Anda di halaman 1dari 4

● POLA PENGEMBANGAN PARAGRAF

A.INFORMASI UMUM
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia
Kode/SKS : UNP1.60.1404/2 SKS
Pokok Bahasan : Pola Pengembangan Paragraf
Pertemuan Ke- : 8
Dosen : Tim Dosen MK Bahasa Indonesia

B. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Berdasarkan pemahaman mahasiswa tentang konsep paragraf pada pertemuan
sebelumnya, mahasiswa mampu menyusun paragraf sesuai dengan pola pengembangan paragraf
dengan tepat.

C. MATERI
Pengembangan paragraf terdiri atas pengembangan dari kalimat-kalimat penjelas yang
akan membuat paragraf menjadi utuh dan padu. Untuk menyelaraskan kalimat-kalimat dalam
paragraf itu, cara yang dapat ditempuh adalah dengan kata-kata transisi yang berupa konjungsi
dan ungkapan penghubung antarkalimat, mengulang kata-kata kunci, menggunakan kata ganti,
dan mendayagunakan keterpautan isi. Itu semua dapat disajikan dengan baik jika penulis
menguasai teknik-teknik pengembangan paragraf. Mengembangkan sebuah paragraf harus ada
kalimat topik yang menjadi pondasinya, untuk dikembangkan menjadi paragraf yang baik.
Paragraf yang telah dibuka harus dikembangkan sehingga menjadi paragraf yang baik. Bila tidak
dikembangkan, maka kalimat pertama yang telah dibuat itu tidak ada artinya. Dalam
mengembangan paragraf diperlukan penguasaan teknik-teknik tertentu. Teknik tersebut dapat
berupa (1) kronologis, (2) ruang, dan (3) logis (Gani, 1999:130).

1. Pola Pengembangan Kronologis


Pola pengembangan kronologis dengan memperlihatkan urutan waktu, lokasi, dan
peristiwa. Urutan tersebut disusun sedemikian rupa sehingga kaitannya tampak dengan jelas.
Pengembangan kronologis sering menggunakan kata-kata bantu. Kata-kata bantu itu dapat
berupa bermula-mula, kemudian, sesudah itu, selanjutnya, dan lalu. Melalui kata bantu tersebut
rangkaian urutan dirangkai menjadi satu kesatuan yang utuh. (Gani, 1999:31). Pengembangan
paragraf secara kronologi umumnya dipakai dalam paragraf kisahan (naratif) dengan
mengembangkan setiap bagian dalam proses (Suladi, 2015). Pengembangan dilakukan dengan
memerikan suatu peristiwa, membuat atau melakukan sesuatu secara berurutan, selangkah demi
selangkah menurut urutan waktu. Pada pengembangan paragraf urutan kronologis menekankan
urutan cerita klimaks di akhir yang mana perincian tulisan diatur, semakin ke bawah semakin
memberikan kesan penting, yaitu mulai kurang penting/menarik sampai ke bagian-bagian yang
paling menarik pada akhir tulisan (Suladi, 2015).
2. Pola Pengembangan Ruang
Pola pengembangan ruang adalah pengembangan paragraf dengan menitikberatkan pada
pendeskripsian kondisi, bentuk, dan letak objek yang diamati. Deskripsi itu dapat dalam bentuk
gambaran umum (tidak tegas) atau gambaran yang lebih pasti (tegas). Gambaran umum dan
gambaran pasti pada pemgembangan ruang, dapat dibuat secara bersamaan pada satu paragraf.
Biasanya pengembangan seperti ini (bervariasi) membuat paragraf lebih hidup dan menarik,
sehingga apa yang hendak disampakan dapat dipahami dengan mudah oleh pembaca. Pola
pengembangan ini biasanya digunakan untuk mendeskripsikan sesuatu yang dapat diamati
(benda, lokasi dan peristiwa), (Gani, 1999:32).

3. Pola Pengembangan Logis


Pola pengembangan logis adalah pola pengembangan paragraf yang didasarkan kepada
dialetika berfikir. Kelogisan itu meliputi materi dan cara menyampaikannya. Dari sisi materi, apa
yang hendak disampaikan harus dapat dicerna dan diterima oleh akal sehat. Dari sisi
pennyampaian, gagasan yang hendak disampaikan harus disusun dalam suatu urutan yang
sebenarnya. Pola pengembangan logis dengan memperhatikan (1) pemberian contoh, (2)
penampilan fakta, (3) mengemukakan alasan, (4) secara bercerita, (5) menggunakan pengalaman
pribadi, (6) memperluas defenisi, (7) sebab-akibat, dan (8) membandingkan dan
mempertentangkan, selain itu juga dapat dilakukan dengan (9) klimaks dan anti klimaks, (10)
analogi, (11) klasifikasi dan (12) umum ke khusus atau sebaliknya, dan lain-lainnya, (Gani,
1999:134).
Selain penjelasan teknik pengembangan tulisan di atas, ada delapan teknik
pengembangan lainnya yang umum digunakan dalam sebuah tulisan, yaitu teknik perbandingan,
teknik ilustrasi, teknik klasifikasi, teknik definisi, teknik analogi, teknik sebab-akibat dan teknik
pemberian contoh. Uraian singkat tentang teknik tersebut sebagai berikut ini.

a. Teknik Perbandingan
Pembandingan dan pengontrasan atau pertentangan merupakan suatu cara yang
digunakan pengarang untuk menunjukkan kesamaan atau perbedaan antara dua orang, objek,
atau gagasan dengan bertolak dari segi-segi tertentu (Suladi, 2015). Pola pengembangan
paragraph dengan perbandingan digunakan untuk membandingkan dua unsur atau lebih yang
memiliki persamaan dan perbedaan, serta diketahui secara umum oleh masyarakat luas. dengan
cara penulis mengemukakan uraian yang berisi perbandingan antara hal-hal yang ditulis dengan
sesuatu yang lain. Perbandingan ini dilakukan dengan menunjukkan persamaan dan perbedaan
antara keduanya. Dengan membandingkan sesuatu yang baru dengan sesuatu yang telah
diketahui oleh pembaca, diharapkan pembaca lebih mudah memahami hal baru yang
disampaikan penulis. Pengembangan paragraf yang menunjukkan pembandingan pada umumnya
ditandai dengan kata-kata seperti serupa dengan, seperti halnya, demikian juga, sama dengan,
sejalan dengan, dan sementara itu. Sementara itu, pengembangan paragraf yang menunjukkan
pengontrasan pada umumnya ditandai dengan kata-kata yang mengandung makna
pertentangan, seperti akan tetapi, berbeda dengan, bertentangan dengan, lain halnya dengan, dan
bertolak belakang dari (Suladi, 2015).

b. Teknik Ilustrasi
Pengembangan paragraf dengan ilustrasi digunakan dalam paragraf paparan
(ekspositoris) untuk menyajikan suatu gambaran umum atau khusus tentang suatu prinsip atau
konsep yang dianggap belum dipahami oleh pembaca (Suladi, 2015). Pada paragraf ilustrasi
pengembangan paragraf digambarkan secara objektif. Teknik ilustrasi digunakan dengan cara
penulis berusaha menunjukkan contoh-contoh nyata, baik contoh-contoh untuk pengertian yang
konkret maupun yang abstrak. Contoh-contoh dalam ilustrasi berfungsi untuk mengonkretkan
suatu prinsip umum yang sudah diuraikan sebelumnya. Dengan model pemaparan seperti itu
pembaca diharapkan dapat menangkap informasi yang diinginkan penulis dengan mudah. Selain
itu, pembaca mampu memperoleh gambaran yang jelas tentang objek yang disampaikan.

c. Teknik Klasifikasi
Paragraf klasifikasi merupakan satu dari beberapa jenis paragraf yang topik utamanya
dikembangkan dengan mengelompokkannya ke beberapa kelompok berdasarkan sifat atau ciri ciri
tertentu. Teknik klasifikasi digunakan dengan cara penulis mengemukakan suatu pokok masalah
yang majemuk. Sesudah itu, dipecah atau diuraikan menjadi bagian-bagian serta digolongkan
secara logis dan jelas menurut dasar penggolangan yang berlaku sama bagi tiap bagian tersebut.
Paragraf klasifikasi adalah salah satu pengembangan paragraf eksposisi sehingga paragraf ini
bertujuan memberikan informasi yang jelas kepada para pembacanya. Salah satu tanda
pengembangan paragraf ini dengan menggunakan kata “digolongkan”, “dibagi”, “dibedakan”,
“dikelompokkan”, “diklasifikasikan” dan kata lain yang sejenis. Biasanya kata ini ditemukan
pada awal atau menjadi gagasan utama paragraf

d. Teknik Definisi
Pengembangan paragraf ini digunakan apabila seorang penulis bermaksud menjelaskan
suatu istilah yang mengandung suatu konsep dengan tujuan agar pembaca memperoleh
pengertian yang jelas dan mapan mengenai suatu hal (Suladi, 2015). Secara umum, definisi itu
adalah eksposisi terhadap arti kata-kata. Definisi merupakan penjelasan formal terhadap
pembatasan-pembatasan arti-arti dengan tujuan untuk memperjelas komunikasi. Oleh karena itu,
definisi banyak digunakan untuk mengembangkan eksposisi. Untuk memberikan batasan yang
menyeluruh tentang suatu istilah, kadang-kadang penulis menguraikannya secara Panjang lebar
dalam beberapa kalimat, bahkan mencapai beberapa paragraf.

e. Teknik Analogi
Pengembangan paragraf secara analogi merupakan pengembangan paragraf dengan
ilustrasi yang khusus (Suladi, 2015). Pengembangan dengan analogi ini biasanya digunakan
untuk membandingkan sesuatu yang tidak atau kurang dikenal dengan sesuatu yang dikenal baik
oleh umum. Tujuannya adalah untuk menjelaskan informasi yang kurang dikenal. Dalam
pengembangan ini diberikan suatu contoh gambaran yang berbeda, tetapi mempunyai kesamaan,
baik bentuk maupun fungsi, untuk menjelaskan kepada pembaca tentang sesuatu yang tidak
dipahaminya dengan baik. Pengembangan paragraf dengan menganalogikan sesuatu dengan
benda yang sudah diketahui oleh umum dapat mempermudah pembaca membayangkan objek
yang dilukiskan itu.

f. Teknik Sebab—Akibat atau Teknik Akibat—Sebab


Pola pengembangan dengan teknik sebab-akibat digunakan jika topik bahasan paragraf
dalam kalimat berupa persoalan yang disebabkan oleh hal lain (Emidar dan Ermanto, 2018). Pola
pengambangan dimulai dengan menjelaskan rincian sebab yang berupa akibat dari suatu
permasalahan tersebut. Kalimat-kalimat penjelas dalam paragraf merupakan rincian sebab-sebab
terjadinya hal yang dikemukakan dalam kalimat topik. Dalam pengembangan ini, sebab dapat
berfungsi sebagai pikiran utama dan akibat sebagai pikiran penjelas, atau dapat juga sebaliknya.
Jika akibat merupakan pikiran utama, untuk dapat memahaminya perlu dikemukakan sejumlah
penyebab sebagai perinciannya. Sebab-akibat sebagai pikiran utama dapat ditempatkan pada
bagian permulaan atau bagian akhir paragraf. Suladi (2015) menjelaskan pola pengembangan ini
dipakai dalam tulisan ilmiah untuk berbagai keperluan, antara lain, untuk (1) mengemukakan
alasan yang masuk akal, (2) memerikan suatu proses, (3) menerangkan mengapa sesuatu terjadi
demikian, dan (4) meramalkan runtunan peristiwa yang akan datang.

g. Teknik Pemberian Contoh


Pengembangan paragraf dengan teknik ini digunakan jika topik bahasan dalam paragraf
dimulai dengan memberikan contoh-contoh dalam penjelasannya. Contoh-contoh yang diberikan
dikaitkan dengan tema dalam tulisan, sehingga ide dalam tulisan dijabarkan dengan jelas. Teknik
ini biasanya digunakan dengan mengonkretkan suatu topik bahasan. Agar topik bahasan dalam
paragraf sesuai maka kalimat-kalimat penjelas harus mengemukakan contoh -contoh yang
berkaitan (Emidar dan Ermanto, 2018).

Anda mungkin juga menyukai