Anda di halaman 1dari 4

Patofisiologi

Aliran darah yang meningkat pada penyakit hipertensi menyebabkan aliran darah
meningkat. Sehingga dalam pembuluh darah terjadi sekreosis yang kemudian aliran darah
tersebut menjadi statis (adanya retensi garam). Hal tersebut menyebabkan peningkatan kerja
jantung yang ditandai dengan peningkatan kontraksi otot jantung sehingga mengalami
pembesaran dan dapat mengakibatkan penurunan cardiac output.(Jhe nall, n.d.)

Peningkatan tekanan darah dapat menyebabkan sclerosis yang menimbulkan


pengecilan pembuluh darah. Jika dalam serebral terjadi peningkatan aliran darah, karena
adanya peningkatan aliran darah ini menyebabkan aliran darah turun sehingga suplai darah ke
otak dapat terjadi nyeri.

Karena suplai darah ke otak berkurang maka O2 yang diedarkan oleh darah ke otak
menjadi berkurang, sehingga terjadi gangguan perfusi jaringan. Dampak hipertensi pada
ginjal terjadi vaskontriksi pembuluh darah ginjal menyebabkan penurunan aliran darah. Hal
ini menyebakan rennin (yang merupakan enzim yang di sekresikan oleh sel junkta glomelurus
ginjal) bekerja pada subtratnya berupa pembentukan angiotensin peptide II yang berpengaruh
terhadap aldoesteron untuk mengikat natrium dan air ke interstisial, hal tersebut
mengakibatkan peningkatan volume cairan dalam tubuh

Dengan adanya penurunan suplai O2 ke otak makan kebutuhan O2 dalam otak akan
berkurang. Hal tersebut dapat mengakibatkan pigsan pad akhirnya akan terjadi resiko injuri.
Tanda dan Gejala

Sebagian besar penderita hipertensi tidak menampakkan gejala hingga


bertahun-tahun. Gejala yang paling sering muncul pada pasien hipertensi jika hipertensinya
sudah bertahun-tahun dan tidak diobati antara lain seperti sakit kepala, kelelahan, mual,
muntah, sesak nafas, gelisah, pandangan menjadi kabur, serta mengalami penurunan
kesadaran. (Yunitasari, 2015)

Menurut Tambayong (dalam Nurarif A.H., & Kusuma H., 2016), tanda
dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi : (Nurarif & Kusuma, 2020)

1) Tidak ada gejala


Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan tekanan
darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini berarti
hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan darah tidak teratur.
2) Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri kepala
dan kelelahan. Dalam kenyataanya ini merupakan gejala terlazim yang mengenai
kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis. Beberapa pasien yang menderita
hipertensi yaitu :
a) Mengeluh sakit kepala, pusing
b) Lemas, kelelahan
c) Sesak nafas
d) Gelisah
e) Mual
f) Muntah
g) Epistaksis
h) Kesadaran menurun
Jhe nall. (n.d.). pdf-askep-komunitas-hipertensi-copy.
https://www.scribd.com/doc/306645991/Askep-Komunitas-Hipertensi-Copy

Nurarif, & Kusuma. (2020). Pengaruh Hipertensi terhadap perilaku hidup pada lansia.
Poltekkes Jogja, 2011, 8–25.

Yunitasari, P. Y. (2015). Hubungan Karakteristik Pasien Hipertensi Dengan Perilaku


Kontrol Tekanan Darah Di UPT Kesmas Gianyar I Tahun 2018. 2015, 71.

Anda mungkin juga menyukai