Anda di halaman 1dari 7

ELEKTRO-OPTIK

Optik adalah salah satu cabang ilmu fisika yang menggambarkan kelakuan, sifat dan
interaksi cahaya terhadap suatu materi. Kelakuan, sifat dan interaksi cahaya terhadap suatu
materi misalnya adsorbsi, refleksi, transmisi dan lain-lain dengan memandang cahaya adalah
gelombang elektromagnetik yang tidak memerlukan medium dalam perambatannya karena
cahaya merupakan anugrah atau pemberian dari Allah SWT yang tiada tara sehingga banyak
sekali manfaat jika kita gali terus-menerus tentang cahaya. Ilmu yang mempelajari tentang
optik pada dasarnya bertujuan untuk memahami fenomena-fenomena fisika yang berkaitan
dengan sifat-sifat cahaya dan interaksi cahaya terhadap suatu materi agar cahaya dapat
direkayasa menjadi suatu teknologi yang canggih. Aplikasi yang luas dari ilmu "cahaya"
untuk aplikasi dunia nyata, ilmu optik dan rekayasa optik cenderung sangat interdisipliner.
Ilmu optik merupakan bagian dari berbagai disiplin terkait termasuk elektro, fisika, psikologi,
kedokteran (khususnya optalmologi dan optometri), dan lain-lain. Selain itu, perilaku optik
yang paling lengkap, seperti dijelaskan dalam fisika, tidak selalu rumit untuk kebanyakan
masalah, jadi model sederhana dapat digunakan dalam penggambaran perilaku optik. Salah
satu pemanfaatan atau terapan dari bidang optik yang akan dibahas pada tulisan ini adalah
elektro optik.
Elektro-optik adalah cabang ilmu bidang teknologi yang melibatkan komponen, alat,
dan sistem yang bekerja dengan memodifikasi sifat optik dari suatu material dengan medan
listrik. Sehingga ilmu ini mempelajari interaksi antara sifat elektromagnetisme dari optik dan
sifat listrik (elektron) dari suatu benda. Elektro-optika memanfaatkan kombinasi antara sifat
suatu material atau bahan elektro-optik dan medan listrik. Pemanfaatan kombinasi antara
indeks bias bahan optic dan medan listrik digunakan untuk mengubah indeks bias yang
dimiliki oleh suatu bahan atau material optik. Indeks bias bahan atau material elektro-optik
diubah dengan tujuan agar cahaya merasakan respon keluaran yang berbeda ketika cahaya
datang dengan intensitas (Iinput) tertentu menuju material elektro-optik dan keluar dari material
elektro-optik dengan respon cahaya yang berbeda dari kondisi awal (I output). Jadi tujuan utama
digunakan elektro-optik adalah memodifikasi indeks bias dari suatu material elektro-optik
karena setiap bahan mempunyai indeks bias yang berbeda-beda.

Electric Field E
Light

Material elektro-optik
Respon cahaya yang diinginkan atau dikehendaki tergantung dengan tujuan kita untuk
apa memodifikasi indeks bias bahan yang dimiliki oleh material elektro-optik salah satunya
adalah switching-optic, transmisi data di dalam serat optik, serat optik adalah saluran
transmisi atau sejenis kabel yang terbuat dari kaca atau plastik yang sangat halus dan lebih
kecil dari sehelai rambut, dan dapat digunakan untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari
suatu tempat ke tempat lain dan sebagainya. Indeks bias menjadi suatu permasalahan utama
dalam kasus elektro-optik ini karena ketika cahaya dilewatkan pada suatu bahan, maka
cahaya akan merasakan indeks bias bahan tersebut sehingga cahaya keluaran akan berbeda
dengan cahaya datang atau kondisi awal cahaya tidak sama dengan kondisi akhir cahaya.
Efek elektro-optik adalah perubahan indeks bias dari suatu bahan optik yang
disebabkan oleh pemberian medan listrik luar. Medan listrik eksternal yang diberikan harus
pada frekuensi rendah dan medan listrik tersebut steady (kuat, tetap, dan konstan) agar
cahaya keluaran sesuai dengan yang dikehendaki. Pemberian pengaruh medan listrik
eksternal akan menyebabkan distribusi elektron dalam medium berubah. Distribusi elektron
berubah dikarenakan adanya arus listrik yakni pergerakan elektron-elektron dari kutub negatif
menuju kutub positif dari sumber tegangan mengalir melalui suatu titik dalam
sirkuit listrik tiap satuan waktu yang dihubungkan pada bahan elektro-optik,
Pergerakan elektron-elektron yang ditimbulkan oleh arus listrik akan menginduksi
dipol-dipol magnetik di dalam bahan elektro-optik karena bahan elektro-optik tersusun atas
molekul-molekul. Pergerakan elektron dari arus listrik ini menyebabkan distribusi elektron
dalam medium berubah karena elektron-elektron ini masuk ke dalam medium dan
mengakibatkan tidak meratanya kepadatan elektron pada atom di dalam medium, sehingga
atom tersebut mempunyai satu sisi dipol dengan muatan lebih negatif dibandingkan sisi yang
lain. Pergerakan ini menimbulkan dipol sesaat. Fenomena ini disebut dengan polarisabilitas.
Jadi pemberian pengaruh medan eksternal pada medium optik menyebabkan distribusi
electron dalam medium berubah sehingga polarisabilitas dan indeks bias medium berubah
yang semula isotropic (zat yang memiliki sifat fisis yang sama di segala arah dari suatu zat)
menjadi anisotropic.
Alat elektro-optik terkait selain dengan perubahan sifat dari medium juga ditunjukkan
dengan perubahan birefringence (perubahan indeks bias akibat perubahan polarisasi dan
propagasi arah cahaya). Pada efek Kerr, perubahan birefringence adalah proporsional dengan
kuadrat dari medan listrik, dan medium yang digunakan adalah cairan. Pada efek Pockels,
perubahan birefringence bervariasi secara linear terhadap medan listrik, dan medium yang
digunakan adalah kristal. Bahan non-kristalin, seperti polimer, semakin banyak digunakan
untuk membuat material elektro-optika karena biaya produksi yang murah. Pockels efek (atau
efek elektro-optik linier) adalah perubahan indeks bias berbanding lurus dengan medan
listrik. Hanya padatan kristal tertentu menunjukkan efek pockels karena memerlukan
kurangnya simetri inversi. Efek Kerr (atau efek elektro-optik kuadrat, QEO efek) adalah
perubahan indeks bias sebanding dengan kuadrat dari medan listrik. Semua bahan
menampilkan efek Kerr dengan besaran bervariasi, tetapi umunya jauh lebih lemah dari efek
Pockels.
Indeks bias dari medium elektro-optik sebagai fungsi medan listrik dapat dinyatakan
dalam deret Taylor sebagai berikut :
Rumus deret Taylor :
xa


f ' ( a) f ' ' ( a) '' '
2 f ( a)
f ( x )=f ( a ) + ( xa ) + ( xa ) +
1! 2! 3!
Untuk kasus a=0 deret Taylor menjadi :
' ''
f ( 0) f (0 ) 2
f ( x )=f ( 0 ) + x+ x +
1! 2!
Berdasarkan rumus tersebut indeks bias medium elektro-optik sebagai fungsi medan listrik
adalah sebagai berikut:
1
n ( E )=n+a1 E+ a2 E2 +
2

Untuk mendapatkan koefisien a1 dan a2, maka E harus sama dengan nol sehingga :
1
n ( 0 )=n+a1 0+ a2 0+
2
n ( 0 )=n
Diferensiasikan terhadap E untuk mendapatkan koefisien a1, a2, sehingga :
dn ( E ) d 1
dE
=
dE 2( 2
n+a 1 E+ a 2 E + )
( dndE( E ) ) E=0
=a1

d2n ( E )
( d E2 )E =0
=a2

Jika koefisien-koefisien di atas diganti dengan koefisien baru yaitu :


2 a1 a 2
= 3
dan =
n n3
Maka persamaan tersebut menjadi :
1
n ( E )=n+a1 E+ a2 E2 +
2
1 3 1 3 2
n ( E )=n n E n E +
2 2
Di dalam banyak bahan suku ketiga dari persamaan tersebut diabaikan terhadap suku kedua,
sehingga persamaan menjadi,
1
n ( E ) n n3 E
2
Medium ini dikenal dengan Pockels Medium atau Pockels Cell. Koefisien disebut
koefisien Pockels atau koefisien elektro-optik linier. Harga koefisien Pockels Cell ini antara
10-12 sampai dengan 10-10 m/V. Kristal yang digunakan sebagai Pockels Cell adalah
NH4H2PO4(ADP), KH2PO4(KDP) kristal kalium dideterium pospat, LiNbO 3 dan CdTe.
Contoh bahan elektro-optik yang banyak digunakan sebagai material switching elektro-optik
adalah Lithium Niobate (LiNbO3) atau kristal cair (liquid crystal). Umumnya bahan-bahan
tersebut dibuat dalam divais modulator fasa secara elektrik atau pelambat gelombang (wave
retarder), Mach-Zehnder interferometer dan directional coupler.
Untuk bahan centrosimetris seperti gas, cairan, dan kristal certain, nilai n(E) harus
simetris sehingga koefisien berharga nol. Maka persamaan tersebut menjadi :
1 1
n ( E )=n n3 E n 3 E2 +
2 2
1
n ( E ) n n3 E 2+
2
Medium ini dikenal dengan Kerr Medium atau Kerr Cell. Koefisien disebut koefisien
Kerr atau koefisien elektro-optik kuadratik. Harga dari berkisar antara 10-18 sampai
dengan 10-14 m2/V2 untuk kristal dan 10-22 sampai dengan 10-19m2/V2 untuk cairan.

ELEKTRO-OPTIK MODULATOR
Modulasi adalah proses perubahan (varying) suatu gelombang periodik sehingga
menjadikan suatu sinyal yang mampu membawa suatu informasi atau suatu proses
penumpangan sinyal-sinyal informasi ke dalam sinyal pembawa (carrier), sehingga dapat
ditransmisikan ke tujuan. Dengan proses modulasi, suatu informasi (biasanya berfrekuensi
rendah) bisa dimasukkan ke dalam suatu gelombang pembawa, biasanya berupa gelombang
sinyal berfrekuensi tinggi. Terdapat tiga parameter kunci pada suatu gelombang sinusoida
yaitu: amplitudo, fase, dan frekuensi. Ketiga parameter tersebut dapat dimodifikasikan sesuai
dengan sinyal informasi (berfrekuensi rendah) untuk membentuk sinyal yang termodulasi.
Peralatan untuk melaksanakan proses modulasi disebut modulator, sedangkan peralatan untuk
memperoleh informasi awal (kebalikan dari proses modulasi) disebut demodulator dan
peralatan yang melaksanakan kedua proses tersebut disebut modem.

Modulator optik berfungsi memodulasi cahaya dengan cara mengubah-ubah


amplitudo, frekuensi, fasa, atau intensitas cahaya sehingga mampu membawa sinyal-
sinyal informasi. Berdasarkan tempat terjadinya modulasi, ada 2 macam modulasi optik,
sehingga dengan sendirinya ada 2 macam modulator, yaitu modulator internal (internal
modulator) dan modulator eksternal (external modulator). Modulator internal (sumber
cahaya) memodulasi cahaya di dalam perangkat sumber cahayanya, sedangkan modulator
eksternal memodulasi cahaya di luar perangkat sumber cahayanya. Berdasarkan interaksi
antara sinyal masukan dengan media interaksi optik, maka terdapat tiga jenis modulator
eksternal yaitu elektro-optik, magneto-optik, dan akusto-optik.

Modulator eksternal elektro-optik adalah modulator yang memanfaatkan interaksi


sinyal elektrik dengan media interaksi (medium). Interaksi yang terjadi pada elektro-optik ini
adalah terjadinya perubahan indeks bias media interaksi akibat pengaruh medan elektrik yang
diberikan kepada media interaksi tersebut. Jika medan elektrik diberikan kepada media
interaksi (medium) optik maka distribusi elektron pada media interaksi akan terdistorsi dan
terpolarisasi sehingga menyebabkan indeks bias media interaksi berubah secara isotropik
sehingga akan mengubah karakteristik pandu gelombang optik atau karakteristik media
interaksi. Dengan perubahnya karakteristik tersebut maka mode perambatan berkas akan
berubah baik berupa perubahan fasa ataupun panjang gelombang. Pengaruh medan elektrik
pada perubahan indeks bias media interaksi menghasilkan dua macam interaksi elektro-optik
yaitu efek Pockels yang merupakan efek linier elektro-optik pada media interaksi zat padat.
Efek Kerr yang merupakan efek kuadrat elektro-optik pada media interaksi yang umumnya
berupa zat cair.

MODULATOR PHASE
Modulasi ini menggunakan perbedaan sudut (phase) dari sinyal analog untuk
membedakan kedua keadaan sinyal digital. Pada modulasi jenis ini, amplitudo dan frekuensi
dari sinyal analog adalah tetap, yang berubah adalah phase sinyala analognya. Seberkas
cahaya yang dilewatkan Cell Pockels dengan panjang L dan di bawah pengaruh medan listrik
E akan memilik Fase sebesar :

L
=n ( E ) k 0 L=2 n ( E )
0
1
n ( E ) n n3 E
2
Dengan mengaitkan kedua persamaan di atas diperoleh :

L
=n ( E ) k 0 L=2 n ( E )
0

1 L
(
=n ( E ) k 0 L=2 n n3 E
2 0 )
L L
=n ( E ) k 0 L=2 n n3 E
0 0

n3 EL L
=0 ; 0=2 n
0 0

Jika medan listrik didapatkan dari potensial listrik V dan Cell terpisah sejauh d maka :

V
E=
d

L 3 V L
=n ( E ) k 0 L=2 n n
0 d 0

V d 0
=n ( E ) k 0 L= 0 ; V =
V L n3

d 0
V = dikenal sebagaiTegangan SetengahGelombang ( Half wave voltage )
L n3

V
d
Light

L
Parameter V adalah tegangan listrik pada saat phasenya berubah sebesar . Parameter
ini sangat penting sebagai karakteristik dari modulator. Nilainya tergantung pada property
bahan (n dan ), panjang gelombang 0, dan rasio d/L.

MODULATOR MACH ZEHNDER DAN MODULATOR INTENSITAS

Mach-Zehnder merupakan jenis modulator eksternal elektro-optik, modulator ini


bekerja mempengaruhi berkas cahaya yang melintas dengan meggunakan medan elektro
magnetik tertentu yang dihasilkan oleh pulsa-pulsa listrik. Atau dengan kata lain modulator
ini bekerja berdasarkan prinsip perpaduan (interfering) dua berkas cahaya koheren yang
menghasilkan pola garis-garis cahaya (fringe) sesuai dengan besarnya beda fase antara dua
berkas cahaya tadi. Gambar di bawah adalah skema dasar Interferometer mach-zehnder. Pada
gambar tersebut nampak jelas cara kerja alat jika dilihat dari arah rambatan cahayanya.

Keterangan :
S: sumber berkas
P: titik fokus lensa L2
W1,W2,W3:muka gelombang optik
L1 dan L2: lensa kolimator
D1 dan D2: media semipantul
M1 dan M2: cermin pantul

Sebuah sistem Mach-Zehnder interferometer seperti pada gambar, jika beam


splitter membagi daya optic dengan sama, maka intensitas yang keluar dari salah satu
port Io mempunyai hubungan dengan intensitas Ii sebagai :
1 1
I o= I i + I i cos=I i cos2
2 2 2 ()
Dengan =12 adalah beda fase antara cahaya yang melewati kedua
percabangan.

Beam splitter
Ii Branch 1 Io
Light

Branch 2

V
Transmitasi interferometer dapat dinyatakan sebagai,
I
= o =cos 2
Ii ()2
V
Karena =12=o , maka transmitansi sebagai fungsi tegangan V
V
dapat ditulis sebagai,
V
(
( V )=cos2 0 )
2 2 V

DISUSUN OLEH
NAMA : RIZKY FIRMANSYAH
NRP : 1114100058

Anda mungkin juga menyukai