PROFESI KEPENDIDIKAN
Dosen Pengampu :
FAKULTAS-TEKNIK
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan keringan dan
kemudahan kepada hambanya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Profesi
Kependidikan “Pengembangan dan Peningkatan Profesionalisme Guru”.
Makalah ini disusun berdasarkan referensi dari beberapa buku dan jurnal-jurnal untuk
mempermudah pembaca dalam memahami materi yang dibahas di dalam nya dan juga untuk
menambah wawasan bagi pembaca.
Kami menyadari banyak kelebihan dan kekurangan di dalam makalah ini. Untuk itu
kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan
makalah ini.
Kelompok 3
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah memberikan pengetahuan
kepada pembaca tentang profesionalisme guru dan diharapkan kita akan menjadi calon guru
yang professional agar proses belajar mengajar dikelas menjadi lebih baik lagi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Untuk menciptakan tenaga-tenaga professional tersebut pada dasarnya disekolah
dibina dan dikembangkan dari berbagai segi diantaranya:
1) Segi toritis yaitu dilembaga atau sekolah-sekolah keguruan yang membina dan
menciptakan tenaga-tenaga professional ini diberikan ilmu-ilmu pengetahuan
selain ilmu pengetahuan yang harus disampaikan kepada anak didik, juga
diberikan ilmu-ilmu pengetahuan khusus untuk menunjang keprofesionalannya
sebagai guru yang berupa ilmu mendidik, ilmu jiwa dan sebagainya.
2) Segi praktis yaitu secara praktis dapat diartikan dengan berdasarkan praktek
adalah cara melakukan apa yang tersebut dalam teori (W.J.S. Porwadarminta
1999:99)
b) Pengalaman Belajar
Dalam menghadapi anak didik tidaklah mudah untuk mengorganisir mereka,
dan hal tersebut banyak menjadi keluhan, serta banyak pula dijumpai guru yang
mengeluh karena sulit untuk menciptakan suasana kegiatan belajar mengajar yang
menyenangkan. Hal tersebut dikarenakan guru kurang mampu untuk menguasai
dan menyesuaikan diri terhadap proses belajar mengajar yang berlangsung.
d) Berkepribadian
Secara bahasa kepribadian adalah keseluruhan sifat-sifat yang merupakan
watak-watak seseorang. Dalam proses belajar mengajar kepribadian seorang guru
ikut serta menentukan watak kepada siswanya. Dalam proses belajar kepribadian
seorang guru sangat menentukan terhadap pembentukan kepribadian siswa untuk
menanamkan akhlak yang baik sebagai umat manusia.
4
2.3. Syarat – Syarat Menjadi Guru Profesional
Dilihat dari tugas dan tanggung jawabnya, tenaga kependidikan ternyata bahwa untuk
menyandang pekerjaan dan jabatan tersebut tituntut beberapa persyaratan. Menurut
Muhammad Ali (1985 : 35) sebagai berikut :
Untuk itulah seorang guru harus mempersiapkan diri sebaik-baiknya untuk memenuhi
panggilan tugasnya, baik berupa im-service training (diklat/penataran) maupun pre service
training (pendidikan keguruan secara formal). Secara khusus, sebagai sebuah profesi
keguruan, ada beberapa kriteria seorang guru. Menurut versi Nasional Education Association
(NEA), guru berarti jabatan yang melibatkan kegiatan intelektual, menggeluti suati batang
tubuh ilmu yang khusus, memerlukan persiapan professional yang lama, memerlukan latihan
dalam jabatan yang berkesinambungan, menjanjikan karier hidup dand keanggotaan yang
permanen, menentukan standarnya sendiri lebih mementingkan layanan di atas keuntungan
pribadi, mempunyai organisasi professional yang kuat dan terjalin erat.
Tidak mudah menjadi guru, perlu persiapan, latihan permbiasaan dan pendidikan yang
cukup. Itulah sebabnya, salah satu kompetensi guru professional itu harus ada ijazah guru.
Ijazah bukan semata-mata karena alasan formalitas. Selain itu sebagaimana dikemukakan
oleh tim Pembina kuliah Diktasi metodik kurikulum UPI (1989 : 9) persyaratan guru adalah :
1) Persyaratan Fisik yaitu kesehatan jasmani
2) Persyaratan psikis yaitu sehat rohaninya serta diharapkan memiliki bakat dan
minat keguruan
3) Persyaratan mental yaitu memiliki sikap mental yang baik terhadap profesi
keguruan mencintai dan mengabdi dedikasi pada tugas jabatannya.
4) Persyaratan moral yaitu sifat susila dan budi pekerti yang luhur
5
5) Persyaratan intelektual atau akedemisi yaitu mengenal pengetahuan dan
keterampilan khusus yang diperoleh dari lembaga pendidikan guru yang memberi
bekal muntuk menunaikan tugas sebagai pendidik formal dei sekolah
6) Berdasarkan PP nomor 19 tahun 2007 tentang standa nasional pendidikand,
standar tenaga kerja Pendidikan ditetapkan, pendidikan pada usia dini SD/MI,
SMP/MTs, SMA/MA atau bentuk lain yang sederajat memiliki kualifikasi
akademik pendidikan minimum Diplomat IV atau sarjana S1, latar belakang
pendidikan tinggi di bidang pendidikan anak usia dini, SD/MI, SMP/MTs, SMA
atau yang sederajat dan kependidikan lain atau psikologi dan sertifikasi profesi
guru.
Guru yang memenuhi persyaratan atau yang professional tentunya akan dapat
menumbuhkan perhatian siswa dalam belajar, sehingga akan mewujudkan situasi belajar
mengajar yang baik. Sebagaimana Nana Sudjana (2000 : 16) menyatakan : “Tanggung jawab
dalam mengembangkan profesi pada dasarnya ialah tuntunan dan panggilan untuk selalu
mencintai, menghargai menjaga dan meningkatkan tugas dan tanggung jawab terhadap
profesi. Guru harus sadar bahwa tugas dan tanggung jawabnya tidak bias dilakukan oleh
orang lain kecuali oleh dirinya sendiri.”
Profesionalisme guru merupakan acuan yang sangat penting bagi peningkatan dunia
pendidikan. Banyak cara yang dilakukan untuk meningkatkan profesionalsme guru. Jalan
yang dapat dilakukan untuk meningkatkan Profesionalisme guru antara lain:
1) Peningkatan kesejahteraan.
Agar seorang guru bermartabat dan mampu “membangun” manusia dengan
penuh percaya diri, guru memiliki kesejahteraan yang cukup (gaji yang memadai).
Hal ini dapat lebih menyejahterakan kehidupan guru dan akan lebih meningkatkan
status sosial guru.
2) Kurangi beban guru dari tugas-tugas administrasi yang sangat menyita waktu.
Sebaiknya tugas-tugas administrasi yang selama ini harus dikerjakan seorang
guru, dibuat oleh suatu tim di Diknas atau Musyawarah Guru Mata Pelajaran
(MGMP) yang disesuaikan dengan kondisi daerah dan bersifat fleksibel (bukan
harga mati) lalu disosialisasikan kepada guru melalui sekolah-sekolah. Hal ini
6
dapat dijadikan sebagai pegangan guru mengajar dalam mengajar dan membantu
guru-guru pemula untuk mengajar tanpa membebani tugas – tugas rutin guru.
7
2.5. Pengembangan Profesionalisme guru
Secara tradisional, pengembangan professionalisme guru dipahami sebagai
pemerolehan pengetahuan bidang studi dan keterampilan mangajar. Hal itu lazimnya
dilakukan melalui kegiatan- kegiatan seperti penataran dan lokakarya tanpa diikuti dengan
kegiatan pembimbingan dan pendampingan dalam implementasinya di lapangan.
Beberapa strategi yang efektif tentang pengembangan profesionalisme guru
disarankan oleh Darling- Hammond:
1) Melibatkan guru dalam tugas mengajar keseharian yang nyata
2) Didasarkan pada permasalahan yang terjadi di lapangan
3) Terkait dengan pekerjaan guru dengan siswanya serta pengkajian terhadap bidang
studi dan metode penyampaiannya
4) Intensif dan berkelanjutan, yang didukung oleh modeling, pendampingan, dan
pemecahan masalah yang bersifat local dan kontekstual
5) Bersifat kolaboratif, yang melibatkan pertukaran pemikiran beberapa guru
6) Terkait dengan aspek- aspek lain tentang perubahan kebijakan di sekolah
8
2.7. Peluang dan Tantangan Pendidikan yang Profesional
9
(termasuk dalam pengembangan pendidikan) harus ditumbuhkan dan ruang partisipasi
perlu dibuka selebar-lebarnya.
Guru adalah sosok pendidik yang sebenarnya. Dalam UU Ri Nomor 14 Tahun 2005
Tentang Guru dan Dosen Pasal 1 disebutkan bahwa guru adalah pendidik professional dengan
tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar dan pendidikan menengah.
10
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Di era globalisasi saat ini, Indonesia harus mampu meningkatkan mutu pendidikan,
sehingga tidak kalah bersaing dengan negara lain. Indonesia harus mencetak orang-orang
yang berjiwa mandiri dan mampu berkompetisi di tingkat dunia. Saat ini, Indonesia
membutuhkan orang-orang yang dapat berfikir secara efektif, efisien dan juga produktif. Hal
tersebut dapat diwujudkan jika kita mempunyai tenaga pendidik yang handal dan profesinal
yang mampu mencetak generasi bangsa yang pintar dan bermoral.
Secara sederhana pekerjaan yang bersifat professional adalah pekerjaan yang hanya
dapat dilakukan oleh mereka yang secara khusus disiapkan untuk itu dan bukan pekerjaan
yang dilakukan oleh mereka yang karena tidak dapat atau tidak memperoleh pekerjaan yang
lainnya. Profesionalisme yang berdasarkan keterbukaan dan kebijakan terhadap ide-ide
pembaharuan itulah yang akan mampu melestarikan eksitensi sekolah.
Profesionalisme guru merupakan kondisi, arah, nilai, tujuan, dan kualitas suatu
keahlian dan kewenangan dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang berkaitan dengan
pekerjaan seseorang yang menjadi mata pencaharian. Adapun guru yang professional itu
sendiri adalah guru yang berkualitas, berkompeten dan guru yang dikehendaki untuk
mendatangkan prestasi belajar serta mampu mempengaruhi proses belajar siswa yang
nantinya akan menghasilkan prestasi belajar siswa yang lebih baik.
11
3.2. Saran
12
DAFTAR PUSTAKA
13