergi makanan
2. Istirahat
Kebiasaan tidur : Cahaya yang redup
Lama tidur : tidur pada malam hari pada pukul 9 malam bangun pada
pukul 5. Tidur siang ± 1 jam.
3. Eliminasi
Tidak ada nyeri abdomen, Kebiasaan BAB 2 hari sekali, konsistensi
lembab, warna kuning, bau khas feses, tempat yang digunakan kamar
mandi, peristaltic usus 12x/mnt, tidak ada masalah eliminasi alvi.
4. Seksual dan reproduksi
Tidak ada gangguan hubungan seksual karena berbagai kondisi (
fertilitas, libido, ereksi, menstruasi, kehamilan, pemakaian alat
kontrasepsi atau kondisi sakit. Riwayat menstruasi (keturunan,
keluhan): tidak ada keluhan, pemeriksaan ginekologi misalnya pap
smear: tidak ada
30
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium tanggal : 6 Juni 2022
Hemoglobin 12 g/dL
Hematokrit 37 Vol%
Trombosit 156 10^3/µL
Leukosit 7500 10^3/µL
Veronika Yessy
32
B. ANALISA DATA
Tabel 3.1 Analisa Data
No. Data Etiologi Masalah
1. DS : Nyeri akut
- Pasien mengatakan rasa tidak nyaman Agen (D.0077)
dikepala sedikit pusing Pencedera
- Pasien mengatakan nyeri tengkuk leher terasa fisiologis
tegang.
- Pasien mengeluh sulit tidur dan lelah
P : Nyeri Q : tertusuk R : Kepala leher S : 4
T : Hilang timbul.
DO :
- Pasien tampak gelisah dan sulit tidur
- Pasien tampak merintih.
- Pasien tampak lelah
C. Diagnosa Keperawatan
Tabel 3.2 Diagnosa Keperawatan
No. Diagnosa Keperawatan Tanggal Masalah Paraf
Muncul Teratasi
1. Nyeri akut berhubungan 06-06-2022 08-06-2022
dengan Agen Pencedera
fisiologis (D.0077)
2. Perfusi perifer tidak efektif 06-06-2022 08-06-2022
berhubungan dengan
Peningkatan Tekanan Darah
(D.0009)
3. Ansietas berhubungan dengan 06-06-2022 08-06-2022
Krisis situasional (D.0080)
D. Rencana Keperawatan
Tabel 3.3 Rencana Keperawatan
No. Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan (SLKI) (SIKI)
(SDKI)
1. Nyeri akut Setelah dilakukan Manajemen Nyeri
berhubungan tindakan keperawatan (I. 08238)
dengan Agen diharapkan Tingkat nyeri Observasi
Pencedera menurun (L.08066) a. Observasi tanda-tanda vital
fisiologis dengan Kriteria hasil : b. Identifikasi lokasi, karakteristik,
(D.0077) 1. Keluhan nyeri durasi, frekuensi, kualitas, dan
menurun intensitas nyeri.
2. Meringis menurun c. Identifikasi skala nyeri
3. Sikap protektif d. Identifikasi respons nyeri non
menurun verbal
4. Gelisah menurun e. Identifikasi pengetahuan dan
5. Kesulitan tidur keyakinan tentang nyeri
menurun f. Identifikasi pengaruh nyeri pada
6. Frekuensi nadi kualitas hidup
membaik g. Monitor keberhasilan terapi
komplementer yang sudah
diberikan
h. Monitor efek samping
penggunaan analgesic
Terapeutik
a. Berikan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
b. Kontrol lingkungan yang
memperat rasa nyeri membantu
mengurangi rasa nyeri pasien
c. Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi
a. Jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
34
kaki)
h. Anjurkan program rehabilitasi
vascular
i. Ajarkan program diet untuk
memperbaiki sirkulasi ( mis.
rendah lemak jenuh, minyak ikan
omega 3
j. Infromasikan tanda dan gejala
darurat yang harus dilaporkan (mis.
rasa sakit yang tidak hilang saat
istirahat, luka tidak sembuh,
hilangnya rasa)
3. Ansietas Setelah dilakukan Reduksi Ansietas I.09314
berhubungan tindakan keperawatan Observasi
dengan Krisis diharapkan tingkat a. Identifikasi saat tingkat
situasional ansietas menurun ansietas berubah ( mis.
(D.0080) (L.09093), dengan Kondisi, waktu, stressor)
kriteria hasil: b. Identifikasi kemampuan
a. Verbalisasi mengambil keputusan
kebingungan c. Monitor tanda-tanda ansietas
menurun (verbal dan nonverbal)
b. Verbalisasi Terapeutik
khawatir akibat a. Ciptakan suasana teraupeutik
kondisi yang untuk menumbuhkan
dihadapi menurun kepercayaan
c. Perilaku gelisah b. Temani pasien untuk
menurun mengurangi kecemasan, jika
d. Perilaku tegang memungkinkan
menurun c. Pahami situasi yang membuat
ansietas
d. Dengarkan dengan penuh
perhatian
e. Gunakan pendekatan yang
tenang dan meyakinkan
f. Tempatkan barang pribadi
yang memberikan kenyamanan
g. Motivasi mengidentifikasi
situasi yang memicu
kecemasan
h. Diskusikan perencanaan
realistis tentang peristiwa yang
akan datang
Edukasi
a. Jelaskan prosedur, termasuk
sensasi yang mungkin dialami
b. Informasikan secara factual
mengenal diagnosis,
pengobatan, dan prognosis
c. Anjurkan keluarga untuk tetap
bersama pasien, jika perlu
d. Anjurkan melakukan kegiatan
36
Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian obat anti
ansietas, jika perlu
E. Implementasi Keperawatan dan Evaluasi Keperawatan
Tabel 3.4 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
No. Hari / Implementasi Paraf Evaluasi Paraf
Dx TGL/
Jam
1. Senin/ 06- 1. Mengkaji lokasi, S:
06-2022 karakteristik, durasi, V. Yessy - Pasien mengatakan rasa V. Yessy
10.30 frekuensi, kualitas, tidak nyaman dikepala
intensitas nyeri sedikit pusing mulai
R : Pasien mengatakan berkurang
rasa tidak nyaman P : Nyeri
dikepala sedikit pusing. Q : tertusuk
P : Nyeri R : Kepala leher
Q : tertusuk S:4
R : Kepala leher T : Hilang timbul.
10.45 S:4 O:
T : Hilang timbul. - Pasien tampak gelisah
dan sulit tidur
1. Mengkaji skala nyeri - Pasien tampak merintih.
R : Skala 4, pasien tampak - Pasien tampak lelah
merintih. Pasien tampak - Pasien diajarkan
gelisah dan sulit tidur. relaksasi nafas dalam
A : Masalah Nyeri akut
2. Mengajarkan teknik
teratasi sebagian
nonfarmakologis untuk
mengurangi nyeri
P : Intervensi Dilanjutkan
R : Pasien diajarkan
1. Mengkaji lokasi,
relaksasi nafas dalam
karakteristik, durasi,
3. Mengkaji faktor yang
frekuensi, kualitas, intensitas
memperberat dan
nyeri
memperingan nyeri
2. Mengkaji skala nyeri
R : Pasien mengatakan
3. Mengajarkan teknik
nyeri tengkuk leher terasa nonfarmakologis untuk
tegang. mengurangi nyeri
Pasien mengeluh sulit 4. Mengkaji faktor yang
tidur dan lelah. Pasien memperberat dan
tampak lelah memperingan nyeri
5. Berkolaborasi pemberian
analgetik
4. Berkolaborasi pemberian
analgetik
R : Pasien mendapatkan
obat asam mefenamat
2x500 mg
37
38
2. Senin/ 06- S:
06-2022 1. Mengkaji sirkulasi V. Yessy - Pasien mengatakan V. Yessy
11.00 perifer (mis. nadi nyeri tengkuk leher
perifer, edema, terasa tegang
pengisian kapiler, O:
warna, suhu, ankle- - Pasien tampak pucat
bracial index) - Akral teraba dingin
11.10 H : Nadi : 85 x/menit, pasien - Turgor kulit menurun
tampak pucat, S : 360C, akral - CRT > 3 detik
teraba dingin, TD : 140/90 - TTV : S : 360C.
mmHg, RR : 20x/mnt. Turgor - N : 85 x/mnt.
kulit menurun. - TD : 140/90 mmHg
- RR : 20x/mnt
P : Intervensi Dilanjutkan
40
1. Mengkaji lokasi,
3. Mengajarkan teknik karakteristik, durasi,
nonfarmakologis untuk frekuensi, kualitas, intensitas
mengurangi nyeri nyeri
R : Pasien diajarkan 2. Mengkaji skala nyeri
relaksasi nafas dalam 3. Mengajarkan teknik
4. Mengkaji faktor yang nonfarmakologis untuk
memperberat dan mengurangi nyeri
memperingan nyeri 4. Mengkaji faktor yang
R : Pasien mengatakan memperberat dan
nyeri tengkuk leher terasa memperingan nyeri
tegang mulai berkurang 5. Berkolaborasi pemberian
analgetik
Pasien mengeluh sulit
tidur berkurang dan lelah.
Pasien tampak lelah
berkurang.
5. Berkolaborasi pemberian
analgetik
R : Pasien mendapatkan
obat asam mefenamat
2x500 mg
2. Selasa/ S:
07-06- 1. Mengkaji sirkulasi V. Yessy - Pasien mengatakan V. Yessy
2022 perifer (mis. nadi nyeri tengkuk leher
09.00 perifer, edema, terasa tegang
pengisian kapiler, O:
warna, suhu, ankle- - Pasien tampak lebih
bracial index) segar
H : Nadi : 83 x/menit, pasien - Akral teraba dingin
09.15 tampak lebih segar, S : - Turgor kulit mulai
36,10C, akral teraba dingin, meningkat
TD : 140/70 mmHg, RR : - TTV : S : 36,10C.
20x/mnt. Turgor kulit mulai - N : 83 x/mnt.
meningkat. - TD : 140/70 mmHg
- RR : 20x/mnt
5. Berkolaborasi pemberian
analgetik
R : Pasien mendapatkan obat
asam mefenamat 2x500 mg
43
2. Rabu/ 08- S:
06-2022 1. Mengkaji sirkulasi perifer V. Yessy - Pasien mengatakan V. Yessy
09.00 (mis. nadi perifer, edema, nyeri tengkuk leher
pengisian kapiler, warna, terasa tegang
suhu, ankle-bracial index) O:
H : Nadi : 80 x/menit, pasien - Pasien tampak lebih
tampak lebih segar, S : 36,10C, segar
09.15 akral teraba hangat, TD : 130/80 - Akral teraba hangat
mmHg, RR : 20x/mnt. Turgor - Turgor kulit
kulit membaik membaik
2. Mengkaji faktor resiko - TTV : S : 36,10C.
gangguan sirkulasi ( mis. - N : 80 x/mnt.
diabetes, perokok, orang - TD : 130/80 mmHg
tua, hipertensi dan kadar - RR : 20x/mnt
kolesterol tinggi)
R : Pasien mengatakan nyeri A:
tengkuk leher terasa tegang Masalah Perfusi perifer tidak
mulai berkurang efektif teratasi
P : Intervensi Dihentikan
3. Mengkaji panas,
kemerahan, nyeri, atau
bengkak pada ekstremitas
R : Pasien mengatakan nyeri
tengkuk leher terasa tegang
mulai berkurang
3. Rabu/ 08- 1. Mengkaji tingkat ansietas S:
06-2022 R : Pasien mengatakan V. Yessy - Pasien mengatakan V. Yessy
09.30 cemas dengan penyakitnya cemas dengan
mulai berkurang penyakitnya mulai
2. Mengkaji tanda ansietas berkurang
R : Pasien mengatakan O:
10.00 bingung dengan kondisi - Pasien tampak
tubuhnya mulai berkurang gelisah dan sulit tidur
3. Memahami situasi yang berkurang
membuat ansietas
- Akral teraba hangat
R : Pasien tampak gelisah
berkurang dan sulit tidur - Warna kulit lebih
berkurang segar
4. Menganjurkan
mengungkapkan perasaan A : Masalah Ansietas teratasi
R : Pasien mengatakan
cemas dengan penyakitnya P : Intervensi Dihentikan
mulai berkurang
44
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Analisis Proses Keperawatan Dengan Konsep Teori dan Kasus Terkait
Pengkajian saat dikaji pada kasus dan teori pada dasarnya sama. Hipertensi
adalah suatu keadaan ketika seseorang mengalami peningkatan tekanan darah
diatas normal atau peningkatan abnormal secara terus menerus lebih dari suatu
periode, dengan tekanan sistolik diatas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas
90mmHg. (Aspiani, 2014).
Pasien masuk RS pada tanggal 5 Juni 2022, pada saat dikaji Tanggal 6 Juni
Pasien mengatakan rasa tidak nyaman dikepala sedikit pusing, pasien
mengatakan nyeri tengkuk leher terasa tegang. Pasien mengatakan cemas
dengan penyakitnya. Pasien mengeluh sulit tidur dan lelah. Pasien tampak
merintih. Pasien tampak gelisah dan sulit tidur. Pasien tampak lelah.
P : Nyeri Q : tertusuk R : Kepala leher S : 4 T : Hilang timbul.
Pada Tahap Pengkajian pasien sangat kooperatif dan menerima tindakan
keperawatan yang dilakukan untuk melaksanakan asuhan keperawatan. Tidak
ada penghambat dalam melakukan pengkajian. Dalam melakukan pengkajian
Peneliti memantau dan terus mengkaji masalah yang ada pada pasien dengan
menggunakan pendekatan bina hubungan saling percaya dan komunikasi
terapeutik.
Diagnosa Keperawatan yang muncul secara teori yaitu Penurunan Curah
jantung (D.0008), Nyeri akut (D.0077), dan Intoleransi Aktivitas (D.0056).
Diagnosa Keperawatan yang muncul pada kasus yaitu Nyeri akut berhubungan
dengan agen pencedera fisiologis (D.0077), Perfusi perifer tidak efektif
berhubungan dengan Peningkatan Tekanan Darah (D.0009), dan Ansietas
berhubungan dengan Krisis Situasional (D.0080). Terdapat perbedaan
Diagnosa Keperawatan antara teori dan kasus yang ada dikarenakan
menyesuaikan dengan kondisi yang dialami pasien.
Setiap diagnosa yang akan diambil ditelaah dan disesuaikan dengan gejala
dan tanda yang terdapat pada setiap diagnosa SDKI. Tidak ada penghambat
dalam menentukan diagnosa keperawatan, gejala dan tanda disesuaikan dengan
diagnosa yang ada. Menyesuaikan gejala dan tanda yang muncul pada pasien
dengan diagnosa secara teori.
Didalam kasus intervensi yang dilakukan pada diagnosa 1 sesuai dengan
tujuan tindakan keperawatan adalah Tingkat nyeri menurun dengan kriteria
hasil nyeri menurun, gelisah menurun, keluhan sulit tidur menurun, merintih
menurun dengan intervensi keperawatan yaitu : Mengkaji lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri, Mengkaji skala nyeri, Mengajarkan
teknik nonfarmokologis untuk mengurangi nyeri (relaksasi nafas dalam),
46
Penyakit Hipertensi biasanya terjadi pada saat gaya hidup tidak teratur.
Didalam jurnal yang berjudul “ Upaya Pencegahan Hipertensi” menyebutkan
anjuran dalam upaya penurunan tekanan darah melalui modifikasi gaya hidup
yaitu dengan penurunan berat badan,penerapan perencanaan makan dengan
dietaryapproaches to stop hypertension (DASH), pembatasan asupan garam
NaCl, membatasi asupan alcohol dan olah raga teratur mencakup berjalan,
jogging, bersepeda, dan berenang setidaknya 30 menit per hari.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Pasien masuk RS pada tanggal 5 Juni 2022, pada saat dikaji Tanggal 6 Juni
Pasien mengatakan rasa tidak nyaman dikepala sedikit pusing, pasien
mengatakan nyeri tengkuk leher terasa tegang. Pasien mengatakan cemas
dengan penyakitnya. Pasien mengeluh sulit tidur dan lelah. Pasien tampak
merintih. Pasien tampak gelisah dan sulit tidur. Pasien tampak lelah. P :
Nyeri Q : tertusuk R : Kepala leher S : 4 T : Hilang timbul.
2. Diagnosa Keperawatan yang muncul pada kasus yaitu Nyeri akut
berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (D.0077), Perfusi perifer
tidak efektif berhubungan dengan Peningkatan Tekanan Darah (D.0009),
dan Ansietas berhubungan dengan Krisis Situasional (D.0080).
3. Didalam kasus intervensi yang dilakukan pada diagnosa 1 sesuai dengan
tujuan tindakan keperawatan adalah Tingkat nyeri menurun dengan kriteria
hasil Nyeri menurun, gelisah menurun, keluhan sulit tidur menurun,
merintih menurun dengan intervensi keperawatan yaitu : Mengkaji lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri, Mengkaji skala
nyeri, Mengajarkan teknik nonfarmokologis untuk mengurangi nyeri
(Terapi Foot Massage), mengkaji faktor yang memperberat dan
memperingan nyeri, dan berkolaborasi pemberian analgetik. Pada diagnosa
2 sesuai dengan tujuan tindakan keperawatan adalah perfusi perifer tidak
efektif meningkat dengan kriteria hasil Denyut nadi perifer meningkat,
warna kulit pucat menurun, akral membaik, dan turgor kulit membaik
dengan intervensi keperawatan yaitu : Mengkaji sirkulasi perifer ( mis. nadi
perifer, edema, pengisian kapiler, warna, suhu, ankle-brakial index),
Mengkaji faktor resiko gangguan sirkulasi (mis. diabetes, perokok, orang
tua, hipertensi dan kadar kolesterol tinggi), dan Mengkaji panas, kemerahan,
37
52
nyeri atau bengkak pada ekstremitas. Pada diagnosa 3 sesuai dengan tujuan
tindakan keperawatan adalah ansietas menurun dengan kriteria hasil
Verbalisasi kebingungan menurun, verbalisasi khawatir akibat kondisi yang
dihadapi menurun, dan perilaku gelisah menurun dengan Intervensi
keperawatan yaitu : Mengkaji tingkat ansietas, mengkaji tanda ansietas,
memahami situasi yang membuat ansietas, dan menganjurkan
mengungkapkan perasaan. Intervensi Keperawatan yang dilakukan
menyesuaikan dengan keadaan serta respon pasien.
4. Evaluasi pada pasien didokumentasikan dalam SOAP, sesuai dengan teori.
Pada Kasus Hasil evaluasi dari tindakan keperawatan yang dilakukan
selama 3 hari didapatkan hasil yaitu diagnosa 1 Nyeri akut teratasi, diagnosa
2 Perfusi perifer tidak efektif teratasi, dan diagnosa 3 Ansietas teratasi.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis dapat memberikan beberapa
saran sebagai berikut :
1. Bagi Klien
Hasil asuhan keperawatan ini disarankan bagi pasien untuk selalu memberi
motivasi untuk menangani hipertensi yang dialaminya.
2. Bagi penulis
Asuhan Keperawatan ini dapat dijadikan ilmu dalam meningkatkan
wawasan.
DAFTAR PUSTAKA
A, Sylvia., M, Lorraine. (2015). Patofisiologi Edisi 6 Vo 2 Konsep Klinis Proses-
Proses Penyakit. Jakarta : EGC
Anna Palmer, 2007, Simpel Guide Tekanan Darah Tinggi, Erlangga, Jakarta
Aspiani, R.Y. (2014). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Gerontik. Jakarta: Trans
Info Media.
Bare BG., Smeltzer SC. (2010). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta :
EGC. Hal : 45-47.
Brunner dan Suddarth. (2014).Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC
Martha, Karina, (2012), Panduan Cerdas Mengatasi Hipertensi, Yogyakarta:
Araska
Padila. 2013. Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam. Yogyakarta: Nuha Medika.
PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator
Diagnostik, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI
PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan tindakan
keperawatan, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI
PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan kriteria
Hasil, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI
Sheps, S. G., 2005, Mayo Clinic Hipertensi, Mengatasi Tekanan Darah Tinggi,
26,158, Jakarta, PT Intisari Mediatama.
Smeltzer & Bare. (2012). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan
Suddarth (Ed.8, Vol. 1,2). Jakarta : EGC
Susilo, Y., Wulandari, A. 2011. Cara Jitu Mengatasi Hipertensi. Yogyakarta:
Penerbit Andi
Sustrani L. 2006. Hipertensi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka
Syamsudin. 2011. Buku Ajar Farmakoterapi Kardiovaskular Dan Renal. Jakarta:
Penerbit Salemba Medika pp 31
Tarwoto dan Wartonah.,2015. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan
. Edisi :4 .Jakarta
Triyanto, Endang. 2014. Pelayanan Keperawatan bagi Penderita Hipertensi Secara
Terpadu. Yogyakarta : Graha Ilmu
Udjianti, Wajan J. 2010. Keperawatan Kardiovaskuler. Jakarta : Penerbit Salemba
Medika.
37