Anda di halaman 1dari 23

PROJEK

PROPOSAL BISNIS
(KULINER IKAN BAKAR CABAI HIJAU)
DOSEN PENGAMPUH : SYAHRIZAL CHALIL, SE., M.Si.

DISUSUN OLEH :

RONALDO J FEBRIANTO ( 7173510060 )


HARRIS CHRISTIAN SIANTURI ( 7173210015 )
NURUL SHAVIRA ( 7173510056 )

JURUSAN MANEJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
PROPOSAL BISNIS
(KULINER IKAN BAKAR CABAI HIJAU)

DISUSUN OLEH :

RONALDO J FEBRIANTO ( 7173510060 )

HARRIS CHRISTIAN SIANTURI ( 7173210015 )

NURUL SHAVIRA ( 7173510056 )

KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan kuasanyalah sehingga
kami dapat menyelesaikan PROJEK STUDI KELAYAKAN BISNIS ini yang merupakan
salah satu tugas mata kuliah STUDI KELAYAKAN BISNIS.

Dalam penulisan PROJEK ini tidak terlepas dari petunjuk dan bimbingan serta
masukan dari dosen pembimbing. Untuk itu kami berterimakasih kepada Bapak Syahrizal
Chalil,SE.,M.Si selaku dosen mata kuliah MSDM yang telah membantu dan memberi
pengarahan sehingga kami dapat menyelesaikan PROJEK ini tepat waktu.

PROJEK ini berusaha kami susun dengan selengkap lengkapnya. kami


menyadari bahwa PROJEK ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu setiap masukan
dari pihak mana pun akan sangat kami apresiasi dan hargai untuk perbaikan dalam
membuat PROJEK kami selanjutnya. Terima Kasih

Medan, November 2020

Kelompok

BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG

Dalam suatu pemasaran banyak sekali bentuk dan macam-macam aneka ragam
makanan dari yang kecil hingga yang besar dan dari yang murah hingga sampai yang
mahal. Untuk kebutuhan sehari-hari banyak sekali aktivitas yang dijalani oleh setiap
orang. Dengan aktivitas yang semakin padat, membuat banyak orang membutuhkan
asupan makanan tambahan yang bermanfaat untuk kesehatan tubuh. Makanan-makanan
yang tersedia dipasaran saat ini memang sudah beragam.

Terutama pada saat berlibur ataupun berkunjung ke Danau Toba, sangat banyak
kuliner yang dapat ditemui, terutama yang berbahan utama ikan. Ikan menjadi
sumberdaya utama yang menjadi unggulan Danau Toba. Sangat banyak jenis ikan yang
dihasilkan, seperti : ikan Nila, Ikan Mujahir, Ikan Mas, dan ikan lainnya.

Dengam melihat potensi ini, yang dimana Danau Toba menjadi kawasan objek
wisata dan juga memiliki komoditas utama ikan yang sangat melimpah, maka kami ingin
mendirikan usaha kuliner “Ikan Bakar Cabai Hijau” untuk dikembangkan sebagai salah
satu kuliner yang akan menjadi ciri khas Danau Toba, yang dimana produk ataupun
inovasi ini belum ada yang melakukannya. “Ikan Bakar Cabai Hijau” ini bisa menjadi
kuliner untuk semua kalangan, baik wisatawan ataupun masyarakat. Yang diamana
kuliner ini merupakan inovasi baru untuk pengolahan ikan yang ada di kawasan Danau
Toba.

VISI
Menjadikan “Ikan Bakar Cabai Hijau” menjadi ciri khas dan bagian dari kuliner
Danau Toba yang terkenal hingga seluruh Indonesia dan dunia.

MISI

1. Membuat “Ikan Bakar Cabai Hijau” mampu di terima seluruh kalangan


2. Mendirikan istana Kuliner ikan Danau Toba
3. Mengembangkan komoditas Ikan Danau Toba

BAB II
BAHAN, ALAT, DAN PROSES PEMBUATAN

 BAHAN
 1 ekor ikan : 5 ons
 Cabai Rawit : 1,5 ons
 Cabai Hijau : 2,5 ons
 Bawang Bombai : 1 buah
 Bawang Merah : 3 sium
 Bawang Putih : 3 sium
 Andaliman : 20 gram (secukupnya)
 Lemon : 1 buah
 Garam : 1 sendok teh (secukupnya)
 Gula : 1 sendoh teh (secukupnya)
 Lada Putih (ladaku) : 2 gram (secukupnya)
 Mentega : 2,5 ons
Bahan yang diperlukan untuk membuat 1 Ikan Bakar Cabai Hijau. Level
kepedasan dapat diatur sesuai dengan keinginan konsumen.

 ALAT
 Panggangan dan Pemanggang Arang
 Wajan
 Grill Pan
 Kompor Gas
 Pisau
 Dan lainnya

PROSES PEMBUATAN
 Ikan Bakar
 Bersihkan ikan, hingga bersih dan potong ikan dengan potongan panggang (belah
panggang)
 Marinasi ikan dengan garam, lada dan asam secukupnya, lalu diamkan beberapa
saat.
 Panaskan grill pan ataupun pemanggangan ( hal ini dilakukan sesuai selera ikan di
panggang dengan grill pan ataupun di panggang dengan arang)
 Setelah seluruhnya telah disiapkan, lalu panggang ikan hingga matang ataupun
sesuai selera.
 Cabai Hijau
 Cuci semua bahan hingga bersih. Giling/ulek cabai hijau, dengan tekstur kasar,
jangan sampai halus. (untuk rasa yang lebih original, cabai di olah dengan di
giling atau di ulek)
 Giling/ulek cabai rawit sekaligus dengan andaliman hingga teksturnya halus.
(untuk rasa yang lebih original, cabai di olah dengan di giling atau di ulek)
 Iris bawang bombai, bawang putih, bawang merah secara melintang ataupun
memanjang.
 Setelah semua bahan telah siap, lalu panaskan wajan yang telah di beri minyak
ataupun mentega.
 Setelah panas,tumis bawang bombai, bawang merah, dan bawang putuh hingga
layu dengan menggunakan api sedang.
 Kemudian masukkan cabai hijau dan cabai rawit ke dalamnya, aduk hingga rata.
 Ketika mengaduk, masukkan garam, gula, dan lada secukupnya, sesuai dengan
selera ataupun permintaan. Lalu masukkan 1 sendok teh perasan lemon.
 Proses dilakukan secara bertahap dan tidak membutuhkan waktu lama setelah
cabai dimasukkan. Dan hanya membutuhkan waktu 1-2 menit ketika perasan
lemon dimasukkan, untuk cabai hijau matang.
Setelah seluruh condiment matang, letakkan ikan di atas piring ataupun di dalam
kemasan, lalu mandikan dengan siraman cabai hijau.
BAB III
ANALISIS ASPEK USAHA
STUDI KELAYAKAN BISNIS

3.1 Aspek Manajemen Sumber Daya Manusia


Manajemen sumber daya manusia meliputi segala sesuatu yang dipersiapkan
perusahaan berkaitan dengan kinerja SDM. Dalam hal ini usaha ini merencanakan
penggunaan SDM sebanyak 3 orang yang dimana akan menempati devisi yang yaitu : 1
(juru masak), 1 (bagian pelayanan), 1 orang bagian kasir.
Dalam perekrutan pekerja, akan dilakukan secara terbuka dan menetapkan
standart yang harus dipenuhi. Setiap calon pekerja diharuskan memiliki ketelatenan
dalam bekerja dan juga umur minimal 17 tahun. Setiap pekerja yang diterima akan
diberikan pelatihan sesuai dengan pekerjaan yang akan mereka kerjakan. Dengan
perencanaan gaji sebesar 1,3 juta perbulan.
Untuk bahan baku diambil langsung dari produsen yang berada di lokasi usaha,
seperti ikan diambil langsung dari pengelola keremba, begitu juga dengan bahan dapur
lainnya, untuk bahan baku dapat dilakukan belanja harian atupun pengantaran langsung,
kerena lokasi ini sangat mendukung dalam kesediaan sumber daya yang menjadi bahan
produksi.

3.2 Aspek Pemasaran

Promosi

Promosi pada umumnya adalah hal yang sangat penting dalam usaha
memperkenalkan produk baru dan menarik konsumen. Promosi yang akan kami lakukan
dalam memperkenalkan produk dan usaha pada saat masih awal buka adalah dengan
menggunakan brosur, karena dengan brosur tidak memerlukan biaya yang besar, namun
tidak hanya brosur tapi juga menggunakan omongan dari orang ke orang serta promosi
melalui media social dengan membuat aplikasi instagram, Facebook, Tweeter, dan
lainnya lalu mengupdate harian mengenai uasaha “Ikan Bakar Cabai Hijau”.
Harga

Harga adalah nominal yang harus dibayar untuk mendapat barang atau jasa yang
di inginkan. Dalam penentuan harga, kami akan menetapkan harga sesuai dengan bahan
baku dan faktor produksi, yang dimana tidak menutup kemugkinan ketika bahan baku
naik dan juga biaya produksi naik, harga dari produk ini juga akan mengalami kenaikan
sesuai dengan perhitungan yang akan dilakukan..

Segmentasi pasar

Segmentasi pasar merupakan hal harus di tentukan dari awal pembukaan usaha,
karena segmen pasar adalah hal yang sangat penting yang dapat mempengaruhi
keberhasilan penjualan suatu produk. Segmentasi pasar ada beberapa macam, yaitu ;

 Segmentasi Geografik.
Perencanaan lokasi dari usaha ini sudah sangat strategis, berada tepat di
pelabuhan KMP. Ihan Batak dan juga kantor Dinas Perhubungan yang terletak di Jln. J.
sirait, Kec. Ajibata, Kab. Toba, yang dimana lokasi ini sangat strategis untuk dijadikan
tempat usaha ini. Dimana lokasi ini tepat di tengah lokasi padat penduduk dan juga padat
wisatawan yang akan menyeberang dengan menggunakan kapal.

 Segmentasi demografik

Segmentasi Demografik, yakni membagi pasar menjadi beberapa kelompok


berdasarkan; usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, agama, ras, kebangsaan,
pendapatan. Segmen utamanya adalah wisatawan yang ingin menyeberang menuju pulau
samosir melalui KMP. Ihan Batak.

 Penjualan

Penjualan dilakukan secara langsung, di lokasi penjualan, usaha ini belum


melayani pemesanan secara online. Hal ini dikarenakan usaha ini adalah usaha kuliner,
dan kami belum bisa menjamin bagaimana pengiriman yang baik, untuk usaha ini,
dikarenakan banyak faktor yang akan mempengaruhi rasa dan juga kualitas dari produk
ini.
3.3 Aspek Tehnik dan Teknologi

 Masalah Manajemen Operasi

Posisi dari usaha ini, sangat baik yang dimana usaha ini terletak di kawasan
banyak penduduk dan wisatawan, terletak di jalan utama dan pelabuhan utama. Berlokasi
di pelabuhan KM. Ihan Batak, Jln. J. siarait, Kec. Ajibata, Kab Toba. Lokasi ini sangat
mudah di temukan oleh para calon konsumen.

Pelabuhan Penyeberangan Ajibata KMP. Ihan Batak


Bangunan yang menjadi target usaha

Gambar situasi lokasi

Usaha ini akan di desain dengan meningkatkan fasilita untuk meningkatkan


kenyamanan para konsumen. Memberikan desain menarik yang berkesan budaya ataupun
modern, yang akan menjadi daya tarik bagi konsumen.

 Proses Produksi

Dalam melakukan produksi “Ikan Bakar Cabai Hijau” usaha ini menyajikannya
dengan 2 proses yang berbeda, yaitu dengan proses pemanggangan dengan arang dan
proses pemanggangan dengan grill pan. Konsumen bebas memilih bagai mana proses
pengolahan yang mereka minati, dan hal ini juga menjadi pilihan yang dapat menjadi
daya tarik tersendiri dari usaha ini.

3.4 Aspek Manajemen

 Perencanaan

Perencanaan dan rencana sangat berpengaruh dalam usaha ini, terutama jika usaha
ini sedang melaksanakan sebuah event ataupun hanya menjadi tempat penyelenggaraan
event, usaha ini selalu menyusun perencanaan yang baik, terutama yang bersifat ramalan,
koordinasi dan kegiatan. Peramalan menjadi salah satu faktor penting dalam rencana,
bagaimana melakukan estimasi yang tepat terhadap suatu kegiatan yang akan
dilaksanakan, agar kegiatan berjalan dengan baik.

Perencanaan dalam usaha ini bersifat jangka pendek, karena usaha ini juga
mengikuti trend yang ada, yang dimana perencanaan jangka pendek memiliki waktu
maksimal 1 tahun, bahkan hingga bulanan, usaha ini sangat fleksibel dalam
perencanaannya.
Sistem Anggara yang digunakan usaha ini adalah Sistem Anggaran tradisional
yang dimana anggaran ini disusun berdasarkan jenis pengeluarannya dalam interval
waktu tertentu. Seperti, usaha ini tyelah menentukan anggaran untuk membayar sewa
bangunan, gaji, dan pembelian bahan baku.

3.5 Aspek Ekonomi, Sosial, dan Politik

Usaha ini akan sangat dipengaruhi oleh faktor ekonomi, terutama dalam bidang
ekonomi makro yaitu inflasi, yang dimana terjaadinya kenaikan harga-harga barang secra
umum yang dimana juga diikuti dengan lemahnya nilai beli uang, hal ini sangat
mempengaruhi usaha ini, yang dimana usaha ini bergerak dalam bidang kuliner, yang
dimana peningkatan harga barang-barang pastinya sangat berpengaruh terhadap usaha ini.

Terutama dalam penetapan harga penjualan dan biaya produksi, hal ini lah yang
menjadi masalah utama dalam usaha ini. Yang diamana jika usaha ini menaikkan harga
produk, maka kemungkinan bersar akan terjadi penurunan pembeliann oleh para
konsumen, dengan adanya resiko ini maka perencanaan dan juga flesibelitas usaha ini
akan selalu ditekankan dan dijalankan dengan baik.

Dalam aspek social, usaha ini berperan sebagai lowongan pekerjaan yang dimana
usaha ini bisa menjadi sarana untuk meningkatkan kemampuan SDM dalam mendirikan
usaha, jika suatu saat memiliki modal.
3.6 Aspek Lingkungan Industri

Aspek ini mengarah pada persaingan dan pasar, dalam merencanakan usaha ini
tentunya kami telah melakukan survei lokasi yang menjadi tujuan usaha ini, yang dimana
kami memperhatikan jumlah pesaing dan juga keberhasilan usaha ini dalam memasuki
pasar hingga menjadi pemegang pasar.
Lokasi penempatan usaha ini sudah sangat strategi, yang dimana berada dekat
dengan masyarakat dan juga wisatawan, yang dimana rencana usaha ini tepat pada pusat
penyeberangan menuju Pulau Samosir, yang dimana tentunya para wisatawan
membutuhkan makanan untuk dikomsumsi. Usaha ini tidak hanya mengambil segmentasi
dari wisatawan namun juga masyarakat setempat yang dimana tempat tersebut
merupakan jalan utama dan pada penduduk.
Dari aspek pasar, di lokasi tidak terlalu banyak pengusaha kuliner, dan pada
pengusaha kuliner di tempat ini masih bernuansa adat ataupun budaya, yang dimana tidak
semua kalangan dapat mengkomsumsinya. Hal ini menjadi peluang utama usaha ini
dalam memasuki dan juga memiliki segmentasi pasar tersendiri.

3.7 Aspek Yuridus

Dalam studi kelayakan bisnis (SKB), aspek hukum mengkaji tentang legalitas
usaha yang dibangun dan dioperasikan, yang artinya setiap usaha yang dibangun dan
didirikan di wilayah tertentu harus memenuhi hukum dan aturan yang berlaku di wilayah
tersebut. Legalitas suatu usaha bisa dilihat dari kelengkapan data ijin usaha dan data ijin
lokasi pendirian.

Dalam data ijin usaha ada 7 hal yang harus dipenuhi, yaitu akta pendirian usaha
yang dikeluarkan oleh notaris setempat, nomor pokok wajib pajak (NPWP), surat tanda
daftar perusahaan, surat ijin tempat usaha yang dilakukan oleh pemerintah daerah, surat
tanda terbit yang dikeluarkan oleh kanwil departemen penerangan, surat rekomendasi
dari kadin setempat, surat ijin usaha perdagangan (SIUP) setempat.
Dan untuk data ijin lokasi pendirian meliputi 5 hal yang harus dipenuhi, yaitu
sertifikat (akta tanah) lokasi usaha, bukti dari PBB yang terakhir dibayar, rekomendadi
RT/RW setempat, rekomendasi dari kecamatan, dan KTP dari pemrakarsa usaha.

Segala hal yang dibutuhkan untuk mendapatkan izin dan juga legalitas usaha ini
akan kami penuhi, agar usaha ini dapat berdiri dan juga berjalan dengan baik. Aspek
hukum menjadi salah satu hal terpenting dalam setiap usaha.

3.8 Aspek Lingkungan Hidup

Usaha ini akan mengurus semua limbahnya dengan baik, dan pada dasarnya
limbah dari usaha ini tidak menyebabkan suatu hal yang berbahaya dari kegiatan
usahanya. Limbah dari usaha ini tidak berbahaya karena limbah dari usaha ini hampir
sama dengan limbah rumah tangga, yaitu limbah makan, kemasan, dan deterjen
pembersih. Yang dimana limbah ini sama dengan limbah rumah tangga pada umumnya.

Limbah dari usaha ini bisa di buang pada tempat sampah umum ataupun
pembuangan limbah umum, yang dimana tidak perlu dilakukan pengelolaan limbah
terlebih dahulu sebelum membuangnya

3.8 Analisis Swot

Strengths (Kekuatan)

1. Menu ikan bakar cabe hijau memiliki citarasa yang khas, unik, original, dan
bergizi tinggi dibandingkan dengan menu lain yang banyak beredar.
2. Ketika panen, harga bahan baku murah dan stok melimpah.
3. Memiliki tempat yang sangat strategis, dalam menjalan usaha kuliner.

Weaknesses (Kelemahan)

1. Minimnya aktivitas promosi.


2. Jumlah tenaga kerja yang kurang.
3. Kurang berinovasi dalam variasi menu.
4. Saingan usaha kuliner dengan ciri khas yang berbeda menjadi saingan yang
sangat berat.
5. Tidak adanya jaminan untuk usaha ini mampu membangun pasar sendiri dan
juga bertahan lama.

Opportunities (Peluang)

1. Sudah terjadi pangsa pasar tetapi masih sedikit, sehingga pangsa pasar masih
terbilang lebar.
2. Tingkat kebutuhan penyediaan kuliner masih sangat dibutuhkan dalam
pemenuhan keinginan konsumen.
3. Anak muda memiliki sifat ingin tahu yang tinggi, suka mencoba-coba tempat
makan, dan me-review kuliner unik, untuk kemudian membagikannya di media
sosial.
4. Tempat yang strategis menjadi salah satu pe;luang terbesar yang dimiliki usaha
ini.

Threats (Ancaman)

1. Muncul pesaing yang mulai mengadu untung dengan membuka usaha yang
sama
2. Rasa antusias yang rendah dari calon konsumen sehubungan dengan usaha ini
adalah usaha baru.
3. Perkembangan usaha kuliner yang kian menngkat melihat peluang yang ada.
4. Banyaknya beredar usaha kuliner dengan ciri khas daerah yang sudah memiliki
nama yang cukup besar.
BAB IV
PENGANGGARAN
ANGGARAN BIAYA TETAP

 Sewa tempat = Per Tahun = Rp. 15.000.000


 Meja = 2 Set = Rp. 800.000
 Kursi = 10 Set = Rp. 1.000.000
 Stelling kaca = 1 Set = Rp. 2.500.000
 Peralatan makan = 1 Set = Rp. 700.000
 Peralatan masak = 1 Set = Rp. 2.000.000
 Total = Rp. 21.500.000

ANGGARAN BIAYA PRODUKSI

 Penggunaan Bahan Baku

 Ikan : 100 (5ons/ekor)x Rp.13.000 = Rp. 1.300.000


 Cabai Rawit : 10 kg x Rp30.000 = Rp. 300.000
 Cabai Hijau : 15 kg x Rp25.000 = Rp. 375.000
 Bawang Bombai : 5 kg x Rp 20.000 = Rp. 100.000
 Bawang Merah : 2 kg x Rp 30.000 = Rp. 60.000
 Bawang Putih : 2 kg x Rp 30.000 = Rp. 60.000
 Andaliman : ½ kg x Rp 100.000 = Rp . 50.000
 Lemon : 2 kg x Rp 15.000 = Rp. 30.000
 Garam : 3 kg x Rp 15.000 = Rp . 45.000
 Gula : 3 kg x Rp 12.000 = Rp. 36.000
 Lada Putih (ladaku) : 1/2kg x Rp 50.000 = Rp. 25.000
 Mentega : 3 kg x Rp 12.000 = Rp. 36.000

 Total = Rp. 2.117.000


 Daftar Perlengkapan Lain
 Label = 100 set x Rp 1.000 = Rp. 100.000
 Kemasan (kotak ikan) = 100 set x Rp.2.000 = Rp. 200.000
 Kemasan Sambal = 100 set x Rp.1.000 = Rp 100.000
 Total = Rp 400.000

 Biaya Operasional
 Arang = Rp100.000
 Gas = Rp100.000
 Total = Rp200.000

 Rencana Anggaran

Estimasi Pengeluaran

Modal awal yang harus dikeluarkan untuk sekali produksi sebesar Rp2.717.000
Adapun perinciannya :

= bahan baku + perlengkapan lain + operasional

= Rp. 2.117.000 + Rp. 400.000 + Rp200.000

= Rp 2.717.000

Dengan modal Rp. 2.717.000 ditargetkan dapat memproduksi mencapai 100 pcs

Menetapkan Harga Jual

Harga Satuan Produksi

= total pengeluaran : hasil produksi

= Rp. 2.717.000 : 100

= Rp.27.170 / pcs
Harga Jual

= harga satuan + laba yang diinginkan

= Rp.27.170 + Rp. 7.830

= Rp35.000

Dengan demikian, harga jual per satuannya adalah Rp. 35.000

Estimasi Laba

Adapun perhitungan laba yang didapatkan dalam sekali produksi adalah sebagai berikut :

= (hasil produksi x harga jual) – modal awal

= (100 x Rp35.000) – Rp2.717.000

= Rp3.500.000 – Rp2.717.000

= Rp. 783.000

Jika dalam persentase, maka persentase laba yang didapatkan adalah :

= (laba : modal) x 100%

= (Rp 783.000 : Rp 2.717.000) x 100%

= 28,81%

Estimasi Perhitungan Break Event Point

Total biaya tetap             = Rp. 21.500.000

Biaya variabel per unit =  Rp 27.170

Harga jual per unit        = Rp 35.000


nilai break even point

Break even point = Rp. 21.500.000 (margin kontribusi)

Break even point = Rp. 21.500.000: ( Rp 35.000 -Rp. 27.170 )

Break even point = Rp. 21.500.000 : 7.830

Break even point = 2.746 Unit

Gambar 1.1 Grafik BEP PT Kuliner Ikan Bakar Cabai Hijau

Profit BEP

Variabel Cost Rp 27.170 per unit

loss Fix Cost Rp Rp. 21.500.000


s

2.746 unit

Artinya perusahaan harus menjual 2746 Unit agar tidak mengalami kerugian,
tetapi jika hanya menjual 2746 unit perusahaan juga tidak akan memperoleh keuntungan.

Dengan menggunakan korelasi dari metode BEP dan break even manajer produksi
Kuliner Ikan Bakar Cabai Hijau dapat mengetahui berapa banyak unit yang harus
terjual agar perusahaan mendapat keuntungan yang di inginkan .
LAMPIRAN PERTANYAAN DISKUSI

 MODERATOR : PINAYUNGAN SIAGIAN

 PENANYA

1. HANIF HIDAYAT
Bagaimana penjualan, jika ada pelanggan dari luar daerah melakukan pemesanan
ataupun pembelian, bagaimana pengiriman yang dilakukan?
Bagaimana jika calon konsumen tidak menyukai ikan apa yang akan dilakukan?
Apakah usaha ini memiliki produk pengganti?

Usaha ini tidak melakukan ataupun belum melakukan pemesanan secara onleni
dan pengiriman ke luar daerah dikarenakan, usaha ini adalah usaha kuliner yang
dimana kami belum bisa melakukan pengiriman yang baik untuk tetap
mempertahankan rasa dan kualitas dari produk ini.

Konsumen yang tidak menyukai ikan tidak menjadi segmentasi pasar kami, dan
untuk produk pengganti, kami belum melakukan inovasi lebih untuk hal tersebut,
kami masih berfokus kepada pengembangan komoditas ikan yang menjadi faktor
utama dalam usaha ini, dan hal utama yang menjadi hasil langsung Danau Toba.
Walaupun hal ini akan menjadi kelemahan dalam usaha ini.

2. SURYA FAUZI
Bagaimana permodalan dalam usaha ini?

Usaha ini didirikan dengan modal dari kami sendiri, yang dimana juga kami
sebagai manajemen di dalam usaha ini. Pembagian untuk keuntungan di bagi
sama rata tanpa berpatokan dengan jumlah modal yang diberikan. Usaha ini juga
belum menerima modal dari luar.

3. M. ALDIANSYAH
Bagaimana pemenuhan ikan dalam produksi yang dilakukan? Bagaimana jika
terjadinya kelangkaan atau terjadi sesuatu dengan pemasok yang telah dijadikan
partner?

Mulai dari awal poerencaan produksi, usaha ini telah menetapkan pemasok ikan
dalam produksinya, yang dimana pemasok ini dipastikan memiliki pasokan ikan
untuk memenuhi kebutuhan usaha ini, pemasok wajib memiliki keramba ikan
(penangkaran ikan), apabila terjadi sesuatu dengan pemasok utama, usaha ini
masih akan tetap berjalan, karena usaha ini berada tepat dengan sumber utamanya
yaitu Danau Toba. Mungkin dapat kita katakana ikan dan pemasok ikan di Danau
Toba takkan ada habisnya.

4. RUTH JELITA HUTABARAT


Dengan usaha yang masih baru, menjual dengan harga Rp. 60.000,00. Apakah
tidak terlalu mahal? Apa yang membuat keolompok anda yakin akan harga
tersebut?

Awalnya kami yakin dengan harga tersebut, namun dengan melihat kondisi
ekonomi yang rendah dan juga mengingat usaha ini adalah usaha baru dengan
pesaing usaha kuliner yang beragam, kami telah melakukan pengurangan harga
untuk produk yang kami jual. Pertanyaan ini kami jadikan sebagai saran untuk
penetapan harga yang lebih baik.

5. SRI MUNTARI
Memberikan saran untuk memberikan visual ataupun penataan produk agar lebih
baik dan menarik, agar lebih menggugah selera dan minat para calon konsumen.
6. SUINREY BALQIS
Apa yang membedakan pengeloaan atau proses produksi dengan arang dan grill
pan?

Hal ini memberikan perbedaan pada tekstur dan rasa pada ikan, dan hal ini juga
kami lakukan untuk memberikan daya tarik dan pilihan kepada konsumen. Proses
dengan arang memberikan aroma bakar yang wangi dan memberikan tektur juice
dan lembut pada ikan, jika menggunakan tehnik grill pan, akan memberikan
aroma khas mentega dan juga tekstur yang lebih krispi. Hal ini menjadi daya jual
lebih bagi usaha ini.

Anda mungkin juga menyukai