Disusun Oleh :
Iin Anjarsari
202003050
1.1.2 Anatomi
1. Jantung
Berukuran sekitar satu kepalan tangan dan terletak didalam dada,
batas kanannya terdapat pada sternum kanan dan apeksnya pada ruang
intercostalis kelima kiri pada linea midclavicular. Hubungan jantung
adalah:
a. Atas : pembuluh darah besar
b. Bawah : diafragma
c. Setiap sisi : paru
d. Belakang : aorta desendens, oesophagus, columna vertebralis
2. Arteri
Adalah tabung yang dilalui darah yang dialirkan pada jaringan
dan organ. Arteri terdiri dari lapisan dalam: lapisan yang licin, lapisan
tengah jaringan elastin/otot: aorta dan cabang-cabangnya besar memiliki
laposan tengah yang terdiri dari jaringan elastin (untuk menghantarkan
darah untuk organ), arteri yang lebih kecil memiliki lapisan tengah otot
(mengatur jumlah darah yang disampaikan pada suatu organ).
Arteri merupakan struktur berdinding tebal yang mengangkut
darah dari jantung ke jaringan. Aorta diameternya sekitar 25mm(1 inci)
memiliki banyak sekali cabang yang pada gilirannya tebagi lagi menjadi
pembuluh yang lebih kecil yaitu arteri dan arteriol, yang berukuran 4mm
(0,16 inci) saat mereka mencapai jaringan. Arteriol mempunyai diameter
yang lebih kecil kira-kira 30 µm. Fungsi arteri menditribusikan darah
teroksigenasi dari sisi kiri jantung ke jaringan. Arteri ini mempunyai
dinding yang kuat dan tebal tetapi sifatnya elastic yang terdiri dari 3
lapisan yaitu :
a. Tunika intima. Lapisan yang paling dalam sekali berhubungan
dengan darah dan terdiri dari jaringan endotel.
b. Tunika Media. Lapisan tengah yang terdiri dari jaringan otot
yang sifatnya elastic dan termasuk otot polos
c. Tunika Eksterna/adventisia. Lapisan yang paling luar sekali terdiri
dari jaringan ikat gembur yang berguna menguatkan dinding arteri
(Syaifuddin, 2006)
3. Arteriol
Adalah pembuluh darah dengan dinding otot polos yang relatif
tebal. Otot dinding arteriol dapat berkontraksi. Kontraksi menyebabkan
kontriksi diameter pembuluh darah. Bila kontriksi bersifat lokal, suplai
darah pada jaringan/organ berkurang. Bila terdapat kontriksi umum,
tekanan darah akan meningkat.
4. Pembuluh darah utama dan kapiler
Pembuluh darah utama adalah pembuluh berdinding tipis yang
berjalan langsung dari arteriol ke venul. Kapiler adalah jaringan
pembuluh darah kecil yang membuka pembuluh darah utama.
Kapiler merupakan pembuluh darah yang sangat halus.
Dindingnya terdiri dari suatu lapisan endotel. Diameternya kira-kira
0,008 mm. Fungsinya mengambil hasil-hasil dari kelenjar, menyaring
darah yang terdapat di ginjal, menyerap zat makanan yang terdapat di
usus, alat penghubung antara pembuluh darah arteri dan vena.
5. Sinusoid
Terdapat limpa, hepar, sumsum tulang dan kelenjar endokrin.
Sinusoid tiga sampai empat kali lebih besar dari pada kapiler dan
sebagian dilapisi dengan sel sistem retikulo-endotelial. Pada tempat
adanya sinusoid, darah mengalami kontak langsung dengan sel-sel dan
pertukaran tidak terjadi melalui ruang jaringan. Saluran Limfe
mengumpulkan, menyaring dan menyalurkan kembali cairan limfe ke
dalam darah yang ke luar melalui dinding kapiler halus untuk
membersihkan jaringan. Pembuluh limfe sebagai jaringan halus yang
terdapat di dalam berbagai organ, terutama dalam vili usus.
6. Vena dan venul
Venul adalah vena kecil yang dibentuk gabungan kapiler. Vena
dibentuk oleh gabungan venul. Vena memiliki tiga dinding yang tidak
berbatasan secara sempurna satu sama lain. (Gibson, John. Edisi 2 tahun
2002, hal 110)
Vena merupakan pembuluh darah yang membawa darah dari
bagian atau alat-alat tubuh masuk ke dalam jantung. Vena yang
ukurannya besar seperti vena kava dan vena pulmonalis. Vena ini juga
mempunyai cabang yang lebih kecil disebut venolus yang selanjutnya
menjadi kapiler. Fungsi vena membawa darah kotor kecuali vena
pulmonalis, mempunyai dinding tipis, mempunyai katup-katup
sepanjang jalan yang mengarah ke jantung.
1.1.3 Etiologi
Berdasarkan penyebabnya hipertensi terbagi menjadi dua golongan
menurut (Aspiani, 2014) :
1.1.4 Patofisiologi
Tekanan arteri sistemik adalah hasil dari perkalian cardiac output
(curah jantung) dengan total tahanan prifer. Cardiac output (curah jantung)
diperoleh dari perkalian antara stroke volume dengan heart rate (denyut
jantug). Pengaturan tahanan perifer dipertahankan oleh sistem saraf otonom
dan sirkulasi hormon. Empat sistem kontrol yang berperan dalam
mempertahankan tekanan darah antara lain sistem baroreseptor arteri,
pengaturan volume cairan tubuh, sistem renin angiotensin dan autoregulasi
vaskular (Udjianti, 2010).
Hipertensi
darah
Perubahan struktur
Vasokontriksi
Gangguan sirkulasi
Gangguan
keseimbang
an cairan
1.1.5 Tanda dan Gejala Hipertensi
Tanda dan gejala utama hipertensi adalah (Aspiani, 2014)
menyebutkan gejala umum yang ditimbulkan akibat hipertensi atau tekanan
darah tinggi tidak sama pada setiap orang, bahkan terkadang timbul tanpa
tanda gejala. Secara umum gejala yang dikeluhkan oleh penderita hipertensi
sebagai berikut:
1. Sakit kepala
2. Rasa pegal dan tidak nyaman pada tengkuk
3. Perasaan berputar seperti tujuh keliling serasa ingin jatuh
4. Berdebar atau detak jantung terasa cepat
5. Telinga berdenging yang memerlukan penanganan segera
1.1.8 Komplikasi
Tekanan darah tinggi bila tidak segera diobati atau ditanggulangi,
dalam jangka panjang akan menyebabkan kerusakan ateri didalam tubuh
sampai organ yang mendapat suplai darah dari arteri tersebut.
Komplikasi yang dapat terjadi pada penderita hipertensi yaitu :
(Aspiani, 2014)
1.1.10 Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan nonfarmakologis dengan modifikasi gaya hidup sangat
penting dalam mencegah tekanan darah tinggi dan merupakan bagian
yang tidak dapat dipisahkan mengobati tekanan darah tinggi , berbagai
macam cara memodifikasi gaya hidup untuk menurunkan tekanan darah
yaitu : (Aspiani, 2014)
2. Pengaturan diet
a. Rendah garam, diet rendah garam dapat menurunkan tekanan darah
pada klien hipertensi. Dengan pengurangan konsumsi garam dapat
mengurangi stimulasi sistem renin- angiostensin sehingga sangata
berpotensi sebagai anti hipertensi. Jumlah asupan natrium yang
dianjurkan 50-100 mmol atau setara dengan 3-6 gram garam per hari.
b. Diet tinggi kalium, dapat menurunkan tekanan darah tetapi
mekanismenya belum jelas. Pemberian kalium secara intravena dapat
menyebabkan vasodilatasi, yang dipercaya dimediasi oleh oksidanitat
pada dinding vaskular.
c. Diet kaya buah sayur.
d. Diet rendah kolesterol sebagai pencegah terjadinya jantung koroner.
3. Penurunan berat badan
Mengatasi obesitas, pada sebagian orang dengan cara menurunkan berat
badan mengurangi tekanan darah, kemungkinan dengan mengurangi
beban kerja jantung dan voume sekuncup. Pada beberapa studi
menunjukan bahwa obesitas berhubungan dengan kejadian hipertensi
dan hipertrofi ventrikel kiri. Jadi, penurunan berat badan adalah hal
yangs angat efektif untuk menurunkan tekanan darah. Penurunan berat
badan (1 kg/minggu) sangat dianjurkan. Penurunan berat badan dengan
menggunakan obat-obatan perlu menjadi perhatian khusus karenan
umumnya obat penurunan penurunan berat badan yang terjual bebas
mengandung simpasimpatomimetik, sehingga dapat meningkatkan
tekanan darah, memperburuk angina atau gejala gagal jantung dan
terjadinya eksaserbasi aritmia.
4. Olahraga teratur seperti berjalan, lari, berenang, bersepeda bermanfaat
untuk menurunkan tekanan darah dan memperbaiki kedaan jantung..
olahraga isotonik dapat juga meningkatkan fungsi endotel, vasoldilatasin
perifer, dan mengurangi katekolamin plasma. Olahraga teratur selama 30
menit sebanyak 3-4 kali dalam satu minggu sangat dianjurkan untuk
menurunkan tekanan darah. Olahraga meningkatkan kadar HDL, yang
dapat mengurangi terbentuknya arterosklerosis akibat hipertensi.
5. Memeperbaiki gaya hidup yang kurang sehat dengan cara berhenti
merokok dan tidak mengkonsumsi alkohol, penting untuk mengurangi
efek jangka oanjang hipertensi karena asap rokok diketahui menurunkan
aliran darah ke berbagai organ dan dapat meningkatkan kerja jantung.
6. Penatalaksanaan Farmakologis
a. Terapi oksigen
b. Pemantauan hemodinamik
c. Pemantauan jantung
d. Obat-obatan :
1) Diuretik : Chlorthalidon, Hydromax, Lasix, Aldactone, Dyrenium
Diuretic bekerja melalui berbagai mekanisme untuk mengurangi
curah jantung dengan mendorong ginjal meningkatkan ekskresi
garam dan airnya. Sebagai diuretik (tiazid) juga dapat
menurunkan TPR.
Penghambat enzim mengubah angiostensin II atau
inhibitor ACE berfungsi untuk menurunkan angiostenin II dengan
menghambat enzim yang diperlukan untuk mengubah angiostenin
I menjadi angiostenin II. Kondisi ini menurunkan darah secara
langsung dengan menurunkan TPR, dan secara tidak langsung
dengan menurunakan sekresi aldosterne, yang akhirnya
meningkatkan pengeluaran natrium
BAB 2
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
2.1 Pengkajian
2.1.1 Identitas
Nama, alamat, umur, pekerjaan, tanggal masuk rumah sakit, nama
penanggung jawab dan catatan kedatangan.
Tanda :
Tanda :
2. Gangguan pola tidur (D.0055) Setelah dilakukan intervensi Dukungan Tidur (I.05174)
keperawatan selama ....x24 Observasi
Penyebab : jam , maka diharapkan 1. Identifikasi pola aktivitas dan
1. Hambatan lingkungan gangguan pola tidur tidur
2. Kurang kontrol tidur berkurang dengan kriteria 2. Identivikasi faktor pengganggu
3. Kurang privasi hasil : tidur(fisik/psikologis)
4. Restraint fisik Pola tidur (L.05045) 3. Identifikasi makanan dan
5. Ketiadaan teman tidur Meningkat minuman yang mengganggu
6. Tidak familiar dengan 1. Keluhan sulit tidur tidur (mis. Kopi, teh, alkohol,
peralatan tidur 2. Keluhan sering terjaga makan mendekati waktu tidur,
Gejala dan tanda mayor : 3. Keluhan tidak puas tidur minum banyak air sebelum
Subjektif : 4. Keluhan pola tidur tidur)
1. Mengeluh sulit tidur berubah 4. Identifikasi obat tidur yang
2. Mengeluh sering terjaga 5. Keluhan istirahat tidak dikonsumsi
3. Mengeluh tidak puas cukup Terapeutik
tidur Menurun 1. Modifikasi lingkungan (mis.
4. Mengeluh pola tidur Kemampuan beraktivitas Pencahayaan, kebisingan, suhu,
berubah matras, dan tempat tidur)
5. Mengeluh istirahat tidak 2. Batasi waktu tidur siang, jika
cukup perlu
3. Fasilitasi menghilangkan stres
Gejala dan tanda minor : sebelum tidur
Subjektif : 4. Tetapkan jadwal tidur rutin
Mengeluh kemampuan 5. Lakukan prosedur untuk
beraktifitas menurun meningkatkan kenyamanan
(mis. Pijat, pengaturan posisi,
Kondisi klinis : terapi akupresure)
1. Nyeri/kolik 6. Sesuaikan jadwal pemberian
2. Hipertiroidisme obat dan tindakan untuk
3. Kecemasan menunjang siklus tidur/terjaga
4. Pengakit paru obstruksi Edukasi
kronis 1. Jelaskan pentingnya tidur cukup
5. Kehamilan 2. Anjurkan menepati kebiasaan
6. Period pasca partum waktu tidur
7. Kondisi pasca operasi 3. Anjurkan menghindari
makanan/minuman yang
mengganggu tidur
4. Anjurkan penggunaan obat
tidur yang tidak mengandung
supresor terhadap tidur REM
5. Ajarkan faktor-faktor yang
berkontribusi terhadap
gangguan pola tidur (mis.
Psikologis, gaya hidup, sering
berubah shift bekerja)
6. Ajarkan relaksasi otot
autogenik atau cara
nonfarmakologis lainnya
2.5 Evaluasi
B. STATUS KESEHATAN
1. KELUHAN UTAMA
klien mengatakan kepalanya nyeri
2. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Klien mengatakan nyeri kepala bagian belakang sejak kemarin pagi dan
malam hari sering terbangun dan susah untuk tidur. Nyeri yang dirasakan
cekot-cekot dengan skala 4 dan nyeri hilang timbul. Klien juga
mengatakan saat pagi sering merasa pusing dan sering mengantuk, mata
tampak sayu. Klien juga mengkonsumsi obat hipertensi saat tekanan
darah tinggi.
3. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Klien mengatakan pernah sampai tekanan daranya 200 mmHg.
4. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Klien mengatakan ada keluarga memiliki penyakit turunan
hipertensi dari ibunya.
KEADAAN UMUM :
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
GCS : 4-5-6
Tanda-tanda vital: Nadi : 88x/mntSUHU :36,5° RR : 20x/mntTD: 160/100mmHg
2. B2 (BLOOD)
-Inspeksi : konjungtiva pucat, sklera berwarna putih, respon pupil isokor, pola tidur 6jam, tidak
nyenyak, ada kesulitan tidur
-Palpasi : Tidak ada nyeri dada, CRT <3dtk, dan Akral Hangat kering memerah
-Auskultasi : Bj 1 dan 2 sama, tidak ada suara tambahan gallop ataupun murmur, bunyi S1, S2
tunggal (Lupdup)
3. B3 (BRAIN)
-Inspeksi : tidak nyeri pada saat BAK, warna kuning, bau khas, BAK 6-7kali perhari.
-Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran kandung kemih
5. B5 (BOWEL)
-Inspeksi : mukosa bibir lembab, tidak ada gangguan menelan, bentuk abdomen simetris, tidak
ada bekas luka, tidak ada asites, feses lembek, berwana kecoklatan terkadang kekuningan,
porsi makan 1 porsi habis 2-3x/hari
-Palpasi : tidak ada benjolan dan nyeri tekan, tidak ada pembesaran hepar
-Perkusi : timpani
-Auskultasi : bising usus 6x/mnt
6. B6 (BONE)
-Inspeksi : warna kulit sawo matang, tidak ada lesi, kemampuan pergerakan bebas, turgor kulit
lembab, tidak ada oedema, tonus otot
5 5
5 5
-Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada struktur tulang dan otot pada
III. TERAPI
Amplodipine 1x5mg
ANALISA DATA
Nama Pasien:Ny.M No. Reg:
NO
DATA ETIOLOGI MASALAH TTD
Dx
Resistensi pembuluh
darah di otak
DAFTAR DIAGNOSIS
IIN
IIN
2 Gangguan Pola Tidur (D.0055)
INTERVENSI KEPERAWATAN
Nama Pasien : Ny. M
No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan
1. Nyeri akut (D.0077) Setelah dilakukan intervensi Menejemen nyeri (I.08238)
keperawatan selama 3x24 Observasi
jam , maka diharapkan nyeri 1. Identifikasi lokasi,
berkurang dengan kriteria karakteristik, durasi,
hasil : freukensi, kualitas,
1. Mampu menggunakan intensitas nyeri
teknik non- 2. Identifikasi skala nyeri
farmakologi 3. Identifikasi respon nyeri
2. Keluhan nyeri non verbal
menurun 4. Identifikasi faktor yang
memperberat kan dan
memperingan nyeri
5. Identifikasi pengetahuan
dan keyakinan tentang nyeri
6. Identifikasi pengaruh
budaya terhadap respon
nyeri
7. Identifikasi pengaruh nyeri
pada kualitas hidup
8. Monitor keberhasilan terapi
komplementer yang sudah
diberikan
9. Monitor efek samping
penggunaan analgetik
Therapeutic
1. Berikan teknik non
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri (mis.
TENS, hypnosis,
akupresure, terapi musik,
biofeedback, terapi pijat,
aromaterapi, teknik
imajinasi terbimbing,
kompres hangat atau dingin,
terapi bermain)
2. Kontrol lingkungan yang
mempererat rasa nyeri di
soalnya suhu ruangan
pencahayaan, kebisingan
3. Fasilitas istirahat dan tidur
4. Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi
1. Farmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
analgetik jika perlu
2. Gangguan pola tidur (D.0055) Setelah dilakukan intervensi Dukungan Tidur (I.05174)
keperawatan selama 3x24 Observasi
jam , maka diharapkan 1. Identifikasi pola aktivitas dan
gangguan pola tidur tidur
berkurang dengan kriteria 2. Identivikasi faktor pengganggu
hasil : tidur(fisik/psikologis)
1. Keluhan sulit tidur 3. Identifikasi makanan dan
menurun minuman yang mengganggu
2. Keluhan istirahat tidak tidur (mis. Kopi, teh, alkohol,
cukup meningkat makan mendekati waktu tidur,
minum banyak air sebelum
tidur)
4. Identifikasi obat tidur yang
dikonsumsi
Terapeutik
1. Modifikasi lingkungan (mis.
Pencahayaan, kebisingan, suhu,
matras, dan tempat tidur)
2. Batasi waktu tidur siang, jika
perlu
3. Fasilitasi menghilangkan stres
sebelum tidur
4. Tetapkan jadwal tidur rutin
5. Lakukan prosedur untuk
meningkatkan kenyamanan
(mis. Pijat, pengaturan posisi,
terapi akupresure)
6. Sesuaikan jadwal pemberian
obat dan tindakan untuk
menunjang siklus tidur/terjaga
Edukasi
1. Jelaskan pentingnya tidur cukup
2. Anjurkan menepati kebiasaan
waktu tidur
3. Anjurkan menghindari
makanan/minuman yang
mengganggu tidur
4. Anjurkan penggunaan obat
tidur yang tidak mengandung
supresor terhadap tidur REM
5. Ajarkan faktor-faktor yang
berkontribusi terhadap
gangguan pola tidur (mis.
Psikologis, gaya hidup, sering
berubah shift bekerja)
6. Ajarkan relaksasi otot
autogenik atau cara
nonfarmakologis lainnya
Implementasi Keperawatan
3. Edukasi
- Menganjurkan minum obat hipertensi secara
teratur
- Diit rendah garam
2. Terapeutik
- Memberikan teknik non farmakologis untuk
mengurangi gangguan pola tidur (mis.
Pemberian aromaterapi)
3. Edukasi
- Menganjurkan menepati kebiasaan waktu
tidur
- Menganjurkan menghindari
makanan/minuman yang mengganggu tidur
3. Edukasi
- Menganjurkan minum obat hipertensi secara
teratur
- Diit rendah garam
2. Terapeutik
- Memberikan teknik non farmakologis untuk
mengurangi gangguan pola tidur (mis.
Pemberian aromaterapi)
3. Edukasi
- Menganjurkan menepati kebiasaan waktu
tidur
- Menganjurkan menghindari
makanan/minuman yang mengganggu tidur
2. Terapeutik
- Memberikan teknik non farmakologis untuk
mengurangi gangguan pola tidur (mis.
Pemberian aromaterapi)
3. Edukasi
- Menganjurkan menepati kebiasaan waktu
tidur
- Menganjurkan menghindari
makanan/minuman yang mengganggu tidur
EVALUASI KEPERAWATAN