Anda di halaman 1dari 11

Asesmen Anak Berkebutuhan Khusus

Nama:NandaDevina

Nim:22003035

Dosen Pengampu :Prof.Dr.MarlinaS.Pd.,M.Si.

DEPARTEMEN PENDIDIKAN LUAR BIASA

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2022/2023

RESUME ASESMEN AKADEMIK

1. Pengertian Asesmen Akademik


Asesmen akademik merupakan seperangkat asesmen yang dipakai untuk
mengungkap kondisi kemampuan akademik anak. Proses pengumpulan informasi
tentang
kemampuan akademik dianggap penting karenan akan mengungkap kondisi
aktual kemampuan akademik anak yang minimal harus mencakup aspek
keterampilan dasar akademik (yaitu asesmen membaca, asesmen menulis, asesmen
berhitung).

a. Membaca

Membaca dapat diartikan sebagai suatu cara untuk mendapatkan informasi


dari sesuatu yang ditulis.Aktifitas membaca melibatkan pengenalan simbol yang
menyusun sebuah bahasa. Secara khusus, asesmen membaca dilakukan untuk
mendiagnostik kemampuan membaca. Diagnostik membaca dilakukan untuk
meningkatkan kualitas layanan pembelajaran, yang dilakukan dengan dua cara:
1. asesmen membaca dilakukan untuk mengidentifikasi kekuatan dan
kelemahan siswa sehingga guru dapat merencanakan intervensi
pembelajaran yang sesuai
2. dilakukan untuk keputusan kelayakan siswa memperoleh layanan
pendidikan khusus.

b. Menulis
Lerner (1985) mengemukakan bahwa menulis adalah menuangkan ide ke dalam
suatu bentuk visual.

Asesmen bahasa tulisan dilakukan dengan banyak tujuan, namun tujuan yang
paling utama adalah untuk meningkatkan prestasi belajar anak. Adapun metode
asesmen yang digunakan ada beberapa strategi :
a. Ajarkan anak untuk mengetahui kriteria menulis yang baik
b. Bantu untuk mengembamngkan dan mencapai kriteria tersebut
c. Jelaskan pada anak bagaimana cara meningkatkan kemampuan menulisnya
d. Bukan hanya menilai hasil tulisan tetapi proses menulis juga
Memberikan umpan balik
e. Memberi kesempatan pada anak untuk menilai diri sendiri serta melibatkan
f. penilaian teman sebaya
g. Melakukan asesmen berkelanjutan dalam proses pembelajaran Dalam
bahasa tulis proses reseptif adalah membaca. Aspek ekspresif dalam
berbahasa disebut juga komposisi atau ekspresi tulis. Bahasa tulis juga
meliputi semantik, sintaksisis dan morfologi. Elemen yang terkecil dalam
bahasa tulis adalah surat atau disebut juga dengan hasil tulis tangan. Bahasa
tulis melibatkan kemampuan anak dalam menemukan dan menyusun kata.
Keterampilan bahasa tulis dapat diasesmen dari berbagai tulisan yang
berbeda. Tulisan tangan dapat dievaluasi dari berbagai surat, kata dan
kalimat pribadi, hal ini dapat diambil dari manuskrip atau yang lainnya.

Intrumen yang relavan untuk mengasesmen kemampuan berbahasa tulis anak:


a. Test of written language (TOWL)
b. Test of adolescent language (TOAL)
c. Picture story language test (PSLT)
d. Zaner bloser evaluation scales
e. Test of written spelling (TWS)

c. Berhitung
Adalah eksitensi yang identik dengan pembelajaran matematika,
ilmu hitung merupakan suatu bahasa yang digunakan untuk menjelaskan
hubungan berbagai proyek, kejadian dan waktu. Bahasa tersebut terbentuk oleh
lambang atausimbol yang mempunyai arti dan bersifat konsisten serta edukatif.

Mengapa asesmen matematika dilakukan :


a. Asesmen matematika cenderung memberikan informasi secara detail
tentang ketuntasan anak dalam mempelajari matematika
b. Sebagian besar asesmen matematika memberikan informasi mendetail
tentang keberhasilan dan kegagalan guru dalam mengajarkan matematika
c. Semua jenis dan jenjang pendidikan mengajarkan tentang fakta dan konsep
d. Asesmen matematika pada akhirnya akan digunakan untuk
membuat keputusan dan kelayakan anak

Tujuan dilakukan asesmen berhitung adalah untuk menggali informasi


tentang bagaimana tingkat pencapaian prestasi berhitung, apa kekuatan dan
kelemahan yang dimiliki anak. Untuk mengasesmen keterampilan tersebut. Ada
beberapa intrumen yang digunakan untuk mengasesmen kemampuan matematika
yaitu the keymath diagnostic arithmetic test dan the stanford diagnostic
mathematics.

Tujuan asesmen
Lima tujuan dilaksanakannya asesmen bagi anak berkebutuhan khusus :
a. Menyaring kemampuan anak yaitu untuk mengetahui kemampuan anak
pada setiap aspek misalnya bagaimana kemampuan bahasa, kognitif,
kemampuan gerak , atau penyesuaian diri.
b. Pengklasifikasian penempatan dan penetuan program.
c. Penentuan arah dan tujuan Pendidikan
d. Pengembangan program pendidikan yang diindividualkan yang sering
dikenal dengan individualized educational program yaitu suatu program
pendidikan yang dirancang khusus secara individu untuk anak anak
berkebutuhan khusus.
e. Penentuan strategi, lingkungan belajar, dan evaluasi pembelajaran.

Taylor (2000) mengemukakan adanya dua tujuan dalam pelaksanaan asesmen yaitu :
a. Untuk mengidentifikasi dan terkadang pemberian label untuk
kepentingan administratif masalah belajar yang dialami anak anak
berkebutuhan khusus.
b. Untuk memperoleh informasi tambahan yang dapat membantu dalam
memuaskan tujuan pembelajaran dan strategi pemberian remedial bagi
anak anak yang diduga berkebutuhan khusus.

2. Asesmen Membaca
Merupakan suatu proses dalam memperoleh data tentang seorang siswa dalam
melakukan aktivitas membaca, baik dalam hal ketepatan membaca maupun dalam
memahami isi teks yang dibacanya, sebagai bahan bagi guru dalam menyusun
program dan intervensi pembelajarannya.

Pelaksanaan asesmen membaca bertujuan untuk memahami dan memperoleh


informasi tentang siswa dalam perkembangan kemampuan membacanya, sehingga
pada gilirannya nanti guru dapat dengan segera memberikan bantuan pada siswa yang
belum berhasil. Bantuan itu hendaknya diberikan pada siswa yang membutuhkannya
sehingga segera berguna baginya. Dengan asesmen guru dapat mencatat pertumbuhan
dan perkembangan siswa selama belajar di kelas.Dengan asesmen berarti
pendeteksian kesulitan membaca siswa dapat diketahui lebih awal dan dapat segera
diatasi. Selain itu siswa dapat termotivasi untuk belajar lebih bersemangat karena
merasa diperhatikan oleh guru. Juga membuat siswa tahu bagaimana meningkatkan
dirinya sebagai pembaca efektif.

3. Instrumen asesmen membaca


Ada beberapa instrument yang digunakan untuk mengukur keterampilan membaca
dan presentasi membaca, antara lain:

1. Group Reading Asesment and Diagnostic Evaluation (GRADE)


GRADE merupakan tes acuan normatif presentasi membaca yang dilakukan
secara individual maupun kelompok.

Instrumen ini digunakan untuk anak yang bemsia 4-11 tahun. Tes ini dilakukan
selam 1 jam, sedangkan bagi anak-anak lebih dari 90 menit. Ada 5 komponen
yang di asesmen menggunakan instrumen GRADE, yaitu: (1) pramembaca, (2)
kesiapan membaca, (3) kosakata, (4) pemahaman dan (5) bahasa lisan.

1.Komponen pramembaca terdiri dari 3 aspek, yaitu:

a. Picture Matching (mencocokkan gambar) terdiri dari 10 item, siswa


menandai satu gambar diantara 4 gambar yang memiliki kesamaan.
b. Picture Differences (membedakangambar) siswa harus menandai satu
gambar diantara 4 gambar yang berbeda.
c. Konsep Verbal terdiri dari 10 item, siswa ams menandai 1 gambar diantara
4 gambar yang di tunjukan oleh asesor kemudian siswa menyebutkan isi
gambar tersebut.
2.Kompoenen kesiapan membaca terdiri dar 6 aspek, yaitu:

a. Sound Matching (mencocokkan bunyi)


Terdiri dari 12 item, siswa hams menandai 1 gambar diantara 4 gambar
yang memiliki bunyi awal atau akhir yang sarna. Siswa dirninta
mengulang kembali kata dari gambar tersebut.
b. Rhyming (irama)
Terdiri dari 14 item, siswa dirninta mengulang kembali kata apa yang di
sebutkan di gambar tersebut.
c. Print Awareness (kesiapan terhadap materi bacaan)
Terdiri dari 4 item, siswa hams menandai 1 gambar dari 4 gambar yang
merniliki unsur berikut: huruf, kata, kalimat, huruf capital dan tanda baca.
d. Mengenal huruf
Terdiri dari 11 item, siswa diberikan 5 huruf dan harus menandai huruf
kapital dan huruf kecil dalam materi bacaan.
e. Kata yang Sarna dan Kata yang Berbeda
Terdiri dari 9 item, siswa harus menandai 1 kata diantara 4 kata dimana
ada kata yang sarna dan berbeda dari kata yang lainnya.

f. Fonem
Terdiri dari 16 item, siswa harus menandai 1 huruf dari 4 kata yang
memiliki bunyi awal atau akhir yang sarna dari kata yang dibacakan oleh
asesor.

3.Komponen kosakata terdiri dari 3 aspek, yaitu:


a. Membaca Kata
Terdiri dari 10-30 item tergantung dari tingkatan. Setiap item siswa
diberikan 4 kata dan hams menandai 1 kata yang dibaca oleh asesor.
b. Makna Kata
Terdiri dari 27 item, siswa hams menandai 1 gambar diantara 4 gambar
yang disajikan dalam kata secara tertulis.
c. Kosakata
Terdiri 30-40 item tergantung pada tingkatan tes. Siswa disajikan kalimat
pendek secara tertulis yang memiliki 1 kata yang dicetak teba!. Siswa
harus menandai 1 kata diantara 4 kata yang merniliki makna yang sama
dengan kata yang bercetak tebal.

4.Komponen pemahaman terdiri dari 2 aspek, yaitu:


a. Pemahaman Kalimat
Terdiri dari 19 item tertutup. Siswa mernilih 1 kata diantara 4 kata yang
paling cocok untuk mengisi kalimat yang belurn utuh.
b. Pemahaman Paragraf
Jumlah paragraf dan item bervariasi tergantung pada tingkatan tes. Siswa
hams membaca 1 paragraf dan menjawab pertanyaan berbentuk pilihan
ganda tentang isi paragraf. Pertanyaan tersebut terdiri dari 4 tipe, yaitu
menanyakan, mengklarifikasi, menyimpulkan dan memprediksi.

5.Komponen Bahasa lisan, terdiri dari 1 aspek yaitu:

Memahami kalimat yang didengar. Terdiri dari 17 item, asesor


membaca dengan keras sebuah kalimat, kemudian siswa memilih 4 gambar
berdasarkan kata yang dibacakan oleh asesor. Item ini menuntut siswa
memahami kata dasar, memahami struktur tata Bahasa, membuat kesimpulan,
memahami idiom, dan memahami pernyataan tersirat.

2. The Woodcock Reading Mastery Tests


Tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan membedakan bacaan dan prestasi
membaca. Tes ini dilakukan selama 30-40 menit, untuk usia 6,8 tahun sampai 18,3
tahun. Tes Woodcock terdiri dari lima subtes, yaitu: identifikasi huruf, identifikasi
kata, tes acak kata, pemahaman kata, dan tes pemahaman kalimat.

a. Tes identifikasi huruf


Anak ditunjukkan barisan huruf-huruf dan harus menyebutkan namanya.
Huruf tersebut disajikan dalam bentuk yang berbeda- beda, misaInya huruf a
dengan huruf kapital, huruf a dengan huruf kedl dan sebagainya.
b. Tes identifikasi kata
Anak ditunjukkan barisan kata yang terpisah dan harus menyebutkan nama
setiap kata tersebut.
c. Tes acak kata
Anak ditunjukkan barisan kata dan kata yang dihilangkan dan harus
menyebutkan masing-masingnya.
d. Tes pemahaman kata
Anak ditunjukkan tiga kata yang beranalogi, dan harus membaca tiga kata dan
mengucapkan satu kata secara benar lengkap dengan analoginya.
e. Tes pemahaman kalimat
Anak ditunjukkan barisan gambar dan sebuah kalimat yang mendiskripsikan
gambar terse- but. Satu kata dari kalimat tersebut dihilangkan. Anak harus
membaca dengan pelan dan mengatakan sebuah kata dengan tepat untuk
melengkapi kalimat tersebut. Item yang lebih sulit juga dibuat dengan
menunjuk- kan tanpa gambar.

3. The Diagnostic Reading Scales


Asesmen ini dikemukakan eleh spache, ada tiga aspek dalam asesmen ini yaitu
Word Recognition Lists, Reading Passages dan Phonics Test. Word Recognition
Lists berisi tiga daftar kata yang disusun berdasarkan tingkat kesulitan. Anak
membacakan kata secara oral kemudian kata itu harus diingat anak dengan segera.
Reading Passages diukur dengan jenis tingkatan keterampilan membaca yaitu: (a)
tingkat pembelajaran ditentukan dengan kesalahan lisan dan pemahaman, (b)
tingkat kebebasan ditemukan dengan menguji pemahaman membaca, dan (c)
tingkat potensial ditentukan dengan pemahaman auditory.

Sedangkan Phonics Test diukur dengan 8 aspek: (a) bunyi konsonan, (b) bunyi
vokal, (c) konsonan rangkap, (d) singkatan umum, (e) bunyi huruf, (f)
penggantian konsonan awal, (g) diskriminasi auditori, dan (h) blending.

Hasil asesmen ini digunakan untuk menentukan kekuatan dan kelemahan anak
dalam berbagai keterampilan membaca. Dengan demikian, asesmen keterampilan
membaca difokuskan pada kemampuan anak dalam mengenal kata, memahami
bacaan, dan keterampilan aplikasi membaca.

4. The Gates – McKillop Reading Diagnostic Tests


Asesmen ini untuk menilai keterampilan membaca yang digunakan untuk semua
usia yang berada pada kelas I SD sampai kelas I SMP. Asesmen ini terdiri dari 8
subtes, yaitu:
a. Oral reading
b. Word : flash presentation
c. Word : untimed presentation
d. Phrases : flash pratation
e. Knowledge of word parts, yang terdiri dari :
1) Recognizing and blending common word parts
2) Giving letter sound
3) Naming capital leter
4) Naming lower – case latter
f. Recognizing the visual form of sounds, ter diri dari :
1) nonsense word
2) initial letter
3) final letter
4) vowes
g. Auditory blending
h. Supplementary test, terdiri dari :
a. Spelling
b. Oral vocabulary
c. Syllabication
d. Auditory discrimination

Tes the Gates-McKillop Reading Diagnostic digunakan untuk mengasesmen


berbagai keterampilan membaca yang berbeda. Hasil asesmen diinterpretasikan
dengan memperhatikan informasi tentang kualitas struktur tes.
4. Penyususnan instrumen membaca

NO ASPEK INDIKATOR PERTANYAAN

1 1.1.1 mengenal tanda 1.1.1.1 menyebutkan tanda baca koma. 1.bagaimana menyebutkan tanda
baca. 1.1.1.2 menyebutkan tanda baca titik. baca koma?
1.1.1.3 menyebutkan tanda baca tanya. 2. bagaimana menyebutkan tanda
1.1.1.4 menyebutkan tanda baca seru. baca titik?
1.1.1.5 menunjukan tanda baca koma. 3. bagaimana menyebutkan tanda
1.1.1.6 menunjukan tan da baca titik.. baca tanya?
1.1.1.7 menunjukan tanda tanya. 4. bagaimana menyebutkan tanda
1.1.1.8 menunjukan tanda baca seru. baca seru?
1.1.1.9 membedakan tanda baca koma 5. bagaimana menunjukan tanda
dengan titik. baca koma?
1.1.1.10 membedakan tanda baca tanya 6. bagaimana menunjukan tanda
dengan seru. baca titik ?
7. . bagaimana menunjukan tanda
baca tanya ?
8. bagaimana menunjukan tanda
baca seru?
9.bagaimana membedakan tanda
baca koma dengan titik?
10. membedakan tanda baca tanya
dengan seru?

2 1.2.1 membaca kata. 1.2.1.1 menyebutkan kata “ibu” 1. bagaimana menyebutkan kata
1.2.1.1 menyebutkan kata “ayah” “ibu” ?
2. bagaimana menyebutkan kata
“ayah” ?

3 1.2.3 membaca cerita 1.2.2.1 menyebutkan kalimat “adik tidur” 1.bagaimana menyebutkan kalimat
1.2.2.3 menyebutkan kalimat “ayah “adik tidur” ?
membaca buku” 2.bagaimana menyebutkan kalimat
“ayah membaca buku” ?

4 1.2.2 membaca cerita 1.2.3.1 menjawab berdasarkan 1.bagaiman menjawab berdasarkan


pertanyaan. pertanyaan?
1.2.3.1 menyimpulkan isi cerita. 2. menyimpulkan isi cerita?

5 1.2.4 memahami isi 1.2.4.1 menyebutkan judul. 1. bagaimana menyebutkan judul?


bacaan 1.2.4.2 menyebutkan isi bacaan. 2. bagaiamana menyebutkan isi
1.2.4.3 menyimpulkan isi bacaan. bacaan?
3. bagaimana menyimpulkan isi
bacaan?

5. Cara melakukan asesmen membaca


Untuk melaksanakan penilaian proses membaca yaitu wawancara, observasi,
portofolio, dan jurnal.
a. Wawancara
Wawancara satu demi satu merupakan cara ang ideal untuk mengetahui kedaan
membaca siswa.Siswa cenderung memberikan tanggapan tertulis secara
minimal.Denga wawancara personal, kita dapat memancing tanggapan dan
memperoleh informasi yang mencerminkan sikap, strategi, kesenangan, dan
tingkat kepercayaan diri anak dalam waktu yang singkat (Rofi’uddin dan zuhdi,
1999:207).
Wawancara juga dapat dilakuian oleh guru untuk memperoleh informasi tentang
perkembangan membaca siswa yaitu dengan mengajukan beberapa pertanyaan
ang berkaitan dengan kegiatan membaca mereka:
1. Di mana kamu membaca selain di sekolah?
2. Apakah semua orang di rumahmu suka membaca?
3. Berapa lama kamu membaca di rumah
4. Buku apa yang kamu sukai
5. Sebutkan judul buku yang terakhir kamu baca!

b. Observasi
Observasi atau perngamatan dapat dilakuan oleh guru dengan melihat,
mendengarkan serta mencatat hal-hal yang berkaitan dengan perkembangan
membca siswa secara individual.Dengan observasi akan memberikan gambaran
keterampila membaca siswa yang berhubungan dengan : melafalkan bunyi,
mengenal lambing tulisan dan menggunakan intonasi.
Beberapa strategi yang dapat digunakan oleh guru untk melaksanakan observasi
keterampilan membaca siswa antara lain :
1. Demonstrasi
Siswa mempertunjukkan atau memperagakan keterampilan membaca yang
dimilikinya yang dapat memperlihatkan penguasaan kemampuan membaca
sampai tingkat tertentu, misalnya : membaca teknik (bagaimana siswa
menyuarakan lambang-lambang tulisan dengan lafal dan intonasi yang baik /
di kelas awal) membaca cepat(bagamana siswa menangkap isi bacaan dalam
waktu cepat, gur u menentukan waktu yang sesuai dengan tingkat kesukara
bahan bacaan / kelas tinggi) dan membaca indah (membaca karya sastra,
bersifat apresiatif, melibatkan emosi, penghayatan, da penjiwaan / semua
kelas).

2. Investigasi
Guru meminta siswa melakukan suatu tugas misalny membaca pemahaman
yang disertai dengan jawaban pertanyaan bacaan, kemudian siswa diteliti atau
diperiksa ketika melaukan tugas tersebut, pemeriksaan ditunujukan atas
kebenaran dalam melakukan tugas tersebut, misalnya membaca dalam hati,
membaca pustaka, ddan membaca bahasa (memahami kebahasaan),
investigasi juga untuk melihat kemampuan kerja sama dalam kelompok.

c. Portofolio
Portofolio adalah kumpulan hasl karya siswa yang representative menunjukkan
perkembangan kemampuan siswa dalam suatu priode tertentu, misalnya satu catur
wulan atau semester.
Ada tiga macam potrofolio yaitu: 1) working potrofolio,yang berisi kumpulan dari
contoh-contoh pekerujaan siswa, komentar orangtua siswa, da cataatan-cacatan
guru 2) showcase portofolio, kumpulan perkerjaan siswa yang diplih dari
pekerjaan-pekerjaan yang terbaik saja 3)record keeping portofolio, catatan hasil
evaluasi dan skor tes yang dilaksanakan oleh guru.

Contoh-contoh toik portofolio membaca (terintegrasi dengan keteramilan bahsa


lain):
1. Jawaban terhada pertanyaan bacaan (pehaman)
2. Menceritakan kembali isi bacaan dengan bahsa sendiri (menulis atau
berbicara)
3. Meringkas isi bacaan (menulis)
4. Laporran kegiatan pembacaan pustaka
5. Komentar / pendaat tentang topic bacaan
6. Apresiasi bacaan sastra
7. Daftar cek / engamatan / observas guru untuk menunjukkan perkembangan
membaca siswa
8. Kontrbusi siswa kepada laporan kelompok
9. Komentar orangtua tentang kegiatan membaca siswa di rumah
10. Penjelasan siswa terhadapa setiap item pada portofolio (penilaian diri)

d. Jurnal
Jurnal adalah kegiatan yang dilakukan dalam kurun waktu tertentu dan ditulis
dalam bentuk catatan singkat. Jurnal dapat digunakan untuk merekam atau
meringkas topik-topik kunci dalam pembelajaran seperti perasaan siswa dalam
kegiatan membaca, atau berbagai komentar yang di buat siswa.

Menggunakan jurnal sangat konduktif untuk melatih berfikir tentang mengapa


sesuatu (membaca) perlu dilakukan.Dalam jurnal dapat digunakan untuk menulis
reaksi, pertanyaan, kesuksesan, pemikiran maupun rasa frustasi dalam kegiatan
belajar (membaca).

Tugas – tugas membaca di atas harus: 1) authenticdan valid, menilai secara utuh
yang ada pda siswa dan mengukur apa yang hendak di ukur, 2) bagaimana
perubahannya dari satu tahap ke taha kegiatan berikutnya, apakah ada perbaikan;
dan 3) menggunakan berbagai metode untuk memperoleh fakta kinerja
siswa.Fakta inilah yang menjadi bahan perttimbangan guru dalam memberikan
penilaian.

DAFTAR PUSAKA
Bayu Pamungkas. (2017). “Asesmen Membaca Permulaan Sebagai Upaya Deteksi Dini Anak
Berkesulitan Belajar Membaca (Dyslexia). Universits PGRI Yogyakarta.

Marlina. (2015). “Asesmen Anak Berkebutuhan Khusus Pendekatan Psikoedukasional”.


Padang:UNP PRESS.

Ahmad Rofi’uddin & Darmiyati Zuhdi.1999. “Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di
Kelas Tinggi”. Jakarta: Dirjen Dikti, Depdikbud.

Anda mungkin juga menyukai