Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

DEFISIT PERAWATAN DIRI

Di Susun Oleh :

Lasmita ismiana

0432950118054

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANI SALEH
JL.R.A KARTINI NO.66 BEKASI TIMUR KOTA BEKASI
I. Kasus : Defisit Perawatan Diri
II. Proses terjadinya masalah :
A. Pengertian
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan
sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan
dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri (Depkes 2000).
Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas
perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting).Personal hygiene adalah suatu
tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk
kesejahteraan fisik dan psikis, kurang perawatan diri adalah kondisi dimana
seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya

B. Etiologi
Menurut Tarwoto dan Wartonah, (2000) Penyebab kurang perawatan diri adalah
sebagai berikut:
1. Faktor prediposisi
a. Perkembangan Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga
perkembangan inisiatif terganggu.
b. BiologisPenyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan
perawatan diri.
c. Kemampuan realitas turunKlien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan
realitas yang kurang menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk
perawatan diri.
d. Sosial Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya.
Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri.
2. Faktor presipitasi
Yang merupakan faktor presiptasi deficit perawatan diri adalah kurang penurunan
motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah/lemah yang dialami
individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan diri.
Menurut Depkes (2000: 59) Faktor – faktor yang mempengaruhi personal hygiene
adalah:
1. Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya
dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli dengan kebersihan
dirinya.

2. Praktik Sosial
Pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan
terjadi perubahan pola personal hygiene.
3. Status Sosial Ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi,
shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.
4. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat
meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita diabetes mellitus ia harus
menjaga kebersihan kakinya.
5. BudayaDi sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh dimandikan.
6. Kebiasaan seseorangAda kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu
dalam perawatan diri seperti penggunaan sabun, sampo dan lain – lain.
7. Kondisi fisik atau psikisPada keadaan tertentu/sakit kemampuan untuk merawat
diri berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya.

Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene :


1. Dampak fisikBanyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena
tidak terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik, gangguan fisik yang
sering terjadi adalah: Gangguan integritas kulit, gangguan membran mukosa
mulut, infeksi pada mata dan telinga dan gangguan fisik pada kuku.
2. Dampak psikososialMasalah sosial yang berhubungan dengan personal
hygiene adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan
mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi
sosial.

B. Jenis-Jenis Perawatan Diri


1. Kurang perawatan diri: Mandi/kebersihanKurang perawatan diri (mandi)
adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktivitas mandi/kebersihan
diri.
2. Kurang perawatan diri: Mengenakan pakaian/berhias.Kurang perawatan diri
(mengenakan pakaian) adalah gangguan kemampuan memakai pakaian dan
aktivitas berdandan sendiri.
3. Kurang perawatan diri: Makan Kurang perawatan diri (makan) adalah
gangguan kemampuan untuk menunjukkan aktivitas makan
4. Kurang perawatan diri: ToiletingKurang perawatan diri (toileting) adalah
gangguan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas
toileting sendiri

C. Tanda dan Gejala


Menurut Depkes (2000: 20) Tanda dan gejala klien dengan defisit perawatan diri
adalah:
a) Fisik· Badan bau, pakaian kotor:
· Rambut dan kulit kotor.
· Kuku panjang dan kotor
· Gigi kotor disertai mulut bau
· penampilan tidak rapi
b) Psikologis :
· Malas, tidak ada inisiatif.
· Menarik diri, isolasi diri.
· Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.
c) Sosial· Interaksi kurang :
· Kegiatan kurang
· Tidak mampu berperilaku sesuai norma.
· Cara makan tidak teratur BAK dan BAB di sembarang tempat, gosok
gigi dan mandi tidak mampu mandiri

D. Mekanisme Koping
a) Regresi
b) Penyangkalan
c) Isolasi diri, menarik diri
d) Intelektualisasi

E. Rentang Respon Kogniti


Asuhan yang dapat dilakukan keluarga bagi klien yang tidak dapat merawat diri
adalah
1. Meningkatkan kesadaran dan kepercayaan diri
a) Bina hubungan saling percaya.
b) Bicarakan tentang pentingnya kebersihan.
c) Kuatkan kemampuan klien merawat diri.
2. Membimbing dan menolong klien merawat diri.
a) Bantu klien merawat diri
b) Ajarkan ketrampilan secara bertahap
c) Buatkan jadwal kegiatan setiap hari
3. Ciptakan lingkungan yang mendukung
a) Sediakan perlengkapan yang diperlukan untuk mandi.
b) Dekatkan peralatan mandi biar mudah dijangkau oleh klien.
c) Sediakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi klien misalnya, kamar
mandi yang dekat dan tertutup
III. Data yang perlu dikaji :

Data yang biasa ditemukan dalam Defisit Perawatan Diri : Kebersihan Diri adalah :
a) Data Subjektif :
Pasien merasa lemah,malas untuk beraktivitas,dan merasa tidak berdaya
b) Data Objektif :
Rambut kotor acak-acakan,badan dan pakaian kotor serta bau, mulut dan gigi
bau,kulit kusam dan kotor,kuku panjang dan tidak terawat.

IV. Pohon Masalah dan prioritas diagnosa keperawatan :

Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri

Isolasi sosial

Defisit perawatan diri : mandi, toileting, makan, berhias

V. Rencana Tindakan Keperawatan :

Tujuan Kriteria hasil Intervensi


Tujuan Umum: Klien dapat Dalam berinteraksi klien a. Berikan salam setiap
meningkatkan minat dan menunjukan tanda-tanda berinteraksi.
motivasinya untuk percaya pada perawat: b. Perkenalkan nama,
memperhatikan kebersihan a. Wajah cerah, nama panggilan perawat
diri. tersenyum dan tujuan perawat
Tujuan Khusus. b. Mau berkenalan berkenalan.
TUK I: Klien dapat membina c. Ada kontak mata d. c. Tanyakan nama dan
hubungan saling percaya Menerima kehadiran panggilan kesukaan klien.
dengan perawat. perawat d. Tunjukan sikap jujur dan
e. Bersedia menceritakan menepati janji setiap kali
perasaannya berinteraksi.
e. Tanyakan perasaan dan
masalah yang dihadapi
klien.
f. Buat kontrak interaksi
yang jelas.
g. Dengarkan ungkapan
perasaan klien dengan
empati.
h. Penuhi kebutuhandasar
klien.
TUK II: klien dapat Klien dapat menyebutkan a. Bina hubungan saling
mengenal tentang kebersihan diri pada percaya dengan
pentingnya kebersihan diri. waktu 2 kali pertemuan, menggunakan prinsip
Tindakan mampu menyebutkan komunikasi terapeutik.
keperawatanTindakan kembali kebersihan untuk b. Diskusikan bersama
keperawatan untuk pasien kesehatan seperti klien pentingnya
kurang perawatan diri juga mencegah penyakit dan kebersihan diri dengan
ditujukan untuk keluarga klien dapat meningkatkan cara menjelaskan
sehingga keluarga mampu cara merawat diri. pengertian tentang arti
mengarahkan pasien dalam bersih dan tanda- tanda
melakukan perawatan diri. bersih.
1. Tindakan keperawatan c. Dorong klien untuk
untuk pasien. menyebutkan 3 dari 5
Tujuan: tanda kebersihan diri.
1) Pasien mampu d. Diskusikan fungsi
melakukan kebersihan diri kebersihan diri dengan
secara mandiri menggali pengetahuan
2) Pasien mampu klien terhadap hal yang
melakukan berhubungan dengan
berhias/berdandan secara kebersihan diri.
baik

3) Pasien mampu e. Bantu klien


melakukan makan dengan mengungkapkan arti
baik kebersihan diri dan tujuan
4) Pasien mampu memelihara kebersihan
melakukan BAB/BAK secara diri.
mandiri f. Beri reinforcement
positif setelah klien
2. Tindakan keperawatan mampu mengungkapkan
Melatih pasien cara-cara arti kebersihan diri.
perawatan kebersihan diri g. Ingatkan klien untuk
Untuk melatih pasien dalam memelihara kebersihan diri
menjaga kebersihan diri seperti: mandi 2 kali pagi
Saudara dapat melakukan dan sore, sikat gigi minimal
tanapan tindakan yang 2 kali sehari (sesudah
meliputi: makan dan sebelum tidur),
1) Menjelasan pentingnya keramas dan menyisir
menjaga kebersihan diri. rambut, gunting kuku jika
2) Menjelaskan alat-alat panjang.
untuk menjaga kebersihan
diri
3) Menjelaskan cara-cara
melakukan kebersihan diri
4) Melatih pasien
mempraktekkan cara
menjaga kebersihan diri
TUK III: Klien dapat Klien berusaha untuk a. Motivasi klien untuk
melakukan kebersihan diri memelihara kebersihan mandi.
dengan bantuan perawat diri seperti mandi pakai b. Beri kesempatan untuk
sabun dan disiram pakai mandi, beri kesempatan
air sampai bersih, klien untuk
mengganti pakaian bersih mendemonstrasikan cara
sehari-hari, dan memelihara kebersihan diri
merapikan penampilan. yang benar.
c. Anjurkan klien untuk
mengganti baju setiap hari.
d. Kaji keinginan klien
untuk memotong kuku dan
merapikan rambut.
e. Kolaborasi dengan
perawat ruangan untuk
pengelolaan fasilitas
perawatan kebersihan diri,
seperti mandi dan
kebersihan kamar mandi.

f. Bekerjasama dengan
keluarga untuk
mengadakan fasilitas
kebersihan diri seperti
odol, sikat gigi, shampoo,
pakaian ganti, handuk dan
sandal.
TUK IV: Klien dapat Setelah satu minggu klien Monitor klien dalam
melakukan kebersihan dapat melakukan melakukan kebersihan diri
perawatan diri secara perawatan kebersihan secara teratur, ingatkan
mandiri diri secara rutin dan untuk mencuci rambut,
teratur tanpa anjuran, menyisir, gosok gigi, ganti
seperti mandi pagi dan baju dan pakai sandal.
sore, ganti baju setiap
hari, penampilan bersih
dan rapi.
TUK V : Klien dapat Klien selalu tampak Beri reinforcement positif
mempertahankan bersih dan rapi jika berhasil melakukan
kebersihan diri secara kebersihan diri.
mandiri
TUK VI: Klien dapat Keluarga selalu a. Jelaskan pada keluarga
dukungan keluarga dalam mengingatkan hal-hal tentang penyebab kurang
meningkatkan kebersihan yang berhubungan minatnya klien menjaga
diri. dengan kebersihan diri, kebersihan diri.
keluarga menyiapkan b. Diskusikan bersama
sarana untuk membantu keluarga tentang
klien dalam menjaga tindakanyang telah
kebersihan diri, dan dilakukan klien selama di
keluarga membantu dan RS dalam menjaga
membimbing klien dalam kebersihan dan kemajuan
menjaga kebersihan diri. yang telah dialami di RS.
c. Anjurkan keluarga untuk
memutuskan memberi
stimulasi terhadap
kemajuan yang telah
dialami di RS.
d. Jelaskan pada keluarga
tentang manfaat sarana
yang lengkap dalam
menjaga kebersihan diri
klien.
e. Anjurkan keluarga untuk
menyiapkan sarana dalam
menjaga kebersihan diri.

f. Diskusikan bersama
keluarga cara membantu
klien dalam menjaga
kebersihan diri.
g. Diskusikan dengan
keluarga mengenai hal
yang dilakukan misalnya:
mengingatkan pada waktu
mandi, sikat gigi, mandi,
keramas, dan lain-lain.

VI. Referensi :
Lilik Ma’rifatul,AzizahImam Zainuri, Amar Akbar. (2016). Buku Ajar
Keperawatan Kesehatan Jiwa : Yogyakarta.
http://rsjiwajambi.com/wpcontent/uploads/2019/09/Buku_Ajar_Keperawatan_Kese
hatan_Jiwa_Teori-dan-Aplikasi-Praktik-Klinik-1.pdf

Anda mungkin juga menyukai