Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS VIDEO MOTIVASI GURU DENGAN JUDUL “KETULUSAN

SEORANG GURU DI THAILAND” DALAM PERSPEKTIF LITERASI


BAHASA INDONESIA

Nasya Nabila Said


Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan
Jalan Williem Iskandar Pasar V, Medan
Email: nasyanbls146@gmail.com

Abstrak

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dan membahas secara lebih
mendalam pada video motivasi guru dengan judul “Ketulusan seorang guru di Thailand”
dengan makna yang ada dalam video dan unsur-unsur yang digunakan video tersebut. Jenis
penelitian ini adalah menggunakan metode pendekatan deskriptif kualitatif yang dilakukan
dengan cara menonton, menyimak dan mencermati film pendek tersebut. Sumber data dalam
penelitian ini adalah dari jurnal dan sumber yang relevan. Video ini menceritakan seorang
guru yang membantu siswanya dalam menghadapi musibah yang ditimpa siswa tersebut.
Adapun hasil dari video ini menunjukkan bahwa film pendek tersebut mengandung nilai
motivasi guru bahwa pentingnya menjadi seorang guru yang baik dan patut dicontoh oleh
seluruh guru di dalam negeri maupun luar negeri.

Kata Kunci : Motivasi, Guru, Patut di contoh.

Abstrack

The aim of this research is to analyze and discuss in more depth the teacher motivation video
with the title "Sincerity of a teacher in Thailand" with the meaning in the video and the
elements and theories used in the video. This type of research uses a qualitative descriptive
approach method which is carried out by watching, listening and observing the short film.
The data sources in this research are from relevant journals and sources. This video tells the
story of a teacher who helps his students in dealing with the music bah that the students hit.
The results of this video show that the short film contains teacher motivation values
regarding the importance of being a good teacher and should be emulated by all teachers at
home and abroad.

Keywords: Motivation, Teacher, Exemplary.


A. PENDAHULUAN

Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya
manusia melalui kegiatan pengajaran yang dilakukan oleh guru dan peserta didik. Peserta
didik adalah anggota masyarakat, mereka berusaha mengembangkan potensinya melalui cara,
jenjang, dan jenis pendidikan tertentu dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dalam pasal 3
menyebutkan bahwa Pendidikan nasional berfungsi meningkatkan kemampuan penuh untuk
mengembangkan dan membentuk karakter dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam
kerangka pembangunan kehidupan intelektual bangsa, hal ini bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi orang yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta
menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Salah satu faktor dari dalam diri yang menentukan berhasil tidaknya dalam proses
belajar mengajar adalah motivasi belajar. Dalam kegiatan belajar, menurut Arianti. 2018
menyatakan bahwa "motivasi merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri yang
menimbulkan kegiatan belajar,yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar". Motivasi
belajar adalah merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual. Seseorang yang
mempunyai intelegensi yang cukup tinggi, bisa gagal karena kurang adanya motivasi dalam
belajarnya. Motivasi merupakan hal terrpenting dalam mencapai tujuan. Dalam organisasi
pendidikan, motivasi kerja sangat dibutuhkan demi kelancaran penyelenggaraan proses
pemebelajaran dan tercapainya tujuan pendidikan. Menurut Risda, 2014 motivasi penting
karena alasan sebagai berikut:

- Dengan memilki motivasi yang muncul karena kesadaran diri, guru lebih tekun dalam
pekerjaannya, guru memiliki kecermatan dan ketelitian dalam melaksanakan
pekerjaannya, serta adanya kesabaran dalam menyelesaikan pekerjaannya walaupun
membutuhkan waktu yang lama.

- Tanpa motivasi kerja baik suasana sekolah dan kelas menjadi kurang kondusif bagi
kegiatan pembelajaran. Secara positif dengan adanya motivasi kerja yang tinggi dimiliki
guru maka guru akan melaksanakan semua rangkaian tugas yang ada sesuai denga
kecakapan dan kemampuan yang dimilinya dan yang diharapkan dalam mewujudkan
tujuan pendidikan.

- Disiplin merupakan jalan bagi guru untuk sukses dalam melaksanakan pekerjaannya, dan
mempertahankan prestasi kerja serta bersaing secara sportif.

Meningkatkan motivasi guru dalam bekerja merupakan suatu keharusan yang harus
dilakukan oleh kepala sekolah, karena tidak semua guru memiliki motivasi dalam
melaksanakan tugasnya. Dengan adanya peningkatan motivasi kerja guru yang dilakukan
kepala sekolah terhadap guru - guru dalam bekerja akan dapat meningkatkan motivasi guru
dalam bertugas sehingga proses belajar di Sekolah dapat berjalan dengan lancar. Motivasi
sangat diperlukan karena dengan motivasi ini diharapkan setiap individu mau bekerja keras
dan antusias untuk mencapai produktivitas kerja yang tinggi Menanamkan motivasi pada
dasarnya adalah menanamkan nilai- nilai. Oleh karena itu, komunikasi dan pembinaan rutin
adalah kuncinya.. Dengan adanya motivasi kerja guru dalam melaksanakan tugas dapat
memaksimalkan pencapaian proses pembelajaran yang berjalan secara lancar, tertib, dan
kondusif dalam mencapai tujuan pendidikan di sekolah. Dengan adanya peningkatan motivasi
guru melalui kepala sekolah, dapat membantu guru bersikap dan bertingkah laku penuh
tanggung jawab.

Guru menurut UU no. 14 tahun 2005 “adalah pendidik profesional dengan tugas
utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah.”Dalam dunia pendidikan, istilah guru bukanlah hal yang asing.
Menurut pandangan lama, guru adalah sosok manusia yang patut digugu dan ditiru. Digugu
dalam arti segala ucapannya dapat dipercaya. Ditiru berarti segala tingkah lakunya harus
dapat menjadi contoh atau teladan bagi masyarakat.Perkembangan baru terhadap pandangan
belajar mengajar membawa konsekuensi kepada guru untuk meningkatkan peranan dan
kompetensinya karena proses belajar mengajar dan hasil belajar siswa sebagian besar
ditentukan oleh peranan dan kompetensi guru. Guru yang kompeten akan lebih mampu
mengelola kelasnya sehingga hasil belajar siswa berada pada tingat optimal.Peran seorang
guru sangatlah signifikan dalam proses belajar mengajar. Peran guru dalam proses belajar
mengajar meliputi banyak hal seperti sebagai pengajar, manajer kelas, supervisor, motivator,
konsuler, eksplorator, dsb. Yang akan dikemukakan disini adalah peran yang dianggap paling
dominan dan klasifikasi guru menurut Uzer Usman (dalam Arianti. 2018) adalah sebagai
berikut:

a) Guru sebagai motivator

1. Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan menantang. Guru harus mampu
membuat proses pembelajaran tidak membosankan, tetapi justru membangkitkan
minat dan semangat belajar siswa.
2. Memberikan umpan balik dan penguatan positif. Guru perlu memberikan apresiasi
dan penghargaan atas usaha dan prestasi siswa, sehingga mereka termotivasi untuk
terus belajar dan berkembang.
3. Memahami kebutuhan dan karakteristik siswa. Guru harus mengenal latar belakang,
minat, dan gaya belajar masing-masing siswa agar dapat memberikan motivasi yang
sesuai.
4. Menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi. Guru tidak hanya menggunakan
metode ceramah, tetapi juga menerapkan metode yang lebih interaktif dan melibatkan
siswa secara aktif.
5. Memberikan tantangan dan tujuan belajar yang jelas. Guru perlu menetapkan target
pembelajaran yang realistis dan menantang, sehingga siswa terdorong untuk
mencapainya.
6. Menumbuhkan rasa percaya diri dan harga diri siswa. Guru harus mampu membangun
keyakinan dan kepercayaan diri siswa dalam belajar.
Dengan peran guru sebagai motivator, diharapkan siswa akan lebih bersemangat, aktif,
dan bertanggung jawab dalam proses pembelajaran, sehingga dapat mencapai hasil belajar
yang optimal.

b) Guru sebagai Mediator

1. Menghubungkan siswa dengan sumber belajar


- Guru berperan untuk memperkenalkan dan membimbing siswa dalam mengakses
berbagai sumber belajar, baik cetak maupun digital.
- Guru membantu siswa memanfaatkan sumber belajar secara efektif dan efisien.
2. Menghubungkan siswa dengan materi pembelajaran
- Guru berperan untuk mengorganisasikan dan menyajikan materi pembelajaran
dengan baik.
- Guru membantu siswa memahami konsep-konsep penting dalam materi
pembelajaran.
- Guru menghubungkan materi pembelajaran dengan pengalaman dan pengetahuan
siswa.
3. Menghubungkan siswa dengan lingkungan belajar
- Guru berperan untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, baik fisik
maupun psikologis.
- Guru memfasilitasi interaksi dan komunikasi yang efektif antara siswa dengan
guru, siswa dengan siswa, serta siswa dengan lingkungan.
4. Menghubungkan siswa dengan teknologi
- Guru berperan untuk mengintegrasikan teknologi dalam proses pembelajaran.
- Guru membantu siswa memanfaatkan teknologi sebagai alat bantu belajar.

Dalam perannya sebagai mediator, guru bertindak sebagai penghubung, fasilitator, dan
pengarah agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan efektif. Guru membantu
siswa untuk membangun koneksi dan pemahaman yang lebih mendalam terhadap materi
pembelajaran.

c) Guru sebagai Fasilitator


Guru sebagai fasilitator mengacu pada peran guru dalam memfasilitasi dan
mendukung proses pembelajaran siswa. Beberapa poin penting terkait guru sebagai
fasilitator:

1. Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif


- Guru berperan untuk mengatur dan mengelola kelas agar tercipta suasana belajar
yang nyaman, aman, dan menyenangkan bagi siswa.
- Guru menyediakan sumber belajar, media, dan alat-alat pembelajaran yang
dibutuhkan siswa.
2. Membimbing dan mengarahkan siswa
- Guru berperan sebagai pembimbing yang membantu siswa menemukan dan
memecahkan masalah dalam belajar.
- Guru memberikan arahan, saran, dan umpan balik yang konstruktif kepada siswa.
3. Memfasilitasi proses pembelajaran aktif
- Guru berperan untuk mendorong dan memfasilitasi siswa agar terlibat secara aktif
dalam kegiatan belajar.
- Guru menerapkan metode pembelajaran yang berpusat pada siswa (student-
centered learning).
4. Mengembangkan kemandirian belajar siswa
- Guru berperan untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan belajar
mandiri, seperti merumuskan tujuan belajar, mengelola waktu, dan mengevaluasi
hasil belajar.
- Guru mendorong siswa untuk bertanggung jawab atas proses dan hasil belajarnya.
5. Menjadi model dan sumber belajar
- Guru berperan sebagai model yang memberikan contoh dan keteladanan dalam
belajar dan berperilaku.
- Guru menjadi sumber belajar yang dapat memberikan informasi, pengetahuan,
dan wawasan bagi siswa.

Dalam perannya sebagai fasilitator, guru tidak lagi berperan sebagai satu-satunya
sumber belajar, melainkan lebih berfokus pada memfasilitasi dan mendukung siswa agar
dapat belajar secara aktif, mandiri, dan bermakna.

d) Guru sebagai pengelola kelas

Guru sebagai pengelola kelas mengacu pada peran guru dalam mengelola dan
mengorganisasikan kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Beberapa poin penting terkait guru
sebagai pengelola kelas:

1. Perencanaan dan pengorganisasian kelas


- Guru berperan dalam merencanakan dan mengorganisasikan tata ruang kelas,
pengaturan tempat duduk, dan pengaturan alat-alat pembelajaran.
- Guru menyusun rencana pembelajaran yang sistematis dan terstruktur.
2. Pengelolaan kegiatan pembelajaran
- Guru berperan dalam mengatur dan mengelola kegiatan pembelajaran, seperti
membuka pelajaran, menyampaikan materi, menggunakan metode dan media
pembelajaran yang sesuai.
- Guru memastikan kegiatan pembelajaran berjalan dengan lancar dan efektif.
3. Pengelolaan interaksi di kelas
- Guru berperan dalam mengelola interaksi antara guru dengan siswa, serta
interaksi antar siswa.
- Guru menciptakan suasana kelas yang kondusif untuk belajar, seperti membangun
komunikasi yang baik, mengelola perilaku siswa, dan menangani masalah-
masalah di kelas.
4. Pengelolaan sumber daya kelas
- Guru berperan dalam mengelola dan memanfaatkan sumber daya kelas, seperti
pemanfaatan media, alat peraga, dan teknologi pembelajaran.
- Guru memastikan ketersediaan dan kesiapan sumber daya kelas untuk mendukung
kegiatan pembelajaran.
5. Evaluasi dan perbaikan pengelolaan kelas
- Guru berperan dalam mengevaluasi efektivitas pengelolaan kelas yang telah
dilakukan.
- Guru melakukan perbaikan dan penyempurnaan dalam pengelolaan kelas
berdasarkan hasil evaluasi.

Dalam perannya sebagai pengelola kelas, guru bertanggung jawab untuk menciptakan
dan memelihara kondisi belajar yang optimal, sehingga proses pembelajaran dapat
berlangsung secara efektif dan efisien.

B. METODE PENELITIAN

Metode yang digunaka pada penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif.
Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan
menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya. Data dalam penelitian ini adalah data
kualitatif yang berupa kata-kata atau gambar bukan angka-angka,yaitu data yang di analisis
dan hasil analisisnya berbentuk deskripsi fenomena tidak berupa angka-angka atau koefisien
tentang hubugan antar variabel, Aminudin (dalam Rahayu. 2018). Jadi, penelitian deskriptif
kualitatif merupakan penelitian yang bertujuan menggambarkan atau menguraikan suatu
fenomena sosial dan prefektif yang diteliti. Dalam penelitian ini, peneliti dapat menonton,
menyimak dan menganalisis isi dari video pendek tersebut.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini menganalisis unsur-unsur instrinsik seperti tema, alur, latar, tokoh dan
penokohan, serta amanat dan ekstrinsik seperti budaya, sosial, dan agama pada video
motivasi yang berjudul “ Ketulusan Seorang Guru Di Thailand”. Setelah menganalisis unsur-
unsurnya, maka akan melakukan analisis teori-teori apa yang terkandung pada video tersebut.

A. Analisis Video

Di sebuah desa kecil di Thailand, hiduplah seorang kepala sekolah yang memimpin
sekolah kecil di Thailand. Sekolah tersebut sangat terjangkau uang sekolahnya, oleh karena
itu banyak siswa yang tidak mampu dapat bersekolah disekolah tersebut. Kepala sekolah
tersebut adalah sosok yang penuh dengan ketulusan. Dengan rasa empati yang tinggi beliau
dapat membuat uang sekolah dbawah rata-rata agar siswa yang memiliki ekonomi yang
berkecukupan dapat menikmati bangku sekolah. Suatu ketika datanglah seorang pengusaha
yang ingin membeli sekolah tersebut, beliau mengajukan harga yang cukup tinggi untuk
membeli sekolah tersebut kepada kepala sekolah. Namun dengan cepat kepala sekolah
tersebut menolaknya. Beliau tidak ingin sekolah itu ditutup, jika ditutup dimana anak-anak
dapat bersekolah nantinya. Dengan sifatnya yang mulia tersebut, sekolah itu akhirnya tidak
jadi dijual. Disekolah Thailand itu juga terdapat seorang guru wanita yang kejam terhadap
siswanya. Guru tersebut juga sering mengikat tangan siswa jika siswa tersebut melanggar
aturan sekolah seperti berkelahi, terlambat dan lainnya. Suatu ketika ada seorang siswa
perempuan yang dilanda bencana. Rumahnya kebakaran hingga barang dirumah nya hangus
terbakar tak tersisa. Guru perempuan itu pun sedih melihat seorang siswinya dilanda bencana.
Beliau bergegas ke desa anak tersebut dan membantu anak tersebut dengan penuh rasa ikhlas.
Anak tersebut begitu senang, ia tak menyangka ternyata guru yang kejam ternyata memiliki
sifat penolong dan empati tinggi. Akhirnya mereka semua bergotong-royong memberikan
sumbangan, dan menawarkan bantuan dalam berbagai bentuk.

1. Unsur Instrinsik

a) Tokoh
Tokoh utama:
- Guru wanita
- Seorang anak murid
- Kepala sekolah

Tokoh pendamping:
- Siswa didalam kelas
b) Penokohan
- Guru Wanita Bu Khun Somchai: Peduli terhadap siswa yang sedang mengalami kesulitan,
memiliki empati yang tinggi dalam membantu sesama manusia. Sedikit kejam dalam
mengajar siswa, namun dibalik kekejamannya beliau memilki hati yang tulus dalam
mengajarkan siswa-siswinya.
- Seorang siswa perempuan: Tidak mudah menyerah dalam menghadapi berbagai macam
masalah dalam hidupnya.
- MR. Rujisamorn: Seorang kepsek yang sudah lansia namun beliau sangat baik dalam
menjalankan tugasnya sebagai kepala sekolah. MR. Rujisamorn juga perhatian terhadap
siswa dan guru di sekolah walau beliau sudah tua, namun semangat nya untuk
membangkitkan sekolah sangat membara.
c) Latar
Latar yang digunakan pada cerita tersebut yaitu sekolah, kelas, rumah. Sekolah tepatnya pada
saat guru mengajar siswa dikelas. Dirumah pada saat kepala sekolah menceritakan kisahnya
di dalam rumahnya sendiri.
d) Tema
Tema pada video motivasi tersebut yaitu bercerita tentang kebaikan guru dan kepala sekolah
terhadap siswa yang tertimpa musibah.
e) Alur
Alur pada cerita tersebut adalah alur mundur, dikarenakan pada cerita tersebut seorang kepala
sekolah yang menceritakan kisah itu.
f) Amanat
Dari paparan diatas dapat ditarik amanat bahwa jadilah seseorang yang dermawan, dan
memiliki empati tinggi dalam membantu seseorang yang tertimpa musibah. Jadilah guru dan
kepala sekolah yang tulus dalam bekerja.
2. Unsur Ekstrinsik
1. Latar belakang sosial-budaya guru-guru di Thailand:
- Tradisi dan nilai-nilai pendidikan yang dianut di Thailand
- Kondisi sosial-ekonomi guru-guru di Thailand
- Peran dan status guru dalam masyarakat Thailand
2. Konteks pendidikan di Thailand:
- Kebijakan dan sistem pendidikan di Thailand
- Tantangan dan permasalahan yang dihadapi guru-guru di Thailand
- Upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidikan
3. Tujuan pembuatan video:
- Untuk memotivasi dan menginspirasi guru-guru di Thailand
- Sebagai kampanye atau gerakan untuk menghargai profesi guru
- Sebagai alat promosi atau publikasi bagi lembaga terkait
4. Latar belakang produksi video:
- Tim produksi, sutradara, dan produser video
- Dukungan atau sponsor dari lembaga pemerintah/swasta
- Proses pembuatan dan distribusi video
5. Respons masyarakat dan guru-guru di Thailand:
- Penerimaan dan reaksi positif/negatif terhadap video
- Dampak video dalam meningkatkan motivasi dan apresiasi terhadap guru

Analisis terhadap unsur-unsur ekstrinsik ini dapat membantu kita memahami konteks dan
tujuan pembuatan video, serta dampaknya dalam masyarakat Thailand. Hal ini dapat
memperkaya pemahaman kita terhadap video tersebut secara lebih komprehensif.
Film yang mengangkat kisah inspiratif tentang ketulusan seorang guru di Thailand
mengandung beberapa makna yang mendalam yaitu:
1. Ketulusan sebagai Kunci Kesuksesan : Kisah tersebut mengajarkan bahwa ketulusan
adalah kunci utama untuk mencapai kesuksesan dalam profesi apa pun. Guru yang tulus
dalam memberikan ilmu pengetahuan dan peduli terhadap murid-muridnya akan
memperoleh penghargaan yang besar dari masyarakat.
2. Pentingnya Dedikasi dan Semangat : Ketika seseorang memiliki dedikasi dan semangat
yang kuat terhadap pekerjaannya, ia akan mampu menghadapi segala rintangan dan
tantangan dengan keberanian. Seperti yang ditunjukkan oleh Khun Somchai, ketika
sekolah mereka hancur, ia tetap teguh dan berjuang untuk membangun kembali tempat
pendidikan mereka.
3. Kekuatan Gotong Royong : Cerita ini juga menyoroti kekuatan gotong royong dan
solidaritas di masyarakat. Ketika Khun Somchai membutuhkan bantuan, masyarakat desa
bersatu untuk membantunya memperbaiki sekolah. Hal ini menegaskan pentingnya saling
mendukung dan bekerja sama dalam mengatasi masalah.
4. Inspirasi bagi Generasi Muda : Film ini memberikan inspirasi bagi generasi muda untuk
menghargai nilai-nilai seperti kesetiaan, ketulusan, dan kerja keras. Mereka belajar bahwa
menjadi guru bukan hanya tentang memberikan pengetahuan, tetapi juga tentang
memberikan contoh dan menjadi teladan bagi orang lain.
5. Perubahan yang Positif dalam Masyarakat : Kisah ini menunjukkan bagaimana satu
individu dengan ketulusan dan semangatnya bisa menginspirasi perubahan positif dalam
masyarakat. Melalui tindakan-tindakan kecilnya, Khun Somchai berhasil menciptakan
lingkungan yang lebih baik dan mendukung bagi seluruh komunitasnya. Dengan
demikian, film ini tidak hanya menghibur tetapi juga memberikan pelajaran berharga
tentang pentingnya ketulusan, dedikasi, dan kekuatan bersatu dalam menghadapi
tantangan kehidupan.
D. KESIMPULAN
Seorang guru harus dapat menunjukkan semangat dan antusiasme yang tinggi dalam
mengajar, bahkan di kondisi yang sulit sekalipun. Mereka rela menempuh perjalanan jauh
dan melewati rintangan demi dapat memberikan pendidikan terbaik bagi murid-murid
mereka.nVideo ini menekankan pentingnya peran guru dalam membentuk masa depan
generasi muda. Para guru tersebut memahami bahwa mereka tidak hanya sekedar mengajar,
tetapi juga membimbing, menginspirasi, dan menjadi teladan bagi para siswanya. Semangat
kolektivitas dan saling mendukung di antara para guru juga terlihat jelas. Mereka saling
berbagi pengalaman, saling memotivasi, dan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama
yaitu memberikan pendidikan berkualitas. Secara keseluruhan, video ini menyampaikan
pesan kuat tentang dedikasi, kerja keras, dan rasa tanggung jawab yang dimiliki oleh para
guru di Thailand. Mereka merupakan teladan bagi profesi guru di seluruh dunia.
DAFTAR PUSTAKA

Afridezi, Azhar Fadly.2019. Pengaruh Perilaku Guru dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja
Guru di Lingkungan Yayasan Pendidikan Cendana Baru. Jurnal Manajemen
Pendidikan. Vol 4(2).
Arianti. 2018. Peran Guru Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa. Jurnal
Kependidikan. Vol 12(2): 1978-0214.
Simarmata Herawati Risda. 2014. Upaya Peningkatan Motivasi Kerja Guru Sekolah Dasar.
Jurnal Administrasi Pendidikan FIP UNP. Vol 2(1)
Kartini Dewi, Anggraini Dini. 2021. Implementasi Pancasila Dalam Pendidikan Sekolah
Dasr. Jurnal Of Education Phisychology and Counselling. Vol 3(1).

Anda mungkin juga menyukai