Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN RESIKO INFEKSI PADA NY. N DI RUANGAN VK


TERATAI RSUD PROVINSI NTB

AYUJI ROMDAENI
010SYE22

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN JENJANG D.3
MATARAM
2023
LAPORAN PENDAHULUAN
RESIKO INFEKSI

Rumah Sakit : RSUD PROVINSI NTB Nama Mahasiswa : AYUJI ROMDAENI

Tanggal : 19 Desember 2023 NIM/Kelompok : 010SYE22/2

Inisial pasien : Ny. N

Umur/No Reg : 69 Tahun

I. Masalah Keperawatan
II. Landasan Teori
A. Konsep Fisiologis

Resiko infeksi merupakan keadaan dimana seorang individu berisiko terserang oleh agen patogenik
dan oportunistik (virus, jamur, bakteri, protozoa, atau parasit lain) dari sumber-sumber eksternal,
sumber-sumber eksogen dan endogen

B. Definisi

Infeksi adalah masuknya kuman patogen dan mikroorganisme kedalam tubuh sehingga
menimbulkan gejala tertentu. Peradangan muncul disuatu jaringan sebagai akiban dan perubahan
sekunder jika terdapat jejas akibat trauma, panas, ataupun bahan kimia lainnya pada jaringgan
tersebut. Yang ditandai dengan vasoliditasi pembuluh darah lokal, Peningkatan permeabilitas kapiler,
pembekuam cairan dalam ruangan interstisial, migrasi sejumlah besar granulosit dan monosit kedalam
jaringan, dan pembekuan

Resiko penularan infeksi adalah ketika kondisi individu beresiko menularkan agen patogenik atau
opertunistik kepada orang lain

C. Karakteristik

Tanda infeksi secara klinis dapat dilihat dari respon klien, baik lokal maupun sistemik. Tanda
infeksi pada lokal meliputi :

a. Rubor atau kemerahan merupakan tanda yang pertama yang dilihat saat terjadi infeksi.
b. Kalor atau panas merupakan sifat dari reaksi infeksi yang hanya terjadi pada permukaan tubuh.
c. Dolor rasa sakit/nyeri terjadi akibat perubahaan ion-ion tertentu /perubahan pH lokal yang
dapat merangsang ujung-ujung saraf.

D. Faktor-faktor yang mempengaruhi


Faktor risiko terjadinya infeksi adalah sebagai berikut :

a. Penyakit kronis (mis, diabetes mellitus)


b. Efek prosedur invasif
c. Malnutrisi
d. Peningkatan paparan organisme pathogen lingkungan
e. Ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer :
1) Gangguan peristaltik
2) Kerusakan integritas kulit
3) Perubahan sekresi pH
4) Penurunan kerja siliaris
5) Ketuban pecah lama
6) Ketuban pecah sebelum waktunya
7) Merokok
8) Statis cairan tubuh
f. Ketidakadekuatan pertahanan tubuh sekunder :
A. Penurunan Hemoglobin
B. Imunonsupresi
C. Leukopenia
D. Supresi respon inflamasi
E. Vaksinasi tidak adekuat

E. Tahapan tahapan

Tahapan infeksi menggambarkan apa yang terjadi pada inang yang rentan ketika suatu patogen
menyerang tubuh manusia. Tahapan infeksi adalah inkubasi, prodromal, penyakit, tahap penurunan,
dan pemulihan. Tahap inkubasi adalah periode dari paparan patogen hingga timbulnya gejala. Orang
yang terinfeksi tidak menyadari penyakit yang akan datang ketika patogen tumbuh dan berkembang
biak di dalam tubuh. Durasinya dapat bervariasi tergantung pada jenis infeksinya. Masa inkubasi
campak rata-rata sepuluh sampai dua belas hari.

Selama tahap prodromal, patogen terus bereplikasi, yang mengaktifkan respon imun tubuh,
memungkinkan munculnya gejala ringan dan tidak spesifik. Tahap ini berlangsung dari beberapa jam
hingga beberapa hari.

Pada tahap penyakit, orang yang terinfeksi menunjukkan gejala penyakit menular yang nyata.
Gejalanya mungkin terlokalisir atau sistemik. Gejala lokal hanya menyerang satu area tubuh,
misalnya abses di kaki. Gejala sistemik mempengaruhi seluruh tubuh dan biasanya terlihat pada
infeksi, sedangkan gejala sistemik mempengaruhi seluruh tubuh.

Jenis infeksi menentukan lamanya penyakit dan tingkat keparahan manifestasinya. Sistem kekebalan
melawan infeksi setelah suatu penyakit, dan gejala biasanya membaik secara bertahap. Namun,
infeksi sekunder dapat terjadi jika infeksi primer telah melemahkan sistem kekebalan tubuh
seseorang. Misalnya, jika radang tenggorokan menyebar ke seluruh tubuh dan menginfeksi katup
jantung pasien, katup jantung mungkin tidak akan pulih sepenuhnya, dan gagal jantung bisa terjadi.

Akhirnya, selama masa pemulihan, kesehatan pasien pulih kembali, meskipun beberapa penyakit
dapat menyebabkan kerusakan permanen.

PATHWAY
Gangguan Mobilitas Fisik Kerusakan Pada integumen

Infeksi

1. Neri ( Dolor)
2. Pembengkakan (Tumor)
3. Kemerahan (Rubor)
4. Panas (Kalor)
5. Cedra Berat/Kerusakan fungsi pada bagian
tertentu

Transmisi Langsung
Transmisi Tidak Langsung
(Melibatkan pemindahan Transmisi Lewat Vektor
(Menggunakan media dalam
mikroorganisme secara cepat (Hewan atau serangga terbang
menghantarkan dan
dan langsung dari satu individu atau merayap yang bertindak
memasukan agens infeksi ke
ke individu lain melalui udara, sebagai media transfortasi
inang yang rentan melalui pintu
sentuhan, gigitan, ciuman, atau agens infeksi)
masuk yang sesuai)
hubungan seksual)

Bakteri Virus Parasit


Jamur
(Dapat hidup serta (Seperti penyebab
(Meliputi ragi
ditularkan melalui udara, malaria, cacing dan
dan kaapang)
air, makanan, tanah, antropoda)
jaringan dan cairan tubuh
serta benda mati)
III. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas pasien dan penanggung jawab
Meliputi nama, umur, jenis kelamin,agama,pendidikan,pekerjaan,bangsa,suku,
Status perkawinan, alamat, tanggal masuk rumah sakit, diagnosa medis, tanggal
Pengkajian, no registrasi, hubungan klien dengan penanggung jawab
(orang tua atau saudara).
b. Riwayat Keperawatan
1) Keluhan Utama
Selama pengkajian pada riwayat kesehatan, perlu menanyakan kepada
Pasien tentang tanda dan gejala yang dialami olej pasien. Setiap keluhan
Harus ditanyakan dengan detail kepada pasien disamping itu diperlukan
Juga pengkajian mengenai keluhan yang dirasakan meliputi lama
Timbulnya.
2) Riwayat penyakit sekarang
Pada riwayat penyakit sekarang, perawat mengkaji apakah gejala
terjadi pada waktu yang tertentu saja, seperti sebelum atau sesudah
makan.
3) Riwayat penyakit dahulu
Adakah riwayat penyakit dahulu yang berkaitan dengan masalah
Yang dialami pasien dan tindakan medis yang pernah didapatkan
Maupun obat obatan yang biasa digunakan oleh penderita.
4) Riwayat kesehatan keluarga
Adanya riwayat sakit yang sama pada keluarga atau penyakit lain yang
Berpotensi menurun atau menular pada anggota keluarga lain.
c. Pengkajian pola-pola fungsi Gordon :
1) Pola Persepsi Kesehatan
Persepsi terhadap adanya arti kesehatan. Penatalaksanaan kesehatan serta
Pengetahuan tentang praktek kesehatan.
2) Pola nutrisi
Mengidentifikasi masukan nutrisi dalam tubuh yang meliputi: nafsu makan,
Pola makan, diet, kesulitan menelan, mual dan muntah.
3) Pola eliminasi
Menjelaskan tentang pola fungsi ekskresi serta kandung kemih, pengkajian
Yang dilakukan meliputi: kebiasaan dedekasi, ada tidaknya masalah defekasi,
Frekuensi defekasi, karakteristik urine dan feses.
4) Pola aktivitas latihan
Menggambarkan tentang pola latihan, aktivitas, fungsi latihan atau gerak
dalam keadaan sehat maupun sakit, gerak tubuh dan kesehatan berhubungan
dengan satu sama lain. Kemampuan klien dalam menata dirinya sendiri apabila
tingkat kemampuannya: 0 : mandiri, 1 : dengan alat bantu, 2 : dibantu orang lain
3 : dibantu orang lain dan alat, 4 : tergantung dalam melakukan ADL.
Menjelaskan tentang persepsi sendiri dan kognitif. Pola ini meliputi pengkajian
Fungsi penglihatan, pendengaran, perasaan, pembau dan kompensasinya
Terhadap tubuh.
5) Pola istirahat tidur
Menggambarkan pola tidur serta istirahat pasien. Pengkajian yang
Dilakukan pada pola ini meliputi : jam tidur siang dan malam pasien, masalah
Selama tidur, insomnia atau mimpi buruk, penggunaan obat serta mengeluh
Letih.
6) Pola konsep diri- persepsi diri
Menggambarkan tentang sikap diri sendiri serta persepsi terhadap
Kemampuan diri sendiri dan kemampuan konsep diri yang meliputi :
Gambaran diri, harga diri, peran dan identitas diri sendiri.
7) Pola peran dan hubungan
Menggambarkan serta mengetahui hubungan pasien serta peran pasien
Terhadap anggota keluarga serta dengan masyarakat yang berada dalam
Lingkungan sekitar tempat tinggalnya.
8) Pola reproduksi atau seksual
Menggambarkan tentang kepuasan yang dirasakan atau masalah yang
Dirasakan dengan seksualitas. Selain itu dilakukan juga pengkajian yang
Meliputi: dampak sakit terhadap seksualitas, riwayat haid, riwayat penyakit
Hubungan seks, serta pemeriksaan genetalia
9) Pola keyakinan dan nilai
Bagaimana ketaatan dan kepercayaan pasien dalam melakukan ibadah
Sesuai dengan agama yang dianutnya.
d. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum

Kesadaran pasien composmentis, ekspresi wajah terlihat menahan nyeri dan sedikit meringis
apabila menggerakkan tubuh.

2) Vital sign

3) BB/TB 4) Kepala Mulai

4) Kepala

Mulai dari bentuk kepala, ekspresi wajah, ada jejas atau tidak di wajah, wajah pucat atau

Tidak.

5) Genetalia

Meliputi kebersihan genetalia.

6) Leher

Apakah ada pembengkakan di leher atau tidak.

7) Mulut Meliputi kebersihan mulut, ada atau tidak pembengkakan pada gusi, dan ada tidaknya
perdarahan di mulut dan bibir, dan menilai keadaan bibir lembab atau tidak.

8) Abdomen Apakah ada kelainan pada warna kulit abdomen, ada jejas atau tidak, terdapat nyeri
tekan atau tidak, bising usus normal atau tidak.

9) Ekstremitas Ada atau tidaknya kelainan, dan apakah ada keterbatasan dalam melakukan
pergerakan di ekstremitas.
10) Terapi Jenis terapi yang diberikan kepada pasien, seperti pemberian obat.

2. Diagnosa keperawatan menurut SDKI


3. Intervensi Keperawatan

Diagnosa Kriteria hasil Intervensi Rasional


Risiko Infeksi Setelah dilakukan Observasi
tindakan asuhan -Monitor tanda dan
keperawatan selama gejala infeksi lokal dan
3x24 jam, diharapkan sistemik
pasien dapat memenuhi
kriteria hasil: Terapeutik
1) kebersihan badan - Batasi jumlah
meningkat (5) pengunjung
2) nafsu makan -Berikan perawatan
meningkat (5) kulit
3) nyeri menurun (5) - Cuci tangan sebelum
4) kultur area luka dan sesudah kontak
membaik (5) dengan pasien dan
lingkungan pasien
- Pertahankan teknik
aseptik

Edukasi
- Jelaskan tanda dan
gejala infeksi
- Ajarkan cara
mencuci tangan dengan
benar
- Ajarkan etika batuk
- Ajarka cara
memeriksa kondisi
luka atau luka operasi
- Anjurkan
meningkatkan asupan
nutrisi
- Anjurkan
meningkatkan asupan
cairan

Kolaborasi
-Kolaborasi pemberian
imunisasi jika perlu
4. Evaluasi

Evaluasi adalah fase terakhir dalam proses keperawatan. Evaluasi adalah aktivitas yang sudah
direncanakan, berkelanjutan, dan terarah Evaluasi yang digunakan yaitu SOAP yang meliputi respon
subjek (respon pasien), respon objek (respon yang dilihat dari pihak perawat), apakah masalah sudah
teratasi atau belum, dan apabila masalah belum teratasi harus dicantumkan rencana selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

PPNI (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi 1
Cetakan 11.Jakarta: PPNI.

PPNI.(2022). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan,
Edisi 1 Cetakan 111.Jakarta: PPNI.

PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan Keperawatan, Edisi
1 Cetakan 11. Jakarta: PPNI.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI,(2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Edisi 1,
Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia

Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), Edisi 1, Jakarta,
Persatuan Perawat Indonesia

Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), Edisi 1,
Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia

Anda mungkin juga menyukai