Anda di halaman 1dari 7

Paket Intensif

UTBK SBMPTN 2020

Fisika
Dinamika Gerak Lurus
dan Gerak Rotasi

Buat pemahamanmu lebih mantap!

Untuk mempermudah kamu dalam menguasai materi Dinamika Gerak Lurus dan

Gerak Rotasi, ada baiknya kamu memantapkan diri dengan menonton video

berikut.

1. Materi TKA Saintek Fisika – Dinamika

2. Hukum Newton tentang Gerak – Hukum I dan II Newton

3. Dinamika Rotasi – Momen Gaya

A. Dinamika Gerak Lurus


1. Hukum Newton tentang Gerak
Hukum Newton tentang gerak menjelaskan hubungan antara gaya dan gerak yang

diakibatkan oleh gaya tersebut. Hukum Newton tentang gerak terdiri atas Hukum I

Newton (kelembaman), Hukum II Newton, dan Hukum III Newton (aksi-reaksi).

a. Hukum I Newton (Kelembaman)

Hukum I Newton menjelaskan bahwa, jika resultan gaya yang bekerja pada suatu

benda sama dengan nol, benda akan tetap diam atau tetap bergerak lurus beraturan.
Keterangan:
Ʃ𝐹 = 0
Ʃ𝐹= resultan gaya (N);

𝑑𝑣 𝛼 = percepatan benda (m/s2); dan


𝑎= =0
𝑑𝑡 𝑑𝑣⁄ = percepatan sesaat (m/s2).
𝑑𝑡
1
Dinamika Gerak Lurus dan Gerak Rotasi
b. Hukum II Newton

Hukum II Newton menjelaskan bahwa, jika resultan gaya yang bekerja pada

suatu benda tidak sama dengan nol, akan timbul percepatan benda. Besarnya

percepatan benda berbanding lurus dan searah dengan resultan gaya, serta

berbanding terbalik dengan massa benda.

Ʃ𝐹 Keterangan:
𝑎=
𝑚 Ʃ𝐹= resultan gaya (N);

Ʃ𝐹 = 𝑚. 𝑎 𝛼 = percepatan benda (m/s2); dan

𝑚 = massa benda (kg).

c. Hukum III Newton

Hukum III Newton menjelaskan bahwa, setiap ada gaya yang bekerja pada suatu

benda, akan timbul gaya reaksi yang besarnya sama, namun arahnya

berlawanan.

𝐹𝑎𝑘𝑠𝑖 = −𝐹𝑟𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖

2. Macam-Macam Gaya
a. Gaya berat (𝒘) adalah gaya yang dialami benda karena adanya percepatan gravitasi.

Arah gaya berat selalu menuju pusat bumi. Gaya berat dapat dirumuskan sebagai

berikut.
Keterangan:

𝑤 = gaya berat (N);


𝑤 = 𝑚. 𝑔
𝑔 = percepatan gravitasi (m/s2); dan

𝑚 = massa benda (kg).

b. Gaya normal (𝑵) adalah gaya yang bekerja pada bidang sentuh antara dua

permukaan benda yang bersentuhan. Arah gaya normal selalu tegak lurus bidang

sentuh.

c. Gaya gesek (𝒇) adalah gaya yang timbul akibat kekasaran dua permukaan benda

yang saling bersentuhan. Arah gaya gesek selalu berlawanan dengan arah gerak

benda dan selalu sejajar dengan bidang sentuh. Gaya gesek dibedakan menjadi

dua, yaitu gaya gesek statis dan gaya gesek kinetik.

2
Dinamika Gerak Lurus dan Gerak Rotasi
1.) Gaya gesek statis (𝒇𝒔 ) adalah gaya gesek yang bekerja pada sebuah benda,

namun benda tersebut masih dalam keadaan diam atau tidak bergerak.

2.) Gaya gesek kinetik (𝒇𝒌 ) adalah gaya gesek yang bekerja pada sebuah benda

yang sedang bergerak dengan percepatan tertentu.

Gaya gesek dapat dirumuskan sebagai berikut.

𝑓𝑠 = 𝜇𝑠 . 𝑁 𝑓𝑘 = 𝜇𝑘 . 𝑁

Ketentuan: Keterangan:
• 𝑓𝑠 > Ʃ𝐹, benda tetap diam atau tidak bergerak. 𝑓𝑠 = gaya gesek statis (N);
• 𝑓𝑠 = Ʃ𝐹, benda tepat akan bergerak. 𝑓𝑘 = gaya gesek kinetik (N);
• 𝑓𝑠 < Ʃ𝐹, benda sedang bergerak. 𝑁= gaya normal (N);
• 𝜇𝑠 > 𝜇𝑘 𝜇𝑠 = koefisien gesek statis; dan

𝜇𝑘 = koefisien gesek kinetik.

d. Gaya tegang tali (𝑻) adalah gaya yang timbul pada tali akibat diberi suatu gaya

luar (gaya aksi-reaksi). Arah gaya tali selalu menjauhi bendanya.

1.) Gaya tegang tali pada benda yang digantung vertikal

Ʃ𝐹𝑦 = 0
⟺𝑇−𝑤 =0
⟺ 𝑇 = 𝑤 = 𝑚. 𝑔
𝑇 − 𝑇` = 0
⟺ 𝑇 = 𝑇`

2.) Gaya tegang tali pada benda yang dihubungkan dengan katrol licin

3
Dinamika Gerak Lurus dan Gerak Rotasi
Ʃ𝐹𝑦 = 𝑚. 𝑎
𝑇1 − 𝑤1 = 𝑚. 𝑎
𝑇1 = 𝑚. 𝑎 + 𝑤1
𝑇1 = 𝑇1` = 𝑇2 = 𝑇2`

3.) Gaya tegang tali pada benda yang berada di bidang miring licin

Ʃ𝐹𝑦 = 0
𝑁 − 𝑤 cos 𝛼 = 0
𝑁 = 𝑤 cos 𝛼

Ʃ𝐹𝑥 = 0
𝑇 − 𝑤 sin 𝛼 = 0
𝑇 = 𝑤 sin 𝛼

B. Dinamika Rotasi
1. Benda Tegar
Benda Tegar adalah benda yang tidak mengalami perubahan bentuk dan volume

selama bergerak. Benda tegar dapat melakukan dua macam gerak sekaligus, yaitu

gerak lurus (translasi) dan gerak melingkar (rotasi).

2. Momen Gaya
Momen gaya atau biasa disebut torsi merupakan kemampuan suatu gaya untuk

membuat benda mengalami gerak melingkar atau rotasi. Torsi merupakan hasil kali

antara gaya dan lengan momen yang tegak lurus ke poros atau sumbu rotasi. Torsi

dapat dirumuskan sebagai berikut.


Keterangan:

𝜏 = torsi (Nm);
𝜏=𝐹⊥ 𝑅 𝐹 = gaya (N); dan

𝑅 = lengan gaya (m).


4
Dinamika Gerak Lurus dan Gerak Rotasi
Keterangan:

a. Torsi bernilai positif jika benda berputar berlawanan arah putaran jarum jam.

b. Torsi bernilai negatif jika benda berputar searah putaran jarum jam.

3. Momen Inersia
Momen inersia adalah ukuran kelembaman suatu benda untuk berputar

terhadap porosnya. Momen inersia merupakan hasil kali antara massa benda

atau partikel dan kuadrat jarak yang tegak lurus dari titik poros rotasi. Momen

inersia benda dipengaruhi oleh massa benda, bentuk benda, dan letak sumbu

putarnya. Secara umum, momen inersia dapat dirumuskan sebagai berikut.

Keterangan:

𝐼 = momen inersia (kgm2);


𝐼 = 𝑘. 𝑚. 𝑅 2 𝑘 = koefisien momen inersia;

𝑚 = massa benda (kg);


2
Ʃ𝐼 = Ʃ(𝑚. 𝑅 )
𝑅 = lengan gaya (m);

∑𝜏 = 𝐼. 𝛼 Ʃ𝐼 = momen inersia total (kgm2) ;

𝛼 = percepatan sudut (rad/s2); dan

∑𝜏 = resultan momen gaya atau torsi (Nm).

Momen inersia untuk beberapa benda yang bentuknya beraturan adalah

sebagai berikut.

Benda Lokasi Sumbu Momen Inersia


1
Melalui pusat 𝐼= 𝑚𝐿2
12
Batang silinder
1
Melalui ujung 𝐼 = 𝑚𝐿2
3
1
Pelat persegipanjang Melalui pusat 𝐼 = 𝑚(𝑎2 + 𝑏 2 )
2
1
Silinder berongga Melalui pusat 𝐼 = 𝑚(𝑅12 + 𝑅22 )
2
1
Silinder pejal Melalui pusat 𝐼 = 𝑚𝑅 2
2
Silinder tipis berongga Melalui pusat 𝐼 = 𝑚𝑅 2
2
Bola tipis berongga Melalui pusat 𝐼 = 𝑚𝑅 2
3
2
Bola pejal Melalui pusat 𝐼 = 𝑚𝑅 2
5

5
Dinamika Gerak Lurus dan Gerak Rotasi
4. Energi Kinetik Rotasi
Energi kinetik rotasi adalah energi kinetik yang dimiliki oleh benda tegar saat

berotasi. Energi kinetik rotasi dirumuskan sebagai berikut.

1 1 1 1
𝐸𝐾𝑟𝑜𝑡 = . 𝐼. 𝜔2 𝐸𝐾𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = . 𝑚. 𝑣 2 + . 𝐼. 𝜔2 𝐸𝐾𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = . 𝑚. 𝑣 2 ( 𝑘 + 1)
2 2 2 2

Keterangan:

𝐼 = momen inersia (kgm2);

𝑘 = koefisien momen inersia;

𝑚 = massa benda (kg);

𝐸𝐾𝑟𝑜𝑡 = energi kinetik rotasi (J);

𝐸𝐾𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = energi kinetik total benda menggelinding (J);

𝜔 = kecepatan sudut (rad/s); dan

𝑣 = kecepatan linear (m/s).

5. Momentum Sudut
Momentum sudut (𝑳) merupakan hasil perkalian antara momen inersia dan

kecepatan sudutnya. Secara matematis, dapat dirumuskan sebagai berikut.

Keterangan:

𝐿 = momentum sudut (kgm2/s);


𝐿 = 𝐼. 𝜔
𝐼 = momen inersia (kgm2); dan

𝜔 = kecepatan sudut (rad/s).

6. Hukum Kekekalan Momentum Sudut


Jika tidak ada resultan momen gaya atau torsi luar yang bekerja pada suatu

benda, momentum sudut benda tersebut adalah kekal. Secara matematis,

dapat dirumuskan sebagai berikut.


Keterangan:

𝐼1 = momen inersia benda pertama (kgm2);

𝜔1 = kecepatan sudut benda pertama (rad/s);


𝐼1 . 𝜔1 = 𝐼2 . 𝜔2
𝐼2 = momen inersia benda kedua (kgm2); dan

𝜔2 = kecepatan sudut benda kedua (rad/s).

6
Dinamika Gerak Lurus dan Gerak Rotasi
7. Usaha dan Daya Gerak Rotasi

Keterangan:

𝑊= usaha (J);
𝑊 = 𝜏. 𝜃
𝜏 = momen gaya atau torsi (Nm);

𝜔 = kecepatan sudut (rad/s);


𝑃 = 𝜏. 𝜔
𝑃 = daya (W); dan

𝜃 = posisi sudut (rad).

7
Dinamika Gerak Lurus dan Gerak Rotasi

Anda mungkin juga menyukai