Aliran darah yang meningkat pada penyakit hipertensi menyebabkan aliran darah
meningkat. Sehingga dalam pembuluh darah terjadi sekreosis yang kemudian aliran darah
tersebut menjadi statis (adanya retensi garam). Hal tersebut menyebabkan peningkatan kerja
jantung yang ditandai dengan peningkatan kontraksi otot jantung sehingga mengalami
pembesaran dan dapat mengakibatkan penurunan cardiac output.(Jhe nall, n.d.)
Karena suplai darah ke otak berkurang maka O2 yang diedarkan oleh darah ke otak
menjadi berkurang, sehingga terjadi gangguan perfusi jaringan. Dampak hipertensi pada
ginjal terjadi vaskontriksi pembuluh darah ginjal menyebabkan penurunan aliran darah. Hal
ini menyebakan rennin (yang merupakan enzim yang di sekresikan oleh sel junkta glomelurus
ginjal) bekerja pada subtratnya berupa pembentukan angiotensin peptide II yang berpengaruh
terhadap aldoesteron untuk mengikat natrium dan air ke interstisial, hal tersebut
mengakibatkan peningkatan volume cairan dalam tubuh
Dengan adanya penurunan suplai O2 ke otak makan kebutuhan O2 dalam otak akan
berkurang. Hal tersebut dapat mengakibatkan pigsan pad akhirnya akan terjadi resiko injuri.
Tanda dan Gejala
Menurut Tambayong (dalam Nurarif A.H., & Kusuma H., 2016), tanda
dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi : (Nurarif & Kusuma, 2020)
Nurarif, & Kusuma. (2020). Pengaruh Hipertensi terhadap perilaku hidup pada lansia.
Poltekkes Jogja, 2011, 8–25.