Anda di halaman 1dari 5

TUGAS TUTORIAL 2

PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP

NAMA : NURUL ‘AINI


NIM : 826104783

Soal
1. Jelaskan dan berikan contoh (tidak boleh sama dengan yang ada pada inisiasi atau modul)
pengelolaan udara baik secara input maupun output.

2. Jelaskan perubahan-perubahan perkembangan pola hidup dan kebudayaan manusia serta


tingkat pertumbuhan populasi manusia.

3. Bagaimana caranya menanamkan etika lingkungan ?

Kepada siapa penanaman etika lingkungan harus diberikan?

4. Jelaskandan berikan contoh nyata (tidak boleh sama dengan yang ada pada inisiasi atau modul)
manfaat atmosfir bumi bagi manusia?

5. Dalam mengetahui perkembangan jumlah penduduk, bagaimana cara menghitung angka


kelahiran dan angka kematian kasar dalam pertumbuhan penduduk di suatu provinsi di daerah
Anda tinggal.

Jawab :

1. Udara mudah mengalami pencemaran apabial banyak kegiatan manusia yang


menghasilkan bahan limbah yang dibuang ke udara. Pengendalian terhadap pencemaran
udara lebih menekankan pada pendekatan input, antara lain dengan upaya :

a) Menekankan pertumbuhan populasi manusia, memperkecil penghamburan dan


penggunaan energi di pabrik dan mobil agar kontaminasi partikel (dalam bentuk gas)
yang berbahaya ke dalam udara dapat dikurangi;
b) Menggantikan energi minyak dengan sumber energi lain, seperti: nuklir, cahaya matahari,
angin, dan panas bumi;
c) Gunakan batubara yang telah dibuat gas atau dicairkan;
d) Memperkecil penggunaan mobil pribadi dan mengutamakan angkutan massal dan “para-
transit”;
e) Arahkan pemilihan kendaraan bermesin pada jenis yang irit bahan bakar;
Pendekatan output, walaupun sebenarnya tidak ekonomis, juga dapat dilakukan dengan
cara :

a) Bebaskan asap buangan dari cerobong asap pabrik dan mobil dari partikel pencemar
udara, misalkan dengan penggunaan penyaring atau elektrostatik presipitator.
b) Cerobong asap dibuat lebih tinggi lagi, sehingga buangan asap langsung masuk ke
lapisan inversi udara.
c) Lakukan pengendalian pembuangan pencemar udara dengan metode “intermitten”, yakni
jika alat pendektesi pencemaran udara sudah menunjukan batas kadar maksimum maka
semua kegiatan yang mencemari udara (pabrik, mesin-mesin) harus dihentikan.
Pengaktifan kembali kegiatan ini setelah kadar zat pencemar telah turun kembali.
d) Lakukan pemasangan alat tambahan pada mesin mobil, sehingga pembakaran mobil
menjadi sempurna.

2. Pengaruh manusia terhadap alam pada mulanya sangat kecil dan terbatas pada lingkungan
tertentu, hal ini karena jumlah (populasi) manusia masih sedikit, membawa konsekuensi
pola hidup masih dalam kelompok kecil dan sumber penghidupannya dan lingkungan
lokal. Tetapi saat ini populasi manusia telah mencapai angka lebih dari empat miliar jiwa
yang semuanya sangat bergantung pada dunia global, tidak hanya lingkungan lokal, untuk
memenuhi kebutuhan dan bertahan hidup. Peningkatan populasi, konsumsi, dan
pencemaran tampak adanya tanda-tanda perubahan kultur secara cepat dari kelompok
masyarakat tradisional yang hanya berburu dan mengumpulkan makanan, ke masyarakat
petani yang bercocok tanam sampai ke masyarakat industri dan masyarakat yang peduli
pada kelangsungan bumi.
Perubahan kebudayaan yang berhasil diciptakan manusia merupakan upaya untuk
beradaptasi dan bertahan hidup, manusia dengan akalnya dikaruniai kemampuan berpikir,
merasakan, serta menciptakan alat-alat/teknologi yang dapat membantu manusia dalam
beradaptasi dengan alam. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam perkembangan pola
hidup dan kebudayaan manusia serta tingkat pertumbuhan populasi manusia dapat
dikelompokkan sebagai berikut.
1) Masyarakat Pemburu-Pengumpul Awal
Masyarakat pemburu-pengumpul tingkat awal ini diperkirakan oleh tiga pola adaptasi kultural
(budaya)yaitu:
a. penggunaan benda-benda yang ada di sekitar untuk berburu, (misal batu, kayu sebagai alat
pemukul, dan sebagainya), mengumpulkan makanan, dan sekadar pakaian untuk pelindung
tubuh;
b. belajar hidup dalam lingkungan/alam liar dengan organisasi sosial dan bekerja sama dengan
manusia lain;
c. menggunakan bahasa sebagai alat/media bekerja sama serta berbagi pengetahuan dan
pengalaman sebelumnya.

2) Masyarakat Pemburu-Pengumpul Lanjut


Pada kelompok masyarakat ini mulai era teknologi yang sederhana berkembang, manusia
perlahan mulai belajar untuk lebih bekerja sama secara efektif, membuat alat-alat (manusia
Homo habilis; habilis = tukang) yang lebih baik dan memadai dan juga membuat api.
Pemahaman kultural ini memberi pengaruh pada pola hidup mereka yang mulai lebih menekan
(mengeksploitasi) lingkungan, tanpa mereka sadari. Kelompok pemburu dan pengumpul tingkat
lanjut ini meningkatkan kuantitas dan kualitas ketersediaan makanannya dengan khusus berburu
sekelompok hewan besar dan juga mengumpulkan butir padi, kacang-kacangan, buah, dan akar-
akaran. Pola ini juga dipengaruhi oleh kelompok sosial dan kerja sama yang lebih besar.
3) Masyarakat Petani
Pada masa ini manusia memulai sebuah perubahan besar-besaran dalam budaya mereka,
yakni pertanian. Kelompok pemburu dan pengumpul tingkat lanjut memulai perubahan budaya
ini karena dipengaruhi kenyataan dan keadaan dengan semakin sedikitnya jumlah hewan dan
tumbuhan yang dapat dikumpulkan akibat perburuan berlebihan. Seiring dengan perkembangan
ilmu yang dimilikinya, mereka berupaya memelihara (mendomestikasi) hewan, mereka lantas
menjadi penggembala, bukan lagi menjadi seorang pemburu. Perubahan pola hidup ini juga
tampak dan perilaku mereka yang membuka hutan untuk dijadikan lahan terbuka pertanian.
Mereka membuat dan menciptakan tongkat-tongkat pelubang tanah, menanam benih-benih dan
akar tanaman kesukaan mereka. Pola penanaman seperti ini lantas disebut sebagai tanaman
budidaya dengan bercocok tanam di wilayah yang terbatas dekat dengan tempat mereka.
Perkembangan lebih lanjut dari budaya bertani (agrikultur) ini adalah pertanian tanaman
dasar untuk memenuhi kebutuhan makanan pokok seperti gandum, kacang polong, beras, jagung,
atau kentang yang diikuti ber-kembangnya pola agrikultur, dengan mengolah lahan
menggunakan bajak dan bantuan hewan. Manusia kemudian menjadi produser makanan yang
mampu menyediakan bahan makanan secara berkala
4) Masyarakat Industri
Keadaan pada masyarakat industri merupakan kelanjutan dari pola hidup masyarakat petani.
Manusia menemukan cara bagaimana memanfaatkan energi kimia yang selama ini tersimpan
dalam batubara, minyak dan gas alam, serta metode/cara menggali sumber-sumber energi secara
efisien.
Revolusi industri ini, sebagaimana revolusi pada agrikultur, merupakan tahapan proses
munculnya perubahan yang lebih besar pada perubahan sosial dan teknologi. Masyarakat industri
secara sadar maupun kurang sadar telah menambah berbagai masalah ekologik. Pencemaran
udara, pencemaran tanah, pencemaran air, dan habisnya lahan-lahan hijau menjadi semakin
cepat, diikuti dengan pencemaran suara.
Masyarakat industri telah menurunkan kepentingan masyarakat atas agrikultur. Sebaliknya
terjadi peralihan besar-besaran dari masyarakat yang hidup dengan bertani di pedesaan menjadi
masyarakat perkotaan. Tingkat perpindahan ini menimbulkan masalah-masalah baru dalam
bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya.
5) Masyarakat Peduli Kelangsungan Bumi (Sustainable Earth Society)
Pada masa ini mulai sebagian masyarakat menyadari pentingnya mengendalikan alam, mulai
menerima adanya batasan dalam diri serta keterbatasan lingkungan dan alam yang mendukung
kepentingan hidup manusia. dan menyadari bahwa manusia merupakan bagian dari alam.
Bertolak dari kesadaran tersebut manusia menggunakan kemampuan berpikirnya, bahwa
untuk melindungi diri manusia sendiri berarti manusia harus melindungi alam dan lingkungan,
manusia tidak dapat hidup tanpa ketersediaan dan daya dukung dari alam. Oleh karena itu,
manusia mulai mengubah pola hidup dari budaya agrikultur yang kurang seimbang dengan alam
dan masyarakat industri yang didasarkan pada kepentingan manusia, menuju ke masyarakat yang
berkelanjutan yang mendasarkan kepentingan pada prinsip keseimbangan. Dengan keseimbangan
antara kepentingan manusia dan alam, kelangsungan bumi dapat lebih terjaga.

3. a. Menumbuhkan sikap ramah lingkungan.


b. Membiasakan diri bersikap ramah terhadap lingkungan
1. Lingkungan Rumah
- Tidak membuang sampah sembarangan
- Sering membersihkan rumah
- merawat tanaman yang ada dirumah
- melakukan aksi penanaman pohon di sekitar rumah
2. Lingkungan Sekolah
- Bersih bersih dikelas
- Diskusi tentang lingkungan hidup
- belajar pendidikan lingkungan hidup dengan serius
- melakukan penanaman pohon disekitar area kelas.
3. Lingkungan Masyarakat
- Mengikuti kerja bakti
- Melakukan sosialisasi ke masyarakat lainnya
- Mendaur ulang sampah yang dapat di daur ulang

Penanaman etika hidup harus diberikan kepada seluruh manusia. Lebih baik diberikan
sedini mungkin kepada anak anak dan tetap memberikan penanaman juga kepada remaja,
maupun orang orang yang sudah dewasa. Karena untuk menjaga lingkunagan hidup
dibutuhkan etika lingkungan hidup.
4. 1. Pendukung kehidupan
Atmosfer merupakan pendukung utama kehidupan makhluk hidup di bumi, karena
menyediakan gas yang diperlukan bagi pernapasan manusia dan hewan. Beberapa
gas yang diperlukan makhluk hidup tersedia, diantaranya : oksigen, hidrogen,
kerbon dioksida dan nitrogen
2. Pengendalian suhu bumi
3. Perisai radiasi ultraviolet
4. Penangkis Meteor
5. Penunjang Komunikasi Radio
Di atmosfer bagian atas terdapat lapisan gas gas yang bermuatan listrik yang
disebut ionosfer, lapisan ini sangat mudah memantulkan gelombang radio yang
dipancarkan oleh stasiun pemancar dapat mencapai tempat tempat yang sangat
jauh.
6. Keperluan Penerbangan
Pesawat terbang, baik yang menggunakan baling-baling maupun mesin jet, dapat
terangkat dan melayang di udara karena adanya gaya angkat yang dimiliki udara.

5. Cara menghitung Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate/CBR)


Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate/CBR) adalah angka yang menunjukkan jumlah
kelahiran per 1000 penduduk. Cara menghitungnya yaitu :

CBR = B/P x 1000

Note:
B = jumlah kelahiran dalam tahun tertentu
P = total penduduk di pertengahan tahun
1000 = angka konstanta

Sedangkan Angka Kematian Kasar (Crude Death Birth/CDR)


adalah angka kematian kasar adalah angka yang menunjukkan total kemarian per 1.000
penduduk. Cara menghitungnya yaitu :

CBR = D/P X 1.000


Note:
B = jumlah kematian dalam tahun tertentu
P = total penduduk di pertengahan tahun
1000 = angka konstanta

Anda mungkin juga menyukai