Anda di halaman 1dari 23

Rangkaian Listrik

Rangkaian listrik adalah susunan komponen-komponen elektronika yang dirangkai


dengan sumber tegangan menjadi satu kesatuan yang memiliki fungsi dan
kegunaan tertentu. Arus listrik dalam suatu rangkaian listrik hanya dapat mengalir
jika rangkaian listrik tersebut berada dalam keadaan terbuka. Berikut adalah
ilustrasi rangkaian listrik
Rangkaian Listrik Seri
Rangkaian listrik seri adalah suatu rangkaian listrik, di mana input suatu
komponen berasal dari output komponen lainnya. Hal inilah yang menyebabkan
rangkaian listrik seri dapat menghemat biaya (digunakan sedikit kabel
penghubung). Selain memeliki kelebihan, rangkaian listrik seri juga memiliki suatu
kelemahan, yaitu jika salah satu komponen dicabut atau rusak, maka komponen
yang lain tidak akan berfungsi sebagaimana mestinya. Misal tiga buah bola lampu
dirangkai seri, maka input dari lampu satu akan datang dari output lampu yang
lain. Jika salah satu lampu dicabut atau rusak, maka lampu yan lain akan ikut
padam.

Rangkaian Listrik Paralel


Rangakain listrik paralel adalah suatu rangkaian listrik, di mana semua input
komponen berasal dari sumber yang sama. Semua komponen satu sama lain
tersusun paralel. Hal inilah yang menyebabkan susunan paralel dalam rangkaian
listrik menghabiskan biaya yang lebih banyak (kabel penghubung yang diperlukan
lebih banyak). Selain kelemahan tersebut, susunan paralel memiliki kelebihan
tertentu dibandingkan susunan seri. Adapun kelebihannya adalah jika salah satu
komponen dicabut atau rusak, maka komponen yang lain tetap berfungsi
sebagaimana mestinya. Misal tiga buah lampu tersusun paralel, jika salah satu
lampu dicabut atau rusak, maka lampu yang lain tidak akan ikut mati.

Rangkaian Listrik Campuran


Rangkaian listrik campuran (seri-paralel) merupakan rangkaian listrik gabungan
dari rangkaian listrik seri dan rangkaian listrik paralel.
Untuk mencari besarnya hambatan pengganti rangkaian listrik gabungan seri paralel adalah dengan mencari besaranya hambatan tiap tiap model rangkaian
(rangkaian seri dan rangkaian paralel), selanjutnya mencari hambatan gabungan
dari model rangkaian akhir yang didapat.

Rangkaian Listrik Majemuk


Rangkaian Listrik majemuk adalah rangkaian listrik yang terdiri dari dua buah loop
atau lebih. Gamabra berikut adalah rangkaian listrik majemuk beserta cara
memecahkannya

Langkah-langkah untuk menyelesaikan rangkaian majemuk di atas adalah:


1) Andaikan arah loop I dan loop II seperti pada gambar
2) Arus listrik yang melalui r1, R1, dan R4 adalah sebesar I1, yang melalui r2, R2,
dan R3 adalah sebesar I2, dan R5 dilalui arus sebesar I3
3) Persamaan Hukum I Kirchoff pada titik cabang b dan e adalah
I1 + I2 = I3
I3 = I1 + I2
4) Persamaan Hukum III Kirchoff pada setiap loop adalah seperti berikut
Loop I

a-b-e-f-a (arah looop sama dengan arah arus)


E + V = 0
I1R1 + I3R5 + I1R4 + I1r1 - E1 = 0
E1 = I1(r1 + R1 + R4) + I3R5
Loop II

b-e-d-c-b (arah loop searah dengan arah arus)


E + V = 0
I3R5 + I2R3 + I2r2 - E2 + I2R2 = 0
Dengan menggunakan Hukum I Kirchoff, diperoleh persamaan I 3 = I1 + I2, dan dari
Hukum II Kirchoff diperoleh persamaan (1) dan persamaan (2). Dari ketiga
persamaan tersebut dapat ditentukan nilai dari I 1, I2, dan I3. Jika dalam perhitungan
diudapat kuat arus berharga negatif, berarti arah arus sebenarnya berlawanan
dengan arah arus yang anda andaikan. Namun perhitungannya tidak perlu diulang
karena nilai arusnya adalah tetap sama hanya arahnya saja yang berbeda.

Hukum Kirchoff

Gustaf Robert Kirchoff adalah seorang fisikawan jerman yang berkontribusi pada
pemahaman konsep dasar teori rangkaian listrik, spektroskopi, dan emisi radiasi
benda hitam yang dihasilkan oleh benda-benda yang dipanaskan.
Dalam kelistrikan, sumbangan utamanya adalah dua hukum dasar rangkaian,
yang kita kenal sekarang dengan Hukum I dan Hukum II Kirchoff. Kedua hukum
dasar rangkaian ini sangat bermanfaat untuk menganalisis rangkaian-rangkaian
listrik majemuk yang cukup rumit. Akan tetapi sebagian orang menyebut kedua
hukum ini dengan Aturan Kirchoff, karena dia terlahir dari hukum-hukum dasar
yang sudah ada sebelumnya, yaitu hukum kekekalan energi dan hukum kekekalan
muatan listrik.

Hukum I Kirchoff
Hukum I Kirchoff merupakan hukum kekekalan muatan listrik yang menyatakan
bahwa jumlah muatan listrik yang ada pada sebuah sistem tertutup adalah tetap.
Hal ini berarti dalam suatu rangkaian bercabang, jumlah kuat arus listrik yang
masuk pada suatu percabangan sama dengan jumlah kuat arus listrik yang ke luar
percabangan itu. Untuk lebih jelasnya tentang Hukum I Kirchoff, perhatikanlah
rangkaian berikut ini

Perhatikanlah rangkaian bercabang berikut

Dalam rangkaian tersebut, R2 = R3 = R4 = R5 = 100 dan R1 = 2 kali R6. Jika


besarnyabeda potensial antar ujun-ujung R 2, R4, dan R5 masing masing adalah

Hukum II Kirchoff
Hukum II Kirchoff adalah hukum kekekalan energi yang diterapkan dalam suatu
rangkaian tertutup. Hukum ini menyatakan bahwa jumlah aljabar dari GGL (Gaya
Gerak Listrik) sumber beda potensial dalam sebuah rangkaian tertutup (loop) sma
dengan nol. Secara matematis, Hukum II Kirchoff ini dirumuskan dengan
persamaan

Di mana V adalah beda potensial komponen komponen dalam rangkaian (kecuali


sumber ggl) dan E adalah ggl sumber. Untuk lebih jelasnya mengenai Hukum II
Kirchoff, perhatikanlah sebuah rangkaian tertutup sederhana berikut ini

Dari rangkaian sederhana di atas, maka akan berlaku persamaan berikut (anggap
arah loop searah arah arus)
I . R + I . r - E = 0..............1)
E = I (R + r)
I = E/(R + r)
Persamaan 1 dapat ditulis dalam bentuk lain seperti berikut
I.R=E-I.r
Di mana I . R adalah beda potensial pada komponen resistor R, yang juga sering
disebut dengan tegangan jepit

Energi dan Daya Listrik


Energi Listrik
Seperti yang kita ketahui bahwa energi adalah suatu kemampuan untuk
melakukan usaha. Terkait dengan listrik, untuk memindahkan sejumlah muatan
potensial yang satu ke potensial lainnya, di mana kedua potensial memiliki nailai
berbeda, maka dibutuhkan energi. Perhatikanlah gambar berikut

Daya listrik didefinisikan sebagai energi listrik yang digunakan oleh suatu alat tiap
satu satuan waktu. Secara matematis, daya listrik dirumuskan dengan persamaan
berikut

Alat alat listrik dalam kehidupan sehari hari memiliki daya yang berbeda beda
bergantung pada funsi alat tersebut. Untuk lebih jelas terkait dengn penggunaan
daya pada alat-alat listrik, perhatikan ilustrasi berikut ini

Transmisi Energi Listrik


Listrik yang dihasilkan dari pusat pembangkit dapat ditransmisikan dengan tujuan
memenuhi semua kebutuhan listrik konsumen. Transmisi energi listrik ini nber ada
di bawah tanggungjawab PLN. Unruk lebih jelasnya tentang transmisi energi listrik
dari pusat pembangkit hingga sampai pada konsumen, perhatikanlah ilustrasi
berikut

Sumber : http://mmemorials.blogspot.com/2012/03/rangkaian-listrik.html jam 22:21 15


Oktober 2014-10-15

Kombinasi Rangkaian Seri Paralel


{0 Comments}
in Seri Paralel
Bagikan
Apa itu rangakaian seri-paralel?
Perhatikan rangkaian seri sederhana berikut, masing-masing komponen terhubung ujung ke
ujung membentuk jalur tunggal bagi aliran elektron.

Gambar 1 Rangkaian seri sederhana


Untuk rangkaian paralel, semua komponennya terhubung diantara dua titik yang sama
hingga membentuk beberapa jalur/percabangan untuk aliran elektron yang bergerak dari
kutub positif menuju negatif dari baterai.

Gambar 2 Rangkaian Paralel Sederhana


Dari kedua macam rangakaian dasar ini, kita dapat menentukan beberapa aturan hubungan
antara tegangan, arus, dan resistansi.

Untuk rangkaian seri:

Total tegangan adalah adalah jumlah masing-masing tegangan komponen (drop)

Arus yang mengalir pada semua komponen adalah sama

Resistansi total adalah jumlah dari masing-masing resistansi

Untuk rangkaian paralel:

Tegangan pada semua komponen adalah sama.

Total arus adalah jumlah arus masing-masing cabang.

Resistansi total lebih kecil dari pada nilai resistansi masing-masing komponen yang
disusun paralel

Gambar 3 Kombinasi rangkaian seri paralel


Namun, apabila komponen rangkaian terhubung seri pada suatu bagian dan terhubung
paralel pada bagian lainnya, kita tidak bisa menggunakan masing-masing aturan yang telah
disebutkan di atas. Namun, kita harus mengidentifikasi bagian rangkaian mana yang seri
dan bagian mana yang paralel, kemudian gunakan aturan seri dan paralel sesuai pada
masing-masing bagian. Perhatikan contoh rangkaian berikut ini.
Rangkaian ini bukanlah rangkaian seri atupun rangkaian paralel. Tetapi, rangkaian ini
tersusun dari rangkaian seri dan paralel. Arus (arah konvensional) mengalir dari kutub
positif baterai kemudian terpecah dan bercabang melewati R1 dan R2, kemudian menyatu,
lalu terpecah dan bercabang lagi melewati R 3 dan R4, lalu menyatu kembali dan masuk ke
terminal negatif baterai. Ada lebih dari satu jalur untuk dialiri arus (bukan seri), tetapi juga
ada lebih dari dua titik yang digunakan bersama oleh komponen pada rangkaian itu (bila
anda perhatikan ada tiga titik/node) sehingga juga bukan rangkaian paralel.
Karena rangkaian tersebut merupakan kombinasi seri dan paralel, kita tidak bisa memakai
aturan tegangan, arus, dan resistansi untuk memulai analisa. Andai saja, rangkaian tersebut
adalah rangkaian seri, kita tinggal menjumlahkan R1,R2, R3, dan R4 untuk mendapatkan
resistansi totalnya, lalu kita dapatkan arus totalnya, dan mendapatkan drop tegangan pada
masing-masing resistor. Begitu pula apabila rangkaian tersebut adalah rangkaian paralel,
kita bisa memperoleh nilai arus pada masing-masing cabang, menjumlahkannya untuk
mendapatkan arus totalnya. Namun, untuk menganalisa rangkaian di atas, tidak semudah
itu. Kita harus menganalisanya bagian per bagian, mana yang paralel dan mana yang seri,
serta menggunakan aturan-aturan yang sesuai. Hukum Ohm juga membantu dalam analisa
ini.
Teknik Analisa
Tujuan analisa rangkaian resistor seri-paralel adalah dapat menentukan tegangan, arus, dan
disipasi daya pada masing-masing resistor. Cara umum untuk menganalisa rangkaian ini
adalah:
Langkah 1 : Tentukan mana resistor yang tersusun seri dan mana yang tersusun paralel,
lalu sederhanakan dengan cara mencari resistansi penggantinya.

Langkah 2 : Gambar ulang rangkaian tersebut, gantikan masing-masing resistor yang


terhubung seri ataupun paralel pada langkah 1, gantikan dengan resistor tunggal (resistansi
penggantinya).
Langkah 3 : Ulangi langkah 1 dan 2 hingga resistor menyusut sampai menyisakan satu
resistor tunggal dengan nilai ekivalennya.
Langkah 4 : Hitung arus total menggunakan hukum Ohm (arus total = sumber tegangan /
resistansi penggantinya yang di dapat pada langkah 3)
Langkah 5 : Dapatkan tegangan dan arus total, lalu kembali pada langkah terakhir dalam
proses reduksi resistor (pada langkah 3), dan masukkan nilai-nilai ini dengan tepat.
Langkah 6 : dari resistansi, total tegangan/arus yang telah didapatkan dari langkah 5,
gunakan hukum Ohm untuk menghitung nilai-nilai yang belum diketahui (tegangan dan
arus) menggunakan rumus E = IR atau I = E/R).
Langkah 7 : Ulangi langkah 5 dan 6 hingga semua nilai tegangan dan arus diketahui pada
semua komponen pada rangkaian yang asli. Pada dasarnya, anda harus meneruskan
langkah demi langkah hingga anda berhasil mendapatkan rangkaian yang asli (kembali ke
rangkaian yang awal) dengan menggunakan nilai tegangan dan arus yang cocok.
Langkah 8 : Hitung disipasi daya (bila ditanyakan) dari tegangan, arus, dan/atau nilai
resistansi.
Sepertinya, langkah-langkah di atas terlalu memaksa, tetapi setelah anda melihat contoh
berikut ini, anda akan terbiasa menggunakannya.

Gambar 3 Kombinasi rangkaian seri paralel


Pertama, dari contoh rangkaian di atas, R1 dan R2 dihubungkan dalam susunan paralel
sederhana, begitu pula R3 dan R4. Jadi kita hitung resistansi penggantinya masing-masing
RP1 = R1 || R2 = (100 ) (250 ) / (100 + 250 ) = 71.429
Tanda R1 || R2 berarti R1 tersusun paralel dengan R2.

RP2 = R3 || R4 = (350 ) (200 ) / (350 + 200 ) = 127.27


Nilai RP1 menggantikan R1 dan R2, dan RP2 menggantikan R3 dan R4. Jadi, sekarang
rangkaian telah direduksi menjadi rangkaian seri sederhana.

Gambar 4 Mereduksi resistor yang diparalel


Maka langkah reduksi selanjutnya adalah menjumlahkan RP1 dan RP2 (karena terhubung
seri) untuk mendapatkan resistansi totalnya, RT.

Gambar 5 Penyederhanaan rangkaian seri


paralel
RT = RP1 + RP2 = 71.429 + 127.27 = 198.70 .
Sekarang, kita menggambar ulang rangkaian dengan sebuah resistansi tunggal, yaitu RT
Perhatikan pada gambar, resistansi total,RT, dilambangkan dengan R 1 ||R2 - R3||R4. Tanda
|| berarti disusun paralel, sedangkan - berarti disusun seri.
Setelah resistansi totalnya diperoleh, maka arus total yang mengaliri rangkaian dapat
dihitung menggunakan hukum Ohm
Itotal = E/RT= 24 V / 198.70 = 120.78 mA.
Maka arus totalnya adalah 120.78 mA seperti ditunjukkan pada gambar.

Gambar 6 Menghitung arus total


Sekarang kita mulai melakukan proses mundur untuk menggambar ulang rangkaian ke
bentuk awalnya. Rangkaian tahap selanjutnya adalah rangkaian dimana R1 || R2 dan R3 || R4
yang dirangkai seri. Karena terhubung seri, maka arus yang mengalir pada R 1 || R2 sama
dengan arus yang mengalir pada R3 || R4.

Gambar 7 Mengembalikan dua koomponen


resistor yang diseri
Setelah mendapatkan arus, maka kita dapat menghitung drop tegangan pada resistor
ekivalen R1 || R2 (atau RP1) dan R3 || R4 (atau RP2), dengan menggunakan hukum Ohm
(V=IR)
VRP2 = Itotal RP2 = 120.78 mA 71.429 = 8.6275 V
VRP1 = Itotal RP1 = 120.78 mA 127.27 = 15.373 V
Karena kita tahu bahwa R1||R2 (atauRP1) dan R3||R4 (atau RP2) adalah resistor ekivalen yang
disusun paralel, maka drop tegangan pada rangkaian paralel adalah sama, atau dengan kata
lain kita kembali ke bentuk rangkaian yang asli, sehingga nilai tegangan resistor-resistor
individualnya dapat ditentukan
VR1 = VR2 = VRP1 = 8.6275 V dan
VR3 = VR4 = VRP2 = 15.373 V

Gambar 8 Menghitung drop


tegangan pada masing-masing resistor
Setelah nilai tegangan pada masing-masing resistor telah didapatkan. Maka arus yang
mengalir pada masing-masing resistor dapat dihitung dengan menggunakan hukum Ohm,
yaitu I = V/R

Gambar 9 Masing-masing
resistor dipecah kembali ke bentuk semula dimana masing-masing terdiri dari dua resistor
yang diparalel
IR1 = VR1 / R1 = 8.6275 V / 100 = 86.275 mA
IR2 = VR2 / R2 = 8.6275 V / 250 = 34.510 mA
IR3 = VR3 / R3 = 15.373 V / 350 = 43.922 mA
IR4 = VR4 / R4 = 15.373 V / 200 = 76.863 mA
Setelah kita mendapatkan semua nilai arus dan tegangan pada rangkaian yang asli, maka
nilai-nilai nya ditunjukkan pada gambar berikut ini.

Gambar 10 Hasil akhir


perhitungan rangkaian kombinasi seri paralel
Dari gambar tersebut dapat dicek kebenarannya, misal arus yang mengalir pada I R1 + IR2
haruslah sama dengan IR3 + IR4, sesuai dengan hukum arus Kirchhoff.
Contoh
Untuk rangkaian gambar 11, hitunglah semua arus dan tegangan yang tertera pada
rangkaian tersebut

Gambar 11 Menghitung
arus dan tegangan pada rangkaian kombinasi seri paralel
Solusi: Karena pada rangkaian di atas berisi tegangan titik, untuk memudahkan analisa,
titik tegangan adalah titik yang mempunyai tegangan terhadap ground, sehingga kita
menggambar ulang rangkaian 11 menjadi rangkaian seperti pada gambar 12

Gambar 12
Mengubah simbol rangkaian point source
Sekarang kita lihat rangkaian tersebut dapat disederhanakan yaitu dengan
mengkombinasikan sumber tegangan (E = E1 + E2) sehingga menjadi gambar 7-15

Gambar 13 Penyederhanaan rangkaian


kombinasi seri paralel
Nilai resistansi totalnya adalah
RT = R1 + [R4||(R2+R3)] = 10 + [(30) (10 + 50)/30 + (10 + 50)] = 30
Sehingga arus totalnya adalah
I1 = E/RT = 18 V / 30 = 0.6 A

Pada node b, arus ini terbagi menjadi dua cabang, dengan menggunakan aturan pembagi
tegangan
I3 = I1 (R2 + R3)/(R2 + R3 + R4) = (0.6) (60) / (30 + 10 + 50) = 0.4 A
I2 = I1 (R4)/(R2 + R3 + R4) = (0.6) (30) / (30 + 10 + 50) = 0.2 A
Tegangan Vab adalah sama dengan tegangan pada resistor R2, tetapi dengan polaritas yang
negatif (karena potensial titik b lebih tinggi dari pada a) :
Vab = I2R2 = (0.2 A) (10 ) = -2 V
Sumber : http://elkaasik.com/kombinasi-rangkaian-seri-paralel/ jam 22:22 2014-10-15
1. Rangkaian Listrik Seri
Rangkaian listrik seri adalah suatu rangkaian listrik, di mana input suatu
komponen berasal dari output komponen lainnya. Hal inilah yang menyebabkan
rangkaian listrik seri dapat menghemat biaya (digunakan sedikit kabel
penghubung). Selain memeliki kelebihan, rangkaian listrik seri juga memiliki suatu
kelemahan, yaitu jika salah satu komponen dicabut atau rusak, maka komponen
yang lain tidak akan berfungsi sebagaimana mestinya. Misal tiga buah bola lampu
dirangkai seri, maka input dari lampu satu akan datang dari output lampu yang
lain. Jika salah satu lampu dicabut atau rusak, maka lampu yan lain akan ikut
padam. Perhatikanlah rangkaian seri tiga lampu berikut
Persamaan-Persamaan dalam Rangkaian Hambatan Seri
Persamaan hambatan pengganti rangkaian seri dapat dicari dari persamaan awal,
di mana kuat arus listrik pada tiap tiap hambaran adalah sama, sedangkan beda
potensial di tiap tiap hambatan bernilai berbeda. Untu melihat persamaan
hambatan seri, tekanlah tombol berikut

Simulasi Fisis Rangkaian Seri


Berikut ini adalah simulasi fisis rangkaian seri. Untuk melihatnya, tekanlah tombol
berikut

Perhatikanlah nyala lampu ketika lampu tersebut dicabut dari tempatnyasemula.


Apakah pemindahan lampu ini memiliki pengaruh terhadap lampulainnya?
Berikanlah alasan terhadap jawaban anda

2. Rangkaian Listrik Paralel


Rangakain listrik paralel adalah suatu rangkaian listrik, di mana semua input
komponen berasal dari sumber yang sama. Semua komponen satu sama lain
tersusun paralel. Hal inilah yang menyebabkan susunan paralel dalam rangkaian
listrik menghabiskan biaya yang lebih banyak (kabel penghubung yang diperlukan
lebih banyak). Selain kelemahan tersebut, susunan paralel memiliki kelebihan
tertentu dibandingkan susunan seri. Adapun kelebihannya adalah jika salah satu
komponen dicabut atau rusak, maka komponen yang lain tetap berfungsi
sebagaimana mestinya. Misal tiga buah lampu tersusun paralel, jika salah satu
lampu dicabut atau rusak, maka lampu yang lain tidak akan ikut mati.
Perhatikanlah gambar susunan paralel tiga lampu berikut ini

Persamaan-Persamaan Dalam Rangkaian Hambatan Paralel


Persamaan hambatan pengganti paralel dapat dicari dari persamaan awal, di
mana beda potensial di masing masing komponen adalah sama satu sama lain,
sedangkan kuat arus yang masuk titik percabangan sama dengan jumlah kuat
arus di masing masing komponen. Untuk melihat persamaan hambatan pengganti
paralel, tekanlah tombol berikut

Simulasi Fisis Rangkaian Paralel


Berikut ini adalah simulasi fisis rangkaian paralel. Untuk melihatnya, tekanlah
tombol berikut

Perhatikanlah nyala lampu ketika lampu tersebut dicabut dari tempatnya semula.
Apakah pemindahan lampu ini memiliki pengaruh terhadap lampu lainnya?
Berikanlah alasan terhadap jawaban anda

3. Rangkaian Listrik Campuran


Rangkaian listrik campuran (seri-paralel) merupakan rangkaian listrik gabungan
dari rangkaian listrik seri dan rangkaian listrik paralel. Untuk lebih jelasnya tentang
rangkaian listrik gabungan (seri-paralel) perhatikanlah ilustrasi berikut

Untuk mencari besarnya hambatan pengganti rangkaian listrik gabungan seri paralel adalah dengan mencari besaranya hambatan tiap tiap model rangkaian
(rangkaian seri dan rangkaian paralel), selanjutnya mencari hambatan gabungan
dari model rangkaian akhir yang didapat. Misalnya seperti rangkaian di atas, maka
model rangkaian akhir yang didapat adalah model rangkaian seri, sehingga
hambatan total rangkaian dicari dengan persamaan hambatan pengganti
rangkaian hambatan seri.

Persamaan Persamaan Dalam Rangkaian Listrik Campuran


Rangkaian hambatan campuran seri-paralel terdiri dari dua jenis rangkaian, yaitu
rangkaian hambatan seri dan rangkaian hambatan paralel. Persamaannnya tidak
lain adalah persamaan yang berlaku dalam rangkaian seri dan rangkaian paralel.
Untuk melihat persamaan hambatan campuran seri-paralel, perhatikanlah berikut

Simulasi Fisis Rangkaian Listrik Campuran


Berikut adalah simulasi fisis rangkaian listrik seri-paralel atau sering juga disebut
rangkaian listrik campuran. Dalam rangkaian listrik ini, sifat sifat rangkaian seri
dan rangkaian paralel tetap berlaku

4. Rangkaian Listrik Majemuk


Rangkaian Listrik majemuk adalah rangkaian listrik yang terdiri dari dua buah loop
atau lebih. Gamabra berikut adalah rangkaian listrik majemuk beserta cara
memecahkannya

Langkah-langkah untuk menyelesaikan rangkaian majemuk di atas adalah:


1) Andaikan arah loop I dan loop II seperti pada gambar
2) Arus listrik yang melalui r1, R1, dan R4 adalah sebesar I1, yang melalui r2, R2,
dan R3 adalah sebesar I2, dan R5 dilalui arus sebesar I3
3) Persamaan Hukum I Kirchoff pada titik cabang b dan e adalah
I1 + I2 = I3
I3 = I1 + I2

4) Persamaan Hukum III Kirchoff pada setiap loop adalah seperti berikut
Loop I

a-b-e-f-a (arah looop sama dengan arah arus)


E + V = 0
I1R1 + I3R5 + I1R4 + I1r1 - E1 = 0
E1 = I1(r1 + R1 + R4) + I3R5
Loop II

b-e-d-c-b (arah loop searah dengan arah arus)


E + V = 0
I3R5 + I2R3 + I2r2 - E2 + I2R2 = 0
Dengan menggunakan Hukum I Kirchoff, diperoleh persamaan I 3 = I1 + I2, dan dari
Hukum II Kirchoff diperoleh persamaan (1) dan persamaan (2). Dari ketiga
persamaan tersebut dapat ditentukan nilai dari I 1, I2, dan I3. Jika dalam perhitungan
diudapat kuat arus berharga negatif, berarti arah arus sebenarnya berlawanan
dengan arah arus yang anda andaikan. Namun perhitungannya tidak perlu diulang
karena nilai arusnya adalah tetap sama hanya arahnya saja yang berbeda.

Latihan Memecahkan Persoalan Dalam Rangkaian Listrik Majemuk

Perhatikanlah gambar rangkaian berikut. Tentukanlah besar tegangan listrik antara


titik a dan b

Tahap Penyelesaian:
1) Gambarkan arah arus pada setiap loop
Hukum I Kirchoff pada titik P
I3 = I1 + I2..................(1)
2) Persamaan Hukum II Kirchoff pada setiap loop

Loop I (arah loop searah putaran jarum jam)


E + IR = 0
-3 + 12 + I1(3 + 1 + 2) - I2 = 0
6I1 - I2 = -9.......................(2)
Loop II (arah loop searah putaran jarum jam)
E + IR = 0
-12 + I2 + 4,5 I3 = 0
-12 = I2 + 4,5(I1 + I2) = 0
4,5 I1 + 5,5 I2 = 12
9 I1 + 11 I2 = 24.................(3)

3) Kemudian eliminasi persamaan (2) dan persamaan (3) untuk memperoleh nilai
I1

4) Untuk memperoleh nilai I2, substitusikan nilai I1 ke dalam persamaan (2)


6I1 - I2 = -9
6(-1) - I2 = -9
I2 = 3A
5) Menghitung nilai I1 dari persamaan 1)
I3 = I1 + I2
-1 A + 3 A = 2 A
6) Menghitung tegangan listrik antar titik a dan b
Vab = I3 . R
Vab = 2 A . 4,5 = 9 volt
Sumber : http://fisika-bilingual.net/materi.php?mode=materi&kode=FIS008-010 jam 22:31
tanggal 15 Oktober 2014

Anda mungkin juga menyukai