AYUJI ROMDAENI
010SYE22
I. Masalah Keperawatan
II. Landasan Teori
A. Konsep Fisiologis
Resiko infeksi merupakan keadaan dimana seorang individu berisiko terserang oleh agen patogenik
dan oportunistik (virus, jamur, bakteri, protozoa, atau parasit lain) dari sumber-sumber eksternal,
sumber-sumber eksogen dan endogen
B. Definisi
Infeksi adalah masuknya kuman patogen dan mikroorganisme kedalam tubuh sehingga
menimbulkan gejala tertentu. Peradangan muncul disuatu jaringan sebagai akiban dan perubahan
sekunder jika terdapat jejas akibat trauma, panas, ataupun bahan kimia lainnya pada jaringgan
tersebut. Yang ditandai dengan vasoliditasi pembuluh darah lokal, Peningkatan permeabilitas kapiler,
pembekuam cairan dalam ruangan interstisial, migrasi sejumlah besar granulosit dan monosit kedalam
jaringan, dan pembekuan
Resiko penularan infeksi adalah ketika kondisi individu beresiko menularkan agen patogenik atau
opertunistik kepada orang lain
C. Karakteristik
Tanda infeksi secara klinis dapat dilihat dari respon klien, baik lokal maupun sistemik. Tanda
infeksi pada lokal meliputi :
a. Rubor atau kemerahan merupakan tanda yang pertama yang dilihat saat terjadi infeksi.
b. Kalor atau panas merupakan sifat dari reaksi infeksi yang hanya terjadi pada permukaan tubuh.
c. Dolor rasa sakit/nyeri terjadi akibat perubahaan ion-ion tertentu /perubahan pH lokal yang
dapat merangsang ujung-ujung saraf.
E. Tahapan tahapan
Tahapan infeksi menggambarkan apa yang terjadi pada inang yang rentan ketika suatu patogen
menyerang tubuh manusia. Tahapan infeksi adalah inkubasi, prodromal, penyakit, tahap penurunan,
dan pemulihan. Tahap inkubasi adalah periode dari paparan patogen hingga timbulnya gejala. Orang
yang terinfeksi tidak menyadari penyakit yang akan datang ketika patogen tumbuh dan berkembang
biak di dalam tubuh. Durasinya dapat bervariasi tergantung pada jenis infeksinya. Masa inkubasi
campak rata-rata sepuluh sampai dua belas hari.
Selama tahap prodromal, patogen terus bereplikasi, yang mengaktifkan respon imun tubuh,
memungkinkan munculnya gejala ringan dan tidak spesifik. Tahap ini berlangsung dari beberapa jam
hingga beberapa hari.
Pada tahap penyakit, orang yang terinfeksi menunjukkan gejala penyakit menular yang nyata.
Gejalanya mungkin terlokalisir atau sistemik. Gejala lokal hanya menyerang satu area tubuh,
misalnya abses di kaki. Gejala sistemik mempengaruhi seluruh tubuh dan biasanya terlihat pada
infeksi, sedangkan gejala sistemik mempengaruhi seluruh tubuh.
Jenis infeksi menentukan lamanya penyakit dan tingkat keparahan manifestasinya. Sistem kekebalan
melawan infeksi setelah suatu penyakit, dan gejala biasanya membaik secara bertahap. Namun,
infeksi sekunder dapat terjadi jika infeksi primer telah melemahkan sistem kekebalan tubuh
seseorang. Misalnya, jika radang tenggorokan menyebar ke seluruh tubuh dan menginfeksi katup
jantung pasien, katup jantung mungkin tidak akan pulih sepenuhnya, dan gagal jantung bisa terjadi.
Akhirnya, selama masa pemulihan, kesehatan pasien pulih kembali, meskipun beberapa penyakit
dapat menyebabkan kerusakan permanen.
PATHWAY
Gangguan Mobilitas Fisik Kerusakan Pada integumen
Infeksi
1. Neri ( Dolor)
2. Pembengkakan (Tumor)
3. Kemerahan (Rubor)
4. Panas (Kalor)
5. Cedra Berat/Kerusakan fungsi pada bagian
tertentu
Transmisi Langsung
Transmisi Tidak Langsung
(Melibatkan pemindahan Transmisi Lewat Vektor
(Menggunakan media dalam
mikroorganisme secara cepat (Hewan atau serangga terbang
menghantarkan dan
dan langsung dari satu individu atau merayap yang bertindak
memasukan agens infeksi ke
ke individu lain melalui udara, sebagai media transfortasi
inang yang rentan melalui pintu
sentuhan, gigitan, ciuman, atau agens infeksi)
masuk yang sesuai)
hubungan seksual)
Kesadaran pasien composmentis, ekspresi wajah terlihat menahan nyeri dan sedikit meringis
apabila menggerakkan tubuh.
2) Vital sign
4) Kepala
Mulai dari bentuk kepala, ekspresi wajah, ada jejas atau tidak di wajah, wajah pucat atau
Tidak.
5) Genetalia
6) Leher
7) Mulut Meliputi kebersihan mulut, ada atau tidak pembengkakan pada gusi, dan ada tidaknya
perdarahan di mulut dan bibir, dan menilai keadaan bibir lembab atau tidak.
8) Abdomen Apakah ada kelainan pada warna kulit abdomen, ada jejas atau tidak, terdapat nyeri
tekan atau tidak, bising usus normal atau tidak.
9) Ekstremitas Ada atau tidaknya kelainan, dan apakah ada keterbatasan dalam melakukan
pergerakan di ekstremitas.
10) Terapi Jenis terapi yang diberikan kepada pasien, seperti pemberian obat.
Edukasi
- Jelaskan tanda dan
gejala infeksi
- Ajarkan cara
mencuci tangan dengan
benar
- Ajarkan etika batuk
- Ajarka cara
memeriksa kondisi
luka atau luka operasi
- Anjurkan
meningkatkan asupan
nutrisi
- Anjurkan
meningkatkan asupan
cairan
Kolaborasi
-Kolaborasi pemberian
imunisasi jika perlu
4. Evaluasi
Evaluasi adalah fase terakhir dalam proses keperawatan. Evaluasi adalah aktivitas yang sudah
direncanakan, berkelanjutan, dan terarah Evaluasi yang digunakan yaitu SOAP yang meliputi respon
subjek (respon pasien), respon objek (respon yang dilihat dari pihak perawat), apakah masalah sudah
teratasi atau belum, dan apabila masalah belum teratasi harus dicantumkan rencana selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
PPNI (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi 1
Cetakan 11.Jakarta: PPNI.
PPNI.(2022). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan,
Edisi 1 Cetakan 111.Jakarta: PPNI.
PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan Keperawatan, Edisi
1 Cetakan 11. Jakarta: PPNI.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI,(2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Edisi 1,
Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), Edisi 1, Jakarta,
Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), Edisi 1,
Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia