NIM : 22072066
PRODI : D3 TEKNIK MESIN
MATKUL : PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN
DOSEN : Nurhafizah, M.Pd., Ph.D
1. STRATEGI KEWIRAUSAHAAN
Pada umumnya perusahaan kecil yang berhasil secara berkesinambungan dan dapat
bersaing secara unggul memiliki keunggulan dalam bidang teknik, produk yang unik, dan
memiliki cakupan distribusi geografis pasar yang terbatas. Ada beberapa keputusan strategis
yang diperlukan dalam kondisi pertumbuhan, yaitu:
a. Strategi bagi Pemimpin Pasar (Market Leader)
Apabila perusahaan telah memiliki peluang pasar yang besar seperti pada masa
pertumbuhan, maka strateginya:
(1) Bersikap menyerang dan agresif untuk mempertahankan pangsa pasar. Wirausaha harus
siap memperbaiki strategi bersaingnya agar tetap dapat mempertahankan reputasi terbaik di
mata pelanggan
(2) Bersikap bertahan dan tidak terlalu agresif. Dalam posisi ini, setiap departemen secara
efektif menemukan keunggulan bersaing dan secara bertahap dapat membangun hambatan
masuk ke segmen pasar yang dipilih untuk bersaing.
(3) Tidak boleh ada anggapan bahwa perusahaan yang berhasil tidak memiliki tantangan.
Perusahaan yang pasif mempertahankan pasarnya akan selalu mengundang pesaing untuk
memasuki pasar. Kegagalan dalam mempertahankan strategi akan memperlemah perusahaan
dalam menanggapi serangan dan pesaing. Bila demikian maka, pesaing akan menjadi
pemimpin pasar (market leader) yang baru.
b. Strategi bagi Bukan Pemimpin Pasar
Perusahaan yang memasuki tahap pertumbuhan yang memiliki posisi kuat (bukan market
leader) di pasar, memiliki strategi tertentu. Akan tetapi strategi ini bukan untuk bersaing
dengan market leader. Strategi ini dilakukan dengan cara:
(1) Secara agresif menggunakan kompetensi terbaiknya untuk meraih peluang pasar sehingga
tidak tertandingi oleh pesaing. Wirausaha harus posisikan dirinya dalam segmen pasar kecil
sebagai pemain yang paling dominan. Wirausaha membangun dan mempertahankan
hubungan secara terbuka dengan para pelanggannya.
(2) Mengembangkan strategi sebagai follower leader. Dalam kondisi ekonomi yang baik,
perusahaan yang mengikuti strategi ini bisa berhasil. Namun ancaman untuk strategi ini
adalah jika pelanggan tidak lagi memandang perusahaan pemasok sebagai pilihan pertama.
Selain itu, pasar dengan produk dan jasa sejenis (undifferentiated), bukanlah pasar yang
menarik untuk persaingan.
c. Strategi yang Lain
Banyak strategi yang dilakukan wirausaha pada tahap pertumbuhan, di antaranya:
(1) Pertahanan bersaing. Agar tetap dapat bersama, maka pengembangan produk dan
perluasan pelayanan perusahaan harus selalu dinamis dan memposisikan perusahaan dalam
keadaan kritis. Perusahaan harus selalu inovatif dan memperbaiki keberhasilannya di masa
lalu atau memperbaiki produk yang pertama kali dihasilkannya, sebab jika tidak akan
ditinggalkan oleh pasar.
(2) Mencoba untuk produk yang menjadi “pemukul besar (big hitter)”, dan tidak
berkonsentrasi pada perbaikan keberhasilan produk yang sudah ada. Keberhasilan perusahaan
seperti 3M (Man, Material, Market) tetap mendominasi posisi pasar melalui pengenalan
produk baru secara berkesinambungan.
(3) Mengambil langkah positif dan proaktif untuk menguasai manajer kunci dan ahli teknik
profesional yang selalu diikutsertakan dalam pembentukan keberhasilan perusahaan.
Sangatlah tidak mudah untuk menempatkan kembali kemampuan individual yang cakap.
Oleh sebab itu, kehilangan seseorang yang cakap dan dianggap kunci dapat menghancurkan
keunggulan perusahaan dalam persaingan.
3. Waralaba
Waralaba adalah bentuk kerja sama bisnis antara pemilik merk, produk, atau sistem
operasional dengan pihak kedua yang berupa pemberian izin untuk pemakaian merk, produk,
dan sistem operasional. Menurut Pemerintah Indonesia, waralaba adalah perikatan yang salah
satu pihaknya diberikan hak memanfaatkan dan atau menggunakan hak dari kekayaan
intelektual (HAKI) atau pertemuan dari ciri khas usaha yang dimiliki pihak lain dengan suatu
imbalan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan oleh pihak lain tersebut dalam rangka
penyediaan dan atau penjualan barang dan jasa.
Istilah waralaba merupakan gabungan kata wara yang berarti lebih dan laba yang berarti
keuntungan. Waralaba di Indonesia sendiri diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) No 42
tahun 2007 tentang Waralaba. Bisnis waralaba juga banyak yang berkembang pesat di
Indonesia, misalnya bisnis restoran, minimarket, kedai kopi, dan sebagainya.
Jenis Waralaba
Waralaba dapat dikelompokkan ke dalam 2 bagian:
1. Waralaba luar negeri. Biasanya memiliki sistem yang sudah jelas sehingga banyak
diminati. Merk produk waralaba luar negeri juga sudah dikenal luas dan dirasa jauh
lebih bergengsi.
2. Waralaba dalam negeri. Jenis ini juga menjadi salah satu pilihan investasi bagi
mereka yang ingin menjadi pengusaha dengan cepat, tetapi belum memiliki
pengetahuan yang cukup atau kurang kemampuan dalam mengatur strategi bisnis.
1. Kuliner
Kuliner bisa jadi adalah jenis bisnis waralaba yang paling populer. Keberadaan makan
dan minum yang merupakan kebutuhan primer, membuat industri kuliner tidak pernah
mati. Contoh-contoh usaha kuliner di bisnis waralaba yang paling mudah ditemui
adalah makanan cepat saji atau fast food. Kebanyakan usaha makanan cepat saji
menjalankan usahanya dengan skema waralaba.
Namun buat Anda yang memiliki dana terbatas, tidak perlu khawatir apabila tertarik
terjun ke bisnis waralaba di bidang kuliner. Enggak cuma makanan cepat saji, saat ini
cukup banyak bisnis makanan dan minuman ringan yang menjalankan usahanya
dengan skema waralaba.
Makanan dan minuman ringan saat ini mempunyai sasaran pasar yang tidak kecil.
Dengan dikemas secara menarik dan kekinian, makanan dan minuman ini menyasar
pangsa anak muda sebagai konsumennya. Terlebih di era media sosial seperti
sekarang ini. Sebut saja bubble tea, boba, maupun kedai kopi di kategori minuman.
Lalu ada ayam geprek, kebab, hingga cake dan donat untuk kategori makanan.
Untuk memulai bisnis waralaba di kategori makanan dan minuman ringan ini,
biasanya franchisor menawarkan paket waralaba tertentu dengan tingkatan harga
yang berbeda. Di kelas ini, harga yang ditawarkan biasanya berkisar di Rp 5.000.000
untuk paket terendah dan bisa mencapai Rp 15.000.000 untuk paket yang tertinggi.
Tentunya, setiap paket memiliki fasilitasnya masing-masing. Anda hanya perlu
mencocokkannya saja dengan bujet yang Anda miliki.
2. Laundry
Selain kuliner, skema bisnis waralaba juga terdapat di bidang jasa. Salah satunya
usaha binatu atau laundry pakaian kiloan. Usaha jenis ini juga termasuk bisnis yang
potensial. Laundry kiloan terutama di daerah perkotaan memiliki demand atau
permintaan yang tinggi. Kian padatnya aktivitas dan tuntutan serba cepat pada
masyarakat perkotaan, mau tidak mau membuat mereka beralih menggunakan
jasa laundry untuk keperluan mencuci pakaian.
3. Tour dan Travel
Karena itu, bisnis waralaba tour dan travel juga termasuk pilihan yang potensial.
Bisnis waralaba jenis ini kini mulai banyak ditemui di Indonesia. Jenisnya beragam,
mulai dari layanan wisata umum yang menyediakan jasa ticketing, pemandu wisata
atau tour guide, hingga yang spesifik seperti perjalanan wisata religi.
Untuk memulai bisnis waralaba jenis ini, modal awal yang diperlukan biasanya
berkisar pada Rp 10.000.000.
Satu lagi jenis bisnis waralaba yang bisa dijadikan pilihan. Yakni layanan pengantaran
paket dan ekspedisi. Di Indonesia sendiri, sudah banyak lini usaha layanan
pengantaran paket dan ekspedisi. Apalagi, saat ini tren belanja online atau online
shop makin menjamur. Hal ini sudah pasti berdampak pada penggunaan layanan
pengantaran paket.
Karena itu, bisnis waralaba jenis ini patut Anda pertimbangkan apabila ingin memulai
usaha waralaba. Untuk terjun di waralaba ini, modal awal
pembelian franchise biasanya berkisar di angka Rp 10.000.000-Rp 15.000.000.