Anda di halaman 1dari 12

HasIl telaah pendekatan TeachING at The RIght Level dI

SMAN 5 Kota CIREBON


• Indah Novita Sari
• Laila Ayusi Sari
• Lena Nurliyana
• Lisa Maghfirohtul Arofah
• Sindy Putri Utami
A. Teaching at the Right Level (TaRL) dalam Kurikulum
Merdeka
Teaching at the Right Level (TaRL) adalah pendekatan
pembelajaran yang menyesuaikan metode pengajaran dengan
tingkat pemahaman siswa. Pendekatan ini bertujuan untuk
memastikan bahwa materi pembelajaran disampaikan sesuai
dengan tingkat pemahaman individual siswa, sehingga mereka
dapat menguasai konsep secara efektif. J-PAL (Abdul Latif
Jameel Poverty Action Lab) dan Pratham.
Di dalam kelas tentu saja mungkin kerap kali menemui berbagai karakteristik
peserta didik, tidak terkecuali karakteristik perkembangan akademiknya. Ada
peserta didik yang cepat belajar dan ada juga yang sedikit lambat dalam
menerima pelajaran yang disampaikan guru. Salah satu faktor penyebabnya
yaitu karena level peserta didik tersebut belum tepat dengan level atau capaian
belajar yang ditetapkan.
TaRL merupakan pendekatan pedagogis yang memperhatikan persamaan level
kemampuan berdasarkan evaluasi. Peserta didik dikelompokan berdasarkan
tingkat pembelajaran dari usia dan kelas.
Selanjutnya guru harus secara konsisten mengukur kemampuan membaca,
menulis, dan memahami. Jika dalam prosesnya peserta didik tidak mencapai
hasil yang diharapkan, maka guru harus menyiapkan program remedial.
Pendekatan TaRL terbukti dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.
B. Telaah Rancangan Pembelajaran

Rancangan pembelajaran yang digunakan oleh guru pamong masih menggunakan rancangan pembelajaran lama yaitu
rancangan pembelajaran tahun 2020, dan saat ini masih berpatokan pada rancangan pembelajaran tersebut. Alasan guru
pamong masih menggunakan rancangan pembelajaran lama yaitu karena rancangan tersebut masih rancangan
pembelajaran yang mengacu pada kurikulum 2013 yang diterapkan di kelas XII dan tahun depan tidak akan digunakan
lagi, sehingga beliau mengatakan pembelajaran di kelas XII masih mengacu atau berpatokan pada kurikulum 2013.
Adapun dalam rancangan pembelajaran tersebut pendekatan pembelajaran yang digunakan oleh guru belum menggunakan
pendekatan Teaching at the Right Level. Hal tersebut dapat dilihat dari tujuan pembelajaran yang masih menggunakan
pendekatan saintifik. Kemudian dari langkah-langkah pembelajaran tidak ada pembagian level kemampuan peserta didik,
meskipun guru membagi peserta didik dalam beberapa kelompok, tetapi belum menyamakan level kemampuannya.
VIDEO Pembelajaran GURU PAMONG KELAS XII MIPA 1
C. Telaah VIDEO Pembelajaran

Dari hasil pengamatan di kelas XII MIPA 1, dalam proses pembelajaran guru belum menggunakan pendekatan Teaching at
the Right Level, karena dalam proses pembelajarannya guru belum membagi gaya belajar yang sesuai dengan karakteristik
pserta didik. Kemudian dalam rancangan perencanaan pembelajaran guru belum menyesuaikannya dengan hasil
identifikasi peserta didik serta pengelompokkan peserta didik dalam tingkat yang sama.
Dari hasil pengamatan terlihat bahwa peserta didik sudah cukup aktif dalam pembelajaran, dan guru juga meminta peserta
didik untuk berdiskusi dengan teman sebangkunya menentukan kalimat fakta dan opini, tetapi hal tersebut tidak
memahamkan siswa secara keseluruhan.
D. HASIL WAWANCARA
• Bagaimana cara mengetahui kebutuhan belajar peserta
didik? Karena setiap peserta didik memiliki kemampuan,
keterampilan, dan karakteristik yang berbeda-beda.

Setiap peserta didik adalah individu unik dengan gaya belajar, minat, dan kebutuhan
yang berbeda. Oleh karena itu, dalam kegiatan belajar seorang guru perlu mengenali
kebutuhan belajar peserta didik agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan secara efektif.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru pamong di sekolah, ada beberapa cara untuk
mengetahui kebutuhan belajar peserta didik di kelas, diantaranya yaitu guru harus bisa
mengecek kesiapan belajar peserta didik seperti mengelola kelas dengan baik dan
menunjukkan sikap disiplin. Selain itu untuk mendapatkan simpati peserta didik selama
proses pembelajaran di kelas, guru harus berpenampilan dan berkomunikasi dengan baik.
Kemudian ketika kegiatan pembelajaran berlangsung guru juga harus mampu merangkul
dan mengkondisikan peserta didik agar materi pembelajaran dapat disampaikan dengan
baik. Dalam hal ini untuk membangun perhatian peserta didik selama proses
pembelajaran, guru harus memberikan apersepsi, di mana melalui apersepsi tersebut
peserta didik dapat lebih siap untuk menghadapi pembelajaran baru dan membangun
pemahaman yang lebih baik.
Selain itu guru juga harus mampu mengetahui dan memahami karakteristik peserta didik. Di SMAN 5 Kota
Cirebon terdapat kelas IPA dan IPS, dimana pada setiap kelas tidak semua peserta didik memiliki kemampuan
berbahasa. Dalam hal ini dapat dilihat dari aspek kebahasaannya yakni (kemampuan peserta didik ketika membaca,
menulis, berbicara terutama pada saat dialog, diskusi, atau selama pembelajaran berlangsung, dan yang terakhir
adalah menyimak) dari hal tersebut dapat terlihat peserta didik mana yang terlibat aktif dan pasif selama kegiatan
pembelajaran. Supaya peserta didik dapat terlibat aktif selama kegiatan pembelajaran maka guru harus memberikan
stimulus kepada peserta didik. Guru juga harus selalu memberikan apresiasi kepada peserta didik agar mereka
selalu merasa dihargai.

• Bagaimana cara mengajar yang baik dan bagaimana Ibu menerapkan proses
pembelajaran sesuai kebutuhan peserta didik?

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru pamong di sekolah, cara mengajar yang baik yaitu guru harus
mempunyai pedoman di dalam pembelajaran. Diantaranya guru harus melakukan pendekatan kepada peserta didik.
Dalam hal ini terdapat beberapa pendekatan yang dapat guru gunakan selama proses pembelajaran berlangsung
seperti pendekatan kontekstual, komunikatif, dan terpadu. Dengan adanya pendekatan tersebut guru dapat
mengetahui kemampuan dan kebutuhan belajar peserta didik serta dapat memfasilitasi proses pembelajaran peserta
didik. Selain itu pendekatan tersebut dapat digunakan oleh guru untuk mengetahui kemampuan peserta didik,
sehingga guru dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik agar dapat terlibat aktif selama proses
pembelajaran.
• Apakah Ibu melakukan asesmen awal sebelum
proses pembelajaran? Jika iya, asesmen awal
tersebut dilakukan dalam bentuk apa?

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru pamong di sekolah, beliau


jarang melakukan asesmen awal. Namun untuk mengetahui
kemampuan peserta didik di awal pembelajaran guru hanya
memberikan pertanyaan pemantik. Menurut Sulistyaning Kartikawati
dalam buku Pengenalan Lapangan Persekolahan menyatakan bahwa
pertanyaan pemantik adalah pertanyaan yang bertujuan untuk
memandu siswa mendapatkan pemahaman sesuai dengan tujuan
pembelajaran. Pertanyaan pemantik dibuat oleh guru untuk
menumbuhkan rasa ingin tahu dan kemampuan berpikir kritis dalam
diri peserta didik. Selain pertanyaan pemantik, untuk mengetahui
kemampuan peserta didik guru pamong juga melakukan asesmen
formatif.
• .Apakah Ibu pernah mengelompokkan peserta didik berdasarkan tingkat kemampuan
tinggi, menengah, atau rendah?

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru pamong di sekolah, beliau belum pernah mengelompokkan peserta didik
berdasarkan tingkat kemampuan tinggi, menengah, atau rendah dalam kegiatan pembelajaran, karena apabila
dikelompokkan berdasarkan tingkatan tersebut akan menyinggung perasaan peserta didik. Namun di SMAN 5 Kota
Cirebon terdapat pengelompokkan kelas, seperti kelas unggulan yang terdapat di kelas XII MIPA 1, dimana kelas
tersebut berisikan peserta didik yang akan melanjutkan ke perguruan tinggi.

• Apakah Ibu pernah mendengar pendekatan TaRL? Apakah pendekatan tersebut bisa
diterapkan?

berdasarkan hasil wawancara dengan guru pamong di sekolah, beliau belum pernah mendengar istilah pendekatan
Teaching at the Right Level. Selama proses kegiatan pembelajaran pendekatan yang sering digunakan oleh guru
pamong adalah pendekatan kontekstual CTL (Contekstual Teaching Learning). Menurut beliau jika pendekatan
TaRL diterapkan akan menimbulkan kesenjangan bagi peserta didik, sehingga nantinya peserta didik akan merasa
minder. Jadi pendekatan tersebut belum dapat diterapkan karena tidak disesuaikan dengan kebutuhan belajar peserta
didik.
KESIMPU
LAN

Dari hasil telaah rancangan pembelajaran, pengamatan di kelas, dan wawancara kepada guru pamong, kami dapat menarik
kesimpulan bahwa di SMAN 5 Kota Cirebon khususnya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam proses
pembelajarannya belum menggunakan pendekatan Teaching at the Right Level, karena dengan pendekatan tersebut guru
pamong menganggap akan terjadi kesenjangan antara peserta didik, dan proses pembelajaran tidak akan berjalan dengan
baik.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai