Anda di halaman 1dari 10

PERAN GURU SEBAGAI FASILATATOR DAN MOTIVATOR DALAM

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPS 4 DI SMAN 6 BONE

Alfian1, Zainal Arifin2


Program Studi Pendidikan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum,
Universitas Negeri Makassar
alfianjallojallo@gmail.com, arifin.zainal1972@gmail.com

ABSTRAK

Alfian, 2021.Peran Guru Sebagai Fasilitator Dan Motivator Dalam Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Kelas XI IPS 4 SMAN 6 Bone Skripsi. Program Studi Pendidikan Sosiologi,
Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum Universitas Negeri Makassar (dibimbing oleh ZainalArifin
dan M. Ridwan Said Ahmad).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) Peran guru sebagai fasilitator dan motivator
dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPS 4 SMAN 6 Bone, dan
2)Kendala/penghambat guru sebagai fasilitator dan motivator dalam meningkatkan hasil
belajar siswa kelas XI IPS 4 SMAN 6 Bone. Jenis penelitian ini merupakan penelitian
kualitatif dengan pendekatan deskriptif Jumlah informan pada penelitian ini sebanyak 6
orang yang ditentukan melalui teknik purposive sampling dengan kriteria informan guru
yang aktif mengajar, guru yang mengajar di kelas XI IPS 4 SMAN 6 Bone. Teknik
pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi.Teknik pengabsahan data
menggunakan member check.Teknik analisis data dengan cara reduksi data, penyajian data,
penarikan kesimpulan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1) Peran guru sebagai fasilitator dan motivator
dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPS 4 SMAN 6 Bone yaitu: Fasilitator: (a)
guru sebagai demonstrator (b) sebagai mitra dalam belajar. (c) guru sebagai mediator. (d)
guru sebagai fasilitator. (e) guru sebagai kreator. (f).penggunaan media pembelajaran (g)
guru sebagai pengelola pembelajaran. Motivator: a. Memperjelastujuan yang ingindicapai b.
Menggunakanvariasimetode yang menarik. c. Memberikan pujian kepada siswa.2)
Penghambat guru sebagai fasilitator dan motivator yaitu: fasilitator: a. Media belajar. b.
Sumberbelajar. Motivator:(a) guru sebagai evaluator, (b) keterampilan dan karaktersiswa,
dan(c) penggunaan model pembelajaran.

Kata Kunci: Fasilitator dan motivator, penghambat/kendala pembelajaran

Alfian, Zainal Arifin | 1


ABSTRACT

Alfian, 2021.The Role ofTeachers as Facilitator and Motivators in Improving Student


Learning Outcomes of Class XI Social Science 4 SMAN 6 Bone.Thesis. Sociology
Education Study Program, Faculty of Social Sciences and Law State University of
Makassar (Supervised by ZainalArifin and M. Ridwan Said Ahmad).

This research aims to determine 1) the role of teachers as facilitators and motivators in
improving student learning outcomes in class XI IPS 4 SMAN 6 Bone, and 2)
Obstacles/barriers to teachers as facilitator and motivators in improving student learning
outcomes in class XI IPS 4 SMAN 6 Bone. This type of research is qualitative research with
descriptive approach.Number of informants in this reaserch were 6 people who were
determined through purposive sampling technique with the criteria of teachers informants
who taught in class XI IPS 4 SMAN 6 Bone. The data collection techniques used were
observation, interviews, and documentation. Data validation technique using member check.
Data analysis techniques by mean of data reduction, data presentation, conclusion drawing
The results of this research indicate that 1) the teacher’s role as a facilitator and motivators
in improving student learning outcomes in class XI IPS 4 SMAN 6 Bone are: Facilitator: (a)
teacher as demonstrator (b) as a partner in learning. (c) teacher as mediator. (d) teacher as
facilitator. (e) teacher as creator. (f).the use of learning media (g) teacher as learning
manager. Motivators: a. clarify learning objectives b. using a variety of interesting methods
c. give praise to students. 2) inhibiting teachers as facilitator and motivators, namely:
Facilitator: a. learning media b. learning resources. Motivators: (a) teacher as evaluators, (b)
the skill and character of students, and (c) the use of learning models.

Keywords: facilitator and motivators, learning barriers/obstacles.

PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan suatu proses untuk berubah menuju yang lebih baik. Sebagai
suatu proses, maka akan melibatkan dan mengikutsertakan berbagai macam komponen dalam
rangka mencapai tujuan yang diinginkan. Pendidikan dipandang sebagai upaya terencana
dalam mengembangkan pengetehuan, keterampilan dan sekaligus mengembangkan
kepribadian peserta didik. Pendidikan adalah tuntunan dalam hidup tumbuhnya anak-anak,
dengan maksud pendidika menuntut segala kekuatan kodrat yang ada pada anak, agar mereka
sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan
kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Keberhasilan pembangunan nasional akan ditentukan
oleh keberhasilan guru dalam mengelolah pendidikan. Pada hakikatnya, penyelenggaraan dan
keberhasilan proses pendidikan pada semua jenjang pendidikan ditentukan oleh faktor guru,
disamping perlunya unsur-unsur penunjanglainnya.
Sanjaya (2013, h. 54) menyatakan bahwa Guru merupakan “salah satu komponen
pendidikan yang sangat penting dalam proses pembelajaran serta turut menentukan
keberhasilan pendidikan”. Guru adalah sumber belajar yang terpenting, dan guru merupakan
orang yang bertanggung jawab dalam pembelajaran. Guru mempunyai tugas untuk
mendorong, membimbing dan memberi fasilitas bagi murid untuk mencapai tujuan. Fungsi
dan peran guru harus dapat ditingkatkan mengingat fungsi dan peranan tersebut berpengaruh
terhadap pelaksanaan pendidikan di sekolah. Oleh karena itu, seorang guru harus membekali

Alfian, Zainal Arifin | 2


diri dengan berbagai kemampuan di dalam melakukan kegiatanpembelajaran.
Salah satu pendukung tercapainya tujuan pembelajaran adalah suasana pembelajaran
yang efektif. Untuk mencapai proses pembelajaran yang efektif, salah satu hal yang
memegang peranan penting bagi keberhasilan pembelajaran adalah peranan guru sebagai
motivator. Setiap pembelajaran guru harus memiliki strategi agar siswa dapat belajar efektif
dan efisien terhadap tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu
adalah harus menguasai teknik penyajian atau biasa disebut metodepembelajaran.
Komponen yang selama ini dianggap sangat mempengaruhi proses pendidikan adalah
komponen guru. Bagaimanapun bagus dan idealnya kurikulum pendidikan, lengkapnya
sarana dan prasarana pendidikan, tanpa diimbangi dengan kemampuan guru dalam
mengimplementasikanya, maka semuanya akan kurang bermakna. Proses pembelajaran akan
tercipta dengan baik apabila terjadi interaksi antara guru dan siswa. Guru adalah orang
dewasa yang secara sadar bertanggungjawab dalam mendidik, mengajar dan membimbing
peserta didik.
Guru memiliki peranan penting dalam keberhasilan proses pembelajaran.
Keberhasilan seorang guru dalam proses pembelajaran dapat dilihat dari tercapainya tujuan
pembelajaran. Salah satu tercapainya tujuan pembelajaran adalah siswa dapat memahami dan
mengerti mengenai materi yang disampaikan oleh guru. Mulyasa (2013, h. 53) menyatakan
bahwa guru juga memegang peranan utama dalam pembangunan pendidikan, khususnya
yang diselenggarkan secara formal di sekolah serta memiliki pengaruh yang sangat besar
dalam proses pembelajaran salah satunya adalah keberhasilan belajar siswa untuk mencapai
keberhasilan belajar siswa diperlukan peranan guru yaitu sebagai fasilitator dan motivator.
Tugas guru tidak hanya menyampaikan informasi kepada peserta didik, tetapi harus
menjadi fasilitator yang bertugas memberikan kemudahan belajar (facilitate of learning)
kepada seluruh peserta didik, agar mereka dapat belajar dalam suasana yang menyenangkan,
gembira, penuh semangat, tidak cemas, dan berani mengemukakan pendapat secarah terbuka.
Rasa gembira penuh semangat, tidak cemas, dan berani mengemukakan pendapat secara
terbuka merupakan modal dasar bagi peserta didik untuk tumbuh dan berkembang menjadi
manusia yang siap beradaptasi, menghadapi berbagai kemungkinan, dan memasuki era
globalisasi yang penuh berbagaitantangang.
Guru sebagai fasilitator harus memiliki sikap yang baik, pemahaman terhadap peserta
didik melalui kegiatan dalam pembelajaran dan memiliki kompetensi dalam menyikapi
perbedaaan individual peserta didik. Selain guru berperan sebagai fasilitator juga harus
berperan sebagai motivator dalam memberikan semangat kepada siswa. Hasil belajar akan
optimal kalau ada motivasi yang tepat. Terkait dengan ini maka kegagalan belajar siswa
jangan begitu saja mempermasalahkan pihak siswa, sebab mungkin saja guru tidak berhasil
dalam memberi motivasi yang mampu membangkitkan semangat dan kegiatan siswa untuk
berbuat atau belajar. Jadi tugas guru adalah bagaimana mendorong para siswa agar pada
dirinya tumbuhmotivasi.
Dalam mengembangkan kompetensi yang ingin dicapai oleh siswa, sebagai fasilitator
dan motivator dapat dikatakan bahwa guru berusaha melaksanakan fungsinya sebagai
fasilitator dan motivator dalam pembelajaran, hal ini dilihat dalam penyediaan media,
sumber, dan bahan ajar agar tujuan pembelajaran dapat dengan mudah dicapai oleh siswanya,
begitu juga dengan hal mengembangan kemampuan berpikir siswa, guru berusaha
menciptakan pembelajaran yang dapat meningkatkan rasa keingintahuan siswa, sebagai
fasilitator dan motivator guru melakukan pemilihan metode dalam kegiatan pembelajaran
yang dirancang sedemikian rupa untuk memberikan kesempatan bagi siswa dalam

Alfian, Zainal Arifin | 3


menyampaikan ide dan gagasanya, selain itu guru juga melakukan memonitoring dan
mengevaluasi sejauh mana pemikiran siswanya berjalan. SMAN 6 Bone sebelumnya
bernama SMAN 1 Kahu yang berlokasi di Jl. Andi Cakele No. 3 Desa Balle Kecamatan
Kahu Kabupaten Bone Provinsi Sulawesi Selatan.
Berdasarkan observasi penulis masih terdapat guru yang tidak memenuhi indikator
sebagai fasilitator yang dimana guru tidak menyediakan perangkat pembelajaran, media dan
peralatan belajar mengajar.SMAN 6 Bone walaupun sudah berakreditasi “A” tetapi masih
memiliki kekurangan dalam fasilitas sekolah yang membuat belajar mengajar di sekolah
menjadi tidak efektif yang membuat siswa belajar dengan fasilitas seadanya. Kurangnya
fasilitas belajar ini diungkapkan dalam websiteresmi sekolah. Kurangnya fasilitas belajar juga
mempengaruhi motivasi belajar siswa sehingga dapat memberikan pengaruh pada hasil
belajar siswa. Terkuhusus pada kelas XI IPS 4 berdasarkan keterangan seorang siswa SMAN
6 Bone bahwa siswa dikelas tersebut sering bolos pada saat jam belajar. Berdasarkan uraian
di atas, penulis tertarik untuk mengangkat permasalahan ini menjadi suatu penelitian yang
berjudul “Peran Guru Sebagai Fasilitator dan Motivator Dalam Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa Kelas XI IPS 4 SMAN 6 Bone”.

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif
Jumlah informan pada penelitian ini sebanyak 6 orang yang ditentukan melalui teknik
purposive sampling dengan kriteria informan guru yang aktif mengajar, guru yang mengajar
di kelas XI IPS 4 SMAN 6 Bone. Teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, dan
dokumentasi.Teknik pengabsahan data menggunakan member check.Teknik analisis data
dengan cara reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Peran Guru Sebagai Fasilitator dan MotivatorDalam Meningkatkan Hasil Belajar


Siswa Kelas XI IPS 4 Di SMAN 6 Bone

Guru adalah pemeran utama dalam proses pembelajaran, yang membentuk sumber
daya manusia yang berkualitas dan pribadi yang berkualitas dan pribadi yang berpengaruh
besar dalam proses pembelajaran. oleh karena itu, guru harus memiliki wawasan yang luas
dan mempunyai wibawa, dalam proses pembelajaran tentunya peran guru didukung dengan
adanya kemampuan guru dalam menguasai materi. Tidak hanya menguasai materi saja guru
juga harus memberikan contoh-contoh yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Hal
inilah yang mendorong guru harus terus belajar dan belajar tanpa memandang usia. Guru
sendiri adalah insan pembelajar, yang selain mengajar secara wajar juga terus belajar,
membaca, menulis, serta menghasilkan bahan-bahan ajar dan karya-karya ilmiah yang
relevan.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat diketahui bahwa guru SMAN 6
Bone menjalankan peran sebagai pendidik, pembimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan
mengevaluasi peserta didik khusunya pada peran sebagai fasilitator dan motivator. Hal ini
terkait dengan dengan temuan penulis di lapangan yang diungkapkan oleh beberapa informan
mengenai peran yang dilakukan dalam menjalankan peran fasilitator dan motivator pada
siswa. Para informan menganggap dengan memberikan pelatihan dan bimbingan pada siswa

Alfian, Zainal Arifin | 4


dapat mengembangkan keterampilan siswa, seperti di antaranya kemampuan berkolaborasi
dan berkomunikasi dan kemampuan memecahkan masalah dengan berpikir kritis.Selain dari
kegiatan praktik juga siswa diajarkan dan dilatih menggunakan teknologi-teknologi tertentu
dalam hal ini yang berkaitan dengan media pembelajaran.Berdasarkan pendapat yang telah
dijelaskan oleh Sanjaya (2016, h. 23) mengatakan bahwa lima indikator kebehasilan guru
sebagai fasilitator yaitu:“a)Guru menyediakan seluruh perangkat pembelajaran sebelum
dimulaib) Guru menyediakan fasilitas pembelajaran berupa metode, media serta peralatan
belajar c)Guru bertindak sebagai mitra bukan atasan d)Guru melakukan tugas dan fungsinya
yang telah ditentukan dalam undang-undang e)Guru tidak bertindak sewenang-wenang
kepada peserta didik
Dalam menjalankan peranya sebagai fasilitator dan motivator, guru SMAN 6 Bone
telah memenuhi peran guru sebagai fasilitator dan motivator dalam meningkatkan hasil
belajar siswa di kelas XI IPS 4 SMAN 6 Bone sebagaimana yang telah disebutkanMulyasa
(2013, h. 53) mengatakan bahwa “Tugas guru tidak hanya menyampaikan informasi kepada
peserta didik, tetapi harus menjadi fasilitator yang bertugas memberikan kemudahan belajar
kepada seluruh peserta didik, agar mereka dapat belajar dalam suasana yang menyenangkan,
gembira, penuh semangat, tidak cemas dan berani mengemukakan pendapat secara terbuka”.
Berkaitan dengan teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori struktural
fungsional dimana Ritzer (2014, h. 21) mengatakan bahwa “masyarakat merupakan suatu
sistem sosial yang terdiri dari bagian-bagian atau elemen-elemen yang saling berkaitan dan
saling menyatu dalam keseimbangan”. Guru merupakan salah satu elemen dalam dunia
pendidikan yang berperan besar dalam memberikan pengetahuan kepada siswa sebagai
fasilitator dan motivator. Teori struktural fungsional adalah dimana setiap struktur dalam
suatu sistem sosial merupakan fungsional terhadap orang lain. Guru dan siswa merupakan
bagian dari sistem yang saling berkaitan dan memiliki hubungan timbal balik serta saling
mempengaruhi.
Hasil penelitian ini sejalan atau relevan dengan penelitian yang telah ada sebelumnya,
sebagaiamana hasil dari penelitian Agustina (2017, h 89) menjelaskan bahwa “peran guru
sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran sudah terlaksana namun belum keseluruhan dan
adapun faktor yang menghambat yaitu guru minim fasilitas, gaya mengajar guru kaku,
kurangnya studi banding”. Hasil penelitian dari Elvirawaty (2014, h. 68) juga menjelaskan
bahwa “peran guru sebagai pengajar yang berkualitas yang dapat membuat dan melaksanakan
program pembelajaran yang disusun dengan baik”.
Peran fungsional guru dalam pembelajaran aktif yang utama adalah sebagai
fasilitator.Fasilitator adalah seseorang yang membantu peserta didik untuk belajar dan
memiliki keterampilan-keterampilan yang diperlukan dalam mencapai tujuan
pembelajaran.sebagai fasilitator, guru menyediakan fasilitas pedagogis, psikologis, dan
akademik bagi pengembangan dan pembangunan struktur kognitif siswanya.
Adapun motivasi adalah dorongan dan kekuatan dalam diri seseorang untuk
melakukan tujuan tertentu yang ingin dicapainya, motivasi juga memegang peranan penting
dalam memberikan gairah atau semangat dalam belajar, sehingga siswa yang termotivasi kuat
memiliki energi banyak untuk melakukan kegiatan belajar.Sebagai bagian dari struktur yang
ada di sekolah.
Guru memiliki hubungan dengan siswa secara fungsional. Hubungan ini memiliki arti
dimana guru yang berperan sebagai pendidik bertanggung jawab dalam pengembangan
karakter siswa, dalam hal ini peranan guru sebagai fasilitator dan motivator pada siswa.

Alfian, Zainal Arifin | 5


Selanjutnya guru sebagai fasilitator dalam meningkatkan hasil belajar, guru berperan
memberikan pelayanan untuk memudahkan peserta didik dalam kegiatan proses
pembelajaran. guru juga menjelaskan bahwa sebagai fasilitator kita harus bisa membeikan
pelayanan dan menyediakan fasilitas serta sarana dan prasarana pembelajaran kepada peserta
didik sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan dengan lancar.Nurdin dan
Andrianto (2019, h. 93-94) menyatakan bahwa “Fasilitator mempunyai beberapa bentuk yang
diberikan oleh guru seperti membuat ilustrasi/contoh, mendefinisikan, mentesis, bertanya,
bereaksi, mendengarkan, menciptakan, memberikan pandangan bervariasi, menyediakan
media, menyesuaikan metode pembelajaran”.
Adapun bentuk pelayanan atau fasilitator yang diberikan guru yaitu:
Pertama membuat ilustrasi atau contoh, yaitu guru sebelum memasuki materi
pembelajaran biasanya memberika stimulus agar siswa mempunyai minat dalam
pembelajaran yang dibawakan seperti memberikan gambaran pelajaran yang akan dibawakan
dan kemudian siswa diminta menebak tentang materi tersebut dari ilustrasi yang didengar
atau digambarkan.
Kedua guru mendefinisikan, yaitu guru meletakkan sesuatu yang dipelajari yang
secara jelas dan sederhana agar siswa dalam memahami materi yang telah dia pelajari bisa
dimengerti karna siswa mempunyai daya tangkap yang berbeda-beda dalam memahami
sesuatu seperti ada yang bisa paham dengan metode ceramah atau ada juga yang baru bisa
paham dengan cara menulis.
Ketiga menganalisis, yaitu membahas masalah menjadi banyak bagian sederhana
karna dalam setiap materi yang diajarkan pasti ada bagian yang menjadi yang tidak dipahami
siswa sehingg kita perlu menganalisis kembali materi yang sudah kita berikan dalam bentuk
pertanyaan.agar siswa lebih aktif dalam pembelajaran.
Keempat mentesis, yaitu dengan menenpatkan bagian dari masalah bersama sehingga
keseluruhan dapat dengan mudah dipahami.Kelima bertanya, yaitu dengan menngajukan
pertanyaan-pertanyaan bermakna dan tajam agar yang dipelajari dapat dimengerti, kita
memberikan kepada siswa agar bertanya mengenai materi yang belum dipahami selain dari
melatih dari fokus siswa juga bentuk evaluasi dari guru sejauh mana pemahaman yang
diketahui siswa dari materi yang sudah dipelajari.
Keenam bereaksi, yaitu merespon atau menanggapi pertanyaan yang diungkapkan
siswa agar aktif di dalam kelas karna biasanya malu dalam bertanya jadi kita sebagai guru
harus merespon dengan pertanyaan yang diajukan oleh siswa agar siswa juga merasa
diperhatikan.Ketujuh mendengarkan, yaitu memungkinkan siswa untuk menjelaskan
kesulitan dalam belajar, selain reaksi yang kita berikan terhadap siswa kita juga harus
mendengarkan masalah yang dialami siswa apakah masalah internal maupun eksternal agar
siswa merasa aman dan nyaman dalam belajar.
Kedelapan menciptakan kepercayaan diri, yaitu guru harus menjalankan peranya
sebagai fasilitator agar memberikan kepercayaan diri terhadap siswa agar berani dalam
mengungkapkan gagasan yang ingin disampaikan bukan justru menjadi otoriter di dalam
kelas sehingga membuat siswa takut untuk mengungkapakan gagasan, ide, pendapat
pikiranya dalam belajar.
Kesembilan memberikan pandangan yang bervariasi, agar siswa tidak bosan di dalam
kelas guru memberikan pembelajaran yang bervariasi baik itu dari segi pembawaanya
maupun dari isi materi yang di ilustrasikan ke dalam bentuk gambar.Itu salah satu bentuk
yang diberikan kepada siswa agar tidak cepat bosan dalam pembelajaran.

Alfian, Zainal Arifin | 6


Kesepuluh menyediakan media, penyediaan media ini sangat perlu dalam
pembelajaran, selain untuk memberikan pengetahuan teknologi kepada siswa juga dapat
membuat pelajaran lebih menarik lagi dan membuat waktu lebih efektif dalam memberikan
materi.
Kesebelas menyesuaiakan metode pembelajaran, guru dalam mengajar harus
memberikan metode-metode dalam setiap pembelajaran agar siswa lebih bergairah lagi dalam
mengikuti pembelajaran.juga merupakan bentuk profesinalisme guru di dalam melaksanakan
peranya di dalam kelas. Rusman (2016, h. 73) menyatakan bahwat ugas guru pada dasarnya
ada 3 kelompok kategori “1) Tugas Profesi, seseorang guru harus melakukan proses
pendidikan, pengajaran dan pelatihan sejarah. Senantiasa menceritakan bagaimana guru itu
memegang peranan penting dalam menjalangkan dan mengendalikan pendidikan Negara 2)
Tugas guru dalam bidang kemanusiaan, disekolah adalah merupakan perwujudan dari
tuntunan bahwa seseorang guru harus mampu menjadikan dirinya sebagai orangtua kedua.
Guru harus tetap menunjukkan wibawa tapi, tidak membuat siswa menjadi takut karena
wibawa yang diterapkanya. 3) Tugas guru dalam bidang kemasyarakatan, tugas ini
merupakan konsekuensi guru sebagai warga Negara yang baik turut mengembangkan dan
melaksanakan apa-apa yang telah digariskan oleh bangsa dan Negara lewat Undang-Undang
Dasar 1945”.
Selanjutnya peran guru sebagai motivator yaitu pertama memberikan hadiah, hadiah
merupakan alat pendidikan yang bersifat positif dan fungsinya sebagai alat pendidikan
represif positif. Memberikan hadiah kepada peserta didik biasanya mereka akan lebih terlihat
bersemangat dalam belajar terutama dalam kompetisi semacam kuis yang diberikan guru
diakhir pembelajaran. kedua kompetisi, saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat
untuk mendorong belajar anak, baik persaingan individu maupun kelompok dalam rangka
meningkatkan prestasi belajar.
Melaluicara belajar ini kita bisa mengukur sampai dimana pengetahuan masing-
masing siswa. Ketiga hukuman, hukuman merupakan pendidikan yang tidak menyenangkan,
alat pendidikan yang bersifat negative.Namun demikian, hukuman dapat menjadi alat
motivasi atau pendorong untuk mempergiat anak dalam belajar.
Keempat pujian, pujian merupakan bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus
merupakan motivasi yang baik. Apabila anak berhasil dalam kegiatan belajar, pihak keluarga
perlu memberikan pujian pada anak.Karena dengan pujian yang diberikan itu dapat membuat
anak lebih semangat dalam belajar.Kelima situasi lingkungan pada umumnya, setiap individu
terdorong untuk berhubungan dengan rasa mempunyai dalam melakukan interaksi secara
efektif dengan lingkunganya.
Salah satu yang dapat memotivasi siswa itu lingkungan yang positif, karena
lingkungan juga mempunyai peranan dalam membentuk karakter anak itu sendiri. Keenam
system imbalan yang diterima, imbalan merupakan karakteristik atau kualitas dari objek
pemuas yang dibutuhkan oleh seseorang yang dapat mempengaruhi motivasi atau dapat
mengubah arah tingkah laku dari satu objek ke objek lain yang mempunyai nilai imbalan
yang lebih besar.Uno dan Lamatenggo (2018, h. 112) mengemukakan bahwa “guru
merupakan model atau teladan bagi siswa dan semua orang yang menganggap dirinya
guru.dari sekian banyak pekerjaan yang dimiliki oleh guru, salah satu yang paling mendasar
adalah menjadi teladan atau model bagi siswanya dan kepada semua yang menganggapnya
sebagai guru”.
Dalam proses pembelajaran, sangat dibutuhkan motivasi siswa untuk meningkatkan
prestasi belajarnya. Karena, motivasi mampu memberikan fungsi yang penting yaitu: 1)

Alfian, Zainal Arifin | 7


memberikan kekuatan, dimana dengan bangkitnya motivasi, semua penghambat dapat diatasi
seolah-olah menghilangkan kebosanan, kejenuhan bahkan keputusasaan. 2) menyaring.
Dimana, motivasi tidak hanya menyaring apa yang akan dikerjakan, tetapi ia juga menyaring
bagiamana mengerjakanya. 3) mengarahkan. Dimana, motivasi mampu mengarahkan
perilaku, ketepatan arah dan sasaran dalam bertindak untuk menghindari pemborosan waktu
dan tenaga.

2. Faktor Penghamabat Guru Sebagai fasilitator danMotivator dalam Meningkatkan


Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPS 4 Di SMAN 6 Bone

Dalam menjalankan peran guru sebagai motivator dalam pelaksanaanya tentu terdapat
berbagai kendala atau hambatan yang dihadapi oleh guru dalam menanamkan atau
mengembangkan peran sebagai motivator. Belajar pada dasarnya merupakan suatu proses
perubahan tingkah laku yang terjadi dari adanya interaksi guru dengan siswa dan
lingkunganya.
Motivasi belajar siswa dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor.Faktor-faktor yang
dapat meningkatkan motivasi belajar siswa secara umum terbagi atas dua, yaitu internal atau
faktor yang berasal dari dalam dan faktor eksternal atau faktor yang berasal dari
dalam/pengaruh dari luar.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dilapangan, ditemukan beberapa hal yang
menjadi kendala atau hambatan guru dalam menjalankan peran sebagai motivator kepada
siswa.Soewarno (2016, h. 30) menjelaskan bahwa “kendala adalah suatu kondisi dimana
gejala atau hambatan dan kesulitan menjadi penghalang tercapainya suatu keinginan”.
Hambatan dari penelitian ini mempunyai kesamaan dengan penelitian terdahulu
Agustina (2017, h. 89) mengatakan hambatan yang dihadapi guru yaitu “guru dalam
menerapkan teori guru sebagai fasilitator masih kurang, minimnya fasilitator, wawasan guru
sebagai fasilitator masih kurang, kebiasaan lama guru dalam mengajar terlalu mempengaruhi
gaya guru sebagai fasilitator dikelas”.Kemudian hambatan dari penelitianElvirawaty (2014, h.
68) mengatakan bahwa “kendala yang dialami guru dalam proses pembelajaran yaitu “faktor
internal dan faktor eksternal dalam diri siswa. Faktor internal dalam penelitian ini adalah
tingkat pemahaman siswa yang berbeda-beda.Sedangkan faktor eksternal adalah dari
orangtua dan lingkungan pergaulan dan masyarakat di sekitar siswa”.
Kendala atau hambatan yang yakni pada penggunaan media pembelajaran.guru
menggunakan media pembelajaran tertentu pada saat mengajar. Penggunaan media yang
digunakan disesuaikan dengan kebutuhan mengajar. Guru memanfaatkan media-media
teknologi yang ada untuk membantu mereka dalam menjalankan peran mereka sebagai guru.
namun dalam menggunakan media pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran guru
menemukan kendala. Kendala yang dihadapi oleh guru yakni kurangnya keterampilan siswa
dan kurangnya pemahaman dalam belajar.
Hal ini menjadi kendala dalam kegiatan pembelajaran sehingga guru memerlukan
waktu lebih banyak untuk mengajar siswa dalam mengembangkan keterampilanya dalam
penggunaan media belajar.Hasil penelitian ini sejalan dengan kendala yang disebutkan
olehRidhowati dalam Komalasari (2010, h. 248) mengatakan bahwa “penggunaan media
pembelajaran merupakan salah satu kendala bagi guru dalam menjalankan peranya.Kendala
ini membuat guru membutuhkan waktu lebih lama untuk mengembangkan keterampilan
siswa dalam menggunakan media pembelajaran”.

Alfian, Zainal Arifin | 8


Sumber belajar adalah berbagai atau semua sumber, baik berupa data, orang dan
wujud tertentu yang dapat digunakan siswa dalam belajar, baik secara terpisah maupun
terkombinasi sehingga mempermudah siswa dalam mencapai tujuan
Kendala selanjutnya yang dihadapi oleh guru yaitu dalam menjalankan peran sebagai
fasilitator dan motivatoryaitu aspek disiplin yang dimna siswa masih kurang sesuai dengan
apa yang menjadi penilaian utama pada kurikulum 2013 sehingga tujuan yang ingin dicapai
tidak dapat terpenuhi.
Faktor kebiasaan belajar yaitu siswa hanya terbiasa belajar dengan cara menghafal,
cara ini tidak melatih kemampuan berpikir siswa dalam memecahkan masalah, dan cara ini
merupakan akibat dari penerapan pembelajaran konvensional dimana guru mengajarkan
konsep menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan yang dicontohkan oleh guru. model
pembelajaran seperti ini menekankan pada menghafal konsep dan prosedur guru
menyelesaikan soal.
Selanjutnya kendala atau hambatan yang dihadapai guru sebagai motivator dalam
pembelajaran adalah penggunaan model pembelajaran.pengunaan model didalam
pembelajaran sangat dibutuhkan guru untuk mengelolah kelas. Penggunaan model
pembelajaran juga dibutuhkan untuk mengembangkan kemampuan individu siswa dan
mempermudah guru menjalankan peranya.
Namun dalam penerapanya, guru menghadapi kendala berupa ketidak mampuan siswa
mengikuti arah jalanya kegiatan pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran
tertentu.Sehingga siswa membutuhkan lebih banyak waktu untuk bisa mengikuti jalanya
kegiatan pembelajaran. Hal ini sejalan dengan yang disebutkan Ridhowati dalam Komalasari
(2010, h. 248) bahwa “kejelasan kurikulum dan tingkat kesulitan materi dalam kurikulum
yang sulit dimengerti oleh siswa Sulitnya adaptasi pada model pembelajaran yang sering
berubah-ubah membuat guru perlu untuk menjelaskan dan mengajari lebih lama pada siswa
sehingga membutuhkan waktu untuk mengajar yang lebih lama”.
Berkaitan dengan teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori struktural
fungsional di mana Ritzer (2014, h. 21) mengatakan bahwa “masyarakat merupakan suatu
sistem sosial yang terdiri dari bagian-bagian atau elemen-elemen yang saling berkaitan dan
saling menyatu dalam keseimbangan”. Guru merupakan salah satu elemen dalam dunia
pendidikan yang berperan besar dalam memberikan pengetahuan kepada siswa sebagai
fasilitator dan motivator. Teori struktural fungsional adalah dimana setiap struktur dalam
suatu sistem sosial merupakan fungsional terhadap orang lain. Guru dan siswa merupakan
bagian dari sistem yang saling berkaitan dan memiliki hubungan timbal balik serta saling
mempengaruhi.
Hambatan dari penelitian ini mempunyai kesamaan dengan penelitian terdahulu
Agustina (2017, h. 89), dengan judul “ Peran guru sebagai fasilitator dalam proses
pembelajaran pendidikan agama islam di SMP Negeri 1 Wonosobo Kabupaten Tanggamus”.
Mengatakan hambatan yang dihadapi guru yaitu “guru dalam menerapkan teori guru sebagai
fasilitator masih kurang, minimnya fasilitator, wawasan guru sebagai fasilitator masih
kurang, kebiasaan lama guru dalam mengajar terlalu mempengaruhi gaya guru sebagai
fasilitator dikelas”. Kemudian hambatan dari penelitian Elvirawaty (2014, h. 68), dengan
judul “ Pengaruh ekstrinsik terhadap tingkat keberhasilan belajar sosiologi di SMAN 1
Watasoppeng”. Mengatakan bahwa “kendala yang dialami guru dalam proses pembelajaran
yaitu “faktor internal dan faktor eksternal dalam diri siswa. Faktor internal dalam penelitian
ini adalah tingkat pemahaman siswa yang berbeda-beda.Sedangkan faktor eksternal adalah
dari orangtua dan lingkungan pergaulan dan masyarakat di sekitar siswa”.

Alfian, Zainal Arifin | 9


PENUTUP
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada hasil dan pembahasan yang
diperoleh dari lokasi penelitian di SMAN 6 Bone, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Peran guru sebagai fasilitator dan motivator dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas
XI IPS 4 SMAN 6 Bone yaitu: Fasilitator: a. guru sebagai demonstratorb.sebagai mitra
dalam belajar. c. guru sebagai mediator. d. guru sebagai fasilitator. e. guru sebagai kreator.
f. penggunaan media pembelajaran g. guru sebagai pengelola pembelajaran. Motivator: (a)
memperjelas tujuan yang ingin dicapai. (b) menggunakan variasi metode penyajian yang
menarik. (c) memberikan pujian kepada siswa.
2. Penghambat guru sebagai fasilitator dan motivator yaitu: fasilitator: a. media belajar. b.
sumber belajar. Motivator: (a) guru sebagai evaluator, (b) keterampilan dan karakter
siswa, dan (c) penggunaan model pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, Ria. 2017. “Peran Guru Sebagai Fasilitator Dalam Proses Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam Di SMP Negeri 1 Wonosobo Kabupaten Tanggamus”.
Skripsi S1. FTDK. MPI. UIN Raden Intan. Lampung.

Elvirawaty. 2014. “Pengaruh Motivasi Ekstrinsik Terhadap Tingkat Keberhasilan Belajar


Sosiologi Di SMAN 1 Watansoppeng”. Skripsi S1. FIS, UNM. Makassar.

Gunawan, Imam. 2015. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik. Jakarta: Bumi
Aksara.

Hamzah B. Uno. dan Lamatenggo Nina. 2018. Tugas Guru Dalam Pembelajaran: Aspek
yang Memengaruhi. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Komalasari, Kokom. 2010. Pembelajaran Kontekstual: Konsep dan Aplikasi. Bandung: PT


Refika Aditama.

Mulyasa, E. 2013. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.

Ritzer, George. 2014. Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Prenada Media Group.

Rusman. 2016. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta:


PT RajaGrafindo Persada.

Sanjaya, Wina. 2016. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sanjaya. Wina. 2013. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.


Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Soewarno. 2016. Kendala-Kendala Yang Dihadapi Guru Dalam Memanfaatkan Media


Berbasis Komputer Di SD Negeri 10 Banda Aceh. Jurnal Pesona Dasar. 2 (4).

Alfian, Zainal Arifin | 1

Anda mungkin juga menyukai