Disusun oleh :
Nim : 0432950118054
Prodi D3 Keperawatan
Tahun 2020/2021
Jl. R.a. Kartini no.66, Margahayu, Bekasi Timur, Margahayu Kota Bekasi, Jawa barat
I. Kasus
Tn. A berusia 25 tahun di rawat di Rsj duren sawit Ruang mawar dengan diagnosa
gangguang halusinasi pendengaran.
DO : - klien tampak seperti sedang berbicara atau menjawab pertanyaan.
- Klien tampak seperti sedang mendengarkan sesuatu
- Merilik mata seperti mencari orag yang berbicara
A. Masalah utama
2. Fase ke dua
Disebut dengan fase condemming yaitu halusinasi menjadi
menjijikan.Termasuk dalam psikotik ringan.
3. Fase ke tiga
Adalah fase controlling yaitu pengalaman sensori menjadi
kuasa.Termasuk dalam gangguan psikotik.
Karakteristik difase ini bisikan, suara, isi halusinasi semakin
menonjol, menguasai dan mengontrol klien. Klien menjadi terbiasa
dan tidak berdaya terhadap halusinasinya .
Perilaku klien difase ini kemampuan dikendalikan
halusinasinya,rentang perhatian lainya beberapa menit dan detik.
Tanda-tanda fisik berup klien berkeringat, tremor, dan tidak mampu
memantau perintah.
4. Fase ke empat
Adalah fase conquering atau panik yaitu klien kabur dengan
halusinasinya. Termasuk dalam psikotik berat.
Karakteristik difase ini halusinasi berubah menjadi
mengancam,memerintah dan memarahi klien. Klien menjadi takut,
tidak berdaya, hilang control, dan tidak dapat berhubungan secara
nyata dengan orang lain dilingkungan.Perilaku klien difase ini
adalah perilaku teror akibat panik, potensi bunuh diri, perilaku
kekerasan, agitasi, menarik diri, atau katatonik, tidak
Pohon Masalah
Isolasi sosial..............................................Causa
Diagnosa Keperawatan :
1. Gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran.(dx utama)
2. Risiko perilaku kekerasan : mecederai diri sendiri (dx Penyerta)
Intervensi
Bina hubungan saling percaya dengan menerapkan. Komunikasi
terapeutik.
Bantu klien mengungkapkan perasaan.
Bantu klien untuk mengungkapkan tanda perilaku kekerasan.
Diskusikan dengan klien keuntungan dan kerugian perilaku
kekerasan.
Diskusikan bersama klien cara mengontrol perilaku kekerasan.
Anjurkan klien mempraktekan latian.
VI. REFERENSI
Keliat, Budi Anna dll. (1998). Proses Keperawatan Kesehatan jiwa
Stuart dan Sundeen (1995). Buku Saku Keperawatan Jiwa.Edisi 3. EGC:
Jakarta
Iyus Yosep (2007) Keperawatan Jiwa Edisi 4
Sunaryo. Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta : EGC.2004.
Modul Keperawatan jiwa komprehensif : kemenkes ri