Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PROFESI KEPENDIDIKAN

PENGEMBANGAN DAN PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU

Disusun Oleh Kelompok 3 :

1. Hasan Arief Billah (5193311009)


2. Karnina Triana Lubis (5193111021)
3. M. Fikri Lubis (5163311020)
4. Ridho Azahar (5193111001)
5. Rus Meliyani Siregar (5192411007)
6. Tari Wilanda (5192111001)

Dosen Pengampu :

1. Prof. Dr. Efendi Napitupulu, M. Pd.

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

FAKULTAS-TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan keringan dan
kemudahan kepada hambanya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Profesi
Kependidikan “Pengembangan dan Peningkatan Profesionalisme Guru”.

Makalah ini disusun berdasarkan referensi dari beberapa buku dan jurnal-jurnal untuk
mempermudah pembaca dalam memahami materi yang dibahas di dalam nya dan juga untuk
menambah wawasan bagi pembaca.

Kami menyadari banyak kelebihan dan kekurangan di dalam makalah ini. Untuk itu
kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan
makalah ini.

Medan, 1 Mei 2020

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...........................................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ..........................................................................................................1


1.2. Rumusan Masalah .....................................................................................................1
1.3. Manfaat .....................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Profesionalisme Guru .............................................................................3


2.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Profesionalisme Guru ......................................3
2.3. Syarat-Syarat Menjadi Profesionalisme Guru ..........................................................5
2.4. Upaya-Upaya Untuk Meningkatkan Profesionalisme Guru .....................................6
2.5. Pengembangan Profesionalisme guru .......................................................................8
2.6. Tujuan Pengembangan Profesionalisme guru...........................................................8
2.7. Peluang dan Tantangan Pendidikan yang Profesional ..............................................9
2.8. Upaya Pengembangan Pendidikan Guru yang Profesional ......................................10

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan ...............................................................................................................12


3.2. Saran .........................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di era globalisasi saat ini, Indonesia harus mampu meningkatkan mutu


pendidikan, sehingga tidak kalah bersaing dengan negara lain. Negara kita harus
mencetak orang-orang yang berjiwa mandiri dan mampu berkompetisi di tingkat dunia.
Saat ini, Indonesia membutuhkan orang-orang yang dapat berfikir secara efektif, efisien
dan juga produktif. Hal tersebut dapat diwujudkan jika kita mempunyai tenaga pendidik
yang handal dan mampu mencetak generasi bangsa yang pintar dan bermoral.
Guru adalah seseorang pemimpin yang harus mengatur, mengawasi dan
mengelola seluruh kegiatan proses pembelajaran di sekolah yang menjadi lingkup
tanggung jawabnya, serta merupakan orang yang sangat berpengaruh dalam proses
belajar mengajar. Sudah selayaknya seorang guru itu diberikan kesejahteraan berupa
sertifikasi. Sejumlah penelitian membuktikan bahwa guru yang professional merupakan
salah satu indikator penting dari sekolah berkualitas. Guru yang professional akan sangat
membantu proses pencapaian visi misi sekolah. Mengingat strategisnya peran yang
dimiliki oleh seorang guru, usaha-usaha untuk mengenali dan mengembangkan
profesionalisme guru menjadi sangat penting untuk dilakukan.

1.2 Rumusan Masalah


1) Apa yang dimaksud dengan profesionalisme guru ?
2) Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi profesionalisme guru ?
3) Apa saja syarat- syarat menjadi guru profesionalisme ?
4) Apa saja upaya untuk meningkatkan profesionalisme guru

1.3 Tujuan Penelitian


Penelitian dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:
1) Mengetahui pengertian tentang profesionalisme guru
2) Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi profesionalisme guru
3) Mengetahui syarat- syarat menjadi guru profesionalisme
4) Mengetahui cara meningkatkan profesionalisme guru dalam membangun pendidikan
yang berkualitas

1
1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah memberikan pengetahuan
kepada pembaca tentang profesionalisme guru dan diharapkan kita akan menjadi calon guru
yang professional agar proses belajar mengajar dikelas menjadi lebih baik lagi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Profesionalisme Guru


Ahmad Tafsir Mendefisinikan bahwa profesionalisme adalah paham yang
mengajarkan bahwa setiap pekerjaan harus dilakukan oleh orang yang professional. Istilah
professional aslinya adalah kata sifat dari kata “profession” (pekerjaan)yang berarti sangat
mampu melakukan pekerjaan. Sebagai kata benda, professional lebih berarti orang yang
melaksanakan sebuah profesi dengan menggunakan profesi sebagai mata pencarian (Mc.
Leod,1989). Dalam kamus bahasa Indonesia edisi kedua (1991), guru diartikan sebagai orang
yang pekerjaannya (mata pencariannya) mengajar. Dalam bahasa arab disebut “Mu’alim”
dalam bahasa inggris “teacher” memiliki arti sederhana yakni “A person whose occupation is
teaching others” (Mc. Leod,1989) artinya seseorang yang pekerjaannya mengajar orang lain.
Profesionalisme guru merupakan kondisi, arah, nilai, tujuan, dan kualitas suatu
keahlian dan kewenangan dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang berkaitan dengan
pekerjaan seseorang yang menjadi mata pencaharian. Adapun guru yang professional itu
sendiri adalah guru yang berkualitas, berkompeten dan guru yang dikehendaki untuk
mendatangkan prestasi belajar serta mampu mempengaruhi proses belajar siswa yang
nantinya akan menghasilkan prestasi belajar siswa yang lebih baik.
Secara sederhana pekerjaan yang bersifat professional adalah pekerjaan yang hanya
dapat dilakukan oleh mereka yang secara kusus disiapkan untuk itu dan bukan pekerjaan
yang dilakukan oleh mereka yang karena tidak dapat atau tidak memperoleh pekerjaan yang
lainnya. Profesionalisme yang berdasarkan keterbukaan dan kebijakan terhadap ide-ide
pembaharuan itulah yang akan mampu melestarikan eksitensi sekolah.

2.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Profesionalisme guru


Secara garis besarnya faktor-faktor yang mempengaruhi guru professional antara lain
sebagai berikut:
a) Status Akademik
Pekerjaan guru adalah pekerjaan yang bersifat profesi. Secara sederhana
pekerjaan yang bersifat profesi adalah pekerjaan yang hanya dilakukan oleh
mereka yang secara khusus dsisiapkan untuk itu dan bukan pekerjaan lainnya.

3
Untuk menciptakan tenaga-tenaga professional tersebut pada dasarnya disekolah
dibina dan dikembangkan dari berbagai segi diantaranya:
1) Segi toritis yaitu dilembaga atau sekolah-sekolah keguruan yang membina dan
menciptakan tenaga-tenaga professional ini diberikan ilmu-ilmu pengetahuan
selain ilmu pengetahuan yang harus disampaikan kepada anak didik, juga
diberikan ilmu-ilmu pengetahuan khusus untuk menunjang keprofesionalannya
sebagai guru yang berupa ilmu mendidik, ilmu jiwa dan sebagainya.
2) Segi praktis yaitu secara praktis dapat diartikan dengan berdasarkan praktek
adalah cara melakukan apa yang tersebut dalam teori (W.J.S. Porwadarminta
1999:99)

b) Pengalaman Belajar
Dalam menghadapi anak didik tidaklah mudah untuk mengorganisir mereka,
dan hal tersebut banyak menjadi keluhan, serta banyak pula dijumpai guru yang
mengeluh karena sulit untuk menciptakan suasana kegiatan belajar mengajar yang
menyenangkan. Hal tersebut dikarenakan guru kurang mampu untuk menguasai
dan menyesuaikan diri terhadap proses belajar mengajar yang berlangsung.

c) Mencintai profesi sebagai guru


Rasa cinta tumbuh dari naluri kemanusiaan dan rasa cinta akan mendorong
individu untuk melakukan sesuatu sebagai usaha dan pengorbanan. Seseorang
yang melakukan sesuatu dengan tanpa adanya rasa cinta biasanya orang yang
keadaanya dalam paksaan orang lain, maka dalam melaksanankan haknya itu
dengan merasa terpaksa. Dalam melakukan sesuatu akan lebih berhasil apabila
disertai dengan adanya rasa cinta terhadap apa yang dilakukannya itu.

d) Berkepribadian
Secara bahasa kepribadian adalah keseluruhan sifat-sifat yang merupakan
watak-watak seseorang. Dalam proses belajar mengajar kepribadian seorang guru
ikut serta menentukan watak kepada siswanya. Dalam proses belajar kepribadian
seorang guru sangat menentukan terhadap pembentukan kepribadian siswa untuk
menanamkan akhlak yang baik sebagai umat manusia.

4
2.3. Syarat – Syarat Menjadi Guru Profesional
Dilihat dari tugas dan tanggung jawabnya, tenaga kependidikan ternyata bahwa untuk
menyandang pekerjaan dan jabatan tersebut tituntut beberapa persyaratan. Menurut
Muhammad Ali (1985 : 35) sebagai berikut :

1) Menuntut adanya keterampilan yang berdasarkan konsep dan teori ilmu


pengetahuan yang mendalam
2) Menekankan pada suatu keahlian dalam bidang tertentu sesuai dengan bidang
profesinya.
3) Menuntut tingkat pendidikan keguruan yang memadai.
4) Adanya kepekaan terhadap dampak masyarakat dari pekerjaan yang
dilaksanakannya.
5) Memungkinkan perkembangan sejalan dengan dimamika kehidupannya.

Untuk itulah seorang guru harus mempersiapkan diri sebaik-baiknya untuk memenuhi
panggilan tugasnya, baik berupa im-service training (diklat/penataran) maupun pre service
training (pendidikan keguruan secara formal). Secara khusus, sebagai sebuah profesi
keguruan, ada beberapa kriteria seorang guru. Menurut versi Nasional Education Association
(NEA), guru berarti jabatan yang melibatkan kegiatan intelektual, menggeluti suati batang
tubuh ilmu yang khusus, memerlukan persiapan professional yang lama, memerlukan latihan
dalam jabatan yang berkesinambungan, menjanjikan karier hidup dand keanggotaan yang
permanen, menentukan standarnya sendiri lebih mementingkan layanan di atas keuntungan
pribadi, mempunyai organisasi professional yang kuat dan terjalin erat.

Tidak mudah menjadi guru, perlu persiapan, latihan permbiasaan dan pendidikan yang
cukup. Itulah sebabnya, salah satu kompetensi guru professional itu harus ada ijazah guru.
Ijazah bukan semata-mata karena alasan formalitas. Selain itu sebagaimana dikemukakan
oleh tim Pembina kuliah Diktasi metodik kurikulum UPI (1989 : 9) persyaratan guru adalah :
1) Persyaratan Fisik yaitu kesehatan jasmani
2) Persyaratan psikis yaitu sehat rohaninya serta diharapkan memiliki bakat dan
minat keguruan
3) Persyaratan mental yaitu memiliki sikap mental yang baik terhadap profesi
keguruan mencintai dan mengabdi dedikasi pada tugas jabatannya.
4) Persyaratan moral yaitu sifat susila dan budi pekerti yang luhur

5
5) Persyaratan intelektual atau akedemisi yaitu mengenal pengetahuan dan
keterampilan khusus yang diperoleh dari lembaga pendidikan guru yang memberi
bekal muntuk menunaikan tugas sebagai pendidik formal dei sekolah
6) Berdasarkan PP nomor 19 tahun 2007 tentang standa nasional pendidikand,
standar tenaga kerja Pendidikan ditetapkan, pendidikan pada usia dini SD/MI,
SMP/MTs, SMA/MA atau bentuk lain yang sederajat memiliki kualifikasi
akademik pendidikan minimum Diplomat IV atau sarjana S1, latar belakang
pendidikan tinggi di bidang pendidikan anak usia dini, SD/MI, SMP/MTs, SMA
atau yang sederajat dan kependidikan lain atau psikologi dan sertifikasi profesi
guru.

Guru yang memenuhi persyaratan atau yang professional tentunya akan dapat
menumbuhkan perhatian siswa dalam belajar, sehingga akan mewujudkan situasi belajar
mengajar yang baik. Sebagaimana Nana Sudjana (2000 : 16) menyatakan : “Tanggung jawab
dalam mengembangkan profesi pada dasarnya ialah tuntunan dan panggilan untuk selalu
mencintai, menghargai menjaga dan meningkatkan tugas dan tanggung jawab terhadap
profesi. Guru harus sadar bahwa tugas dan tanggung jawabnya tidak bias dilakukan oleh
orang lain kecuali oleh dirinya sendiri.”

2.4. Upaya-Upaya untuk Meningkatkan Profesionalisme Guru

Profesionalisme guru merupakan acuan yang sangat penting bagi peningkatan dunia
pendidikan. Banyak cara yang dilakukan untuk meningkatkan profesionalsme guru. Jalan
yang dapat dilakukan untuk meningkatkan Profesionalisme guru antara lain:

1) Peningkatan kesejahteraan.
Agar seorang guru bermartabat dan mampu “membangun” manusia dengan
penuh percaya diri, guru memiliki kesejahteraan yang cukup (gaji yang memadai).
Hal ini dapat lebih menyejahterakan kehidupan guru dan akan lebih meningkatkan
status sosial guru.
2) Kurangi beban guru dari tugas-tugas administrasi yang sangat menyita waktu.
Sebaiknya tugas-tugas administrasi yang selama ini harus dikerjakan seorang
guru, dibuat oleh suatu tim di Diknas atau Musyawarah Guru Mata Pelajaran
(MGMP) yang disesuaikan dengan kondisi daerah dan bersifat fleksibel (bukan
harga mati) lalu disosialisasikan kepada guru melalui sekolah-sekolah. Hal ini

6
dapat dijadikan sebagai pegangan guru mengajar dalam mengajar dan membantu
guru-guru pemula untuk mengajar tanpa membebani tugas – tugas rutin guru.

3) Penyelenggaraan pelatihan dan sarana


Salah satu usaha untuk meningkatkan profesionalitas guru adalah pendalaman
materi pelajaran melalui pelatihan-pelatihan tanpa beban biaya atau melengkapi
sarana dan kesempatan agar guru dapat banyak membaca buku-buku materi
pelajaran yang dibutuhkan guru untuk memoerdalam pengetahuannya.
4) Pembinaan perilaku kerja
Studi-studi sosiologi sejak zaman Max Weber di awal abad ke-20 dan
penelitian manajemen dua puluh tahun belakangan bermuara pada satu
kesimpulan utama bahwa keberhasilan pada berbagai wilayah kehidupan ternyata
ditentukan oleh perilaku manusia, terutama perilaku kerja.
5) Penciptaan waktu luang
Waktu luang sudah lama menjadi sebuah bagian proses pembudayaan. Salah
satu tujuan pendidikan klasik (Yunani-Romawi) adalah menjadikan manusia
makin menjadi “penganggur terhormat”, dalam arti semakin memiliki banyak
waktu luang untuk mempertajam intelektualitas dan kepribadian.
6) Memahami tuntutan standar profesi yang ada
Upaya memahami tuntutan standar profesi yang ada (di Indonesia dan yang
berlaku di dunia) harus ditempatkan sebagai prioritas utama jika guru ktita ingin
meningkatkan profesionalitasmenya.
7) Mengembangkan etos kerja atau budaya kerja yang mengutamakan pelayanan
bermutu tinggi. Selanjutnya upaya menmbangun etos kerja atau budaya kerja yang
mengutamakan pelayanan bermutu tinggi kepada konstituen merupakan suatu
keharusan di zaman sekarang. Semua bidang dituntut untuk memberikan
pelayanan prima kepada konstituennya yaitu siswa, orangtua dan sekolah.

7
2.5. Pengembangan Profesionalisme guru
Secara tradisional, pengembangan professionalisme guru dipahami sebagai
pemerolehan pengetahuan bidang studi dan keterampilan mangajar. Hal itu lazimnya
dilakukan melalui kegiatan- kegiatan seperti penataran dan lokakarya tanpa diikuti dengan
kegiatan pembimbingan dan pendampingan dalam implementasinya di lapangan.
Beberapa strategi yang efektif tentang pengembangan profesionalisme guru
disarankan oleh Darling- Hammond:
1) Melibatkan guru dalam tugas mengajar keseharian yang nyata
2) Didasarkan pada permasalahan yang terjadi di lapangan
3) Terkait dengan pekerjaan guru dengan siswanya serta pengkajian terhadap bidang
studi dan metode penyampaiannya
4) Intensif dan berkelanjutan, yang didukung oleh modeling, pendampingan, dan
pemecahan masalah yang bersifat local dan kontekstual
5) Bersifat kolaboratif, yang melibatkan pertukaran pemikiran beberapa guru
6) Terkait dengan aspek- aspek lain tentang perubahan kebijakan di sekolah

2.6. Tujuan Pengembangan Profesionalisme

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mengharuskan orang untuk belajar


terus, terlebih seseorang yang mempunyai tugas mendidik dan mengajar. Oleh karenanya,
kemampuan belajar harus selalu ditingkatkan melalui pengembangan guru. Tujuan
pengembangan guru melalui pembinaan guru adalah untuk memperbaiki proses belajar
mengajar yang didalamnya melibatkan guru dan siswa, melalui serangkaian tindakan,
bimbingan dan arahan.

Menurut Sudarwan denim, menjelaskan bahwa pengembangan profesi guru


dimaksudkan untuk memenuhi tiga kebutuhan. Pertama, kebutuhan social untuk
meningkatkan kemampuan system pendidikan yang efisien dan manusiawi serta serta
melakukan adaptasi untuk penyusunan kebutuhan- kebutuhan social. Kedua, kebutuhan
menemukan cara-cara untuk membantu staff pendidikan dalam rangka mengembangkan
pribadinya secara luas. Ketiga, kebutuhan untuk mengembangkan dan mendorong
kehidupan pribadinya, seperti halnya membantu siswanya dalam mengembangkan
keinginan dan keyakinan untuk memenuhi tuntutan pribadi yang sesuai dengan potensi
dasarnya.

8
2.7. Peluang dan Tantangan Pendidikan yang Profesional

Tantangan guru professional dalam era globalisasi antara lain:

1) Perkembangan teknologi informasi


Dalam rangka meningkatkan profesionalisme guru, terjadinya revolusi teknologi
informasi merupakan sebuah tantangan yng harus mampu dipecahkan secara
mendesak. Adanya perkembangan teknologi yang demikian akan mengubah pola
hubungan guru- murid, teknologi instruksional dan system pendidikan secara
keseluruhan.

Perkembangan teknologi terutama teknologi informasi menyebabkan peranan


sekolah sebagai lembaga pendidikan akan mulai bergeser. Sekolah tidak lagi akan
menjadi satu-satunya pusat pembelajaran karena aktivitas belajar tidak lagi akan
menjadi satu- satunya pusat pembelajaran karena aktivitas belajar tidak lagi terbatasi
oleh ruang dan waktu. Peran guru juga tidak akan menjadi satu- satunya sumber
belajar karena banyak sumber belajar dan sumber informasi yang mampu
memfasilitasi seseorang untuk belajar. Wen (2003) seorang usahawan teknologi
mempunyai gagasan mereformasi system pendidikan masa depan. Menurutnya,
apabila anak diajarkan untuk mampu belajar sendiri, mencipta dan menjalani
kehidupannya dengan berani dan percaya diri atas fasilitas lingkungannya (keluarga
dan masyarakat) serta peran sekolah tidak hanya menekankan untuk mendapatkan
nilai- nilai ujian yang baik saja, maka akan jauh lebih baik dapat menghasilkan
generasi masa depan. Orientasi pendidikan yang terlupakan adalah bagaimana agar
lulusan suatu sekolah dapat cukup pengetahuannya dan kompeten dalam bidangnya,
tapi juga matang dan sehat kepribadiannya.

2) Otonomi Daerah dan Desentralisasi Pendidikan

Kini, paradigma pembangunan yang dominan telah mulai bergeser ke


paradigma desentralistik. Sejak diundangkan UU Nomor 22 Tahun 1999 tentang
Pemerintahan Daerah maka menandai perlunya desentralisasi dalam banyak urusan
yang semula dikelola secara sentralistik. Menurut Tjokroamidjoyo dalam Jalal dan
Supriyadi (2001), bahwa salah satu tujuan dari desentralisasi adalah untuk
meningkatkan pengertian rakyat serta dukungan mereka dalam kegiatan pembangunan

9
(termasuk dalam pengembangan pendidikan) harus ditumbuhkan dan ruang partisipasi
perlu dibuka selebar-lebarnya.

2.8. Upaya Membangun Pendidikan Guru yang Profesional

Menghadapi berbagai tantangan dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan


nasional, diperlukan guru berkualitas yang mampu mewujudkan kinerja professional,
modern, dalam nuansa pendidikan dengan dukungan kesejahteraan yang memadai dan berada
dalam lindungan kepastian hukum.

Guru adalah sosok pendidik yang sebenarnya. Dalam UU Ri Nomor 14 Tahun 2005
Tentang Guru dan Dosen Pasal 1 disebutkan bahwa guru adalah pendidik professional dengan
tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar dan pendidikan menengah.

Guru professional akan tercermin dalam penampilan pelaksanaan pngabdian tugas-


tugas yang ditandai dengan keahlian baik dalam materi maupun metode, rasa tanggung
jawab, pribadi, social, intelektual, moral dan spiritual, serta kesejawatan, yaitu rasa
kebersamaan diantara sesame guru. Sementara itu, perwujudan untuk kerja professional guru
ditunjang dengan jiwa profesionalisme yaitu sikap mental yang senantiasa mendorong untuk
mewujudkan diri sebagai guru professional.

10
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Di era globalisasi saat ini, Indonesia harus mampu meningkatkan mutu pendidikan,
sehingga tidak kalah bersaing dengan negara lain. Indonesia harus mencetak orang-orang
yang berjiwa mandiri dan mampu berkompetisi di tingkat dunia. Saat ini, Indonesia
membutuhkan orang-orang yang dapat berfikir secara efektif, efisien dan juga produktif. Hal
tersebut dapat diwujudkan jika kita mempunyai tenaga pendidik yang handal dan profesinal
yang mampu mencetak generasi bangsa yang pintar dan bermoral.

Ahmad Tafsir Mendefisinikan bahwa profesionalisme adalah paham yang


mengajarkan bahwa setiap pekerjaan harus dilakukan oleh orang yang professional. Istilah
professional aslinya adalah kata sifat dari kata “profession” (pekerjaan)yang berarti sangat
mampu melakukan pekerjaan. Sebagai kata benda, professional lebih berarti orang yang
melaksanakan sebuah profesi dengan menggunakan profesi sebagai mata pencarian (Mc.
Leod,1989).

Secara sederhana pekerjaan yang bersifat professional adalah pekerjaan yang hanya
dapat dilakukan oleh mereka yang secara khusus disiapkan untuk itu dan bukan pekerjaan
yang dilakukan oleh mereka yang karena tidak dapat atau tidak memperoleh pekerjaan yang
lainnya. Profesionalisme yang berdasarkan keterbukaan dan kebijakan terhadap ide-ide
pembaharuan itulah yang akan mampu melestarikan eksitensi sekolah.

Profesionalisme guru merupakan kondisi, arah, nilai, tujuan, dan kualitas suatu
keahlian dan kewenangan dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang berkaitan dengan
pekerjaan seseorang yang menjadi mata pencaharian. Adapun guru yang professional itu
sendiri adalah guru yang berkualitas, berkompeten dan guru yang dikehendaki untuk
mendatangkan prestasi belajar serta mampu mempengaruhi proses belajar siswa yang
nantinya akan menghasilkan prestasi belajar siswa yang lebih baik.

11
3.2. Saran

Guru memegang peranan penting terhadap keberhasilan implementasi kurikulum,


karena pada hakekatnya gurulah yang melaksanakan kurikulum di dalam kelas. Peningkatan
kualitas Pendidikan Indonesia tidak cukup hanya dalam pembenahan di dalam kurikulum saja
tetapi juga memperhatikan profesinalisme guru dalam mendidik sehingga terwujud
pendidikan yang berkualitas. Dan juga diperlukan peran pemerintah dalam memberi bekal
keterampilan dan kreatifitas pendidik untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan
mengajar mereka.

12
DAFTAR PUSTAKA

Wau, Yasaratodo. (2020). Profesi Kependidikan. Medan: Unimed Press.


Suhertian, PA. (1994). Profil Pendidikan Profesional. Malang: Andi Offiset Yogyakarta.
Nata, Abudin. (2003). Manajemen Pendidikan. Jakarta: Prenada Media.
Samana, A. (1994). Profesionalisme Keguruan. Yogyakarta: Kanisius.
Siagian, SP. (2003). Administrasi Pendidikan Teori dan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Mantja, W. (2000). Manajemen Pendidikan dalam Era Reformasi. Jurnal Ilmu pendidikan
, Mei, Jilid 7, 2.
Arvianto, IR. (2011). Penggunakan Multimedia Pembelajaran Untuk Meningkatkan
Pemahaman Konsep Siswa Dengan Pendekatan Intruksional. Universitas
Muhammadiyah Surakarta, 2, 170-179.
Rifai, Rahmat. (2018). Identifikasi Perilaku Dan Karakter Awal Peserta Didik. Jurnal
Hikmah, 15, 1, 28-34.

13

Anda mungkin juga menyukai