Artikel Penelitian – Naskah dikirim: 23/05/2021 – Selesai revisi: 02/08/2021 – Disetujui: 03/08/2021 – Diterbitkan: 01/09/2021
WhatsApp, Sismart. Metode Pembelajaran yang ilmuwan Pendidikan bernama Sugata Mitra. Titik
inovatif untuk PJJ menurut Adit (2020) ada 6, berat dari penerapan model pembelajaran SOLE
yakni Discovery-Inquiry, Flipped Classroom, PjBL, adalah pembelajaran mandiri yaitu siswa belajar
Blended Learning, Berbasis Gim, dan SOLE. sendiri dengan menggunakan internet dan
Pembelajaran Kimia di SMK N 1 Sanden perangkat pintar yang dimiliki.
selama masa pandemi Covid-19 belum Model pembelajaran SOLE dirancang agar
menerapkan metode pembelajaran yang inovatif. bisa membantu guru mendorong siswa pada rasa
Metode pembelajaran yang diterapkan di kelas X ingin tahu yang ada dalam dirinya dengan
RPL selama semester gasal tahun pelajaran melaksanakan kegiatan pembelajaran berbasis
2020/2021 sebatas pemberian materi dan siswa. Pembelajaran berbasis siswa
penugasan. Setelah diadakan penilaian akhir komponennya meliputi rasa ingin tahu,
semester gasal ketuntasan klasikal yang dicapai kerjasama, terorganisir sendiri, diikutsertakan,
kelas X RPL hanya mencapai 5,26%. Hal ini sosial, dan adanya fasilitas berupa motivasi dari
disimpulkan bahwa tingkat pemahaman materi orang dewasa (Mitra, 2015).
siswa rendah. Kelemahan metode penugasan Langkah-langkah penerapan model
antara lain karena guru tidak mengawasi pembelajaran SOLE: 1) Question atau
langsung, siswa mengirim tugas hanya copy paste Pertanyaan. Guru memberikan pertanyaan, 2)
dari pekerjaan teman, tugas tidak dikerjakan Investigate atau Investigasi. Siswa
siswa sendiri melainkan dikerjakan orang lain menginvestigasi pertanyaan dari guru yaitu
(Djamarah, 2006: 87). dengan cara mencari lewat internet atau e-book
Untuk mengatasi agar pemahaman materi atau rumah belajar, dan 3) Review atau
siswa dapat meningkat meskipun pembelajaran Pencermatan. Guru mereview hasil investigasi
jarak jauh, perlu dicari alternatif model siswa (Sidik, 2020).
pembelajaran. Model pembelajaran yang inovatif Ilmu Kimia merupakan bagian ilmu
yang diharapkan mampu meningkatkan pengerahuan alam. Yang dipelajari dalam ilmu
pemahaman materi siswa, yaitu dengan kimia mencakup wujud zat, sifat zat, struktur zat,
menerapkan model pembelajaran self organized perubahan zat, serta energi yang menyertai
learning environments (SOLE). Dengan perubahan zat (Djony, 2019: 3). Subjek kimia
menerapkan model SOLE diharapkan dapat yang dipelajari di Kelas X diantaranya adalah
meningkatkan pemahaman materi siswa. Polimer. Pada pembelajaran jarak jauh di era
Pemahaman merupakan hasil belajar, wabah Covid-19, pembelajaran materi polimer
misalnya siswa mampu menjelaskan dengan diterapkan dengan model pembelajaran SOLE.
menggunakan kata-katanya sendiri tentang apa Dengan menerapkan pembelajaran model SOLE
yang dibaca atau didengar, serta bisa diharapkan dapat meningkatkan pemahaman
memberikan contoh lain selain yang disebutkan siswa.
guru (Sudjana, 1995: 24). Pemahaman Permasalahan pada penelitian ini bisa
berdasrkan Benyamin S Bloom adalah dirumuskan seperti berikut: 1) Bagaimana
kesanggupan seseorang untuk memahami dan diskripsi penerapan model pembelajaran SOLE
mengerti sesuatu sesudah sesuatu itu dipahami untuk meningkatkan pemahaman materi polimer
dan diingat. Seorang siswa disebut memahami siswa kelas X RPL di SMK N 1 Sanden? 2) Apakah
materi jika ia mampu menjelaskan secara rinci penerapan model pembelajaran SOLE dapat
tentang materi tersebut dengan menggunakan meningkatkan pemahaman materi polimer siswa
bahasa sendiri (Sudijono, 2011: 50). Widoyoko kelas X RPL di SMK N 1 Sanden?
(2014: 31) mengatakan pemahaman adalah Tujuan penelitian: 1) Mendeskripsikan
makna dari pesan-pesan belajaran yang penerapan model pembelajaran SOLE untuk
dikonstruksikan lewat pembelajaran, buku, dan meningkatkan pemahaman materi polimer
sumber belajar yang lain, baik bersifat lisan, siswa kelas X RPL di SMK N 1 Sanden, 2)
tulisan, atau grafik. Menguji peningkatkan pemahaman materi
Dari paparan di atas bisa disimpulkan bahwa polimer melalui penerapan model pembelajaran
pemahaman materi ialah kemampuan siswa self organized learning environments (SOLE) siswa
untuk menjelaskan dengan menggunakan kelas X RPL di SMK N 1 Sanden.
kalimat sendiri dan dapat menyajikan contoh Diharapkan hasil penelitian ini bermanfaat,
tentang ilmu yang telah diperoleh, baik dari guru, secara: 1) Teoritis: (a) Sebagai sumber acuan
internet, maupun sumber belajar lainnya. atau referensi penelitian yang berikutnya, (b)
SOLE (self organized learning environments) memperbanyak riset berkenaan hasil penelitian
merupakan model pembelajaran yang awal mula pembelajaran Kimia, (c) Menyumbang bagi
dikenalkan pada tahun 1999 oleh seorang
- 322 -
Ideguru: Jurnal Karya Ilmiah Guru Vol.6, No.3, September 2021
p-ISSN 2527-5712 ; e-ISSN 2722-2195 DOI: https://doi.org/10.51169/ideguru.v6i3.290
- 323 -
Ideguru: Jurnal Karya Ilmiah Guru Vol.6, No.3, September 2021
p-ISSN 2527-5712 ; e-ISSN 2722-2195 DOI: https://doi.org/10.51169/ideguru.v6i3.290
3. Hasil dan Pembahasan Tabel 2. Nilai tes penilaian harian kelas X RPL
Sebelum dilaksanakan penelitian tindakan siklus I pertemuan ke-3
kelas, dilakukan langkah awal yang yaitu melihat
No Kode Subjek Nilai Keterangan
hasil penilaian akhir semester (PAS) gasal tahun
1 AH 25 Tidak Tuntas
pelajaran 2020/2021. Nilai rerata kelas X RPL
2 ADF 80 Tuntas
pada penilaian akhir semester gasal tahun 3 AN 80 Tuntas
pelajaran 2020/2021 adalah 53,15, dengan nilai 4 ANR 90 Tuntas
tertinggi 77,00 dicapai oleh 1 siswa dan nilai 5 ASN 30 Tidak Tuntas
terendah 15 ada 3 siswa, serta ketuntasan 6 AIM 70 Tidak Tuntas
klasikal 5,26 %. Data hasil penilaian akhir 7 EA 90 Tuntas
semester gasal tahun 2020/2021 klas X RPL 8 FBP 20 Tidak Tuntas
tertera pada Tabel 1. sebagai data kondisi awal. 9 HS 100 Tuntas
10 IA 40 Tidak Tuntas
Tabel 1. Daftar nilai PAS gasal klas X RPL tahun 11 LN 50 Tidak Tuntas
pelajaran 2020/2021 12 NP 80 Tuntas
13 PWN 90 Tuntas
No Kode Subjek Nilai Keterangan 14 RJ 80 Tuntas
1 AH 15,00 Tidak Tuntas 15 RS 100 Tuntas
2 ADF 15,00 Tidak Tuntas 16 RFI 20 Tidak Tuntas
3 AN 60,00 Tidak Tuntas 17 WEP 20 Tidak Tuntas
4 ANR 77,50 Tuntas 18 YWN 80 Tuntas
5 ASN 47,50 Tidak Tuntas 19 NS 100 Tuntas
6 AIM 70,00 Tidak Tuntas Rerata 65,53
7 EA 67,50 Tidak Tuntas % Ketuntasan 57,89%
8 FBP 65,00 Tidak Tuntas Klasikal
9 HS 60,00 Tidak Tuntas
10 IA 55,00 Tidak Tuntas Tabel 3. Nilai tes penilaian harian kelas
11 LN 55,00 Tidak Tuntas X RPL siklus II pertemuan ke-3
12 NP 50,00 Tidak Tuntas
No Kode Subjek Nilai Keterangan
13 PWN 52,50 Tidak Tuntas
14 RJ 60,00 Tidak Tuntas 1 AH 52 Tidak Tuntas
15 RWS 72,50 Tidak Tuntas 2 ADF 80 Tuntas
16 RFI 15,00 Tidak Tuntas 3 AN 52 Tidak Tuntas
17 WEP 55,00 Tidak Tuntas 4 ANR 100 Tuntas
5 ASN 76 Tuntas
18 YWN 52,36 Tidak Tuntas
6 AIM 68 Tidak Tuntas
19 NS 65,00 Tidak Tuntas
7 EA 56 Tidak Tuntas
Rerata 53,15 8 FBP 52 Tidak Tuntas
Ketuntasan Klasikal 5,26% 9 HS 100 Tuntas
10 IA 80 Tuntas
Hasil tes penilaian harian pada siklus I 11 LN 80 Tuntas
pertemuan ke-3 dengan soal berbentuk esai 12 NP 100 Tuntas
jumlah soal ada empat (4), skor maksimal 20, 13 PWN 100 Tuntas
nilai maksimal 100, dan diikuti sejumlah 19 siswa 14 RJ 76 Tuntas
dengan perolehan hasil sebagai berikut. Nilai 15 RS 76 Tuntas
tertinggi 100 dicapai ole 3 siswa, dan nilai 16 RFI 52 Tidak Tuntas
terendah 20 ada 3 siswa. Nilai rerata kelas 65,53 17 WEP 88 Tuntas
dan persentase ketuntasan klasikal 57,89 %. Nilai 18 YWN 76 Tuntas
19 NS 100 Tuntas
Tes Penilaian Harian siklus I pertemuan ke-3
Rerata 72,05
secara lengkap tercantum di Tabel 2.
Ketuntasan Klasikal 73,68%
Hasil tes penilaian harian pada siklus II
pertemuan ke-3 dengan soal berbentuk esai
Selama pandemi Covid-19 pembelajaran
jumlah soal ada lima (5) , skor maksimal 25, nilai
yang diterapkan adalah pembelajaran jarak jauh
maksimal 100, dan diikuti 19 siswa dengan
(PJJ), artinya siswa belajar dari rumah tidak
perolehan hasil sebagai berikut. Nilai tertinggi
bertatap muka langsung dengan modal adanya
100 dicapai 5 siswa, nilai terendah 52 dicapai 4
jaringan internet. Selama pembelajaran jarak
siswa. Nilai rerata kelas 72,05 dan persentase
jauh model pembelajaran yang paling sering
ketuntasan klasikal 73,68.%. Nilai tes penilaian
diterapkan guru yaitu dengan membagi materi
harian siklus II pertemuan ke-3 selengkapnya
dan memberi tugas (penugasan) yang diunggah
tertera pada Tabel 3.
ke salah satu media Whatsapp atau Sismart.
- 324 -
Ideguru: Jurnal Karya Ilmiah Guru Vol.6, No.3, September 2021
p-ISSN 2527-5712 ; e-ISSN 2722-2195 DOI: https://doi.org/10.51169/ideguru.v6i3.290
Metode penugasan banyak kelemahannya. Nilai rerata hasil tes penilaian harian pada
Kelemahan metode penugasan menurut kondisi awal dibanding rerata hasil tes penilaian
Djamarah (2006: 236): 1) Kerapkali siswa tidak harian pada siklus I mengalami peningkatan,
jujur, siswa hanya mengcopy paste hasil pekerjaan nilai rerata saat kondisi awal 53,15 sedangkan
temannya, tanpa ada usaha untuk mengerjakan rerata nilai tes penilaian harian saat siklus I
sendiri, 2) Kadang-kadang tugas dikerjakan oleh sebesar 65,53 mengalami kenaikan sebesar
orang lain, bisa teman, kakak, bahkan orang tua 12,38. Data nilai rerata pada kondisi awal dan
siswa, 3) Sukar memberikan tugas yang nilai rerata tes penilaian harian pada Siklus I
memenuhi perbedaan masing-masing siswa. tertera pada Tabel 4.
Dengan menerapkan metode penugasan
tingkat pemahan materi siswa masih relatif Tabel 4. Nilai rerata kondisi awal dan
rendah, hal ini dapat dilihat dari hasil Penilaian pada siklus I
Akhir Semester Gasal Tahun Pelajaran Keadaan Nilai Rerata
2020/2021 kelas X RPL. Rerata hasil Penilaian Kondisi Awal 53,15
Akhir Semester gasal mencapai 53,15 dan
Siklus I 65,53
ketuntasan klasikal 5,26%, artinya dari 19 siswa
yang memperoleh nilai di atas atau sama dengan Perbandingan nilai rerata kondisi awal dan
KKM sebanyak 1 siswa (sebagai data awal). nilai rerata tes penilaian harian pada Siklus I
Perbandingan persentase antara siswa yang tertera pada Gambar 4 berikut.
tuntas dengan yang Tidak Tuntas tertera pada
Gambar 2 berikut.
5,26% 80
60
94,74% 40 65,53
53,15
20
TUNTAS TIDAK TUNTAS 0
KONDISI SIKLUS I
Gambar 2. Diagram ketuntasan klasikal
AWAL
kondisi awal
Untuk mengatasi rendahnya tingkat Gambar 4. Grafik perbandingan nilai rerata
pemahaman materi siswa perlu dicari model kondisi awal dengan siklus I
pembelajaran yang menuntut siswa agar belajar Persentase ketuntasan klasikal saat Kondisi
mandiri, yaitu dengan menerapkan model Awal sebesar 5,26%, persentase ketuntasan
pembelajaran self organized learning environment klasikal saat siklus I sebesar 57,89 %. Data
(SOLE). persentase ketuntasan klasikal pada Kondisi Awal
Pada siklus I pertemuan ke-3 dilakukan sebesar dan persentase ketuntasan klasikal tes
tes penilaian harian, yang bertujuan untuk penilaian harian pada siklus I tertera pada Tabel
mengukur tingkat pemahaman materi 5 berikut.
Pengertian, Strutur, dan Tata Nama Polimer
siswa setelah diterapkan pembelajaran dengan Tabel 5. Persentase ketuntasan klasikan kondisi
model pembelajaran SOLE. Nilai rerata tes awal dan pada siklus I
penilaian harian yang diperoleh 65,53 dan
persentase ketuntasan hasil belajar klasikal Keadaan % Ketuntasan Klasikal
mencapai 57,89%. Perbandingan persentase Kondisi Awal 5, 26 %
siswa yang tuntas dan belum tuntas pada Siklus Siklus I 57,89 %.
I tertera pada Gambar 3 berikut.
Perbandingan persentase ketuntasan
TUNTAS TIDAK TUNTAS klasikal pada kondisi awal dibanding dengan
siklus I mengalami kenaikan, Persentase
42,11% ketuntasan klasikal pada kondisi awal sebesar 5,
57,89%
26 % sedangkan persentase ketuntasan klasikal
pada tes penilaian harian pada siklus I sebesar
57,89 %, sehingga mengalami kenaikan sebesar
52, 63 %. Perbandingan persentase ketuntasan
Gambar 3. Diagram ketuntasan klasikal
klasikal kondisi awal dan siklus I tertera pada
pada siklus I
tertera pada Gambar 5 berikut.
- 325 -
Ideguru: Jurnal Karya Ilmiah Guru Vol.6, No.3, September 2021
p-ISSN 2527-5712 ; e-ISSN 2722-2195 DOI: https://doi.org/10.51169/ideguru.v6i3.290
- 326 -
Ideguru: Jurnal Karya Ilmiah Guru Vol.6, No.3, September 2021
p-ISSN 2527-5712 ; e-ISSN 2722-2195 DOI: https://doi.org/10.51169/ideguru.v6i3.290
- 327 -
Ideguru: Jurnal Karya Ilmiah Guru Vol.6, No.3, September 2021
p-ISSN 2527-5712 ; e-ISSN 2722-2195 DOI: https://doi.org/10.51169/ideguru.v6i3.290
- 328 -