Anda di halaman 1dari 40

ASUHAN KEPERAWATAN

PASIEN DENGAN HEPATITIS

Oleh

Lalu M. Panji Azali, S.Kep., Ns., M.Kep

Keperawatan Medical Bedah


Universitas Kusuma Husada
Definisi Hepatitis
 Hepatitis adalah proses peradangan pada hati yang dapat disebabkan oleh infeksi virus dan
oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan serta bahan-bahan kimia
 Menurut Corwn Elizabeth (2001), hepatitis merupakan suatu peradangan pada hati yang dapat
disebabkan oleh infeksi atau toksik seperti alkohol dan dijumpai pada kanker hati.
 Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan inflamasi pada sel-
sel hati yang menghasilkan kumpulan perubahan klinis, biokimia serta seluler yang khas.
Hepatitis virus yang sudah teridentifikasi secara pasti adalah hepatitis A, B, C, D dan E,
(Smeltzer S, 2002).
Definisi Hepatitis
 Suatu infeksi sistemik terutama yang mempengaruhi fungsi hati. Hepatitis virus diklarifikasikan
menjadi lima, yaitu HAV, HBV, HCV, HDV dan HEV
Etiologi Hepatitis
Uraian Type A Type B Type C Type D TypeE
Metode Fekal-oral Parenteral , Parenteral , Parenteral, Fekal-oral
transmisi melalui seksual, seksual, orang perinatal,
orang lain perinatal ke orang memerlukan
perinatal koinfeksi dengan
type B

Keparahan Tidak Parah Menyebar luas, Peningkatan Peningkatan


ikterik dan dapat insiden kronis insiden kronis
asimtomati berkembang dan gagal hepar dan gagal
k sampai kronis akut hepar akut

Sumber Darah, Darah, saliva, Darah Darah Darah, feces,


virus feces, cairan vagina saliva
saliva
Etiologi Hepatitis
 Toksik
Hepatiti dapat disebabkan oleh toksik atau racun, yaitu suatu keadaan sebagai bentuk respon
terhadap infeksi stafilokokus, penyakit sistemik dan juga bersifat idiopatik.

 Obat-obatan
Setiap obat dapat mempengaruhi fungsi hati, contohnya pada obat anti depresan, psikotropik,
antikonvulsan, dan anti tuberkolosis.
 Aktivitas virus dapat dihilangkan dengan cara system perebusan (mendidih) selama kurang
lebih satu menit, dengan memberikan formaldehid dan klor (CI) atau dengan menggunakan
radiasi sinar ultraviolet. Virus aktif dan dalam masa infeksius dapat ditemukan dalam feses
penderita
 Cara penularan: melalui makanan dan minuman terkontaminasi dengan pirconavirus, kotak
langsung dengan feses, urine atau saliva penderita
 Insidensi: tertitnggi pada anak anak, dengan endemic pada anak anak gangguan mental dan
anak anak panti asuhan
 Manifestasi klinis: gejala dapat berupa demam ringan Antara 38-39 derajat, anoreksia, mual,
muntah, kelelahan, malaise, arthralgia, myalgia, sakit kepala, fotofobia, faringitis, batuk dan
pilek
 Pemeriksaan labolatorium:
• Serologis,
• antibody terhadap HAV: jenis macroglobulin (IgM) timbul 3-4 minggu sesudah infeksi (sesudah
ALT meningkat) dan lenyap setelah dua bulan. IgG muncul setelah 2 minggu IgM meningkat
kemudian menurun (10 tahun)
 Hasil :
Antigen terlihat di feses
IgM
IgG
PATHWAY

Lihat Di File Ms Word


Tanda dan Gejala
 Masa Inkubasi
• Virus A : 15-45 hari (rata-rata 25 hari)
• Virus B : 40-180 hari (rata-rata 75 hari)
• Virus non A dan non B : 15-150 hari (rata-rata 90 hari)
 Fase Pre Ikterik
Keluhan yang disebabkan infeksi virus berlangsung sekitar 2-7 hari. Nafsu makan menurun,
nausea, vomitus, terasa nyeri pada kuadran kanan atas. Suhu badan meningkat hingga 390C

berlangsung selama 2-5 hari, pusing, dan nyeri persendian. Keluhan gatal-gatal terjadi
pada hepatitis virus B.
Tanda dan Gejala
 Fase Ikterik
Pada fase ini urine berwarna lebih pekat, tinja berwarna pucat, penurunan suhu tubuh disertai
dengan bradikardi. Ikterus pada kulit dan sklera yang terus meningkat pada minggu 1, kemudian
menetap dan akan berkurang setelah 10-14 hari. Kadang disertai gatal pada seluruh tubuh, rasa
lesu dan mudah lelah dirasakan selama 1-2 minggu.

 Fase Pasca Ikterik


Fase ini dimulai saat menghilangnya tanda-tanda ikterik, rasa mual, rasa nyeri dikuadaran kanan
atas, dan bertambahnya nafsu makan. Rata-tara fase ini terjadi 14-15 hari setelah timbulnya masa
ikterik.
Komplikasi Hepatitis
 Ensefalopati Hepatic
Terjadi pada kegagalan hati berat yang disebabkan oleh akumulasi amonia serta metabolik toksik.
 Kerusakan Jaringan Paremkin Hati
Kerusakan jaringan paremkin hati yang luas akan menyebabkan sirosis hepatis, penyakit ini lebih
banyak ditemukan pada alkoholik.
 Serosis Hepatis
Merupakan komplikasi yang sering terjadi. Pada serosis hepatis kerusakan sel hati akan diganti
oleh jaringan parut, semakin parah kerusakan maka semakain banyak jaringan parut yang
terbentuk dan semakin berkurang jumlah jaringan hati yang sehat
 Hepatomegali
Pemeriksaan Diagnostik
 Pemeriksaan Pigmen  Waktu Protombin
 Urobilirubin direk  Respon waktu protombin terhadap
 Bilirubin serum total vitamin K
 Bilirubin urine  Pemeriksaan Serum
 Urobilinogen urin  SGOT
 Urobilinogen feces  SGPT
 Pemeriksaan Protein  LDH
 Protein total serum  Amonia serum
 Albumin serum  Pemeriksaan Tambahan
 Globulin serum  Foto rontgen abdomen
 
Penatalaksanaan
 Penatalaksanaan Medis
 Pemberian kortikosteroid, jika terdapat reaksi imun yang berlebih
 Pemberian vitamin K, jika kecenderungan terjadi perdarahan
 Glukonal kalsikus 10%, jika terdapat hipokalsemia
 Pemberian infus dekstros 10-20%, untuk nutrisi parenteral
 Pemberian antibiotik
Pengkajian Keperawatan
 Identitas Klien
 Nama, Umur , Jenis kelamin , Agama , Suku/Bangsa , Alamat, Jam/ Tanggal Pengkajian,
Diagnosa Medis
Pengkajian Keperawatan
 Keluhan Utama
 Pasien mengeluh tidak nafsu makan, mual dan muntah. Pasien juga mengaluh nyeri
didaerah perut kuadaran kanan atas dan kuning diseluruh tubuh.
 Riwayat Kesehatan
 Riwayat kesehatan sekarang :
 Riwayat Kesehatan Dahulu : Pasien memiliki hipertensi
 Riwayat Kesehatan Keluarga : Anggota keluarga pasien yaitu ibu dan ayahnya memiliki
hipertensi
 Riwayat Alergi : Tidak ada riwayat alergi makanan dan obat-obatan
Pengkajian Keperawatan
 Hasil Pengkajian
 Aktifitas : Mudah lelah ketika melakukan aktivitas, lemah dan malaise
 Sirkulasi : Frekuensi nadi, tekanan darah, ikterik pada sklera, kulit, dan membran mukosa
pucat
 Eliminasi : Urine berwarna gelap, feces berwarna kuning pucat
 Neurosensori : mengantuk (sering tidur), dan letargi
Pengkajian Keperawatan
 Hasil Pengkajian
 Nutrisi : penurunan nafsu makan, mual, muntah, berat badan mengalami penurunan
(sebelum-setelah sakit)
 Kenyamanan : nyeri perut (kuadran kanan atas), nyeri hilang timbul dan menjalar sampai
punggung belakang, gelisah dan nyeri (palpasi pada abdomen). Demam (suhu tubuh pasien
> 37,0C) dan akral hangat. gatal, kulit ruam kemerahan (amati adanya luka akibat garukan)
Pengkajian Keperawatan
 Hasil Laboratorium (20 Februari 2020)
No. Nama Hasil Satuan Normal
1. Jumlah leukosit 11,2 10^3/uL 3,8-10,6
2. Bilirubin Direk 0,65 mg/dl 0-0,25
3. Bilirubin total 2,5 mg/dl 0-1
4. SGOT 40 U/L Lk <35 Pr <31
5. SGPT 45 U/L Lk <41 Pr <31
6. Protein total 9,6 gr/dl 6,2-8,4
7. Albumin 2,5 gr/dl 3,5-5,5
8. Globulin 1,2 gr/dl 1,3-3,3
9. HbsAg Reaktif Non Reaktif
Pengkajian Keperawatan
 Terapi Farmakologi
 Flabot infus Ringer Laktat 20 tpm melalui IV
 Ceftriaxone 2x1 dosis 1 gr melalui IV
 Ranitidin 2x1 dosis 50 mg melalui IV
 Ketorolac 3x1 dosis 30 mg melalui IV
 Paracetamol 2x1 dosisi 500 mg melalui oral
Nursing Care plan
Management dan rencana keperawatan pada pasien dengan hepatitis meliputi: peningkatan wellbeing,
mencegah komplikasi hepatitis, meningkatkan konsep diri, penyediaan informasi terkait proses penyakit,
prognosis danperawatan.

Diagnosa yang mungkin muncul pada hepatitis:


• Nyeri akut
• Ketidak seimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
• Resiko deficit volume cairan
• Fatigue atau kelelahan
• Resiko kerusakan integritas kulit
• Defisit pengetahuan
• Harga diri rendah
• Resiko infeksi
Nyeri akut
Berhubungan dengan:
Agen cedera biologis
• Outcome:
 Kontrol nyeri
1.Pasien mengetahui penyebab nyerinya
2.Pasien mengetahui cara mengurangi nyerinya
3.Pasien dapat mengontrol nyeri dengan teknik non farmakologi, distraksi, guide
imagery dll.
 Tingkat nyeri
Penurunan level nyeri
Implementasi
• Manajemen Nyeri
1.Monitor petunjuk verbal dan non verbal ketidaknyamanan
2.Kaji nyeri secara komperhensif
3.Ajarkan teknik non farmakologi (relaksasi nafas dalam,
distraksi) untuk mengurangi nyeri
4.Kolaborasi dengan dokter tentang pemberian obat
analgesik (ketorolac)
Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Berhubungan dengan :
• Asupan yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolisme: anoreksia, mual / muntah
• Perubahan penyerapan dan metabolisme makanan yang dicerna: berkurangnya peristaltik (refleks viseral), stasis
empedu
• Peningkatan kebutuhan kalori / keadaan hipermetabolik
Ditandai dengan :
• Menurunnya nafsu makan, penurunan atau perubahan sensasi rasa
• Nyeri abdomen, kram
• Penurunan berat badan, kelemahan otot atau masa otot
Outcome yang diharapkan
• Perubahan prilaku, gaya hidup untuk mengembalikan dan mempertahankan berat badan ideal
• Menunjukan peningkatan berat badan secara progresif dengan nilai lab menunjukan tidak adanya kekurangan gizi.
Nursing Interventions Rationale
Monitor diet (intake) dan perhitungan
kebutuhan dan asupan kalori Manajemen makan dengan meningkatkan
Anjurkan mengkonsumsi makanan saat porsi besar akan susah diakibatkan rasa
sarapan dengan porsi yang lebih besar, mual
dan sarankan konsumsi makanan kecil
Dorong perawatan mulut sebelum makan Meningkatkan nafsu makan dengan
menghilangkan rasa tidak enak di muut
Menurunkan sensasi perut penuh yang
Rekomendasikan makan pada posisi tegak memungkinkan meningkatkan intake
(duduk) atau kepala lebih tinggi
makanan
Dorong pasien mengkonsumsi makanan Untuk meningkatkan intake kalori extra
yang menggugah selera (jus, permen dan dan dapat meningkatkan toleransi
manis) terhadap makanan lainnya
Pantau glukosa serum Dapat terjadi hiperglikemia atau
hipoglikemia, pada pasien dengan
perubahan pola makan dan pasien
dengan terapi insulin. Pemantauan
dengan jadwal yang teratur untuk
menentukan kebutuhan terapi
selanjutnya
Antiemetics: metoclopramide (Reglan), Diberikan 1/2 jam sebelum makan, dapat
trimethobenzamide (Tigan) mengurangi mual dan meningkatkan toleransi
makanan. Proklorperazin (Compazine)
dikontraindikasikan pada penyakit hati.
Antacids: Mylanta, Titralac Menurunkan keasaman lambung, mengurangi
iritasi lambung dan risiko perdarahan.
Steroid therapy: prednisone (Deltasone), tanpa efek anti-inflamasi untuk hepatitis kronis dan
atau dengan kombinasi azathioprine (Imuran) mengurangi mual dan muntah, sehingga pasien
mampu memepertahankan intake nutrisi.
Steroid dapat menurunkan kadar
aminotransferase dan bilirubin serum, tetapi
tidak mempengaruhi nekrosis hati atau
regenerasi. Terapi kombinasi memiliki lebih
sedikit efek samping
Vitamins: B complex, C, suplemen makanan Meningkatkan proses penyembuhan
lainnya
Fatigue
• Fatigue:
 Rasa lelah berat yang berlangsung terus menerus dengan disertai penurunan
toleransi fisik dan mental
• Berhubungan dengan:
 penurunan energi (metabolik)
 perubahan kimia tubuh ( perubahan fungsi hati dan target organ)
• Ditandai dengan:
 melaporkan kurangnya energi/ ketidakmampuan dalam menjalankan aktifitas
atau rutinitas seperti biasa
 Kinerja menurun, dan peningkatnya keluhan fisik
• Outcome:
 peningkatan energi
 peningkatan kemampuan ADL dan peningkatan level aktivitas
Nursing Intervention Rasional
Menyediakan lingkungan yang tenang; Meningkatkan jam istirahat dan relaksasi,
batasi pengunjung sesuai kebutuhan. dapat menghemat energy sehingga dapat
Sediakan sandaran bantalan agar pasien digunakan dalam proses penyembuhan.
meninkatkan kenyamanan Aktivitas dan posisi tegak dapat
menurunkan aliran darah hati.
Rekomendasikan perubahan posisi Meningkatkan fungsi pernapasan yang
sesering mungkin. Mengedukasi caregiver optimal dan meminimalkan tekanan yang
dalam perawatan kulit . dapat menimbulkan luka tekan pada
pasien imobilisasi

Anjurkan melakukan aktivitas dalam satu Memungkinkan periode istirahat yang


waktu terjadwal yang dapat ditoleransi lebih tanpa gangguan.
pasien
Nursing Intervention Rasional
Menentukan caregiver yang bertanggung Meningkatkan koping dalam pemenuhan
jawab dalam menjalankan peran sebagai kebutuhan perawatan pada pasien atau
pemberi perawatan dan alternative keluarga
caregiver
Modifikasi, Jadwalkan dan ajarkan teknik Membantu meminimalkan kelelahan,
dan langkah langkah yang dapat pencapaian dalam melakukan aktivitas
menghemat energi: duduk untuk mandi dan meningkatkan kepercayaan diri.
dan menyikat gigi.
Tingkatkan aktivitas bertahap sampai Bedrest yang lama dapat melemahkan
batas toleransi, ajarkan latihan ROM pasif motorik. Latihan dapat di padukan dengan
atau aktif. latihan terbatas yang diselingi dengan
istirahat ketika mencapai batas toleransi
Nursing Intervention Rasional
Dorong dan ajarkan teknik manajemen Meningkatkan koping pasien
stres: relaksasi progresif, visualisasi, guide
imagery. Diskusikan kegiatan-kegiatan
yang sesuai: radio, TV, membaca.
Pantau anoreksia, nyeri dan pembesaran Memantau resolusi dan eksaserbasi
hati. penyakit, kebutuhan istirahat, dan
perubahan rejimen terapi.
Berikan obat sesuai indikasi: obat Membantu dalam
penenang, agen anti ansietas: diazepam pengelolaan/managemen istirahat.
(Valium), lorazepam (Ativan). Catatan:
Penggunaan barbiturat dan agen anti-
kecemasan, seperti proklorperazin
(Compazine) dan chlorpromazine
(Thorazine), dikontraindikasikan karena
efek hepatotoksik.
Nursing Intervention Rasional
Pantau kadar serum: enzim hati . Membantu menentukan tingkat aktivitas
yang tepat karena peningkatan aktivitas
yang abnormal meningkatkan resiko
kekambuhan
Resiko kerusakan integritas kulit
Gangguan Integritas Kulit:
Perubahan epidermis dan/ dermis (system
integumentum merupakan system terbesar di tubuh)
Faktor risiko:
Zat kimia: akumulasi garam empedu dalam jaringan
Outcome:
Kulit atau jaringan yang utuh, bebas dari eksoriasi.
Melaporkan tidak adanya/ penurunan pruritus /
garukan.
Nursing Intervention Rasional
Tingkatkan kelembaban kulit dengan Mencegah kekeringan kulit berlebih.
penggunaan lotion dan hindari Menurunkan sensasi rasa gatal.
penggunaan sabun alkali.
Sarankan penggunaan punggung jari jika Mengurangi potensi cedera kulit.
gatal tak tertahan. Potong pendek kuku,
penggunaan sarung tangan pada pasien
selama jam tidur. Rekomendasikan
pakaian yang longgar. Berikan linen katun
lembut.
Berikan pijatan ringan sebelum tidur. Meningkatkan kualitas tidur dan
mengurangi iritasi kulit.
Nursing Intervention Rasional
Kaji adanya kemerahan atau kerusakan Sebagai deteksi dini pada area yang
kulit. beresiko dan mempersiapkan
memungkinkan intervensi tambahan
untuk mencegah komplikasi /
mempromosikan penyembuhan.

Hindari mengomentari penampilan pasien Mengurangi potensi cedera kulit.


Berikan obat sesuai indikasi: (Kolaborasi) Rasional
Antihistamin: diphenhydramine Meredakan gatal. Gunakan dengan hati-
(Benadryl), azatadine (optimine); hati jika ada kerusakan hati yang parah.
Antilipemik: cholestyramine (Questran). Dapat digunakan untuk mengikat asam
empedu di usus dan mencegah
penyerapannya. Perhatikan efek samping
mual dan konstipasi.
Resiko infeksi
Resiko infeksi:
Peningkatan resiko paparan pathogen atau pathogen
Faktor resiko :
Penurunan pertahanan sekunder (Leukopenia, penurunan atau penekanan respon
inflamasi) dan penurunan imunitas
Kurangnya pengetahauan terhadap pencegahan paparan pathogen
Outcome:
Mengungkapkan peningkatan pengetahuan tentang penyebab atau factor resiko infeksi
Mampu menunjukan perubahan gaya hidup untuk menghindari paparan infeksi atau
resiko transmisi ke orang lain
Mengaplikasikan isolasi untuk infeksi Melakukan cuci tangan dapat
enteric dan infeksi pernafasan sesuai menurunkan resiko penularan kepada
dengan pedoman kebijakan penanganan orang lain. Penularan tipe A dan E dapat
infeksi. Anjurkan atau contohkan metode ditularkan melalui oral-fekal, air yang
mencuci tangan yang benar terkontaminasi, asi dan makanan. Tipe A,
B, C dan D ditularkan melalui darah yang
terkontaminasi (jarum, luka terbuka),
saliva, urin, tinja dan sperma. Khusus
untuk jenis hepatitis toksik atau alkoholik
tidak menular sehingga tidak perlu ada
penanganan khusus
Monitor tingkat stress dan pembatasan Menghindari paparan terhadap infeksi
terhadap kunjungan. (terutama pernafasan) dan resiko
komplikasi skunder
Jelaskan penyebab dan prosedur isolasi Pemahaman alasan isolasi untuk
melakukan perlindungan diri dan
melindungi orang lain dapat menurunkan
stigma. Isolasi berlangsung 2-3 minggu
tergantung jenis atau lamanya gejala
Berikan informasi terkait vaksin HB, ISG Efektif sebagai pencegahan penularan
dan gamma globulin pada kelompok yang terpapar

Kolaborasi dalam pemberian obat : Efektif dalam pengobatan hepatitis


antiviral Vidarabine, acyclovil
Pemberian antibiotik Mengurangi infeksi skunder dan
meningkatkan efek pengobatan hepatitis
(bakteri)
Refrensi
• Lawrence M. T. Jr, Stephen J. McP, Maxine A. P. (2001). Current Medical Diagnosis
And Treatment, McGraw-Hill Companies Inc. 2001.
• Smeltzer. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth.
Jakarta : EGC.
• Björvell, C., Thorell-Ekstrand, I., & Wredling, R. (2000). Development of an audit
instrument for nursing care plans in the patient record. BMJ Quality &
Safety, 9(1), 6-13.
• Carpenito-Moyet, L. J. (2009). Nursing care plans & documentation: nursing
diagnoses and collaborative problems. Lippincott Williams & Wilkins.
• Gulanick, M., & Myers, J. L. (2016). Nursing Care Plans: Diagnoses, Interventions,
and Outcomes. Elsevier Health Sciences.

Anda mungkin juga menyukai