Anda di halaman 1dari 7

Resensi Buku “Cerdas Berbahasa Indonesia untuk SMA/MA Kelas XI

Kelompok Wajib” karya Engkos Kosasih

A. Identitas Buku
 Judul : Cerdas Berbahasa Indonesia (untuk SMA/MA kelas XI)
 Penulis : Engkos Kosasih
 Penerbit : Erlangga
 Tahun terbit : 2017
 Tebal : 289 halaman

B. Sinopsis Buku
Bab I: Teks Prosedur
Teks prosedur adalah teks yang menjelaskan langkah-langkah melakukan sesuatu
secara lengkap dan jelas. Teks prosedur kompleks bermanfaat bagi pembaca agar menjadi
benar dalam tindakan, serta tidak merugikan orang lain. Teks prosedur disusun secara
sistematis oleh pernyataan umum berupa pengantar tentang topik yang akan dijelaskan
kemudian, kedua tahap-tahap (kegiatan berupa petunjuk-petunjuk yang disarankan kepada
pembaca terkait dengan topik yang ditentukan, penegasan ulang berupa harapan atau manfaat
apabila petunjuk petunjuk itu dijalankan dengan baik.
Ciri-ciri kebahasaan teks prosedur adalah berupa banyaknya penggunaan kalimat
perintah, penggunaan kata kerja imperatif, kata- kata bermakna urutan, kata-kata penunjuk
waktu, dan kata-kata teknis. Terdapat juga langkah-langkah penyusunan teks prosedur
kompleks sebagai berikut.
a. Menginventarisasi macam-macam kegiatan yang pernah atau biasa dilakukan.
b. Menentukan tema kegiatan.
c. Membuat kerangka dalam bentuk topik-topik kegiatan secara garis besar.
d. Mensistematisasi kerangka dengan benar dan mudah dipahami pembaca.
e. Mengumpulkan bahan-bahan Mengembangkan kerangka menjadi sebuah petunjuk yang
jelas dan lengkap.
Penyuntingan dilakukan untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan teks prosedur,
misalnya kebenaran isinya, strukturnya, kaidah-kaidah kalimat, ataupun penggunaan
ejaan/tanda bacanya.

Bab II: Berbagai Pengetahuan Secara Eksplanatif


Teks eksplanasi merupakan teks yang berfungsi menjelaskan suatu fenomena, yaitu
tentang proses atau asal usul peristiwa alam, sosial, atau budaya. Oleh karena itu, teks
tersebut banyak menggunakan kata-kata yang merujuk pada pola urutan waktu (kronologis,
temporal) dan kausalitas. Teks ini bersifat faktual dengan berfokus pada objek yang
dijelaskan. Penyusunan teks eksplanasi yaitu identifikasi fenomena berisi pengenalan objek
yang akan dijelaskan. Kedua, proses kejadian berupa perincian atau penjelasan tentang urutan
peristiwa atau sebab akibat sebuah peristiwa. Dengan demikian, pola umum dari struktur
penyajian teks eksplanasi adalah kronologis dan kausalitas. Ketiga, ulasan berupa pendapat
penulis terkait dengan fenomena yang dijelaskan sebelumnya.
Ciri kebahasaan teks eksplanasi adalah menggunakan bahasa lugas dan baku, kata-
kata teknis sesuai bidangnya, kata-kata bermakna kronologis kausalitas, serta mengunakan
kalimat-kalimat afirmatif. Tema yang harus dipilih adalah tema yang mengungkapkan suatu
tahapan, rangkaian kegiatan suatu peristiwa, perkembangan, pertumbuhan, penyebaran,
perubahan, dan sejenisnya karena sifatnya berupa proses. Untuk mendapatkan tulisan yang
lebih baik, kita harus melewati proses penyuntingan. Dalam kegiatan tersebut, kita perlu
menelaah kembali ketepatan isi, struktur, dan bahasa yang digunakan dalam teks eksplanasi.

Bab III: Memahami Isu Aktual Melalui Ceramah


Ceramah adalah jenis komunikasi di depan umum untuk menyampaikan suatu
informasi, pengetahuan, dan sejenisnya. Ceramah tentu berbeda dengan pidato dan khotbah.
Pidato adalah pembicaraan di depan umum yang cenderung berisifat persuatif, yaitu berisi
ajakan ataupun dorongan pada berbuat sesuatu. Sedangkan khotbah adalah pembicaaraan di
depan umum yang berisi penyam keagamaan dan ajakan ajakan untuk memperkat keimanan.
Ceramah menekankan pada penyampian informasi ketimbang bujuk membujuk. Oleh
karena itu, setelah mengikuti kegiatan ceramah diharapkan dapat diperoleh sejumlah
informasi yang dapat memperluas pengetahuan dan pemahaman kita tentang topik tertentu.
Informasi-informasi dalam ceramah memperluas wawasan dan menambah ilmu pengetahuan.
Namun, terkadang di dalamnya terselip ajakan atau bujukan. Tiga struktur teks ceramah yaitu
pengenalan isu, rangkaian argumen, dan penegasan kembali. Terdapat delapan kaidah
kebahasaan teks ceramah yaitu :
a. Menggunakan kata/kalimat sapaan.
b. Menggunakan kata ganti orang pertama merujuk pada diri penceramah itu.
c. Menggunakan pernyataan-pernyataan definisi.
d. yang berupa berkenaan enggunakan kata-kata teknis atau yang dengan topik.
e. Menggunakan kata-kata yang menunjukkan hubungan argumentasi (sebab akibat).
f. Menggunakan kata-kata yang menyatakan hubungan temporal ataupun perbandingan/
pertentangan.
g. Menggunakan kata-kata kerja mental (mental verb).
h. Menggunakan kata-kata persuasif atau harapan.
Langkah-langka penyusunan teks ceramah pertama, menentukan topik menyusun
kerangka ceramah. Kedua, menyusun teks ceramah berdasarkan kerangka dengan
menggunakan kalimat yang mudah dipahami, dan terakhir menyunting teks ceramah. Dalam
berceramah, kita harus menguasai materi, lafal, intonasi atau nada, dan sikap atau
penampilan. Hal-hal lainnya yang perlu diperhatikan ketika menanggapi ceramah adalah
menjelaskan latar belakang atau sebab-sebab timbulnya pertanyaan, sampaikan pertanyaan
dengan jelas dan tidak berbelit-belit, dan menggunakan pilihan kata dan nada bicara yang
santun.

Bab IV: Mengapresiasi dan Mengkreasikan Cerpen


Cerita pendek adalah cerita yang menurut wujud fisiknya pendek. Tema cerpen lebih
terfokus, langsung menuju pada masalah tertentu. Tokoh dalam cerpen melibatkan 2-3 orang.
Latarnya juga terbatas, mencakup 1-2 tempat dan waktu beberapa saat saja. Kaidah
kebahasaan yang berlaku dalam cerpen dapat menggunakan bahasa yang tidak formal. Nilai-
nilai kehidupan dalam cerpen dapat didemonstrasikan dengan menganalisis tema dan
amanatnya terlebih dahulu. Penulisan cerpen sebaiknya berdasarkan suatu pengalaman dan
sesuai dengan gaya sang penulis. Hal yang terpenting adalah membuat pengalaman berkesan
penulis itu menjadi menarik sehingga menarik minat para pembaca. Menyunting merupakan
kegiatan untuk menyiapkan naskah atau karangan dengan memperhatikan daya tarik struktur
isi, penyajian, isi tulisan, dan kaidah bahasa yang digunakannya.

Bab V: Menganalisis Buku Nonfiksi


Menganalisis buku nonfiksi adalah catatan dari analisis tentang suatu buku seharusnya
berisi informasi-informasi penting yang ada di dalam buku tersebut . Informasi tersebut
ditulis secara per bab, baik dalam bentuk kata, peristilahan, ataupun frasa-frasa. Setiap bab
diharapkan dapat diwakili oleh satu atau beberapa kata istilah ataupun frasa dan pernyataan
yang dapat mewakili keseluruhan dari isi bab. Catatan tidak perlu begitu terperinci dan
secukupnya saja. Hal terpenting adalah catatan tersebut dapat mewakili pemahaman penulis
secara umum terhadap isi buku itu secara keseluruhan. Ide-ide penting dari suatu buku dapat
kita gambarkan dengan mengikuti alur berpikir penulis sendiri. Suatu catatan dapat berbentuk
peta pikiran (mind mapping). Dengan peta pikiran, ide-ide penting dari suatu buku dapat kita
gambarkan dengan mengikuti alur berpikir kita sendiri Hubungan antara gagasan yang satu
dengan yang lainnya dapat mudah dijelaskan. Salah satu manfaat membaca buku nonfiksi
adalah bertambahnya ilmu pengetahuan kita mengenai suatu hal. Hal ini karena salah satu ciri
dari buku nonfiksi adalah gagasan dan fakta-fakta yang ada di dalamnya yang dapat
mencerdaskan.
Teknik membembaca SQ3R terdiri atas melakukan survei (survey membuat pertan
tentang perkiraan isi bacaan (question) melakukan kegiatan membaca (read), menceritakan
kembali apa yang telah dibaca (recite), dan meninjau ulang hasil kegiatan membaca
sebelumnya (review). Pendapat-pendapat merupakan pandangan yang mungkin saja berbeda
dengan pendapat yang lainnya. Meskipun bersikap pribadi pendapat-pendapat itu sebaiknya
disertai fakta ataupun alasan-alasan yang jelas sehingga orang lain meyakini kebenaran akan
pendapat-pendapat penulis tersebut.

Bab VI: Proposal untuk Kegiatan-Kegiatanku


Teks proposal adalah suatu rancangan atau usulan kepada lembaga untuk melakukan
penelitian atau suatu kegiatan. Setelah itu, menunggu hasil proposal yang diajukan kepada
lembaga tersebut disetujui atau tidak. Proposal yang baik haruslah berkenaan kepada
kepentingan umum dan dapat mengatasi suatu masalah. Struktur proposal ada dua yaitu,
pengenalan masalah yang meliputi latar belakang, masalah atau tujuan, dan ruang lingkup
yamg mendasari kegiatan tersebut. Kedua, prosedur atau langkah-langkah penyelesaian
masalah tersebut meliputi metodologi penelitian, pelaksanaan kegiatan, instrumen yang
diperlukan serta pembiayaan.
Kaidah-kaidah kebahasaan yang terdapat dalam teks proposal adalah banyak
menggunakan kata kerja yang menyatakan langkah-langkah, menggunakan kata
pendefinisian, kata-kata bermakna merinci, menggunakan kata-kata bersifat “keakanan”,
menggunakan kata-kata bermakna lugas (denotatif). Untuk membuat teks proposal harus
memperhatikan struktur lengkapnya, kaidah kebahasaan yang benar, sajiannya mudah
dipahami dan menarik.

Bab VII: Mendalami Karya Ilmiah


Karya ilmiah adalah laporan dari hasil penelitian dengan metode yang sistematis dan
logis. Karya ilmiah mengutamakan aspek rasionalitas dalam pembahasan, objektivitas dan
kelengkapan. Bahasa dalam karya ilmiah adalah bahasa yang baku dan bermakna lugas.
Struktur karya ilmiah secara umum terdiri atas pendahuluan, bagian isi, dan penutup.
Langkah-langkah menulis karya ilmiah pertama, menentukan topik atau masalah. Kedua
menyusun kerangka lalu mengumpulkan data. Terakhir, pengembangan kerangka
berdasarkan teori atau data yang telah diperoleh dengan memperhatikan kaidah-kaidah
kebahasaan sebagaimana yang berlaku dalam karya ilmiah.

Bab VIII: Menganalisis Teks Resensi


Resensi buku adalah teks yang berupa ulasan, tinjauan, atau komentar mendalam
tentang kelebihan dan kelemahan suatu buku, baik yang berupa fiksi maupun nonfiksi. Teks
resensi bisa menggunakan bermacam-macam karya seperti novel, kumpulan cerpen ataupun
buku-buku ilmu pengetahuan, film, lagu, dan lukisan. Kekurangan resensi bisa dari
strukturnya yang tidak lengkap atau isinya yang tidak jelas. Selain itu, kekurangan teks juga
mungkin dijumpai pada pilihan katanya. Di dalamnya tentu pula terdapat sejumlah kelebihan
terkait dengan kejelasan penyampaiannya, penggunaan bahasanya, dan kelebihan pada aspek-
aspek lainnya. Resensi memiliki struktur tertentu, yakni memiliki bagian tentang identitas
buku, orientasi, sinopsis, analisis, dan penilaian. Selain itu, resensi sering disertai
rekomendasi yang berisikan saran-saran kepada pembaca.
Kaidah-kaidah kebahasaan teks resensi menggunakan kata konjungsi penerang,
kenjungsi temporal, konjungsi penyebab, kata-kata teknis, dan pernyataan berupa saran atau
rekomendasi di bagian akhir teks. Untuk mengonstruksi teks resensi dilakukan dengan
mencatat identitas buku (judul, penulis, penerbit, tahun terbit, ketebalan buku, dan jika
diperlukan dengan harga buku. Lalu, meringkas dan menganalisis hal-hal menarik atau
penting dari buku tersebut. Setelah itu, menelaah kelebihan dan kekurangan isi buku tersebut.
Terakhir membuat kesimpulan dan saran untuk para pembaca.

Bab IX: Mari Bermain Drama


Drama merupakan karya fiksi berisi kisah kehidupan dalam dialog dan lakuan tokoh
yang berisi konflik. Susunan bagian-bagian dalam drama disebut dengan alur. Drama terdiri
atas prolog dialog, dan epilog. Dalam dialog terdapat bagian orientasi, komplikasi, dan
resolusi (denouement). Drama sama halnya dengan percakapan sehari-hari, dialog dalam teks
drama sering kali menggunakan kosakata percakapan, seperti oh, ya, aduh sih, dong.
Mungkin di dalamnya banyak ditemukan kata-kata yang tidak baku dan juga tidak lepas dari
kalimat-kalimat seru, suruhan, dan pertanyaan. Teks drama memiliki ciri-ciri kebahasaan
yaitu banyak menggunakan kata yang menyatakan urutan waktu, menggunakan kata kerja
yang menggambarkan suatu peristiwa yang terjadi, dan menggunakan kata kerja yang
menyatakan sesuatu yang dipikirkan atau dirasakan oleh tokoh, menggunakan kata-kata sifat
untuk menggambarkan tokoh, tempat, dan suasana. Pementasan drama berawal dari suatu
naskah (skenario dialog tata laku yang dipentaskan oleh para pemainnya sesuai dengan cerita
yang disusun sebelumnya oleh penulis naskah. Ide tersebut bisa berdasarkan pemikiran sang
penulis ataupun diambil dari cerpen, novel, dan karya-karya lainnya. Mementaskan drama
berarti mengaktualisasikan segala pentas aktivitas yang menonjol dalam memerankan drama
badan dialog antartokoh, monolog, ekspresi mimik, gerak anggota dan perpindahan letak
pemain.
Bab X: Mengapresiasikan Buku – Buku Fiksi
Ulasan buku adalah teks yang berupa ulasan, tinjauan, atau komentar mendalam
tentang kelemahan dan kelebihan buku fiksi maupun nonfiksi. Salah satu unsur intrinsik yang
menarik adalah amanat. Kekurangan dan kelebihan buku dapat dilihat dari struktur teks, isi,
maupun kata yang dipakai dalam buku tersebut.

C. Kelebihan Buku
 Struktur dalam buku ini sudah rapih dan jelas sehingga mudah dimengerti.
 Jenis dan ukuran tulisan yang pas memudah para pembaca untuk membacanya.
 Buku ini menjelaskan topik setiap bab dengan lengkap, disertai dengan contoh-
contoh pada setiap bab, untuk menjelaskan teks maupun contoh dari kaidah
kebahasaan yang digunakan.
 Terdapat bagan-bagan untuk menjelaskan struktur dan hal lain yang dijelaskan dalam
bab buku ini.
 Buku ini menyajikan lebih dari satu contoh untuk perbandingan sehingga lebih
dimengerti.

D. Kekurangan Buku
 Tulisan dalam buku ini cukup padat sehingga kurang nyaman saat dibaca.
 Buku ini memiliki kekurangan yaitu tulisan yang cukup padat. Tetapi, buku ini juga
memiliki kelebihan yaitu, struktur dalam buku ini jelas dan rapih, jenis dan ukuran
tulisannya pun pas. Buku ini juga menyajikan bagan-bagan dan lebih dari satu contoh
sebagai perbandingannya,sehingga mudah untuk dipahami oleh para pembaca.

Anda mungkin juga menyukai