Anda di halaman 1dari 20

M.K.

Profesi Kependidikan

MINI RISET
EVALUASI MANAJEMEN PENDIDIKAN

Oleh
Nama : Ayu Lestari
Nim :2142111002
Kelas : Reguler A 2014

JURUASAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis persembahkan kehadirat Allah SWT, atas inayah dan karunianya,
ilmu yang dicurahkan-Nya, sehingga mampu terdorong menyelesaikan tugas Mini Riset ini
walaupun dengan segala keterbatasan, semoga setetes curahan ilmu ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.
Penyusunan Mini Riset ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Profesi
Kependidikan.Penulis berterima kasih kepada Ibu dosen Prof. Dr. Rosmala Dewi, M.Pd selaku
dosen pengampu mata kuliah Profesi Kependidikan, yang telah memberikan arahan dan
informasinya dalam penyusunan makaah ini.
Penulis telah melakukan tugas ini semaksimal mungkin dan telah memanfaatkan berbagai
informasi dari semua literature yang bersangkutan dengan materi ini, tetapi penulis juga menyadari
bahwa tugas ini masih banyak kekurangan oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun guna kesempurnaan tugas ini.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih semoga dapat bermanfaat dan bisa menambah
pengetahuan bagi pembaca.

Medan, Mei 2017

Penulis

i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ...............................................................................................i
DAFTAR ISI ..............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................................1
1.2 Tujuan Penulisan ....................................................................................................1
1.3 Manfaat Penulisan ..................................................................................................1
BAB II KERANGKA PEMIKIRAN .......................................................................2
2.1 Kajian Teori ...........................................................................................................2
BAB III METODE PENELITIAN ...........................................................................5
3.1 Pengumpulan Data .................................................................................................5
BAB IV PEMBAHASAN ..........................................................................................6
4.1 Analisis Data ..........................................................................................................6
BAB V PENUTUP.....................................................................................................8
5.1 Kesimpulan ............................................................................................................9
5.2 Saran ......................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................10
DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Keberhasilan sebuah program dapat dilihat dari apa yang direncanakan dengan apa yang
dilakukan, apakah hasil yang diperoleh berkesesuaian dengan hasil perencanaan yang dilakukan.
Untuk dapat memperoleh implementasi rencana yang sesuai dengan apa yang direncanakan
manajemen harus menyiapkan sebuah program yaitu perencanaan, perencanaan ditujukan untuk
memperoleh fakta, data dan informasi tentang pelaksanaan program, apakah proses pelaksanaan
kegiatan dilakukan seusai dengan apa yang telah direncakan.
Perencanaan merupakan hal yang sangat penting yang harus dibuat karena berhubunggan
dengan berhasil tidaknya suatu tujuan organisasi. Perencanaan penting adalah perencanaan yang
dibuat dalam rangka mengurangi ketidakpastian, mengurangi kerugian baik material maupun
nonmaterial. Prencanaan biasa adalah perencanaan yang dibuat dalam rangka tugas sehari-hari
atau bersifat rutin, dengan maksud agar semua tugas dapat dilaksanakan secara teratur sehingga
tidak menimbulkan kerugian atau pemborosan. Perencanaan formalitas adalah perencanaan yang
sebenarnya tidak perlu tetapi dibuat untuk memenuhi ketentuan yang ada.

1.2 Tujuan dan Manfaat Penulisan


1. Untuk mengetahui apakah program yang dibuat itu berjalan dengan baik sebagaiman
mestinya sesuai dengan yang direncanakan, adakah hambatan yang terjadi dan bagaiman
para pelaksana program itu mengatasi hambatan tersebut.
2. Untuk mengetahui apakah program disekolah tersebut mencapai sasaran yang diharapkan
atau tidak.
BAB II
KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Konsep Dasar Monitoring dan Evaluasi
Secara konseptual, manajemen pendidikan meliputi perencanaan, pelaksanaan,
pengendalian, dan pengawasan mengenai (sumber daya manusia, sumber belajar, kurikulum, dana,
dan fasilitas) untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien (Engkoswara 1987; ISPI
1995; Manap 1999, 2008). Perencanaan pendidikan mempunyai peran penting dan berada pada
tahap awal dalam proses manajemen pendidikan, yang dijadikan sebagai panduan bagi
pelaksanaan, pengendalian, dan pengawasan penyelenggaraan pendidikan.
Esensi dari perencanaan adalah sebuah proses pengambilan keputusan yang dilakukan
secara sistematis, perencanaan berhubungan dengan masa mendatang, dan untuk mencapai tujuan
tertentu yang diinginkan. (Somantri, 2014: 1-3)
Untuk mengatasi keterbatasan kemampuan, kemauan, dan sumber daya yang dimiliki
dalam mencapai tujuan pendidikan dibutuhkan pengorganisasian dalam pendidikan. (Kurnadi,
2013: 241)
Menurut William H. Newman dalam bukunya Administrative Action Techniques of
Organization and Management : mengemukakan bahwa perencanaan adalah menentukan apa
yang dilakukan. Perencanaan mengandung rangkaian-rangkaian putusan yang luas dan penjelasan-
penjelasan dari tujuan, penentuan kebijakan, penetuan program, menetukan metode-metode dan
prosedur tertentu dan penentuan kegiatan berdasarkan jadwal sehari-hari. (Majid, 2005: 16)
T. Hani Handoko (1995) mengemukakan bahwa, Perencanaan (planning) adalah
pemilihan atau penetapan tujuan organisasi dan penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek,
program, prosedur, metode, sistem, anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.
Selanjutnya yang disebut perencanaan dalam pendidikan adalah, menurut Sergiovanni dan
Syaiful Sagala adalah tuntutan-tuntutan antaksiran-taksiran, pos-pos tujuan dan letak-letak
pedoman yang telah menjadi komitmen dan pernyataan keputusan yang tidak dapat ditarik
kembali, yang diatur dan disepakati bersama oleh pimpinan dan staf lembaga berdasarkan periode
waktu baik jangka pendek maupun panjang.
Dia juga berpendapat bahwa perencanaan pendidikan harus dilaksanakan berdasarkan
kesepakatan bersama, harus melibatkan banyak orang yang menghasilkan program-program yang
berpusat pada proses belajar mengajar pada institusi pendidikan.
Dengan demikian dalam mananjemen pendidikan hendaknya memperhatikan perencanaan,
karena perencanaan merupakan awal dari segala aspek yang akan dilakukan dalam manajemen
pendidikan, selain langkah awal perencanaan merupakan aktifitas untuk memilih berbagai
alternative tindakan yang kesemua itu bermuara kepada suatu target yang harus dicapai.

2.1.2 Ruang Lingkup Perencanaan Pendidikan


Menurut Umam (2013: 81-85) ruang lingkup perencanaan dipengaruhi oleh dimensi
waktu, spasial, dan tingkatan teknis perencaan. Ketiga dimensi ini saling berineraksi dan masing-
masing dimensi tersebut sebagai berikut:
1) Perencanaan dari Dimensi Waktu
a) Perencanaan Jangka Panjang (Long Time Planning)
Perencanaan ini meliputi jangka waktu 4 lebih sampai 8 tahun ke atas untuk lingkungan
Kendikbud. Dalam perencanaan ini belum ditampilkan sasaran-sasaran yang bersifat kuantitatif,
tetapi lebih kepada proyeksi atau perspektif atas keadaan ideal yang diinginkan dan pencapaian
keadaan yang bersifat fundamental, seperti propenas.
b) Perencanaan Jangka Menengah (Medium Term Planning).
Perencanaan ini meliputi jangka waktu satu tahun lebih sampai dengan empat tahun untuk
lingkungan Kemendikbud. Di Indonesia umumnya 5 tahun. Perencanaan jangka panjang ini
merupakan penjabaran atau uraian perencanaan jangka panjang. Walaupun perencanaan jangka
panjang ini masih bersifat umum, tetapi sudah ditampilkan sasaran-sasaran yang diproyeksikan
secara kuantitatif, seperti propeda. Di sekolah disebut Rencana Kerja Sekolah (RKS)
c) Perencanaan Jangka Pendek
Jangka waktunya kurang maksimal satu tahun untuk Kemendikbud. Perencanaan jangka
pendek tahunan (annual plan) disebut juga perencanaan operasional tahunan (annual operational
planning), seperti proyek-proyek . Di lingkungan sekolah disebut Rencana Kegiatan dan
Anggaran Sekolah (RKAS).
2) Perencanaan dari Dimensi Spasial
Perencanaan dilihat dari dimensi spasial adalah perencanaan yang memiliki karakter yang
terkait dengan ruang dan batasan wilayah.
a) Perencanaan Nasional
Perencanaan Nasional adalah suatu proses penyusunan perencanaan berskala nasional
sebagai konsensus dan komitmen seluruh rakyat Indonesia yang terarah, terpadu, menyeluruh
untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur, memeperhitungkan dan memanfaatkan sumber
daya nasional dan memerhatikan perkembangan internasional. Contoh Propenas dan perencanaan
pendidikan di Indonesia.
b) Perencanaan Regional
Perencanaan Regional ialah pilihan antarsektor dan hubungan antarsektor dalam suatu
wilayah (daerah ) sehingga disebut sebagai perencanaan daerah atau wilayah. Misalnya, propeda
dan perencanaan pendidikan di provinsi/ kabupaten/ kota.
c) Perencanaan Tata Ruang
Perencanaan tata ruang ialah perencanaan yang mengupayakan pemanfaatan fungsi
kawasan tertentu, mengembangkannya secara seimbang, baik secara ekologi, geografis, maupun
demografis. Misalnya perencanaan tata kota, perencanaan permukiman, perencanaan kawasan ,
perencanaan daerah transmigrasi, dan proyek-proyek.
3) Perencanaan dari Tingkatan Teknis Perencanaan
a) Perencanaan Makro
Perencanaan makro adalah perencanaan tentang ekonomi dan nonekonomi secara internal
dan eksternal. Perencanaan ekonomi makro meliputi berapa pendapatan nasional yang akan
ditingkatkan, berapa tingkat konsumsi, investasi pemerintah dan swasta, tingkat ekspor impor,
pajak, bunga bank, dan sebagainya. Pada setiap perencanaan pembangunan pendidikan nasional,
sebelum dirumuskan secara rinci dalam perencanaan sektoral dan regional maka diperlukan
perencanaan makro yang menggambarkan kerangka makro pendidikan yang berinteraksi satu
sama lainnya. Gunanya untuk melihat keseimbangan kedua faktor tersebut, baik secara internal
maupun eksternal, seperti perencanaan pendidikan nasional.
b) Perencanaan Mikro
Perencanaan mikro pendidikan adalah perencanaan yang disusun dan disesuaikan dengan
kondisi otonomi daearah di bidang pendidikan. Perencanaan mikro disebut juga pemetaan
pendidikan.
c) Perencanaan Sektoral
Perencanaan sektoral adalah kumpulan program dan kegiatan pendidikan yang mempunyai
persamaan ciri dan tujuan. Perencanaan sektoral memproyeksikan sasaran pembangunan sektor
pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan nasional yang telah ditentukan. Walaupun
perencanaan sektoral menekankan pada sektor tertentu, namun berhubungan dengan sektor lain.
Misalnya kaitannya dengan sektor ekonomi dengan nonekonomi, seperti perencanaan pendidikan
lokal/ provinsi/ kabupaten/ kota.
d) Perencanaan Kawasan
Ialah perencanaan yang memerhatikan keadaan lingkungan dan kawasan tertentu sebagai pusat
kegiatan dengan keunggulan komparatif dan kompetitif tertentu. Contohnya perencanaan
pendidikan kawasan Indonesia Timur.
e) Perencanaan Proyek
Ialah perencanaan operasional yang menyangkut operasinalisasi kebijakan dan pembangunan
dalam rangka mencapai sasaran sektor dan tujuan pembangunan. Contohnya Perencanaan Proyek
Unit Sekolah Baru Sekolah Menengah Kejuruan.

2.1.3 Langkah-langkah dalam Perencanaan


Asnawir menyatakan bahwa langkah-langkah dalam perencanaan adalah sebagai berikut:
a. Menentukan dan merumuskan tujuan yang hendak dicapai;
b. Meneliti masalah-masalah atau pekerjaan-pekerjaan yang akan dilakukan;
c. Masalah-masalah atau informasi-informasi yang diperlukan;
d. Menentukan tahap-tahap atau rangkaian tindakan;
e. Merumuskan bagaimana masalah-masalah tersebut akan dipecahkan dan bagaimana
pekerjaan pekerjaan itu harus diselesaikan;
f. Menentukan siapa yang akan melakukan dan apa yang mempengaruhi pelaksanaan
tindakan tersebut;
g. Menentukan cara bagaimana mengadakan perubahan dalam penyusunan rencana;
h. Perencanaan yang dibuat berguna untuk ;
i. Mengurangi ketidakpastian dan perubahan pada waktu mendatang. Tidak berarti rencana
yang telah disusun harus dilakukan, tetapi dalam kondisi tertentu mungkin perlu ada
penyesuaian-penyesuaian.
j. Mengarahkan perhatian pada tujuan ;Perencanaan dibuat sebagai penentu arah pencapaian
tujuan. Tujuan inilah yang akan dituju oleh semua anggota organisasi, mungkin metode
atau cara pencapaiannya berubah-ubah sesuai dengan situasi dan kondisi.
k. Penghematan biaya, Dengan adanya perencanaan memungkinkan diadakan penghematan-
penghematan.
l. Merupakan sarana pengendalian. Hasil kerja yang telah dilakukan sulit diukur apabila tidak
ada perencanaan terlebih dahulu yang akan dipakai sebagai standar. (Basuswata, 1993)
Dapat dipahami bahwa perencanaan dalam manajemen pendidikan merupakan kunci
utama dalam aktivitas berikutnya, aktivitas lain tidak akan berjalan dengan baik, bahkan mungkin
gagal jika tidak didahului oleh perencanaan. Jika tidak perencanaan, maka semua aktivitas dalam
pendidikan tidak akan jalan dengan baik. Sedangkan lainnya hanya bersifat menjalankan saja,
meskipun demikian bagian yang lain pun mempunyai peranan yang penting dalam mewujudkan
tujuan.
2.1.4 Prinsip-Prinsip Mental dalam Perencanaan
Perencanaan yang efektif hanya akan terlaksana jika setiap dari anggota dalam organisasi
mempunyai kesadaran tinggi tentang pentingnya perencanaan dalam membangun masa depan.
Terdapat tiga sikap yang menjadi prinsip mental setiap anggota individu organisasi dalam
membangun perencanaan yang efektif yaitu :
a) Kesadaran diri [ self awareness], dalam pengertian adanya kesadaran bahwa kita sendirilah
yang menjadi penentu masa depan kita [ we are the creator of our own future] ;
b) Tanggung jawab [ responsibility] , dalam pengertian memiliki tanggung jawab untuk
menuliskan masa depan yang di kehendaki dan langkah-langkah yang akan ditempuh untuk
mewujudkannya [we are responsible for writing our own script];
c) Intregritas [ intregity] adalah kemampuan seseorang untuk mewujudkan yang telah
direncanakannya, intregritas menurut kewajiban bahwa kitalah yang berkewajiban untuk
mewujudkan apa yang telah kita rencanakan [ we have an obligation to live our own script].
Ketiga prinsip mental tersebut menjadi landasan dalam pelaksanaan perencanaan. Sebuah
perencanaan yang baik (good planning) tanpa didasari oleh sikap mental (mindsets) kesadaran diri,
tanggung jawab integritas yang kuat tidak kan pernah menjadi kenyataan .

2.1.5 Proses Perencanaan Pendidikan


Perencanaan sebagai suatu proses adalah suatu cara yang sistematis untuk menjalankan
suatu pekerjaan. Dalam perencanaan terkandung suatu aktivitas tertentu yang saling berkaitan
untuk mencapai hasil tertentu yang diinginkan. (Swanto, 2010:45)
Menurut Banghart dan Trull perencanaan pendidikan meliputi (1973) :
1) Pendahuluan
2) Mengidentifikasi permasalahan pendidikan
3) Analisis area masalah perencanaan
4) Penyusunan konsep dan rencana
5) Mengevaluasi rencana
6) Menetukan rencana
7) Penerapan rencana
8) Rencana umpan balik
Perencanaan sangat penting adalah perencanaan yang harus dibuat karena berhubunggan
dengan berhasil tidaknya suatu tujuan organisasi. Perencanaan penting adalah perencanaan yang
dibuat dalam rangka mengurangi ketidakpastian, mengurangi kerugian baik material maupun
nonmaterial. Prencanaan biasa adalah perencanaan yang dibuat dalam rangka tugas sehari-hari
atau bersifat rutin, dengan maksud agar semua tugas dapat dilaksanakan secara teratur sehingga
tidak menimbulkan kerugian atau pemborosan. Perencanaan formalitas adalah perencanaan yang
sebenarnya tidak perlu tetapi dibuat untuk memenuhi ketentuan yang ada.
a) Menurut fungsi, perencanaan dapat dibagi menjadi perencanaan keuangan, perencaan
nonkeuangan, perencanaan produksi, perencanaan pendidikan, perencanaan kepegawaian
dan sebagainya tergantung fungsi organisasinya.
b) Menurut ruang lingkupnya, perencanaan dibagi menjadi perencanaan nasional,
perencanaan wilayah atau propinsi, perencanaan daerah atau kabupaten, dan perencanaan
local atau sekolah . Selain itu juga dapat dibagi menjadi perencanaan strategic, perencanaan
manajerial, dan perencanaan operasional. Dan dapat dibagi pula menjadi perencanaan
makro, perencanaan mezzo, dan perencanaan mikro.
c) Menurut formalitasnya, perencanaan dibagi menjadi perencanaan formal atau resmi, dan
perencanaan tidak resmi . Perencanaan formal adalah perencanaan yang dibuat tertulis
secara lengkap dengan ketentuan-ketentuan tertentu, berdasarkan peraturan tertentu
dilaksanakan ileh orang yang telah diberi kewenangan untuk itu dan dilaksanakan
pengawasan tertentu untuk kegiatan tersebut. Perencanaan tidak resmi adalah perencanaan
yang tidak tertulis secara lengkap dibuat hanya untuk pedoman secara garis besar saja.
Perencanaan pendidikan saat ini menggunakan proposisi sebagai berikut:
1. Perencanaan pendidikan harus menggunakan pandangan jangka panjang;
2. Perencanaan pendidikan harus bersifat komprehesif , artinya meliputi keseluruhan system
pendidikan (baik formal maupun nonformal);
3. Perencanaan pendidikan harus diintegrasikan kepada pembangunan masyarakat yang leboh
luas. Artinya memperhatikan pembangunan ekonomi, social budaya, politik, dan hankam;
4. Perencanaan pendidikan harus menjadi bagian integral dari manajemen pendidikan.
Perencanaan harus berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dan
pelaksanaannya;
5. Perencanaan pendidikan harus memperhatikan kuantitas dan kualitas pendidikan .
Pendidikan harus direncanakan dengan memperhatikan relevansi efisiensi, dan efektifitas.
Dalam merencanakan pendidikan perlu memperhatikan masalah-masalah pokok pendidikan
sebagai berikut:
1) Bagaimana menentukan prioritas tujuan dan fungsi system pendidikan dan sub-sistemnya;
2) Bagaimanakah cara menentukan cara yang terbaik dalam mencapai tujuan dan fungsi
tersebut;
3) Bagaimanakah perbandingan sumber daya yang dimiliki masyarakat dialokasikan untuk
pendidikan dibanding dengan peruntukan yang lain;
4) Bagaimanakah pembiayaan pendidikan dilakukan dan didistribusikan ke masyarakat, dan
siapa saja yang membiayai pendidikan;
5) Bagaimana keseluruhan sumber daya pendidikan dialokasikan untuk masing-masing jenis
dan komponen pendidikan.
Suatu rencana dikatakan baik, apabila;
1. Mempermudah tercapainya tujuan yang telah ditentukan sebelumnya;
2. Bersifat lues, artinya mengandung kemungkinan untuk perubahan-perubahan yang dengan
perkembangan dan situasi yang terjadi;
3. Bersifat rasional, artinya disusun berdasarkan fakta dan data, bukan merupakan hasil
khayalan dan dugaan yang tak berdasar;
4. Bersifat sederhana, artinya mudah dimengerti oleh pelaksana;
5. Harus bersifat praktis, artinya mudah dilaksanakan dan tidak bersifat abstrak dan idealis;
6. Mempunyai daya guna, artinya hasil pelaksanaan suatu rencana benar-benar dapat
dirasakan manfaatnya, baik bagi diri sendiri maupun masyrakat luas (Wursanto, 1987).

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi langsung dan
teknik wawancara.
Pengumpulan data melalui observasi dilakukan pada :
Hari/Tanggal : Sabtu, 6 Mei 2017
Waktu : 09.00 s/d Selesai
Tempat : MTs Swasta Yayasan Cerdas Murni
Wawancara dilakukan oleh dua narasumber, yaitu kepala sekola dan guru. Berikut ini akan
dijelaskan terlebih dahulu instrumen wawancara terhadap kepala sekolah:
Narasumber
Nama : Sumarlan, S.Pd
Jabatan : Kepala MTs Yayasan Cerdas Murni Medan
Alamat : Jalan Utama 1, Dusun II, Desa Kolam
No. Hp : 0813 7038 7232
Instrumen Wawancara :
1. Bagaimana sanksi yang dikeluarkan di sekolah ini apabila terjadi pelanggaran yang
disebabkan oleh guru atau pun siswanya?
2. Bagaimana aturan mengenai sistem pelaksanaan pendidikan di sekolah ini?
3. Bagaimana cara meningkakan mutu pendidikan di sekolah ini?
4. Apa visi dan misi sekolah ini? Apakah sudah terlaksana dengan baik?
5. Bagaimana proses pendanaan untuk mengelola sekolah?
Selanjutnya, wawancara kepada guru. Dalam hal ini adalah guru Bahasa Indonesia.
Narasumber
Nama : Riza Zuina Sari, S.Pd
Guru Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Alamat : Jalan Puyuh, No.3 Perumnas Mandala, Medan.
No. Hp : 0813 6137 7934

Instrumen Wawancara:
1. Bagaimana cara yang dilakukan untuk mengembangkan atau meningkatkan mutu peserta
pendidik?
2. Bagaimana keefektifan dan efisiensi kegiatan belajar mengajar di sekolah ini?
3. Apa saja penggunaan media pembelajaran yang sudah digunakan oleh guru?
4. Variasi seperti apa yang sudah digunakan dalam proses pembelajaran?
5. Bagaimana langkah-langkah dalam melakukan penilaian pembelajaran terhadap siswa?
6. Bagaimana kemampuan siswa dalam pemahaman materi yang telah diajarkan oleh guru?
7. Menurut Ibu, bagaimana lingkungan pembelajaran yang efektif saat pembelajaran di dalam
kelas?
8. Apakah penerapan dalam kegiatan pembelajaran yang tersusun di RPP?
9. Apakah dengan adanya perencanaan pembelajaran membantu proses pencapaian tujuan
pembelajaran?
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Analisis Data
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara, dapat
diperoleh informasi bahwa kepala sekolah telah melakukan proses perencanaan yag matang
terhadap para staf tata usaha serta guru, dan murid. Berdasarkan hasil pengamatan selama
observasi kepala sekolah melakukan beberapa kegiatan dalam proses perencanaan dalam
menejemen pendidikan diantaranya jawaban dari pertanyaan pewawancara adalah sebagai berikut:

1. Sanksi yang diberikan untuk guru, yag pertama panggil guru terlebih dahulu dan diberi
bimbingan kemudian dibina, jika sudah dibina guru tetap melaggar maka baru kita beri
sanksi berupa surat peringatan pertama, jika tetap tidak berubah maka akan ada peringatan
kedua, ketiga, dan jika tetap melanggar maka kita akan beri sanksi berupa pemecatan atau
pengeluaran dari sekolah. Kalau untuk siswa semua kewenangan diberika kepada PKS
Kesiswaan dan guru BP, jika sudah ditagani tapi tetap melakukan pelanggaran, maka akan
diserakan oleh kepala sekolah dan dilaukan pemecatan atau pemindahan.
2. Untuk sistem pendidikannya kita musyawarahkan tapi tetap harus melihat standart
pendidikan nasional dari UUD dan UU Pendidikan. Dari situ atura umumnya, baru dikelola
disekolah dan dimusyawarahkan kepada Kepala Yayasan. Kemudian kita ambil satu
keputusan untuk sekolah kita namun tetap merujuk pada Permendiknas.
3. Untuk meningkatkan mutu pendidikan kepada guru, yang pertama meningkatkan mutu
pendidikan kepada guru, kemudian memberikan pelatihan kepada guru baik berupa
workshop, berupa MGMT, kemudian seminar-seminar dan sebagainya. Kemudian untuk
siswa, diberikan ex school, kemudian kegiatan tambahan, kemudian untuk siswa
berprestasi akan diberikan bimbingan khusus kepada guru bidang studinya.
4. Untuk visi da misi sekolah:
Visi: Meningkatkan kualitas dari segi akhlak, kemudian meningkaka hasil daripada nilai
dari anak itu tersendiri. Supaya anak-anak itu memiliki kepribadian akhlak dan nilai yang
tinggi. Misi: Ada beberapa kegiatan yang kita lakukan: yang pertama untuk meningkatkan
kualitas atau mutu pendidikan, kedua akhlak dan kepribadian itu yang terpenting,
kemudian sikap disiplin anak itu yang harus kita capai sehingga anak-anak itu bisa disiplin,
kemudian penerapan dalam kehidupan sehari-hari, juga dimasyarakat, dikeluarga,
disekolah. Itulah yang harus kita capai.
5. Dalam hal proses pendanaan yang pertama yaitu dari siswa artinya yaitu pengutipan dari
pembiayaan pendaftaran, dari SPP siswa dan dari subsidi yayasan, dan dari dana
operasional sekolah. Dan untuk proses pengeluaran akan kita musyawarahkan dengan
kepala yayasan.

Dari hasil observasi dengan menggunakan teknik wawancara, dapat diperoleh data bahwa
kepala sekolah sudah melakukan tugasnya secara maksimal sebagai seorang kepala sekolah.
Melalui bantuan berbagai pihak, setiap kepitiasan yag diambil oleh kepala sekolah selalu melaui
jala musyawarah dan keputusan bersama, serta keputusan-keputusan yang diambil atau
diberlakukan disekolah sudah sesuai dengan peraturan yag berlaku baik dalam lingkup yayasan
maupun pemerintahan.
Selanjutnya hasil wawancara dari seorang guru bidang studi Bahasa Indonesia, hasil
wawancaranya adalah sebagai berikut:
1. Sebagai seorag guru terutama saya seorang guru bahasa indonesia, yang pertama itu
laksanakan pembelajara sesuai RPP yang saya buat. Kemudian saya akan mencari potensi
anak-anak dalam hal bahasa Indonesia, misalnya meningkatkan minat membacanya dan
menulisnya.
2. kalau disekolah ini sau les 40-45 menit, secara efektifnya pembelajaran itu tersampaikan,
tapi nanti kendalanya anak-anak kurag memahami. Tapi materinya akan disampakan ke
hari berikutnya. Jadi saya pikir secara keseluruha sudah cukup efektiflah.
3. Media yang saya buat adalah yag paing penting buku, kemudian alat penunjang yag lain
adalah audio atau alat-alat peraga, misanya kala dongeng, hewan misalnya.
4. Variasi, disamping meneragkan ada tanya jawab kepada anak-anak, kemudian ada bentuk
cerita, sehingga wawasannya lebih luas lagi, kemudian bentuk game, dan sebagainya.
5. Kami kan ada format penilaian dari sekola, kemudian dibuart penilaian saya sendiri baik
tugas, memberi da menjawab pertayaan, ada tugas kelompok, ada tugas persentase
kedepan, ada tugas praktek maupun penilaian dalam bentuk lisan.
6. Ada yang tercapai, ada yag belum sesuai yag ditargetkan. Namun jikabelum tercapai akan
ada remedial atau ulangan. Karena di raport nanti ada laporan.
7. Lingkungan yag paing menetukan, misanya di kelas mendukung media, waktu tempat,
suasana juga harus mendukung. Dan Alhamdulillah disekolah kami kan yag seperti itu
sudah tersedia, tinggal penerapan pada anak-anaknya saja.
8. Jika guru-guru yang sudah lama jarang yag berpatok pada RPP, namun tetap berpedoman
pada RPP, sehingga pembelajaran dapat tercapai.
9. Jelas, semua tercapai, kurikulum tercapa, RPP terlaksanakan. Tinggal peran gurunya saja.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Penilaian adalah proses pengumpulan, pengolahan, analisis dan interpretasi data
sebagai bahan pengambilan keputusan. Sehubungan dengan itu, setiap kegiatan penilaian
berujung pada pengambilan keputusan. Penilaian kinerja pendidik dan tenaga
kependidikan merupakan salah satu strategi pembinaan untuk menjaga profesionalitas
dalam melaksanakan tugasnya, pembinaan karir, peningkatan kompetensi dan penjaminan
mutu
DAFTAR PUSTAKA
Nanang Fattah, (1996), Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung, Remaja
Rosdakarya

Supriadie, D. (2000). Peran Pendidikan dalam Pengembangan Sumber Daya


Manusia : Bahan Pelatihan untuk Kepala Sekolah, Pengawas, KepalaTU SLTP dan MTS
se-Jawa Barat. Bandung : Proyek PeningkatanPendidikan Dasar Basic Education
Project Jawa Barat.

Wau, yasaratodo. 2017. Profesi Kependidikan. Medan : Unimed Press


DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran Surat Penelitian


2. Instrument Penelitian
3. Data Penelitian

Anda mungkin juga menyukai