Oleh:
Nama
NIM
Kelompo
:
:
:
k
Rombel
Prodi
:
:
III (Tiga)
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
PRAKATA
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji bagi Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis mendapatkan
kekuatan untuk menyelesaikan tugas akhir mata kuliah Pembelajaran Apresiasi Sastra
dengan judul Rancangan Pembelajaran Apresiasi Sastra ini.
Guna memperlancar penyusunan tugas akhir ini, penulis telah memeroleh banyak
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis merasa perlu menyampaikan
terima kasih kepada Ibu Nas Haryati S. selaku pengampu Mata Kuliah Pembelajaran
Apresiasi Sastra yang telah membantu penulis memperdalam materi dan juga teman-teman
yang telah memberi penulis dukungan untuk menyelesaikan tugas akhir ini.
Penulis menyadari, bahwa tugas akhir ini masih banyak kekurangan dan kesalahan.
Oleh karena itu, maka saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan. Agar
penyusunan untuk tugas akhir selanjutnya dapat lebih baik lagi. Mudah-mudahan tugas akhir
ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya.
DAFTAR ISI
TUGAS I
Instrumen Penilaian ............................................................................................ 4
Tugas III Rancangan Pembelajaran Kurikulum 2013 ................................... 10
A.
B.
C.
D.
TUGAS I
MENERAPKAN MODEL SINEKTIK
UNTUK PEMBELAJARAN APRESIASI SASTRA
A. Model Sinektik
Model pembelajaran sinektik merupakan model pembelajaran yang
berusaha menghubungkan atau mengaitkan, mengupayakan pemahaman puisi
metaforik dan analogi yang menekankan keaktifan dan kreatifitas siswa.
B. Pemilihan Teks
Saya memilih teks puisi yang berjudul Seratus Juta karya Taufik Ismail.
Puisi ini menggambarkan sebuah keadaan sosial masyarakat. Tentang orangorang kurang mampu, dan kita diharuskan untuk berbuat sesuatu, untuk
mengubah keadaan tersebut.
Hal tersebutlah yang melatarbelakangi alasan saya memilih puisi ini.
Hanya berharap, dengan pemahamannya, akan tumbuh sikap kepedulian dari diri
siswa terhadap sesama. Untuk ringan tangan mengulurkan tangan.
C. Langkah-langkah Pelaksanaan Pembelajaran
Kegiatan inti:
Kegiatan
Metode/Teknik
1. Siswa berkelompok
2. Guru membagikan kartu puisi (depan: foto Taufik
Ismail, belakang: puisi berjudul Seratus Juta) pada
tiap kelompok
Ceramah, diskusi,
3. Guru menyajikan biografi Taufik Ismail dan
dan permainan.
membahasnya secara singkat
4. Guru memfasilitasi tiap kelompok untuk memahami
isi dan pesan puisi Seratus Juta
5. Guru memfasilitasi siswa unuk mengasosiasikan isi
puisi tersebut ke dalam kehidupan nyata terutama
kehidupan sosial masyarakat kelas bawah
6. Guru mengadakan kuis Andai saya menjadi...
7. Guru melempar bola karet ke siswa. Siswa yang
menerima harus memberi tanggapan terhadap puisi
Seratus Juta melalui kuis Andai saya menjadi...
8. Siswa yang memegang bola karet dan sudah
memberikan tanggapannya memperoleh kesempatan
untuk melempar bola karet ke teman yang lain, lalu
yang mendapatkan bola karet harus memberi
tanggapan terhadapa puisi lewat kuis Andai saya
menjadi...
9. Seperti itu seterusnya hingga semua siswa di dalam
kelas
memperoleh
kesempatan
mengungkan
tanggapannya.
Penjelasan kuis:
Kuis Andai saya menjadi... adalah cara mudah bagi siswa untuk menjajali
peran untuk mengatasi masalah sosial yang terungkap dalam puisi Seratus Juta.
Kuis ini merupakan bentuk implementasi dari salah satu teknik yang terdapat di
dalam model sinektik, yakni teknik komflik kempaan.
Cara melakukan kuis ini tidak rumit. Siswa hanya mengungkapkan ingin
menjadi seorang apa dan cara mengatasi masalah sosial yang tergambar dalam
puisi tersebut. Contoh, Andai saya menjadi seorang partisipan di Lembaga
Swadaya Masyarakat (LSM), saya akan giat mengadakan program peningkatan
keterampilan (menjahit, merajut, membuat kue, dll). Juga, giat melakukan
penggalangan dana. Dana tersebut nantinya diperuntukkan untuk memulai usaha
dengan bekal keterampilan yang mereka miliki.
TUGAS II
RANCANGAN PENILAIAN
PEMBELAJARAN APRESIASI SASTRA
TUGAS II
BERDASARKAN KURIKULUM 2006
Pilihan
Ganda
Jenjang Pengetahuan
C1
C2
C3
C4
C5
Uraian
No.
Soal
C6
SOS
di
Layang
(Flipp
Magazine
http://flippkids.com/2014/05/cerpen-pesan-sos-di-layang/)
Team,
dalam
2. Cerpen: Ketika Abe Belajar Marah (Nurhayati Puji Astuti, dimuat di Majalah
Bobo 36, 2014: 50-51)
3. Dongeng: Petualangan Chaeleo dan Tera (Flipp Magazine Team, dalam
http://flippkids.com/2014/09/dongeng-petualangan-chaeleo-dan-tera/)
Alasan saya memilih tiga buah teks adalah agar siswa memperoleh
pengalaman dalam mengapresiasi cerita anak secara lebih dan beragam. Selain
itu, dengan ragam cerita anak siswa dapat lebih leluasa menentukan cerita mana
yang akan diceritakan kembali sebagai wujud implementasi aspek keterampilan.
Cerita anak 1 merupakan cerita anak bergenre cerita detektif. Cerita anak 2
merupakan cerita anak bergenre sosial (sehari-hari). Sedangkan cerita anak 3
adalah cerita anak bergenre petualangan. Dengan variasi genre tersebut, siswa
dapat memperoleh kekayaan pengalaman mengapresiasi dan memilih tipe cerita
anak yang cocok/ disukainya.
D. Instrumen Penilaian
1. Soal Aspek Pengetahuan dan Keterampilan
Pilihlah salah satu jawaban yang kamu anggap paling tepat!
Perhatikan penggalan cerita anak berjudul Pesan SOS di Layang untuk
menjawab pertanyaan nomor 1 dan 2!
..............................
Kita harus menolong orang ini! Lia memberi usul. Bisa saja
yang mengirimkan ini seorang anak yang sedang diculik, kata Lia
paranoid karena terlalu sering membaca berita penculikan.
Hush, jangan berpikir yang aneh-aneh, sergah Dio.
Bagaimana kalau kita sekarang cari darimana layang-layang ini
berasal. Karena bisa aja ada orang yang sedang membutuhkan
bantuan.
Aku setuju, Rio mengacungkan tangan.
Dan dimulailah pencarian asal-usul layang-layang bintang dengan
pesan SOS itu.
Kita harus mulai mencari berlawanan dengan arah angin
karena layang-layang ini terbang mengikuti arah angin, Dio
menganalisis sambil menunjuk arah selatan.
.....................................
(Pesan SOS di Layang dalam http://flippkids.com/2014/05/cerpenpesan-sos-di-layang/)
Aku ingin sekali belajar marah. Marah, seperti Tino yang kalau
marah suka berteriak dan membuat teman-temannya takut. Marah
seperti Ojay yang kalau marah bias melempar batu dan kadangkadang batu itu kena kaca jendela orang. Atau marah seperti Ninis
yang kalau marah suka menangis berguling-guling di depan
rumahnya.
Abe ingin sekali belajar marah. Tidak diam saja. Abe juga ingin
merasakan melotot, mencubit atau menangis.
Tidak apa-apa kalau Abe ingin marah, ujar Bunda ketika
menyediakan roti berlapis mentega, keju dan telur dadar. Itu
namanya kamu punya perasaan.
........................
Marah itu artinya menyimpan api
Abe cemberut. Bunda selalu bilang begitu. Kalau marah itu
artinya ada api di dalam hati. Panas rasanya. Kalau tidak marah itu
seperti ada lautan di dalam hati.
.........................
(Ketika Abe Belajar Marah dalam Majalah Bobo Edisi 36, 11
Desember 2014, halaman 50)
5. Hal yang menarik dari penggalan cerita anak di atas adalah ....
a. Tentang keinginan Abe belajar marah
b. Tentang nasihat bunda Abe yang bijak
c. Tentang teman-teman Abe yang nakal
d. Tentang cara melampiaskan kemarahan
Kerjakan soal di bawah ini dengan sungguh-sungguh!
6. Buatlah sinopsis dari salah satu cerita anak berikut!
a. Pesan SOS di layang (Flipp Magazine Team)
b. Petualangan Cheleo dan Tera (Flipp Magazine Team)
c. Ketika Abe Belajar Marah (Nurhayati Puji Astuti)
7. Kemudian, sebutkan hal-hal yang menarik dari cerita anak tersebut disertai
alasan yang mendukung!
2. Kunci Jawaban dan Rambu-rambu Jawaban
a. Kunci jawaban soal pilihan ganda
1) D
2) C
3) B
4) D
5) A
b. Rambu-rambu jawaban soal uraian nomor 6 dan 7
1) Pesan SOS di layang (Flipp Magazine Team)
Sinopsis:
Dio, Lia, dan Rio adalah teman sepermainan. Sore itu, mereka
asyik mengejar layang-layang yang putus. Setelah lelah mengejarngejar, akhirnya Dio berhasil mendapatkan layang-layang itu. Namun
ada yang aneh, layang-layang itu tertulis SOS. SOS adalah kode
permintaan bantuan. Dio CS berprasangka yang tidak-tidak.
Mereka memutuskan untuk mencari pemilik layang-layang itu.
Kurangnya petunjuk membuat mereka kelelahan. Saat mereka berkeluh
kesah Dio mencium bau ikan goreng dari layang-layang itu.
Pencarianpun mulai mengarah, mereka mendatangi tiap rumah yang
menggoreng ikan. Tapi, sayangnya buntu. Tidak satupun pemilik
layang-layang itu.
Dio pun teringat Geo, teman sekelasnya yang sangat menyukai
ikan goreng. Bertiga mereka mendatangi rumah Geo. Kecurigaanpun
datang kala bukan Ibu Geo yang membukakan pintu.
Namun segala prasangka buruk lenyap saat Geo bercerita bahwa
SOS itu adalah inisial nama kakeknya, bukan pesan permintaan
bantuan. Wanita yang membukakan pintu juga adalah tantenya bukan
orang asing. Walau bagaimanapun Geo berterima kasih kepada Dio,
Lia, dan Rio karena sudah menemukan layang-layang kesayangan Geo.
Hal yang menarik dan alasan:
Proses pemecahan teka-teki pesan SOS hingga perjalanan menemukan
pemilik layang-layang.
Alasan: Pembaca dibuat penasaran siapa pemilik layang-layang berkode
SOS. Menegangkan karena mungkin saja pemilik layang-layang berada
dalam bahaya dan mencoba mengode dengan SOS.
2) Petualangan Cheleo dan Tera (Flipp Magazine Team)
Sinopsis:
Cheleo adalah seekor bunglon pemangsa tumbuhan, ia berteman
dengan Tera seekor capung. Cheleo mencertakan keluh kesahnya
kepada Tera tentang Ibunya yang terus menyuruhnya untuk memangsa
hewan lain. Akan tetapi Cheleo tak mampu, ia tidak tega membunuh
hewan lain.
Saat Cheleo pulang ke rumah, rumah dalam keadaan sepi,
datanglah burung pipit melaporkan bahwa Ibunya telah diculik oleh
penyihir jahat. Dengan bantuan Tera, Cheleo berusaha membebaskan
10
11
Sko
r
Catatan
=
=
=
=
5
4
2
1
= 10
= 5
= 15
= (2 X total skor) : 3
= 10
(1 Skor A ) + ( 2 Skor B )
3
TUGAS III
12
TUGAS III
RANCANGAN PEMBELAJARAN APRESIASI SASTRA
BERDASARKAN KURIKULUM 2013
kreatif.
3. Fungsi teks cerita pendek:
- Sebagai media yang menghibur
- Sebagai sumber belajar
- Sumber pesan moral dan pendidikan
- Sumber pemberian pengalaman tidak langsung
- Sumber inspirasi/ ide
13
Metode
pembelajaran
2. Memeriksa kehadiran peserta didik (mempresensi)
3. Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik untuk
memulai pembelajaran (pengondisian)
Apersepsi:
4. Mengaitkan
dilakukan
materi
dengan
mengaitkannya
pembelajaran
materi
dengan
yang
akan
sebelumnya
atau
pengalaman
dan
setelah
menyelesaikan
kegiatan
pembelajaran
7. Menyampaikan tujuan pembelajaran
8. Mengajukan pertanyaan
Pemberian Acuan:
9. Menjelaskan ruang lingkup pembelajaran pada
pertemuan ini
10. Memberitahukan KI, KD, indikator, dan KKM
yang berlaku pada pertemuan kali ini
11. Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pembelajaran
14
Waktu
10 menit
Kegiatan Pembelajaran
sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran
Kegiatan Inti
Mengamati:
12. Mengamati cerpen Sampah karya Afifah Afra
13. Membaca dalam hati cerpen tersebut
Metode
Waktu
Inkuiri
Menanya:
Tanya
jawab
Diskusi
65 menit
15 menit
dalam
kegiatan
Guru:
dalam
pembelajaran
yang
baru
saja
dilakukan
Membimbing siswa untuk melakukan refleksi dan
melakukan evaluasi
Bersama siswa menyimpulkan pembelajaran yang
15
Kegiatan Pembelajaran
baru saja dilakukan
Memberi tugas kepada peserta didik,
Metode
selanjutnya
Memberi motivasi kepada siswa untuk membiasakan
Waktu
yaitu
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Lampiran Tugas I
SERATUS JUTA
(Taufik Ismail)
Umat miskin dan penganggur berdiri hari ini
Seratus juta banyaknya
Di tengah mereka tak tahu akan berbuat apa
Kini kutundukkan kepala, karena
Ada sesuatu besar luar biasa
Hilang terasa dari rongga dada
Saudaraku yang sirna nafkah, tanpa kerja
berdiri hari ini
16
Lampiran Tugas II
A. Teks 1
Cerpen: Pesan SOS di Layang
(Flipp Magazine Team)
Musim layang-layang sudah tiba. Hampir setiap
sore hari, lapangan kampung Dio dipenuhi oleh
anak-anak yang sedang bermain layang-layang.
Seperti biasa, Dio akan mengajak Lia dan Rio
untuk bermain di lapangan kampung sambil
menunggu magrib. Tapi saat akan berangkat
bersama, Lia melihat sesuatu melintas di atas
kepalanya.
Lihat itu, teman-teman! Lia menunjuk benda
yang terbang ditiup angin. Itu layang-layang, ayo kita kejar!
Iya, itu layang-layang. Yuk kita kejar, seru Rio.
Dio, Lia, dan Rio mengejar layang-layang putus itu. Dibelakang mereka
sudah banyak anak-anak lain yang ikut mengejar. Memburu layanglayang memang sangat mengasyikkan. Melompati parit, lari di pematang
sawah sampai akhirnya layang-layang itu tersangkut di dahan pohon
mangga golek. Dengan sigap, Dio dan beberapa anak laki-laki memanjat
pohon untuk mengambil layang-layang. Dengan susah payah, tangan
mereka menggapai dahan paling ujung pohon mangga golek tempat
layang-layang tergantung.
Dio yang paling cepat berhasil menggapai ekor layang-layang. Dio turun
dengan senyum penuh kemenangan. Anak-anak lain terlihat kecewa tapi
mereka menyelamati Dio.
Dio, Lia, dan hhRio mengamati layang-layang itu. Layang-layang itu
bukan layang-layang biasa. Berwarna pelangi dengan bentuk bintang.
Ekornya berwarna silver metalic kalau terkena sinar matahari akan
berkilauan.
Wah ini layang-layang yang bagus banget. Kira-kira siapa yang punya
ya? Lia membolak-balik layangan itu. Eh teman-teman lihat! pekik Lia
sambil menunjukkan tulisan kecil di ujung salah satu sisi layang-layang
bintang.
SOS! Rio membaca tulisan itu. Maksudnya apa ya? kening Rio
berkerut.
17
SOS itu adalah tanda bahaya kode Morse Intenasional, jawab Dio
dengan serius. Dio memang punya hobi membaca buku. Jadi, Dio sering
menjadi perpustakaan berjalan buat teman-temannya.
Kita harus menolong orang ini! Lia memberi usul. Bisa saja yang
mengirimkan ini seorang anak yang sedang diculik, kata Lia paranoid
karena terlalu sering membaca berita penculikan.
Hush, jangan berpikir yang aneh-aneh, sergah Dio. Bagaimana kalau
kita sekarang cari darimana layang-layang ini berasal. Karena bisa aja
ada orang yang sedang membutuhkan bantuan.
Aku setuju, Rio mengacungkan tangan.
Dan dimulailah pencarian asal-usul layang-layang bintang dengan pesan
SOS itu.
Kita harus mulai mencari berlawanan dengan arah angin karena layanglayang ini terbang mengikuti arah angin, Dio menganalisis sambil
menunjuk arah selatan.
Rio dan Lia hanya manggut-manggut mendengar penjelasan Dio. Mereka
berjalan pelan-pelan menyusuri pematang sawah yang tadi mereka lewati
saat mengejar layang-layang.
Kira-kira ini layang-layang siapa ya? tiba-tiba Rio bertanya sambil
melompati parit kecil.
Aku juga penasaran, kira-kira yang menerbangkan layang-layang itu ada
masalah apa ya? timpal Lia.
Yang penting kita berharap saja, semoga siapa pun yang punya layanglayang ini tidak kenapa-kenapa! kata Dio. Ayo kita bergegas!
Mereka mempercepat langkah. Akhirnya mereka sampai di tempat saat
pertama kali melihat layang-layang SOS itu terbang.
Sekarang bagaimana? Lia bertanya sambil menggaruk kepalanya yang
tidak gatal.
Dio dan Rio berpikir sambil melihat sekeliling. Hmm sepertinya layanglayang ini terbang dari arah ini! jawab Rio sekenanya sambil menunjuk
arah kiri. Mata Lia dan Dio mengikuti arah telunjuk Rio.
Mungkin saja. Tapi coba kita amati sekali lagi layang-layang ini! Lia
memberi usul.
Sepertinya ada sesuatu yang ganjil pada layang-layang ini.
Rio dan Dio sepakat. Mereka mengamati dengan seksama layang-layang
itu. Aku mencium bau sesuatu pada layang-layang! seru Rio tiba-tiba
sambil mencium layang-layang. Seperti bau ikan goreng! katanya.
Lia dan Dio ikut mencium layang-layang. Hebat, Rio. Kamu jenius. Gak
percuma kamu hobi makan! canda Dio
sambil tetawa menggoda Rio. Yang digoda
pura-pura cemberut.
Kalau begitu, pencarian kita lebih mudah.
Kita tinggal mencari rumah yang memasak
ikan goreng, pekik Lia girang.
18
19
B. Teks 2
Dongeng: Petualangan Chaeleo dan Tera
(Flipp Magazine Team)
Pada suatu hari di dalam hutan belantara, seekor bunglon yang bernama
Chaeleo mendapatkan tugas dari ibunya untuk menangkap seekor
mangsa untuk membuktikan ketangguhannya. Sebelumnya Chaeleo
beberapa kali sudah ditugaskan hal serupa, akan tetapi ia tak pernah
berhasil.
Kali ini adalah kesempatan terakhirmu, Chaeleo. Jika kali ini kau gagal,
maka ibu akan mengusirmu dari rumah, ucap ibunya ketika ia hendak
berangkat.
Chaeleo akhirnya berangkat dengan perasaan gundah gulana. Ada satu
rahasia yang disembunyikn Chaeleo
dari keluarganya, termasuk sang ibu.
Rahasia yang menjadi salah satu
alasannya
tak
pernah
berhasil
menangkap mangsa seperti saudarasaudaranya.
Chaeleo
memiliki
kelainan. Tubuhnya selalu berubah
warna dengan warna kebalikan dengan warna. Akibatnya, tak pernah ada
satu ekorpun mangsa yang mendekatinya. Alasan lainya adalah Chaeleo
tidak pernah tega membunuh mahluk hidup. Maka jadilah Chaeleo
bunglon pemakan tumbuh-tumbuhan.
Setelah jauh berjalan, Chaeleo akhirnya tiba di sebuah pohon besar.
Menurut Chaeleo pohon tersebut adalah tempat berburu yang bagus
karena bunga-bunganya sedang bermekaran. Pasti para ngengat,
kumbang, kupu-kupu dan capung banyak berdatangan mendekati poho
ini, ucap Chaeleo seraya memanjat pohon tersebut. Benar adanya
dugaan Chaeleo. Tidak lama setelah Chaeleo berdiam di sebuah ranting,
seekor capung bersayap merah mendekatinya. Chaeleo bersiap
menangkap si capung bersayap merah. Namun betapa terkejutnya
Chaeleo ketika sang capung justru menyapanya dengan ceria.
Hai bunglon, warnamu sangat cantik, sapa capung tersebut seraya
hinggap di ranting kecil dekat Chaeleo. Dengan terbata-bata Chaeleo
mengucapkan terima kasih atas pujian capung itu. Chaeleo melihat warna
tangannya dan kemudian tersenyum masam. Bukannya berubah menjadi
warna coklat kehitaman seperti warna ranting yang ditempatinya,
Chaeleo justru berubah warna menjadi warna pink dengan garis-garis
ungu yang sangat cantik. Melihat wajah sedih Chaeleo capung tersebut
20
21
22
Ini adalah petualangan pertama kita, Chaeleo, ucap Tera dengan nada
bahagia kepada Chaeleo dalam perjalanan menuju rumah Chaeleo.
Aku tidak sabar menunggu petualangan kita selanjutnya, timpal
Chaeleo penuh semangat.
Setibanya di rumah, Chaeleo disambut ibunya dengan penuh perasaan
haru. Ibunya sangat bersyukur karena Chaeleo selamat. Ia juga berterima
kasih kepada Chaeleo karena Chaeleo telah menyelamtkan nyawa
keluarga mereka.
Ibu juga minta maaf atas sikap ibu yang kurang baik selama ini, ucap
ibu Chaeleo dengan penuh sesal.
Tidak apa-apa, Bu. Aku telah memaafkan Ibu jauh dari sebelum ini. Aku
tahu bahwa Ibu selalu menyayangiku salama ini, balas Chaeleo.
Perkenalkan, Bu, ini sahabatku, Tera, tambah Chaeleo seraya
memperkenalkan Tera kepada ibu dan saudara-saudaranya. Setelah
memperkenalkan sahabatnya, Chaeleo kemudian kembali berkata kepada
ibunya, Maafkan aku, Bu. Akan tetapi, aku sudah memutuskan untuk
pergi bersama dengan Tera dan berpetualang bersama. Ibu tidak usah
khawatir, aku berjanji bahwa aku akan selalu menjaga diriku baik-baik
dan mengunjungi kalian dari waktu ke waktu.
Sejak saat itu, dimulailah petualangan Chaeleo dan Tera bersama.
(http://flippkids.com/2014/09/dongeng-petualangan-chaeleo-dan-tera/)
C. Teks 3
Ketika Abe Belajar Marah
(Oleh Nurhayati Pujiastuti)
Aku ingin sekali belajar marah. Marah, seperti Tino yang kalau marah
suka berteriak dan membuat teman-temannya takut. Marah seperti Ojay
yang kalau marah bisa melempar batu dan kadang-kadang batu itu kena
kaca jendela orang. Atau marah seperti Ninis yang kalau marah suka
menangis berguling-guling di depan rumahnya.
Abe ingin sekali belajar marah. Tidak diam saja. Abe juga ingin merasakan
melotot, mencubit atau menangis.
Tidak apa-apa kalau Abe ingin marah, ujar Bunda ketika menyediakan
roti berlapis mentega, keju dan telur dadar. Itu namanya kamu punya
perasaan.
Abe memandangi Bunda.
Bunda sudah tua sebenarnya. Namun Abe tidak melihat muka Bunda
penuh kerutan. Bunda bilang, tetangga depan rumah umurnya sama
sepeti Bunda. Namun Abe dan anak-anak yang lain suka seram
melihatnya. Mukanya galak.
Marah itu artinya menyimpan api
23
Abe cemberut. Bunda selalu bilang begitu. Kalau marah itu artinya ada
api di dalam hati. Panas rasanya. Kalau tidak marah itu seperti ada lautan
di dalam hati.
Akan tetapi Abe juga ingin marah. Abe ingin belajar teriak, Abe ingin
belajar menangis, Abe juga ingin membuat teman yang nakal padanya
jadi tahu kalau Abe bisa marah.
Tidak apa-apa, kali ini Bunda mengelus kepala Abe. Abe harus banyak
belajar tentang perasaan. Kalau ada teman kamu yang nakal, kamu boleh
marah. Apalagi kalau teman kamu itu sampai membuat kamu terluka.
Abe mendengarkan.
Siapa, ya, temannya yang pernah membuatnya marah?
Aha, Tito. Tito pernah mendorong tubuh Abe sampai Abe jatuh ke dalam
selokan. Abe ingin marah pada saat itu, tetapi ibu Tito cepat datang dan
menolong Abe. Di depan Abe, Tito juga dijewer oleh ibunya. Melihat Tito
kesakitan dijewer, Abe merasa tidak perlu marah lagi karena Tito sudah
mendapat balasannya.
Tidak apa-apa, asal kamu marah yang benar, ya? ujar Bunda ketika
mengantar Abe sampai di pintu pagar rumahnya. Marah itu juga tidak
selalu harus teriak atau memukul.
Abe mengangguk. Hari ini Abe niatkan untuk belajar marah.
Emak aku suka marah, jadi aku ikut-ikutan, Wawan bercerita sambil
tertawa.
Enak rasanya?
Wawan memandangi Abe. Lalu menggeleng. Kalau habis marah, aku jadi
capek.
Abe mengangguk. Capek itu yang Abe tidak ketahui.
Kemarin aku kena jewer Bapak karena teriak-teriak di rumah waktu ada
tamu. Tamunya sampai kaget dan Bapak bilang aku sudah bikin malu.
Habis, Bapak juga suka teriak kalau di rumah, Wawan melanjutkan.
Abe mendengarkan sambil memandangi wajah Wawan.
Aku suka berteman dengan kamu karena kamu tidak nakal. Emak bilang,
aku boleh berteman sama kamu saja soalnya kamu baik, kali ini Wawan
merangkulkan tangannya di bahu Abe.
Abe tersenyum.
Teman yang lain juga sering berkata seperti itu.
Marah.
Abe ingin marah. Mara seperti teman-temannya yang lain. Namun Abe
tidak tahu bagaimana caranya.
24
dengan
gerobak
26
Eh, jadi kau ini tak sadar? ujar Pak Diki. Sampah yang kau bawa
ini sumber penyakit, tahu!
Belum lagi, gerobaknya segede truk, bikin yang berpapasan
terpaksa harus ngacir keluar gang, kalau tidak mau muntah-muntah
mencium baunya. Tambah Pak Sinaga lagi.
Pak Sampah, Aa Karta, ketua RT di gang kami, tampak mencoba
menengahi, kami usul, bagaimana jika mengambil sampahnya jangan
pagi-pagi, tapi siang saja, saat kita, para lelaki ada di luar rumah, saat
mereka bekerja?!
Pak Sampah berpikir sejenak. Lalu ia mengangguk-angguk sambil
tersenyum luruh. Baiklah... saya akan datang mengambil sampah setiap
siang.
Masalah selesai, desisku. Bersyukurlah, karena Pak Sampah
ternyata memiliki hati seluas samudera, sehingga tidak menjadikan
masalah menjadi berlarut-larut.
***
Ternyata aku salah duga. Para bapak memang tak lagi melempar
segudang komplain dengan keberadaan Pak Sampah. Mereka tak harus
berpapasan dengan gerobak bau itu saat berangkat kerja, dan begitu
mereka pulang, sampah-sampah telah tercerabut dari gang sempit itu.
Enak sekali, bukan?
Sayangnya, hal tersebut ternyata tidak dirasakan oleh kaum ibu.
Mereka mengeluh panjang pendek di hadapan ketua RT, Aa Karta. Aku
yang kebetulan bertempat tinggal tepat di samping A Karta tentu saja
mendengarnya. Bagaimana tidak? Batas antara rumah yang satu dengan
rumah lainnya di gang ini hanya selembar triplek tipis, sementara suara
para ibu nyaris mengalahkan deru mesin pabrik.
Pak RT, kenapa tukang sampah itu sekarang datangnya pas siang?
Kami jadi merasa terganggu. Saat siang itu waktunya kami
bercengkerama, ngobrol-ngobrol ngegosip di depan rumah, ujar Bu
Anton, berapi-api.
Betul sekali! lengking Bu Asnah, penjual gado-gado. Bayangkan,
setiap saat saya disibukkan bagaimana cara membuat gado-gado yang
lezat, dan apa yang saya lakukan itu menjadi buyar karena bau busuk
itu!
Pak RT harus membuat kebijakan tentang hal ini!
Ya. Kami tidak mau terima!
Baiklah, A Karta menimpali. Nanti saya akan coba bicara
dengan Pak Sampah. Kalian mengusulkan kapan?
Sore saja! ujar Bu Asnah. Kalau sore, kita kan sedang berkumpul
di rumah. Kita bisa menutup pintu rapat-rapat saat gerobak busuk itu
datang.
Setuju! teriak yang lain.
Baiklah, saya akan mencoba bicarakan hal itu!
27
***
Kutatap sampah yang menggunung di mulut gang. Sudah
seminggu lebih sampah-sampah itu tertumpuk di sana. Tak ada lagi yang
datang dengan gerobak dorongnya untuk memungutinya. Pak Sampah
28
29