Anda di halaman 1dari 6

OSPF

D. OSPF
Open Shortest Path First dibuat dengan algoritma Dikjstra’s shortest Path First atau SPF.
OSPF merupakan pengembangan dari RIP yang berbasis distance vector. Dengan
mengandalkan model link state yang sudah diakui dan distandarisasi dalam dokumen
RFC 2328, protokol yang berorientasi open standard (nonproprietary) menjadi cukup
populer dikalangan administrator jaringan meski cukup sulit dan komplek dalam
penerapannya.
Alasan dijadikannya pertimbangan ketika menentukan akan menggunakan EIGRP atau
OSPF:
1) EIGRP lebih mudah dan sederhana tidak memerlukan proses perancangan topologi
yang terkesan detail
2) EIGRP kurang cocok diterapkan pada jaringan skala besar dan komplek.
3) OSPF mengharuskan administrator untuk teliti dalam merancang dan menentukan
topologi jaringan awal.
Ada 4 perbedaan antara EIGRP dan OSPF:
1) EIGRP bersifat hanya untuk perangkat router buatan cisco saja.
2) OSPF bersifat open sehingga mudah diimplementasikan pada setiap perangkat router.
3) Kelebihan EIGRP adalah tersedianya fitur backup route yang berperan mengatasai
kegagalan routing sehingga lebih responsif menyediakan jalur rute alternatif.
4) Proses summarization routing pada eigrp dapat diterapkan pada setiap router,
sedangkan OSPF hanya dapat dilakukan pada ABR dan ASBR
5) Dibandingkan OSPF, EIGRP mampu melakukan unequal load balncing dan support
beberapa protocol, seperti Ipv4, Ipv6, Appletalk, IPX dan lainnya.
Cara kerja routing OSPF dapat dilihat:
1. Link State
Mampu mendeteksi dan menganalisis kondisi jaringan, seperti link dan besar
bandwidth. Karena itu LS dapat dengan cepat merespon jika terjadi perubahan dalam
network dengan mengirim routing update terbaru ke perangkat router terdekat secara
periodik. LS memberikan update terbaru jika ke perangkat router terdekat secara
periodik. LS akan memberikan update terbaru jika menjumpai perubahan topologi
dengan menghasilkan LSA (Link State Advertisement) sehingga muncul proses
pertukaran LSA antar router melalui metode multicast dengan alamat 224.0.0.5.
Jika router memperoleh LSA dari router lain, LSA akan memperbaharui LSDB (Link
State Database) miliknya dengan tujuan membantu dalam perhitungan menentukan
jalur terbaik berdasarkan algoritme Diksjtra atau SPF. Output yang dihailkan adlah
TPF Tree yang dicatat dalam routing table. LSA sendiri memiliki karakterristik
reliable, selalu mengirim secara periodik, dan mempunyai mode sequence number and
lifetime. Adapaun kelemahannya adalah dapat terjadi floading sebuah area/domain
jika hanya memiliki single area.
2. Area dalam routing
Pada dasarnya informasi routing dalam tabel router tidak akan dikirimkan secara total
ke router tetangga, hanya perubahan atau update saja sehingga lebih ringan. Istilah
area dalam OSPF lebih mengacu pada identitas dan kesamaan ID sebgai sarana
berkomunikasi.
Syarat utama OSPF adalah menyediakan area 0 sebagai backbone area. Setiap area
lain harus terkoneksi dengan area backbone sebelum terhubung dengan area lainnya.
Jika jaringan yang diterapkan relatif kecil, OSPF cukup andal. Tetapi jika melebar dan
lebih kompleks, perhitungan dengan algoritme SPF menjadi lebih rumit dan memakan
waktu. Karena itu area dalam OSPF selalu dipech menjadi lebih kecil.
Setiap koneksi antar router dalam area pasti dijembatani router yang terhubung
langsung dengan area 0. Router ini dinamakan dengan ABR (Area Border Routing).
Setiap LSDB akan disimpan dalam ABR, tetapi detail topologi jaringan dalam area
tidak akan diterruskan ke area lain. Untuk menjembatani komunikasi informasi subnet
jaringannya tersebut.
Berikut jenis area yang dikenal dlam OSPF
a. Area 0 atau backbone area
Merupakan area utama sebgai penghubung antar area OSPF
b. Regular area
Area ini kategori bukan backbone yang mengandung informasi tentang daftar rute
internal and external network.
c. Totally Stuby area
Area ini khusus dirancang untuk perangkat cisco yang menyimpan informasi
tentang area itu sendiri dan default route
d. Stub area
Ciri utama adalah menyimpan database tentang internal network dan default route
e. NSSA atau Not So Stuby Area
Cirinya adalah database yang tersimpan mengandung informasi tentang daftar
internal route dan default route yang kemudian didistribusikan berdasarkan
koneksi terjalin.
f. Totally NSSA
Mirip dengan NSSA tetapi didesain khusus untuk perangkat cisco
3. Packet Message
OSPF dikenal 5 macam paket data terenkapsulasi menggunakan IP protocol 89 antara
lain:
a. Paket Hello
Secara periodik dikirimkan dalam 10 detik jika menggunakan media broadcast
multiaccess, sedangkan dalam media broadcast multiaccess, sedangkan dalam
media point to point dikirimkan dalam waktu 30 detik. Seperti EIGRP, paket
hello digunakan dalam mengidentifikasi router tetangga atau neighbour. Paket ini
dinamakan LSA tipe 1.
b. LSR (Link State Request)
Berfungsi melakukan permintaan database topologi dari neigbor. Paket ini
dinamakan LSA Tipe 3.
c. DBD (Database Description)
Mengandung informasi summary LSDB, antara lain RID serta sequence number
setiap LSA pada LSDB.
Paket ini disebut DDP (Database Decription packet). Paket ini dinamakan LSA
tipe 2.
d. LS ACK (Link State Acknowledge)
LS ACK berguna merespons ACK setiap paket LSU yang telah diterima. Paket
ini dinamakan LSA Tipe 5.
e. LSU (Link State Update)
LSU berguna merespons paket LSR. Paket ini dinamakan LSA Tipe 4.
Penjelasan beberapa singkatan:
a. RID merupakan nama lain dari area ID sebagai identitas atau pengalamatan
prioritas tertinggi. Sering dipaki pula dalam loopback.
b. DR atau (designagted Router) bertugas menjamin ketersediaan topology table
pada jaringan berbasis broadcast multiaccess media. Setiap area biasanya
memiliki sebuah DR yang berperan membagi dan menyebarkan informasi routing
bagi jaringan baik secara intra maupun inter area.
c. LSA (Link State Advertisement) disimpan dalam memori LSDB yang merupakan
nama class dalam susunan data OSPF. Fungsinya menyimpan informasi topologi.
d. BDR (Back Designated Router) digunakan sebagai router backup atau cadangan
ketika DR sedang dalam kondisi down. DR atau BDR dapat dikonfigurasi secara
manual oleh admin atau terjadi secara otomatis yang mengacu pada nilai rID dan
tingginya priority.
4. Network Topology
Dalam OSPF dikenal beberapa maca tekonologi jaringan, yaitu sebagai berikut::
a. Point to point
Komunikasi secara langsung antar—router dengan interface serial tanpa DR atau
BDR menggunakan pengalamatan multicast 224.0.0.5
b. Point to multipoint
Merupakan sebuah router yang terhubung dengan banyak perangkat router tanpa
didampingi DR atau BDR.
c. Broadcast multiaccess
Hampir sama dengan konsep jaringan lokal, seperti teknologi ethernet, FDDI dan
token ring tetapi masih tetap mempertahankan mode pengalamatan secara
multicast. Teknologi ini juga masih menerapkan DR atau BDR dalam
berkomunikasi.
d. Non-broadcast multicast (NBMA)
Jaringan akan dilihat sebagai sebuah jaringan bradcasting dalam sebuah subnet
mask yang sama. Contoh Frame relay dan X.25
e. Vitual links
Metode koneksi secara virtual terhadap remote area (tidak terhubung dengan area
0)
5. Cara menghitung cost
Jika dalam EIGRP menggunakan perhitungan metric, tetapi dalam OSPF disebut
dengan Cost. Kinerja routing dapat dilihat dari besaran costnya. Semakin kecil
besaran cost nya, smakin cepat link yang dihasilkan.
6. Prinsip OSPF
Proses routing dengan OSPF terbagi menjadi beberapa langkah:
a. Membuat komunikasi dengan neighbor atau adjacency router
b. Setelah menemukan router terdekat atau neigbor akan ditentukan router yang akan
menjadi DR atau BDR yang dapat dikonfigurasi secara manual oleh administrator
jaringan. Selain itu dikonfigurasii secara otomatis berdasarkan RID. Meski ada
perubahan topologi yang membuat ada router dengan RID lebih tinggi daripada
DR atau BDR, tetap saja status DR atau BDR lama tidak berubah fungsinya
terkecuali mati atau bermasalah.
c. Pada jaringan bebrbasis media broadcast multiaccess, DR akan merespons setiap
Proses pengiriman paket data informasi antar-router. Proses ini dinakan route
exchange prosess. Pada saat melakukan pertukaran informasi routing, ada
beberapa status yang akan dipelajari, antara lain:
a. Init state adalah fase pengiriman paket hello dari router lain untuk
memperoleh informasi RID-nya.
b. Down State adalah keadaan bahwa routing OSPF belum dimulai.
c. Exstart state adalah proses ketika router menjadi neigbor atau adjunct untuk
menentukan router DR atau BDR
d. Two way state adalah proses router menerima paket hello dari router lain yang
mengandung RID penerima paket hello dari router lain yang mengandung RID
penerima itu sendiri
e. Exchange state adalah proses antar router yang saling betukar DBD dengan
mengacu RID serta sequence number
f. Loading state adalah fase antar router yang saling membandingkan DBD yang
diperolehnya dengan database LS
g. Fullstae adalah kondisi ketika LSDB antar router tetangga telah tersinkronisasi

d. Menentukan jalur terbaik


e. Menyimpan dan menjada database routing table
Tahapan proses kerja OSPF dapat ditulis secara garis besar:
a. Proses neigbor discovery adalah fase memperoleh informasi keberadaan router-
router sebelahnya
b. Proses topology database exchange merupakan kondisi ketika antar router terjadi
proses pertukaran database topologi
c. Proses route computation adalah tahapan akhir ketika router menghitung dan
menganalisis data yang diperoleh berdasarkan tabel routing untuk menentukan
jalur terbaik
7. Routing Table
Dalam OSPF dikenal 3 jenis tabel:
a. Neighbor atau adjacency table mengandung informasi tentang router tetangga
b. Topology table adalah tempat tersimpannya LDSB atau data seluruh router dalam
satu area.
c. Routing table adalah tempat tersimpannya LSDB atau data seluruh router dalam
satu area
d. Routing table adalah ruang penyimpanan yang mengandung informasi cost
routing OSPF terbaik atau sering disebut juga sebagai forwading database.

Anda mungkin juga menyukai