Anda di halaman 1dari 12

1.

Aulia Denia Ambarda (S19260)


2. Ayu Dwi Nor Aini (S19261)
3. Gadis Desty Febriasanti (S19278)
4. Jatmiatun (S19284)
5. Karisma Putri A. (S19285)
6. Lina Arcy I.D (S19288)
7. Mardani Tirtaningrum (S19291)
8. Rizqi Amalia (S19298)
9. Sevina Rahmawati (S19304)
KELAS : S19-F
Terapi komplementer yang tepat untuk
anak dengan penyakit kronis dan termi
nal
LATAR BELAKANG
Perkembangan terapi komplementer akhirakhir ini menjadi sorotan
banyak negara. Pengobatan komplementer atau alternatif menjadi
bagian penting dalam pelayanan kesehatan di Amerika Serikat dan
negara lainnya (Snyder & Lindquis, 2002). Estimasi di Amerika Serikat
627 juta orang adalah pengguna terapi alternatif dan 386 juta orang
yang mengunjungi praktik konvensional (Smith et al., 2004). Data lain
menyebutkan terjadi peningkatan jumlah pengguna terapi
komplementer di Amerika dari 33% pada tahun 1991 menjadi 42% di
tahun 1997 (Eisenberg, 1998 dalam Snyder & Lindquis, 2002).
Klien yang menggunakan terapi komplemeter memiliki beberapa alasan.
Salah satu alasannya adalah filosofi holistik pada terapi komplementer,
yaitu adanya harmoni dalam diri dan promosi kesehatan dalam terapi
komplementer. Alasan lainnya karena klien ingin terlibat untuk
pengambilan keputusan dalam pengobatan dan peningkatan kualitas
hidup dibandingkan sebelumnya. Sejumlah 82% klien melaporkan
adanya reaksi efek samping dari pengobatan konvensional yang diterima
menyebabkan memilih terapi komplementer (Snyder & Lindquis, 2002).
KASUS

Kasus penyakit terminal atau kronis pada anak adalah


penyakit kanker, leukimia, pneumonia, malaria,
meningitis, difteri, campak,

kelompok kami mengambil kasus tentang penyakit


leukemia.
DEFINISI
1. Definisi Komplementer
Terapi komplementer adalah sebuah domain luas
dalam luas dalam sumber daya pengobatan yang
mliputi sistem Kesehatan, modalitas, praktik dan
ditandai dengan teori dan keyakinan, dengan cara
berbeda dari sistem pelayanan Kesehatan yang
umum di masyarakat atau budaya yang ada ( Synder
& Lindquis, 2002). Terapi komplementer dan
alternatif termasuk didalamnya seluruh praktik dan
ide yang didefinisikan oleh pengguna sebagai
pencegahan atau pengobatan penyakit atau promosi
Kesehatan dan kesejahteraan.
2. Leukemia
Menurut Jurnal Liem, tahun, 2019. Leukemia merupakan penyakit
keganasan sel darah yang berasal dari sumsum tulang, ditandai oleh
proliferasi sel sel darah putih dengan manifestasi adanya sel sel
abnormal dalam darah tepi .
Leukemia akut dibagi atas leukemia limfositik akut (LLA) dan
leukemia myelositik akut(LMA). Leukemia limfositik (LLA) adalah
keganasan yang paling sering ditemukan pada anak dan dapat
mengenai seluruh system organ. Insidensi antara usia 2 hingga5
tahun (Liem, Edith F., Max Mantik, dan Novie Rampengan., 2019).
Leukemia adalah salah satu tipe kanker darah akibat produksi sel
darah putih (leukosit) yang abnormal dan berlebihan. Meski
produksinya sel darah putih tersebut tidak dapat berfungsi dalam
pertahanan tubuh, seperti sel darah merah putih yang normal.
Sehingga, penderita leukemia rentan terhadap infeki. Kanker ini
berkembang dalam darah dan sumsum tulang, serta dapat
mengganggu produksi sel darah merah dan keeping ( platelet).
MACAM MACAM TERAPI KOMPLEMENTER
Terapi komplementer ada yang invasive dan
noninvatif. Contoh terapi komplementer invasive
adalah akupuntur dan cupping (bekam bassah) yang
menggunakan jarum dalam pengobatannya.
Sedangkan jenis non-invasif seperti terapi energi
(reiki, chikunga, tai chi, prana, terapi suara), terapi
biologis (herbal, terapi nutisi, food combining, terapi,
jus, terapi urin, hidroterapi colon dan terapi sentuhan
modalitas;akupresur, pijat bayi, refleksi, rolfing, terapi
lainnya ( Menurut Jurnal Liem, dkk pada tahun 2009).
ETIOLOGI
a. Faktor genetik : virus tertentu menyebabkan terjadinya
perubahan struktur gen ( T cell leukemia virus /HTLV)
b. Radiasi, Obat-obat imunosupresif, obat-obat karsigenik seperti
diethylstilwsterol 15
c. Faktor herediter, misalnya pada kembal monozigot, kelainan
kromosom, misalnya pada Down Syndrome.
MANIFESTASI KLINIS
1. Menurutmenyebabkan mudah lelah, lateragi, pusing, sesak, nyeri dada
2. Anoreksia atau berat badan yang menurun karena poliferasi dan
metabolisme sel sel leukemia yang begitu cepat.
3. Nyeri tulang dan sendi (karena infiltrasi sumsum tulang oleh sel-sel
leukemia)
4. Demam, banyak berkeringat (gejala hipermetabolisne)
5. Infeksi mulut, saluran napas atas dan bawah, selulitis atau sepsis.
Penyebab tersering adalah stafilokokus, streptokokus, dan bakteri gram
negative usus, serta berbagai spesies jamur. Infeksi ini sering terjadi berulang
yang disebabkan karena neutropenia atau berkurangnya jumlah neutrophil.
6. Perdarahan kulit (petechiae, atraumatic ecchymosis), perdarahan gusi,
hematuria, perdarahan saluran cerna, perdarahan otak, dimana perdarahan
perdarahan terjadi karena trombositopenia.
7. Hepatomegali, splenomegaly, limfadenopati, yang disebabkan infiltrasi sel
sel leukemia ke berbagai jaringan dan organ.
8.Massa di mediastinum (sering pada LLA sel T)
9. Leukemia system saraf pusat : nyeri kepala, muntah (gejala tekanan tinggi
intrakarnial), perubahan dalam status mental, kelumpuhan saraf otak
terutama saraf VI dan VII, kelainan neurologic fokal, jekang, sampai terjadi
koma.
• F.PENATALAKSANAANMEDIS
• Penatalaksanaan LLA meliputiKemoterapidan radioterapi,dan terapikekambuhan.
• Kemoterapiuntukinduksiremisimencakupterapimultidrugyaitu3atau4obatmenginduksi
• agresif diikutidengan kemoterapu intrarektal.Kombinasivincristine,prednisone,dan
• asparginasedenganatautanpaantrasiklinmenghasilkanremisilengkappadasekitar95%-98%
• daripasien.Namunpenggunaanantarsiklindibatasiolehresikokardiotoksisitas,mengingat
• bahwaobatiniseringbanyakdigunakanselamaterapilinipertama.Setelahinduksi,sebagaian
• protocoltermasukkonsolidasilebihlanjutdanintensifterapiterusuntuktotalsekitar2tahun.
• 1,3,1,3.Dalamkonsolidasiterapiinimenggunakandosistinggiberagamobatkemoterapiuntuk
• mengeliminasipenyakitataumengurangibebantumorketingkatyangsangatrendah.Protocol
• tipikalberisivincristine,siklofosfamidarabinosid,daunorobisin,eroposid,ataumerkaptopurin
• yangdiberikandalamberbagaikombinasi.(MenurutJurnalLiem,dkkpadatahun2019).
G.POLAPENTINGDALAMJURNAL
1.TERAPIKOMPLEMENTERDALAMKEPERAWATAN
2. PENGARUH TERAPI AKUPRESUR TERHADAP MUAL MUNTA
H LAMBAT AKIBAT
KEMOTERAPIPADAANAKUSIASEKOLAH YANG MENDERITAKANK
ERDIRSKANKER
DHARMAISJAKARTA
3.PENGARUHTERAPIRELAKSASITERHADAPKONTROLGLIKEMIK
PAADAPASIENDIABETES
MELLITUSDIPURWOKERTO
H.ANALISISTERAPIKOMPLEMENTER
1.Terapikomplementeruntukpenyakitterminal
2.Terapikomplementeruntukpenyakitkronis

Anda mungkin juga menyukai