Anda di halaman 1dari 19

Bab Pendahuluan: Fisika dan

1 Pengukuran

Pokok Bahasan :
1.1 Standar untuk Panjang, Massa dan Waktu
1.2 Massa Jenis dan Massa Atom
1.3 Analisis Dimensi
1.4 Konversi Satuan
1.5 Penghitungan nilai pangkat
1.6 Angka Penting
1.7 Notasi Matematika
1.8 Rangkuman

Standar Kompetensi :
Mempelajari standar untuk panjang, massa dan waktu, massa jenis dan massa
atom, analisis dimensi, konversi satuan, penghitungan nilai pangkat, angka
penting, notasi matematika

Kompetensi Dasar :
1. Mempelajari Standar untuk Panjang, Massa dan Waktu
2. Mempelajari Massa Jenis dan Massa Atom
3. Mempelajari Analisis Dimensi
4. Mempelajari Konversi Satuan
5. Mempelajari Penghitungan nilai pangkat
6. Mempelajari Angka Penting
7. Mempelajari Notasi Matematika

Bab I Fisika dan Pengukuran 1


Indikator :
1. Memahami Standar untuk Panjang, Massa dan Waktu
2. Memahami Massa Jenis dan Massa Atom
3. Memahami Analisis Dimensi
4. Memahami Konversi Satuan
5. Memahami Penghitungan nilai pangkat
6. Memahami Angka Penting
7. Memahami Notasi Matematika

Tujuan Pembelajaran :
Setelah pembelajaran mahasiswa diharapkan dapat
1. Memahami Standar untuk Panjang, Massa dan Waktu
2. Memahami Massa Jenis dan Massa Atom
3. Memahami Analisis Dimensi
4. Memahami Konversi Satuan
5. Memahami Penghitungan nilai pangkat
6. Memahami Angka Penting
7. Memahami Notasi Matematika

Bab I Fisika dan Pengukuran 2


Fisika di dasari oleh percobaan, pengamatan dan pengukuran kuantitatif.
Komponen utama dari fisika adalah untuk menemukan nilai limit dari hukum-
hukum dasar terkait fenomena alam dan aplikasinya untuk mengembangkan
teori sehingga dapat memprediksi hasil percobaan di kemudian hari. Hukum-
hukum dasar digunakan untuk mengembangkan teori yang di jabarkan
kedalam bahasa matematika, alat yang digunakan sebagai penghubung antara
teori dan percobaan.
Ketika muncul perbedaan antara teori dan percobaan, teori baru harus
dapat menemukan formula untuk menghapus perbedaan tersebut. Sering kali
sebuah teori hanya cukup melalui situasi yang terbatas. Sebagai contoh, hukum
gerak yang ditemukan oleh Isaac Newton (1642-1727) di abad ke 17 yang
menjelaskan tentang pergerakan suatu objek dengan kecepatan normal tetapi
tidak dapat digunakan pada objek yang bergerak dengan kecepatan cahaya.
Sebaliknya, teori khusus relativitas yang ditemukan oleh Albert Einstein
(1879-1955) menjelang tahun 1900 memberikan hasil yang sama dengan
hukum Newton pada kecepatan rendah dan juga menjelaskan kesalahan
mengenai pergerakan saat mendekati kecepatan cahaya. Sebab itu, Teori
Einstein mengenai relativitas khusus lebih dikenal secara umum pada gerak.
Dalam fisika klasik terdapat teori, konsep, hukum dan eksperimen
mekanika klasik, termodinamika, optik dan elektromagnetik yang berkembang
sebelum 1900. Banyak kontribusi yang diberikan oleh Newton, seorang yang
mengembangkan mekanika klasik sebagai teori sistematik dan salah satu
organisator dari kalkulus sebagai alat matematika. Perkembangan yang besar
di dunia mekanika dilanjutkan pada abad ke 18, tetapi mengenai
termodinamika dan listrik magnet tidak berkembang sampai akhir abad ke 19,
didasari karena sebelum waktu itu fasilitas yang kurang bahkan tidak ada.
Revolusi besar-besaran dalam fisika sering dikatakan sebagai fisika
modern, yang dimulai menjelang akhir abad ke 19. Fisika modern berkembang
umumnya karena penemuan yang mana fenomena fisika tersebut tidak dapat
dijelaskan dengan fisika klasik. Dua hal yang paling penting berkembang
dalam era modern ini yaitu teori relativitas dan mekanika kuantum. Teori
relativitas Einstein tidak hanya menjelaskan koreksi mengenai pergerakan
objek yang dapat dibandingkan dengan kecepatan cahaya tetapi juga secara
utuh menyempurnakan konsep tradisonal mengenai ruang, waktu dan energi.
Teori relativitas juga menunjukkan bahwa kecepatan cahaya adalah batasan

Bab I Fisika dan Pengukuran 3


tertinggi suatu kecepatan objek yang berkaitan dengan massa dan energinya.
Mekanika kuantum di formulasikan dengan angka-angka pembeda sains untuk
menyediakan deskripsi mengenai fenomena fisika pada tingkat atom.
Para ilmuwan setiap harinya terus bekerja dalam merubah pemahaman
mengenai hukum dasar dan penemuan terbaru. Di beberapa tempat penelitian
ada hubungan erat di antara fisika, kimia dan biologi. Buktinya banyak nama-
nama dari beberapa subspesialis yang terlihat di beberapa sains, biofisik,
biokimia, kimia fisika, bioteknologi dan masih banyak lagi. Banyak
perkembangan teknologi pada akhir-akhir ini adalah hasil dari usaha banyak
ilmuwan, insinyur, dan teknisi. Beberapa dari penemuan penting
dikembangkan menjelang akhir abad ke 20 seperti (1) penjelajahan terhadap
planet yang belum di beri nama dan pendaratan di bulan, (2) peralatan mikro
dan komputer berkecepatan tinggi, (3) teknik manipulasi gambar yang
digunakan dalam penelitian sains dan obat, dan (4) beberapa hasil luar biasa
dalam teknik genetika. Hasil dari perkembangan dan penemuan tersebut di
dalam kehidupan sosial mempunyai dampak yang baik, dan sepertinya
penemuan dan observasi masa depan akan sangat menyenangkan, menantang
dan menghasilkan keuntungan yang besar bagi umat manusia.

1.1 Standar untuk Panjang, Massa dan Waktu


Untuk menggambarkan fenomena alam, pengukuran perlu dilakukan
dari berbagai aspek alam. Setiap pengukuran dikaitkan dengan besaran fisik,
seperti panjang dari suatu objek. Hukum-hukum fisika dinyatakan sebagai
hubungan matematis antara besaran-besaran fisik yang akan dipelajari dan
diskusikan nantinya. Dalam mekanika, ada tiga besaran pokok yaitu panjang,
massa dan waktu. Semua besaran lain dalam mekanika dapat dinyatakan dalam
ketiganya.
Jika ingin melaporkan hasil pengukuran kepada seseorang yang ingin
mereproduksi pengukuran ini, standar harus didefinisikan. Ini akan menjadi
tidak berarti jika seseorang berbicara tentang panjang 8 "jengkal" jika tidak
tahu arti dari satuan jengkal tersebut. Seperti halnya jika seseorang hendak
memberitahu temannya bahwa dia memiliki massa 75 kilogram dan satuan
massa adalah 1 kilogram, maka orang itu 75 kali lebih besar dari satuan dasar.
Apapun yang dipilih sebagai standar harus mudah diakses dan harus memiliki

Bab I Fisika dan Pengukuran 4


beberapa sifat yang dapat diukur dengan baik. Standar pengukuran yang
digunakan oleh orang yang berbeda di tempat yang berbeda, di seluruh alam
semesta harus menghasilkan hasil yang sama. Selain itu, standar yang
digunakan untuk pengukuran tidak harus berubah dengan waktu.
Pada tahun 1960, sebuah komite internasional membentuk seperangkat
standar untuk takaran dasar ilmu pengetahuan. Hal ini disebut SI (Sistem
Internasional), dan satuan dasar dari panjang, massa, dan waktu masing-
masing adalah meter, kilogram, dan detik. Standar lain untuk satuan dasar SI
yang ditetapkan oleh komite adalah suhu (kelvin), arus listrik (ampere),
intensitas cahaya (candela), dan jumlah zat (mol).

 PANJANG
Panjang dapat diidentifikasi sebagai jarak antara dua titik dalam ruang.
Pada 1120, Raja Inggris memutuskan bahwa standar panjang di negaranya
akan diberi nama yard dan akan tepat sama dengan jarak dari ujung hidung ke
ujung lengan terbentang. Demikian pula, standar asli untuk kaki diadopsi oleh
Perancis adalah panjang kaki kerajaan Raja Louis XIV. Tidak satupun dari
standar ini yang konstan terhadap waktu, ketika seorang raja baru naik takhta,
pengukuran panjang berubah. Pada tahun 1799, standar panjang di Prancis
berubah menjadi meter (m), yang didefinisikan sebagai sepersepuluh juta jarak
dari khatulistiwa ke Kutub Utara sepanjang satu garis membujur tertentu yang
melewati Paris. Perhatikan bahwa nilai ini merupakan standar berbasis bumi
yang tidak memenuhi persyaratan yang dapat digunakan di seluruh alam
semesta.
Tahun 1960, panjang meter didefinisikan sebagai jarak antara dua garis
pada bar platinum-iridium tertentu yang disimpan dalam kondisi yang
terkendali di Perancis. Standar ini ditinggalkan karena beberapa alasan, yang
utama adalah ketepatan yang terbatas dimana pemisahan antara baris di bar
dapat dipastikan tidak memenuhi persyaratan sains dan teknologi saat ini. Pada
tahun 1960an dan 1970an, meter didefinisikan sebagai 1.650.763,73 panjang
gelombang cahaya oranye-merah yang dipancarkan dari lampu kripton-86.
Namun, pada Oktober 1983, meter didefinisikan kembali sebagai jarak yang
ditempuh oleh cahaya dalam ruang hampa selama waktu 1/299.792.458 detik.

Bab I Fisika dan Pengukuran 5


 MASSA
Tabel 1.2 Perkiraan Massa Berbagai Objek Satuan SI dari massa, kilogram
Alam semesta ~1052 (kg), didefinisikan sebagai massa
teramati
sebuah tabung platinum-iridium
Galaksi bima sakti ~1042
khusus yang disimpan di Biro
Matahari 1.99 × 1030 Internasional Berat dan Ukuran di
Bumi 5.98 × 1024 Sevres, Perancis. Standar massa ini
Bulan 7.36 × 1022 didirikan pada tahun 1887 dan belum
berubah sejak saat itu karena
Hiu ~103
platinum-iridium adalah paduan luar
Manusia ~102 biasa stabil. Sebuah duplikat dari
Kodok ~10−1 silinder Sèvres disimpan di Institut
Nyamuk ~10−5 Nasional Standar dan Teknologi
(NIST) di Gaithersburg, Maryland
Bakteri ~1 × 10−15
(Gambar 1.1a). Tabel 1.2 daftar nilai
Atom hidrogen 1.67 × 10−27 perkiraan massa dari berbagai benda.
Electron 9.11 × 10−31

 WAKTU
Sebelum tahun 1967, standar waktu didefinisikan sebagai rata-rata hari
matahari. (Hari matahari adalah interval waktu antara munculnya berturut-
turut Matahari pada titik tertinggi di langit setiap hari.) Satuan dasar kedua (s)
1 1 1
didefinisikan sebagai (60) . (60) . (24) dari rata-rata hari matahari. Definisi ini
didasarkan pada rotasi satu planet, Bumi. Oleh karena itu, gerakan ini tidak
memberikan standar waktu yang bersifat umum. Pada tahun 1967, dilakukan
kembali definisi kedua untuk mengambil keuntungan dari ketelitian tinggi
yang dicapai dalam sebuah alat yang dikenal sebagai jam atom (Gambar 1.1b),
yang menggunakan karakteristik getaran dari atom cesium-133.

Bab I Fisika dan Pengukuran 6


Gambar 1.1: (a) massa silinder paduan platina-iridium, (b) jam atom

Satu detik sekarang didefinisikan sebagai 9.192.631.770 kali periode


getaran radiasi dari cesium-133 atom. Nilai Perkiraan waktu interval disajikan
pada Tabel 1.3.
Tabel 1.3 Perkiraan nilai dari beberapa selang waktu
Selang Waktu ( s )
Usia alam semesta 4 × 1017
Usia bumi 1.3 × 1017
Rata-rata usia mahasiswa 6.3 × 108
Satu tahun 3.2 × 107
Satu hari 8.6 × 104
Satu periode kelas 3.0 × 103
Selang waktu antara detak jantung normal 8 × 10−1
Periode untuk gelombang suara terdengar ~ 10−3
Periode gelombang radio yang khas ~ 10−6
Periode getaran atom dalam padatan ~ 10−13
Periode gelombang cahaya tampak ~ 10−15
Durasi takbrakan nuklir ~ 10−22
Selang waktu untuk cahaya melewati ~ 10−24
proton

Bab I Fisika dan Pengukuran 7


Tabel 1.4. Awalan untuk Pangkat Sepuluh Selain satuan pokok SI dari
Kekuatan Awalan Singkatan meter, kilogram, dan sekon, satuan
−𝟐𝟏
𝟏𝟎 Yokto Y
lain yang juga bisa digunakan,
𝟏𝟎−𝟐𝟏 Zepto Z
−𝟏𝟖 seperti milimeter dan nanodetik, di
𝟏𝟎 Atto A
𝟏𝟎 −𝟏𝟓 femto F mana awalan mili and nano
𝟏𝟎 −𝟏𝟐 Piko P menunjukkan perkalian dari satuan
𝟏𝟎 −𝟗 Nano N pokok berdasarkan variasi pangkat
𝟏𝟎−𝟔 Mikro 𝜇 sepuluh. Awalan untuk beragam
−𝟑
𝟏𝟎 Mili M pangkat sepuluh dan singkatan
−𝟐
𝟏𝟎 senti C mereka tercantum dalam Tabel
𝟏𝟎−𝟏 desi D 1.4. Sebagai contoh, 10-3 m adalah
𝟏𝟎𝟑 Kilo K setara dengan 1 milimeter (mm),
𝟔
𝟏𝟎 mega M dan 103 m sesuai dengan 1
𝟗
𝟏𝟎 giga G kilometer (km). Demikian juga, 1
𝟏𝟓
𝟏𝟎 Tera T kilogram (kg) adalah 103 gram (g),
𝟏𝟖
𝟏𝟎 Exa E dan 1 mega volt (MV) adalah
𝟐𝟏
𝟏𝟎 zetta Z 106 volt (V).
𝟐𝟒
𝟏𝟎 yotta Y

1.2 Massa Jenis dan Massa Atom


Pada bagian 1.1, telah ditampilkan tiga besaran pokok dalam mekanika.
Berikut merupakan contoh besaran turunan seperti massa jenis. Massa jenis
(rho) dari setiap zat didefinisikan sebagai massa per satuan volume:
𝑚 (1.1)
𝜌=
𝑉
Misalnya, aluminium memiliki kerapatan 2,70 g/cm3 dan timah memiliki
kerapatan 11,3 g/cm3. Oleh karena itu, bagian aluminium dengan volume 10,0
cm3 memiliki massa 27,0 g, sedangkan volume timah yang sama memiliki
massa 113g. Daftar kerapatan untuk masing-masing bahan dapat dilihat pada
Tabel 1.5.

Bab I Fisika dan Pengukuran 8


Tabel 1.5. Kerapatan tiap-tiap bahan
Bahan Kerapatan (103 kg/m3)
Platinum 21,45
Emas 19,3
Uranium 18,7
Timah 11,3
tembaga 8,92
Besi 7,86
Alumunium 2,70
Magnesium 1,75
Air 1,00

Perbedaan massa jenis antara aluminium dan timbal disebabkan karena


berat atom mereka yang berbeda dimana berat atom timbal adalah 207
sedangkan aluminium adalah 27. Meskipun begitu, perbandingan dari berat
atom yaitu 207/27 = 7,67. Tidak sama dengan perbandingan massa jenisnya
yaitu 11,3/2,70 = 4,90. Perbedaan itu dikarenakan jarak atom dan susunan atom
dalam struktur kritstal keduanya yang berbeda.
Semua materi biasa terdiri dari atom, dan masing-masing atom terdiri
dari elektron dan nukleus. Hampir semua massa atom terkandung di dalam
nukleus, yang terdiri dari proton dan neutron. Dengan demikian dapat
dimengerti mengapa bobot atom dari berbagai elemen berbeda. Massa nukleus
diukur relatif terhadap massa atom isotop karbon-12 (karbon memiliki enam
proton dan enam neutron).
Massa dari 12C didefinisikan sebagai 12 satuan massa atom (sma),
dimana 1 sma = 1,66x10-27. Pada unit ini, proton dan neutron memiliki massa
1 sma. Lebih tepatnya
massa proton = 1,0073 sma
massa neutron = 1,0087 sma
Massa inti dari atom 27Al adalah mendekati 27 sma. Faktanya, sebuah
penghitungan akurat menunjukkan bahwa massa nuklir selalu sedikit kurang
dari gabungan massa proton dan neutron yang membentuk inti. Proses fisi
nuklir dan fusi nuklir didasarkan pada perbedaan massa ini.
Satu mol unsur (atau senyawa) terdiri dari bilangan Avogadro (N0), dari
molekul zat. Bilangan Avogadro didefinisikan sehingga satu mol atom 12C

Bab I Fisika dan Pengukuran 9


memiliki massa tepat 12 g. Nilainya telah ditemukan menjadi N0 = 6,02x1023
atom/mol. Contoh, satu mol dari aluminium memiliki massa 27 g dan satu mol
Timbal memiliki massa 207 g. Meskipun keduanya memiliki massa yang
berbeda, satu mol aluminium mengandung jumlah atom yang sama dengan
satu mol timbal. Karena ada 6,02x1023 atom dalam satu mol dari unsur apapun,
maka massa per atom diberikan oleh:
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑡𝑜𝑚
𝑚= (1.2)
𝑁0
Sebagai contoh, massa atom dari aluminium adalah
27 g/mol
𝑚= = 4,5 𝑥 10−23 g/atom
6,02x102 atom/mol
Catatan bahwa 1 sma sebanding dengan 1/N0 g.

Contoh Soal

Sebuah bola memiliki massa 3 kg, dengan diameter 14 cm. Tentukan besar
massa jenis dari bola tersebut.
Penyelesaian:
Volume bola,
4 4 22
𝑉 = 𝜋𝑟 3 = . . (0,07)3 = 1,44𝑥10−3
3 3 7
Massa jenis bola (𝜌), maka
𝑚 3
𝜌= = = 2,08 𝑥 103 𝑘𝑔/𝑚3
𝑉 1,44𝑥10−3
Jadi, Massa jenis bola adalah sebesar 2,08 𝑥 103 𝑘𝑔/𝑚3 .

1.3 Analisis Dimensi


Dalam fisika, kata dimensi menunjukkan sifat besaran fisika. Jarak
antara dua titik, misalnya, dapat diukur dalam kaki, meter, atau depa, yang
adalah cara-cara yang berbeda untuk mengekspresikan dimensi panjang.
Simbol yang digunakan dalam buku ini untuk menentukan dimensi
panjang, massa, dan waktu adalah berturut-turut L, M, dan T. Tanda kurung []

Bab I Fisika dan Pengukuran 10


harus dinggunakan untuk menunjukkan dimensi besaran fisika. Misalnya,
simbol yang digunakan untuk kecepatan dalam buku ini adalah v, dan dalam
notasi, dimensi kecepatan ditulis [v] = L/T. Sebagai contoh lain, dimensi luas
A adalah [A] = L2. Dimensi besaran lain, seperti gaya dan energi, akan
dijelaskan pada bab lainnya.
Dalam banyak situasi, sebaiknya harus memeriksa persamaan khusus
untuk melihat apakah itu sesuai harapan atau tidak. Sebuah prosedur yang
berguna dan ampuh disebut analisis dimensi, dapat digunakan untuk
membantu dalam penurunan atau untuk mengecek hasil akhir. Analisis
dimensi memanfaatkan kenyataan bahwa dimensi dapat diperlakukan sebagai
operasi aljabar. Sebagai contoh, nilai dapat ditambahkan atau dikurangi hanya
jika mereka memiliki dimensi yang sama. Selain itu, istilah pada kedua sisi
persamaan harus memiliki dimensi yang sama. Dengan mengikuti aturan
sederhana, analisis dimensi dapat digunakan untuk menentukan apakah suatu
hasil memiliki bentuk yang benar. Setiap hubungan dapat benar hanya jika
dimensi pada kedua sisi persamaan adalah sama.
Untuk menggambarkan prosedur ini, anggaplah mobil bergerak mulai
dari keadaan diam pada x = 0 dan bergerak dengan percepatan konstan a pada
persamaan posisi x terhadap waktu t. Ungkapan yang tepat untuk situasi ini
adalah x =1/2 at2 seperti yang ditunjukkan pada bab 3. Nilai x di sisi kiri
memiliki dimensi panjang. Untuk persamaan harus dimensi yang benar, nilai
di sisi kanan juga harus memiliki dimensi panjang. Pemeriksaan dimensi dapat
dilakukan dengan menggantikan dimensi percepatan, L/T2 , dan waktu, T, ke
dalam persamaan. Artinya, bentuk dimensi dari persamaan x =1/2 at2 adalah:
L = (L/T2).T2 = L. Dimensi waktu dibagi seperti yang ditunjukkan,
meninggalkan dimensi panjang di sisi kanan yang sesuai dengan sisi kiri.
Sebuah prosedur yang lebih umum dari analisis dimensi adalah untuk
mengungkap sebuah persamaan dari bentuk
x ~ antm
dimana n dan m adalah eksponen yang harus ditentukan dan simbol ~
menunjukkan kesebandingan. Hubungan ini akan benar hanya jika dimensi
dari kedua belah pihak adalah sama. Karena dimensi sisi kiri adalah panjang,
dimensi dari sisi kanan juga harus panjang. Artinya,
[ant m] = L= L1T0 .

Bab I Fisika dan Pengukuran 11


Karena dimensi percepatan adalah L/T2 dan dimensi waktu adalah T,
didapatkan,
(L/T2)nTm = L1T0
atau
LnTm-2n = L1T0
Eksponen dari L dan T harus sama pada kedua sisi persamaan. Dari eksponen
L, terlihat bahwa n = 1. Dari eksponen T, terlihat bahwa m-2n = 0, dengan
mensubstitusikan nilai n, maka dihasilkan m = 2. Kembali ke bentuk asli
dimana x ~ antm, dapat disimpulkan bahwa:
x ~ at2
Hasil ini sesuai dengan persamaan jarak yaitu x = 1/2 at2.

Contoh Soal

Analisi Dimensi. Tunjukkan bahwa persamaan 𝑣 = 𝑣0 + 𝑎𝑡 adalah dimensi


yang tepat,dimana v dan 𝑣0 merupakan kecepatan, a adalah percepatan, dan t
adalah selang waktu.
Penyelesaian: Karena,
𝑣 = [𝑣0 ] = 𝐿/𝑇
dan dimensi dari percepatan adalah L/T2, maka dimensi dari at adalah
[𝑎𝑡] = (𝐿/𝑇 2 )(𝑇) = 𝐿/𝑇
dan persamaan dalam bentuk dimensi tersebut tepat. Di sisi lain jika
diselesaikan dalam bentuk 𝑣 = 𝑣0 + 𝑎𝑡 maka akan menghasilkan jawaban
yang tidak tepat. Silahkan dicoba dan dilihat.

1.4 Konversi Satuan


Mengkonversi satuan dari satu sistem pengukuran ke pengukuran yang
lain atau mengkonversi kedalam sistem (misalnya, dari kilometer ke meter).
Faktor konversi antara SI dan satuan panjang AS adalah sebagai berikut:
1 mil = 1.609 m = 1,609 km
1 ft = 0,3048 m = 30,48 cm
1 m = 39,37 in = 3,281 ft
1 in = 0,0254 m = 2,540 cm

Bab I Fisika dan Pengukuran 12


Seperti halnya dimensi, satuan dapat diperlakukan sebagai operasi
aljabar yang dapat membatalkan satu sama lain. Misalnya, seseorang ingin
mengkonversi 15.0 in ke cm. Karena 1 in = 2,54 cm, didapatkan bahwa
2,54 cm
15,0 in = (15,0 in) ( ) = 38,1 cm.
1 in
Pembagi dalam kurung adalah sama dengan 1 yang digambarkan sebagai 2,54
cm / 1 in (bukan 1 in/2,54 cm) sehingga satuan "inci" berubah menjadi satuan
sentimeter (cm).

1.5 Penghitungan nilai pangkat


Penghitungan nilai pangkat seringkali digunakan sebagai jawaban singkat dari
masalah fisika tertentu. Pendekatan semacam itu biasanya didasarkan pada
asumsi tertentu, yang harus diubah jika membutuhkan ketepatan lain.
Biasanya, ketika perhitungan nilai pangkat dilakukan, hasilnya dapat
diandalkan dengan faktor dari 10. Jika kenaikan nilai sebesar tiga kali lipat, ini
berarti nilainya meningkat dengan faktor 103 = 1000
Penulisan angka-angka yang sangat besar dan sangat kecil seperti jarak
Neptunus dari Matahari,4.500.000.000 km, atau diameter atom, 0,00000001
cm, tidak praktis dan mudah menimbulkan kesalahan. Hal ini juga menjadi
masalah dalam menentukan angka penting. (berapa jumlah nol yang signifikan
pada angka 4.500.000.000 km?) Dengan demikian digunakan “pangkat 10”,
atau notasi eksponensial. Jarak dari Neptunus ke Matahari dinyatakan sebagai
4,50 x 109 km (dengan menganggap bahwa nilai tersebut signifikan sampai
tiga digit. Sama halnya dengan diameter atom sebesar 1,0 x 10-8 cm. Penulisan
bilangan dengan cara ini didasarkan pada penggunaan pangkat, dimana an
menyatakan a dikalikan dengan dirinya sendiri sebanyak n kali. Sebagai
contoh, 104 = 10x10 x10x10 = 10.000, dengan demikian 4,50 x 1.000.000.000
= 4.500.000.000. Perhatikan bahwa pangkat merupakan jumlah berapa kali
koma desimal digeser kekanan untuk mendapatkan angka yang dituliskan
seutuhnya (4.500.000.000).
Ketika dua bilangan dikalikan (atau dibagi), maka harus dikalikan (atau
dibagi) dulu bagian-bagian yang mudah kemudian pangkat 10. Berarti, 2,0x103
dikalikan dengan 5,5 x 104 sama dengan (2,0 x 5,5) x (103 x 104) = 11x107.
Dengan cara yang sama, 8,2 x 105 dibagi dengan 2,0 x 102 sama dengan

Bab I Fisika dan Pengukuran 13


8,2 𝑥 105 8,2 105
= 𝑥 = 4,1 𝑥 103
2,0 𝑥 102 2,0 102
Ketika menuliskan sebuah bilangan dalam notasi ilmiah, angka yang sederhana
biasanya bernilai antara 1 dan 10. Dengan demikian penulisan 4,5 x 109 merupakan
penulisan konvensional dibandingkan dengan 45 x 108, walaupun keduanya bernilai
sama. Notasi ini juga memungkinkan jumlah angka penting dinyatakan dengan jelas.

1.6 Angka Penting


Ketika nilai tertentu diukur, nilai yang diukur hanya diketahui dalam
batas-batas ketidakpastian eksperimental. Nilai ketidakpastian ini dapat
bergantung pada berbagai faktor, seperti kualitas alat, keterampilan
eksperimen, dan banyaknya pengukuran yang dilakukan. Jumlah angka
penting dalam pengukuran dapat digunakan untuk mengekspresikan sesuatu
tentang ketidakpastian. Jumlah angka penting berhubungan dengan jumlah
digit angka yang digunakan untuk mengekspresikan pengukuran, seperti yang
dibahas berikut ini.
Sebagai contoh angka penting, misalkan seseorang diminta untuk
mengukur jari-jari CD menggunakan meteran sebagai alat ukur. Langkah
pertama yaitu menentukan ketidakpastian yang didapatkan dalam mengukur
jari-jari CD yaitu ±0,1 cm. Karena ketidakpastian ±0,1 cm, jika jari-jari yang
diukur adalah 6,0 cm, maka dapat dinyatakan bahwa jari-jari terletak di antara
5,9 cm dan 6,1 cm. Dalam kasus ini, dikatakan bahwa nilai yang diukur dari
6,0 cm memiliki dua angka penting. Perhatikan bahwa angka penting meliputi
perkiraan digit pertama. Oleh karena itu, hasil pengukuran dapat ditulis sebagai
(6,0 ± 0,1) cm.
Angka nol dapat menjadi angka penting atau tidak. Jika angka nol
terletak pada titik desimal dalam nilai seperti 0,03 dan 0,0075 maka angka nol
bukan angka penting. Oleh karena itu, ada satu dan dua angka penting, pada
kedua nilai. Ketika terdapat angka nol setelah angka lain, bagaimanapun, ada
kemungkinan salah tafsir. Misalnya, massa suatu benda diberikan sebagai
1.500 g. Nilai ini ambigu karena tidak diketahui apakah dua angka nol terakhir
yang digunakan untuk menemukan titik desimal atau apakah mereka mewakili
angka penting dalam pengukuran. Untuk menghapus ambiguitas ini, umumnya
digunakan notasi ilmiah untuk menunjukkan jumlah angka penting. Dalam

Bab I Fisika dan Pengukuran 14


kasus ini, massa akan diungkapkan sebagai 1,5 x 103 g jika ada dua angka
penting dalam nilai yang terukur dan 1,50 x 103 g jika ada tiga angka penting,
serta 1,500 x 103 g jika ada empat angka penting. Aturan yang sama berlaku
untuk angka kurang dari 1, sehingga 2,3 x 10-4 memiliki dua angka penting
(dan karena itu dapat ditulis 0,00023) dan 2,30 x 10-4 memiliki tiga angka
penting (juga ditulis sebagai 0,000230).
Dalam pemecahan masalah, nilai matematis sering dihitung melalui
perkalian, pembagian, penambahan, pengurangan, dan sebagainya. Ketika
melakukan itu, harus dipastikan bahwa hasilnya memiliki jumlah yang tepat
dari angka penting. Sebuah aturan yang baik untuk digunakan dalam
menentukan jumlah angka penting yang dapat diklaim dalam perkalian atau
pembagian adalah sebagai berikut:
“Ketika mengalikan beberapa nilai, jumlah angka penting dalam jawaban
akhir adalah sama dengan jumlah angka penting dalam nilai yang memiliki
angka penting terkecil. Aturan yang sama berlaku untuk pembagian”
Aturan ini dapat diterapkan untuk menemukan luas dari CD yang jari-
jarinya telah diukur di atas (r = 6,0 cm). Menggunakan persamaan untuk luas
lingkaran,
A = πr2 = π (6,0 cm)2 = 1,1 x 102 cm2
Jika perhitungan ini dilakukan menggunakan kalkulator, maka akan
terlihat hasil sebesar 113,0973355. Jelas bahwa tidak semua digit akan
dilaporkan, tetapi hasilnya dapat dituliskan sebagai 113 cm2. Hasil ini tidak
dibenarkan karena memiliki tiga angka penting, sedangkan jari-jari hanya
memiliki dua. Oleh karena itu, hasil yang dilaporkan hanya dua angka penting
seperti yang ditunjukkan di atas (1,1 x 102 cm2).
Untuk penambahan dan pengurangan, perlu mempertimbangkan jumlah
tempat desimal ketika ingin menentukan berapa banyak angka penting untuk
dilaporkan. Aturannya adalah sebagai berikut.
“Ketika nilai tersebut ditambahkan atau dikurangi, jumlah tempat
desimal dalam hasil harus sama dengan jumlah desimal terkecil dari setiap
nilai dalam penjumlahan atau pengurangan”
Sebagai contoh dari aturan ini, operasi penjumlahan 23,2 + 5,174 = 28,4.
Perhatikan bahwa hasil tersebut tidak dilaporkan sebagai 28,374 karena nilai
desimal terendah adalah satu, untuk 23,2. Oleh karena itu, jawabannya harus
memiliki satu tempat desimal yaitu 28,4.

Bab I Fisika dan Pengukuran 15


Aturan untuk penambahan dan pengurangan sering dapat mengakibatkan
jawaban yang memiliki angka yang berbeda dari angka penting. Sebagai
contoh, perhatikan operasi ini yang memenuhi aturan:
1,0001 + 0,0003 = 1,0004
1,002 - 0,998 = 0,004
Dalam contoh pertama, hasilnya memiliki lima angka penting meskipun
salah satu nilai yaitu 0,0003 hanya memiliki satu angka penting. Demikian
pula, dalam penghitungan kedua, hasilnya hanya memiliki satu angka penting
meskipun pada operasi pengurangan masing-masing memiliki empat dan tiga
angka penting.
Jika jumlah angka penting dalam hasil penghitungan harus dikurangi,
ada aturan umum untuk nilai pembulatan: digit terakhir dinaikkan sebesar 1
jika angka terakhir lebih besar dari 5. (Misalnya, 1,346 menjadi 1,35.) Jika
angka terakhir kurang dari 5, angka terakhir dipertahankan tetap seperti itu.
(Misalnya, 1,343 menjadi 1,34) Jika angka terakhir adalah sama dengan 5,
angka sisa harus dibulatkan ke bilangan genap terdekat. (Aturan ini membantu
menghindari kesalahan penghitungan dalam proses aritmatika panjang).
Sebuah teknik untuk menghindari kesalahan penghitungan adalah
dengan menunda pembulatan angka dalam perhitungan awal sampai
didapatkan hasil akhir. Dalam buku ini, ditampilkan nilai numerik yang
dibulatkan menjadi dua atau tiga angka penting. Hal ini membuat beberapa
penghitungan matematika terlihat aneh atau salah. Misalnya, ketika
menghitung -17,7 km + 34,6 km = 17,0 km. Ini terlihat salah, karena bilangan
yang dioperasikan dibulatkan terlebih dahulu. Jika kedua bilangan
dipertahankan, maka dihasilkan tiga angka yang benar yaitu 16,9 km sehingga
ketika dilakukan pembulatan pada hasil akhir didapatkan nilai sebesar 17,0 km.

1.7 Notasi Matematika


Fisika kadang-kadang dianggap sebagai subyek yang sulit. Namun,
terkadang matematika yang merupakan sumber kesulitan dibanding dengan
fisikanya sendiri. Akan sangat membantu jika matematika terlebih dahulu
dikuasai.

Bab I Fisika dan Pengukuran 16


Simbol ~ digunakan untuk menyatakan kesebandingan. Sebagai contoh,
y ~ x2 artinya bahwa y sebanding dengan kuadrat x.
Simbol < berarti kurang dari, dan > artinya lebih besar dari.
Simbol << artinya sangat kurang dari, dan >> berarti sangat lebih dari.
Simbol ≈ digunakan untuk mengindikasikan bahwa dua persamaan
tersebut mendekati.
Simbol ≡ berarti didefinisikan sebagai. Ini pernyataan yang lebih kuat
dari bentuk =.
Menggunakan simbol lebih mudah untuk menunjukkan perubahan dalam
suatu persamaan. Misalnya, ∆𝑥 (dibaca delta x) berarti perubahan nilai x.
(Bukan berarti ∆ dikali x). Sebagai contoh, jika 𝑥𝑖 adalah posisi awal suatu
partikel dan 𝑥𝑓 adalah posisi akhir, kemudian perubahan posisi ditulis menjadi:
∆𝑥 = 𝑥𝑓 − 𝑥𝑖
Dalam matematika maupun fisika, sering dijumpai penjumlahan
beberapa variabel yang sama. Singkatan yang dapat digunakan untuk mewakili
penjumlahan variabel tersebut adalah ∑ (dibaca sigma). Misalkan ingin
menjumlahkan lima variabel yang terdiri atas 𝑥1 , 𝑥2 , 𝑥3 , 𝑥4 dan 𝑥5 . Dapat
ditulis menjadi:
5

𝑥1 + 𝑥2 + 𝑥3 + 𝑥4 + 𝑥5 ≡ ∑ 𝑥𝑖
𝑖=1

dimana tulisan dibawah (i) pada x tertentu mewakili salahsatu dari nilai yang
ditentukan tersebut. Misalkan, jika terdapat lima massa dalam suatu system,
𝑚1 , 𝑚2 , 𝑚3 , 𝑚4 dan 𝑚5 , maka massa total dari sistem tersebut adalah
𝑀 = 𝑚1 + 𝑚2 + 𝑚3 + 𝑚4 + 𝑚5 dan dapat ditulis menjadi:
5

𝑀 = ∑ 𝑚𝑖
𝑖=1

Terakhir, besar nilai x ditulis |𝑥| adalah nilai mutlak dari nilai tersebut. Besar
nilai x selalu positif, tidak peduli pada nilai x positif atau negatif. Contohnya,
jika x = -5, |𝑥| = 5; jika x = 8, |𝑥| = 8.

Bab I Fisika dan Pengukuran 17


1.8 Rangkuman
Tiga besaran fisik dari mekanika yaitu panjang, massa dan waktu yang
dalam Satuan Internasional (SI) memiliki satuan masing-masing meter (m),
kilogram (kg), dan sekon (s). Awalan yang menunjukkan beragam pangkat
sepuluh digunakan pada tiga satuan-satuan dasar ini.
Kepadatan suatu zat didefinisikan sebagai massa per satuan volume. Zat
yang berbeda memiliki kepadatan (massa jenis) yang berbeda terutama karena
perbedaan massa atom dan susunan atomnya.
Metode analisis dimensi sangat ampuh dalam memecahkan masalah
fisika. Dimensi dapat di perlakukan sebagai penjumlahan aljabar. Dengan
membuat taksiran dan melakukan perhitungan nilai pangkat, anda harus dapat
memperkirakan jawaban atas masalah jika tidak cukup informasi yang tersedia
untuk benar-benar menentukan solusi yang tepat.
Bila anda menghitung hasil dari beberapa bilangan terukur, yang masing-
masing memiliki ketelitian tertentu, anda harus memberi hasil dengan aturan
angka penting yang benar. Ketika mengalikan beberapa nilai, banyaknya angka
penting dalam jawaban akhir adalah banyaknya angka penting yang terkecil
dari nilai-nilai yang dikalikan. Aturan yang sama untuk operasi pembagian.
Ketika nilai tersebut ditambahkan atau dikurangi, jumlah tempat desimal
dalam hasil harus sama dengan jumlah desimal terkecil dari setiap nilai dalam
penjumlahan atau pengurangan.

Latihan Soal

1. Berapa Jumlah angka penting yang dimiliki angka-angka berikut: (a) 142,
(b) 81,60, (c) 7,63 , (d) 0,03 , (e) 0,086 dan (f) 8600?
2. Tuliskan angka-angka dibawah ini dalam angka-angka (desimal) lengkap
dengan satuan standar: (a) 86,6 mm, (b) 35 mV, (c) 860 mg, (d) 600
picosekon, (e) 12,5 femtometer, (f) 250 gigavolt.
3. (a) Kalikan 2,079 x 102 m 0,072 x 101, dengan memperhitungkan aturan
angka signifikan.
(b) Tambahkan 7,2 x 103 s + 8,3 x 104 s + 0,09 x 106 s.

Bab I Fisika dan Pengukuran 18


4. Buktikan kesesuaian persamaan dibawah ini dengan menggunakan
analisis dimensi.
(a) F = ma
(b) v = vo + at
5. Satu tahun cahaya adalah jarak yang ditempuh cahaya (kecepatan = 2,998
x 108 m/s) dalam 1,00 tahun. (a) Berapa meter 1,00 tahun cahaya itu? (b)
satu satuan astronomi (AU) adalah jarak rata-rata dari matahari kebumi,
1,50 x 108 km. Berapa AU 1,00 tahun cahaya itu? (c) Berapa kecepatan
cahaya jika dinyatakan dalam AU/h?

Bab I Fisika dan Pengukuran 19

Anda mungkin juga menyukai