Anda di halaman 1dari 17

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN

KEMAMPUAN MENULIS SISWA SD

Penulis

Andi Firmansah (D07219003)


Anggun Cahyaning Pramesti (D07219004 )
Dhini Hidayati (D07219007)
Nafidatul Chusniyah (D07219023)
Abstrak

Keterampilan menulis dengan baik adalah salah satu skil yang harus
diterapkan sejah masih duduk di bangku sekolah dasar (SD). Kegiatan pembelajaran
di kelas dihabiskan oleh guru dalam menjelaskan pelajaran, sedangkan siswa
mencatat dan mendengarkan guru. Strategi tradisional tidak efektif untuk solusi
pendidikan yang harus mengacu pada pembelajaran aktif. Oleh karena itu, cara
pandang ini dalam proses belajar mengajar menulis harus diubah dari menggunakan
strategi pembelajaran. Salah satu strategi pembelajaran yang berbasis pada strategi
yang berpusat pada siswa adalah strategi/strategi Ilmiah. siswa masih mengalami
kesulitan dalam menulis, seperti masalah bahasa, kognitif dan konten. Sebagai
pendidik, guru harus memastikan bahwa siswa mereka belajar sesuatu yang berguna,
bermanfaat dan langgeng untuk masa depan mereka. Tiga peran guru dalam proses
belajar mengajar menulis adalah sebagai motivator, narasumber (memberikan
klarifikasi dan fasilitasi), dan pemberi umpan balik. Oleh karena itu, guru
bertanggungjawab penuh untuk dapat meningkatkan skil menulis siswa SD, karena
menulis dengan baik harus dipelajari sedari kecil.
Kata Kunci :Strategi Pembelajaran, Meningkatkan Kemampuan Menulis, Siswa
Sekolah Dasar (SD).
PENDAHULUAN

Pembelajaran menulis yang efektif dapat memberikan kemudahan kepada


siwa untuk dapat mempelajari pembelajaran dengan mudah. Keterampilan menulis
dengan baik adalah salah satu skil yang harus. Oleh karena itu, diperlukan peran guru
untuk membantu dan membimbing siswa agar dapat mencapai tujuan pembelajaran.
Misalnya, guru berperan penting untuk dapat menerapkan strategi pembelajaran
kepada siswanya dalam proses pembelajaran menulis. Sayangnya, di Indonesia,
dalam praktiknya, pembelajaran menulis yang sering terjadi di kelas didominasi oleh
guru (Anshary et al., 2019).

Cara pandang ini biasa disebut pembelajaran dengan strategi teacher centered
atau strategi konvensional. Kegiatan pembelajaran di kelas dihabiskan oleh guru
dalam menjelaskan pelajaran, sedangkan siswa mencatat dan mendengarkan guru.
Strategi tradisional tidak efektif untuk solusi pendidikan yang harus mengacu pada
pembelajaran aktif. Oleh karena itu, cara pandang ini dalam proses belajar mengajar
menulis harus diubah dari menggunakan strategi pembelajaran. Salah satu strategi
pembelajaran yang berbasis pada strategi yang berpusat pada siswa adalah
strategi/strategi Ilmiah.

Menulis merupakan alat komunikasi linguistik, karena keterampilan


berbahasa ini digunakan untuk berkomunikasi satu sama lain. keterampilan menulis
dengan baik adalah salah satu skil yang harus dimiliki oleh setiap siswa karena
memberikan dampak positif bagi kehidupan siswa kedepannya. Sayangnya, siswa
masih mengalami kesulitan dalam menulis, seperti masalah bahasa, kognitif dan
konten. Dalam hal ini guru merupakan bagian yang sangat penting dalam proses
pengajaran menulis. Sebagai pendidik, guru harus memastikan bahwa siswa mereka
belajar sesuatu yang berguna, bermanfaat dan langgeng untuk masa depan mereka.
Tiga peran guru dalam proses belajar mengajar menulis adalah sebagai motivator,
narasumber (memberikan klarifikasi dan fasilitasi), dan pemberi umpan balik. Oleh
karena itu, guru bertanggungjawab penuh untuk dapat meningkatkan skil menulis
siswa SD, karena menulis dengan baik harus dipelajari sedari kecil (Nelson J et al.,

1992).
Efektivitas strategi Ilmiah telah sering diuji dalam studi terpisah/ independen
pada lingkup dan konteks yang berbeda, misalnya. Namun, efektivitas Strategi
khususnya dalam pembelajaran menulis dalam konteks yang berbeda membutuhkan
eksplorasi lebih lanjut. Oleh karena itu, dalam penelitian ini, strategi/strategi Ilmiah
diselidiki untuk mengetahui keefektifannya dalam pengajaran menulis pada siswa
SD.

METODE

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bersifat studi pustaka


(library research) yang menggunakan buku-buku dan literatur jurnal sebagai objek
yang utama. Literatur jurnal yang digunakan terdiri dari berbagai jurnal nasional
maupun internasional yang terpercaya. Namun penelitian yang dilakukan ini berfokus
pada quasi ekperimen dengan sampel penelitian yaitu pada siswa SD.

PEMBAHASAN

Keterampilan Menulis
Menulis adalah bagaimana seseorang mengomunikasikan pikiran dan
perasaannya dengan tanda-tanda yang terlihat. Artinya ketika seseorang menulis, ia
dapat mengungkapkan perasaan dan pikirannya yang memiliki makna. Dengan
demikian, menulis diartikan sebagai 'proses berpikir'. Oleh karena itu, menulis adalah
sebagai komunikasi linguistik, karena keterampilan berbahasa ini digunakan untuk
berkomunikasi satu sama lain. keterampilan menulis dengan baik adalah salah satu
skil yang harus dimiliki oleh setiap siswa karena memberikan dampak positif bagi
kehidupan siswa kedepannya (Iftanti, 2016).
Sayangnya, siswa masih mengalami kesulitan dalam menulis, seperti masalah
bahasa, kognitif dan konten. Dalam hal ini guru merupakan bagian yang sangat
penting dalam proses pengajaran menulis (Hadijah, 2019). Sebagai pendidik, guru
harus memastikan bahwa siswa mereka belajar sesuatu yang berguna, bermanfaat dan
langgeng untuk masa depan mereka. Tiga berperan sebagai sebagai motivator,
narasumber (memberikan klarifikasi dan fasilitasi), dan pemberi umpan balik. Oleh
karena itu, guru bertanggungjawab penuh untuk dapat meningkatkan skil menulis
siswa SD, karena menulis dengan baik harus dipelajari sedari kecil.
Mengajarkan Keterampilan Menulis
Pengajaran menulis sering dilihat sebagai cara untuk menyelesaikan pekerjaan
rumah dan tugas, terutama di tingkat dasar dan menengah. Kegiatan pembelajaran di
kelas dihabiskan oleh guru dalam menjelaskan pelajaran, sedangkan siswa
memperhatikan dan mendengarkan guru. Cara pandang ini biasa disebut
pembelajaran dengan strategi teacher centered atau strategi konvensional). Akibatnya,
teori Piaget dan Dewey menolak strategi pembelajaran tradisional ini, karena tidak
efektif untuk solusi pendidikan yang harus mengacu pada pembelajaran aktif. Dengan
demikian (Windarto, 2020). Secara harfiah, menentukan strategi apa yang akan
digunakan dalam pembelajaran merupakan hal yang penting bagi guru karena strategi
diartikan sebagai cara pandang seseorang terhadap proses pembelajaran.
Menentukan strategi apa yang akan digunakan dalam pembelajaran
merupakan hal yang penting bagi guru karena strategi diartikan sebagai cara pandang
seseorang terhadap proses pembelajaran. Dengan begitu, penerapan strategi yang
sesuai dapat membantu dan mempengaruhi keberhasilan pengajaran menulis di kelas.
Menentukan strategi mana yang akan diterapkan dalam proses pembelajaran
merupakan hal yang penting bagi guru karena strategi diartikan sebagai cara pandang
seseorang terhadap proses pembelajaran. Oleh karena itu, penerapan strategi yang
sesuai dapat membantu dan mempengaruhi keberhasilan pengajaran menulis di kelas
(Sismulyasih Sb, 2015).
Proses pembelajaran menulis lebih menitikberatkan pada aktivitas siswa
(proses pembelajaran) daripada produk pembelajaran. Ini harus dirancang dengan
baik untuk memberikan pengalaman dan pemahaman kepada siswa dalam belajar
menulis. Dengan demikian, mereka berperan sebagai pembangun makna, bukan
sebagai penerima makna. Oleh karena itu, diperlukan strategi pembelajaran yang
tepat untuk membantu guru dan peserta didik dalam proses belajar mengajar menulis.
Secara teoritis, strategi pembelajaran seperti Scientific Approach merupakan dua
strategi efektif yang dapat diterapkan dalam pembelajaran menulis. Oleh karena itu,
penelitian ini bertujuan untuk mengungkap keefektifan Strategi Ilmiah dalam
pengajaran menulis teks recount pada siswa (Sismulyasih Sb, 2015).

Strategi Berpusat pada Guru atau Strategi Konvensional


Strategi yang berpusat pada guru umumnya menggunakan strategi tradisional
yang didasarkan pada teori behavioris. Diklaim bahwa konsep behaviorisme yang
merekomendasikan stimulus-respons menjadi paradigma yang menonjol dalam sistem
pembelajaran di sepertiga terakhir abad kedua puluh (Khaerunisa, 2018). Oleh karena
itu, ini Strategi ini disebut strategi 'fokus pada bentuk’. Namun demikian, penerapan
strategi konvensional memberikan dampak positif, seperti guru dapat mengatur
kegiatan siswa di kelas dan mengenali karakteristik mereka.
Dengan demikian, strategi ini masih memiliki daya tarik untuk digunakan oleh
sebagian guru dalam proses belajar mengajar. Sebagai contoh, di Indonesia, guru
masih mendominasi seluruh proses belajar mengajar di kelas, terutama dalam
pengajaran menulis. Di sisi lain, strategi ini juga memiliki kelemahan. Hal ini
cenderung membuat peserta didik pasif menerima informasi hanya dari guru
membatasi kemampuan berpikir kreatif siswa (Khaerunisa, 2018).
Selanjutnya, strategi teacher-centered merepresentasikan pembelajar pasif dan
guru aktif di mana pembelajar mencatat dan mendengarkan guru dan guru
menyampaikan pengetahuan kepada mereka dengan demikian, peserta didik tidak
memiliki kesempatan untuk melakukan kegiatan yang sesuai dengan keinginan dan
minatnya Oleh karena itu, strategi teacher-centered kurang tepat diterapkan dalam
proses belajar mengajar mengingat siswa memiliki kemampuan dan karakteristik
yang berbeda, khususnya dalam pengajaran keterampilan menulis. Akibatnya,
prestasi belajar siswa menghasilkan hasil yang kurang memuaskan dan pembelajaran
yang tidak efektif. Oleh karena itu, strategi tradisional tidak efektif untuk solusi
pendidikan yang harus mengacu pada pembelajaran aktif (Khaerunisa, 2018).

Strategi/Strategi Ilmiah
Strategi yang berpusat pada siswa berarti peserta didik sebagai subjek
pembelajaran Salah satu jenis strategi pembelajaran berbasis strategi student centered
adalah Strategi Ilmiah. Pada Kurikulum 2013 ini, penggunaan Strategi Ilmiah
menjadi terkenal dalam dunia pendidikan di Indonesia. Awalnya, strategi ini telah
digunakan dalam sains, tetapi baru-baru ini hampir diterapkan di semua mata
pelajaran sekolah. Strategi saintifik diartikan sebagai cara belajar yang memfasilitasi
siswa untuk memperoleh pengetahuan dan kemampuan (Anggraini & Solihatulmilah,

2020).
Strategi/strategi saintifik didasarkan pada konsep sains dimana seseorang
mengetahui apa yang akan dilakukannya, bagaimana hal itu akan dilakukan, dan apa
tujuan atau hasil yang ingin dicapai (Ninawati, 2019). Sains mendorong siswa untuk
memiliki rasa ingin tahu, menghargai kreativitas, dan meningkatkan semangat mereka
untuk bertanya, karena dimaksudkan untuk meniadakan kecemasan dalam proses
belajar mengajar, khususnya dalam pembelajaran bahasa kedua seperti bahasa Oleh
karena itu, berasumsi bahwa 'melakukan sains' dalam strategi saintifik menjadi
magnetisme dalam pembelajaran sebagai inovasi yang mudah dilakukan. Oleh karena
itu, menyebut sains sebagai strategi yang ampuh untuk menggabungkan pembelajaran
sains dan bahasa. Salah satu teori pembelajaran yang mendasari strategi saintifik
adalah teori Bruner yang menyatakan bahwa siswa mempelajari dan mengkonstruksi
pengetahuan melalui proses kognitif.
Selanjutnya, strategi ini menekankan siswa pada proses belajar untuk mencari
pengetahuan daripada mentransfernya (Imaniar, 2019). Dalam strategi saintifik,
proses pembelajaran bertujuan untuk mendukung dan membantu proses belajar siswa
dalam menemukan dan menggunakan pengetahuannya Oleh karena itu, dalam
menerapkan strategi ini diharapkan siswa mampu berpikir kritis. Strategi Scientific
cocok untuk mengajarkan khususnya keterampilan menulis, karena bertujuan untuk
melatih siswa dalam mengkomunikasikan ide, khususnya dalam bentuk tulisan,
Artinya, strategi ini efektif untuk meningkatkan keterampilan berbahasa siswa,
khususnya keterampilan menulis.
Penggunaan strategi saintifik lebih efektif dibandingkan dengan strategi
tradisional dan dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dan mengembangkan sifat
tanggung jawab.. Kemudian, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mereka
menemukan bahwa Strategi Ilmiah merupakan strategi yang efektif dalam
pembelajaran matematika. Karena itu, Dalam penerapan strategi saintifik, proses
pembelajaran menerapkan langkah-langkah IPA dalam mengkonstruksi pengetahuan
agar siswa berpikir kreatif.
Wicaksono & Damayanti (2013) menjelaskan ada lima langkah yang
ditawarkan oleh strategi Scientific, yaitu :
1. mengamati, (menumbuhkan keingintahuan yang tinggi)
2. menanya, (memicu adanya aktivitas otak yang berkerja lebih baik lagi).
3. mengeksplorasi (untuk memperoleh informasi lebih lanjut tentang objek/data),
4. mengasosiasi (untuk menganalisis). data.), dan
5. mengkomunikasikan (menyampaikan hasil kepada orang lain)
Tahapan-tahapan tersebut dapat membantu dan membantu siswa dalam proses
pembelajaran menjadi pembelajar dan guru yang aktif. Oleh karena itu, penggunaan
Strategi Ilmiah diharapkan dapat mempengaruhi kemampuan siswa dalam menulis
dan membuat proses belajar mengajar menulis menjadi efektif. Proses pembelajaran
menulis lebih menitikberatkan pada aktivitas siswa (proses pembelajaran) daripada
produk pembelajaran (Nugraha et al., 2019). Ini harus dirancang dengan baik untuk
memberikan pengalaman dan pemahaman kepada siswa dalam belajar menulis.
Dengan demikian, mereka berperan sebagai pembangun makna, bukan sebagai
penerima makna. Secara teoritis, strategi pembelajaran seperti Scientific Approach
merupakan dua strategi efektif yang dapat diterapkan dalam pembelajaran menulis.
Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengungkap keefektifan Strategi
Ilmiah dalam pengajaran menulis teks recount pada siswa.
Penulisan Artikel ini menyelidiki keefektifan Strategi/strategi Ilmiah dalam
pengajaran keterampilan menulis pada siswa SD. Strategi ini secara teoritis diyakini
sebagai strategi yang efektif. Oleh karena itu, bagian selanjutnya membahas temuan
untuk memverifikasi teori efektivitas Strategi Ilmiah (Latae et al., 2014). Artinya
pembelajaran menulis yang menggunakan Strategi Ilmiah sudah efektif, tetapi
pembelajaran menulis yang menerapkan strategi konvensional masih kurang efektif.
Kemudian, berdasarkan hasil Uji-T pada Tabel 4 menunjukkan bahwa prestasi belajar
siswa dalam menulis teks recount yang diajar dengan strategi saintifik dan yang diajar
dengan strategi konvensional memiliki perbedaan yang signifikan. Dalam penelitian
ini, awalnya situasi kelas sangat bising, siswa adalah pembelajar yang pasif, dan guru
tidak dapat mengontrol mereka dengan baik. Mereka bahkan tidak bisa membuat
recount text dan tidak mengerti apa itu recount text (Indrilla & Ciptaningrum, 2018).

Namun, setelah menerapkan Strategi Ilmiah dengan beberapa kegiatan,


mereka aktif, saling berinteraksi di antara mereka, dan dapat menghasilkan teks
recount. Para siswa juga berpartisipasi secara fisik dan mental dalam
mengembangkan pengetahuan Selain itu, strategi saintifik dapat meningkatkan sifat
siswa, mengungkapkan pemikirannya, memperoleh prestasi yang memuaskan, dan
berkesempatan untuk melatih kemampuan menulis mereka. Hal ini juga menegaskan
hasil penelitian yang menyatakan bahwa strategi ini lebih efektif daripada strategi
konvensional atau strategi yang berpusat pada guru (Indrilla & Ciptaningrum, 2018).

Penulisan ini menemukan bahwa guru-guru sudah dilatik terlebih dahulu,


Namun yang terjadi di lapangan, guru masih gugup dan terlihat canggung. Akhirnya
pada pertemuan pertama strategi/strategi endekatan Ilmiah belum sepenuhnya
dilaksanakan oleh guru karena secara tidak sadar guru masih mencampuradukkan
langkah-langkah Strategi Ilmiah dengan strategi konvensional. Hal ini ditunjukkan
dengan hasil wawancara guru dimana guru mengatakan bahwa sulit baginya untuk
memahami setiap langkah dalam prosedur strategi Scientific (Indrilla &
Ciptaningrum, 2018).

Namun pada pertemuan-pertemuan selanjutnya, guru mulai memahami


tahapan-tahapan Strategi Ilmiah dan menerapkannya secara penuh selama proses
belajar mengajar menulis. Oleh karena itu, strategi saintifik dapat meningkatkan
motivasi guru. Berbeda dengan strategi Scientific, strategi konvensional kurang
efektif untuk mengajarkan penulisan teks recount. Strategi ini tidak memiliki
langkah-langkah khusus dalam implementasinya. Dalam praktiknya, guru hanya
menggunakan buku teks dan catatan Artinya, strategi tradisional menghadirkan siswa
dengan aktivitas minimal dimana siswa hanya duduk dan mendengarkan guru
(Indrilla & Ciptaningrum, 2018).

Apalagi penerapan strategi konvensional (misalnya metode drilled dan hafalan


pelajaran) mengakibatkan terbatasnya pengetahuan siswa Bahkan, siswa harus
berlatih daripada duduk dan mendengarkan guru dan mereka juga membutuhkan
ruang untuk pertumbuhan pribadi mereka Sisi positif dari strategi konvensional
terletak pada guru yang sepenuhnya dapat mengontrol kelas dan kegiatan secara tertib
Pernyataan tersebut bertolak belakang dengan kenyataan penelitian ini karena siswa
sangat ribut dan situasi kelas sulit diatur oleh guru. Oleh karena itu, strategi
konvensional merupakan strategi yang tidak efisien untuk menyelesaikan
permasalahan dalam pendidikan, dan bertentangan dengan konsep pembelajaran aktif
Hal ini juga berfokus pada strategi yang berpusat pada guru yang tidak efisien
dibandingkan dengan strategi yang berpusat pada siswa Oleh karena itu, hasil
penelitian menunjukkan bahwa penggunaan strategi konvensional kurang efektif
dalam pengajaran keterampilan menulis dibandingkan dengan dua strategi lainnya
(Indrilla & Ciptaningrum, 2018).

Penerapan Strategi Meningkatkan kemampuan Menulis Kreatif Siswa SD

Kegiatan pembelajaran di kelas dihabiskan oleh guru dalam menjelaskan


pelajaran, sedangkan siswa memperhatikan dan mendengarkan guru. Cara pandang
ini biasa disebut pembelajaran dengan strategi teacher centered atau strategi
konvensional). Akibatnya, teori Piaget dan Dewey menolak strategi pembelajaran
tradisional ini, karena tidak efektif untuk solusi pendidikan yang harus mengacu pada
pembelajaran aktif. Dengan demikian, guru harus memilih dan menerapkan strategi
pembelajaran yang dinilai sesuai untuk diterapkan. Secara harfiah, menentukan
strategi apa yang akan digunakan dalam pembelajaran merupakan hal yang penting
bagi guru karena strategi diartikan sebagai cara pandang seseorang terhadap proses
pembelajaran. Oleh karena itu, penerapan strategi yang sesuai dapat membantu dan
mempengaruhi keberhasilan pengajaran menulis di kelas (Zaenab et al., 2019).

Proses pembelajaran menulis lebih menitikberatkan pada aktivitas siswa


(proses pembelajaran) daripada produk pembelajaran. Ini harus dirancang dengan
baik untuk memberikan pengalaman dan pemahaman kepada siswa dalam belajar
menulis. Dengan demikian, mereka berperan sebagai pembangun makna, bukan
sebagai penerima makna. Oleh karena itu, diperlukan strategi pembelajaran yang
tepat untuk membantu guru dan peserta didik dalam proses belajar mengajar menulis.
Secara teoritis, strategi pembelajaran seperti Scientific Approach merupakan dua
strategi efektif yang dapat diterapkan dalam pembelajaran menulis. Oleh karena itu,
penelitian ini bertujuan untuk mengungkap keefektifan Strategi Ilmiah dalam
pengajaran menulis teks recount pada siswa (Zaenab et al., 2019).

Pelaksanaan menulis kreatif bagi siswa SD dirancang sebagaimana rancangan


pembelajaran yang telah disusun dan juga mengikuti indikator serta kompetensi dasar
yang telah ditentukan oleh menteri pendidikan. Adapun penerapan strategi yang dapat
dilakukan untuk dapat meningkatkan kemampuan menulis kreatif bagi ssiwa SD yaitu
dengan menerapakan beberapa strategi diantaranya yaitu:

1. Bagi siswa SD kelas 1 diajarkan pertama sekali yaitu bagaimaan cara menulis
dengan baik dan benar, mampu mengingat setiap hurufnya lancar dalam
mengeja maupun membaca sehingga kemampuan menulis akan meningkat
jika kemampuan membacanya sudah bagus.
2. Selanjutnya bagi siswa kelas 2 dan kelas 3 yang sudah mampu membeca
dengan lebih baik selanjutnya diterapkan strategi mengajak anak-anak untuk
menulsi lebih baik, sehingga tulisannya menjadi lebih bagus dan rapi, hal
tersebut dilakukan karena pada usia anak Sd kelas 1 2 dan 3 mereka belum
mampu untuk berpikir lebih banyak dan merangkai kata menjadi tulisan, oleh
karenaya hal utama yang perlu diperhatikan bagi anak SD yaitu mampu
menulis dengan bagus, rapi dan benar.
3. ketika memasuki kelas 4, siswa sudah lebih paham bagaimana menulis dengan
baik, ditahap inilah kemudia siswa dibimbing oleh guru untuk mulai
menggunakan pengetahuan mereka serta pengalaman untuk mulai menulis
sesuayu yang kreatif seperti menulis pengalaman hidup dan lainnya.
4. Siswa kelas 5 dan kelas 6 sudah lebih mampu karena sudah melalui fase-fase
atau tingkata di kelas sebelumnya, ditahap ini guru dapat membantu siswa
untuk dapat meningkatkan kemampuan menulisnya menjadi lebih baik seperti
menulis cerpen, pengalaman pribadi maupun lainnya. Difase ini juga guru
dapat membimbing secara khusus siswa yang memiliki potensi lebih dalam
menulis (Zaenab et al., 2019).
Tahapan yang dilakukan guru dalam menerapkan strategi pembelajaran yaitu
dengan melatih guru-guru sudah terlebih dahulu. Selanjutnya, pertemuan pertama
strategi/strategi endekatan Ilmiah belum sepenuhnya dilaksanakan oleh guru karena
secara tidak sadar guru masih mencampuradukkan langkah-langkah Strategi Ilmiah
dengan strategi konvensional. Hal ini ditunjukkan dengan hasil wawancara guru
dimana guru mengatakan bahwa sulit baginya untuk memahami setiap langkah dalam
prosedur strategi Scientific. Namun pada pertemuan-pertemuan selanjutnya, guru
mulai memahami tahapan-tahapan Strategi Ilmiah dan menerapkannya secara penuh
selama proses belajar mengajar menulis. Oleh karena itu, strategi saintifik dapat
meningkatkan motivasi guru. Berbeda dengan strategi Scientific, strategi
konvensional kurang efektif untuk mengajarkan penulisan teks recount. Strategi ini
tidak memiliki langkah-langkah khusus dalam implementasinya. Dalam praktiknya,
guru hanya menggunakan buku teks dan catatan Artinya, strategi tradisional
menghadirkan siswa dengan aktivitas minimal dimana siswa hanya duduk dan
mendengarkan guru (Indrilla & Ciptaningrum, 2018).

Apalagi penerapan strategi konvensional (misalnya metode drilled dan hafalan


pelajaran) mengakibatkan terbatasnya pengetahuan siswa Bahkan, siswa harus
berlatih daripada duduk dan mendengarkan guru dan mereka juga membutuhkan
ruang untuk pertumbuhan pribadi mereka Sisi positif dari strategi konvensional
terletak pada guru yang sepenuhnya dapat mengontrol kelas dan kegiatan secara tertib
Pernyataan tersebut bertolak belakang dengan kenyataan penelitian ini karena siswa
sangat ribut dan situasi kelas sulit diatur oleh guru.
Oleh karena itu, strategi konvensional merupakan strategi yang tidak efisien
untuk menyelesaikan permasalahan dalam pendidikan, dan bertentangan dengan
konsep pembelajaran aktif Hal ini juga berfokus pada strategi yang berpusat pada
guru yang tidak efisien dibandingkan dengan strategi yang berpusat pada siswa Oleh
karena itu, hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan strategi konvensional
kurang efektif dalam pengajaran keterampilan menulis dibandingkan dengan dua
strategi lainnya. strategi ini masih memiliki daya tarik untuk digunakan oleh sebagian
guru dalam proses belajar mengajar. Sebagai contoh, di Indonesia, guru masih
mendominasi seluruh proses belajar mengajar di kelas, terutama dalam pengajaran
menulis. Di sisi lain, strategi ini juga memiliki kelemahan. Hal ini cenderung
membuat peserta didik pasif menerima informasi hanya dari guru membatasi
kemampuan berpikir kreatif siswa

KESIMPULAN

Keterampilan menulis dengan baik adalah salah satu skil yang harus
diterapkan sejah masih duduk di bangku sekolah dasar (SD). Kegiatan pembelajaran
di kelas dihabiskan oleh guru dalam menjelaskan pelajaran, sedangkan siswa
mencatat dan mendengarkan guru. Strategi tradisional tidak efektif untuk solusi
pendidikan yang harus mengacu pada pembelajaran aktif. Oleh karena itu, cara
pandang ini dalam proses belajar mengajar menulis harus diubah dari menggunakan
strategi pembelajaran. Salah satu strategi pembelajaran yang berbasis pada strategi
yang berpusat pada siswa adalah strategi/strategi Ilmiah. siswa masih mengalami
kesulitan dalam menulis, seperti masalah bahasa, kognitif dan konten.
Dalam hal ini guru merupakan bagian yang sangat penting dalam proses
pengajaran menulis. Sebagai pendidik, guru harus memastikan bahwa siswa mereka
belajar sesuatu yang berguna, bermanfaat dan langgeng untuk masa depan mereka.
Tiga peran guru dalam proses belajar mengajar menulis adalah sebagai motivator,
narasumber (memberikan klarifikasi dan fasilitasi), dan pemberi umpan balik. Oleh
karena itu, guru bertanggungjawab penuh untuk dapat meningkatkan skil menulis
siswa SD, karena menulis dengan baik harus dipelajari sedari kecil.
Strategi yang berpusat pada guru umumnya menggunakan strategi tradisional
yang didasarkan pada teori behavioris. Diklaim bahwa konsep behaviorisme yang
merekomendasikan stimulus-respons menjadi paradigma yang menonjol dalam sistem
pembelajaran di sepertiga terakhir abad kedua puluh. Oleh karena itu, ini Strategi ini
disebut strategi 'fokus pada bentuk’. Namun demikian, penerapan strategi
konvensional memberikan dampak positif, seperti guru dapat mengatur kegiatan
siswa di kelas dan mengenali karakteristik mereka.
Dengan demikian, strategi ini masih memiliki daya tarik untuk digunakan oleh
sebagian guru dalam proses belajar mengajar. Sebagai contoh, di Indonesia, guru
masih mendominasi seluruh proses belajar mengajar di kelas, terutama dalam
pengajaran menulis. Di sisi lain, strategi ini juga memiliki kelemahan. Hal ini
cenderung membuat peserta didik pasif menerima informasi hanya dari guru
membatasi kemampuan berpikir kreatif siswaSelanjutnya, strategi teacher-centered
merepresentasikan pembelajar pasif dan guru aktif di mana pembelajar mencatat dan
mendengarkan guru dan guru menyampaikan pengetahuan kepada mereka dengan
demikian, peserta didik tidak memiliki kesempatan untuk melakukan kegiatan yang
sesuai dengan keinginan dan minatnya Oleh karena itu, strategi teacher-centered
kurang tepat diterapkan dalam proses belajar mengajar mengingat siswa memiliki
kemampuan dan karakteristik yang berbeda, khususnya dalam pengajaran
keterampilan menulis. Akibatnya, prestasi belajar siswa menghasilkan hasil yang
kurang memuaskan dan pembelajaran yang tidak efektif. Oleh karena itu, strategi
tradisional tidak efektif untuk solusi pendidikan yang harus mengacu pada
pembelajaran aktif.
Strategi yang berpusat pada siswa berarti peserta didik sebagai subjek
pembelajaran Salah satu jenis strategi pembelajaran berbasis strategi student centered
adalah Strategi Ilmiah. Pada Kurikulum 2013 ini, penggunaan Strategi Ilmiah
menjadi terkenal dalam dunia pendidikan di Indonesia. Awalnya, strategi ini telah
digunakan dalam sains, tetapi baru-baru ini hampir diterapkan di semua mata
pelajaran sekolah. Strategi saintifik diartikan sebagai cara belajar yang memfasilitasi
siswa untuk memperoleh pengetahuan dan kemampuan.
Strategi/strategi saintifik didasarkan pada konsep sains dimana seseorang
mengetahui apa yang akan dilakukannya, bagaimana hal itu akan dilakukan, dan apa
tujuan atau hasil yang ingin dicapai. Sains mendorong siswa untuk memiliki rasa
ingin tahu, menghargai kreativitas, dan meningkatkan semangat mereka untuk
bertanya, karena dimaksudkan untuk meniadakan kecemasan dalam proses belajar
mengajar, khususnya dalam pembelajaran bahasa kedua seperti bahasa Inggris Oleh
karena itu, berasumsi bahwa 'melakukan sains' dalam strategi saintifik menjadi
magnetisme dalam pembelajaran sebagai inovasi yang mudah dilakukan. Oleh karena
itu, menyebut sains sebagai strategi yang ampuh untuk menggabungkan pembelajaran
sains dan bahasa. Salah satu teori pembelajaran yang mendasari strategi saintifik
adalah teori Bruner yang menyatakan bahwa siswa mempelajari dan mengkonstruksi
pengetahuan melalui proses kognitif.

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, A. E., & Solihatulmilah, E. (2020). Peningkatan Keterampilan Menulis


Esai Bahasa Indonesia Melalui Strategi Pemodelan. Jurnal Pendidikan Dasar
Setiabudhi, 3(2), 70–77.

Anshary, D., Mulyadi, Y., & Mutiarsih, Y. (2019). Penerapan Strategi Pembelajaran
Task Based Language Learning Dalam Meningkatkan Keterampilan Menulis
Teks Deskriptif Bahasa Perancis. Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra, 19(2),
245–254. https://doi.org/https://doi.org/10.17509/bs_jpbsp.v19i2.24789

Hadijah. (2019). Penggunaan Metode Latihan Untuk Meningkatkan Kemampuan


Menulis Permulaan Siswa Kelas I SDN Sibaluton. Jurnal Kreatif Tadulako
Online, 4(8), 235–249. http://ejournal.ihdn.ac.id/index.php/AW/article/view/905

Iftanti, E. (2016). Improving Students Writing Skills Through Writing Journal


Articles. Lingua Scientia, 8(1), 1–22.

Imaniar, R. D. S. H. (2019). Peningkatan Keterampilan Menulis Ringkasan Melalui


Strategi Everyone Is Teacher Here Siswa Kelas V SD. Jurnal Penelitian
Pendidikan Guru Sekolah Dasa, 7(7), 3731–3740.

Indrilla, N., & Ciptaningrum, D. S. (2018). Pendekatan Mengajar Keterampilan


Menulis: Apakah Ini Menawarkan Wawasan Baru Dalam Meningkatkan
Kemampuan Menulis Siswa. Jurnal LLT, 21(2), 124–133.

Khaerunisa, K. (2018). Penerapan Media Musikalisasi Puisi Terhadap Peningkatan


Kemampuan Mengapresiasi Puisi Siswa X Mipa3 Sman 87 Jakarta. Pena
Literasi, 1(2), 124. https://doi.org/10.24853/pl.1.2.124-137

Latae, A., Barasandji, B., & Muhsin. (2014). Upaya Meningkatkan Kemampuan
Menulis Permulaan Siswa Melalui Metode SAS Siswa Kelas 1 SDN Tondo
Kecamatan Bungku Barat Kabupaten Morowali. Jurnal Kreatif Tadulako
Online, 2(4), 199–213.

Nelson J, R., Smith J, D., & Dodd M, J. (1992). The Effects of Teaching a Summary
Skills Strategy to Students Identified as Learning Disabled on Their
Comprehension of Science Text. Education & Treatment of Children, 15(3),
228–243. http://search.ebscohost.com/login.aspx?
direct=true&db=psyh&AN=1993-31399-001&site=ehost-live

Ninawati, M. (2019). Efektivitas Model Pembelajaran Literasi Kritis Berbasis


Pendekatan Konsep Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Kreatif Siswa
Sekolah Dasar. Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, IV, 68–78.
https://doi.org/10.23969/jp.v4i1.1747

Nugraha, J., MS, Z., & Fuad, N. (2019). Peningkatan Keterampilan Menulis
Deskripsi Melalui Pendekatan Saintifik Dengan Metode Problem Based
Learning Di Kelas IV Sekolah Dasar. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan
KALUNI, 2, 118–124. https://doi.org/10.30998/prokaluni.v2i0.37

Sismulyasih Sb, N. (2015). Peningkatan Keterampilan Menulis Manuskrip Jurnal


Ilmiah Menggunakan Strategi Synergetic Teaching Pada Mahasiswa PGSD
Unnes. Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau, 4(1), 64–70.
https://doi.org/10.33578/jpfkip.v4i1.2724

Wicaksono, A. A., & Damayanti, M. I. (2013). Penerapan StrategiQuantum Writing


Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Narasi Siswa Sekolah Dasar.
JPGSD, 1(2), 0–216.

Windarto, H. K. (2020). Kajian Keterampilan Menulis Menggunakan Media Jurnal


Bergambar Di Sekolah Dasar. Elementary School: Jurnal Pendidikan Dan
Pembelajaran Ke-SD-An, 7(2), 303–311.

https://doi.org/10.31316/esjurnal.v7i2.775

Zaenab, S., Suhartono, S., & Salimi, M. (2019). Peningkatan Keterampilan Menulis
Karangan Melalui Strategi Menulis Terbimbing Pada Siswa Kelas Iii Sd Negeri
Sidorejo. EduHumaniora | Jurnal Pendidikan Dasar Kampus Cibiru, 11(2),
141–147. https://doi.org/10.17509/eh.v11i2.15581

Anda mungkin juga menyukai