Anda di halaman 1dari 10

PENGKAJIAN KEPERAWATAN KMB

PADA PASIEN HIPERTIROID DI RUANG MAWAR

PUTIH RSUD SIDOARJO

Oleh :

Shelia Feronica Dinda Arianti

(NIM : 2014201011)

PROGRAM PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAJAPAHIT

MOJOKERTO

2023/2024
A. Definisi
Hipertiroid atau hipertiroidisme adalah suatu keadaan atau gambaran klinis akibat
produksi hormon tiroid yang berlebihan oleh kelenjer tiroid yang terlalu aktif. Karena tiroid
memproduksi hormon tiroksin dari iodium, maka iodium radiaktif dalam dosis kecil dapat
digunakan untuk mengobatinya (mengurangi intensitas fungsinya).

Hipertiroidisme adalah suatu kondisi di mana kelenjar tiroid terlalu aktif dan
membuat berlebihan hormon tiroid. Kelenjar tiroi adalah organ yang terletak dibagian depan
leher dan hormon ini yang mengontrol metabolisme, bemapas, denyut jantung sistem saraf,
berat badan, suhu tubuh, dan banyak fungsi lainnya dalam tubuh. Ketika kelenjar tiroid yang
terlalu aktif (hipertiroidisme) proses tubuh mempercepat dan mungkin mengalami
kegelisahan, kecemasan, denyut jantung yang cepat, tremor tangan, keringat berlebihan,
penurunan berat badan, dan masalah tidur, antara gejala lainnya.

B. Etiologi
Penyebab paling umum dari hipertiroid adalah penyakit gangguan autoimun Graves'.
Dalam gangguan ini, tubuh membuat antibodi (protein yang dihasilkan oleh tubuh untuk
melindungi terhadap virus atau bakteri) yang disebut thyroid-stimulating immunoglobulin
(TSI) yang menyebabkan kelenjar tiroid membuat terlalu banyak hormon tiroid. Penyakit
Graves berjalan dalam keluarga dan lebih sering ditemukan pada wanita.

Hyperteroi djuga bisa disebabkan oleh nodular atau multinodular gondok beracun,
yang merupakan benjolan atau nodul pada kelenjar tiroid yang menyebabkan tiroid untuk
memproduksi berlebihan hormon tiroid. Selain itu, radang kelenjar tiroid yang disebut
tiroiditis-akibat virus atau masalah dengan sistem kekebalan tubuh dapat menyebabkan
sementara gejala hipertiroid. Selain itu, beberapa orang yang mengonsumsi terlalu banyak
yodium (baik dari makanan atau suplemen) atau yang mengambil obat yang mengandung
yodium (seperti amiodaron) dapat menyebabkan kelenjar tiroid untuk kelebihan hormon
tiroid.

Beberapa penyakit yang dapat menyebabkan Hiperteroid yakitu:


1. Penyakit graves
2. Toxic nodular goiter
3. Produksi TSH yang abnormal
4. Tiroiditis
5. Konsumsi yoidum berlebih
6. Minum ibat hormone tyroid berlebihan

C. Patofisiologi
Penyebab hipertiroidisme biasanya adalah penyakit graves, goiter toksika. Pada
kebanyakan penderita hipertiroidisme, kelenjar tiroid membesar dua sampai tiga kali dari ukuran
normalnya, disertai dengan banyak hiperplasia dan lipatan-lipatan sel-sel folikel ke dalam folikel,
sehingga jumlah sel-sel ini lebih meningkat beberapa kali dibandingkan dengan pembesaran
kelenjar. Juga, setiap sel meningkatkan kecepatan sekresinya beberapa kali lipat dengan
kecepatan 5-15 kali lebih besar daripada normal.

Pada hipertiroidisme, kosentrasi TSH(Thyroid Stimulating Immunoglobulin) plasma


menurun, karena ada sesuatu yang «menyerupai» TSH. Bahan bahan tersebut merangsang
aktivasi eAMP dalam sel. dengan hasil akhirnya adalah hipertiroidisme. Bahan ini mempunyai
efek perangsangan yang panjang pada kelenjar tiroid, yakni selama 12 jam, berbeda dengan efek
TSH yang hanya berlangsung satu jam.

Pada hipertiroidisme, kelenjar tiroid «dipaksa» mensekresikan hormon hingga diluar


batas, sehingga untuk memenuhi pesanan tersebut, sel-sel sekretori kelenjar tiroid membesar.
Bahkan akibat proses metabolisme yang menyimpang ini, terkadang penderita hipertiroidisme
mengalami kesulitan tidur. Nadi yang takikardi atau diatas normal juga merupakan salah satu efek
hormon tiroid pada sistem kardiovaskuler.
D. Pathway

Penyakit graves (antibody reseptor


toroiditis Nodul tiroid toksik
THS merangsang aktivitas tiroid)

Sekresi hormon tiroid


yang berlebih

Hipertiroidme

Hipemetabolisme
Aktivitas simpatik Gerakan kelopak mata
menaik
berlebihan relatif lambat terhadap
bola mata

Penurunan Ketidak keseimbangan Infiltrasi limfosit sel


berat badan energi dg kebutuhan tubuh mast ke jar orbit dan
Kurang
otot mata
informasi

Perubahan konduksi
listrik jantung

Kurang Perubahan Beban kerja jantung Eksoftalmus


Kelelahan
pengetahuan nutrisi kurang menaik
dari kebutuhan
tubuh
Aritmia, takikardia Resiko kerusakan
intergritas jaringan

Resiko penurunan
curah jantung
E. Manifestasi klinik
1. Peningkatan frekuensi denyut jantung.
2. Peningkatan tonus otot, tremor, iritabilitas, peningkatan kepekaan terhadap
Katekolamin.
3. Peningkatan laju metabolisme basal, peningkatan pembentukan panas, intoleran
terhadap panas, keringat berlebihan.
4. Penurunan berat, peningkatan rasa lapar (nafsu makan baik
5. Peningkatan frekuensi buang air besar
6. Gondok (biasanya), yaitu peningkatan ukuran kelenjar tiroid
7. Gangguan reproduksi
8. Tidak taahan panas
9. Cepat lelah
10. Pembesaran kelenjar tiroid
11. Mata melotot (exoptalmus). Hal ini terjadi sebagai akibat penimbunan zat
dalam orbit mata.

F. Pemeriksaan Diagnosa
Diagnosa bergantung kepada beberapa hormon berikut ini:
1. Pemeriksaan darah yang mengukur kadar HT (T3 dan T4), TSH, dan TRH akan
memastikan diagnosis keadaan dan lokalisasi masalah di tingkat susunan saraf pusat
atau kelenjar tiroid.
2. TSH (Tiroid Stimulating Hormone)
3. Bebas T4 (tiroksin)
4. Bebas T3 (triiodotironin)
5. Diagnosa juga boleh dibuat menggunakan ultrasound untuk memastikan pembesaran
kelenjar tiroid.
6. Hipertiroidisme dapat disertai penurunan kadar lemak serum
7. Penurunan kepekaan terhadap insulin, yang dapat menyebabkan hiperglikemia.

G. Penatalaksanaan
Tujuan pengobatan hipertiroidisme adalah membatasi produksi hormon tiroid yang
berlebihan dengan cara menekan produksi (obat antitiroid) atau merusak jaringan tiroid (yodium
radioaktif, tiroidektomi subtotal), obat antitiroid digunakan dengan indikasi:
1. Terapi untuk memperpanjang remisi atau mendapatkan remisi yang menetap, pada pasien
muda dengan struma ringan sampai sedang dan tirotoksikusis
2. Obat untuk mengontrol tirotoksikosis pada fase seblum pengobatan, atau sesudah
pengobatan pada pasien yg mendapt yodium radioaktif
3. Persiapan tiroidektomi
4. Pengobatan pasien hamil dan orang lanjut usia
5. Pasien dengan krises tiroid
H. Konsep asuhan keperawatan
1. Data Umum
Tayakan kepada pasien tentang identitas dirinya, dari mulai nama, tanggal lahir, tempat
tinggal, pekerjaan dan agama
2. Keluhan Utama
Alasan klien untuk meminta pertolongan kesehatan biasnya berhubunga dengan peningkatan
tekanan intracranial dan adanya gangguan fokal, seperti nyeri kepala hebat, munta, kejang
dan penurunan kesadaran
3. Riwayat penyakit sekarang
Kaji adanya keluhan nyeri kepala, muntah, kejang dan penurunan kesadaran dengan
pendekatan PQRST adanya penurunan atau perubahan pada tingkat kesadaran.
4. Riwayat Penyakit dahulu
Kaji pasien apakah pasien memiliki riwayat penyakit dahulu seperti sering terjadinya pusing
sewaktu-waktu

5. Riwayat Penyakit Keluarga


Kaji adanya hubungan keluhan pada generasi terdahulu
6. Pengkajian psikososial
Pengkajian psikososial klien meliputi beberapa dimensi yang memungkinkan perawat untuk
memperoleh persepsi yang jelas mengenai status emosi, kognitif dan perilaku pasien.
Pengkajian mekanisme koping yang digunakan pasien juga penting untuk menilai respon
emosi pasien.
7. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik di lakukan untuk mengukur keadaan pasien saat di rawat di rumah
sakit dan juga untuk memantau perkembangan nya. Pemeriksaan di lakukan menggunakan
hean to toe dari ujung kepala hingga ke kaki apakah terjadi perubahan yang menonjol.
8. Pemeriksaan penunjang
diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan klinik yang menjelaskan tentang
respons individu, keluarga, atau masyarakat terhadap masalah kesehatan/proses kehidupan
baik aktual atau potensial. Diagnosis keperawatan merupakan dasar pemilihan intervensi
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perawat yang bertanggung jawab.
Adapun diagnosa keperawatan yang sering muncul pada klien dengan hipertiroid adalah
sebagai berikut
a.Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan hipertiroid tidak
terkontrol, keadaan hipermetabolisme, peningkatan beban kerja jantung.
b. Kelelahan berhubungan dengan hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan energi.
C. Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
peningkatan metabolisme (peningkatan nafsu makan/pemasukan dengan penurunan berat
badan).
d. Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan perubahan
mekanisme perlindungan dari mata: kerusakan penutupan kelopak mata/eksoftalmus.
e. Ansietas berhubungan dengan faktor fisiologis: status hipermetabolik.
f. Kurang pengetahuan mengenai kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan
dengan tidak mengenal sumber informasi.
9. Perencanaan
perencanaan keperawatan merukan suatu proses penyususnan bebrabagia intervensi
keperawatan yang dibutuhkan untuk mencegah, menurunkan atau mengurangi masalah-
masalah klien. Adapun proses perencanaan keperawatan pada klien dengan hipertiroid
adalah:

NO DX Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi keperawatan

1 Risiko tinggi Klien akan 1) Pantau tekanan darah pada posisi


baring, duduk dan berdiri jika
terhadap penurunan mempertahankan curah
memungkinkan.
curah jantung jantung yang adekuat sesuai 2) Perhatikan besarnya tekanan nadi
3) Periksa kemungkinan adanya
berhubungan dengan kebutuhan tubuh.
nyeri dada atau angina yang
dengan hipertiroid Kriteria hasil: dikeluhkan pasien.
4) Auskultasi suara nafas, perhatikan
tidak terkontrol, 1) Nadi perifer dapat teraba
adanya suara yang tidak normal
normal
keadaan (seperti krekels)
2) Vital sign dalam batas
5) Observasi tanda dan gejala haus
hipermetabolisme, normal.
3) Pengisian kapiler normal yang hebat,mukosa membran kering,
peningkatan beban
4) Status mental baik
nadi lemah, penurunan produksi
kerja jantung. 5) Tidak ada disritmia
urine dan hipotensi.

2 Kelelahan Kelelahan tidak terjadi 1) Pantau tanda-tanda vital dan catat


Kriteria hasil menetapkan nadi baik saat istirahat maupun saat
berhubungan
secara verbal tentang tingkat melakukan aktivitas.
dengan energi peka rangsang dari 2) Catat berkembangnya takipnea,
saraf sehubungan dengan dipsnea, pucat saat sianosis
hipermetabolik
gangguan kimia tubuh. 3) Berikan/ciptakan lingkungan
dengan peningkatan yang terang
4) Sarankan pasien pasien untuk
kebutuhan energi.
mengurangi aktivitas dan
meningkatkan aktivitas dan
meningkatkan istirahat ditempat
tidur sebanyak-banyaknya jika
memungkinkan
5) Berikan tindakan yang membuat
pasien nyaman seperti sentuhan/
massase, bedak sejuk.
6) Berikan obat sesuai indikasi:
sedatif
(fenobarbital/luminal),transquilizer
misal klordiazepoxsida (librium).

3 Risiko tinggi Tujuan: Penurunan nutrisi 1) Auskultasi bising usus


2) Catat dan laporkanadnya
terhadap perubahan tidak terjadi.
anoreksia kelemahan umum nyeri
nutrisi kurang dari Kriteria hasil Menunjukan abdomen mual muntah.
3) Pantau masukan makanan setiap
kebutuhan berat badan yang stabil,
hari. Timbang berat badan setiap
berhubungan disertai nilai laboratorium hari serta laporkan adanya
penurunan berat badan
dengan peningkatan normal dan terbebas dari
4) Konsultasikan dengan ahli gizi
metabolisme tanda-tanda malutrisi. untuk memberikan diit tinggi kalori,
tinggi protein, karbohidrat dan
(peningkatan nafsu
vitamin
makan/pemasukan 5) Berikan obat sesuai indikasi:
glukosa, vitamin B kompleks.
dengan penurunan
berat badan).

4 Risiko tinggi Tujuan: kerusakan integritas 1) Observasi edema periorbital,


jaringa tidak terjadi
terhadap kerusakan gangguan penutupan kelopak mata,
Kriteria hasil
integritas jaringan gangguan penutupan kelopak mata,
mempertahankan
berhubungan lapang pandang penglihatan sempit,
kelembaban membran
dengan perubahan air mata yang berlebihan.
mukosa terbebas dari ulkus
mekanisme 2) Catatadanya fotophobia, rasa
dan mampu
adanya benda di luar mata dan nyeri
perlindungan dari
mengidentufikasi pada mata
mata: kerusakan 3) Evalusi ketajaman mata, laporkan
penutupan kelopak
adanya pandangan mata kabur atau
mata/eksoftalmus.
pandangan ganda (diplopia).
4) Bagian kepala tempat tidur di
tinggikan dan batasi pemasukan
garam jika ada indikasi
5) Instruksikan agar pasien melatih
otot mata ekstraokuler jika
memungkinkan.
6) Kolabrasi berikan obat sesuai
indikasi: obat tetes mata
metilselulosa, ACTH, prednison,
obat anti tiroid, diuretik.
7) Siapkan pembedahan sesuai
indikasi

5 Kurang Tujuan: Klienakan 1) Tinjau ulang proses penyakit dan


harapan masa depanberdasarkan
pengetahuan melaporkan pemahaman
informasi
mengenai kondisi, tentang penyakitnya dengan 2) Berikan informasi yang tepat
3) Identifikasi sumber stress
prognosis dan kriteria: Mengungkapkan
4)Tekankan pentingnya perencanaan
kebutuhan pemahaman tentang waktu istirahat
5) Berikan informasi tanda dan
pengobatan penyakitnya
gejala dari hipotiroid.
berhubungan
dengan tidak
mengenal sumber
informasi.

10. Implementasi
Implementasi adalah tahap keempat dari proses keperawatan. Implementasi terdiri
atas melakukan dan mendokumentasikan yang merupakan tindakan keperawatan khusus
yang digunakan untuk melaksanakan intervensi. Implementasi keperawatan membutuhkan
fleksibilitas dan kreativitas dimana aplikasi yang akan dilakukan pada klien akan berbeda,
disesuaikan dengan kondisi klien saat itu dan kebutuhan yang paling dirasakan oleh klien.

11. Evaluasi
Evaluasi yang bertujuan untuk mencapai tujuan sudah disesuaikan dengan kriteria
hasil selama tahap perencanaan dapat dilihat melalui kemampuan klien untuk mencapai
tujuan tersebut.
Selain digunakan untuk mengevaluasi tindakan keperawatan yang sudah dilakukan, evaluasi
juga di gunakan untuk memeriksa sumua proses keperawatan.
I. Daftar pustaka
Sari Ersantika Erent, setyawan Henry. (2015)BEBERAPA FAKTOR RISIKO KEJADIAN
HIPERTIROID PADA WANITA USIA SUBUR DI KABUPATEN MAGELANG. Vol3.Nomer 3.
jurnal kesehatan masyarakat. Shahab Alwa.(2012).HIPERTIROID DALAM KEHAMILAN.
Fakulitas kedokteran universitas sriwijaya. Google scholar. Yunitawati Diah, (2014).
KONSELING PSIKOLOGI Dan KECEMASAN PADA PENDERITA HIPERTIROID DI KLINIH
LITBANG GAKI MAGELANG. Vol 6. no 1. Pratama Aga. (2013). Hubungan Kadar FT4 dan
TSH Serum dengan Profil Lipid Darah pada Pasien Hipertiroid yang Dirawat Inap di RSUP
Dr.M. Djamil Padang. Jurnal Kesehatan Andalas.Akelba Damai Shalsa.Cristagalli Grandis.
(2023). Diabetes Melitus Tipe 2 dengan Hipertiroid dan Hipertensi: Case
Report. Journal.unram.ac.id. Paramita Fajrinandetya. Widyawati Yuni Ika. (2020).RISIKO
OBESITAS EFEK PENGOBATAN HIPERTIROID PADA PASIEN HIPERTIROID. Vol 6 nomer 1.
Journal of Telenursing

Anda mungkin juga menyukai