Anda di halaman 1dari 14

PROSES PENYUSUNAN RENCANA PENYELESAIAN MASALAH MANAJEMEN

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 3:

SITI MAESAROH 19192010

SANTI 19192004

ATIKAH

SANNY LIMBONG PADANG

PRODI S1 KEPERAWATAN

STIKES GUNUNG SARI MAKASSAR

TAHUN AJARAN 2021/2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat dan rahmat-Nya kami
dapat menyusun makalah “PROSES PENYUSUNAN RENCANA PENYELESAIAN MASALAH
MANAJEMEN” dengan baik dan sesuai dengan waktu yang ditentukan. Tidak lupa pula kami
ucapkan terimakasih kepada Bapak Abdullah, S.Kep.,Ns.,M.Kep, telah memberikan tugas ini
sehingga menambah wawasan kami. Dan ucapan yang sama kepada kelompok 2 atas kerja samanya
dalam menyusun makalah ini.

Kami berharap agar makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca khususnya teman-teman
perawat dan terhadap pembaca pada umumnya. Dan semoga materi yang telah kami susun ini
menjadi sebuah makalah dapat mudah dipahami bagi pembaca. Sebelumnya kami meminta maaf
apabila terdapat kesalahan kata atau kalimat yang kurang berkenan. Kami menyadari bahwa makalah
ini memiliki kekurangan yang membutuhkan perbaikan,sehingga kami berharap adanya masukan atau
kritikan yang membangun dari pembaca agar kedepannya kami dapat menyusun makalah yang lebih
baik lagi.

Makassar, Oktober 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………..

DAFTAR ISI………………………………………………………………………..

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………..

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………….
A. Proses Penyusunan Perencanaan
B. Proses Penyusunan Rencana penyelesaian masalah Manajemen
C. Contoh kasus
BAB III PENUTUP……………………………………………………………………
A. KESIMPULAN
B. SARAN

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………….
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam manajemen, perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan
organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu dan mengembangkan rencana
aktivitas kerja organisasi. Bencana alam merupakan proses terpenting dari semua
fungsi manajemen, karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lainnya tak akan dapat
berjalan.
Memikirkan masalah sebagai sesuatu hal yang buruk adalah suatu hal yang
mudah dilakukan, karena kita jarang mengaktifkan frase mengambil keuntungan dari
sebuah situasi sama halnya dengan kita mengetikkan frase memperbaiki sebuah
situasi yang buruk. Kita akan memperhitungkan peraihan kesempatan ke dalam
pemecahan masalah dengan mendefinisikan masalah sebagai suatu kondisi atau
peristiwa yang merugikan atau memiliki potensi untuk merugikan bagi sebuah
perusahaan atau yang menguntungkan atau memiliki potensi untuk menghasilkan
keuntungan. Selama proses pemecahan masalah, manajer akan terlibat dalam
pengambilan keputusan. Ciri kehidupan sehari-hari kita sebenarnya selalu
bersangkutan dengan keputusan.
Keputusan merupakan kesempatan terbaik yang diperoleh setelah melakukan
musyawarah. Pengambilan keputusan sangat penting dalam manajemen dan
merupakan tugas utama dari seorang pemimpin.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses Penyusunan Perencanaan
2. Bagaimana proses penyusunan rencana penyelesaian masalah manajemen
C. Tujuan
Mengetahui proses Penyusunan Perencanaan dan proses penyusunan rencana
penyelesaian masalah manajemen
BAB II
PEMBAHASAN
A. Proses Penyusunan Perencanaan
Perencanaan adalah proses menetapkan tujuan dan sasaran, menentukan
pilihan-pilihan, tindakan yang akan di lakukan, dan mengkaji cara-cara terbaik untuk
mencapai tujuan masa depan yang telah disusun sebelumnya.
Rateliffe dan logsdon menspesifikasikan 6 tahap dalam proses perencanaan :
1. Tahap merancang
2. Tahap delegasi
3. Tahap mendidik
4. Tahap perkembangan
5. Tahap implementasi
6. Tahap tindak lanjut (evaluasi penampilan dan umpan balik)
Adapun proses penyusunan perencanaan
1. Merumuskan misi dan tujuan
2. Memahami keadaan saat ini
3. Mempertimbangkan faktor pendukung dan penghambat tercapainya tujuan
4. Menyusun rencana kegiatan untuk mencapai tujuan
B. Proses Penyusunan Rencana Penyelesaian Masalah Manajemen
Proses manajemen merupakan proses yang holistic, melibatkan banyak sisi yang
akan saling berinteraksi, sebagai langkah awal dari proses ini, langkah teknis yang
dapat di pelajari adalah bagaimana keperawatan mampu memetakan masalah dengan
suatu metode analisis tertentu seperti menggunakan analisis SWOT dan TOWS.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk membuat perencanaan adalah:
1. Pengumpulan data
2. Analisis lingkungan
3. Pengorganisasian data: memiliki data yang mendukung dan data yang
menghambat.
4. Pembuatan rencana: tentukan objektif, uraian kegiatan, prosedur, target, waktu,
penanggung jawab, sasaran, biaya, peralatan,dan metode yang di gunakan.
Analisis lingkungan meliputi:
1. Analisis situasi
Jika keperawatan ingin berhasil jangan takut untuk berpikir besar. Oleh
karena itu, keperawatan harus mulai bertindak berdasarkan tujuan. Perawat
sebagai manusia seringkali melewatkan hal-hal semestinya perawat lakukan
dan melakukan hal-hal yang mestinya perawat lewatkan. Hal ini terjadi
karena sebagian besar perawat lupa merumuskan tujuan dari setiap langkah
yang di ambilnya sehingga sering kali terjadi perawat tersesat di tengah jalan
hanya berputar-putar. Selalu di perlakukan upaya untuk memusatkan
konsentrasi organisasi layanan keperawatan untuk melihat apa yang di
inginkannya, bagaimana cara mencapainya dan melakukan evaluasi sejauh
mana hal tersebut terlaksanakan.
2. Analisis SWOT= Strenght, Weakness, Opportunities, Threats.
Analisis SWOT adalah bentuk analisis situasi dan kondisi yang bersifat
deskriptif (memberi gambaran). Analisi ini menempatkan situasi dan kondisi
sebagai faktor masukan, yang kemudian di kelompokkan menurut
kontribusinya masing-masing. Satu hal yang harus di ingat baik-baik oleh
para pengguna analisis SWOT bahwa analisis SWOT adalah semata-mata alat
analisis yang di tujukan untuk menggambarkan situasi yang sedang di hadapi
atau yang mungkin akan dihadapi oleh organisasi, dan bukan sebuah alat
analisis yang "ajaib" bagi masalah-masalah yang dihadapi oleh organisasi
layanan keperawatan Analisis tersebut terbagi atas empat komponen dasar
berikut:
a) Strength (S) adalah situasi atau kondisi yang merupakan
kekuatan dari keperawatan pada saat ini.
b) Weakness (W) adalah situasi atau kondisi yang merupakan
kelemahan dari keperawatan atau program layanan asuhan
keperawatan pada saat ini.
c) Opportunity (O) adalah situasi atau kondisi yang merupakan
peluang berkembang bagi layanan keperawatan di masa depan.
d) Threat (T) adalah situasi yang merupakan ancaman bagi
keperawatan yang datang dari luar organisasi dan dapat
mengancam eksistensi layanan keperawatan di masa depan.
Tabel 3-1 contoh pasangan kekuatan dan kelemahan dalam analisis situasi

Komponen Subkomponen Komponen Subkomponen


S Perawat di ruangan saat ini W Jumlah anggota yang besar
memiliki jumlah anggota yang menurunkan tingkat
sangat besar. efektivitas koordinasi dan
komunikasi antar anggota.
Tabel 3-2 contoh pasangan kesempatan dan ancaman dalam analisis situasi.

Komponen Subkomponen Komponen Subkomponen


O Tersedianya pendidikan T Lulusan perawat yang di
keperawatan membuat makin hasilkan tidak sesuai
banyak perawat yang bersekolah dengan kompetensi yang di
hingga perguruan tinggi. harapkan dari seorang
perawat.

Tabel 3-3 contoh analisis SWOT model kualiatif.

Komponen Subkomponen Komponen Subkomponen


S 1. Organisasi memiliki anggota W 1. Budaya organisasi
yang banyak adalah budaya tradisional
2. Organisasi yang memiliki yang menghambat
cadangan dana yang besar. tercapainya kondisi kerja
3. Organisasi memiliki yang efisien.
peraturan yang lengkap. 2. Keinginan anggota untuk
4. Organisasi memiliki belajar dari kesalahan
sekretariat yang representatif. sangat rendah.

Selain empat komponen dasar analisis SWOT ini, berkembang


pula beberapa subkomponen hasil proses analisis yang jumlahnya
bergantung pada kondisi organisasi. Sebenarnya masing-masing
subkomponen adalah gambaran dari masing-masing komponen, seperti
komponen strength mungkin memiliki 12 subkomponen, komponen
weakness mungkin memiliki 8 subkomponen, dan seterusnya. Terhadap
2 model analisis SWOT yang umum digunakan dalam melakukan
analisis situasi antara lain model kuantitatif dan model kualitatif.
a) Model Kualitatif.
Suatu dari asumsi dasar dari model ini adalah kondisi
yang berpasangan antara S dan W serta O dan T. Kondisi
berpasangan ini terjadi karena diasumsikan bahwa dalam setiap
kekuatan, selalu ada kelemahan yang tersembunyidan dari
setiap kesempatan yang terbuka, selalu ada ancaman yang
harus di waspadai.ini berarti bahwa setiap satu rumusan
strength (S), harus selalu memiliki satu pasangan weakness
(W) dan setiap rumusan opertunity (O) harus memiliki
pasangan satu threat (T)
b) Model kualitatif.
Unit urutan dalam membuat analisis SWOT kualitatif
tidak berbeda jauh dengan urutan model kuantitatif. Perbedaan
besar antara keduanya adalah saat pembuatan sub komponen
dari masing-masing komponen. Apabila pada model kuantitatif
setiap komponen S memiliki pasangan sub komponen W, dan
satu subkomponen T. Akan sapi dalam kualitatif hal tersebut
tidak terjadi. Selain itu sub komponen pada masing-masing
komponen (S-W-O-T) adalah berdiri bebas dan tidak memiliki
hubungan satu sama lain.
Sebagai alat analisis, analisis SWOT berfungsi sebagai
panduan pembuatan peta. Ketika berhasil membuat peta,
langkah tidak boleh berhenti karena peta tidak menunjukkan
kemana harus pergi, tetapi peta dapat menggambarkan banyak
jalan yang dapat ditempuh jika ingin mencapai tujuan tertentu.
Peta baru akan berguna jika tujuan telah ditetapkan. Tujuan
dapat ditetapkan dengan membangun visi misi atau program
dalam layanan keperawatan yang akan dibahas (Simamora,
2012) pada analisis SWOT ini ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan:
1) Pengisian item internal factors (IFAS) dan external factors
(EFAS)
Cara pengisian IFAS dan EFAS disesuaikan dengan komponen
yang ada dalam pengumpulan data (bisa merujuk pada data
fokus dan contoh pengumpulan data pada bagian lain di dalam
buku) data tersebut dibedakan menjadi dua yaitu IFAS yang
meliputi aspek kelemahan (weakness) dan kekuatan (strength)
dan EFAS yang meliputi aspek peluang (opportunity) dan
ancaman (threatened)
2) Bobot
Beri bobot masing-masing faktor mengenai 1,0 (paling penting)
sampai dengan 0,0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh faktor
tersebut terhadap strategi perusahaan.
3) Peringkat atau rating
Hitung peringkat masing-masing faktor dengan memberikan
skala mulai 4 (sangat baik) sampai dengan 1 (kurang)
berdasarkan pengaruh faktor tersebut. Data peringkat
didapatkan berdasarkan hasil pengukuran secara observasi,
wawancara, ataupun pengukuran langsung. Faktor kekuatan
dan peluang menggambarkan nilai kerja positif, sebaliknya
faktor kelemahan dan ancaman menggambarkan nilai kerja
yang negatif. Kemudian, bobot dikali dengan peringkat untuk
mendapatkan nilai masing-masing faktor.
4) Setelah didapatkan nilai masing-masing faktor
Untuk mendapatkan nilai IFAS adalah : kekuatan dikurangi
kelemahan (S-W) dan EFAS adalah peluang dikurangi
ancaman (O-T). Hasil dari IFAS dan EFAS kemudian
dimasukkan di dalam diagram layang (kit kuadran) untuk
mengetahui masalah dan strategi perencanaan berdasarkan letak
kuadran.
a) Pada kuadran WO, strategi perencanaan bersifat progresif/turn
around dengan tujuan meningkatkan kelemahan internal untuk
mendapatkan kesempatan (peluang)
b) Pada kuadran SO, strategi pelaksanaan bersifat agresif dengan
tujuan mengembangkan kekuatan internal yang ada untuk
mendapatkan peluang yang lebih dalam menghadapi
persaingan
c) Pada kuadran ST, strategi pelaksanaan bersifat diversivikasi
dengan tujuan merubah kekutan internal yang ada untuk
mengantisipasi faktor ancaman dari luar.
d) Pada kuadran WT,strategi perencanaan bersifat bertahan
dengan tujuan mempertahankan eksistensi supaya institusi
(perusahaan) tetap ada dan dapat menjalankan fungsinya secara
minimal.
C. Analisis TOWS
Menurut Simamora (2012) model ini dikembangkan oleh David (1989)
yang tidak menggunakan singkatan SWOT, namun menggunakan TOWS,
David tampaknya ingin mendahulukan analisis ancaman dan peluang, untuk
kemudian melihat sejauh mana kapabilitas internal sesuai dan cocok dengan
faktor-faktor eksternal tersebut. Terdapat empat strategi yang tampil dari hasil
analisis TOWS tersebut.
Strategi SO digunakan untuk menarik keuntungan dari peluang yang
tersedia di lingkungan eksternal. Para manager tidak akan meninggalkan
kesALempatan untuk memanfaatkan kekuatannya mengejar peluang yang di
maksud. Strategi WO bertujuan memperbaiki kelemahan internal dengan
memanfaatkan peluang dari lingkungan luar. Sering di jumpai dilema bahwa
ada peluang terlihat, namun organisasi tidak mampu mengejarnya. Strategi ST
akan di gunakan organisasi untuk menghindari/memperkecil dampak
ancaman yang datang dari luar. Strategi WT adalah taktik pertahanan yang
diarahkan pada usaha memperkecil kelemahan internal dan menghindari
ancaman eksternal. Dalam hal ini, aktivitas organisasi mungkin harus
menghentikan sementara dan membubarkannya, lalu organisasi yang baru
atau melebur masuk ke organisasi sejenis yang lain, mengadakan
rasionalisasi, dan lain-lain.

Matriks TOWS Strengths Weaknesses


Opportunities Strategi SO Strategi WO
susunan daftar peluang. gunakan kekuatan untuk tanggulangi kelemahan
memanfaatkan peluang. dengan memanfaatkan
peluang.
Thereats Strategi ST Strategi WT perkecil
susunan daftar ancaman. gunakan kekuatan untuk kelemahan dan hindari
menghindari ancaman. ancaman

D. Analisis tulang ikan


Analisis tulang ikan di gunakan untuk mengategorikan sebagai sebab
potensial dari satu masalah atau pokok persoalan dengan cara yang mudah
dimengerti dan rapi. Cara ini juga membantu menganalisis apa yang
sesungguhnya terjadi dalam proses, yaitu dengan cara memecah proses
menjadi sejumlah kategori yang berkaitan dengan proses, mencakup manusia,
material, mesin, prosedur, kebijakan, dan lain-lain. Mendapat analisis tulang
ikan adalah memperjelas sebab-sebab atau persoalan. Langkah-langkah dalam
membuat analisis tulang ikan:
1. Mengindentifikasi akibat atau masalah. Tulis akibat atau
masalah yang akan yang ditangani pada kotak paling kanan
diagram tulang ikan, misalnya laporan keperawatan akhir bulan
terlambat
2. Mengidentifikasi berbagai kategori sebab utama. Dari garis
horizontal utama, terdapat empat garis diagnosal yang menjadi
"cabang". Sebab tipe cabang mewaliki "sebab utama" dari
masalah yang di tulis
3. Menemukan sebab-sebab potensial dengan cara sumbang
saram. Setiap kategori memiliki penyebab yang perlu diuraikan
dengan menggunakan curah pendapat. Bila penyebab di
kemukakan, tentukan bersama-sama karena penyebab tersebut
harus ditempatkan pada diagram tulang ikan. Sebab-sebab
dituliskan pada garis horizontal sehingga banyak "tulang" kecil
keluar dari dari garis horizontal utama.
4. Mengkaji kembali setiap kategori sebab utama. Setiap kategori
diisi, cari sebab-sebab yang muncul pada lebih dari satu
kategori. Sebab-sebab inilah yang merupakan petunjuk: sebab
yang tampaknya paling mungkin".
5. Mencapai kesepakatan atau sebab yang paling mungkin.
Diantara sebab-sebab harus dicari sebab yang paling mungkin.
Kaji kembali sebab yang telah di daftarkan dan tanyakan,
"mengapa ini sebabnya?" Tanyakan mengapa sampai
pertanyaan itu tidak dapat dijawab lagi, dan pada tahap ini
sebab pokok mengidentifikasi.
Unsur manajemen atau sumber daya bagi manajemen adalah
hal-hal yang merupakan modal bagi pelayanan manajemen,
dengan modal itu akan lebih menjamin pencapaian tujuan yang
terdiri dari 6M yaitu:
a. M1 (Man) : ketenagaan/sumber daya manusia
b. M2 (Material) : sarana dan prasarana
c. M3 (Method) : metode asuhan keperawatan
d. M4 (Money) : pemasukan
e. M5 (Mutu) : keselamatan pasien, kepuasan pasien,
kenyamanan, kecemasan, perawatan diri,
pengetahuan/perilaku pasien
f. M6 (Machine) : alat, mesin.
3. Contoh Kasus
Seorang kepala ruangan yang baru ditempatkan disebuah ruangan perawatan
merasa harus segera menyelesaikan permasalahan yamg terjadi diruangannya.
kepala ruangan sering menemukan bahwa perawatnya sering tidak tertib dalam
dinas, seperti datang terlambat, gantian dionas tanpa sepengetahuan kepala ruangan

BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN
Perencanaan dalam keperawatan merupakan upaya dalam meningkatkan
profesionalisme pelayanan keperawatan sehingga mutu pelayanan keperawatan
dapat dipertahankan, bahkan ditingkatkan. Dengan melihat pentingnya fungsi
perencanaan, dibutuhkan perencanaan yang baik dan profesional.
Proses manajemen merupakan proses yang holistik, melibatkan banyak sisi
yang akan saling berinteraksi. Sebagai langkah awal dan posisi ini, langkah teknis
yang dapat dipelajari adalah bagaimana keperawatan mampu memecahkan
masalah dengan suatu metode analisis tertentu seperti menggunakan analisis
SWOT dan TOWS.
B. SARAN
Kami menyarankan kepada pembaca agar makalah ini dapat dimengerti dan
dipahami dengan baik sehingga kita dapat mengetahui tentang menyusun
perencanaan manajemen keperawatan suatu ruangan agar dapat menjadi pedoman
untuk kita sebagai perawat.

DAFTAR PUSTAKA

Asmuji, 2014. Manajemen Keperawatan: Konsep dan Aplikasi.Jogjakarta: Ar-Ruzz Media


____.____.HTTPS://ID.SCRIBD.COM/DOC/304966442/ISI-MANKEP-FIX-RABU
Diakses pada tanggal 16/10/2021

https://id.scribd.com/document/361572154/MAKALAH-MANAJEMEN-KEPERAWATAN
Diakses pada tanggal 16/10/2021

Anda mungkin juga menyukai