Anda di halaman 1dari 6

POLA PENGEMBANGAN PARAGRAF

A. INFORMASI UMUM

Mata Kuliah : Bahasa Indonesia


Kode/SKS : UNP 1.60.1404/2 SKS
Pokok bahasan : Pola Pengembangan Paragraf
Pertemuan Ke :2
Dosen : Tim Dosen MK Bahasa Indonesia

B. Capaian Pembelajaran :
Mahasiswa mampu mengetahui, memahami, dan menyusun paragraf dengan tepat.

C. Materi
Pola pegembangan paragraf merupakan alternatif yang dapat dipilih untuk
menguraikan ide atau gagasan dalam bentuk paragraf. Hal ini berkaitan dengan
produktivitas menghasilkan gagasan pokok dalam rangkaian kalimat yang satu dan
padu, yaitu kohesif dan koherensif. Perhatikan tabel (4) berikut!

Tabel 4 Teknik Pengembangan Paragraf


Paragraf dengan Kalimat Topik Paragraf Tanpa Kalimat
Topik
(Eksposisi, Argumentasi, Persuasi) (Deskripsi dan Narasi)
 memiliki topik,  memiliki topik,
 topik ditulis dalam bentuk kalimat  topik dikembangkan dalam
topik, beberapa kalimat penjelas
 kalimat topik dikembangkan dalam sesuai kebutuhan.
beberapa kalimat penjelas sesuai
kebutuhan.
Teknik penguraian gagasan: Teknik urutan ruang:
a. digunakan untuk topik bahasan berupa a. digunakan untuk
definisi konsep, penjelasan ide, mengembangkan paragraf
pikiran, pendapat; deskripsi,
b. penjelasan lengkap tentang topik b. ada objek yang akan
dijelaskan dengan menambahkan dideskripsikan,
kalimat penjelas sesuai kebutuhan. c. kalimat penjelas memuat
bagian-bagian dari objek yang
diungkapkan satu demi satu.
Teknik perbandingan atau pertentangan: Teknik urutan waktu:
a.mempertentangkan atau mem- a. digunakan untuk
bandingkan dua hal. mengembangkan paragraf
b. menggunakan kalimat penjelas yang deskripsi,
memuat berbagai perbandingan/ b. ada peristiwa, perbuatan,
pertentangan. tindakan, dan kejadian yang
harus diceritakan,
c. kalimat penjelas memuat
urutan terjadinya peristiwa.

Teknik pemberian contoh:


a.untuk topik bahasan yang lebih mudah
dipahami dengan memberikan contoh,
b. kalimat penjelas memuat contoh
untuk menjelaskan topik bahasan,
c.pilih contoh yang sederhana agar cepat
dipahami.
Teknik Pemberian Argumentasi:
a.untuk mengembangkan pokok bahasan
berupa pendapat, gagasan, yang
memerlukan alasan agar diterima
orang lain,
b. kalimat penjelas memuat alasan-
alasan atas kebenaran pendapat,
keyakinan yang dikemukakan kalimat
topik,
c.alasan dapat berupa data, fakta, atau
bukti.
Teknik perincian sebab:
a.digunakan untuk menjelaskan topik
paragraf berupa persoalan yang
disebabkan oleh hal yang lain
(misalnya teks-teks berbentuk analisis
maupun reportase),
b. kalimat penjelas berupa sebab-sebab
terjadi persoalan sesuai kebutuhan
untuk menjelaskan topik bahasan.
Teknik perincian akibat:
a.digunakan untuk menjelaskan topik
paragraf berupa persoalan yang
diakibatkan oleh hal yang lain
(misalnya teks-teks berbentuk analisis
dampak),
b. kalimat penjelas berupa akibat-akibat
terjadi persoalan sesuai kebutuhan
untuk menjelasakn topik bahasan.
Teknik pengklasifikasian:
a.untuk topik bahasan berupa peng-
klasifikasian dan pengelompokan,
b. kalimat penjelas memuat seluruh
hasil klasifikasi terkait topik bahasan.

Pengembangan paragraf terdiri atas pengembangan dari kalimat-kalimat penjelas yang


akan membuat paragraf menjadu utuh dan padu. Untuk menyelaraskan kalimat-kalimat dalam
paragraf itu, cara yang dapat ditempuh adalah dengan kata-kata transisi yang berupa konjungsi
dan ungkapan penghubung antarkalimat, mengulang kata-kata kunci, menggunakan kata ganti,
dan mendayagunakan keterpautan isi. Itu semua dapat disajikan dengan baik jika penulis
menguasai teknik-teknik pengembangan paragraf. Mengembangkan sebuah paragraf harus ada
kalimat topik yang menjadi pondasinya, untuk dikembangkan menjadi paragraf yang baik.
Paragraf yang telah dibuka harus dikembangkan sehingga menjadi paragraf yang baik. Bila tidak
dikembangkan, maka kalimat pertama yang telah dibuat itu tidak ada artinya. Dalam
mengembangan paragraf diperlukan penguasaan teknik-teknik tertentu. Teknik tersebut dapat
berupa (1) kronologis, (2) ruang, dan (3) logis (Gani, 1999:130).

a. Pola Pengembangan Kronologis


Pola pengembangan kronologis dengan memperlihatkan urutan waktu, lokasi, dan
peristiwa. Urutan tersebut disusun sedemikian rupa sehingga kaitannya tampak dengan jelas.
Pengembangan kronologis sering menggunakan kata-kata bantu. Kata-kata bantu itu dapat
berupa bermula-mula, kemudian, sesudah itu, selanjutnya, dan lalu. Melalui kata bantu tersebut
rangkaian urutan dirangkai menjadi satu kesatuan yang utuh. (Gani, 1999:31). Pengembangan
paragraf secara kronologi umumnya dipakai dalam paragraf kisahan (naratif) dengan
mengembangkan setiap bagian dalam proses (Suladi, 2015). Pengembangan dilakukan dengan
memerikan suatu peristiwa, membuat atau melakukan sesuatu secara berurutan, selangkah demi
selangkah menurut urutan waktu. Pada pengembangan paragraf urutan kronologis menekankan
urutan cerita klimaks di akhir yang mana perincian tulisan diatur, semakin ke bawah semakin
memberikan kesan penting, yaitu mulai kurang penting/menarik sampai ke bagian-bagian yang
paling menarik pada akhir tulisan (Suladi, 2015).
b. Pola Pengembangan Ruang
Pola pengembangan ruang adalah pengembangan paragraf dengan menitikberatkan pada
pendeskripsian kondisi, bentuk, dan letak objek yang diamati. Deskripsi itu dapat dalam bentuk
gambaran umum (tidak tegas) atau gambaran yang lebih pasti (tegas). Gambaran umum dan
gambaran pasti pada pemgembangan ruang, dapat dibuat secara bersamaan pada satu paragraf.
Biasanya pengembangan seperti ini (bervariasi) membuat paragraf lebih hidup dan menarik,
sehingga apa yang hendak disampakan dapat dipahami dengan mudah oleh pembaca. Pola
pengembangan ini biasanya digunakan untuk mendeskripsikan sesuatu yang dapat diamati
(benda, lokasi dan peristiwa), (Gani, 1999:32).

c. Pola Pengembangan Logis


Pola pengembangan logis adalah pola pengembangan paragraf yang didasarkan kepada
dialetika berfikir. Kelogisan itu meliputi materi dan cara menyampaikannya. Dari sisi materi, apa
yang hendak disampaikan harus dapat dicerna dan diterima oleh akal sehat. Dari sisi
pennyampaian, gagasan yang hendak disampaikan harus disusun dalam suatu urutan yang
sebenarnya. Pola pengembangan logis dengan memperhatikan (1) pemberian contoh, (2)
penampilan fakta, (3) mengemukakan alasan, (4) secara bercerita, (5)menggunakan pengalaman
pribadi, (6) memperluas defenisi, (7) sebab-akibat, dan (8) membandingkan dan
mempertentangkan, selain itu juga dapat dilakukan dengan (9) klimaks dan anti klimaks, (10)
analogi, (11) klasifikasi dan (12) umum ke khusus atau sebaliknya, dan lain-lainnya, (Gani,
1999:134).

Selain penjelasan teknik pengembangan tulisan di atas, ada delapan teknik


pengembangan lainnya yang umum digunakan dalam sebuah tulisan, yaitu teknik perbandingan,
teknik ilustrasi, teknik klasifikasi, teknik definisi, teknik analogi, teknik sebab-akibat dan teknik
pemberian contoh. Uraian singkat tentang teknik tersebut sebagai berikut ini.

1) Teknik Perbandingan
Pembandingan dan pengontrasan atau pertentangan merupakan suatu cara yang
digunakan pengarang untuk menunjukkan kesamaan atau perbedaan antara dua orang, objek,
atau gagasan dengan bertolak dari segi-segi tertentu (Suladi, 2015). Pola pengembangan
paragraph dengan perbandingan digunakan untuk membandingkan dua unsur atau lebih yang
memiliki persamaan dan perbedaan, serta diketahui secara umum oleh masyarakat luas. dengan
cara penulis mengemukakan uraian yang berisi perbandingan antara hal-hal yang ditulis dengan
sesuatu yang lain. Perbandingan ini dilakukan dengan menunjukkan persamaan dan perbedaan
antara keduanya. Dengan membandingkan sesuatu yang baru dengan sesuatu yang telah
diketahui oleh pembaca, diharapkan pembaca lebih mudah memahami hal baru yang
disampaikan penulis. Pengembangan paragraf yang menunjukkan pembandingan pada
umumnya ditandai dengan kata-kata seperti serupa dengan, seperti halnya, demikian juga, sama
dengan, sejalan dengan, dan sementara itu. Sementara itu, pengembangan paragraf yang
menunjukkan pengontrasan pada umumnya ditandai dengan kata-kata yang mengandung makna
pertentangan, seperti akan tetapi, berbeda dengan, bertentangan dengan, lain halnya dengan, dan
bertolak belakang dari (Suladi, 2015).

2) Teknik Ilustrasi
Pengembangan paragraf dengan ilustrasi digunakan dalam paragraf paparan
(ekspositoris) untuk menyajikan suatu gambaran umum atau khusus tentang suatu prinsip atau
konsep yang dianggap belum dipahami oleh pembaca (Suladi, 2015). Pada paragraf ilustrasi
pengembangan paragraf digambarkan secara objektif. Teknik ilustrasi digunakan dengan cara
penulis berusaha menunjukkan contoh-contoh nyata, baik contoh-contoh untuk pengertian yang
konkret maupun yang abstrak. Contoh-contoh dalam ilustrasi berfungsi untuk mengonkretkan
suatu prinsip umum yang sudah diuraikan sebelumnya. Dengan model pemaparan seperti itu
pembaca diharapkan dapat menangkap informasi yang diinginkan penulis dengan mudah. Selain
itu, pembaca mampu memperoleh gambaran yang jelas tentang objek yang disampaikan.

3) Teknik Klasifikasi
Paragraf klasifikasi merupakan satu dari beberapa jenis paragraf yang topik utamanya
dikembangkan dengan mengelompokkannya ke beberapa kelompok berdasarkan sifat atau ciri-
ciri tertentu. Teknik klasifikasi digunakan dengan cara penulis mengemukakan suatu pokok
masalah yang majemuk. Sesudah itu, dipecah atau diuraikan menjadi bagian-bagian serta
digolongkan secara logis dan jelas menurut dasar penggolangan yang berlaku sama bagi tiap
bagian tersebut. Paragraf klasifikasi adalah salah satu pengembangan paragraf eksposisi sehingga
paragraf ini bertujuan memberikan informasi yang jelas kepada para pembacanya. Salah satu
tanda pengembangan paragraf ini dengan menggunakan kata “digolongkan”, “dibagi”,
“dibedakan”, “dikelompokkan”, “diklasifikasikan” dan kata lain yang sejenis. Biasanya kata ini
ditemukan pada awal atau menjadi gagasan utama paragraf

4) Teknik Definisi
Pengembangan paragraf ini digunakan apabila seorang penulis bermaksud menjelaskan
suatu istilah yang mengandung suatu konsep dengan tujuan agar pembaca memperoleh
pengertian yang jelas dan mapan mengenai suatu hal (Suladi, 2015). Secara umum, definisi itu
adalah eksposisi terhadap arti kata-kata. Definisi merupakan penjelasan formal terhadap
pembatasan-pembatasan arti-arti dengan tujuan untuk memperjelas komunikasi. Oleh karena itu,
definisi banyak digunakan untuk mengembangkan eksposisi. Untuk memberikan batasan yang
menyeluruh tentang suatu istilah, kadang-kadang penulis menguraikannya secara Panjang lebar
dalam beberapa kalimat, bahkan mencapai beberapa paragraf.

5) Teknik Analogi
Pengembangan paragraf secara analogi merupakan pengembangan paragraf dengan
ilustrasi yang khusus (Suladi, 2015). Pengembangan dengan analogi ini biasanya digunakan
untuk membandingkan sesuatu yang tidak atau kurang dikenal dengan sesuatu yang dikenal baik
oleh umum. Tujuannya adalah untuk menjelaskan informasi yang kurang dikenal. Dalam
pengembangan ini diberikan suatu contoh gambaran yang berbeda, tetapi mempunyai kesamaan,
baik bentuk maupun fungsi, untuk menjelaskan kepada pembaca tentang sesuatu yang tidak
dipahaminya dengan baik. Pengembangan paragraf dengan menganalogikan sesuatu dengan
benda yang sudah diketahui oleh umum dapat mempermudah pembaca membayangkan objek
yang dilukiskan itu.

6) Teknik Sebab-Akibat atau Teknik Akibat-Sebab


Pola pengembangan dengan teknik sebab-akibat digunakan jika topik bahasan paragraf
dalam kalimat berupa persoalan yang disebabkan oleh hal lain (Emidar dan Ermanto, 2018). Pola
pengambangan dimulai dengan menjelaskan rincian sebab yang berupa akibat dari suatu
permasalahan tersebut. Kalimat-kalimat penjelas dalam paragraf merupakan rincian sebab-sebab
terjadinya hal yang dikemukakan dalam kalimat topik. Dalam pengembangan ini, sebab dapat
berfungsi sebagai pikiran utama dan akibat sebagai pikiran penjelas, atau dapat juga sebaliknya.
Jika akibat merupakan pikiran utama, untuk dapat memahaminya perlu dikemukakan sejumlah
penyebab sebagai perinciannya. Sebab-akibat sebagai pikiran utama dapat ditempatkan pada
bagian permulaan atau bagian akhir paragraf. Suladi (2015) menjelaskan pola pengembangan ini
dipakai dalam tulisan ilmiah untuk berbagai keperluan, antara lain, untuk (1) mengemukakan
alasan yang masuk akal, (2) memerikan suatu proses, (3) menerangkan mengapa sesuatu terjadi
demikian, dan (4) meramalkan runtunan peristiwa yang akan datang.

7) Teknik Pemberian Contoh


Pengembangan paragraf dengan teknik ini digunakan jika topik bahasan dalam paragraf
dimulai dengan memberikan contoh-contoh dalam penjelasannya. Contoh-contoh yang diberikan
dikaitkan dengan tema dalam tulisan, sehingga ide dalam tulisan dijabarkan dengan jelas. Teknik
ini biasanya digunakan dengan mengonkretkan suatu topik bahasan. Agar topik bahasan dalam
paragraf sesuai maka kalimat-kalimat penjelas harus mengemukakan contoh -contoh yang
berkaitan (Emidar dan Ermanto, 2018).

Anda mungkin juga menyukai