Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH TERAPI TOTOK WAJAH TERHADAP PENURUNAN TINGKAT

NYERI PADA IBU POSTPARTUM DENGAN SECTIO CAESAREA DI RSUD KOTA


SURAKARTA

Rohmatul Ragil Lailiyah1), Yunita Wulandari 2*), Rahajeng Putriningrum3)


1)
Mahasiswa Program Studi Sarjana Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta

lailiyahragil@gmail.com
2) , 3)
Dosen Program Studi Sarjana Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta

yunitastikeskh@gmail.com

Abstrak

Sectio Caesarea adalah melahirkan atau mengeluarkan janin melalui pembedahan


dinding perut dan dinding rahim. Tindakan operasi section caesarea menyebabkan nyeri dan
mengakibatkan terjadinya perubahan kontiunitas jaringan karena adanya pembedahan.
Prevalensi di RSUD Kota Surakarta persalinan dengan Sectio Caesarea bulan September
2017 sebanyak 63 (16,7%) pasien. Nyeri dapat dikurangi dengan tekhnik non-farmakologi
salah satunya dengan totok wajah, yang merupakan terapi komplementer dengan memijat
titik accupresure. Intensitas nyeri dapat diukur dengan Numeric Rating Scale (NRS)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh totok wajah terhadap nyeri
postpartumdengan sectio caesarea.
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian quasy experiment dengan
pendekatan Pre and post test control group design. Pengambilan sampel dalam penelitian
inimenggunakan non probabilitydengan teknik sampel convience sampling (accidental).
Jumlah sampel 55 responden (28 kelompok perlakuan dan 27 kelompok kontrol). Uji analisa
data menggunakan Wilcoxon.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa totok wajah terbukti dapat menurunkan nyeri
pada pasien postpartumdengan sectio caesarea di RSUD Kota Surakarta. Kesimpulan,
terdapat pengaruh totok wajah terhadap nyeri postpartumdengan sectio caesarea di RSUD
Kota Surakarta dengan p value = 0,000 dan pada kelompok kontrol p value = 0,004 Totok
wajah terbukti dapat menurunkan intensitas nyeri pasien postpartumdengan sectio caesarea.

Kata kunci : Penurunan intensitas nyeri, totok wajah, pasien postpartumdengan sectio
caesarea

1
ABSTRACT

Sectio Caesareaor C-section is a delivery through surgery of the abdominal wall and
uterine wall. The C-section causes pain and changes in the continuity of tissuesdue to the
surgery.The prevalence of delivery with C-section at Local General Hospital of
SurakartaCity in September 2017 was 63 (16.7%). C-section pain can be reduced with non-
pharmacological techniques. One of which is full-blooded face therapy, which is a
complementary therapy by massaging acupressure points on the face. Pain intensity can be
measured with Numeric Rating Scale (NRS). The objective of this research is to investigate
the effect of full-blooded face therapy onreduction of pain intensity in postpartum
patientswith C-section.
This research used the quasi experimental research method with pretest-posttest
control group design. Non-probability sampling was used to determine its samples. They
consisted of 55 respondents: 28 in the treatment group and 27 in the control group. The data
of the research were analyzed by using the Wilcoxon’s Test.
The result of this research shows that, the full-blooded face therapy had an effect on
the postpartum patients with C-section at Local General Hospital of SurakartaCity as
indicated by the p-value of the treatment group= 0.000 and that of the control group = 0.004.
Thus, the full-blooded face therapy was able to reduce the pain intensity of
postpartum patients with C-section.

Keywords: Reduction of pain intensity, full-blooded face, postpartum


patients with C-section

I. PENDAHULUAN di DKI Jakarta (19,9%) dan terendah di


Postpartum adalah masa setelah Sulawesi Tenggara (3,3%) (Riskesdas,
kelahiran plasenta hingga kembalinya 2013). Prevalensi di Jawa Tengah
organ reproduksi pada keadaan normal persalinan dengan Sectio Caesareapada
seperti sebelum hamil dan berlangsung tahun 2010 sebesar 10,0% (Riskesdas,
hingga 6 minggu (Ricci, 2010; 2013).
Lowdermilk, 2013). Kelahiran cesar Berdasarkan hasil studi pendahuluan
atau Sectio Caesarea adalah melahirkan di RSUD Kota Surakarta pada tanggal
atau mengeluarkan janin melalui insisi 23 Oktober 2017 di dapatkan data
uterus transabdomen (Lowdermilk, kelahiran section caesarea pada 5 bulan
2013). terakhir sebanyak 377 pasien. Pada
Survei Global Kesehatan oleh WHO bulan Mei sebanyak 73 (19,3%) pasien,
(2013) yang dituliskan dalam data bulan Juni 81 (21,9 %) pasien, bulan
statistik kesehatan dunia menyebutkan Juli 79 (20,9%) pasien, bulan Agustus
bahwa angka kejadian Sectio Caesarea 81 (21,4%) pasien dan bulan September
terbesar terdapat pada wilayah Amerika sebanyak 63 (16,7%) pasien.
(36%), wilayah Western Pasifik (24%) Berdasarkan hasil wawancara secara
dan wilayah Eropa (23%). Prevalensi tidak terstruktur dengan Ketua ruang
bedah Sectio Caesarea di Indonesia Mawar bahwa selama ini belum ada
sebesar 9,8% dengan proporsi tertinggi penelitian mengenai terapi

2
nonfarmakologi, selain itu di Ruang Variabel Kelompok Perlakuan
Mawar sendiri juga tidak pernah Umur F %
dilakukan terapi Komplementer < 20 1 1,8
khususnya Totok Wajah. Menurut 20-35 24 43,6
Undang Undang Republik Indonesia >35 3 5,5
Nomor 38 Tahun 2014 Tentang Total 28 50,9
Keperawatan Pasal 30 point M yang
berbunyi melakukan penatalaksanaan Variabel Kelompok Kontrol
keperawatan komplementer dan Umur F %
alternatif. < 20 - -
Tujuan penelitian ini ialah untuk 20-35 22 40,0
mengetahui pengaruh terapi totok wajah >35 5 9,1
terhadap penurunan nyeri pada ibu Total 27 49,1
postpartum dengan Sectio Caesarea di
RSUD Kota Surakarta Variabel Total Perlakuan &
Kontrol
II. METODE PENELITIAN Umur F %
Penelitian ini dilakukan di bangsal < 20 1 1,8
Mawar di Rumah Sakit Umum Daerah 20-35 46 83,6
Kota Surakartapada bulan 27 Maret – 15 >35 8 14,6
Mei 2018. Penelitian ini menggunakan Total 55 100,0
jenis penelitian kuantitatif, dengan Berdasarkan Tabel 1 distribusi
rancangan penelitian yang digunakan responden berdasarkan usia Pada
adalah quasy experiment dengan kelompok perlakuan dan kelompok
pendekatan Pre and post test control kontrol mayoritas responden
group design. Populasi pada penelitian berusia 20-35 tahun yaitu 24
ini ibu postpartumdengan sectio responden (43,6%) dan 22
caesarea sebanyak 63 responden. responden (40,0%).Umur pada
Jumlah sampel dalam penelitian ini waktu hamil sangat berpengaruh
sebanyak 55 responden terbagi menjadi pada kesiapan ibu untuk menerima
dua kelompok (28 responden kelmpok tanggung jawab sebagai seorang
perlakuan dan 27 responden kelompok ibu sehingga kualitas sumber daya
kontrol). Pengambilan sampel dalam manusia makin meningkat dan
penelitian inimenggunakan non kesiapan untuk menyehatkan
probabilitydengan teknik sampel generasi penerus dapat terjamin.
convience sampling (accidental). Begitu juga kehamilan diusia tua
Analisa data menggunakan uji Wilcoxon yaitu diatas 35 tahun akan
dan Mann Whitney karena data menimbulkan kecemasan terhadap
berdistribusi tidak normal kehamilan dan persalinan serta alat-
alat reproduksi ibu terlalu tua untuk
III. HASIL DAN PEMBAHASAN hamil. Usia mempengaruhi respon
1. Distribusi Frekuensi Usia terhadap nyeri karena semakin
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Usia bertambahnya usia maka
pada kelompok perlakuan dan pemahaman terhadap nyeri akan
kelompok kontrol Di RSUD Kota bertambah sehingga responden
Surakarta (n=55)

3
akan berupaya untuk mengatasi baik sehingga dapat menurunkan
nyeri yang sedang dialami. kecemasan mereka sendiri.Peneliti
2. Distribusi Frekuensi Pendidikan berpendapat bahwa tingkat
Tabel 2. Distribusi Frekuensi pendidikan berpengaruh, semakin
Pendidikan pada kelompok tinggi pendidikan seseorang maka
perlakuan dan kelompok kontrol Di semakin mudah untuk mengerti dan
RSUD Kota Surakarta (n=55) memahami tentang resiko yang
akan dialami pada proses
Variabel KelompokPerlaku persalinan yang akan dihadapi
an dengan demikian. Selain itu
Pendidikan F % responden akan lebih paham
SD 3 5,5 bagaimana mengatasi atau
SMP 9 16,4 bertindak saat terjadi nyeri,
SMA 15 27,3 sebelum dan sesudah ditangani
Sarjana 1 1,8 oleh pihak tenaga kesehatan.
Total 28 50,9 3. Distribusi Frekuensi Pekerjaan
Tabel 3. Distribusi Frekuensi
Variabel kelompok kontrol Pekerjaan kelompok perlakuan dan
Pendidikan F % kelompok kontrol Di RSUD Kota
SD 8 14,5 Surakarta
SMP 7 12,7
SMA 12 21,8 Variabel Kelompok
Sarjana - - Perlakuan
Total 27 49,1 Pekerjaan F %
IRT 15 27,1
Variabel Total Perlakuan & BURUH 4 7,3
Kontrol SWASTA 5 9,1
Pendidikan F % WIRASWASTA 2 3,6
SD 11 20 PNS 1 1,8
SMP 16 29,1 Lain-lain 1 1,8
SMA 27 49,1 Total 28 50,9
Sarjana 1 1,8
Total 55 100,0 Variabel kelompok
Berdasarkan Tabel2 kontrol
distribusi responden berdasarkan Pekerjaan F %
pendidikan dapat digambarkan IRT 12 21,8
bahwa distribusi frekuensi BURUH 3 5,5
pendidikan pada kelompok SWASTA 10 18,2
perlakuan dan kelompok kontrol WIRASWASTA - -
mayoritas responden berpendidikan PNS - -
SMA yaitu 15 responden (27,3%) Lain-lain 2 3,6
dan 12 responden (21,8%). Total 27 49,1
Semakin tinggi tingkat
pendidikan seseorang maka mereka Variabel Total Perlakuan
dapat berfikir secara rasional dan & kontrol
mampu menahan emosi dengan Pekerjaan F %

4
IRT 27 48,9 sehingga harus dilakukannya
BURUH 7 12,8 tindakan sectio caesarea.
SWASTA 15 27,3 4. Mengidentifikasi tingkat nyeri
WIRASWASTA 2 3,6 pasien postpartum dengan section
PNS 1 1,8 caesarea sebelum dilakukan totok
Lain-lain 1 5.4 wajah di RSUD Kota Surakarta
Total 55 100,0 Tabel 4 Tingkat nyeri pasien
Berdasarkan Tabel 3 sebelum diberikan totok wajah di
distribusi responden berdasarkan RSUD Kota Surakarta (n=55)
pekerjaan pada kelompok kontrol
dan perlakuan mayoritas responden Variabel Tingkat Nyeri
sebagai IRT yaitu 15 responden Kelompok Kontrol Perlakuan
(27,1%) dan 12 responden Pre Pre Test
Fase
(21,8%).tidak bekerja beresiko Test
depresi postpartum 10 kali lebih Min 6 6
besar dibanding ibu yang bekerja, Maks 9 10
karena ibu yang bekerja sebagai Mean 7,67 8,07
ibu rumah tangga akan lebih Median 8,00 8,00
sensitif dalam menghadapi periode Std. 1,000 1,016
krisis. Hal ini mendukung hasil Deviasi
penelitian bahwa kecemasan Berdasarkan Tabel 4 dapat
responden dipengaruhi oleh digambarkan bahwa rerata tingkat
pekerjaan yang dimiliki. nyeri sebelum diberikan terapi
Bekerja sering dikaitkan totok wajah pada kelompok
dengan penghasilan dan perlakuan adalah 8,07 dengan
penghasilan sering dikaitkan standar deviasi sebesar 1,016 dan
dengan kebutuhan manusia. rerata tingkat nyeri sebelum
Menurut sumelung (2014) diberikan terapi totok wajah pada
mayoritas ibu sebagai ibu rumah kelompok kontrol adalah 7,67
tangga atau IRT / tidak bekerja dengan standar deviasi sebesar
mengerjakan pekerjaan rumah 1,000.Hal ini menunjukkan bahwa
tangga sendiri meskipun dalam nyeri terjadi pada pasien post
keadaan postpartum dan hal partum setelah dilakukan tindakan
tersebut mempengaruhi nyeri pada operasi sectio caesarea, pada
ibu. umumnya ibu akan merasakan
Pekerjaan sebagai ibu nyeri ketika efek anastesi
rumah tangga dengan latar menghilang. Perlu adanya tindakan
belakang pendidikan yang rendah yang dapat mengatasi masalah
dapat mempengaruhi proses tersebut. Maka dari itu dibutuhkan
persalinan, ibu dengan pengetahuan tindakan non-farmakologi untuk
yang kurang tentang deteksi dini menurunkan nyeri. Maka dari itu
faktor resiko pada saat bersalin, peran perawat yaitu memberikaan
misalnya ketuban pecah dini, tanda tindakan mandiri perawat antara
gawat janin, dan tekanan darah lain : relaksasi nafas dalam,
tinggi yang dapat menyebabkan distraksi dan totok wajah
berbagai faktor yang berperan

5
5. Mengidentifikasi tingkat nyeri mencerna dan mendistribusikan
pasien postpartum dengan section prana (Chi) ke berbagai bagian
caesarea sesudah dilakukan totok tubuh, mengendalikan,
wajah di RSUD Kota Surakarta. memberikan energi dan
Tabel 5 Tingkat nyeri pasien bertanggung jawab atas
postpartum dengan sectio caesarea berfungsinya seluruh tubuh dan
sesudah diberikan terapi totok berbagai bagian tubuh serta organ
wajah di RSUD Kota Surakarta secara benar.
(n=55) 6. Analisis pengaruh totok wajah
terhadap penurunan tingkat nyeri
Variabel Tingkat Nyeri postpartum dengan section
Kelompok Kontrol Perlakuan caesarea di RSUD Kota Surakarta
Post Post Test Tabel 6 Analisis pengaruh totok
Fase wajah terhadap penurunan tingkat
Test
Min 4 4 nyeri postpartum dengan section
Maks 9 8 caesarea di RSUD Kota Surakarta
Mean 7,00 6,32 (n=55)
Median 7,00 6,00
Std. 1,330 ,905 Variabel Tingkat Nyeri
Deviasi Fase Pre Test Post Test
Berdasarkan tabel 5 dapat Mean 8,07 6,32
digambarkan bahwa rerata tingkat Std. 1,016 0,905
nyeri sesudah diberikan terapi totok Deviasi
wajah pada kelompok perlakuan Nilai
0,000
adalah 6,32 dengan standar deviasi Signifikan
sebesar ,905 dan rerata tingkat Berdasarkan Tabel 6
nyeri sesudah diberikan terapi totok menunjukkan bahwa uji Wilcoxon
wajah pada kelompok kontrol menunjukan nilai p value = 0,000
adalah 7,00 dengan standar deviasi sehingga p value < 0,05 maka Ho
sebesar 1,330. menunjukkan bahwa ditolak dan Ha diterima sehingga
skala nyeri yang dirasakan Totok wajah mempengaruhi
responden mengalami penurunan penurunan nyeri pada ibu
setelah dilakukan intervensi. postpartum dengan sectio caesarea
Menurut Sumantri (2016) totok di RSUD Kota Surakarta. nyeri
wajah efektif untuk menurunkan merupakan suatu sensori subjektif
kecemasan pada responden yang dan pengalaman emosional yang
mengalami kecemasan ringan, tidak menyenangkan berkaitan
selain itu totok wajah juga bisa dengan kerusakan jaringan aktual
meredakan stres. atau potensial yang dirasakan
Energi yang mengalir dalam kejadian dimana terjadi
dalam tubuh disebut energi pusat. kerusakan. Nyeri merupakan suatu
Cakra atau pusat energi yang hal yang bersifat subjektif dan
berputar merupakan energi bagian personal mencakup aspek fisik,
tubuh yang sangat penting. Cakra emosional dan kognitif.
memiliki beberapa fungsi penting Pasien yang mengalami
salah satunya yaitu menyerap, nyeri maka harus segera

6
mendapatkan penanganan secara tingkat nyeri sesudah diberikan
khusus, dalam penatalaksanaan terapi totok wajah pada kelompok
nyeri pada sectio caesarea dapat perlakuan dan kelompok control.
menggunakan manajemen nyeri Tingkat dan keparahan
secara farmakologi dan nyeri pasca operasi tergantung
nonfarmakologi. Penanganan nyeri pada fisiologis dan psikologis
menggunakan metode farmakologi individu dan toleransi dan
misalnya dengan pemberian obat, ditimbulkan nyeri. Tindakan
sedangkan penanganan nyeri operasi section caesarea
nonfarmakologi yaitu antara lain menyebabkan nyeri dan
teknik relaksasi napas dalam, mengakibatkan terjadinya
distraksi terapi musik, imajinasi, perubahan kontiunitas jaringan
terapi bermain, terapi aktivitas, karena adanya pembedahan. Pada
hipnoterapi, totok wajah dan salah proses operasi digunakan anestesi
satunya dengan Totok wajah. agar pasien tidak nyeri pada saat
7. Analisis perbedaan tingkat nyeri dibedah. Namun setelah operasi
pasien postpartum dengan section selesai dan pasien mulai sadar
caesarea di RSUD Kota Surakarta. pasien, akan merasakan nyeri di
Tabel 7 Analisis perbedaan tingkat daerah sayatan yang membuat
nyeri pasien postpartum dengan sangat terganggu.
section caesarea di RSUD Kota Hasil penelitian ini dapat
Surakarta (n=55) disimpulkan bahwa pasien yang
Variabel Tingkat Nyeri mengalami operasi Sectio
Kelompok Kontrol Perlakuan Caesarea mengalami nyeri, hal ini
Fase Post Post Test disebabkan karena kecemasan yang
Test dialami oleh pasien sehingga otot-
Mean 7,00 6,32 otot menjadi tegang dan rasa nyeri
Std. 1,330 0,905 menjadi berat, dan setelah di
Deviasi lakukan intervensi Totok Wajah
Nilai pasien mengalami penurunan nyeri
0,000 hal itu karena dalam Totok Wajah
Signifikan
Berdasarkan tabel 7 Hasil terdapat proses relaksasi sehingga
uji normalitas dengan membuat otot-otot menjadi rileks
menggunakan Kolmogorov- dan mengurangi kecemasan pasien.
Smirnov terhadap tingkat nyeri Terapi totok wajah bisa
pada kelompok perlakuan mengurangi rasa nyeri karena
diperoleh nilai signifikan postest terapi totok wajah akan
(0,001) < 0,05 dan tingkat nyeri melancarkan aliran Chi (energi)
pada kelompok kontrol diperoleh karena aliran chi berperan penting
nilai signifikan posttest (0,005) < untuk pemulihan penyakit pasien,
0,05 sehingga terdapat data yang hal itu disebabkan jika aliran
berdistribusi tidak normal sehingga Chi/meridian/titik akupuntur
digunakan uji statistik Mann lancar, maka bisa melancarkan
Whitney. Hasil uji Mann Whitney aliran darah pada wajah, sehingga
diperoleh nilai signifikan 0,016 < akan membuat tubuh lebih rileks.
0,05 sehingga terdapat perbedaan Dalam penelitian ini totok wajah

7
mempunyai nilai signifikan 0,000 V. SARAN
selain itu mobilisasi nilai signifikan 1. Bagi RSUD Kota Surakarta hasil
0,004 jadi totok wajah lebih penelitian ini dapat dijadikan
berpengaruh untuk mengurangi sebagai salah satu alternatif terapi
tingkat nyeri. untuk mengatasi tingkat nyeri pada
ibu postpartum dengan Sectio
IV. KESIMPULAN Caesareadengan
1. Mayoritas responden berusia 20-35 memberikankepada perawat atau
tahun yaitu 24 responden (43,6%) bidan dan dapat dijadikan sebagai
pada kelompok perlakuan dan 22 bahan acuan untuk pembuatan
responden (40,0%) pada kelompok standar operasional (SOP) untuk
kontrol. Pendidikan SMA 15 mengatasi tingkat nyeri pada ibu
responden (27,3%) pada kelompok postpartum dengan Sectio
perlakuan dan 12 responden Caesarea.
(21,8%) kelompok kontrol. Bekerja 2. Bagi Institusi Pendidikan dapat
sebagai sebagai ibu rumah tangga menambah pustaka tentang terapi
15 responden (27,1%) pada komplementer khususnya totok
kelompok perlakuan dan 12 wajah sebagai terapi non
responden (21,8%) kelompok farmakologi.
kontrol. 3. Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya
2. Tingkat nyeri postpartum dengan mengembangkan peneliti dengan
sectio caesareasebelum diberikan terapi yang sama dan variabel yang
terapi totok wajah pada kelompok berbeda.
perlakuan dan kelompok kontrol 4. Bagi Peneliti penelitian ini untuk
memiliki rata-rata / mean 8,07dan menambah pengetahuan tentang
7,67 metode penelitian dan menambah
3. Tingkat nyeripostpartum dengan pengalaman wawasan.
sectio caesareasesudah diberikan
terapi totok wajah pada kelompok VI. REFERENSI
perlakuan dan kelompok kontrol Black & Hawks. (2014). Buku Ajar
memiliki rata-rata / mean 6,32 dan Keperawatan Medikal
7,00 Bedah.Edisi 8, Buku 1.
4. Terdapat perbedaan tingkat nyeri Chapman, L & Roberta, D. (2010).
sebelum dan sesudah diberikan Maternal Newborn Nursing: The
terapi totok wajah pada kelompok Critical Components of Nursing
perlakuan dengan nilai p value = Care. America: Davis Company.
0,000 sehingga p value < 0,05 Harry Oxorn & William R. Forte.
5. Terdapat perbedaan tingkat nyeri (2010). Ilmu Kebidanan: Patologi
pasien postpartum dengan section & Fisiologi Persalinan. Edisi 1.
caesarea sesudah dilakukan totok Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET
wajah pada kelompok perlakuan Hidayat, A. A. A & Uliyah, M.
dan kelompok control dengan nilai (2008).Keterampilan Dasar
signifikan 0,016 sehingga p value < Praktik Klinikuntuk Kebidanan.
0,05 Jakarta: SalembaMedika

8
Internasional Association for the study
of pain. 2011.IASP Taxonomy.
IASP website
Judha, M. (2012). Teori Pengukuran
Nyeri & Nyeri Persalinan.
Yogyakarta : Mulia Medika
Kwan, H.K., (2010). Totok Aura/
Wajah Meridian 312 Cantik.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Lowdermilk, DL, Shannon, EP &
Kitty C. (2013). Maternity
Nursing. Singapura. Elsevier.
Lowdermilk. (2013). Keperawatan
Maternitas. Edisi 8. Singapore:
PT Salemba Emban Patria.
Sui, CK. (2004). Keajaiban Pranic
Healing. Edisi 4. Solo : Yayasan
Prana Jawa Bali.
Widiatie, Wiwik. (2015). Jurnal Edu
Health. Pengaruh tekhnik
relaksasi nafas dalam terhadap
penurunan intensitas nyeri pada
ibu postseksio sesarea di rumah
sakit Unipdu medika Jombang.
Volume 5. Nomor 2. Halaman
94-101.
Widyantoko, Novi R,. 2010. Pengaruh
Tindakan Keperawatan; Kompres
Hangatterhadap Penurunan
Nyeri pada Pasien Post Operasi
Laparatomi di RSDdr. Soebandi
Kabupaten Jember. Tidak
Diterbitkan. Skripsi.
UniversitasJember
Wiknjosastro, Hanifa.(2010). Ilmu
Bedah Kebidanan. Edisi 1.
Jakarta: PT Bina Pustaka
World Health Organization (WHO).
(2013). Angka Persalinan Ibu.
Yvonne. 2007. Pain Management
Evidence-Based Tools and
Techniques for Nursing
Professionals

Anda mungkin juga menyukai