• Cisco 10 Superlab
• CCNP Book ( On Progress )
Contact
e-mail : fatihtop123@gmail.com
WA : +62 87888052587
Linkedln : Fatihaqul Ihsan
OSPF atau Open Shortest Path First adalah sebuah Dynamic routing protocol
dengan sistem kerja menggunakan tekhnologi SPF dengan algorithma Djikstra yang
dikemukakan pada tahun 1987 oleh IETF (Internet Engineering Task Force) melalui
RFC1131 yaitu OSPFv1. Munculnya OSPF ini dikarenakan masalah pada routing
protocol pendahulunya yaitu RIP. RIP mengalami masalah ketika diterapkan pada
jaringan skala luas. OSPF sendiri termasuk kedalam kategori Link-State Routing
protocol, yang mengetahui jalur terbaiknya dengan cara mengkalkulasikan semua
bandwidth dan menjadikannya sebuah cost, cost yang terkecil akan dipilih sebagai
jalur terbaik. Dan RFC yang digunakan oleh OSPF sendiri merupakan RFC yang
diupdate pada tahun 1998 dan dikenal dengan RFC2328.
Dan OSPF sendiri berjalan diatas area, jadi jika ingin membuat OSPF, maka kita harus
mendefinisikan atau membuat areanya terlebih dahulu. Misalkan network x.x.x.x itu
termasuk kedalam area 1, network a.a.a.a itu termasuk area 4.
B. OSPF Packets
Umumnya sebelum terjadi Adjacency, setiap router pasti akan mengirim beberapa
packet yang berisikan informasi tentang dirinya, network yang dimiliki, dll. Seperti
contoh pada EIGRP, EIGRP memiliki beberapa paket yang akan dia kirim ketika akan
terjadi Adjacency, seperti Hello Packet, Query Packet, dll. Berikut beberapa packet
pada OSPF, diantaranya:
Hello Packet : Hello Packet berfungsi untuk memastikan router neighbour atau
router yang directly connected dengan router lain masih dalam status hidup.
DBD (Database Description) Packet : DBD Packet adalah paket yang berisi
rincian dari link-state database yang telah terkirim ke router tetangga. Dan
berfungsi untuk pengecekan agar setiap router memiliki link-state database
yang sama.
Pada saat ingin terjadi adjacency, maka setiap router yang menjalankan OSPF harus
melewati beberapa tahap sebelum terjadinnya adjacency, diantaranya:
➢ Down : adalah proses dimana semua router belum mengirimkan hello packet
ke router lain.
➢ Attempt : Ketika router mengirim sebuah hello packet ke router yang lain, tapi
belum mendapatkan paket acknowledge atau paket balasan dari router yang
dikirimi hello packet tsb. Biasanya proses attempt ini hanya akan terjadi jika
kita menjadi OSPF pada tipe jaringan Non Broadcast Multi-Access (NBMA).
Dan contoh dari NBMA sendiri itu adalah Frame Relay.
➢ Init : adalah proses dimana router tetangga telah mengirimkan paket
acknowledge, namun pada proses ini kedua router belum dapat berkomunikasi
atau menjalin hubungan OSPF, karena diantara kedua neighbour router, baru
satu router saja yang mengirimkan hello packet.
➢ Way : pada tahap way ini kedua router yang menjadi neighbour telah terjadi
pertukaran hello packet, dan sudah melakukan komunikasi bi-directional. untuk
NT broadcast DR & BDR nya akan melanjutkan ke tahap full, router non DR &
BDR akan melanjutkan Full hanya dengan DR & BDR saja.
➢ Exstart : pada proses ini, jika kita memiliki jalur load balance maka OSPF akan
menentukan jalur utama yang akan digunakan untuk pengiriman paket
bedasarkan router-id tertinggi. Router yang memiliki router-id tertinggi akan
menjadi router master.
➢ Exchange : proses dimana antar router yang menjalankan OSPF akan saling
bertukar routing table, atau paket DBD (Database Descriptor). Dari paket DBD
ini akan digambarkan sekilas OSPF topologi dari kumpulan paket DBD.
Pertukaran paket DBD dimulai dari router yang memiliki router-id tertinggi.
➢ Loading : setiap router yang menerima DBD packet dari router lain, maka setiap
router akan memeriksa DBD packet yang telaj diterima, jika ada satu network
yang tidak diketahui oleh router tsb. maka router akan mengira bahwa entry
tsb. merupakan LSR packet. Pada akhirnya ketika telah terjadi adjacency, maka
setiap router yang menjalankan OSPF akan memiliki LSA Database yang sama.
Setelah kita mengetahui cara pemilihan router yang menjadi pusat informasi pada
OSPF area yang sama, sekarang kita lihat cara pengiriman update yang digunakan
oleh OSPF. Berikut cara pengiriman routing update yang bisa digunakan oleh OSPF,
diantaranya :
1. Broadcast Multiaccess
Media jenis ini adalah media yang banyak terdapat dalam jaringan lokal atau LAN
seperti misalnya ethernet, FDDI, dan token ring. Dalam kondisi media seperti ini, OSPF
akan mengirimkan traffic multicast dalam pencarian router-router neighbour-nya.
Namun ada yang unik dalam proses pada media ini, yaitu akan terpilih dua buah router
yang berfungsi sebagai Designated Router (DR) dan Backup Designated Router (BDR).
Untuk DR dan BDR telah dibahas sebelumnya.
2. Point-to-Point
Teknologi Point-to-Point digunakan pada kondisi di mana hanya ada satu router lain
yang terkoneksi langsung dengan sebuah perangkat router. Contoh dari teknologi ini
misalnya link serial. Dalam kondisi Point-to-Point ini, router OSPF tidak perlu membuat
Designated Router dan Back-up-nya karena hanya ada satu router yang perlu dijadikan
sebagai neighbour. Dalam proses pencarian neighbour ini, router OSPF juga akan
melakukan pengiriman Hello packet dan pesan-pesan lainnya menggunakan alamat
multicast bernama “All SPF Routers” yaitu 224.0.0.5.
3. Point-to-Multipoint
Media jenis ini adalah media yang memiliki satu interface yang menghubungkannya
dengan banyak tujuan. Jaringan-jaringan yang ada di bawahnya dianggap sebagai
C. OSPF table
OSPF memiliki 3 table untuk menampung semua network yang diterima:
• Routing table
Routing table atau yang biasa adalah table yang memuat semua network yang
diterima dari router lain yang menjalankan OSPF. Untuk melihat routing table
pada dapat dilihat atau diverifikasikan dengan cara “show ip route”.
• Topological table
Topological Table atau yang biasa Link-State Database adalah table yang
memuat semua network beserta keterangan lsa packetnya atau areanya. Jadi
misalkan network x.x.x.x berasal dari lsa type satu, dll. Untuk melihat
topological table atau LSDB itu dapat melakukan verifikasi dengan cara “show
ip ospf database”.
• Neighbor table
Neighbor table atau yang biasa disebut Adjacency Database adalah table yang
memuat semua informasi router yang menjalankan OSPF dan telah terjadi
adjacency satu sama lain. Jadi ketika antar router terjadi adjacency maka
masing-masing router tsb. akan mencatat pada neighbour table. Untuk melihat
jumlah router yang telah telah beradjacency pada neighbor table dapat
melakukan verifikasi dengan cara “show ip ospf neighbor”. Dan setiap router
yang menjalankan OSPF, memiliki kemungkinan jumlah router yang dimuat
oleh neighbor table itu berbeda-beda.
C. OSPF Areas
Seperti yang tadi telah dibahas bahwa OSPF menjalankan prinsip area, didalam OSPF
terdapat beberapa area, diantaranya:
• Backbone Area
Backbone area adalah area tempat bertemunya seluruh area-area lain yang ada
dalam jaringan OSPF. Area ini sering ditandai dengan angka 0 atau disebut
Area 0. Area ini dapat dilewati oleh semua tipe LSA kecuali LSA tipe 7 yang
sudah pasti akan ditransfer menjadi LSA tipe 5 oleh ABR. Biasanya area 0 atau
Backbone area ini hanya akan ada atau digunakan ketika ada beberapa area
dalam satu topologi OSPF, contoh di suatu topologi OSPF ada area 1, 5, 2, 6
agar setiap area dapat berkomunikasi maka harus ada area 0, karena area 0 itu
• Standar Area
Area jenis ini merupakan area-area lain selain area 0 dan tanpa disertai dengan
konfigurasi apapun. Maksudnya area ini tidak dimodifikasi macam-macam.
Semua router yang ada dalam area ini akan mengetahui informasi Link State
yang sama karena mereka semua akan saling membentuk adjacent dan saling
bertukar informasi secara langsung. Dengan demikian, semua router yang ada
dalam area ini akan memiliki topology database yang sama, namun routing
table-nya mungkin saja berbeda.
• Stub Area
Stub dalam arti harafiahnya adalah ujung atau sisi paling akhir. Istilah ini
memang digunakan dalam jaringan OSPF untuk menjuluki sebuah area atau
lebih yang letaknya berada paling ujung dan tidak ada cabang-cabangnya lagi.
Stub area merupakan area tanpa jalan lain lagi untuk dapat menuju ke jaringan
dengan segmen lain. Area jenis ini memiliki karakteristik tidak menerima LSA
tipe 4 dan 5. Artinya adalah area jenis ini tidak menerima paket LSA yang
berasal dari area lain yang dihantarkan oleh router ABR dan tidak menerima
paket LSA yang berasal dari routing protokol lain yang keluar dari router ASBR
(LSA tipe 4 dan 5). Jadi dengan kata lain, router ini hanya menerima informasi
dari router-router lain yang berada dalam satu area, tidak ada informasi routing
baru di router. Sebagai gantinya router yang membuat stub area tsb. akan
membuat sebuah static route dengan statusnya default route, agar semua
router yang masih satu area dengannya tidak menerima network lain lagi.
Setelah kita mengetahui jenis area pada OSPF, kita lanjut ke pembahasan mengenai
LSA Packet pada OSPF.
LSA atau Link State Advertisement adalah sebuah paket yang digunakan untuk
membuat sebuah adjacency antar router yang menjalankan OSPF. Pada OSPF ada
beberapa tipe paket LSA, diantaranya:
merupakan sebuah LSA yang akan terbentuk apabila kita menghubungkan dari satu
router ke router yang lainnya alias Directly Connected, LSA type 1 tidak akan terbuat
di router selain router sendiri / dibuat oleh masing - masing router yang sudah DC, LSa
type 1 ini membawa infomarsi mengenai Network yang terhubung secara langsung/
DC. Dan isi dari LSA tipe satu ini adalah network atau IP address yang menjadi router-
id dari setiap router. Atau dapat disebut LSA type 1 itu adalah router-id dari masing-
masing router.
Akan terbentuk apabila ada router OSPF Disagned Route/ Router DR di Multi access
OSPF tersebut, untuk DR sendiri akan otomatis terbentuk apabila kita memiliki router
yang menjalankan OSPF lebih dari 2 router, fungsi DR tersebut agar Adjency setiap
router yang ada tidak perlu beradjency ke semua router melainkan hanya ke router DR
saja. untuk LSA type 2 ini akan terbentuk secara otomatis juga, di dalam satu area.
Terbentuk oleh router yang menghubungkan OSPF area 0 dengan area yang lain/
router ABR (router yang menghubungkan Router OSPF 0 dan Area lain), akan
membawa information routing antar Area OSPF.
Terbentuk apabila ada Routing Protocol lain yang akan terhubung dengan routing
OSPF tersebut, akan terbentuk di Router ABR yang menghubungkan Routing protocol
lain dengan Routing OSPF tersebut. membawa informasi mengenai router ASBR, atau
dapat disebut juga router-id dari router yang menjadi ASBR.
Akan terbentuk apabila kita mengkonfigurasikan NSSA Stub di router ASBR, LSA
Type 7 akan mengganti LSA type 5 untuk information routing dari Routing lain ke
Routing OSPF.
Pada tipe LSA itu terlihat tidak ada LSA type 6, kenapa ?, karena LSA tipe ini adalah
LSA yang dipakai disaat melakuakn pengiriman secara multicast.
Setelah kita mengetahui paket-paket LSA pada OSPF, sekarang masuk ke labnya,
mulai dari membuat sebuah jaringan OSPF yang masih Cuma satu area, kemudian
beberapa area, dan OSPF Stub. Langsung aja…..
10 | P a g e OSPF LSA
Lab 1. OSPF - Single Area
Masuk ke lab pertama, pada lab ini kita membuat sebuah jaringan OSPF yang hanya
memiliki satu area, dikarenakan cuma ada satu area saja, maka tidak perlu area
perantara yaitu area 0 agar dapat berkomunikasi satu sama lainnya. Untuk
memperjelas teori, langsung masuk ke topologi dan konfigurasi.
Topologi:
Konfigurasi:
R1
R1(config)#int fa0/0
R1(config-if)#no sh
R1(config-if)#ip add 12.12.12.1 255.255.255.0
R1(config-if)#int fa0/1
R1(config-if)#no sh
R1(config-if)#ip add 13.13.13.1 255.255.255.0
R1(config-if)#int lo0
R1(config-if)#ip add 1.1.1.1 255.255.255.255
R2
R2(config)#int fa0/0
R2(config-if)#no sh
R2(config-if)#ip add 12.12.12.2 255.255.255.0
R2(config-if)#int fa0/1
R2(config-if)#no sh
R2(config-if)#ip add 24.24.24.2 255.255.255.0
R2(config-if)#int lo0
R2(config-if)#ip add 2.2.2.2 255.255.255.255
11 | P a g e OSPF LSA
R3
R3(config)#int f0/0
R3(config-if)#no sh
R3(config-if)#ip add 13.13.13.3 255.255.255.0
R3(config-if)#int f0/1
R3(config-if)#no sh
R3(config-if)#ip add 34.34.34.3 255.255.255.0
R3(config-if)#int lo0
R3(config-if)#ip add 3.3.3.3 255.255.255.255
R4
R4(config)#int f0/0
R4(config-if)#no sh
R4(config-if)#ip add 24.24.24.4 255.255.255.0
R4(config-if)#int fa0/1
R4(config-if)#no sh
R4(config-if)#ip add 34.34.34.4 255.255.255.0
R4(config-if)#int fa1/0
R4(config-if)#no sh
R4(config-if)#ip add 45.45.45.4 255.255.255.0
R4(config-if)#int lo0
R4(config-if)#ip add 4.4.4.4 255.255.255.255
R5
R5(config)#int fa0/0
R5(config-if)#no sh
R5(config-if)#ip add 45.45.45.5 255.255.255.0
R5(config-if)#int lo0
R5(config-if)#ip add 5.5.5.5 255.255.255.255
Setelah itu kita konfigurasikan OSPF agar semua network pada router yang berbeda
dapat berkomunikasi satu sama lain.
Konfigurasi OSPF:
R1
R1(config)#router ospf 1
R1(config-router)#network 12.12.12.1 0.0.0.0 area 18
R1(config-router)#network 13.13.13.1 0.0.0.0 area 18
R1(config-router)#network 1.1.1.1 0.0.0.0 area 18
Disini terlihat ada konfigurasi yang masih lumayan asing, kita jabarkan satu persatu.
Konfigurasi “router ospf 1” itu berfungsi untuk menjalankan OSPF dengan OSPF-id 1,
untuk OSPF-id itu bebas, jadi setiap router dapat memiliki OSPF-id yang berbeda, tidak
seperti autonomous system yang pada setiap router jika masih pada satu topologi
EIGRP yang sama, setiap router harus memiliki autonomous system yang sama. Lalu
untuk konfigurasi “network 12.12.12.1 0.0.0.0 area 18” itu berfungsi untuk
12 | P a g e OSPF LSA
mengadvertise sebuah network dengan area 18, lalu maksud dari 0.0.0.0 itu kita
membuat wildcard masknya menjadi 0.0.0.0 agar kita tidak perlu ribet menghitung
wildcardnya, biar sistem yang menghitung wildcard masknya. Dan fungsi router-id itu
adalah sebagai pengidentifikasi sebuah router dalam lingkup OSPF, dan router-id ini
dipilih berdasarkan IP yang paling tinggi. Router-id ini bersifat angka atau value yang
diambil dari IP tertinggi.
R2
R2(config)#router ospf 2
R2(config-router)#network 12.12.12.2 0.0.0.0 area 18
R2(config-router)#network 24.24.24.2 0.0.0.0 area 18
R2(config-router)#network 2.2.2.2 0.0.0.0 area 18
R3
R3(config)#router ospf 3
R3(config-router)#network 13.13.13.3 0.0.0.0 area 18
R3(config-router)#network 34.34.34.3 0.0.0.0 area 18
R3(config-router)#network 3.3.3.3 0.0.0.0 area 18
R4
R4(config)#router ospf 4
R4(config-router)#network 24.24.24.4 0.0.0.0 area 18
R4(config-router)#network 34.34.34.4 0.0.0.0 area 18
R4(config-router)#network 45.45.45.4 0.0.0.0 area 18
R4(config-router)#network 4.4.4.4 0.0.0.0 area 18
R5
R5(config)#router ospf 5
R5(config-router)#network 45.45.45.5 0.0.0.0 area 18
R5(config-router)#network 5.5.5.5 0.0.0.0 area 18
13 | P a g e OSPF LSA
ia - IS-IS inter area, * - candidate default, U - per-user
static route
o - ODR, P - periodic downloaded static route
Disini terlihat bahwa semua network dari router lain telah masuk ke routing table dari
R5, dan otomatis, R5 sudah dapat berkomunikasi dengan semua network yang ada di
routing tablenya.
Setelah itu sekarang lakukan verifikasi untuk melihat router dengan router-id apa saja
yang telah terdaftar pada OSPF neighbor table pada R5.
R5#show ip ospf neighbor
Terlihat disini cuma ada satu router yang terdaftar pada OSPF neighbor table, kenapa
?, padahal tadi R5 menerima banyak network yang bukan berasal dari R4. Karena
neighbor table hanya mencatat router-id yang terkoneksi langsung ke R5. Jadi yang
terkoneksi langsung hanya R4 saja.
14 | P a g e OSPF LSA
Setelah itu lakukan verifikasi untuk melihat paket lsa dengan tipe apa saja yang masuk
kedalam R5.
R5#show ip ospf database
Terlihat bahwa lsa packet yang terdaftar hanya paket lsa tipe 1 dan tipe 2, kenapa
tidak ada lsa tipe 3, dan yang lainnya ?., karena pada topologi ini hanya ada satu area
saja. Dan lsa ini dibuat oleh masing-masing router.
Terlihat ping dari R5 ke R1 telah sukses berarti R5 dan R1 telah terhubung secara
otomatis.
15 | P a g e OSPF LSA
Lab 2. OSPF - Multi Area
Lanjut ke lab kedua, yaitu lab OSPF-Multi Area, sebenarnya lab ini sama lab
sebelumnya itu tidak ada bedanya, yang membedakan hanyalah jumlah area yang
digunakan, pada lab kali ini jumlah area yang digunakan lebih dari satu area. Jadi nanti
setiap router akan menerima banyak network dari area yang berbeda-beda. Dan
karena disini kita memakai beberapa area, maka kita harus membuat area backbone
atau area 0 untuk komunikasi antar area. Untuk memperjelas lab langsung topologi
dan konfigurasi.
Topologi:
Konfigurasi:
R1
R1(config)#int fa0/0
R1(config-if)#no sh
R1(config-if)#ip add 12.12.12.1 255.255.255.0
R1(config-if)#int lo0
R1(config-if)#ip add 1.1.1.1 255.255.255.255
R1(config-if)#int lo1
R1(config-if)#ip add 11.11.11.11 255.255.255.255
R2
R2(config)#int fa0/0
R2(config-if)#no sh
R2(config-if)#ip add 12.12.12.2 255.255.255.0
R2(config-if)#int f0/1
R2(config-if)#no sh
R2(config-if)#ip add 23.23.23.2 255.255.255.0
R2(config-if)#int f1/0
R2(config-if)#no sh
R2(config-if)#ip add 24.24.24.2 255.255.255.0
R2(config-if)#int lo0
R2(config-if)#ip add 2.2.2.2 255.255.255.255
16 | P a g e OSPF LSA
R3
R3(config)#int fa0/0
R3(config-if)#no sh
R3(config-if)#ip add 23.23.23.3 255.255.255.0
R3(config-if)#int fa0/1
R3(config-if)#no sh
R3(config-if)#ip add 34.34.34.3 255.255.255.0
R3(config-if)#int lo0
R3(config-if)#ip add 3.3.3.3 255.255.255.255
R4
R4(config)#int fa0/0
R4(config-if)#no sh
R4(config-if)#ip add 24.24.24.4 255.255.255.0
R4(config-if)#int fa0/1
R4(config-if)#no sh
R4(config-if)#ip add 34.34.34.4 255.255.255.0
R4(config-if)#int fa1/0
R4(config-if)#no sh
R4(config-if)#ip add 45.45.45.4 255.255.255.0
R4(config-if)#int l0
R4(config-if)#ip add 4.4.4.4 255.255.255.255
R5
R5(config)#int fa0/0
R5(config-if)#no sh
R5(config-if)#ip add 45.45.45.5 255.255.255.0
R5(config-if)#int lo0
R5(config-if)#ip add 5.5.5.5 255.255.255.255
R5(config-if)#int lo1
R5(config-if)#ip add 55.55.55.55 255.255.255.255
Setelah itu kita konfigurasikan OSPF agar semua network pada router yang berbeda
dapat berkomunikasi satu sama lain.
Konfigurasi OSPF:
R1
R1(config)#router ospf 1
R1(config-router)#network 12.12.12.1 0.0.0.0 area 10
R1(config-router)#network 1.1.1.1 0.0.0.0 area 10
R1(config-router)#network 11.11.11.11 0.0.0.0 area 10
R2
R2(config)#router ospf 2
R2(config-router)#network 12.12.12.2 0.0.0.0 area 10
17 | P a g e OSPF LSA
R2(config-router)#network 24.24.24.2 0.0.0.0 area 0
R2(config-router)#network 23.23.23.2 0.0.0.0 area 0
R2(config-router)#network 2.2.2.2 0.0.0.0 area 0
Pada konfigurasi di R2, posisi R2 ada di OSPF area 0, tetapi kenapa ada konfigurasi
network yang diadvertise menuju area 10 ?,. Karena IP 12.12.12.2 memiliki IP tetangga
yang masih satu network dengannya itu berada di area 10, otomatis, jika IP 12.12.12.2
itu diadvertise ke area 0 maka tidak akan terjadi hubungan OSPF, harus diadvertise ke
area yang sama yaitu area 10 agar terjadi adjacency.
R3
R3(config)#router ospf 3
R3(config-router)#network 23.23.23.3 0.0.0.0 area 0
R3(config-router)#network 34.34.34.3 0.0.0.0 area 0
R3(config-router)#network 3.3.3.3 0.0.0.0 area 0
R4
R4(config)#router ospf 4
R4(config-router)#network 34.34.34.4 0.0.0.0 area 0
R4(config-router)#network 24.24.24.4 0.0.0.0 area 0
R4(config-router)#network 4.4.4.4 0.0.0.0 area 0
R4(config-router)#network 45.45.45.4 0.0.0.0 area 15
R5
R5(config)#router ospf 5
R5(config-router)#network 45.45.45.5 0.0.0.0 area 15
R5(config-router)#network 5.5.5.5 0.0.0.0 area 15
R5(config-router)#network 55.55.55.55 0.0.0.0 area 15
Setelah itu lakukan verifikasi dengan melihat routing table pada R5.
R5#show ip route
Codes: C - connected, S - static, R - RIP, M - mobile, B - BGP
D - EIGRP, EX - EIGRP external, O - OSPF, IA - OSPF inter
area
N1 - OSPF NSSA external type 1, N2 - OSPF NSSA external type
2
E1 - OSPF external type 1, E2 - OSPF external type 2
i - IS-IS, su - IS-IS summary, L1 - IS-IS level-1, L2 - IS-
IS level-2
ia - IS-IS inter area, * - candidate default, U - per-user
static route
o - ODR, P - periodic downloaded static route
18 | P a g e OSPF LSA
O IA 34.34.34.0 [110/20] via 45.45.45.4, 00:04:05, FastEthernet0/0
1.0.0.0/32 is subnetted, 1 subnets
O IA 1.1.1.1 [110/31] via 45.45.45.4, 00:04:05, FastEthernet0/0
2.0.0.0/32 is subnetted, 1 subnets
O IA 2.2.2.2 [110/21] via 45.45.45.4, 00:04:05, FastEthernet0/0
3.0.0.0/32 is subnetted, 1 subnets
O IA 3.3.3.3 [110/21] via 45.45.45.4, 00:04:05, FastEthernet0/0
4.0.0.0/32 is subnetted, 1 subnets
O IA 4.4.4.4 [110/11] via 45.45.45.4, 00:04:07, FastEthernet0/0
55.0.0.0/32 is subnetted, 1 subnets
C 55.55.55.55 is directly connected, Loopback1
5.0.0.0/32 is subnetted, 1 subnets
C 5.5.5.5 is directly connected, Loopback0
23.0.0.0/24 is subnetted, 1 subnets
O IA 23.23.23.0 [110/30] via 45.45.45.4, 00:04:08, FastEthernet0/0
24.0.0.0/24 is subnetted, 1 subnets
O IA 24.24.24.0 [110/20] via 45.45.45.4, 00:04:08, FastEthernet0/0
11.0.0.0/32 is subnetted, 1 subnets
O IA 11.11.11.11 [110/31] via 45.45.45.4, 00:04:08,
FastEthernet0/0
12.0.0.0/24 is subnetted, 1 subnets
O IA 12.12.12.0 [110/30] via 45.45.45.4, 00:04:08, FastEthernet0/0
45.0.0.0/24 is subnetted, 1 subnets
C 45.45.45.0 is directly connected, FastEthernet0/0
Disini terlihat pada routing table ada keterangan “O IA” apa maksudnya ?., maksudnya
adalah router tsb. / R5, mendapatkan informasi network tsb. dari OSPF yang berbeda
area
Setelah itu lakukan verifikasi untuk melihat paket lsa dengan tipe apa saja yang masuk
kedalam R5.
R5#show ip ospf database
19 | P a g e OSPF LSA
Summary Net Link States (Area 15)
Disini terlihat ada lsa baru yang muncul di Link-State Database, yang tidak muncul di
lab sebelumnya yaitu LSA type 3, kenapa disini ada LSA type 3 ?., sebelumnya lsa tipe
3 ini adalah lsa yang muncul ketika ada lebih dari dua area, dan itupun harus ada area
backbone (area 0), karena lsa tipe 3 ini diciptakan oleh router yang bertindak sebagai
ABR (Area Border Router) atau router yang menghubungkan antara area 0 atau area
backbone dengan area lainnya.
Terlihat ping dari R5 ke R1 telah sukses berarti R5 dan R1 telah terhubung secara
otomatis.
20 | P a g e OSPF LSA
Lab 3. OSPF - Virtual Link
Pada lab ketiga ini masih ada kaitannya dengan lab sebelumnya yaitu multi area, jika
pada lab sebelumnya itu area-area lain, seperti area 1, dll. Itu masih terhubung
langsung dengan area backbone, di lab ini kita akan menggunakan banyak area dan
ada beberapa area yang tidak terhubung langsung ke area backbone (area 0).
Sebelumnya syarat agar suatu area dan area lain dapat berkomunikasi dan bertukar
routing table itu harus terhubung dengan area 0 atau area backbone, jadi jika tidak
terhubung dengan area 0 maka antar area tsb. tidak akan terjadi adjacency dan tidak
akan terjadi pertukaran routing table. Kecuali ada area yang menjadi area transit yang
menghubungkan dengan area 0. Untuk memperjelas teori, langsung lanjut ke topologi
dan konfigurasi.
Topologi:
Konfigurasi:
R1
R1(config)#int fa0/0
R1(config-if)#no sh
R1(config-if)#ip add 12.12.12.1 255.255.255.0
R1(config-if)#int lo0
R1(config-if)#ip add 1.1.1.1 255.255.255.255
R1(config-if)#int lo1
R1(config-if)#ip add 11.11.11.11 255.255.255.255
R2
R2(config)#int fa0/0
R2(config-if)#no sh
R2(config-if)#ip add 12.12.12.2 255.255.255.0
R2(config-if)#int f0/1
R2(config-if)#no sh
21 | P a g e OSPF LSA
R2(config-if)#ip add 23.23.23.2 255.255.255.0
R2(config-if)#int f1/0
R2(config-if)#no sh
R2(config-if)#ip add 24.24.24.2 255.255.255.0
R2(config-if)#int lo0
R2(config-if)#ip add 2.2.2.2 255.255.255.255
R3
R3(config)#int fa0/0
R3(config-if)#no sh
R3(config-if)#ip add 23.23.23.3 255.255.255.0
R3(config-if)#int fa0/1
R3(config-if)#no sh
R3(config-if)#ip add 34.34.34.3 255.255.255.0
R3(config-if)#int lo0
R3(config-if)#ip add 3.3.3.3 255.255.255.255
R4
R4(config)#int fa0/0
R4(config-if)#no sh
R4(config-if)#ip add 24.24.24.4 255.255.255.0
R4(config-if)#int fa0/1
R4(config-if)#no sh
R4(config-if)#ip add 34.34.34.4 255.255.255.0
R4(config-if)#int fa1/0
R4(config-if)#no sh
R4(config-if)#ip add 45.45.45.4 255.255.255.0
R4(config-if)#int l0
R4(config-if)#ip add 4.4.4.4 255.255.255.255
R5
R5(config)#int fa0/0
R5(config-if)#no sh
R5(config-if)#ip add 45.45.45.5 255.255.255.0
R5(config-if)#int fa0/1
R5(config-if)#no sh
R5(config-if)#ip add 56.56.56.5 255.255.255.0
R5(config-if)#int lo0
R5(config-if)#ip add 5.5.5.5 255.255.255.255
R5(config-if)#int lo1
R5(config-if)#ip add 55.55.55.55 255.255.255.255
22 | P a g e OSPF LSA
R6
R6(config)#int fa0/1
R6(config-if)#no sh
R6(config-if)#ip add 56.56.56.6 255.255.255.0
R6(config-if)#int fa0/0
R6(config-if)#no sh
R6(config-if)#ip add 67.67.67.6 255.255.255.0
R6(config-if)#int lo0
R6(config-if)#ip add 6.6.6.6 255.255.255.255
R7
R7(config)#int fa0/0
R7(config-if)#no sh
R7(config-if)#ip add 67.67.67.7 255.255.255.0
R7(config-if)#int lo0
R7(config-if)#ip add 7.7.7.7 255.255.255.255
R7(config-if)#int lo1
R7(config-if)#ip add 77.77.77.77 255.255.255.255
Setelah itu kita konfigurasikan OSPF agar semua network pada router yang berbeda
dapat berkomunikasi satu sama lain.
Konfigurasi OSPF:
R1
R1(config)#router ospf 1
R1(config-router)#network 12.12.12.1 0.0.0.0 area 10
R1(config-router)#network 1.1.1.1 0.0.0.0 area 10
R1(config-router)#network 11.11.11.11 0.0.0.0 area 10
R2
R2(config)#router ospf 2
R2(config-router)#network 12.12.12.2 0.0.0.0 area 10
R2(config-router)#network 24.24.24.2 0.0.0.0 area 0
R2(config-router)#network 23.23.23.2 0.0.0.0 area 0
R2(config-router)#network 2.2.2.2 0.0.0.0 area 0
Pada konfigurasi di R2, posisi R2 ada di OSPF area 0, tetapi kenapa ada konfigurasi
network yang diadvertise menuju area 10 ?,. Karena IP 12.12.12.2 memiliki IP tetangga
yang masih satu network dengannya itu berada di area 10, otomatis, jika IP 12.12.12.2
itu diadvertise ke area 0 maka tidak akan terjadi hubungan OSPF, harus diadvertise ke
area yang sama yaitu area 10 agar terjadi adjacency.
R3
R3(config)#router ospf 3
R3(config-router)#network 23.23.23.3 0.0.0.0 area 0
R3(config-router)#network 34.34.34.3 0.0.0.0 area 0
23 | P a g e OSPF LSA
R3(config-router)#network 3.3.3.3 0.0.0.0 area 0
R4
R4(config)#router ospf 4
R4(config-router)#network 34.34.34.4 0.0.0.0 area 0
R4(config-router)#network 24.24.24.4 0.0.0.0 area 0
R4(config-router)#network 4.4.4.4 0.0.0.0 area 0
R4(config-router)#network 45.45.45.4 0.0.0.0 area 0
R5
R5(config)#router ospf 5
R5(config-router)#network 45.45.45.5 0.0.0.0 area 0
R5(config-router)#network 56.56.56.5 0.0.0.0 area 18
R5(config-router)#network 5.5.5.5 0.0.0.0 area 15
R5(config-router)#network 55.55.55.55 0.0.0.0 area 15
R6
R6(config)#router ospf 6
R6(config-router)#network 56.56.56.6 0.0.0.0 area 18
R6(config-router)#network 67.67.67.6 0.0.0.0 area 18
R6(config-router)#network 6.6.6.6 0.0.0.0 area 18
R7
R7(config)#router ospf 7
R7(config-router)#network 67.67.67.7 0.0.0.0 area 18
R7(config-router)#network 7.7.7.7 0.0.0.0 area 18
R7(config-router)#network 77.77.77.77 0.0.0.0 area 18
24 | P a g e OSPF LSA
O 6.6.6.6 [110/11] via 67.67.67.6, 00:01:05, FastEthernet0/0
67.0.0.0/24 is subnetted, 1 subnets
C 67.67.67.0 is directly connected, FastEthernet0/0
7.0.0.0/32 is subnetted, 1 subnets
C 7.7.7.7 is directly connected, Loopback0
77.0.0.0/32 is subnetted, 1 subnets
C 77.77.77.77 is directly connected, Loopback1
56.0.0.0/24 is subnetted, 1 subnets
O 56.56.56.0 [110/20] via 67.67.67.6, 00:01:05, FastEthernet0/0
Disini terlihat routing table pada R7 hanya ada network yang didapatkan dari R6,
kenapa ?, karena area yang ditempati oleh R7 itu tidak terhubung langsung oleh area
backbone atau area 0. Jadi routing table yang didapatkan hanya network yang berasal
dari router yang masih satu area dengannya. Supaya R7 dapat memiliki informasi
routing table yang sama dengan router yang lainnya, maka harus dibuat yang namanya
virtual link.
Untuk membuat virtual link itu dibuat di router yang berada di area yang akan menjadi
area transit. Pada topologi diatas, router yang berada di area transit atau area 15
adalah router R4 dan R5.
R4(config)#router ospf 4
R4(config-router)#area 15 virtual-link 5.5.5.5
R5(config)#router ospf 5
R5(config-router)#area 15 virtual-link 4.4.4.4
Setelah itu lakukan verifikasi dengan melihat routing table pada R7.
R7#show ip route
Codes: C - connected, S - static, R - RIP, M - mobile, B - BGP
D - EIGRP, EX - EIGRP external, O - OSPF, IA - OSPF inter
area
N1 - OSPF NSSA external type 1, N2 - OSPF NSSA external type
2
E1 - OSPF external type 1, E2 - OSPF external type 2
i - IS-IS, su - IS-IS summary, L1 - IS-IS level-1, L2 - IS-
IS level-2
ia - IS-IS inter area, * - candidate default, U - per-user
static route
o - ODR, P - periodic downloaded static route
25 | P a g e OSPF LSA
2.0.0.0/32 is subnetted, 1 subnets
O IA 2.2.2.2 [110/41] via 67.67.67.6, 00:53:23, FastEthernet0/0
3.0.0.0/32 is subnetted, 1 subnets
O IA 3.3.3.3 [110/41] via 67.67.67.6, 00:53:23, FastEthernet0/0
4.0.0.0/32 is subnetted, 1 subnets
O IA 4.4.4.4 [110/31] via 67.67.67.6, 00:53:24, FastEthernet0/0
55.0.0.0/32 is subnetted, 1 subnets
O IA 55.55.55.55 [110/21] via 67.67.67.6, 00:54:21,
FastEthernet0/0
5.0.0.0/32 is subnetted, 1 subnets
O IA 5.5.5.5 [110/21] via 67.67.67.6, 00:54:22, FastEthernet0/0
6.0.0.0/32 is subnetted, 1 subnets
O 6.6.6.6 [110/11] via 67.67.67.6, 00:54:22, FastEthernet0/0
23.0.0.0/24 is subnetted, 1 subnets
O IA 23.23.23.0 [110/50] via 67.67.67.6, 00:53:25, FastEthernet0/0
67.0.0.0/24 is subnetted, 1 subnets
C 67.67.67.0 is directly connected, FastEthernet0/0
7.0.0.0/32 is subnetted, 1 subnets
C 7.7.7.7 is directly connected, Loopback0
24.0.0.0/24 is subnetted, 1 subnets
O IA 24.24.24.0 [110/40] via 67.67.67.6, 00:53:25, FastEthernet0/0
77.0.0.0/32 is subnetted, 1 subnets
C 77.77.77.77 is directly connected, Loopback1
56.0.0.0/24 is subnetted, 1 subnets
O 56.56.56.0 [110/20] via 67.67.67.6, 00:54:22, FastEthernet0/0
11.0.0.0/32 is subnetted, 1 subnets
O IA 11.11.11.11 [110/51] via 67.67.67.6, 00:53:25,
FastEthernet0/0
12.0.0.0/24 is subnetted, 1 subnets
O IA 12.12.12.0 [110/50] via 67.67.67.6, 00:53:26, FastEthernet0/0
45.0.0.0/24 is subnetted, 1 subnets
O IA 45.45.45.0 [110/30] via 67.67.67.6, 00:53:31, FastEthernet0/0
Setelah itu lakukan verifikasi untuk melihat paket lsa dengan tipe apa saja yang masuk
kedalam R7.
R7#show ip ospf database
26 | P a g e OSPF LSA
77.77.77.77 77.77.77.77 59 0x80000019 0x008F03 3
Disini terlihat bahwa lsa paket yang masuk itu masih sama seperti sebelumnya, yaitu
hanya lsa tipe 1, 2, dan 3 saja, kenapa ?., karena pada lab ini hanya terdapat banyak
area saja, sedangkan syarat untuk dibuatnya lsa tipe 4, dan 5 itu harus membuat
routing protocol lain dan melakukan redistribute agar network dari routing protocol
lain dapat masuk ke OSPF dan terbaca pada router yang menjalankan ospf, dan
terbentuk juga paet lsa tipe 4, dan 5.
Terlihat ping dari R7 ke R1 telah sukses berarti R5 dan R1 telah terhubung secara
otomatis.
27 | P a g e OSPF LSA
Lab 4. OSPF - Stub Area
Masuk ke lab keempat yaitu OSPF – Stub Area, apa itu stub area, dan apa fungsinya
?, seperti yang ada pada teori sebelumnya, stub ini memiliki fungsi yaitu untuk
mencegah tersebarnya lsa tipe 4 dan tipe 5 agar dapat menghemat resource pada
routing table. Dan sebagai gantinya router yang membuat stub area tsb, akan
membuat satu rule static route dengan status default route, sebagai pengganti dari
lsa tipe 4 dan tipe 5 yang ditolak masuk ke area yang dimana terdapat router yang
membuat stub. Untuk memperjelas teori langsung masuk ke topologi dan konfigurasi.
Topologi:
Konfigurasi:
R1
R1(config)#int fa0/0
R1(config-if)#no sh
R1(config-if)#ip add 12.12.12.1 255.255.255.0
R1(config-if)#int lo0
R1(config-if)#ip add 1.1.1.1 255.255.255.255
R1(config-if)#int lo1
R1(config-if)#ip add 11.11.11.11 255.255.255.255
R1(config-if)#int lo2
R1(config-if)#ip add 111.111.111.111 255.255.255.255
R2
R2(config)#int fa0/0
R2(config-if)#no sh
R2(config-if)#ip add 12.12.12.2 255.255.255.0
R2(config-if)#int fa1/0
R2(config-if)#no sh
R2(config-if)#ip add 24.24.24.2 255.255.255.0
R2(config-if)#int fa1/1
R2(config-if)#no sh
R2(config-if)#ip add 23.23.23.2 255.255.255.0
28 | P a g e OSPF LSA
R2(config-if)#int lo0
R2(config-if)#ip add 2.2.2.2 255.255.255.255
R3
R3(config)#int fa0/0
R3(config-if)#no sh
R3(config-if)#ip add 23.23.23.3 255.255.255.0
R3(config-if)#int lo0
R3(config-if)#ip add 3.3.3.3 255.255.255.255
R3(config-if)#int lo1
R3(config-if)#ip add 33.33.33.33 255.255.255.255
R3(config-if)#int lo2
R3(config-if)#ip add 133.133.133.133 255.255.255.255
R4
R4(config)#int fa0/0
R4(config-if)#no sh
R4(config-if)#ip add 24.24.24.4 255.255.255.0
R4(config-if)#int fa1/0
R4(config-if)#no sh
R4(config-if)#ip add 45.45.45.4 255.255.255.0
R4(config-if)#int lo0
R4(config-if)#ip add 4.4.4.4 255.255.255.255
R4(config-if)#int lo1
R4(config-if)#ip add 44.44.44.44 255.255.255.255
R5
R5(config)#int fa0/0
R5(config-if)#no sh
R5(config-if)#ip add 45.45.45.5 255.255.255.0
R5(config-if)#int lo0
R5(config-if)#ip add 5.5.5.5 255.255.255.255
R5(config-if)#int lo1
R5(config-if)#ip add 55.55.55.55 255.255.255.255
R5(config-if)#int lo2
R5(config-if)#ip add 155.155.155.155 255.255.255.255
Setelah itu konfigurasikan OSPF dan routing protocol lainnya sesuai yang ada pada
topology agar semua network dapat terhubung satu sama lain.
Konfigurasi OSPF:
R1
R1(config)#router ospf 1
R1(config-router)#network 12.12.12.1 0.0.0.0 area 0
R1(config-router)#network 1.1.1.1 0.0.0.0 area 0
R1(config-router)#network 11.11.11.11 0.0.0.0 area 0
29 | P a g e OSPF LSA
R1(config-router)#network 111.111.111.111 0.0.0.0 area 0
R1(config-router)#exit
R2
R2(config)#router ospf 2
R2(config-router)#network 12.12.12.2 0.0.0.0 area 0
R2(config-router)#network 23.23.23.2 0.0.0.0 area 18
R2(config-router)#network 2.2.2.2 0.0.0.0 area 0
R3
R3(config)#router ospf 3
R3(config-router)#network 23.23.23.3 0.0.0.0 area 18
R3(config-router)#network 3.3.3.3 0.0.0.0 area 18
R3(config-router)#network 33.33.33.33 0.0.0.0 area 18
Dikarenakan pada lab kali ini kita mengkonfigurasikan routing protocol lain selain
OSPF, agar tercipta network yang berstatus dari external. Pada lab ini routing protocol
lain tersebut ialah EIGRP. Konfigurasikan EIGRPnya terlebih dahulu.
Konfigurasi EIGRP:
R2
R2(config)#router eigrp 18
R2(config-router)#no auto-summary
R2(config-router)#network 24.24.24.2 0.0.0.0
Kenapa disini R2 juga harus menjalankan EIGRP, padahal pada topologi R2 termasuk
router yang menjalankan OSPF ?, karena salah satu network pada R2 yaitu yang
terkoneksi dengan R4 itu masuk kedalam EIGRP, jadi agar tercipta hubungan EIGRP
dengan R4. Maka R2 harus menjalankan EIGRP juga.
R4
R4(config)#router eigrp 18
R4(config-router)#no auto-summary
R4(config-router)#network 24.24.24.4 0.0.0.0
R4(config-router)#network 45.45.45.4 0.0.0.0
R4(config-router)#network 4.4.4.4 0.0.0.0
R4(config-router)#network 44.44.44.44 0.0.0.0
R5
R5(config)#router eigrp 18
R5(config-router)#no auto-summary
R5(config-router)#network 45.45.45.5 0.0.0.0
R5(config-router)#network 5.5.5.5 0.0.0.0
R5(config-router)#network 55.55.55.55 0.0.0.0
R5(config-router)#network 155.155.155.155 0.0.0.0
30 | P a g e OSPF LSA
Setelah itu dikarenakan pada lab ini ada beberapa routing protocol berbeda, maka
agar setiap routing protocol dapat berkomunikasi satu sama lain, harus melakukan
redistribute. Buat redistribute pada router yang menjalankan kedua routing tsb. yaitu
R2.
R2(config)#router ospf 2
R2(config-router)#redistribute eigrp 18 subnet
R2(config-router)#exit
R2(config)#router eigrp 18
R2(config-router)#redistribute ospf 2 metric 1 1 1 1 1
R2(config-router)#exit
Setelah itu lakukan verifikasi dengan melihat routing table pada R3.
R3#show ip route
Codes: L - local, C - connected, S - static, R - RIP, M - mobile, B
- BGP
D - EIGRP, EX - EIGRP external, O - OSPF, IA - OSPF inter
area
N1 - OSPF NSSA external type 1, N2 - OSPF NSSA external type
2
E1 - OSPF external type 1, E2 - OSPF external type 2
i - IS-IS, su - IS-IS summary, L1 - IS-IS level-1, L2 - IS-
IS level-2
ia - IS-IS inter area, * - candidate default, U - per-user
static route
o - ODR, P - periodic downloaded static route, H - NHRP, l -
LISP
+ - replicated route, % - next hop override
31 | P a g e OSPF LSA
23.0.0.0/8 is variably subnetted, 2 subnets, 2 masks
C 23.23.23.0/24 is directly connected, FastEthernet0/0
L 23.23.23.3/32 is directly connected, FastEthernet0/0
24.0.0.0/24 is subnetted, 1 subnets
O E2 24.24.24.0 [110/20] via 23.23.23.2, 00:00:00,
FastEthernet0/0
33.0.0.0/32 is subnetted, 1 subnets
C 33.33.33.33 is directly connected, Loopback1
44.0.0.0/32 is subnetted, 1 subnets
O E2 44.44.44.44 [110/20] via 23.23.23.2, 00:00:00,
FastEthernet0/0
45.0.0.0/24 is subnetted, 1 subnets
O E2 45.45.45.0 [110/20] via 23.23.23.2, 00:00:00,
FastEthernet0/0
55.0.0.0/32 is subnetted, 1 subnets
O E2 55.55.55.55 [110/20] via 23.23.23.2, 00:00:00,
FastEthernet0/0
111.0.0.0/32 is subnetted, 1 subnets
O IA 111.111.111.111 [110/3] via 23.23.23.2, 00:00:10,
FastEthernet0/0
133.133.0.0/32 is subnetted, 1 subnets
C 133.133.133.133 is directly connected, Loopback2
155.155.0.0/32 is subnetted, 1 subnets
O E2 155.155.155.155 [110/20] via 23.23.23.2, 00:00:00,
FastEthernet0/0
Terlihat pada routing table R3 terdapat network yang berstatus “O E2“, network yang
berstatus seperti ini memiliki arti bahwa network tsb. berasal dari routing protocol
yang berbeda.
Setelah itu lakukan verifikasi dengan melihat semua paket LSA yang masuk ke LSDB
pada R3.
OSPF Router with ID (133.133.133.133) (Process ID 3)
32 | P a g e OSPF LSA
Link ID ADV Router Age Seq# Checksum
1.1.1.1 2.2.2.2 1781 0x8000001A 0x000115
2.2.2.2 2.2.2.2 1781 0x8000001A 0x00C84A
11.11.11.11 2.2.2.2 1781 0x8000001A 0x0033BA
12.12.12.0 2.2.2.2 1781 0x8000001A 0x007383
111.111.111.111 2.2.2.2 1781 0x8000001A 0x002933
Disini terlihat hanya ada paket LSA type 5, kenapa ?., Karena router yang memiliki
LSDB tsb. yaitu R3 langsung terkoneksi dengan router yang menjadi ASBR yaitu R2.
Jadi untuk paket LSA type 4 tidak terbentuk dikarenakan tidak ada router yang menjadi
perantara penghubung antara router yang ada di area lain dengan router yang menjadi
ASBR.
Selanjutnya dikarenakan LSDB yang diterima oleh R3 lumayan banyak, kita akan
mengganti semua paket LSA type 5 menjadi satu buah network yang berstatus default
route dari paket LSA type 3. Buat pada router yang menjadi ASBR dan router yang ada
di area yang akan menjadi stub area.
R2
R2(config)#router ospf 2
R2(config-router)#area 18 stub
R3
R3(config)#router ospf 3
R3(config-router)#area 18 stub
33 | P a g e OSPF LSA
i - IS-IS, su - IS-IS summary, L1 - IS-IS level-1, L2 - IS-
IS level-2
ia - IS-IS inter area, * - candidate default, U - per-user
static route
o - ODR, P - periodic downloaded static route, H - NHRP, l -
LISP
+ - replicated route, % - next hop override
Disini terlihat bahwa tidak ada network yang berstatus “O E2”, melainkan diganti
menjadi sebuah network “ 0.0.0.0/0 “, dengan status “ O IA “ yang berarti bahwa
network tsb. berasal dari area yang berbeda.
Lalu lakukan verifikasi dengan melihat LSDB yang dimiliki oleh R3.
R3#show ip ospf database
34 | P a g e OSPF LSA
2.2.2.2 2.2.2.2 9 0x80000023 0x00D39E 1
133.133.133.133 133.133.133.133 8 0x8000000F 0x00BFF7 3
Disini terlihat bahwa paket LSA type 5 telah hilang dan terganti dengan paket LSA type
3 dengan network “ 0.0.0.0 “.
Terakhir lakukan verifikasi dengan melakukan test ping ke IP loopback pada R5, yaiu
router yang berada pada routing protocol lain.
R3#ping 155.155.155.155
Type escape sequence to abort.
Sending 5, 100-byte ICMP Echos to 155.155.155.155, timeout is 2
seconds:
!!!!!
Success rate is 100 percent (5/5), round-trip min/avg/max =
60/128/280 ms
35 | P a g e OSPF LSA
Lab 5. OSPF - Totally Stub Area
Pada lab kelima ini materi yang akan dibahas adalah OSPF - Totally Stub Area , di lab
ini materi yang akan dibahas masih ada kaitannya dengan lab sebelumnya, yang
membedakan hanyalah jika pada lab sebelumnya network atau paket LSA dengan type
4 dan 5 itu dihilangkan dari LSDB ( Link-State Database ), dan diganti dengan sebuah
paket LSA type 2 dengan network “ 0.0.0.0 “. Tapi pada Totally Stub Area ini, paket LSA
yang akan diganti bukan hanya LSA type 4 dan LSA type 5, namun paket LSA type 3
juga akan diganti menjadi sebuah paket LSA type 2 dengan network “ 0.0.0.0 “. Dan
pada lab ini area yang akan dijadikan Totally Stub Area adalah Area 10. Untuk
memperjelas teori langsung masuk ke topologi dan konfigurasi.
Topologi:
Konfigurasi:
R1
R1(config)#int fa0/0
R1(config-if)#no sh
R1(config-if)#ip add 12.12.12.1 255.255.255.0
R1(config-if)#int lo0
R1(config-if)#ip add 1.1.1.1 255.255.255.255
R1(config-if)#int lo1
R1(config-if)#ip add 11.11.11.11 255.255.255.255
R1(config-if)#int lo2
R1(config-if)#ip add 111.111.111.111 255.255.255.255
R2
R2(config)#int fa0/0
R2(config-if)#no sh
R2(config-if)#ip add 12.12.12.2 255.255.255.0
R2(config-if)#int fa1/0
R2(config-if)#no sh
R2(config-if)#ip add 23.23.23.2 255.255.255.0
R2(config-if)#int lo0
R2(config-if)#ip add 2.2.2.2 255.255.255.255
36 | P a g e OSPF LSA
R2(config-if)#int lo1
R2(config-if)#ip add 22.22.22.22 255.255.255.255
R3
R3(config)#int fa0/0
R3(config-if)#no sh
R3(config-if)#ip add 23.23.23.3 255.255.255.0
R3(config-if)#int fa1/0
R3(config-if)#no sh
R3(config-if)#ip add 35.35.35.3 255.255.255.0
R3(config-if)#int fa1/1
R3(config-if)#no sh
R3(config-if)#ip add 34.34.34.3 255.255.255.0
R3(config-if)#int lo0
R3(config-if)#ip add 3.3.3.3 255.255.255.255
R4
R4(config)#int fa0/0
R4(config-if)#no sh
R4(config-if)#ip add 34.34.34.4 255.255.255.0
R4(config-if)#int fa1/0
R4(config-if)#no sh
R4(config-if)#ip add 46.46.46.4 255.255.255.0
R4(config-if)#int lo0
R4(config-if)#ip add 4.4.4.4 255.255.255.255
R4(config-if)#int lo1
R4(config-if)#ip add 44.44.44.44 255.255.255.255
R5
R5(config)#int fa0/0
R5(config-if)#no sh
R5(config-if)#ip add 35.35.35.5 255.255.255.0
R5(config-if)#int lo0
R5(config-if)#ip add 5.5.5.5 255.255.255.255
R5(config-if)#int lo1
R5(config-if)#ip add 55.55.55.55 255.255.255.255
R5(config-if)#int lo2
R5(config-if)#ip add 155.155.155.155 255.255.255.255
R6
R6(config)#int fa0/0
R6(config-if)#no sh
R6(config-if)#ip add 46.46.46.6 255.255.255.0
R6(config-if)#int fa1/0
37 | P a g e OSPF LSA
R6(config-if)#no sh
R6(config-if)#ip add 67.67.67.6 255.255.255.0
R6(config-if)#int lo0
R6(config-if)#ip add 6.6.6.6 255.255.255.255
R6(config-if)#int lo1
R6(config-if)#ip add 66.66.66.66 255.255.255.255
R7
R7(config)#int fa0/0
R7(config-if)#no sh
R7(config-if)#ip add 67.67.67.7 255.255.255.0
R7(config-if)#int lo0
R7(config-if)#ip add 7.7.7.7 255.255.255.255
R7(config-if)#int lo1
R7(config-if)#ip add 77.77.77.77 255.255.255.255
R7(config-if)#int lo2
R7(config-if)#ip add 177.177.177.177 255.255.255.255
Setelah itu konfigurasikan OSPF dan routing protocol lainnya sesuai yang ada pada
topology agar semua network dapat terhubung satu sama lain.
Konfigurasi OSPF:
R1
R1(config)#router ospf 1
R1(config-router)#network 12.12.12.1 0.0.0.0 area 10
R1(config-router)#network 1.1.1.1 0.0.0.0 area 10
R1(config-router)#network 11.11.11.11 0.0.0.0 area 10
R1(config-router)#network 111.111.111.111 0.0.0.0 area 10
R1(config-router)#exit
R2
R2(config)#router ospf 2
R2(config-router)#network 12.12.12.2 0.0.0.0 area 10
R2(config-router)#network 23.23.23.2 0.0.0.0 area 10
R2(config-router)#network 2.2.2.2 0.0.0.0 area 10
R2(config-router)#network 22.22.22.22 0.0.0.0 area 10
R3
R3(config)#router ospf 3
R3(config-router)#network 23.23.23.3 0.0.0.0 area 10
R3(config-router)#network 35.35.35.3 0.0.0.0 area 18
R3(config-router)#network 34.34.34.3 0.0.0.0 area 0
R3(config-router)#network 3.3.3.3 0.0.0.0 area 0
R4
R4(config)#router ospf 4
38 | P a g e OSPF LSA
R4(config-router)#network 34.34.34.4 0.0.0.0 area 0
R4(config-router)#network 4.4.4.4 0.0.0.0 area 0
R4(config-router)#network 44.44.44.44 0.0.0.0 area 0
R5
R5(config)#router ospf 5
R5(config-router)#network 35.35.35.5 0.0.0.0 area 18
R5(config-router)#network 5.5.5.5 0.0.0.0 area 18
R5(config-router)#network 55.55.55.55 0.0.0.0 area 18
R5(config-router)#network 155.155.155.155 0.0.0.0 area 18
Dikarenakan pada lab kali ini kita mengkonfigurasikan routing protocol lain selain
OSPF, agar tercipta network yang berstatus dari external. Pada lab ini routing protocol
lain tersebut ialah EIGRP. Konfigurasikan EIGRPnya terlebih dahulu.
Konfigurasi EIGRP:
R4
R4(config)#router eigrp 18
R4(config-router)#no auto-summary
R4(config-router)#network 46.46.46.4 0.0.0.0
Kenapa disini R4 juga harus menjalankan EIGRP, padahal pada topologi R4 termasuk
router yang menjalankan OSPF ?, karena salah satu network pada R4 yaitu yang
terkoneksi dengan R6 itu masuk kedalam EIGRP, jadi agar tercipta hubungan EIGRP
dengan R6. Maka R4 harus menjalankan EIGRP juga.
R6
R6(config)#router eigrp 18
R6(config-router)#no auto-summary
R6(config-router)#network 46.46.46.6 0.0.0.0
R6(config-router)#network 67.67.67.6 0.0.0.0
R6(config-router)#network 6.6.6.6 0.0.0.0
R6(config-router)#network 66.66.66.66 0.0.0.0
R7
R7(config)#router eigrp 18
R7(config-router)#no auto-summary
R7(config-router)#network 67.67.67.7 0.0.0.0
R7(config-router)#network 7.7.7.7 0.0.0.0
R7(config-router)#network 77.77.77.77 0.0.0.0
R7(config-router)#network 177.177.177.177 0.0.0.0
Setelah itu dikarenakan pada lab ini ada beberapa routing protocol berbeda, maka
agar setiap routing protocol dapat berkomunikasi satu sama lain, harus melakukan
redistribute. Buat redistribute pada router yang menjalankan kedua routing tsb. yaitu
R4
R4(config)#router ospf 4
R4(config-router)#redistribute eigrp 18 subnets
39 | P a g e OSPF LSA
R4(config-router)#exit
R4(config)#router eigrp 18
R4(config-router)#redistribute ospf 4 metric 1 1 1 1 1
R4(config-router)#exit
Setelah itu lakukan verifikasi dengan melihat routing table pada R1.
R1#show ip route
Codes: L - local, C - connected, S - static, R - RIP, M - mobile, B
- BGP
D - EIGRP, EX - EIGRP external, O - OSPF, IA - OSPF inter
area
N1 - OSPF NSSA external type 1, N2 - OSPF NSSA external type
2
E1 - OSPF external type 1, E2 - OSPF external type 2
i - IS-IS, su - IS-IS summary, L1 - IS-IS level-1, L2 - IS-
IS level-2
ia - IS-IS inter area, * - candidate default, U - per-user
static route
o - ODR, P - periodic downloaded static route, H - NHRP, l -
LISP
+ - replicated route, % - next hop override
40 | P a g e OSPF LSA
O 22.22.22.22 [110/2] via 12.12.12.2, 01:38:10,
FastEthernet0/0
23.0.0.0/24 is subnetted, 1 subnets
O 23.23.23.0 [110/2] via 12.12.12.2, 01:38:53, FastEthernet0/0
34.0.0.0/24 is subnetted, 1 subnets
O IA 34.34.34.0 [110/3] via 12.12.12.2, 00:31:59, FastEthernet0/0
35.0.0.0/24 is subnetted, 1 subnets
O IA 35.35.35.0 [110/3] via 12.12.12.2, 00:32:03, FastEthernet0/0
44.0.0.0/32 is subnetted, 1 subnets
O IA 44.44.44.44 [110/4] via 12.12.12.2, 00:18:46,
FastEthernet0/0
46.0.0.0/24 is subnetted, 1 subnets
O E2 46.46.46.0 [110/20] via 12.12.12.2, 00:02:02,
FastEthernet0/0
55.0.0.0/32 is subnetted, 1 subnets
O IA 55.55.55.55 [110/4] via 12.12.12.2, 00:14:58,
FastEthernet0/0
66.0.0.0/32 is subnetted, 1 subnets
O E2 66.66.66.66 [110/20] via 12.12.12.2, 00:02:02,
FastEthernet0/0
67.0.0.0/24 is subnetted, 1 subnets
O E2 67.67.67.0 [110/20] via 12.12.12.2, 00:02:02,
FastEthernet0/0
77.0.0.0/32 is subnetted, 1 subnets
O E2 77.77.77.77 [110/20] via 12.12.12.2, 00:02:02,
FastEthernet0/0
111.0.0.0/32 is subnetted, 1 subnets
C 111.111.111.111 is directly connected, Loopback2
155.155.0.0/32 is subnetted, 1 subnets
O IA 155.155.155.155 [110/4] via 12.12.12.2, 00:14:48,
FastEthernet0/0
177.177.0.0/32 is subnetted, 1 subnets
O E2 177.177.177.177 [110/20] via 12.12.12.2, 00:02:02,
FastEthernet0/0
Terlihat pada routing table R1 terdapat network yang berstatus “O E2“, network yang
berstatus seperti ini memiliki arti bahwa network tsb. berasal dari routing protocol
yang berbeda.
Setelah itu lakukan verifikasi dengan melihat semua paket LSA yang masuk ke LSDB
pada R1.
R1#show ip ospf database
41 | P a g e OSPF LSA
Link ID ADV Router Age Seq# Checksum Link
count
3.3.3.3 3.3.3.3 300 0x80000004 0x00ABDB 1
22.22.22.22 22.22.22.22 189 0x80000009 0x0019F4 4
111.111.111.111 111.111.111.111 428 0x80000008 0x007DC7 4
Disini terlihat paket LSA type yang masuk kedalam LSDB ( Link-State Database ) R1,
ada LSA type 4 dan LSA type 5. Paket LSA type 4 ini terbentuk dari router-id sebuah
router yang berperan menjadi ASBR. Dan paket LSA type 5 terbentuk karena ada
network yang berasal dari routing protocol lain, masuk kedalam OSPF
42 | P a g e OSPF LSA
Selanjutnya dikarenakan LSDB yang diterima oleh R1 lumayan banyak, kita akan
mengganti semua paket LSA type 5, LSA type 4 dan bahkan LSA type 3 menjadi satu
buah network yang berstatus default route dari paket LSA type 3. Buat pada router
yang menjadi ASBR dan router yang ada di area yang akan menjadi Totally Stub Area.
R3
R3(config)#router ospf 3
R3(config-router)#area 10 stub no-summary
R2
R2(config)#router ospf 2
R2(config-router)#area 10 stub no-summary
R1
R1(config)#router ospf 1
R1(config-router)#area 10 stub no-summary
Terlihat disini, kenapa kita membuat Totally Stub pada tiga router, padahal lab
sebelumnya, kita Cuma buat Stub area pada dua router saja ?., karena pada lab
sebelumnya jumlah router yang berada pada area yang ingin kita stub itu hanya dua
saja, yaitu satu router yang berada di area 0 dan satu router lagi berada pada area
yang ingin kita stub. Pada lab kali ini jumlah router pada area yang dijadikan Totally
stub area berjumlah 3 jadi ketiga router tsb. harus dikonfigurasikan Totally Stub Area.
43 | P a g e OSPF LSA
O 2.2.2.2 [110/2] via 12.12.12.2, 00:29:42, FastEthernet0/0
11.0.0.0/32 is subnetted, 1 subnets
C 11.11.11.11 is directly connected, Loopback1
12.0.0.0/8 is variably subnetted, 2 subnets, 2 masks
C 12.12.12.0/24 is directly connected, FastEthernet0/0
L 12.12.12.1/32 is directly connected, FastEthernet0/0
22.0.0.0/32 is subnetted, 1 subnets
O 22.22.22.22 [110/2] via 12.12.12.2, 00:29:42,
FastEthernet0/0
23.0.0.0/24 is subnetted, 1 subnets
O 23.23.23.0 [110/2] via 12.12.12.2, 00:29:42, FastEthernet0/0
111.0.0.0/32 is subnetted, 1 subnets
C 111.111.111.111 is directly connected, Loopback2
Pada routing table R1 terlihat bahwa network yang berstatus “ O E2 dan O IA “ sudah
tidak terdaftar pada routing table, melainkan diganti menjadi satu network default
route berstatus “ O IA “.
Lalu lakukan verifikasi dengan melihat LSDB yang dimiliki oleh R1.
R1#show ip ospf database
Disini terlihat pada LSDB ( Link-State Database ) R1, hanya ada satu network default
route yang berfungsi menggantikan network-network yang dihilangkan, seperti yang
berasal dari area lain maupun dari routing protocol lain.
44 | P a g e OSPF LSA
Selanjutnya lakukan verifikasi dengan melakukan test ping.
R1#ping 177.177.177.177
Type escape sequence to abort.
Sending 5, 100-byte ICMP Echos to 177.177.177.177, timeout is 2
seconds:
!!!!!
Success rate is 100 percent (5/5), round-trip min/avg/max =
116/141/192 ms
45 | P a g e OSPF LSA
Lab 6. OSPF - Not So Stubby Area ( NSSA )
Pada lab keenam ini yang akan dibahas adalah OSPF - NSSA, Apa itu NSSA, dan apa
perbedaannya dengan stub area yang lain ?., NSSA atau Not So Stubby Area adalah
sebuah area pada OSPF yang memiliki paket LSA sendiri, yaitu LSA type 7. Lalu fungsi
dari NSSA ini, jika pada stub area yang sebelumnya itu semua route external tidak akan
diterima maupun dikirim. Tapi jika kita menginginkan stub area tsb. masih dapat
menerima ataupun mengirim route external, maka kita dapat menggunakan NSSA,
tapi nanti status dari route external tersebut bukan berasal dari LSA type 5, melainkan
LSA type 7. Dikarenakan paket LSA mulai dari LSA type 3, 4, dan 5 itu sangat dibatasi.
Jadi salah satu alternatif atau satu-satunya cara menggunakan LSA type 7. Untuk
memperjelas teori langsung masuk ke topologi dan konfigurasi. Topologi mengikuti
lab sebelumnya. Pada lab kali ini yang akan menjadi NSSA adalah area 10.
Topologi:
Konfigurasi:
R1
R1(config)#int fa0/0
R1(config-if)#no sh
R1(config-if)#ip add 12.12.12.1 255.25
R1(config-if)#ip add 12.12.12.1 255.255.255.0
R1(config-if)#int lo0
R1(config-if)#ip add 1.1.1.1 255.255.255.255
R1(config-if)#int lo1
R1(config-if)#ip add 11.11.11.1 255.255.255.255
R1(config-if)#int lo2
R1(config-if)#ip add 11.11.11.11 255.255.255.255
R1(config-if)#int lo3
R1(config-if)#ip add 111.111.111.111 255.255.255.255
R2
R2(config)#int fa0/0
R2(config-if)#no sh
R2(config-if)#ip add 12.12.12.2 255.255.255.0
R2(config-if)#int fa1/0
R2(config-if)#ip add 23.23.23.2 255.255.255.0
46 | P a g e OSPF LSA
R2(config-if)#int lo0
R2(config-if)#ip add 2.2.2.2 255.255.255.255
R2(config-if)#int lo1
R2(config-if)#ip add 22.22.22.22 255.255.255.255
R3
R3(config)#int fa0/0
R3(config-if)#no sh
R3(config-if)#ip add 23.23.23.3 255.255.255.0
R3(config-if)#int lo0
R3(config-if)#ip add 3.3.3.3 255.255.255.255
R3(config-if)#int lo1
R3(config-if)#ip add 33.33.33.33 255.255.255.255
R3(config-if)#int lo2
R3(config-if)#ip add 133.133.133.133 255.255.255.255
Setelah itu konfigurasikan OSPF dan routing protocol lainnya sesuai yang ada pada
topology agar semua network dapat terhubung satu sama lain.
Konfigurasi OSPF:
R1
R1(config)#router ospf 1
R1(config-router)#network 12.12.12.1 0.0.0.0 area 0
R1(config-router)#network 1.1.1.1 0.0.0.0 area 0
R1(config-router)#network 11.11.11.1 0.0.0.0 area 18
R1(config-router)#exit
R2
R2(config)#router ospf 2
R2(config-router)#network 12.12.12.2 0.0.0.0 area 0
R2(config-router)#network 23.23.23.2 0.0.0.0 area 1
R2(config-router)#network 23.23.23.2 0.0.0.0 area 10
R2(config-router)#network 2.2.2.2 0.0.0.0 area 0
R2(config-router)#network 22.22.22.22 0.0.0.0 area 10
R2(config-router)#exit
R3
R3(config)#router ospf 3
R3(config-router)#network 23.23.23.3 0.0.0.0 area 10
R3(config-router)#network 3.3.3.3 0.0.0.0 area 10
Dikarenakan pada lab kali ini kita mengkonfigurasikan routing protocol lain selain
OSPF, agar tercipta network yang berstatus dari external. Pada lab ini routing protocol
lain tersebut ialah EIGRP dan RIP. Konfigurasikan EIGRP dan RIP nya terlebih dahulu.
47 | P a g e OSPF LSA
Konfigurasi EIGRP:
R1(config)#router eigrp 18
R1(config-router)#no auto-summary
R1(config-router)#network 11.11.11.11 0.0.0.0
R1(config-router)#network 111.111.111.111 0.0.0.0
Setelah itu dikarenakan pada lab ini ada beberapa routing protocol berbeda, maka
agar setiap routing protocol dapat berkomunikasi satu sama lain, harus melakukan
redistribute. Lakukan redistribute pada router yang menjalankan OSPF dan RIP,
ataupun pada router yang menjalankan OSPF dan EIGRP.
Redistribute EIGRP:
R1(config)#router ospf 1
R1(config-router)#redistribute eigrp 18 subnets
R1(config-router)#exit
R1(config)#router eigrp 18
R1(config-router)#redistribute ospf 1 metric 1 1 1 1 1
R1(config-router)#exit
Redistribute RIP:
R3(config)#router ospf 3
R3(config-router)#redistribute rip subnets
R3(config-router)#exit
R3(config)#router rip
R3(config-router)#redistribute ospf 3 metric 1
R3(config-router)#exit
48 | P a g e OSPF LSA
E1 - OSPF external type 1, E2 - OSPF external type 2
i - IS-IS, su - IS-IS summary, L1 - IS-IS level-1, L2 - IS-
IS level-2
ia - IS-IS inter area, * - candidate default, U - per-user
static route
o - ODR, P - periodic downloaded static route, H - NHRP, l -
LISP
+ - replicated route, % - next hop override
Selanjutnya lakukan verifikasi dengan melihat LSDB ( Link-State Database ) pada R3.
R3#show ip ospf database
49 | P a g e OSPF LSA
Link ID ADV Router Age Seq# Checksum Link
count
22.22.22.22 22.22.22.22 916 0x80000004 0x001373 2
133.133.133.133 133.133.133.133 173 0x80000005 0x0090C3 2
Disini terlihat paket LSA type yang masuk kedalam LSDB ( Link-State Database ) R1,
ada LSA type 4 dan LSA type 5. Paket LSA type 4 ini terbentuk dari router-id sebuah
router yang berperan menjadi ASBR. Dan paket LSA type 5 terbentuk karena ada
network yang berasal dari routing protocol lain, masuk kedalam OSPF.
Selanjutnya kita akan mengganti semua network yang berasal dari external yang
awalnya masuk kedalam LSDB menggunakan paket LSA type 5, sekarang kita ganti
agar masuk menggunakan paket LSA khusus yang dimiliki oleh NSSA, yaitu paket LSA
type 7.
Konfigurasi NSSA:
R2
R2(config)#router ospf 2
R2(config-router)#area 10 nssa
50 | P a g e OSPF LSA
R3
R3(config)#router ospf 3
R3(config-router)#area 10 nssa
Jika pada routing table ada tanda atau flags “ O N2 “ berarti ada route external yang
masuk dengan perantara paket LSA type 7, tapi pada routing table R3 ini tidak ada
51 | P a g e OSPF LSA
tanda ataupun flags tsb., karena route external yang seharusnya memiliki tanda “ O
N2 “ itu masih termasuk kedalam network yang dimiliki oleh R3 tsb. tapi jika kita cek
ke LSDB yang dimiliki R3, maka nanti akan terlihat route external yang masuk dengan
perantara paket LSA type 7.
Lakukan verifikasi dengan melihat LSDB ( Link-State Database ) yang dimiliki oleh R3.
R3#show ip ospf database
Pada LSDB yang dimiliki R3, kita baru dapat melihat bahwa ada route external yang
masuk melalui perantara paket LSA type 7.
Sebelum masuk ke verifikasi terakhir yaitu test ping, kita lihat dulu routing table pada
R3, apakah ada network yang bertanda “ O N2 “ atau tidak.
R2#show ip route
Codes: L - local, C - connected, S - static, R - RIP, M - mobile, B
- BGP
52 | P a g e OSPF LSA
D - EIGRP, EX - EIGRP external, O - OSPF, IA - OSPF inter
area
N1 - OSPF NSSA external type 1, N2 - OSPF NSSA external type
2
E1 - OSPF external type 1, E2 - OSPF external type 2
i - IS-IS, su - IS-IS summary, L1 - IS-IS level-1, L2 - IS-
IS level-2
ia - IS-IS inter area, * - candidate default, U - per-user
static route
o - ODR, P - periodic downloaded static route, H - NHRP, l -
LISP
+ - replicated route, % - next hop override
Terlihat pada routing table R2, ada network yang bertanda “ O N2 “, yang berarti
network tsb. ada atau masuk melalui perantara paket LSA type 7.
53 | P a g e OSPF LSA
Lalu lakukan verifikasi tes ping dari R3 menuju loopback R1.
R3#ping 111.111.111.111
Type escape sequence to abort.
Sending 5, 100-byte ICMP Echos to 111.111.111.111, timeout is 2
seconds:
.....
Success rate is 0 percent (0/5)
Terlihat bahwa ping yang dilakukan tidak berhasil, kenapa ?., pada saat kita membuat
stub pada OSPF, pasti akan ada sebuah route default route yang terbuat secara
otomatis. Tapi lain halnya pada NSSA, route default route tidak akan terbuat secara
otomatis, jadi mau tidak mau kita harus membuat route itu secara manual.
R2
R2(config)#router ospf 2
R2(config-router)#area 10 nssa default-information-originate
R2(config-router)#exit
R3
R3(config)#router ospf 3
R3(config-router)#area 10 nssa default-information-originate
R3(config-router)#exit
Selanjutnya cek routing table dari salah satu router yang menjalankan NSSA, untuk
memastikan bahwa default route yang telah dibuat secara manual sudah masuk
kedalam routing table.
R3#show ip route
Codes: L - local, C - connected, S - static, R - RIP, M - mobile, B
- BGP
D - EIGRP, EX - EIGRP external, O - OSPF, IA - OSPF inter
area
N1 - OSPF NSSA external type 1, N2 - OSPF NSSA external type
2
E1 - OSPF external type 1, E2 - OSPF external type 2
i - IS-IS, su - IS-IS summary, L1 - IS-IS level-1, L2 - IS-
IS level-2
ia - IS-IS inter area, * - candidate default, U - per-user
static route
o - ODR, P - periodic downloaded static route, H - NHRP, l -
LISP
+ - replicated route, % - next hop override
54 | P a g e OSPF LSA
O*N2 0.0.0.0/0 [110/1] via 23.23.23.2, 00:09:29, FastEthernet0/0
1.0.0.0/32 is subnetted, 1 subnets
O IA 1.1.1.1 [110/3] via 23.23.23.2, 00:09:29, FastEthernet0/0
2.0.0.0/32 is subnetted, 1 subnets
O IA 2.2.2.2 [110/2] via 23.23.23.2, 00:09:29, FastEthernet0/0
3.0.0.0/32 is subnetted, 1 subnets
C 3.3.3.3 is directly connected, Loopback0
11.0.0.0/32 is subnetted, 1 subnets
O IA 11.11.11.1 [110/3] via 23.23.23.2, 00:09:29, FastEthernet0/0
12.0.0.0/24 is subnetted, 1 subnets
O IA 12.12.12.0 [110/2] via 23.23.23.2, 00:09:29, FastEthernet0/0
22.0.0.0/32 is subnetted, 1 subnets
O 22.22.22.22 [110/2] via 23.23.23.2, 00:09:29,
FastEthernet0/0
23.0.0.0/8 is variably subnetted, 2 subnets, 2 masks
C 23.23.23.0/24 is directly connected, FastEthernet0/0
L 23.23.23.3/32 is directly connected, FastEthernet0/0
33.0.0.0/32 is subnetted, 1 subnets
C 33.33.33.33 is directly connected, Loopback1
133.133.0.0/32 is subnetted, 1 subnets
C 133.133.133.133 is directly connected, Loopback2
Disini terlihat default route yang telah dibuat sudah masuk kedalam routing table, dan
secara otomatis pula route tsb. sudah terdaftar pada LSDB ( Link-State Database )
dari R2 maupun R3.
Terakhir, lakukan verifikasi dengan melakukan test ping dari R3 menuju loopback R1.
R3#ping 111.111.111.111
Type escape sequence to abort.
Sending 5, 100-byte ICMP Echos to 111.111.111.111, timeout is 2
seconds:
!!!!!
Success rate is 100 percent (5/5), round-trip min/avg/max = 56/62/72
ms
55 | P a g e OSPF LSA
Lab 7. OSPF - Totally Not So Stubby Area ( Totally NSSA )
Masuk pada lab terakhir pada materi OSPF LSA, yaitu OSPF - Totally Not So Stubby
Area atau yang disingkat OSPF – Totally NSSA, apa itu OSPF - Totally Not So Stubby
Area ( Totally NSSA ) dan apa perbedaannya dengan OSPF - Not So Stubby Area (
NSSA ) ?., Totally NSSA itu hampir mirip dengan NSSA yaitu mengganti paket LSA
yaitu paket LSA type 4 dan 5 menjadi paket LSA type 7. Yang membedakan hanyalah
jika pada Totally NSSA ini bukan hanya paket LSA type 4 dan 5 saja yang diganti,
namun paket LSA type 3 juga diganti menjadi paket LSA type 7. Untuk memperjelas
teori langsung ke topologi dan konfigurasi, untuk topologi masih sama seperti lab
sebelumnya.
Konfigurasi:
Topologi:
Konfigurasi:
R1
R1(config)#int fa0/0
R1(config-if)#no sh
R1(config-if)#ip add 12.12.12.1 255.25
R1(config-if)#ip add 12.12.12.1 255.255.255.0
R1(config-if)#int lo0
R1(config-if)#ip add 1.1.1.1 255.255.255.255
R1(config-if)#int lo1
R1(config-if)#ip add 11.11.11.1 255.255.255.255
R1(config-if)#int lo2
R1(config-if)#ip add 11.11.11.11 255.255.255.255
R1(config-if)#int lo3
R1(config-if)#ip add 111.111.111.111 255.255.255.255
R2
R2(config)#int fa0/0
R2(config-if)#no sh
R2(config-if)#ip add 12.12.12.2 255.255.255.0
R2(config-if)#int fa1/0
R2(config-if)#ip add 23.23.23.2 255.255.255.0
R2(config-if)#int lo0
56 | P a g e OSPF LSA
R2(config-if)#ip add 2.2.2.2 255.255.255.255
R2(config-if)#int lo1
R2(config-if)#ip add 22.22.22.22 255.255.255.255
R3
R3(config)#int fa0/0
R3(config-if)#no sh
R3(config-if)#ip add 23.23.23.3 255.255.255.0
R3(config-if)#int lo0
R3(config-if)#ip add 3.3.3.3 255.255.255.255
R3(config-if)#int lo1
R3(config-if)#ip add 33.33.33.33 255.255.255.255
R3(config-if)#int lo2
R3(config-if)#ip add 133.133.133.133 255.255.255.255
Setelah itu konfigurasikan OSPF dan routing protocol lainnya sesuai yang ada pada
topology agar semua network dapat terhubung satu sama lain.
Konfigurasi OSPF:
R1
R1(config)#router ospf 1
R1(config-router)#network 12.12.12.1 0.0.0.0 area 0
R1(config-router)#network 1.1.1.1 0.0.0.0 area 0
R1(config-router)#network 11.11.11.1 0.0.0.0 area 18
R1(config-router)#exit
R2
R2(config)#router ospf 2
R2(config-router)#network 12.12.12.2 0.0.0.0 area 0
R2(config-router)#network 23.23.23.2 0.0.0.0 area 1
R2(config-router)#network 23.23.23.2 0.0.0.0 area 10
R2(config-router)#network 2.2.2.2 0.0.0.0 area 0
R2(config-router)#network 22.22.22.22 0.0.0.0 area 10
R2(config-router)#exit
R3
R3(config)#router ospf 3
R3(config-router)#network 23.23.23.3 0.0.0.0 area 10
R3(config-router)#network 3.3.3.3 0.0.0.0 area 10
Dikarenakan pada lab kali ini kita mengkonfigurasikan routing protocol lain selain
OSPF, agar tercipta network yang berstatus dari external. Pada lab ini routing protocol
lain tersebut ialah EIGRP dan RIP. Konfigurasikan EIGRP dan RIP nya terlebih dahulu.
57 | P a g e OSPF LSA
Konfigurasi EIGRP:
R1(config)#router eigrp 18
R1(config-router)#no auto-summary
R1(config-router)#network 11.11.11.11 0.0.0.0
R1(config-router)#network 111.111.111.111 0.0.0.0
Setelah itu dikarenakan pada lab ini ada beberapa routing protocol berbeda, maka
agar setiap routing protocol dapat berkomunikasi satu sama lain, harus melakukan
redistribute. Lakukan redistribute pada router yang menjalankan OSPF dan RIP,
ataupun pada router yang menjalankan OSPF dan EIGRP.
Redistribute EIGRP:
R1(config)#router ospf 1
R1(config-router)#redistribute eigrp 18 subnets
R1(config-router)#exit
R1(config)#router eigrp 18
R1(config-router)#redistribute ospf 1 metric 1 1 1 1 1
R1(config-router)#exit
Redistribute RIP:
R3(config)#router ospf 3
R3(config-router)#redistribute rip subnets
R3(config-router)#exit
R3(config)#router rip
R3(config-router)#redistribute ospf 3 metric 1
R3(config-router)#exit
58 | P a g e OSPF LSA
E1 - OSPF external type 1, E2 - OSPF external type 2
i - IS-IS, su - IS-IS summary, L1 - IS-IS level-1, L2 - IS-
IS level-2
ia - IS-IS inter area, * - candidate default, U - per-user
static route
o - ODR, P - periodic downloaded static route, H - NHRP, l -
LISP
+ - replicated route, % - next hop override
Selanjutnya lakukan verifikasi dengan melihat LSDB ( Link-State Database ) pada R3.
R3#show ip ospf database
59 | P a g e OSPF LSA
22.22.22.22 22.22.22.22 916 0x80000004 0x001373 2
133.133.133.133 133.133.133.133 173 0x80000005 0x0090C3 2
Disini terlihat paket LSA type yang masuk kedalam LSDB ( Link-State Database ) R1,
ada LSA type 4 dan LSA type 5. Paket LSA type 4 ini terbentuk dari router-id sebuah
router yang berperan menjadi ASBR. Dan paket LSA type 5 terbentuk karena ada
network yang berasal dari routing protocol lain, masuk kedalam OSPF.
Selanjutnya buat Totally NSSA agar semua paket LSA route external yang berasal dari
routing protocol lain ataupun dari area lain, terganti menjadi paket LSA type 7.
Konfigurasi Totally NSSA:
R2
R2(config)#router ospf 2
R2(config-router)#area 10 nssa no-summary
R3
R3(config)#router ospf 3
R3(config-router)#area 10 nssa no-summary
60 | P a g e OSPF LSA
Selanjutnya lakukan verifikasi dengan melihat routing table pada R3.
R3#show ip route
Codes: L - local, C - connected, S - static, R - RIP, M - mobile, B
- BGP
D - EIGRP, EX - EIGRP external, O - OSPF, IA - OSPF inter
area
N1 - OSPF NSSA external type 1, N2 - OSPF NSSA external type
2
E1 - OSPF external type 1, E2 - OSPF external type 2
i - IS-IS, su - IS-IS summary, L1 - IS-IS level-1, L2 - IS-
IS level-2
ia - IS-IS inter area, * - candidate default, U - per-user
static route
o - ODR, P - periodic downloaded static route, H - NHRP, l -
LISP
+ - replicated route, % - next hop override
Pada routing table R3 terlihat hanya ada satu network default route yang berasal dari
area lain, tapi disini tidak terlihat network yang berasal da
Setelah itu lakukan verifikasi dengan melihat LSDB dari R3.
R3#show ip ospf database
61 | P a g e OSPF LSA
Net Link States (Area 10)
Pada LSDB dari R3 terlihat bahwa semua route yang masuk melalui perantara paket
LSA type 3, 4, dan 5. Telah terganti dengan route dengan paket LSA type 7, dan satu
route default route dengan paket LSA type 3. Sebelum lanjut ke verifikasi berikutnya,
cek dulu routing table pada R1, pastikan masih menerima informasi mengenai
network yang ada di RIP.
R1#show ip route
Codes: L - local, C - connected, S - static, R - RIP, M - mobile, B
- BGP
D - EIGRP, EX - EIGRP external, O - OSPF, IA - OSPF inter
area
N1 - OSPF NSSA external type 1, N2 - OSPF NSSA external type
2
E1 - OSPF external type 1, E2 - OSPF external type 2
i - IS-IS, su - IS-IS summary, L1 - IS-IS level-1, L2 - IS-
IS level-2
ia - IS-IS inter area, * - candidate default, U - per-user
static route
o - ODR, P - periodic downloaded static route, H - NHRP, l -
LISP
+ - replicated route, % - next hop override
62 | P a g e OSPF LSA
11.0.0.0/32 is subnetted, 2 subnets
C 11.11.11.1 is directly connected, Loopback1
C 11.11.11.11 is directly connected, Loopback2
12.0.0.0/8 is variably subnetted, 2 subnets, 2 masks
C 12.12.12.0/24 is directly connected, FastEthernet0/0
L 12.12.12.1/32 is directly connected, FastEthernet0/0
22.0.0.0/32 is subnetted, 1 subnets
O IA 22.22.22.22 [110/2] via 12.12.12.2, 00:01:00,
FastEthernet0/0
23.0.0.0/24 is subnetted, 1 subnets
O IA 23.23.23.0 [110/2] via 12.12.12.2, 00:01:00, FastEthernet0/0
33.0.0.0/32 is subnetted, 1 subnets
O E2 33.33.33.33 [110/20] via 12.12.12.2, 00:00:59,
FastEthernet0/0
111.0.0.0/32 is subnetted, 1 subnets
C 111.111.111.111 is directly connected, Loopback3
133.133.0.0/32 is subnetted, 1 subnets
O E2 133.133.133.133 [110/20] via 12.12.12.2, 00:00:59,
FastEthernet0/0
Disini terlihat walaupun pada R2 dan R3 telah dipasang Totally NSSA, tapi pada R1
masih mendapatkan informasi dari routing protocol lain.
Lalu lakukan verifikasi dengan melakukan test ping dari R1 ke R3, begitupun
sebaliknya.
R1 ke R3
R1#ping 133.133.133.133
Type escape sequence to abort.
Sending 5, 100-byte ICMP Echos to 133.133.133.133, timeout is 2
seconds:
!!!!!
Success rate is 100 percent (5/5), round-trip min/avg/max = 56/64/76
ms
R3 ke R1
R3#ping 111.111.111.111
Type escape sequence to abort.
Sending 5, 100-byte ICMP Echos to 111.111.111.111, timeout is 2
seconds:
!!!!!
Success rate is 100 percent (5/5), round-trip min/avg/max = 52/63/72
ms
Disini terlihat test ping yang dilakukan dari R1 ke R3, maupun sebaliknya telah berhasil.
Berarti lab Totally NSSA yang kita buat sudah berhasil.
63 | P a g e OSPF LSA