Anda di halaman 1dari 4

A.

Motor Kalor
Motor kalor adalah motor dengan prinsip mesin kalor yaitu alat yang berfungsi mengubah
energi panas menjadi energi mekanik [ CITATION Sea021 \l 1033 ]. Dalam mesin motor, energi
panas hasil pembakaran bahwa diubah menjadi energi gerak motor. Tetapi, dalam semua mesin
kalor kitaketahui bahwa pengubahan energi panas ke energi mekanik selalu disertai pengeluaran
gas buang, yang membawa sejumlah energi panas. Dengan demikian hanya sebagian energi
panas hasil pembakaran bahan bakar yang diubah ke energi mekanik [ CITATION Mar131 \l 1033 ].
Pada mesin kalor selalu terdapat dua buah reservoir. Reservoir yang memberikan kalor besar
disebut reservoir kalor sedangkan reservoir lainnya disebut reservoir dingin yang berfungsi
menyerap kalor dalam jumlah yang besar tanpa terjadi perubahan panas berarti.
Seperti kita ketahui kerja dapat dikonversi langsung menjadi panas. Seperti misalnya pengaduk
air. Kerja dapat kita berikan pada poros pengaduk sehingga temperatur naik. Tetapi sebaliknya,
jika kita memberikan panas pada air, maka poros tidak akan berputar. Atau dengan kata lain, jika
memberikan panas pada air, maka tidak akan tercipta kerja (poros). Dari pengamatan di atas,
konversi panas menjadi kerja bisa dilakukan tetapi diperlukan sebuah alat bantu yang dinamakan
dengan mesin kalor (heat engines). Sebuah mesin kalor dapat dikarakteristikkan sebagai berikut:
1. Mesin kalor menerima panas dari source bertemperatur tinggi (energi matahari,
furnace bahan bakar, reaktor nuklir, dll).
2. Mesin kalor mengkonversi sebagian panas menjadi kerja (umumnya dalam dalam
bentuk poros yang berputar)
3. Mesin kalor membuang sisa panas ke sink bertemperatur rendah.
4. Mesin kalor beroperasi dalam sebuah siklus.
Mengacu pada karakteristik di atas, sebenarnya motor bakar dan turbin gas tidak memenuhi
kategori sebagai sebuah mesin kalor, karena fluida kerja dari motor bakar dan turbin gas tidak
mengalami siklus termodinamika secara lengkap. Sebuah alat produksi kerja yang paling tepat
mewakili definisi dari mesin kalor adalah pembangkit listrik tenaga air, yang merupakan mesin
pembakaran luar dimana fluida kerja mengalami siklus termidinamika yang lengkap.
Gambar 1. Bagan Analogi Mesin Kalor
Gagasan dasar di balik mesin kalor  adalah bahwa energi mekanik bisa didapat dari energi termal
hanya ketika kalor dibiarkan mengalir dari temperatur tinggi ke temperatur yang lebih rendah.
dalam proses ini, sebagian kalor dapat diubah menjadi kerja mekanik. Ketika sebuah sistem
melakukan proses siklus maka tidak terjadi perubahan energi dalam pada sistem. Dari hukum 1
termodinamika:
∆ U =Q−W
0=Q−W
Q=W
Q=Q H +QC =|Q H|−|QC|
Artinya, masukan kalor QH pada temperatur tinggi TH sebagian diubah menjadi kerja W dan
sebagian dibuang sebagai kalor QC pada temperatur  yang lebih rendah TC. dengan kekekalan
energi, QH = W + QC. Temperatur tinggi TH dan temperatur rendah TC. disebut temperatur
operasi mesin. Efisiensi e dari mesin kalor dapat didefinisikan sebagai perbandingan kerja yang
dilakukan W terhadap masukan kalor pada temperatur tinggi T H [ CITATION Mar131 \l 1033 ] .
Untuk menganalisis jumlah kerja yang besar dan kalor input yang kecil.
Kerja yang dilakukan W
e= =
Input panas QH
QH −QC Q
e= =1− C
QH QH
Agar kerja bisa dilakukan secara terus menerus maka kalor harus mengalir secara terus menerus
dari tempat bersuhu tinggi menuju tempat bersuhu rendah. Jika kalor hanya mengalir sekali saja
maka kerja yang dilakukan mesin kalor juga hanya sekali saja (energi mekanik yang dihasilkan
sangat sedikit). Dengan demikian mesin kalor tersebut tidak bisa dimanfaatkan secara optimal.
Mesin kalor bisa dimanfaatkan secara optimal jika ia melakukan kerja secara terus menerus.
Dengan kata lain, stok energi mekanik yang dihasilkan mesin kalor cukup banyak sehingga bisa
kita gunakan untuk menggerakkan sesuatu.
Melihat karakterisitk dari sebuah mesin kalor, maka tidak ada sebuah mesin kalor yang
dapat mengubah semua panas yang diterima dan kemudian mengubahnya semua menjadi kerja.
Keterbatasan tersebut kemudian dibuat sebuah pernyataan oleh Kelvin-Plank yang berbunyi:
“Adalah tidak mungkin untuk sebuah alat/mesin yang beroperasi dalam sebuah siklus yang
menerima panas dari sebuah re servoir tunggal dan memproduksi sejumlah kerja bersih”.

Pernyataan Kelvin -Plank (hanya diperuntuk untuk mesin kalor) diatas dapat juga
diartikan sebagai tidak ada sebuah mesin/alat yang bekerja dalam sebuah siklus menerima panas
dari reservoir bertemperatur tinggi dan mengubah panas tersebut seluruh menjadi kerja bersih.
Atau dengan kata lain tidak ada sebuah mesin kalor yang mempunyai efisiensi 100%.

Ketidakmungkinan efisiensi 100% adalah bukan karena adanya friksi, atau kehilangan-
kehilangn lainnya, melainkan karena keterbatasan yang terjadi antara mesin kalor yang ideal dan
aktual.

KESIMPULAN
Motor kalor adalah motor dengan prinsip mesin kalor yaitu alat yang berfungsi mengubah
energi panas menjadi energi mekanik. Dalam mesin motor, energi panas hasil pembakaran
bahwa diubah menjadi energi gerak motor. Tetapi, dalam semua mesin kalor kita ketahui bahwa
pengubahan energi panas ke energi mekanik selalu disertai pengeluaran gas buang, yang
membawa sejumlah energi panas. Ketika sebuah sistem melakukan proses siklus maka tidak
terjadi perubahan energi dalam pada sistem.

DAFTAR PUSTAKA
Kanginan, M. (2013). Fisika untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.

Zemansky, S. d. (2002). Fisika Universitas Edisi Kesepuluh Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai