Disusun Oleh:
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
asuhan keperawatan perianestesi dengan judul “Asuhan Keperawatan Perianestesi
Pada Ny.I Dengan Diagnosa Pra Operasi G3p2a0 Hamil 8 Minggu Kematian
Mudigah Dilakukan Tindakan Kuretase Dengan Regional Anestesi Di Ibs Rsud
Chasbullah Abdul Majid Bekasi”. Laporan ini disusun untuk memenuhi persyaratan
kenaikan pangkat pegawai negeri sipil tahun 2023.
Penulis berharap semoga laporan ini dapat membantu pembaca untuk lebih
mengetahui tentang asuhan keperawatan perianestesi pada Ny.N dengan diagnosa
medis G3P2A0 Hamil 8 Minggu Kematian Mudigah. Penulis menyadari bahwa dalam
penyusunan laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis
mengharap dan saran dari berbagai pihak agar laporan ini lebih sempurna.
-
Erdi Rosadi
DAFTAR ISI
MAKALAH .................................................................................................................. 1
KATA PENGANTAR .................................................................................................. 2
DAFTAR ISI ................................................................................................................. 3
BAB I............................................................................................................................. 5
PENDAHULUAN ......................................................................................................... 5
A. Latar Belakang................................................................................................ 5
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 6
C. Tujuan ............................................................................................................ 6
D. Manfaat........................................................................................................... 6
E. Cara Pengumpulan Data ................................................................................. 7
F. Waktu dan Tempat ............................................................................................. 7
BAB II ........................................................................................................................... 8
TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................ 8
A. Konsep Dasar Abortus ................................................................................. 8
B. Konsep Dasar Kuret ................................................................................... 13
C. Konsep Dasar Regional Anestesi ............................................................... 15
E. Rencana Keperawatan ............................................................................... 22
F. Persiapan Tindakan Anestesi Spinal ........................................................ 25
G. Web Of Caution .......................................................................................... 32
BAB III........................................................................................................................ 33
TINJAUAN KASUS ................................................................................................... 33
A. Pengkajian ................................................................................................... 33
B. Persiapan penatalaksanaan anestesi ......................................................... 39
C. Pengkajian Intra-Anestesi ......................................................................... 40
D. Pengkajian Post Anestesi ........................................................................... 42
E. Analisa Data ................................................................................................ 42
F. Diagnosa Keperawatan dan Prioritas Masalah ....................................... 46
G. Perencanaan, Pelaksanaan dan Evaluasi ................................................. 47
BAB IV ....................................................................................................................... 57
ANALISA JURNAL ................................................................................................... 57
A. Identitas Jurnal ........................................................................................... 57
B. Analisa Jurnal ............................................................................................. 57
BAB V ......................................................................................................................... 60
KESIMPULAN ........................................................................................................... 60
A. SARAN ........................................................................................................ 61
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 62
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Abortus merupakan salah satu masalah di dunia yang mempengaruhi kesehatan,
kesakitan dan kematian ibu hamil. Abortus merupakan pengeluaran hasil konsepsi
yang terjadi pada umur kehamilan < 20 minggu dan berat badan janin ≤500 gram.
Dampak dari abortus jika tidak mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat akan
menambah angka kematian ibu yang disebabkan oleh komplikasi dari abortus yaitu
dapat terjadi perdarahan, perforasi, infeksi dan syok (Sujiyatini, 2009). Abortus
dapat terjadi secara tidak sengaja maupun disengaja. Abortus yang berlangsung
tanpa tindakan disebut abortus spontan, sedangkan abortus yang dilakukan dengan
sengaja disebut abortus provokatus dan abortus yang terjadi berulang tiga kali
secara berturut-turut disebut habitualis (Prawirohadjo, 2010).
Abortus ini merupakan salah satu faktor penyumbang angka kematian ibu,
namun lebih sering dilaporkan dalam bentuk perdarahan bukan dalam bentuk
abortus. Bila abortus ini terjadi, maka harus segera ditangani untuk mengatasi
perdarahan karena perdarahan yang banyak dapat menyebabkan kematian ibu
(Halim, 2012). Abortus bisa disebabkan oleh tiga faktor yaitu faktor maternal,
faktor paternal dan faktor fetus (Mochtar, 2011). Faktor maternal dapat dibagi
menjadi dua yaitu intrinsik meliputi umur ibu, tingkat pendidikan, paritas, jarak
kehamilan, penyakit dan kelainan uterus dan faktor ekstrinsik meliputi status
pekerjaan (Sinaga, 2012).
Pada penelitian Zhang dkk pada tahun 2005, dilakukan penelitian acak luas
pada 652 wanita dengan kegagalan kehamilan trimester pertama (kehamilan
anembrionik atau kematian mudigah atau abortus insipien atau inkomplit) yang
secara acak mendapat 800μg misoprostol vagina atau dilakukan aspirasi vakum
dengan perbandingan 3:1.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian abortus dan kuretase?
2. Bagaimana pengertian, anantomi fisiologi, etiologi, patofisiologi, komplikasi,
tanda dan gejala, penatalaksanaan, dan pemeriksaan penunjang dari kuretase?
3. Apa pengertian dari Regional Anestesi?
4. Apa indikasi, kontraindikasi, dan komplikasi Regional Anestesi?
5. Bagaimana penatalaksanaan anestesi pada Ny.I dengan diagnosa medis
kematian mudigah (abortus incomplit) dengan tindakan operasi kuretase?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian abortus dan kuretase?
2. Untuk mengetahui bagaimana pengertian, anantomi fisiologi, etiologi,
patofisiologi, komplikasi, tanda dan gejala, penatalaksanaan, dan pemeriksaan
penunjang dari tindakan kuretase?
3. Untuk mengetahui pengertian Regional Anestesi.
4. Untuk mengetahui indikasi, kontraindikasi, dan komplikasi Regional Anestesi.
5. Untuk mengetahui penatalaksanaan anestesi pada Ny.I dengan diagnosa medis
Kematian Mudigah (Abortus Incomplit) dengan tindakan operasi Kuretase.
D. Manfaat
1. Bagi pasien
Memberi edukasi dan informasi pada pasien dan keluarga pasien
tentang pentingnya keispan fisik maupun psikis sebelum dilakukan tindakan
pembiusan pada operasi kuret dengan teknik Regional Anestesi.
2. Bagi penulis
Mendapatkan pengalaman serta dapat menerapkan apa yang di dapat
dalam perkuliahan.
3. Bagi institusi Pendidikan
Sebagai bahan kepustakaan tentang asuhan keperawatan perianestesi
pada Ny.N dengan diagnosa medis pre operasi G3P2A0 hamil 8 minggu
kematian mudigah .
4. Bagi lahan praktik
Memberikan masukan terhadap tenaga kesehatan untuk
mempertahankan dan menguatkan serta meningkatkan asuhan keperawatan
secara profesional agar terhindar dari komplikasi yang mungkin timbul.
a. Blok sentral (blok neuroaksial), yaitu meliputi blok spinal, epidural, dan
kaudal. Tindakan ini sering dikerjakan.
b. Kontraindikasi absolut:
1) Pasien menolak
2) Infeksi pada tempat suntikan
3) Hipovolemia berat, syok
4) Koagulapatia atau mendapat terapi koagulan
5) Tekanan intrakranial meningkat
6) Fasilitas resusitasi minim
7) Kurang pengalaman tanpa didampingi konsulen anestesi.
c. Kontraindikasi relative:
1) Infeksi sistemik
2) Infeksi sekitar tempat suntikan
3) Kelainan neurologis
4) Kelainan psikis
5) Bedah lama
6) Penyakit jantung
7) Hipovolemia ringan
8) Nyeri punggung kronik
6. Persiapan analgesia spinal
Pada dasarnya persiapan untuk analgesia spinal seperti persiapan pada
anastesia umum. Daerah sekitar tempat tusukan diteliti apakah akan
menimbulkan kesulitan, misalnya ada kelainan anatomis tulang punggung atau
pasien gemuk sekali sehingga tak teraba tonjolan prosesus spinosus. Selain itu
perlu diperhatikan hal-hal di bawah ini:
a. Informed consent
Tim Medis tidak boleh memaksa pasien untuk menyetujui anestesia
spinal
b. Pemeriksaan fisik
Tidak dijumpai kelainan spesifik seperti kelainan tulang punggung
c. Pemeriksaan laboratorium anjuran
Hemoglobin, Hematokrit, PT (Prothrombine Time), PTT (Partial
Thromboplastine Time)
7. Anastetik local untuk analgesia spinal
Berat jenis cairan serebrospinalis (CSS) pada 37º C adalah 1.003- 1.008.
Anastetik lokal dengan berat jenis sama dengan CSS disebut isobarik. Anastetik
lokal dengan berat jenis lebih besar dari CSS disebut hiperbarik. Anastetik lokal
dengan berat jenis lebih kecil dari CSS disebut hipobarik. Anastetik lokal yang
sering digunakan adalah jenis hiperbarik diperoleh dengan mencampur
anastetik lokal dengan dextrose. Untuk jenis hipobarik biasanya digunakan
tetrakain diperoleh dengan mencampur dengan air injeksi.
Anestetik lokal yang paling sering digunakan:
a. Lidokaine (xylocain, lignokain) 2%: berat jenis 1.006, sifat isobarik, dosis
20-100mg (2-5ml)
b. Lidokaine (xylocain,lignokain) 5% dalam dextrose 7.5%: berat jenis
1.033, sifat hyperbarik, dosis 20-50 mg (1-2ml)
c. Bupivakaine (markaine) 0.5% dlm air: berat jenis 1.005, sifat isobarik,
dosis 5-20mg (1-4ml)
d. Bupivakaine (markaine) 0.5% dlm dextrose 8.25%: berat jenis 1.027, sifat
hiperbarik, dosis 5-15mg (1-3ml)
8. Teknik analgesia spinal
Posisi duduk atau posisi tidur lateral dekubitus dengan tusukan pada garis
tengah ialah posisi yang paling sering dikerjakan. Biasanya dikerjakan di atas
meja operasi tanpa dipindah lagi dan hanya diperlukan sedikit perubahan posisi
pasien. Perubahan posisi berlebihan dalam 30 menit pertama akan
menyebabkan menyebarnya obat.
a. Setelah dimonitor, tidurkan pasien misalkan dalam posisi lateral dekubitus.
Beri bantal kepala, selain enak untuk pasien juga supaya tulang belakang
stabil. Buat pasien membungkuk maximal agar processus spinosus
mudah teraba. Posisi lain adalah duduk.
Pre-Anestesi
Intra-Anestesi
Post-Anestesi
menurun
- Kemerahan
menurun
- Bengkak
menurun
- Tidak adanya
tanda infeksi
seperti rubor,
kalor, dan
dolor
b. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dan history taking melengkapi satu sama lain.
Pemeriksaan yang dilakukan pada pasien yang sehat dan asimtomatik
setidaknya meliputi tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, respiratory
rate, suhu) dan pemeriksaan airway, jantung, paru-paru, dan sistem
musculoskeletal. Pemeriksaan neurologis juga penting terutama pada
anestesi regional sehingga bisa diketahui bila ada defisit neurologis
sebelum diakukan anestesi regional.
Klasifikasi status fisik ASA bukan alat perkiraan risiko anestesi, karena
efek samping anestesi tidak dapat dipisahkan dari efek samping
pembedahan. Penilaian ASA diklasifikasikan menjadi 5 kategori. Kategori
ke-6 selanjutnya ditambahkan untuk ditujukan terhadap brain-dead organ
donor. Status fisik ASA secara umum juga berhubungan dengan tingkat
mortalitas perioperatif. Karena underlying disease hanyalah satu dari
banyak faktor yang berkontribusi terhadap komplikasi perioperatif, maka
tidak mengherankan apabila hubungan ini tidak sempurna. Meskipun
begitu, klasifikasi satus fisik ASA tetap berguna dalam perencanaan
manajemen anestesi, terutama teknik monitoring.
Kelas I Pasien sehat tanpa kelainan organik, biokimia, atau psikiatri.
Kelas II Pasien dengan penyakit sistemik ringan sampai sedang, tanpa limitasi
aktivitas sehari-hari.
Kelas III Pasien dengan penyakit sistemik berat, yang membatasi aktivitas
normal.
Kelas IV Pasien dengan penyakit berat yang mengancam nyawa dengan maupun
tanpa operasi.
Kelas V Pasien sekarat yang memiliki harapan hidup kecil tapi tetap dilakukan
operasi sebagai upaya resusitasi.
Kelas VI Pasien dengan kematian batang otak yang organ tubuhnya akan
diambil untuk tujuan donor
c. Pemeriksaan Penunjang
Dasar dan luas cakupan pemeriksaan preanestesi tergantung pada umur
pasien, ada tidaknya kondisi co-morbid saat ini, sama seperti dasar dan luas
dari prosedur bedah yang direncanakan.
Tes fungsi hati Bedah mayor pada pasien umur > 50 tahun.
(Liver Function
Test)
No Test Indikasi
Penyakit ginjal
Nutrisi abnormal
Diabetes Mellitus
5 Chest X-ray Penyakit respirasi
Penyakit kardiovaskuler
Penyakit paru
Pasien obesitas
Koagulopati
A. Pengkajian
Hari/tanggal : Rabu, 30 November 2022
Jam : 13.00
Tempat : IBS RSUD Chasbullah Abdul Majid Kota Bekasi
Metode : Observasi, pemeriksaan fisik dan studi dokumen rekam
medis
Sumber data : Pasien, tim kesehatan, status kesehatan pasien
Rencana Tindakan : Kuretase
1. Identitas Pasien
Nama : Ny. I
Umur : 36 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku Bangsa : Sunda
Alamat : Jalan Kusuma Utara 10 Blok 33C/14 RT 014/ RW 017
No. RM : 18320xxx
Dx. Pre Operasi : G3P2A0 Hamil 8 Minggu dengan kematian Mudigah
Tindakan Operasi : Kuretase
Tanggal Operasi : 30 November 2022
Dokter Bedah : dr. Bayu, Sp.OG
Dokter Anestesi : dr. Randy, Sp.An
2. Identitas Penanggungjawab
Nama : Tn.A
Umur : 38 tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
Hubungan : Suami
3. Anamnesa
a. Keluhan Utama
Pasien mengatakan melilit pada perut
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengatakan perut melilit dan rasanya tidak nyaman
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit.
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit keluarga.
e. Alasan Masuk Rumah Sakit
Pasien dibawa ke rumah sakit karena perut terus terasa melilit dan tidak
nyaman
4. Pengkajian Data Fokus
Alergy Tidak ada alergi obat dan makanan
Medication
Tidak ada riwayat konsumsi obat
Environment IRT
5. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
b. Tanda-tanda Vital
1) TD : 118/66 mmHg
2) Nadi : 70x/menit
3) RR : 20x/menit
4) SpO2 : 100%
c. Status Gizi
1) BB : 50 kg
2) TB : 155 cm
3) IMT : 20,81 kg/m2
d. Pemeriksaan fisik
1) B1 (Breathing)
a) Kemampuan membuka mulut >3cm
b) Skor mallampati I
c) Klien tidak sesak nafas
d) Suara nafas vesikuler
e) Tidak tampak pernafasan cuping hidung
2) B2 (Blood)
a) Tekanan darah normal 118/66 mmHg
b) Bentuk dada sama
3) B3 (Brain)
a) GCS kesadaran composmentis GCS: E4V5M6
4) B4 (Bleader)
a) Eliminasi normal
5) B5 (Bowel)
a) Pasien puasa dari pukul 00.00 WIB
b) Tidak ada pembesaran hepar dan abdomen
6) B6 (Bone)
a) Tidak ada kelainan pada ekstremitas
b) Tidak ada kelainan pada tulang belakang
c) Mampu beraktivitas
e. Pemeriksaan psikologis
Pasien terlihat lemas dan cemas sebelum dilakukan operasi
f. Pemeliharaan cairan
1) Kebutuhan cairan basal (M)
Kebutuhan cairan basal (M) = 3 cc x 10 kgBB1
= 3 cc x 10 kg
= 30 cc
= 2 cc x 10 kgBB2
= 20 cc
= 1 cc x kgBB
= 1 cc x 30
= 30 cc
Total = 30 cc + 20 cc + 30 cc = 80 cc
= 2 cc x 12 jam x 50 kg
= 1200 cc
3) Stress operasi
Stress operasi = Jenis operasi (b/s/k) x BB
= 6 cc x 50
= 300 cc
4) Kebutuhan cairan
Jam I = M + ½ PP + SO
= 80 cc + 600 cc + 300 cc
= 980 cc
Jam II = M + ¼ PP + SO
= 80 cc + 300 cc + 300 cc
= 680 cc
Jam III = M + ¼ PP + SO
= 80 cc + 300 cc + 300 cc
= 680 cc
Jam IV = M + SO
= 80 cc + 300 cc
= 380 cc
g. Pemeriksaan penunjang
a. Rapid antigen SARS Cov-2: Negative
b. Laboratorium
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal
Hematologi
Darah Rutin DHF
Index Erotrosit
MCV 88.8 fL 82-92
MCH 29.7 pg 27-32
MCHC 33.5 g/dL 32-37
Trombosit 280 103ul 150-400
Laju endap darah 23 mm 0-15
Leukosit 4.3 103ul 5-10
Hemostatis
PT
PT 13.1 detik 11.5 – 15.5
PT Control 14.7 detik 12 – 16.5
APTT
APTT 28.3 detik 20-40
PTT Control 32.3 detik 27.1-40.6
Kimia Klinik
Diabetes
GDS 123 mg/dL 60-110
h. Diagnosa Anestesi
Pasien didiagnosa mengalami G3P2A0 Hamil 8 Minggu dengan kematian
Mudigah. Tindakan yang direncanakan adalah Kuretase dengan Regional
Anestesi-Sub Arachnoid Block dengan status fisik ASA I.
- Injeksi
epedhrine
5mg
- Injeksi
ondansentron
4mg
3 13.10 118/84 mmHg 70 100% - Monitoring
hemdoinamik
4 13.15 128/78 mmHg 60 100% - Inj oxytocin
10 iu,
metergin
0.4mg
5 13.20 119/67 mmHg 83 100% - Inj asam
tranexamatac
id 1000mg
- Monitoring
hemodinamik
6 13.25 115/68 mmHg 73 100% - Injeksi
dexketoprofe
n 50mg drip
RL
7 13.30 116/56 mmHg 65 100% - Insisi selesai
E. Analisa Data
Pre-Anestesi
DO:
- Pasien tampak
gelisah
- TTV:
TD: 125/68mmHg
N: 68x /menit
RR: 26x /menit
SPO2: 100%
Intra-Anestesi
DO:
- Tindakan
pembedahan
kuretase
- TTV:
TD: 119/67mmHg
N: 83x /menit
RR: 16x /menit
SPO2: 100%
- Inj asam
tranexamatacid
1000mg
- Pasien didiagnosa
dan dilakukan
tindakan kuretase
dengan teknik
RA-SAB
- Nafas pasien
sesak ditandai
dengan SPO2 :
95%
- TTV:
TD: 125/68mmHg
N: 68x /menit
RR: 18x /menit
SPO2: 95%
Post-Anestesi
DO:
- Pasien telah
dilakukan
Tindakan
pembedahan
selama 30 menit
menggunakan
teknik RA-SAB
- TD= 116/56
mmHg
Nadi= 65 x/menit
SpO2= 100%
- Efek penggunaan
obat spinal
anestesi
Cemas b.d kurang 30 November 2022, 30 November 2022, 30 November 2022, 30 November 2022,
terpaparnya Pukul 12.45 Pukul 12.50 Pukul 12.50 Pukul 13.00
informasi
Setelah dilakukan - Identifikasi - Mengindentifikasi S:
tindakan kondisi umum kondisi umum Pasien mengatakan
keperawatan selama pasien pasien sudah paham
10 menit, cemas - Monitor tekanan - Memonitor tekanan prosedur operasi dan
teratasi dengan darah, nadi, darah, nadi, siap untuk dilakukan
kriteria hasil: pernafasan, dan pernafasan, dan operasi
- Perilaku gelisah suhu tubuh suhu pasien O:
menurun
- Perilaku tegang - Jelaskan tentang - Menjelaskan - Pasien tampak
menurun prosedur, tentang prosedur, lebih tenang dan
- Frekuensi waktu, dan waktu, dan lamanya dapat melakukan
pernafasan lamanya operasi operasi teknik relaksasi
menurun - Latih teknik - Melatih teknik nafas dalam
- Tekanan nadi relaksasi nafas relaksasi nafas secara mandiri
membaik dalam dalam - TTV Membaik
- Tekanan darah (SIKI Reduksi TD: 118/84
membaik Ansietas I.09314, mmHg
(SLKI Tingkat halaman 387) N: 70x/menit
Kecemasan SPO2: 100%
L.09093, halaman RR: 20x/menit
132) T: 36oC
A:
Masalah teratasi
P:
Intervensi dihentikan
(Erdi Rosadi)
Intra Anestesi
Risiko perdarahan 30 November 2022, 30 November 2022, 30 November 2022, 30 November 2022,
dibuktikan dengan Pukul 13.05 Pukul 13.10 Pukul 13.10 Pukul 13.30
tindakan
pembedahan Setelah dilakukan - Monitor intake - Monitoring intake S: -
tindakan dan output dan output cairan O:
keperawatan cairan - Monitoring - Input cairan
anestesi selama - Monitor elastisitas dan turgor sebanyak 800 cc
durante operasi, elastisitas dan kulit - Output cairan
risiko perdarahan turgor kulit - Monitoring sebanyak 100 cc
teratasi dengan - Monitor frekuensi nadi, urine, dan
kriteria hasil: frekuensi nadi, tekanan darah, dan perdarahan 100cc
tekanan darah, tekanan nadi
- Intake dan dan tekanan - Mengkolaborasikan - Elastisitas kulit
output cairan nadi pemberian obat selama durante
membaik - Kolaborasi obat antiinflamasi dan operasi baik
- Turgor kulit antiinflamasi antifibrinolitik ditanda saat
membaik dan dicubit kulit
- Frekuensi nadi, antifibrinolitik kembali normal
tekanan darah, (SIKI Pemantauan kurang dari satu
dan tekanan Cairan I.03121, detik
nadi membaik halaman 238) - Injeksi asam
(SLKI Status tranexamat
Cairan Meningkat 1000mg
L.03028, halaman - TTV
107) TD:
119/67mmHg
N: 60x/menit
RR: 18x/menit
SPO2: 100%
A:
Masalah teratasi
sebagian
P:
Lanjutkan monioring
dan observasi di RR
(Erdi Rosadi)
Pola Nafas Tidak 30 November 2022, 30 November 2022, 30 November 2022, 30 November 2022,
Efektif b.d efek Pukul 13.05 Pukul 13.10 Pukul 13.10 Pukul 13.30
Agen
Farmakologis Obat - Memonitor volume
Setelah selesai S: -
General Anestesi tindakan anestesi - Monitor tidal, ritme,
/ pembiusan pola volume tidal kedalaman O:
nafas pasien pasien pernafasan, dan - TTV pasien
menjadi efektif
- Monitor usaha respirasi dalam batas
dan normal:
ritme, irama, dengan cara normal
- Frekuensi
kedalaman membagging / TD: 118/73
nafas normal pernafasan, mengassisted mmHg
- Irama nafas dan usaha pernafasan pasien, N: 86x/menit
sesuai yang respirasi dan mengatur APL RR: 28x/menit
diharapkan - Monitor - Memonitor tanda SPO2:100%
- Ekspansi tanda hipoventilasi - Nafas
dada simetris hipoventilasi dengan pasien
- Bernafas memperhatikan sudah
mudah, tidak irama nafas pasien teratur
didapatkan saat inspirasi dan ditandai
nafas pendek ekspirasi, dengan
rileksnya
dada saat
bernafas
A:
- Melanjutkan
intervensi
dengan
memberikan
O2 Nasal
Kanul 2lt/menit
(Erdi Rosadi)
Post Anestesi
(Erdi Rosadi)
Risiko infeksi 30 November 2022, 30 November 2022, 30 November 2022, 30 November 2022,
dibuktikan dengan Pukul 13.40 Pukul 13.45 Pukul 13.45 Pukul 14.00
efek prosedur Setelah dilakukan - Cuci tangan - Mencuci tangan S: -
invasif tindakan sebelum dan sebelum dan O:
keperawatan sesudah kontak sesudah kontak - Tidak terdapat
anestesi pasca dengan pasien dengan pasien dan tanda- tanda
operasi, risiko dan lingkungan lingkungan pasien infeksi
infeksi dapat pasien - Mempertahankan A:
teratasi dengan - Pertahankan teknik aseptic pada Masalah teratasi
kriteria hasil: teknik aseptic pasien berisiko sebagian
- Demam pada pasien tinggi P:
menurun berisiko tinggi Intervensi
- Kemerahan (SIKI Pencegahan dilanjutkan di
menurun Infeksi I.14539, bangsal
- Bengkak halaman 278)
menurun
- Tidak adanya
tanda infeksi
seperti rubor,
kalor, dan dolor
(SLKI Tingkat
Infeksi L.14135,
halaman 139)
(Erdi Rosadi)
BAB IV
ANALISA JURNAL
A. Identitas Jurnal
Judul Low Dose Spinal Anesthesia Bupivakain 0,5% 5 mg
dengan Adjuvan Fentanyl 50 mcg untuk Pasien
dengan Uncorrected Tetralogy of Fallot yang
menjalani Seksio Sesarea
Tahun 2019
DOI https://doi.org/10.47507/obstetri.v2i2.15
B. Analisa Jurnal
Pendahuluan Insiden pasien ibu hamil dengan kelainan jantung
sekitar 0,4–4,1%.1 Mortalitasnya mencapai sekitar
15% dan merupakan tingkat mortalitas yang utama
pada kehamilan secara umum. Tingkat angka harapan
hidup semakin meningkat seiring dengan semakin
berkembangnya modalitas untuk pemeriksaan
jantung dan teknik operasi pada pasien dengan
kelainan jantung. Pada laporan kasus ini
menggunakan tehnik anestesi low dose spinal dengan
harapan tidak terjadi perubahan hemodinamik yang
signifikan sehingga tidak terjadi perubahan shunt dari
kanan ke kiri karena penurunan SVR.
Subjek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh rekam
medis pasien yang dipasang LMA pada anestesi
umum tehnik inhalasi di Rumah Sakit Kasih Ibu
Denpasar yaitu sebanyak 1.016 orang dengan sample
sebanyak 46 kasus pada masing-masing pasien yang
dilakukan pemasangan LMA klasik dengan bilateral
packing dan LMA klasik dan tertera pada rekam
medis. Penelitian dilakukan berdasarkan usia,
mallampati pasien, posisi pembedahan, dan jenis
LMA
Autoridad Nacional del Servicio Civil. (2021). Hubungan Status Fisik Dengan Waktu
Pulih Sadar Pada Pasien General Anestesi. Angewandte Chemie International
Edition, 6(11), 951–952., 2013–2015.
Gitleman, L. (2018). Asuhan keperawatan medikal bedah deng hipertensi. Paper
Knowledge. Toward a Media History of Documents, 2019.
Hartono, R., Rahardjo, S., & Uyun, Y. (2020). Low Dose Spinal Anesthesia
Bupivakain 0,5% 5 mg dengan Adjuvan Fentanyl 50 mcg untuk Pasien dengan
Uncorrected Tetralogy of Fallot yang Menjalani Seksio Sesarea. Jurnal Anestesi
Obstetri Indonesia, 2(2), 93–99. https://doi.org/10.47507/obstetri.v2i2.15
Iii, B. A. B., Jenis, A., & Penelitian, D. (2014). 30 Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.
September 2019, 30–41.
Sirait, R. H. (2019). Kunjungan atau visite pra anestesia.
http://repository.uki.ac.id/2788/1/VisitePraAnestesia20172.pdf
Siti. (2010). Hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) dan jenis operasi dengan waktu
Pulih Sadar Pasien Post Operasi General Anestesi di Recvery Rooom RSUD
Bangil. 2005, 1–12.